Anda di halaman 1dari 16

ASWAJA NU

Abdurrahman Navis

ASWAJA SEBAGAI MANHAJ AL


FIKR
ASWAJA adalah kepanjangan kata dari
Ahlussunnah waljamaah. Ahlussunnah berarti
orang-orang yang menganut atau mengikuti
sunnah Nabi Muhammad SAW, dan waljamaah
berarti mayoritas umat atau mayoritas sahabat
Nabi Muhammad SAW. Jadi definisi
Ahlussunnah waljamaah yaitu; Orang-orang
yang mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW
dan mayoritas sahabat ( maa ana alaihi wa
ashhabi ), baik di dalam syariat (hukum Islam)
maupun akidah dan tasawuf

DALIL ASWAJA

" :

, ,
) ." " :
( .
Artinya: Dari Abillah Bin Amr berkata, Rasulullah SAW bersabda:
Akan datang kepada umatku sebagaimana yang terjadi kepada
Bani Israil. Mereka meniru perilaku seseorang dengan
sepadannya, walaupun diantara mereka ada yang menggauli
ibunya terang-terangan niscaya akan ada diantara umatku yang
melakukan seperti mereka. Sesungguhnya bani Israil berkelompok
menjadi 72 golongan. Dan umatku akan berkelompok menjadi 73
golongan, semua di neraka kecuali satu. Sahabat bertanya; siapa
mereka itu Rasulullah? Rasulullah menjawab: Apa yang ada
padaku dan sahabat-sahabatku ( HR. At-Tirmidzi, Al-Ajiri, Al-lalkai.
Hadits hasan )

Dalil II
" : :
,
,
. " )
(
Artinysa: Dari Anas bin Malik berkata, rasulullah
SAW bersabda; Sesungguhnya bani Israil akan
berkelompok menjadi 71 golongan dan
sesungguhnya umatku akan berkelompok
menjadi 72 golongan, semua di neraka kecuali 1
yaitu al-jamaah.
( HR.Ibn Majah, Ahmad, allakai dan lain. Hadits sanad baik

ASWAJA VERSI NU
KH. Hasyim Asyari, Rais Akbar Nahdlatul
Ulama memberikan tashawur (gambaran)
tentang ahlussunnah waljamaah, bahwa faham
ahlussunnah waljamaah versi Nahdlatul Ulama
yaitu mengikuti Abu Hasan al-asyari dan Abu
Manshur al-Maturidi secara teologis, mengikuti
salah satu empat madzhab fiqh ( Hanafi, Maliki,
SyafiI dan Hanbali) secara fiqhiyah, dan
bertashawuf sebagaimana yang difahami oleh
Imam al-Ghazali dan Imam Assyadzili . ( Risalah
Ahl sunnah wal jamaah)

PILAR NU
Ada tiga pilar NU sebagai kekuatan yang
menjadi landasan perannya:
1. Tashwirul afkar
2. Nahdlatuttujjar
3. Nahdlatul wathan

SEJARAH BERDIRINYA NU
Jamiyah Nahdlatul ulama lahir pada hari
Kamis tanggal 16 Rajab 1345 H/ 31
Januari 1926 di Lawang Agung Ampel
Surabaya oleh komite hijaz dan beberpa
ulama dengan Rais Akbar KH Hasyim
Asyari dan ketau tanfidziyah Hasan Gipo

TUJUAN DAN USAHA


Tujuan Organisasi
Menegakkan ajaran Islam menurut paham
Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengahtengah kehidupan masyarakat, di dalam
wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)

Usaha Organisasi
Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan
meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada
semangat persatuan dalam perbedaan.
Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang
sesuai dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang
bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas.
Di bidang sosial-budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat
serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai ke-Islaman dan
kemanusiaan.
Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan
untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan
berkembangnya ekonomi rakyat.
Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat
luas.

GERAKAN NU DAN TANTANGAN


KEKINIAN
Prinsip-prinsip dasar yang dicanangkan Nahdlatul Ulama
(NU) telah diterjemahkan dalam perilaku kongkrit. NU
banyak mengambil kepeloporan dalam sejarah bangsa
Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa organisasi ini
hidup secara dinamis dan responsif terhadap
perkembangan zaman. Prestasi NU antara lain:
Menghidupkan kembali gerakan pribumisasi Islam,
sebagaimana diwariskan oleh para walisongo dan
pendahulunya.
Mempelopori perjuangan kebebasan bermadzhab di
Mekah, sehingga umat Islam sedunia bisa menjalankan
ibadah sesuai dengan madzhab masing-masing.

Mempelopori berdirinya Majlis Islami A'la Indonesia


(MIAI) tahun 1937, yang kemudian ikut memperjuangkan
tuntutan Indonesia berparlemen.
Memobilisasi perlawanan fisik terhadap kekuatan
imperialis melalui Resolusi Jihad yang dikeluarkan pada
tanggal 22 Oktober 1945.
Berubah menjadi partai politik, yang pada Pemilu 1955
berhasil menempati urutan ketiga dalam peroleh suara
secara nasional.
Memprakarsai penyelenggaraan Konferensi Islam Asia
Afrika (KIAA) 1965 yang diikuti oleh perwakilan dari 37
negara.
Memperlopori gerakan Islam kultural dan penguatan civil
society di Indonesia sepanjang dekade 90-an.

TANTANGAN

INTERNAL:
1. minimnya pemahaman
2. tipisnya ghirah islamiyah
3. terpecahnya ukhuwah nahdliyah
4. Orientasi politik peraktis
5. kaderisasi lemah
6. kemandirian ekonomi
7 Raja2 Kecil
8kurang tadzim
9.

TANTANGAN EKSTERNAL
1. Gerakan fundamintalis
2. liberalisme islam
3. globalisasi informasi

Jejaring gerakan
Hingga akhir tahun 2000, jaringan organisasi
Nahdlatul Ulama (NU) meliputi:
31 Pengurus Wilayah
339 Pengurus Cabang
12 Pengurus Cabang Istimewa
2.630 Majelis Wakil Cabang
37.125 Pengurus Ranting
Banom, ormas, okp, org kemaahasiswaan
( PMII), Parpol, ICIS

LANGKAH KONKRIT
1.Meningkatkan sistem manejemen
organisasi NU
2.Meningkatkan ukhuwah nahdliyah
sesama tokoh NU
3. Memhami khittah NU secara
proporsional
4. Tatsqif dikalangan warga NU
5. Kaderisasi dan ekspansi

Wallahu alam bisshawab


Disampaikan pada acara DAKWAH hari
Sabtu tanggal 18 Desember 2010 M

Anda mungkin juga menyukai