Anda di halaman 1dari 25

REVIEW NOVEL HADJI MURAT

DIMAS ADE PANGESTU :4415143900


DWI ARYANI :4415143887
LOBELIA ASMAUL HUSNA :4415142477
REZA ARIFIN :4415143897
ROOSMIATI DJAUHARI :4415143910

SEJARAH PENDIDIKAN 2014 C

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Biografi Leo Tolstoy

Lev Nikolayevich Tolstoy atau biasa disebut dengan nama Leo Tolstoy
adalah seorang sastrawan Rusia, salah satu penulis besar dunia. Leo Tolstoy
dilahirkan di Yasnaya Polyana di Rusia Tengah pada tanggal 9 September 1828.
Ia adalah anak keempat dari lima bersaudara di dalam keluarganya. Orangtuanya
meninggal ketika ia masih kecil, karena itu ia dibesarkan oleh sanak keluarganya.
Tolstoy belajar hukum dan bahasa-bahasa Oriental di Universitas Kazan pada
tahun 1844 hingga akhirnya ia meninggalkan Universitas itu. Dosen-dosennya
menggambarkan dirinya "tidak mampu dan tidak mau belajar." Ia kembali di
tengah-tengah studinya ke Yasnaya Polyana dan menghabiskan banyak waktunya
di Moskwa dan St. Petersburg. Setelah terjerumus ke dalam utang yang besar
karena berjudi, Tolstoy menemani kakaknya ke Kaukasus pada 1851 dan masuk
ke dalam Tentara Rusia. Tolstoy mulai menulis sastra sekitar masa-masa kini.

Pada 1862 ia menikah dengan Sofia Andreevna Bers, yang usianya 16


tahun lebih muda, dan mereka mempunyai 13 orang anak. Awal kehidupan
perkawinannya mereka cukup bahagia dan tenang, dan memberikan Tolstoy
banyak kebebasan untuk menulis karyanya. Kehidupan perkawinannya yang
belakangan digambarkan oleh A.N.Wilson sebagai salah satu yang paling tidak
bahagia dalam sejarah sastra. Hubungannya dengan istrinya semakin buruk ketika
keyakinannya menjadi semakin radikal.

Tolstoy adalah seorang anggota keluarga bangsawan Rusia yang sangat


kaya. Ia belakangan percaya bahwa ia tidak berhak mendapatkan harta
warisannya, dan terkenal di antara para petani karena kedermawanannya. Ia
seringkali kembali ke tanah miliknya dengan sejumlah gelandangan yang
dirasakannya membutuhkan pertolongan. Ia pun seringkali memberikan sejumlah
besar uang kepada para pengemis di jalan dalam perjalanannya ke kota, sehingga
membuat istrinya marah.

Karya Tolstoy yang paling terkenal antara lain adalah novel-


novelnya Perang dan Damai dan Anna Karenina, serta banyak karya-karya yang
lebih singkat termasuk sejumlah novella Kematian Ivan Ilyich dan Hadji Murat.
Perang dan Damai (1863-1869), sebuah kisah agung dengan latar belakang invasi
Napoleon terhadap Rusia. Umumnya novel ini dianggap sebagai salah
satu novel terbesar yang pernah ditulis, luar biasa luas dan keutuhannya.
Kanvasnya yang luas mencakup 580 tokoh cerita, banyak di antaranya historis,
yang lainnya fiktif. Yang agak mengejutkan, Tolstoy tidak menganggap Perang
dan Damai sebagai sebuah novel (ia pun tidak menganggap banyak fiksi besar
Rusia lainnya yang ditulis pada masa itu sebagai novel). Pandangan ini menjadi
kurang mengejutkan bila kita menganggap bahwa Tolstoy adalah seorang novelis
dari aliran realis yang menganggap novel itu sebagai kerangka untuk mengkaji
masalah-masalah sosial dan politik dalam kehidupan abad ke-19. Karena
itu Perang dan Damai (sebetulnya Tolstoy ingin menulis sebuah epil dalam
prosa) tidak memenuhi syarat. Tolstoy menganggap Anna Karenina sebagai novel
pertamanya yang sesungguhnya, dan memang ini adalah salah satu yang terbesar
di antara semua novel realis.

Anna Karenina (1873-1877) mengisahkan cerita-cerita perumpamaan


tentang seorang perempuan yang berzinah, yang terjebak oleh kebiasaan dan
kepalsuan masyarakat, serta tentang seorang pemilik tanah yang filosofis (mirip
sekali dengan Tolstoy), yang bekerja bersama-sama dengan para penggarap di
ladang dan berusaha memperbarui hidup mereka. Namun, karya-karyanya
belakangan termasuk Sebuah Pengakuan (1879-1889) dan Apa yang Aku Yakini
(1883) dilarang karena pandangan-pandangannya yang dianggap “berbahaya”,
dan dalam tahun 1901 dia diekskomunikasi dari Gereja Ortodoks Rusia. Meski
demikian, tulisannya terus berpengaruh di dalam dan di luar Rusia, terutama
barangkali terhadap Mahatma Gandhi.

Novel Hadji Murat merupakan karya terakhir Leo Tolstoy yang ditulis
dari tahun 1896 hingga 1904, dalam dua dasawarsa terakhir hidupnya. Namun,
pokok permasalahan sesungguhnya telah ada pada tahun 1851, yaitu tahun-tahun
awal kepengarangannya. Rupanya Tolstoy mendengar tentang pejuang rakyat ini
ketika dia bertugas di Pegunungan Kaukasus, diantara Laut Hitam dan Laut
Kaspi, sebagai perwira muda usia dua puluh tiga tahun. Pada waktu itulah
terjadinya puncak kemasyuran nama Hadji Murat sebagai salah satu musuh Rusia
yang paling ditakuti dalam perebutan dominasi daerah pegunungan yang terletak
di batas selatan Kerajaan Romanov.

Dalam usia enam puluhan, sastrawan besar Rusia yang terusik nuraninya
dan sakit-sakitan itu menemukan semangat baru ketika dia kembali menggarap
sebuah tema yang selalu menggebu dalam usia mudanya. Maka selama delapan
tahun berikutnya Tolstoy benar-benar bergelut dengan sebuah tema epik tentang
seorang pahlawan yang terperangkap dalam perseteruan dua kutub yang sangat
berbeda: pertempuran antara dua bangsa, suku bangsa Kaukasus dan bangsa
Rusia; dua agama, Islam dan Kristen Ortodoks; dan dua penguasa Imam Shamil
dan Kaisar Nicholas I. Dan segi tertentu penulisan Hadji Murat adalah ekspresi
perlawanan seorang penulis tua yang gigih terhadap kekuatan-kekuatan besar
yang berada di luar kekuasaannya.

Terpukaunya Tolstoy antara tahun 1896 sampai 1904 dengan tema Hadji
Murat ini sangat menarik mengingat sikap penulis ini yang setengah hati, terhadap
genre fiksi dalam dasawarsa terakhir kehidupannya. Dia menolak segi khayalan
yang diperlukan dalam komposisi novel jenis ini, dia menganggap hal itu tidak
pantas untuk seseorang yang memiliki nama dan usia seperti dirinya. Pada tahun
1897 dia menulis kepada istrinya bahwa dia merasa malu mengerjakan Hadji
Murat—namun dia harus mengakui bahwa dia tidak bisa menghentikan pekerjaan
itu. Lagi pula awal-awal pembuatan Hadji Murat itu bertepatan dengan penulisan
makalah Apa Seni Itu? dan sampai titik tertentu, dengan buku ini dia
menghasilkan suatu karya fiksi yang bisa memenuhi syarat-syarat estetika yang
dianjurkannya.

Karya ini adalah penjelajahan tema yang waktu itu didambakannya.


Bahkan meskipun tampak aneh bahwa seorang yang mengkhotbahkan
antikekerasan bisa sedemikian besar tekadnya untuk menyelesaikan karya tentang
pertumpahan darah, namun jelas jawaban atas masalah ini ada dalam keyakinan
Tolstoy bahwa perjuangan itu penting sekali, baik melawan despotisme, nafsu,
atau keganjilan kehidupan itu sendiri. Barangkali itu sebabnya Tolstoy
mempertahankan penulisannya dan inilah karya terakhir Tolstoy.

Ia meninggal karena radang paru-paru di stasiun Astapovo pada 20


November 1910 setelah meninggalkan rumahnya di tengah musim dingin pada
usia 82 tahun. Kematiannya terjadi hanya beberapa hari setelah ia mengumpulkan
keberanian untuk meninggalkan keluarganya dan kekayaannya dan mengambil
sikap hidup sebagai seorang pertapa keliling—suatu pilihan yang telah
digumulinya selama beberapa puluh tahun. Beribu-ribu petani berdiri di kedua
tepi jalan pada saat ia dikebumikan. Kumpulan karyanya terdiri dari sekitar
sembilan puluh jilid, diterbitkan selengkapnya antara 1928 dan 1958, dan dia tetap
merupakan salah satu penulis prosa terbesar sepanjang sejarah.
Identitas Buku

Judul : Hadji Murat


Pengarang : Leo Tolstoy
Penerbit :Narasi – Pustaka Promethea
Cetakan : Ke-1
Tahun terbit : 2016
Jumlah halaman : 242 halaman
Ukuran buku : 13 x 19 cm
Diterjemahkan dari buku : Hadji Murat, Hesperus Press, London 2003

Isi Buku:

Pada tahun 1851 di bulan November Hadji Murat berkuda memasuki


Mahket, Desa Chechen yang memusuhinya. Hadji Murat adalah salah satu dari
gubernur Shamil (sebagai imam yang memimpin perlawanan terhadap
pemerintahan Rusia di Pegunungan Kaukasus sampai dia menyerah tahun 1859),
yang terkenal karena perbuatan-perbuatannya, yang tidak pernah berkuda tanpa
mengibarkan panji-panjinya dan diiringi oleh selusin pengikutnya, semuanya
memamerkan keahliannya menunggang kuda di sekelilingnya. Sekarang ini dia
berkuda dengan seorang pengiring. Begitu memasuki pusat desa, Hadji Murat
berbelok ke kiri ke dalam sebuah gang sempit. Dia berkuda sampai ke gubuk yang
kedua dalam gang tersebut. Disana ia bertemu dengan seorang lelaki tua, dan
lelaki itu mengenali Hadji Murat. Hadji Murat pun turun dari kuda dan masuk ke
beranda, dan di depan pintu muncul seorang anak laki-laki berusia sekitar lima
belas tahun.
Atas perintah lelaki tua, anak laki-laki itu pun pergi untuk memanggil
ayahnya di masjid. Di dalam ruangan, sambil menunggu, Hadji Murat bertanya
kepada lelaki tua itu “Ada berita apa?” dan lelaki tua itu menjawab “tidak ada”.
Eldar sebagai pengiring Hadji Murat pun masuk, dan dipersilahkan duduk di
samping Hadji Murat. Lelaki tua itu menceritakan bagaimana para pemuda
mereka minggu lalu menangkap dua serdadu: yang satu mereka bunuh dan yang
satunya mereka kirim kepada Shamil di Vedeno. Hadji Murat mendengarkan
dengan tak acuh, sesekali melirik ke pintu dan mencoba menyimak suara-suara
diluar. Terdengar langkah-langkah di beranda di muka gubuk, pintu berderit, dan
masuklah pemilik gubuk.
Pemilik gubuk, Sado, seorang laki-laki berusia sekitar empat puluh tahun
dengan sejumput jenggot, hidung panjang, dan mata yang sama hitam dengan
putranya, anak laki-laki berusia lima belas tahun itu, yang telah berlari
menjemputnya. Sado berkata bahwa ada perintah Shamil untuk menangkap Hadji
Murat, mati atau hidup, bahwa utusan-utusan Shamil baru saja meninggalkan
tempat ini kemarin, bahwa rakyat takut untuk membangkang perintah Shamil,
karena itu penting untuk berhati-hati. Sado mengatakan bahwa di rumahku ini
tidak ada yang akan melakukan sesuatu kepada sahabatku selagi aku masih hidup.
Ketika Sado selesai berbicara, Hadji Murat berkata “Baiklah. Kini aku harus
mengirim seseorang kepada orang-orang Rusia dengan membawa sepuncuk surat.
Pengikutku akan kesana, hanya dia butuh penunjuk jalan.” Akhirnya Bata, adik
Sado yang akan membawa pengiring Hadji Murat kepada orang-orang Rusia.
Bata satu-satunya Chechen yang bisa menembus, orang lain akan
berangkat dan menjanjikan apa saja dan tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi Bata
bisa. Hadji Murat akan memberikan tiga rubel buat jerih payahnya, tetapi Bata
mengatakan bahwa uang tidak berarti baginya, malahan dia bersedia melayani
Hadji Murat demi kehormatannya saja. Ketika pengiringnya sudah dipertemukan
dengan Khan Magoma, seseorang yang mengetahui apa yang harus dilakukan dan
apa yang harus dikatakan. Pengiringnya harus dipertemukan dengan pemimpin
Rusia, ke Vorontsov, si Pangeran. Setelah dipertemukan, ia balik lagi kembali ke
hutan untuk menemui Hadji Murat.
Sado tahu bahwa dengan menerima Hadji Murat maka akan
membahayakan jiwanya, karena setelah pertikaian antara Shamil dengan Hadji
Murat semua penduduk Chechnya telah diberi tahu, dengan ancaman hukuman
mati, agar tidak menerima Hadji Murat. Tetapi ini tidak mencemaskan Sado,
bahkan menggembiran hatinya karena Sado menganggap kewajibannya untuk
mempertahankan tamunya—sahabatnya—bahkan bila hal itu menuntut nyawanya,
dan dia puas dengan pendiriannya, bahwa karena bertindak sebagaimana
seharusnya.
Lima belas kilometer dari desa tempat Hadji Murat bermalam, seorang
kopral Panov dan tiga prajuritnya meninggalkan kubu mereka di benteng terdepan
Vozdvizhenskaya melalui gerbang Chakhgirinsky. Di pegunungan Kaukasus pada
zaman itu setiap kompi menyelenggarakan kebutuhannya sendiri dengan
menugaskan beberapa orang. Kompi menerima uang dari bendahara, enam rubel
dan lima puluh kopek untuk setiap serdadu, dan berswasembada: menanam kubis,
memotong jerami, memelihara gerobak-gerobak sendiri, mempertunjukan kuda-
kuda kompi yang terpelihara baik. Dan uang kompi disimpan didalam kotak,
kuncinya dipegang komandan kompi dan memang sering terjadi komandan kompi
meminjam dari kotak uang. Serdadu Nikitin kecewa, dan menghendaki sebuah
laporan untuk komandan kompi, sementara Panov dan Avdeyev menganggap hal
itu tidak perlu.
Avdeyev mendaftar tentara sukarela menggantikan abangnya dan ia
merasa sengsara. Abangnya menjadi bos dan dia disini menderita. Avdeyev
berdesit pada Bondarenko (serdadu ketiga) agar diam karena mendengar langkah-
langkah kaki. Ternyata mereka adalah orang Chechen yang bersahabat yaitu Bata
dan pengiring Hadji Murat yang ditugaskan untuk menemui pangeran. Avdeyev
dan Bondarenko mengantar mereka berdua kepada perwira jaga dan dibawa
langsung menghadap komandan.
Setelah tiga malam tanpa tidur setelah melarikan diri dari orang-orang
yang dikirim Shamil untuk membunuh dirinya, Hadji Murat segera tertidur. Di
tengah malam pintu ruang tamu berderit, dan Hadji Murat sekejap bangun dan
memegang pistolnya. Ternyata Sado yang telah masuk dan memberi tahu kepada
Hadji Murat bahwa seorang perempuan melihat Tuan datang dari atap rumahnya
dan dia memberi tahu suaminya, dan kini seluruh desa telah tahu. Dan
mengatakan bahwa para lelaki tua telah berkumpul dekat masjid dan ingin
menangkap Hadji Murat. Hadji Murat dan Eldar segera pergi dari tempat itu
dengan berkuda. Hadji Murat mendengar suara-suara manusia dibelakangnya.
Orang-orang yang berkuda dibelakang itu berpacu dan segera menyusul Hadji
Murat. Jumlah mereka kira-kira dua puluh orang. Mereka adalah penduduk desa
yang berniat menangkap Hadji Murat. Ketika Hadji Murat sampai keseberang
lembah, para pengejar sudah tidak terdengar lagi. Hadji Murat meninggalkan jalan
dan memasuki hutan. Setelah berkuda kira-kira seratus langkah, Hadji Murat
melihat orang-orang disekitar api, dan seekor kuda. Salah satu laki-laki itu
ternyata Khanefi seorang Avar yang sudah bersumpah saudara dengan Hadji
Murat yang menjaga harta miliknya. Hadji Murat menanyakan apakah Bata sudah
kesini atau belum, dan jawabannya sudah, sudah lama tadi bersama Khan
Magoma.
Khan Magoma bersama Bata duduk deket Hadji Murat dan menceritakan
bagaimana mereka bertemu dengan rombongan serdadu dan dibawa menemui
Pangeran sendiri. Hadji Murat mengajukan pertanyaan terperinci tentang Hadji
Murat yang ingin menyebrang ke pihak Rusia. Baik Khan Magoma maupun Bata
berkata dengan satu suara bahwa Pangeran telah berjanji menerima Hadji Murat
sebagai tamu dan berbuat segalanya untuk menyenangkan hati Hadji Murat.
Pagi-pagi ketika hari masih gelap, dua kompi dengan membawa kapak-
kapak di bawah komando Poltoratsky berjalan lebih dari sepuluh kilometer keluar
dari gerbang Chakhgirinsky dan setelah memasang sebarisan penembak tepat,
mereka segera menebang pepohonan setelah hari menjadi terang. Ketika
Poltoratsky menembak ke arah garis tahanan. Beberapa serdadu pada garis itu
balas menembak ke arahnya. Orang-orang Chechen itu kemudian bergeser dan
tembak-menembak berhenti. Tetapi ketika Poltoratsky datang bersama kompinya,
dia memberi perintah untuk menembak. Orang-orang Chechen menembak ke arah
barisan serdadu tersebut. Salah satu tembakan mereka melukai seorang serdadu
yaitu Avdeyev yang tadi bertugas di pos pendengar.
Poltoratsky memberi tahu Vorontsov bahwa ada kelompok menyerang
garis pertahanan. Dan Vorontsov juga memberi tahu bahwa Hadji Murat akan
datang dan akan bertemu dengan kita. Poltoratsky tidak menduga sama sekali
bahwa pejuang gunung yang menakutkan itu akan bersikap baik seperti itu.
Rombongan Hadji Murat banyaknya empat orang. Rombongan ini termasuk Khan
Magoma yang malam itu bertemu dengan Vorontsov, Khanefi, Elder, dan
Gamzalo orang Chechen. Ketika sudah bertemu dengan Vorontsov, dia meletakan
tangan kanannya di dada, mengatakan sesuatu dalam bahasa Tatar yaitu aku
menyerahkan diri kepada kekuasaan Tsar Rusia, aku ingin mengabdi padanya. Dia
ingin melakukan itu sejak lama, tetapi Shamil menghalanginya pergi. Dan dia
mengatakan lagi bahwa dia tidak akan menyerahkan diri kepada siapapun
melainkan kepada Tuan sendiri, karena Tuan adalah anak Panglima. Dia sangat
menghormati Tuan. Para pengikutnya juga akan mengabdi kepada Rusia seperti
dia.

Pada bagian Hadji Murat akan bertemu dengan Pangeran Voronstov,


pertemuan dan pembicaraan dari kedua tokoh tersebut naatinya akan
mempengaruhi Haji Murat dalam menentukan posisi dalam perang ini, diantara
Imam Shamil dan Voronstov dari Rusia.

Voronstov merupakan orang yang beruntung, karena dapat memancing Hadji


Murat keluar dan menemuinya, Hadji Murat adalah orang yang sangat kuat selain
Imam Shamil bagi Rusia, yang mana jika tidak ada langkah atau usaha persuasif
dan usaha kooperatif antara Rusia dan Hadji Murat, usaha Rusia dalam
memenangkan perang di Kaukasus akan gagal.
Hadji Murat diundang kedalam rumah Voronstov disambut oleh Maria
Vasilyevna dan anaknya yang masih berusia 6 tahun, sifat dingin dan kaku Hadji
Murat seakan-akan cair ketika ia dihadapkan oleh ‘’suasana rumah’’ Vorontsov,
dengan ditemani oleh penerjemah, sikap Hadji Murat yang dingin dan kaku
seakan-akan penuh kewaspadaan, karena memang begitulah sifat manusia yang
selalu waspada terhadap sekitarnya, Hadji Murat menanyakan keberadaan
pasukan dan kuda-kudanya kepada Eldar, pengikutnya, karena bisa saja Hadji
Murat dibunuh ditempat dan begitupun dengan pasukan-pasukannya.

Walaupun pertemuan Hadji Murat dan Vorontsov sedang terjadi, hal itu
tidak diketahui oleh atasan Vorontsov, Jenderal Meller Zakomelsky, dan ketika
Meller mengetahui hal tersebut, menimbulkan friksi antara Vorontsov dan Meller,
Meller menuduh Vorontsov ingin bergerak sendiri, namun hal tersebut tidak lama
disudahi dengan pengertian Meller, karena untuk menarik Hadji Murat harus
dilakukan dengan perlahan, dan walaupun begitu, Hadji Murat tetap menaruh
kepentingan untuk membela Tsar dan berada dibawah kontrol dari Vorontsov.

Kabar kematian Avdeyev yang tertembak juga sampai kepada keluarganya


di kampung mengagetkan keluarganya, Tolstoi juga menggambarkan bagaimana
kehidupan petani disana, yang melepas anaknya untuk menjadi prajurit kerajaan
yang mana membela kepentingan kerajaan atau negara dengan resiko yang besar,
yakni kematian, para orang tua tersadar bahwa menjadi prajurit berarti
menyambut kematian, seorang prajurit bagaikan tubuh yang menunggu ajal dan
mengenangnya. Baginya perang menyebabkan keputusasaan dan penderitaan.

Pada 7 Desember 1851, Vorontsov menerima kabar bahwa Hadji Murat akan
datang untuk menyatakan mendukung Tsar, Vorontsov menceritakan bagaimana
kehebatan Hadji Murat dihadapan Pangeran dari Georgia dan Jenderal Meller,
ketika Hadji Murat datang menghadap ke Vorontsov ke istana, menyatakan ia
akan bergaubung dengan Rusia dan Tsar dalam menghadapi Shamil, Vorontsov
masih ragu akan keputusan Murad tersebut, namun ia mempertimbangkan antara
ia dan Murat berada pada satu kecenderungan yang sama, yaitu melawan Shamil
yang mana diceritakan oleh Hadji Murat sedang mengancam keluarga nya di
gunung. Cara penyampaian permintaan Hadji Murat akan bergabungnya ia ke
Tsar daalam menghadapi Shamil tetap saja kaku mengindikasikan akan ada
penghianatan setelah Shamil dikalahkan. Namun Vorontsov yang sangat
berkepala dingin tetap menerima Hadji Murat dan menyuruhnya untuk
menyampaikan rencana nya dan posisinya.

Pada Januari 1852, sebuah serangan terhadap Chechnya atas perintah


Nikolai Pavlovich dilancarkan. Battalion yang disiapkan ada empat battalion
infanteri, dua ratus Cossack dan delapan Meriam. Serangan ini dilancarkan pada
saat musim dingin namun dengan matahari yang meninggi dan ditengah hari.
Setelah melakukan perjalanan yang panjang dan lama, datasemen berbelok dan
memasuki jalan yang jarang dilewati. Ketika mulai mendekati hutan, sebuah
peluru Meriam melayang kemudian menghantam barisan gerobak-gerobak yang
berada di ladang dan di tepi jalan.

Setelah serangan Meriam, muculah orang Chechen. Ditengah kelompok terdapat


sebuah panji besar berwarna hijau dan sersan mayor kompi yang matanya tajam
sampai jarak jauh, memberi tahu Butler bahwa ini pasti shamil sendiri. Butler
bergerak menuju ke sebelah kanan untuk menghadang pasukan berkuda. Namun
kembali diserang dengan tembakan Meriam dua kali berturut-turun. Kompi butler
menembak ke ekor barisan, namun seluruh jurang ditutupi asap. Orang gunung
kemudain membalas tembakan kea rah serdadu Cossack yang mengejar mereka.

Ketika Butler memasuki desa, ia tidak menemukan satu penghuni pun,


kemudian ia memerintahkan untuk mmbakar gandum, jerami dan gubuk-gubuk.
Para serdadu menyeret apa yang mereka temui dan menembak ayam-ayam. Suara
orang Chechen masih tidak terdengar. Ketika kompo-kompi mulai membentuk
barisan diluar desa, dan mulai bergerak, orang Chechen keluar dan membuntuti
datasemen, menggiringnya dengan tembakan tembakan pistol. Ketika telah
sampai ditempat terbuka, orang-orang Chechen mundur dan tim Butler tidak ada
yang terluka.
Pada pagi harinya, mereka telah menyeberangi sungai, sambil para
penyanyi mendendangkan lagu lagu. Gunung-gunung tertutupi salju serratus
kilometer jauhnya. Setelah para penyanyi diam, akhirnya geretakan Meriam
kembali terdengar.

Butler memasuki desa dengan kompinya, masih tidak ditemukan satu


penghuni pun. Kemudian serdadu diperintahkan untuk membakar gandum, jerami
dan gubuk-gubuk. Ketika Buttler menunggang kuda disamping atasannya
langsung, ia merasa bergembira dengan keputusannya untuk meninggalkan
pasukan pengawal dan pergi ke Kaukasus. Baginya perang hanya merupakan
penyerahan dirinya kepada bahaya, kemungkinan mati, dan dengan itu ia merasa
memperoleh kehormatan. Ketika mereka telah kembali ke benteng, mayor segera
dilayani istrinya yang bernama maria dmitriyevna.

Desa yang dijarah oleh Rusia adalah desa tempat haji murat menginap
sebelum akhirnya dia menyerah ke Rusia. Sado menemukan rumahnya sudah
hancur, atapnya telah runtuh. Putranya tewas dengan telah dibayonet
punggungnya. Binatang ternah tidak memiliki makanan, anak-anak ketakutan.
Masjid juga dikotori, pancuran air dirusak agar tidak bisa diambil airnya.

Tidak semua orang pun mengatakan kebencian kepada Rusia, apa yang dirasakan
oleh orang Chechen baik tua maupun muda lebih kuat dari sekedar kebencian.
Yang mereka rasakan lebih kepada penolakan untuk mengakui bahwa orang rusia
itu adalah manusia. Sehingga keinginan untuk memusnahkan sangatlah besar
seperti ingin memusnahkan tikus.

Akhirnya mereka memutuskan untuk mengirim utusan kepada Shamil dan


meminta bantuannya untuk melawan rusia. Mereka juga segera memperbaiki
semua yang rusak.

Pada hari kedua serangan, Buttler keluar dari beranda untuk mencari udara
segar, kemudian dia bahagia karena dia berfikir dia telah bertindak baik setelah
kemarin. Dia juga bergembira karena Masha telah menyambut mereka dengan
sangat baik. Lalu melihat sekelompok penunggang kuda diujung jalan sedang
mendekat. Dengan dikawal dua lusin serdadu Cossack, ada dua orang yang
terlihat, yang satu berpakaian jaket circassian dan yang satu lagi seorang perwira
Rusia.

Perwira itu berbicara kepada Butler dan menanyakan apakah itu benar
tempat tinggal komandan rusia kemudian memberitahu bahwa Haji Murat ingin
tinggal bersama komandan. Kemudian Butler pergi menemui Maria Dmitriyevna
untuk membangunkan komandan Ivan. Lalu Butler kembali kedepan dan
mengizinkan Haji Murat dan perwira itu untuk masuk dan duduk.

Perwira yang bersama Haji Murat menyerahkan kepada Ivan Matveyevich


perintah dari komandan sayap kiri untuk menerima Haji Murat dan membolehkan
dia berkomunikasi dengan para pemberontak gunung melalui para perintis, tetapi
sama sekali tidak mengizinkan dia keluar dari benteng kecuali dengan kawalan
serdadu-serdadu Cossack. Akhirnya Ivan mengizinkan untuk tinggal bersamanya.
Haji Murat mengatakan bahwa ia tidak masalah tinggal dimanapun yang
dibutuhkan adalah dia harus bisa berkomunikasi dengan teman-temanna orang
gunung.

Sikap Haji Murat terhadap kenalan-kenalan barunya segera terihat jelas.


Sejak pertemuan pertanya dengan Ivan, Hadji Murat merasa jijik dan sinis
terhadap Ivan. Namun dia sangat menyukai istrinyayang memasak dan
membawakannya makanan. Dia menyukai kesederhanaan perempuan ini dan
menyukai kecantikan khas dan orang yang asing baginya. Dia mencoba tidak
melihat kepadanya, tidak berbicara kepadanya tetapi mau tidak mau matanya
selalu melihat kearahnya. Dengan Butler sikapnya segera terlihat, dia mau banyak
berbicara dengan Butler, bertanya tentang kehidupan dan menceritakan
kehidupannya sendiri.

Setelah Haji Murat berpihak kepada Rusia, keluarganya dibawa ke Desa


Vedeno dan ditahan disana sambil menunggu keputusan Shamil. Patimat yang tua
dan dua istri Hadji Murat serta kelima anahnya ditahan digubuk Ibrahim Rashid.
Sementara Putra Haji Murat seorang pemuda berusia delapan belas, berada di
penjara bawah tanah yaitu sebuah lubang yang lebih dari dua meter dalamnya.
Belum ada keputusan karena Shamil tidak ada ditempat, dia sedang menyerang
orang Rusia.

Januari 1852, SHamil kembali ke Vedeno setelah sebuah pertempuran


dengan orang Rusia. Menurut orang Rusia, dia telah dikalahkan dan terpaksa lari
ke Vedeno, sementara menurut Shamil dan pengikutnya, ia telah menang dan
mengusir orang-orang Rusia.

Semua penduduk desa besar Vedeno berdiri dijalan dan diatap-atap rumah untuk
menyambut imam mereka dan untuk merayakan kemenangan mereka pun
menembakkan bedil dan pistol. Semua orang menyambut Shamil istri-istri Haji
Murat serta anak-anaknya juga keluar ke beranda bersama semua penduduk desa
ntuk menonton kepulangan imam mereka. Hanya Pattimat, ibu dari Haji Murat
yang tidak melihat keluar. Ia sama seperti Haji Murat yang tdak menyukai Shamil.
Putra Haji Murat pun juga tidak menonton kepulangan Shamil yang meriah, dia
hanya mendengar tembakan daseruan dan merasakan derita seorang anak muda
yang memiliki semanat hidup tetapi tanpa kebebasan.

Setelah melintasi desa, Shamil berkuda memasuki sebuah halaman luas


disamping sebuah halaman yang lebih kecil yang diatasnya berdiri haremnya
Shamil. Ada orang-orang yang datang dan tempat-tempat yang jauh guna suatu
keperluan, ada yang membawa permohonan, ada yang datang karena dipanggil
oleh Shamil untuk diadili dan diputuskan. Setelah Shamil datang, mereka
menyalami dan menyematkan tangan-tangan mereka di dada. Sebagian berlutut
ketika Shamil menyeberangi halaman dari pintu yang diluar menuju pintu yang
didalam.

Shamil berkuda melewati mereka dengan wajah seperti tadi dan setelah
berkuda, memasuki halaman sebelah dalam, dia turun ke beanda rumahnya yang
terletak di sebelah pintu kiri halaman. Shamil mengetahui bahwa perangnya tidak
memperoleh hasil, bahwa banyak desa Chechen yang dibakar dan dijarah, rakyat
Chechen yang mudah berubah kini ragu-ragu dan sebagian dari mereka yang
terdekat letaknya dnegan orang-orang Rusia sudah bersedia untuk menyeberang
ke pihak Rusia.

Yang pertama menemui Shamil adalah ayah-mertuanya dan gurunya,


seorang tua bertubuh tinggi, berambut putih, tampan dan berjengot putih seperti
salju dan berwarna merah jambu yaitu Jemal Adin. Jemal Adin menyampaikan
bahwa Haji Murat telah mengirim orang-orang Rusia untuk membawa
keluarganya ke orang-orang Rusia, tetapi ini ketahuan dan keluarganya itu telah
dibawa ke Vedeno, dimana mereka telah ditahan, menunggu keputusan imam.
Shamil memberikan keputusan terhadap segala sesuatunya sesuai syariah. Dan ia
juga membahas bagaiamana agar orang-orang Chechen tidak menyeberang ke
pihak Rusia.

Untuk mencegah hal ini terjadi, Jemal Edin menyampaikan bahwa orang-
orang Rusia baik kepada kalian dan mengimbau agar kalian menyerah. Tahun
1840, jika Allah tidak membukakan mata kalian, kalian sudah akan menjadi
serdadu dan akan pergi kemana-mana membawa bayonet bukan belati. Nilailah
masa depan dari masa lalu, lebih baik mati melawan orang-orang Rusia daripada
mati sebagai kafir.

Setelah masalah ini selesai, masalah Haji Murat dibahas juga. Sebaiknya ia
berdamai dengan Haji Murat dan sekali lagi menggunakan tenaga dan pikirannya
namun bila ini tidak mungkin, maka sebaiknya tidak membiarkannya membantu
orang Rusia. Oleh karena itu, dia perlu memanggil haji murat kemudian
membunuhnya. Cara untuk membunuh haji murat adalah dengan mengirim orang
ke Tiflis untuk membunuhnya disanaatau memanggil dia dan membunuhnya
disini. Hal ini dapat dilakukan dengan memancing melalui putranya.

Putra Haji Murat dipanggil dan menunggu arahan dari Shamil. Putra Haji
Murat yang ini tidak membenci Shamil seperti ayahnya. Dia memiliki perasan
yang berlawanan dengan ayahnya. Bahkan ia memiliki kekaguman dengan Shamil
dan merasakan pemujaan yang merata di pegunungan. Haji murat memerintahkan
agar anaknya menulis surat kepada ayahnya yang berisi untuk segera kembali
kepada Shamil sekarang, sebelum Idul Adha, makaa ia akan mengampuni seperti
dulu. Namun bila Haji murat tetap dengan orang Rusia, maka ia akan
menyerahkan nek dan ibunya kepada penduduk desa dan Haji Murat akan
dipenggal. Ia juga menambahkan bahwa Shamil kasihan kepada Haji murat dan
tidak akan membunuhnya tetapi matanya akan dicungkl seperti yang diperbuat
pada pengkhianat.

Haji Murat tinggal selama sebulan di benteng di rumah Ivan Matyevich.


Istri dari Ivan merasa menyukai dan hormat kepada Haji Murat. Dia juga sangat
tertarik dengan cerita kehidupan Haji Murat. Sementara Butler dan Haji Murat
telah menjadi sahabat setelah seminggu bersama. Mereka berbincang melalui
penerjemah dan dilain waktu mencoba berbicara secara langsung dengan berusaha
saling memahami. Butler juga menjadi dekat dengan Khanefi yaitu saudara angkat
Haji Murat. Untuk menyenangkan Butler, Haji Murat akan memerintahkan
Khanefi untuk bernyanyi dan memilih lagu yang dianggapnya bagus. Kemudian
menerjemahkan makna lagu tersebut.

“Tanah makamku akan mongering dan kamu akan melupakanku ibuku


sayang, kuburan akan ditumbuhi rumput dan makamku, rumput akan meredam
dukamu ayahku yang tua.air mata akan mongering dimata sudariku dan kesedian
akan terbang meninggalkan hatinya…”

Haji Murat selalu mendengarkan lagu ini dengan mata terpejam, ketika
lagu ini berakhir dengan sebuah nada yang panjang dan menghilang, pelan-pelan
dia selalu berkata dalam Bahasa RUsia, “Lagu bagus, lagu yang bijak.”

Pada hari keberangkatan Haji murat, Ivan mengumpulkan beberapa perwiranya


untuk mengucapka selamat jalan. Ia mengucapkan salam perpisahan untuk Butler.
Eldar memberikan jubah putih dan besar itu lalu menyerahkan jubah kepada
Maria dan mengatakan bahwa Maria akan menyukai jubah itu.

Penghuni Desa Tash Kichu yang sangat menghormati Haji Murat telah datang
berkali-kali ke benteng untuk mengundangnya sholat jumat bersama. Tetapi
ketika pangeran Kumyk yang tinggal di Tash-Kichu membenci Haji Murat dan
memiliki utang piutang darah dengannya mendengar tentang hal ini, mereka
mengumumkan kepada penduduk bahwa mereka tidak akan mengizinkan Hadji
Murat memasuki masjid. Kemudian terjadi perkelahian antara yang mendukung
haji murat dan tidak. Pemerintah Rusia mendamaikan hal tersebut dengan
memberi kabar bahwa Haji Murat tidak akan datang.

Ketika keberangkatan, terlihat Arslan Khan, pangeran Kumyk yang


kemudian menarik pistol dan membidik kepada Hadji Murat. Namun Haji Murat
dengan cepat melompat dan berlari kearahnya. Dengan satu tangan kemudian
menarik sebuah belati. Butler dan Eldar menubruk orang tersebut dan menangkap
lengan-lengan mereka. Arslan harus membunuh Haji Murat karena utang darah.

Menjelang tengah malam keputusannya sudah bulat. Dia memutuskan


akan lari ke pegunungan dan menyerang Vedono dengan orang-orang Avar yang
setia kepadanya dan membebaskan keluarganya atau mati. Dia hanya harus berlari
dari orang-orang Rusia ke pegunugan. Hadji Murat diizinkan berkuda disekitar
kota tetapi hanya dengan dikawal oleh serdadu Cossack.

Hadji Murat menyuruh kudanya berjalan saja. Para [engikutnya dan serdadu
Cossack mengkuti dengan kecepatan yang sama. Ketika mereka berjalan dua
kilometer, Hadji Murat menyuruh kuda untuk memepercepat dan Hadji Murat
tidak lagi menghiraukan panggilan serdadu Cossack. Hingga dilakukan
pengejaran salama dua hari yang dilakukan oleh Cossack dan para tentara Rusia
diwilayah sekitar.

Hingga akhirya pertempuran tidak lagi terelakan, Hadji Murat dan para
pengikutnya terjebak. Musuh berlari dari semak ke semak dengan berteriak dan
menjerit, bergerak semakin dekat. Sebutir peluru mengenai badan Hadji Murat di
sisi kiri tubuhnya. Kini di depan Hadji Murat hadir Karganov dan Hadji Aga dan
Akhmet Khan dan semua milisi berkumpul.

Hadji Murat tidak lagi bisa merasa, da musuh-musuhnya menginjak-injak da


memotong sesuatu yang tidak lagi berhubungan dengan dirinya. Hadji Aga,
dengan satu kaki menginjak punggung tubuh itu, memotong kepalanya dengan
dua tetakan. Darah merah mengucur dan urat nadi di leherya dan darah htam
mengalir dan kepalaya, tumpah ruah membasahi rumput.

Resensi Novel

Novel ini menceritakan kisah heroik seorang pejuang Chechnya bernama Haji
Murat melawan tentara Rusia. Haji Murat adalah sosok ulama, nasionalis dan
pejuang Chechnya yang rela berkorban demi perdamaian negerinya. Sebelum
terjadi pertikaian intern di tubuh para pejuang Chechnya, Haji Murat adalah orang
kepercayaan Shamil dan mempunyai pengaruh yang sangat luas dan kuat baik
terhadap kawan maupun musuh-musuhnya.

Tetapi karena ada pertikaian yang dipicu oleh dendam lama yang sudah
mengakar dan tidak bisa ditolelir lagi maka Haji Murat dan Shamil kemudian
berpisah. Akibat perpecahan ini membuat Haji Murat membelot dan menyerahkan
diri kepada Tsar Agung Rusia. Haji Murat berjanji akan membantu tentara Rusia
memadamkan pemberontakan di Chechnya asalkan pihak Rusia bisa
menyelamatkan keluarga dari cengkraman Shamil.

Awalnya kesepakatan dan komunikasi yang baik antar Haji Murat dan pihak
Rusia berjalan sangat positif, tetapi lambat laun Haji Murat menjadi pesimis
karena pihak Rusia sengaja mengulur-ulur waktu dan bersikap setengah hati
terhadap keselamatan keluarganya. Karena nasib keluarganya yang semakin tidak
jelas membuat Haji Murat beralih pikiran lagi. Ia dan keempat anak buah setianya
kemudian bergerak sendiri tanpa izin pihak Rusia. Sedangkan pihak Rusia yang
melihat aktifitas Haji Murat yang sudah di luar komandonya menganggap hal itu
sebuah pembelotan.

Akibatnya terjadi pertikaian tidak seimbang yang menewaskan Haji Murat


beserta keempat abdi setianya. Novel ini mengadaptasi konflik berkepanjangan
yang tengah terjadi di negara-negara pecahan Uni Sovyet di kawasan Kaukasus
dengan kelompok pejuang muslimnya. Tokoh-tokoh seperti Haji Murat, Shamil
dan Tsar Nikolai bukanlah tokoh imajiner semata.
Mereka benar-benar ada dan menjadi ikon perjuangan disana. Bahkan
kejadianang melatar belakangi cerita itu adalah nyata dan itu adalah sejarah.
Tolstoy mampu meramu fakta-fakta sejarah dan imajinasinya ke dalam bahasa
sastra yang gamblang tanpa merubah nilai dari cerita tersebut. Ia mampu
mengeksplor sisi humanisme dan sosialime seorang pahlawan besar ketika
dihadapkan pada pilihan apakah keluarganya ataukah negaranya yang lebih
penting.
Konteks sejarah dari novel Hadji Murat

Dalam novel Hadji Murat jika kita kaitkan dengan konteks historis nya
peristiwa yang terjadi di dalam novel tersebut terjadi pada masa perang Kaukasus
dimana orang-orang Chechnya, Dagestan mempertahankan wilayahnya yang
sedang di dalam rencana invasi Kerajaan Rusia.

Kaukasus adalah sebuah daerah di Eropa Timur dan Asia Barat


diantara Laut Hitam dan Laut Kaspia yang termasuk pegunungan Kaukasus,
daerah pegunungan Kaukasus kadang juga disebut sebagai wilayah Asia Tengah.

Wilayah Kaukasus secara tradisional merupakan wilayah berpenduduk


muslim karena pernah mengalami dibawah kekuasaan dari wilayah Turki
Utsmani, wilayah Kaukasus ini merupakan wilayah yang strategis karena berada
pada jalur dagang yang sudah ramai pada masa Dinasti Rurik(dalam hubungannya
dengan Bizantium), maka dari itu wilayah Dagestan sempat bergantian diduduki
oleh beberapa kekuasaan diantaranya berganti dari kekuasan imperium Sasasniyah
yang memperkenalkan kebudayaan Persia dan agama Zoroaster pada abad ke 5,
lalu jatuh kepada kekuatan Kristen Bizantium, pindah tangan ke kekuasaan Persia
pada lagi tahun 664, pada abad ke 8 saat penaklukkan kota Derbent dalam perang
Arab-Khazar wilayah tersebut jatuh pada kekuasan Kekahalifahan Umayyah, lalu
menjadi wilayah Mongol pada 1222 dan 1239 yang berada pada kekuasaan Khan
menyusul invasi Mongol kepada bangsa Rusia, menyusul Timur Leng pada 1389.
Lalu kembali lagi kepada Persia pada tahun 1735 setelah bersekutu dengan
Tsarina Anna Ivnovna dan dibawah klaim pendudukan Rusia pada tahun 1796.

Pemberontakan Muslim terjadi ketika Rusia memaksa wilayah mereka


untuk masuk kedalam wilayah kerajaan Rusia, ada beberapa tokoh pemberontakan
yang dilakukan oleh Imamat Dagestan diantaranya yang terkenal adalah Ghazi
Mohammad (1828-1832), Gamzat-bek (1834-1859), dan Imam Shamil (1834-
1859), Perang Kaukasus ini berakhir saat Shamil mengalami kekalahan.
Perang Kaukasus ini berlangsung pada kepemimpinan tiga Tsar yaitu pada
kepeminpinan Alexander I (1801-1825), Nicholas I (1825-1855) dan Alexander II
(1885-1881), invasi ini adalah salah satu cara dari Tsar dan Rusia dalam merebut
wilayah Kaukasus yang secara karakter kebudayaan mengalami ekletikisme
karena berada pada wilayah yang sangat dekat dengan kesultanan Turki Utsmani,
dan sebelumnya berada pada kekuasaan wilayah dari banyak bangsa. Tercatat
bangsa-bangsa seperti Mongol, Persia dan Eropa pernah menguasai wilayah
tersebut sehingga memberikan karakter tersendiri bagi orang Kaukasus.

Penyerangan ini juga sebagai bukti keseriusan dari bangsa Rusia setelah
mereka memenangkan perang melawan Napoleon pada 1812, bangsa yang
dihadapi adalah bangsa Avar yang diperngaruhi secara budaya Mongol(Tatar) dan
Turkmen. Perang ini juga diselingi oleh perang lain yaitu perang Rusia-Turki pada
tahun 1828-182, perang melawan bangsa Persia pada tahun 1828, dan perang
Crimea pada tahun 1853-1856.

Wilayah yang menjadi perebutan, persaingan dan perluasan wilayah


politik, militer, agama dan kebudayaan cenderung memiliki sifat yang mengalami
percampuran karakter kebudayaan orang Kaukasus sedikit berbeda dengan bangsa
Rus, dikarenakan walaupun wilayah Kaukasus berada pada kekuasaan Rusia,
namun secara kebudayaan orang-orang Kaukasus lebih dekat kepada kebudaan
Turkmen dan Tatar, dimana wilayah Kaukasus ini pernah berada dibawah
kekuasaan Mongol dan Timur Leng yang memberikan corak kebudayaan
Kaukasus yang keras, sementara jika dilihat dari wilayah, Kaukasus berada dekat
dengan wilayah kekuasaan Kesultanan Turki Utsmani, walaupun secara wilayah
bukan berada pada wilayah tersebut, namun orang-orang Kaukasus pada masa
novel Hadji Murat ini memiliki perawakan seperti orang Timur Tengah dan dalam
wilayah sampai ke Asia Tengah memiliki agama mayoritas Islam.
Nilai moral yang dapat diambil dari novel Hadji Murat karya Leo Tolstoy ini
diantaranya adalah :

1. Pertemanan dan permusuhan seringkali terjadinya berkaitan erat dengan


kepentingan masing-masing. Hadji Murat bisa saja tetap menjadi buronan
Rusia, namun karena ia memiliki kepentingan pribadi yaitu ingin
menyelamatkan keluarganya dari Shamil, akhirnya Hadji Murat
menyerahkan diri untuk bisa bersama-sama mengalahkan Shamil.

2. Jangan sampai kita mempercayai manusia seratus persen. Karena seperti


yang digambarkan pada kisah Haji Murat dan Haji Aga, bisa jadi kita yang
dulunya telah hidup bersama, kemudian menjadi bermusuhan bahkan
menjadi sebab kematian. Dalam buku tersebut digambarkan bahwa Haji
Murat tidak hanya sekedar dibunuh, tapi juga dimutilasi tubuhnya.

3. Hadji Murat adalah tokoh yang hebat. Ia dapat dikatakan membenci Rusia
namun menjadi baik ketika akhirnya memiliki kepentingan dengan orang
Rusia tersebut. Maka berkaitan dengan point pertama tadi, ketika kita
memiliki kepentingan dan membutuhkan pertolongan, maka berbuat
baiklah agar yang menolong tidak segan untuk melakukan permintaan kita.
Seperti Haji Murat yang meminta pertolongan kepada Rusia lalu bersikap
baik kepada pangeran yang ada disana, dan juga pengawal serta istri dari
Ivan.

4. Jangan segan untuk memberi hadiah seperti yang dilakukan oleh Haji
Murat untuk menambah kepercayaan kepada orang yang kita minta
bantuan.

5. Hal lainnya adalah berbuat baiklah sesuai ajaran agama. Karena berkali-
kali Haji Murat dikatakan ramah, baik, sopan karena Haji Murat
mengatakan bahwa ia diperintahkan oleh agamanya untuk berbuat baik
seperti itu. Haji Murat bahkan banyak tersenyum sehingga membuat orang
Rusia ketika menerima Haji Murat menjadi waspada diawal. Namun
ketika Haji Murat konsisten dengan perbuatannya, maka orang Rusia
tersebut menjadi senang bahkan dengan mudahnya bersahabat dengan Haji
Murat.

Kelebihan dalam novel Hadji Murat

Latar belakang Tolstoy yang memiliki penekanan terhadap konsepsi moralitas,


religiutas dan populis membuatnya lebih mengetengahkan tokoh muslim
ketimbang tokoh Rusia pada novel ini.

Serta Tolstoy menggambarkan Hadji Murat sebagai seorang Muslim yang cerdas,
taat agama, gagah, tangkas dan sangat menyayanggi keluarganya.

Kekurangan dalam novel Hadji Murat

Tolstoy yang menganut agama Kristen Ortodoks memiliki keterbatasan


terhadap pandangan tentang islam. Hal ini terlihat dalam karakter Hadji Murat
yang menolak melawan orang-orang Rusia sedangkan dalam menamai tokoh
utama menggunakan kata “Hadji” yang merujuk sudah mengerjakan rukun islam
yang ke-5. Tolstoy menggambarkan Hadji Murat yang sangat agamis tetapi justru
menolak untuk melawan Rusia dimana dalam agama Islam ada perintah untuk
berjihad melawan orang kafir ( Rusia) seperti yang dilakukan oleh Shamil.

Kesimpulan

Konflik yang terjadi antara Muslim di Kaukasus degan Rusia pada abad
ke-19 merupakan latar dari novel Hadji Murat. Pengalaman Tolstoy selama
bergabung dengan tentara Rusia saat itu memberikannya pengetahuan tentang
kehidupan muslim di Kaukasus. Moralitas yang dimilikinya membuat Tolstoy
untuk kali ini menjadikan tokoh pejuang muslim lebih ia sorot di dalam karyanya
ini. Perlawanan Muslim yang terhadap Rusia saat itu dikenal sebagai perang suci
atau Jihad melawan kafir. Dan bentuk perlawanan itu juga tertuang dalam novel
ini

Anda mungkin juga menyukai