Anda di halaman 1dari 52

Wilayah kerja statistik (wilkerstat) terdiri dari

provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,


desa/kelurahan, blok sensus (BS), dan satuan
lingkungan setempat (SLS).

Pada kegiatan ini, wilkerstat yang dibahas hanya pada tingkat


desa/kelurahan dan wilayah di bawah desa/kelurahan, yaitu Satuan
Lingkungan Setempat (SLS).

1
Desa/Kelurahan
[JUDUL SLIDE SATU BARIS]

• Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa).

• Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat kabupaten/kota dalam wilayah
kerja kecamatan (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2006 tentang
pembentukan, penghapusan, dan penggabungan kelurahan).
• Wilayah setingkat desa/kelurahan/nagari lainnya yaitu Gampong (Aceh), Kampung
(Lampung, Kalimantan Timur, dan Papua), Pekon (Lampung), dan Lembang (Sulawesi
Selatan).

2
Blok Sensus
[JUDUL SLIDE (BS)
SATU BARIS]

• BS adalah wilayah kerja pencacahan setiap petugas pemeta yang merupakan bagian dari suatu
wilayah desa/kelurahan.

• BS terdiri dari:
• BS Biasa (B)
memiliki muatan sekitar 150 (minimum 120 dan maksimum 180) rumahtangga/bangunan
sensus bukan tempat tinggal (BSBTT)/bangunan sensus tempat tinggal kosong (BSTT kosong)
atau kombinasi ketiganya.
• BS Khusus (K)
akses masuk ke lokasinya terbatas untuk umum (membutuhkan perizinan khusus) dan
dikelola oleh suatu institusi/lembaga (yayasan/pemerintah) misalnya asrama/barak militer,
pondok pesantren dan lembaga pemasyarakatan.
• BS Persiapan (P)
wilayah kosong yang terpisah dari pemukiman seperti sawah, perkebunan, hutan, rawa, dsb.
3
Satuan Lingkungan
[JUDUL SLIDE SATU BARIS]
Setempat (SLS)

• SLS adalah satuan wilayah di bawah desa/kelurahan. Satuan wilayah ini biasanya
ditetapkan dengan peraturan daerah atau peraturan desa, dimana dalam
peraturan tersebut menyebutkan tingkatan dan banyaknya satuan wilayah di
bawah desa beserta batas-batasnya.

• Contoh SLS:
RT, RW, jorong, dusun, banjar, dan lingkungan.

4
Contoh desa dengan satu
[JUDUL SLIDE SATU BARIS]
tingkatan SLS

5
Contoh desa dengan dua
[JUDUL SLIDE SATU BARIS]
tingkatan SLS

6
Wilayah NonSATU
[JUDUL SLIDE SLSBARIS]

• Wilayah non SLS adalah bagian wilayah desa yang tidak termasuk dalam cakupan SLS.
• Wilayah non SLS terdiri dari:
1. Wilayah bervegetasi pertanian (contoh: sawah, ladang, tegal atau huma, dan perkebunan)
2. Wilayah bervegetasi bukan pertanian (contoh: hutan lahan kering, hutan lahan basah, semak
dan belukar, padang rumput, alang-alang, dan sabana, rumput rawa)
3. Lahan terbuka (lahan terbuka pada kaldera (kawah hasil letusan gunung berapi), lahar dan
lava, hamparan pasir pantai, beting pantai (bagian darat terluar ke arah laut), gumuk pasir,
dan lain-lain)
4. Kawasan terbangun pemukiman (contoh: perumahan yang tidak masuk SLS manapun)
5. Kawasan terbangun bukan pemukiman (contoh: bandar udara, pelabuhan laut, kawasan
stasiun kereta, pertokoan, pasar, mall, perkantoran, dan lain-lain yang tidak masuk SLS
manapun)
6. Wilayah perairan (contoh: danau atau waduk, rawa, sungai, anjir pelayaran, terumbu karang)

7
Kode Wilkerstat 1

• Kode Wilkerstat Blok Sensus

8
Kode Wilkerstat 2

• Kode wilayah SLS/non SLS (digit ke 11 pada kode wilkerstat):

9
Kode Wilkerstat 3

• Kode Wilkerstat SLS/non SLS (14 digit)

10
Kode Wilkerstat 4

• Contoh 4 digit kode


identitas SLS/non SLS
pada peta:

11
Kode Wilkerstat 4

• Kode Wilkerstat SLS/non SLS (16 digit)

12
Peta Titik Bangunan
• Peta titik bangunan di kegiatan ST2023 merupakan hasil
geotagging titik bangunan rumahtangga pertanian yang
diperoleh dari Aplikasi Wilkerstat untuk wilayah PAPI dan
Aplikasi FASIH untuk wilayah CAPI.

• Informasi titik bangunan juga diperoleh dari


penggambaran titik/noktah pada Peta WS.

13
Contoh
[JUDUL Peta
SLIDE Titik
SATU Bangunan
BARIS]

Peta titik bangunan dari Aplikasi FASIH Peta titik bangunan dari Aplikasi Wilkerstat

14
Peta Tutupan
Lahan
• Peta tutupan lahan merupakan informasi geospasial yang
memetakan tutupan lahan yang diperoleh dari
pemrosesan citra satelit menggunakan sampel titik
koordinat lahan dan teknologi machine learning yang
didapatkan melalui kegiatan Pemutakhiran Kerangka
Geospasial dan Muatan Wilkerstat ST2023.

• Peta tutupan lahan dapat dikembangkan dalam pemetaan


komoditas unggulan pertanian untuk mendukung
kegiatan statistik pertanian berbasis area.
15
Kelas Tutupan
Lahan

16
a. Sawah

• Sawah adalah
lahan pertanian yang berpetak-
petak, dibatasi oleh pematang
(galengan), saluran untuk
menahan/ menyalurkan air.
• Contoh komoditas:
Padi sawah, palawija (kacang-
kacangan, jagung, umbi-
umbian), sayuran (kacang
panjang, sawi, lombok dan
bawang merah), buah-buahan
(melon, pepaya dan semangka)
dan tanaman lainnya.
17
b. Tegalan/Ladang

• Tegalan adalah lahan bukan sawah (lahan


kering), ditanami tanaman semusim atau
tahunan, terpisah dengan halaman sekitar
rumah, penggunaannya tidak berpindah-
pindah.
• Ladang adalah lahan bukan sawah (lahan
kering), biasanya ditanami tanaman
musiman dan penggunaannya hanya
semusim atau dua musim,kemudian akan
ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi
(berpindah-pindah).
• Contoh komoditas: padi ladang/padi
gogo (padi lahan kering), palawija
(misalnya jagung lahan kering, ketela
pohon, kedelai), hortikultura (misalnya
cabai).
18
c. Perkebunan

• Perkebunan adalah lahan yang


digunakan untuk kegiatan pertanian
tanpa pergantian tanaman selama 2
tahun. Perkebunan dalam kegiatan ini
dipisahkan ke dalam kelas perkebunan
berikut ini:
• Perkebunan sawit;
• Perkebunan teh;
• Perkebunan tebu;
• Perkebunan karet;
• Perkebunan lainnya
(misal tanaman komoditas kehutanan
seperti pohon jati, sengon, mahoni, yang
sengaja dibudidayakan dalam suatu area
yang luas).
19
d. Kebun/Tanaman Campuran

• Kebun/tanaman campuran
adalah lahan yang ditanami
tanaman keras, lebih dari satu
jenis atau tidak seragam,
menghasilkan bunga atau
buah atau getahnya dan cara
pengambilan hasilnya bukan
dengan cara menebang pohon.

20
e. Hutan Lahan Kering

• Hutan lahan kering adalah


hutan yang tumbuh dan
berkembang di habitat lahan
kering yang dapat berupa
hutan dataran rendah,
perbukitan, dan pegunungan,
atau hutan tropis dataran
tinggi.

21
f. Hutan Lahan Basah

• Hutan lahan basah adalah hutan


yang tumbuh berkembang pada
habitat lahan basah berupa rawa
payau dan gambut.
• Yang dimasukkan ke dalam kelas
hutan lahan basah:
hutan bakau/mangrove, hutan
nipah, hutan sagu, gambut.

22
g. Semak Belukar
• Semak belukar adalah kawasan lahan
kering yang ditumbuhi berbagai tanaman
yang jarang atau rapat, didominasi
tanaman rendah.

h. Padang Rumput
• Padang rumput adalah areal terbuka yang
didominasi berbagai jenis rumput baik
yang tinggi atau rendah (padang rumput;
sabana; padang; alang-alang; semak).

23
i. Lahan Terbangun

• Lahan terbangun adalah area yang


mengalami perubahan dari
penutup alami ke penutup lahan
buatan yang biasanya permanen.
Tutupan lahan yang dimasukkan
ke dalam kelas lahan terbangun
adalah:
• Pemukiman;
• Jaringan jalan;
• Rel kereta;
• Pelabuhan;
• Bandar udara;
• Tempat penimbunan sampah;
• Lahan terbangun lainnya.
24
j. Lahan Terbuka

• Lahan terbuka adalah lahan tanpa


tutupan tanaman atau tutupan buatan
(seperti bangunan, jalan, dan lain-lain).
Biasanya lahan tersebut berupa tanah
kosong, gumuk pasir, daerah sekitar
kawah, hamparan pasir pantai, dan
sejenisnya.
25
k. Tambak

• Tambak adalah lahan yang biasanya


untuk penggaraman atau untuk
memelihara ikan, udang, atau binatang
perairan lainnya. Memiliki pola
pematang dan berada di sekitar pantai.

l. Perairan Lainnya
• Perairan lainnya adalah semua
kenampakan perairan termasuk laut,
waduk, terumbu karang, padang lamun,
sungai, danau, kolam, dan badan air
lainnya.
26
Interpretasi Visual
Interpretasi visual merupakan suatu teknik dalam penginderaan jauh
yang bertujuan untuk mengidentifikasi objek permukaan bumi
dengan bantuan citra satelit resolusi tinggi dengan cara menganalisis
karakteristik dari objek tersebut.

Dalam kegiatan ini, teknik interpretasi visual digunakan untuk


memperbaiki atribut kelas tutupan lahan. Karakteristik obyek pada
citra yang digunakan untuk mengidentifikasi citra disebut sebagai
unsur interpretasi citra.

27
Unsur Interpretasi
[JUDUL SLIDE Citra
SATU BARIS]

Rona dan Warna


• Rona merupakan tingkat kecerahan atau kegelapan suatu obyek yang terdapat pada citra.
Rona dalam penginderaan jauh sistem fotografik dipengaruhi oleh nilai pantulan obyek.
• Adapun karakteristik obyek yang mempengaruhi rona, yaitu:
-Obyek yang memiliki permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap pada foto
karena sinar yang datang mengalami hamburan hingga mengurangi sinar yang
dipantulkan.
-Obyek yang memiliki warna gelap atau lembap cenderung menimbulkan rona gelap.
-Obyek yang bersifat basah cenderung menimbulkan rona yang gelap karena air bersifat
menyerap gelombang elektromagnetik.
• Sedangkan warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum
sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Spektrum tampak terbagi atas band biru,
hijau, dan merah.

28
Unsur Interpretasi
[JUDUL SLIDE Citra
SATU BARIS]

Rona dan Warna

Contoh rona gelap dan warna


hijau pada sawah

29
Unsur Interpretasi
[JUDUL SLIDE Citra
SATU BARIS]

Bentuk
Bentuk merupakan cerminan kerangka obyek, baik bentuk umum
maupun bentuk rinci. Salah satu fungsi bentuk adalah untuk
mempermudah pengenalan data. Bentuk merupakan unsur yang
jelas, sehingga dengan melihat bentuknya saja dapat dikenali
obyeknya.

Contoh, gunung sebagian besar berbentuk kerucut. Sementara


sungai, dapat dikenali dengan bentuknya yang berkelok-kelok.
Tambak dapat dikenali dari bentuknya yang kotak.
Contoh bentuk kotak pada tambak

30
Unsur Interpretasi
[JUDUL SLIDE Citra
SATU BARIS]

Ukuran
Unsur-unsur yang termasuk dalam ukuran adalah jarak,
luas, volume, ketinggian tempat, dan kemiringan. Ukuran
bisa digunakan untuk mencirikan obyek, sehingga dapat
dijadikan sebagai pembeda dengan obyek lainnya.

Contoh pengenalan obyek berdasarkan ukuran adalah


lapangan sepak bola yang biasanya memiliki ukuran sekitar
100 meter x 80 meter. Maka pada foto udara skala
1:10.000, lapangan sepak bola memiliki ukuran 10
milimeter x 8 milimeter. Contoh ukuran besar dan luas pada
lahan terbuka
Contoh lain pada lahan terbuka, hutan dan perkebunan
memiliki ukuran yang besar dan luas.

31
Unsur Interpretasi
[JUDUL SLIDE Citra
SATU BARIS]

Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau
pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk
dibedakan secara individual. Tekstur sering dikaitkan dengan
tingkat kekasaran suatu obyek.

Ada tiga jenis tekstur, yaitu tekstur halus, sedang, dan kasar.

Contoh pengenalan obyek berdasarkan tekstur adalah hutan dan


perkebunan campuran memiliki tekstur kasar, semak belukar
memiliki tekstur sedang, sementara rerumputan memiliki Contoh tekstur kasar pada
kebun campuran
tekstur yang halus. Tanaman yang berdiri rapat cenderung
bertekstur halus dibandingkan tanaman yang berdiri jarang.

32
Unsur Interpretasi
[JUDUL SLIDE Citra
SATU BARIS]

Pola
Pola merupakan kecenderungan bentuk
suatu obyek. Misalnya, kawasan
pemukiman di perumahan biasanya
memiliki pola teratur, memiliki ukuran
seragam, dan menghadap jalan.

Selain pemukiman penduduk, pola Contoh pola teratur pada lahan


terbangun pemukiman
biasanya juga digunakan untuk mengenali
aliran sungai dan jaringan jalan.

33
Unsur Interpretasi
[JUDUL SLIDE Citra
SATU BARIS]

Bayangan

Bayangan berfungsi untuk membantu


identifikasi obyek secara visual, terutama
berhubungan dengan obyek yang
mempunyai ukuran tinggi.

Bayangan dapat membuat obyek menjadi


tampak gelap, bisa juga membuat obyek
menjadi tampak lebih jelas. Misalnya, lereng
terjal, cerobong asap, dan menara akan Contoh bayangan pada lereng pegunungan
terlihat lebih jelas karena adanya bayangan.

34
Unsur Interpretasi
[JUDUL SLIDE Citra
SATU BARIS]

Situs
Situs adalah tempat kedudukan suatu
obyek terhadap obyek lain di
sekitarnya.
Situs bukanlah ciri obyek secara
langsung, melainkan keterkaitan
dengan lingkungan sekitarnya.
Misalnya, lereng pegunungan sebagai Contoh lereng pegunungan sebagai
situs bagi kebun teh. situs bagi perkebunan teh

35
Unsur Interpretasi
[JUDUL SLIDE Citra
SATU BARIS]

Asosiasi
Asosiasi merupakan keterkaitan antara obyek
satu dengan obyek yang lain. Karena adanya
keterkaitan ini, maka terlihatnya suatu obyek
pada citra bisa menjadi petunjuk pengenalan
obyek lainnya.

Misalnya, keberadaan lahan terbangun baik


pemukiman maupun non pemukiman Contoh keberadaan lahan terbangun
diasosiasikan dengan adanya akses jalan diasosiasikan dengan adanya akses
jalan

36
Unsur Interpretasi
[JUDUL SLIDE Citra
SATU BARIS]

Konvergensi Bukti
Konvergensi bukti adalah penggunaan beberapa unsur
interpretasi citra sehingga lingkupnya semakin menyempit ke
arah satu kesimpulan tertentu.

Misalnya, identifikasi tanaman sagu. Dari unsur bentuk, antara


tanaman kelapa, kelapa sawit, nipah, enau, dan sagu memiliki
bentuk yang hampir sama. Oleh sebab itu, untuk memperoleh
kesimpulan obyek tanaman sagu, digunakanlah unsur
interpretasi yang lain, berupa pola, ukuran, dan situs.
37
Unsur Interpretasi
[JUDUL SLIDE Citra
SATU BARIS]

Konvergensi Bukti

Contoh konvergensi bukti pada perkebunan kelapa dan kelapa sawit.


Perkebunan sawit memiliki pola yang lebih teratur dan lebih luas.

38
INTERPRETASI VISUAL TUTUPAN LAHAN

39
INTERPRETASI VISUAL TUTUPAN LAHAN

40
INTERPRETASI VISUAL TUTUPAN LAHAN

41
INTERPRETASI VISUAL TUTUPAN LAHAN

42
INTERPRETASI VISUAL TUTUPAN LAHAN
Perkebunan

43
INTERPRETASI VISUAL TUTUPAN LAHAN

44
INTERPRETASI VISUAL TUTUPAN LAHAN

45
INTERPRETASI VISUAL TUTUPAN LAHAN

46
INTERPRETASI VISUAL TUTUPAN LAHAN

47
INTERPRETASI VISUAL TUTUPAN LAHAN

48
INTERPRETASI VISUAL TUTUPAN LAHAN

49
INTERPRETASI VISUAL TUTUPAN LAHAN

50
INTERPRETASI VISUAL TUTUPAN LAHAN

51
INTERPRETASI VISUAL TUTUPAN LAHAN

52

Anda mungkin juga menyukai