Anda di halaman 1dari 90

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP SOSIAL EKONOMI

PEDAGANG DI PASAR MARDIKA (STUDI KASUS PEDAGANG


SEMBAKO DAN HORTIKULTURA DI PASAR MARDIKA KOTA AMBON)

Anisa Uyara

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2022
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP SOSIAL EKONOMI
PEDAGANG DI PASAR MARDIKA (STUDI KASUS PEDAGANG
SEMBAKO DAN HORTIKULTURA DI PASAR MARDIKA KOTA
AMBON)

Anisa Uyara
NIM : 2017-81-056

Skripsi sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana pada
Fakultas Pertanian

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2022
iii

PENGESAHAN

SKRIPSI INI TELAH DIPERTAHANKAN DIHADAPAN TIM PENGUJI


UJIAN SARJANA
YANG DILAKSANAKAN PADA:
HARI DAN TANGGAL :
TEMPAT UJIAN : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
PATTIMURA

JUDUL SKRIPSI : DAMPAK PANDEMI COVID-19


TERHADAP SOSIAL EKONOMI
PEDAGANG DI PASAR MARDIKA (STUDI
KASUS PEDAGANG SEMBAKO DAN
HORTIKULTURA DI PASAR MARDIKA
KOTA AMBON)
NAMA MAHASISWA : ANISA UYARA
NIM : 2017-81-056

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dr. J.D. SIWALETTE, SP., M.Si SEPTIANTI P. PALEMBANG, SP., M.Si


NIP. 197112112000031001 NIP. 198609222019032010

PENGUJI I PENGUJI II

Dr. Ir. WARDIS GIRSANG Dr. J. F. SOPAMENA, SP., M.Si


NIP. 196310241990031001 NIP. 197706062005012002

MENGESAHKAN MENGETAHUI
DEKAN KETUA JURUSAN
SOSEK PERTANIAN

Prof. Dr. Ir. A. E. PATTISELANNO, M.Si Dr. Ir. L. O. KAKISINA, M.Si


NIP. 196908211993031001 NIP. 196509251993031002
iv

Abstrak

ANISA UYARA. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi


Pedagang Pasar Mardika: Studi Kasus Pedagang Sembako dan Hortikultura di
Pasar Mardika Kota Ambon. Dibimbing Oleh J.D.SIWALETTE dan SEPTIANTI
P. PALEMBANG
Pasar Mardika merupakan pasar tradisional terbesar Kota Ambon yang juga tidak
dapat terhindar dari pandemi Covid-19. Pemberlakuan pembatasan sosial dalam
rangka mengurangi angka kasus Covid-19 di Maluku akan mempengaruhi proses
jual beli yang ada di Pasar Mardika. Dalam mencapai tujuan penelitian yaitu
untuk mengetahui dampak pandemi Covid-19 terhadap kondisi sosial dan
pendapatan pedagang pasar Mardika, Kota Ambon diperlukan kajian terkait
perubahan yang terjadi saat sebelum dan selama pandemi Covid-19 pedagang di
pasar Mardika. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan
yang terjadi sebagai dampak dari pandemi COvid-19. Dengan menggunakan uji
Wilcoxon, uji paired sample t-test dan analisis deskriptif didapatkan dampak
pandemi Covid-19 terhadap kondisi sosial dan ekonomi pedagang yang
berdampak pada interaksi sosial, kenyamanan, keamanan, jam kerja dan
pendapatan pedagang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pandemi Covid-19
memberikan dampak pada kondisi sosial dan ekonomi pedagang di Pasar
Mardika, sehingga perlunya penanganan untuk meminimalisir dampak pandemi
Covid-19 terhadap kondisi sosial dan ekonomi pedagang Pasar Mardika, Kota
Ambon.
Kata Kunci: Dampak; pandemi Covid-19; kondisi sosial ekonomi

Abstract

ANISA UYARA. The Impact of Covid-19 Pandemic on Socio-Economy of


Sellers in Mardika Market: Case Study of Groceries and Horticultural Sellers in
Mardika Market, Ambon. Supervised by J.D.SIWALETTE and SEPTIANTI P.
PALEMBANG
Mardika market is the largest traditional market in Ambon which cannot be
avoided from the Covid-19 pandemic. The implementation of social restrictions to
reduce Covid-19 cases in Maluku will affect the buying and selling process at
Mardika market. In achieving the objectives of this research, that are to find out
the impact of the Covid-19 on the social conditions and income of the sellers in
Mardika market, needs a study related to changes that occurred before and during
the Covid-19 pandemic for the sellers at the Mardika market. The study was
carried out to find out whether or not there have been changes as the impact of the
Covid-19 pandemic. By using the Wilcoxon test, paired-sample t-test, and
descriptive analysis, it was found that the impact of the Covid-19 pandemic on the
social and economic conditions of sellers impacted the social interaction,
convenience, security, working hours, and income of sellers. The results of this
study indicated that the Covid-19 pandemic had an impact on the social and
economic conditions of sellers at Mardika market, so that handling is needed to
v

minimize the impact of the Covid-19 pandemic on the social and economic
conditions of sellers at Mardika market, Ambon City.
Keywords: Impact; Covid-19 pandemic; socio-economic conditions

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Dampak Pandemi


Covid-19 Terhadap Sosial Ekonomi Pedagang di Pasar Mardika (Studi Pedagang
Sembako dan Hortikultura di Pasar Kasus Mardika Kota Ambon)” adalah benar
karya saya dengan arahan dari tim pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi.
Jika di kemudian hari terbukti mengandung plagiarism maka saya bersedia
menerima sanksi apapun dari Universitas Pattimura.
Ambon, Februari 2022

ttd

Anisa Uyara
NIM. 201781056
vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan judul “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sosial Ekonomi
Pedagang di Pasar Mardika (Studi Pedagang Sembako dan Hortikultura di Pasar
Kasus Mardika Kota Ambon)”. Skripsi ini dibuat karena merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Agribisnis Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Pattimura, Ambon. Tujuan penulisan
skripsi ini yaitu untuk mengetahui dampak pandemi Covid-19 terhadap kondisi
sosial dan pendapatan pedagang pasar Mardika kota Ambon.
Selama penulisan skripsi ini hingga selesai, penulis mendapat banyak
dukungan dan bantuan dari beberapa orang dan pihak lain. Atas dukungan dan
bantuan tersebut, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang setinggi-
tingginya berturut-turut kepada:
1. Prof. Dr. Ir. A. E. Pattiselanno, M.Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian;
2. Dr. L. O. Kakisina, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian;
3. M.T.F. Tuhumury, SP, M.Agribus, selaku Ketua Program Studi Agribisnis;
4. Bapak Dr. J.D. Siwalette, SP., M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Septianti P. Palembang, SP., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, solusi, dan saran
kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini;
5. Ibu Noviar. F. Wenno, SP. MP selaku Pembimbing Akademik, dan seluruh
staf Dosen pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Pattimura atas ilmu, pendidikan dan pengetahuan yang telah
diberikan kepada penulis selama duduk di bangku kuliah.
6. Dr. Ir. Wardis Girsang, M.Si selaku Penguji I dan Dr. J. F. Sopamena, SP.,
M.Si selaku Penguji II yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
masukan agar skripsi penulis bisa menjadi lebih baik lagi.
vii

7. Segenap staf pegawai Fakultas Pertanian yang telah banyak membantu


penulis dalam proses administrasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Segenap Staf Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon
dan UPTD Pasar Mardika yang telah mengijinkan dan membantu
mengarahkan penulis untuk melakukan penelitian di Pasar Mardika.
9. Seluruh Pedagang Pasar Mardika yang bersedia meluangkan waktu dan
kerjasama yang dengan senang hati menerima penulis untuk melakukan
wawancara.
10. Bapak M. Arif Uyara dan Ibu Hasni Rumaratu selaku kedua orangtua tercinta
yang selalu memberikan do’a, semangat, motivasi, dan dukungan penuh baik
secara moril maupun materil hingga saat ini.
11. Saudara dan Saudariku tercinta, Zuliani M. Uyara, Safila Uyara, Muhammad
Nur Uyara, dan Jihan Senja Uyara, yang selalu memberikan motivasi, dan
semangat yang tidak henti-hentinya kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
12. Vikram Waliulu, S.Sos, sebagai orang yang selalu memberikan perhatian,
dukungan dan membantu serta menemani penulis dalam penyelesaian skripsi
ini.
13. Teman-teman penulis yaitu Risky, Zaky, Akbar, Nur Fitri, Lilin, Suci,
Jayanti, Novi, Mona, Eunike, Karen, Mutiara, Arfi, Mala, Siti, Khana, Fitri,
Clara, Paula, Lan, Gilang, Axel, dan teman-teman seperjuangan Program
Studi Agribisnis maupun Program Studi Penyuluhan Angkatan 2017 yang
bersama-sama saling menyemangati dan membantu dalam suka maupun
duka.
14. Saudara-saudari Angkatan 9 SMA Negeri Siwalima Ambon yang saling
mendukung satu sama lain dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan
studi di bangku kuliah.
Serta pihak lain yang tidak penulis sebutkan namun sangat membantu
penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, kritik dan
masukan yang membangun agar skripsi ini lebih bermanfaat bagi pembaca.
viii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
PENGESAHAN …………………………………………………………... ii
ABSTRAK ………………………………………………………………... iii
PERNYATAAN KEASLIAN …………………………………………….. iv
PRAKATA ………………………………………………………………... v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… vi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… vii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah ………………….…………………………............ 3
1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 3
1.4. Luaran Penelitian …………………………………………………….. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dampak ……………………………………………………… 5
II.1.1Dampak Positif ……………………………………………..….. 5
II.1.2Dampak Negatif ……………………………………………….. 5
2.2. Pandemi Covid-19 …………………………………………………… 6
2.2.1 Penyebaran Covid-19 ………………………………………….. 6
2.2.2 Gejala Covid-19 ……………………………………….............. 6
2.2.3 Skala Bencana …………………………………………………. 7
2.2.4 Kebijakan Pandemi Covid-19 …………………………………. 7
2.3. Pasar ………………………………………………………………….. 7
2.3.1 Pengertian Pasar ………………………………………………... 7
2.3.2 Pasar Tradisional ……………………………………………….. 8
2.4. Pedagang ……………………………………………………………... 9
2.5. Kondisi Sosial Ekonomi ……………………………………………... 10
ix

2.5.1 Kondisi Sosial ………………………………………………….. 11


2.5.2 Kondisi Ekonomi ………………………………………………. 12
2.6. Hasil Penelitian Terdahulu …………………………………………… 15
2.7. Kerangka Berpikir ……………………………………………………. 18
2.8. Pengujian Hipotesis ………………………………………………….. 22
24
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ………………………………………... 25
3.2. Populasi dan Sampel ………..………………………………………... 25
3.3. Jenis dan Sumber Data ……………………………………………….. 26
3.4. Metode Pengumpulan Data …………………………………………... 27
3.5. Analisis Data …………………………………………………............. 28
3.5.1 Uji Wilcoxon Signed Rank Test ……………………………….. 28
3.5.2 Uji Paired Sample t Test ……………………………………….. 28
3.5.3 Metode Analisis Statistik Deskriptif …………………………… 29
3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ………………………... 29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……………………………….... 31
4.1.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian …………………………….. 31
4.1.2 Iklim …………………………………………………………… 31
4.1.4 Gambaran Umum Pasar Mardika ……………………………… 32
4.2 Karakteristik Responden ………………………………………........... 33
4.2.1 Jenis Kelamin …………………………………………............ 33
4.2.2 Umur ………………………………………………………….. 34
4.2.3 Tingkat Pendidikan …………………………………………… 34
4.2.4 Lama Berjualan …………………………………………….…. 35
4.2.5 Jumlah Tanggungan …………………...……………………… 35
4.3 Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi 36
Pedagang Pasar Mardika …………………………………….................
36
4.3.1 Interaksi Sosial ……………………………………………….. 36
4.3.2 Keamanan …………………………………………………….. 40
x

4.3.3 Kenyamanan ………………………………………………….. 43


4.3.5 Jam Kerja …………………………………………………….. 46
4.3.6 Pendapatan ……………………………………………............ 48
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………… 51
5.2 Saran ……………………………………………………………… 52
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 53
LAMPIRAN ……………………………………………………………… 54
xi

DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1. Penelitian Terdahulu ……………………………………………… 17
2. Data Jumlah Pedagang Pasar Mardika Menurut Jenis Jualan ……..
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………….. 33
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
……………………… 34
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
……….. 34
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berjualan
…………… 35
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan
………. 36
9. Hasil Deskriptive Statistic Interaksi Sosial Pedagang …………….. 37
10. Ranks Uji Wilcoxon Signed Rank Test Interaksi Sosial
Pedagang ... 37
11. Test Statistic Uji Wilcoxon Signed Rank Test Interaksi Sosial
Pedagang
…………………………………………………………... 38
13. Hasil Deskriptive Statistic Keamanan Pedagang
………………….. 41
14. Ranks Uji Wilcoxon Signed Rank Test Keamanan Pedagang
……... 41
15. Test Statistic Uji Wilcoxon Signed Rank Test Keamanan
Pedagang. 42
17. Hasil Deskriptive Statistic Kenyamanan Pedagang
………………... 44
18. Ranks Uji Wilcoxon Signed Rank Test Kenyamanan Pedagang
…... 44
19. Test Statistic Uji Wilcoxon Signed Rank Test Kenyamanan
Pedagang ………………………………………………………….. 45
xii

20. Hasil Analisis Uji Normalitas Jam Kerja Pedagang ………………. 46


22. Hasil Deskriptive Statistic Jam Kerja Pedagang
…………………… 46
23. Ranks Uji Wilcoxon Signed Rank Test Jam Kerja Pedagang …….. 47
24. Test Statistic Uji Wilcoxon Signed Rank Test Jam Kerja
Pedagang. 47
25. Hasil Analisis Uji Normalitas Pendapatan Pedagang
……………… 48
26. Hasil Deskriptive Statistic Pendapatan Pedagang
…………………. 49
27. Ranks Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pendapatan Pedagang
…….. 50
28. Test Statistic Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pendapatan
Pedagang…………………………………………………………... 50

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Karakteristik Responden ………………………………………….. 61
2. Kondisi Sosial Pedagang Pasar Mardika ………………………….. 66
3. Kondisi Ekonomi Pedagang Pasar Mardika ……………...……….. 69
4. Hasil Uji Normalitas dan Uji Wilcoxon Pada Kondisi Sosial
Pedagang di lihat dari Interaksi Sosial …………………………….
73
5. Hasil Uji Normalitas dan Uji Wilcoxon Pada Kondisi Sosial
Pedagang di lihat dari Keamanan …...……………………………. 74
6. Hasil Uji Normalitas dan Uji Wilcoxon Pada Kondisi Sosial
Pedagang di lihat dari Kenyamanan ………………………………. 75
7. Hasil Uji Normalitas dan Uji Wilcoxon Pada Kondisi Ekonomi
Pedagang di lihat dari Jam Kerja …………………………………. 76
8. Hasil Uji Normalitas dan Uji Sample Paired t Test Pada Kondisi
Ekonomi Pedagang di lihat dari Pendapatan ..……………………. 77
9. Dokumentasi ……………………………………………………… 78
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Covid-19 merupakan penyakit menular dan mematikan yang disebabkan


oleh SARSCoV-2, salah satu jenis dari coronavirus. Virus ini pertama kali
diumumkan kepada masyarakat dunia pada tanggal 1 Desember 2019 di China,
tepatnya di daerah Wuhan Provinsi Hubei, China.
Kasus Covid-19 di Indonesia, pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020
dengan jumlah 2 kasus. Hingga 2 Februari 2021, kasus positif Covid-19 di
Indonesia tercatat sebanyak 1.099.687 orang, dengan jumlah sembuh 896.530
orang dan jumlah meninggal sebanyak 30.581 orang. Adapun di Provinsi Maluku
kasus positif Covid-19 berjumlah 6.480 orang, dengan jumlah sembuh sebanyak
5.477 orang dan meninggal sebanyak 96 orang (Satgas Penanganan Covid, 2020).
Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah mengeluarkan sejumlah
kebijakan untuk mencegah dan menekan penyebaran virus Covid-19 di berbagai
daerah. Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah di antaranya yaitu
diberlakukannya pembatasan sosial. Kebijakan pembatasan sosial terdiri atas
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro (PPKM). Provinsi Maluku khususnya kota
Ambon, aturan PSBB dimuat dalam Peraturan Walikota Ambon Nomor 18 Tahun
2020, sedangkan aturan PPKM dimuat dalam Instruksi Walikota Ambon Nomor 3
Tahun 2021.
Aturan-aturan yang dikeluarkan pemerintah yang ditujukan untuk
menekan penyebaran Covid-19 hampir berdampak di seluruh sektor. Sektor
ekonomi merupakan salah satu sektor yang mengalami dampak serius akibat
pandemi Covid-19. Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi di Indonesia
diprediksikan negatif 0,4% akibat Covid-19. Hal ini tidak terlepas dari
menurunnya aktivitas ekonomi dikarenakan penerapan aturan pembatasan sosial
dalam masyarakat (Makki, 2021).
Pasar tradisional saat ini masih menjadi salah satu pusat kegiatan ekonomi
penting bagi sebagian masyarakat Indonesia. Pasar tradisional merupakan tempat
2

terjadinya transaksi antara pedagang besar dengan pedagang pengecer dan


pedagang pengecer dengan konsumen akhir pelaku rumah tangga dan industri. Di
pasar tradisional menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat, mulai dari
sembako, pakaian, hingga peralatan rumahtangga. Sembilan bahan pokok atau
sering disingkat sembako adalah sembilan jenis kebutuhan pokok masyarakat
yang terdiri atas berbagai bahan makanan dan minuman. Menurut Keputusan
Menteri Industri dan Perdagangan No. 115/MPP/KEP/2/1998, kesembilan bahan
pokok antara lain beras, sagu dan jagung, gula pasir, sayur-sayuran dan buah-
buahan, daging sapi dan ayam, minyak goreng dan margarin, susu, telur, minyak
tanah atau gas elpiji, garam beryodium dan bernatrium. Semua masyarakat dari
yang tingkat ekonominya rendah sampai tinggi pasti membutuhkan sembako
untuk memenuhi kebutuhannya setiap hari.
Tabel 1. Data Konsumsi Pangan Indonesia

No Tahun (kg/kap/tahun)
Jenis
.
2016 2017 2018 2019 2020
1. Padi-padian 90.971 85.694 84.879 82.633 82.732
2. Kacang-kacangan 13.112 13.943 14.291 13.634 13.710
3. Umbi-umbian 8.394 11.446 8.746 8.614 8.857
4. Sayur-sayuran 44.984 51.082 50.733 52.043 27.969
5. Buah-buahan 23.349 27.791 83.117 27.623 27.153
6. Daging 8.123 29.739 37.457 42.364 11.148
7. Telur dan susu 20.473 23.278 24.867 24.651 25.000
8. Minyak 18.563 18.124 17.008 16.998 17.193
9. Minuman 87.331 136.044 136.044 137.129 137.027
10. Lainnya 433.780 442.990 464.230 457.100 455.220
Total 277.678 441.440 503.565 410.260 371.336
Sumber: Pusdatin Pertanian, 2020
Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa kebutuhan masyarakat Indonesia
terhadap sembako maupun hortikultura sangat besar. Oleh karena itu, sembako
dan hortikultura mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.
Pasar tradisional merupakan sektor ekonomi yang juga terdampak
pandemi Covid-19. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi
menyebutkan sebanyak 10% pedagang di sejumlah pasar di Kota Bekasi gulung
3

tikar akibat terdampak Covid-19. Dari 6.000 pedagang, sekitar 10-20% pedagang
mengalami kebangkrutan akibat adanya pandemik Covid-19. Enam ribu pedagang
tersebut terdata dari 15 pasar yang tersebar di 12 Kecamatan dan 56 Kelurahan di
Kota Bekasi (Surjaya, 2021). Demikian juga berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Novrianti et al (2021) di pasar tradisional Way Halim Kota Bandar
Lampung, diketahui bahwa selama pandemi Covid-19 keadaan pasar Way Halim
yang merupakan satu-satunya pasar tradisional di Kota Bandar Lampung menjadi
sepi, para pedagang maupun pembeli menjadi jarang berinteraksi dan menjaga
jarak, serta pendapatan pedagang menurun. Adapun berdasarkan penelitian
tersebut, tidak ada perbedaan dampak pandemi Covid-19 dari segi keamanan,
sedangkan dari segi kenyamanan, pedagang merasa kurang nyaman karena harus
menggunakan masker ketika berdagang. Hal ini menandakan bahwa dengan
diberlakukannya pembatasan sosial dalam rangka mencegah dan menekan
penyebaran Covid-19 membuat aktivitas di pasar mengalami penurunan baik dari
segi sosial maupun ekonomi pedagang pasar.
Pasar Mardika merupakan pasar tradisional yang terbesar di Kota Ambon
yang setiap harinya selalu ramai dengan aktivitas jual beli, sehingga kontak fisik
yang terjadi antara pedagang dengan pembeli atau pembeli dengan pembeli
lainnya juga tidak dapat terhindarkan. Pemberlakuan pembatasan sosial dalam
rangka mengurangi angka kasus Covid-19 di Maluku dapat mempengaruhi proses
jual beli yang ada di Pasar Mardika, yang pada akhirnya berdampak terhadap
keadaan sosial ekonomi pedagang.
Berdasarkan kutipan Andriyani (2020) dikatakan bahwa pendapatan
pedagang sayur di Pasar Mardika turun hingga 60 persen. Awalnya pedagang bisa
mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 300.000 per hari menurun hingga kisaran
Rp. 90.000 sampai Rp. 150.000,- per hari. Menurut pedagang, tingkat penjualan
semakin sepi sejak kasus pertama Covid-19 mulai menyebar di Maluku khususnya
Kota Ambon. Hal ini berarti bahwa Covid-19 menjadi faktor utama penyebab
menurunnya pendapatan pedagang terkhususnya di Pasar Mardika.
Berdasarkan data dari UPTD Pasar Mardika (2021), jumlah pedagang
sembako mencapai 429 pedagang dan hortikultura mencapai 699 pedagang.
4

Dengan jumlah pedagang sebanyak ini, artinya pasar Mardika telah menyediakan
kebutuhan masyarakat terkhususnya Kota Ambon dalam jumlah yang besar.
Sebagai titik keramaian, pasar Mardika terus dipantau oleh Dinas Kesehatan
serta Satgas Gugus Covid-19. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan
peneliti, sebelum pandemi Covid-19 pedagang memulai berjualan dari sekitar
pukul 05.00 WIT hingga pukul 20.00 WIT. Namun dengan adanya pembatasan
sosial yang diterapkan terhadap aktivitas pasar selama pandemi Covid-19 yakni
pasar dibuka sejak pukul 06.00 pagi dan berakhir pukul 18.00 sore, serta
diberlakukannya social distancing membuat jam berjualan dari pedagang menjadi
terbatas. Dilihat dari segi sosial, dengan adanya kebijakan social distancing juga
mempengaruhi interaksi sosial yang terjadi antar pedagang. Hal ini akan
memberikan dampak bagi kondisi sosial serta ekonomi yang dialami oleh
pedagang di Pasar Mardika. Menurut Centers for Disease Control and Prevention
(2020), social distancing adalah menghindari tempat umum, menjauhi keramaian,
dan menjaga jarak optimal satu meter dari orang lain. Dengan adanya jarak,
penyebaran penyakit ini diharapkan dapat berkurang. Berdasarkan permasalahan
penurunan aktivitas pasar, maka muncul pertanyaan penelitian “Bagaimana
Dampak Pandemi Covid-19 terhadap kondisi sosial dan ekonomi pedagang Pasar
Mardika, Kota Ambon”. Penelitian ini juga menjadi penting karena pasar
tradisional merupakan jantung dari perekonomian kerakyatan, jika aktivitas pasar
terhenti hal tersebut akan sangat berpengaruh bagi roda perekonomian masyarakat
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian


ini yaitu
1. Bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap kondisi sosial pedagang di
Pasar Mardika, Kota Ambon?
2. Bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap pendapatan pedagang di
Pasar Mardika, Kota Ambon?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan ini, yaitu:


5

1. Mengetahui dampak pandemi Covid-19 terhadap kondisi sosial pedagang di


Pasar Mardika, Kota Ambon
2. Mengetahui dampak pandemi Covid-19 terhadap pendapatan pedagang di
Pasar Mardika, Kota Ambon

1.4. Luaran Penelitian

1. Skripsi yang telah disahkan


2. Artikel ilmiah yang akan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dampak

Definisi dampak yang disampaikan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia


yaitu suatu benturan yang mempunyai akibat positif maupun negatif. Menurut
Hikmah (2009), dampak ialah seluruh hal yang terjadi akibat adanya sesuatu yang
dialami, sedangkan dampak menurut Cristo (2008) adalah hal-hal yang dihasilkan
dari apa yang dilakukan, dapat berupa pengaruh baik atau buruk. Dampak
dibedakan menjadi dua seperti yang telah disebutkan dampak positif dan dampak
negatif sebagai berikut:

2.1.1. Dampak Positif

Pengertian dampak yaitu kemauan dalam mempengaruhi dan meyakinkan


orang lain dengan maksud dan tujuan agar orang tersebut dapat mendukung dan
mengikuti kemauannya. Sedangkan positif ialah segala sesuatu yang tegas juga
nyata terutama dalam memperhatikan hal yang baik dan positif. Pengertian
dampak positif adalah kemauan dalam mempengaruhi dan meyakinkan orang lain
terutama kepada hal yang baik dan positif.

2.1.2. Dampak Negatif

Pengertian dampak negatif berdasarkan penjelasan yang di Kamus Besar


Bahasa Indonesia, dampak negatif merupakan pengaruh dominan yang
menimbulkan akibat mengenai hal-hal yang negatif. Dampak negatif merupakan
kemauan guna mempengaruhi dan meyakinkan orang lain terutama hal-hal yang
buruk serta negatif juga menimbulkan akibat tertentu (Retnoningsih dan Suharso,
2006).
Budastra (2020) menjelaskan bahwa adanya dampak terhadap kinerja sektor
ekonomi, pelaksanaan protokol pencegahan dan pengendalian penyebaran
COVID-19 berpotensi menimbulkan gangguan pada rantai pasok input, operasi
produksi, rantai distribusi dan pemasaran output sehingga berdampak negatif
terhadap kinerja sektor ekonomi.
7

2.2. Pandemi COVID-19

Menurut WHO (2020), coronavirus termasuk dalam keluarga besar virus


yang gejala awalnya terjadi seperti flu biasa hingga penyakit yang lebih parah
seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah yang lebih dikenal dengan (MERS-
CoV), dan Sindrom Pernafasan Akut Parah yang dikenal dengan (SARS-CoV).
Pada tanggal 9 Maret 2020, WHO menyatakan Covid-19 sebagai pandemi karena
virusnya terjadi sudah di beberapa negara dan menyebar luas ke negara yang ada
di seluruh dunia. Hingga 23 April 2020, lebih dari 2.000.000 kasus Covid-19 telah
dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah seperti Taiwan, Thailand,
Vietnam, Malaysia, Nepa, Sri Lanka, Kamboja, Jepang, Singapura, Arab Saudi,
Korea Selatan, Filiphina, India, Australia, Kanada, Finlandia, Prancis, dan
Jerman.

2.2.1. Penyebaran Covid-19

Penyebaran virus Covid-19 dapat terjadi melalui percikan yang dikeluarkan


oleh orang terkena penyakit ini, contohnya seperti orang yang terjangkit berbicara,
bersin, ataupun batuk, percikan yang menempel pada suatu benda dan apabila
orang lain dengan tidak sengaja menyentuhnya lalu menyentuh area wajah seperti
mata, hidung dan mulut maka orang tersebut dapat terjangkit virus ini.

2.2.2. Gejala Covid-19

Gejala yang biasanya dirasakan bagi orang terjangkit virus Covid-19 adalah
suhu badan sangat tinggi dan terjadi demam, mengalami batuk kering, dan
biasanya saat merasakan lelah karena imunitas tubuh yang menurun. Selain gejala
tersebut, gejala lainnya yang jarang terjadi dan hanya dialami oleh beberapa
pasien yaitu seperti rasa nyeri dan sakit, tidak bisa merasakan makanan dan tidak
bisa mencium bau aroma, kepala yang terasa sakit, susah bernafas karena hidung
tersumbat, seperti radang sakit tenggorokan, terjadi gangguan pencernaan, ruam
pada area kulit, atau terjadinya perubahan warna jari tangan maupun kaki.
8

2.2.3. Skala Bencana

Skala bencana Pandemi Covid-19 ini sudah ditetapkan sebagai bencana


nasional, sehingga dalam penanganannya sudah dibentuk dan ditetapkan, adanya
pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Protokol
Penanganan Covid-19 sebagai pedoman dalam penanganan pandemi ini. Pada
pelaksanaanya Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 daerah mengacu
pada pedoman teknis maupun standar layanan yang telah ditetapkan sebelumnya,
namun perlu disesuaikan menurut kondisi wilayahnya berdasarkan peningkatan
kasus penyebaran Covid-19.

2.2.4. Kebijakan Pandemi Covid-19

Kebijakan Pandemi Covid-19 sudah ditetapkan dan dijalankan secara turun


temurun baik dari arahan presiden, selanjutnya kebijakan pada masing-masing
provinsi dan diperluas lagi dengan kebijakan yang ditetapkan pada masing-masing
kabupaten/kota. Kebijakan penanganan pandemi ini juga dipertegas melalui
Undang-undang No. 4 1984 tentang Wabah Penyakit Menular serta Undang
Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan.

2.3. Pasar

2.3.1 Pengertian Pasar

Pasar adalah perangkat pembeli yang aktual dan potensial dari sebuah
produk. Para pembeli ini mempunyai kebutuhan atau keinginan yang sama yang
dapat dipuaskan lewat pertukaran. Jadi, ukuran suatu pasar tergantung pada
jumlah orang yang menunjukkan kebutuhan, mempunyai sumber daya untuk
terlibat dalam pertukaran dan bersedia menawarkan sumber daya ini dalam
pertukaran untuk apa yang mereka inginkan. Pasar juga merupakan suatu wujud
abstrak dari suatu mekanisme ketika pihak pembeli dan penjual bertemu untuk
mengadakan tukar menukar. Pasar bisa berupa tempat konkrit atau terpusat, bisa
pula tanpa wujud yang jelas atau terpusat atau bahkan bisa juga hanya berupa
jaringan kabel dan perangkat elektronik (Nordhaus, 1995).
9

Semula istilah pasar berarti tempat pembeli dan penjual berkumpul untuk
mempertukarkan barang mereka, seperti alun-alun di desa. Pakar ekonomi
menggunakan istilah pasar untuk merujuk pada kumpulan pembeli dan penjual
yang melakukan transaksi dalam kelas produk tertentu, seperti dalam pasar
perumahan atau pasar bahan makanan biji-bijian. Akan tetapi, pemasar
memandang penjual sebagai pembentuk suatu industri dan pembeli sabagai
pembentuk suatu pasar (Amstrong & Kotler, 1997).

2.3.1 Pengertian Pasar Tradisional

Segala sesuatu yang berkaitan dengan pasar tradisional diatur dalam


Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112 Tahun 2007 yang berisi
mengenai Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan
Toko Modern, Pasar tradisional adalah pasar yang didirikan dan dikelola oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta, Badan Usaha Milik Negara,
dan Badan Usaha Milik Daerah, termasuk tempat komersial yang bekerjasama
dengan swasta, antara lain toko, kios, warung, dan tenda. Dimiliki / dikelola oleh
pedagang kecil, menengah, lembaga swadaya masyarakat, atau koperasi dengan
usaha kecil, modal kecil, dan proses tawar menawar dan jual beli barang.
Sedangkan pengertian pasar tradisional berdasarkan Permendagri (2007)
pengertian pasar tradisional adalah wadah yang mempertemukan penjual dengan
pembeli dalam menjalankan transaksi barang maupun jasa, melakukan interaksi
sosial budaya masyarakat, serta sebagai sarana pengembangan ekonomi
masyarakat.
Pasar Tradisional merupakan suatu wadah yang lokasinya dapat
menjangkau dengan luas dari berbagai kalangan masyarakat. Lapisan masyarakat
dari kalangan atas, kalangan menengah maupun masyarakat kalangan bawah.
Pasar tradisional juga merupakan pusat kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat,
sehingga pola hubungan ekonomi yang terjadi di pasar tradisional menyebabkan
terjalinnya interaksi sosial yang erat antara pembeli dan penjual, pembeli dan
pemasok, dan pemasok. Ini adalah salah satu warisan sosial yang
merepresentasikan kebutuhan untuk bersosialisasi antar individu..
10

Menurut Askadiyah dan Sulistyani (2004), pasar tradisional berfungsi secara


rinci sebagai berikut:
1. Pasar tradisional berfungsi sebagai fasilitas umum yang memenuhi kebutuhan
sehari-hari masyarakat. Meski berbelanja di pasar tradisional bukan hal yang
membuat menyenangkan, tetapi pasar tradisional memberikan berbagai
macam pelayanan kepada masyarakat.
2. Pasar tradisional berfungsi sebagai pusat perdagangan kota Pasar merupakan
penggerak kegiatan ekonomi perkotaan dan elemen utama pembentuk tata
ruang kota. Oleh karena itu, kawasan perdagangan perkotaan biasanya
berkembang dari adanya pasar, dan intensitas aktivitasnya meningkat seiring
dengan perkembangan kota dan kebutuhan masyarakat. Selain itu, sebagai
pusat perdagangan yang melayani seluruh kota bahkan wilayah, pasar dapat
berkembang lebih luas.
3. Pasar tradisional sebagai stabilitas harga, yang jadi tempat pembuatan harga
eceran untuk bermacam komoditas, dan sediakan kesempatan buat
mendapatkan pemasukan. Tidak hanya itu, banyak kelompok warga yang bisa
mendapatkan pemasukan dari kegiatan ekonomi pasar, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung pasar berikan peluang pekerjaan
pula berupaya kepada, tukang parkir, pemasok benda, buruh angkut, penjaga
malam, rentenir, pengemis serta pemulung.

2.4 Pedagang

Pengertian pedagang berdasarkan penjelasan pada Kamus Besar Bahasa


Indonesia merupakan individu yang mencari penghasilan atau nafkah dengan cara
berdagang. Contoh pekerjaan dengan cara berdagang contohnya seperti membuka
usaha retail, toko kerajinan, usaha jasa maupun barang dimulai dari kecil-kecilan
(Sudirmansyah, 2011). Menurut Akhinayasrin (2011) pedagang merupakan
seluruh tindakan yang ditujukan untuk mengirimkan barang dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari, prosesnya berlangsung dari produsen
untuk konsumen.
11

Menurut Hentiani (2011) pedagang di pasar tradisional dibedakan menjadi


pedagang kios dan pedagang non kios, hal tersebut disampaikan secara detail
sebagai berikut:
1. Pedagang kios merupakan pedagang yang berjualan dengan menggunakan
bangunan kios yang ada di area pasar.
2. Pedagang non kios merupakan pedagang yang berjualan dengan
menggunakan tempat bukan kios, contohnya seperti Ios, luas los, dasaran dan
palyon.

2.5 Kondisi Sosial Ekonomi

Pengertian sosial ekonomi selalu diartikan secara terpisah antara kondisi


sosial dan kondisi ekonomi, namun keduanya merupakan dua hal yang saling
berkaitan erat. Sosial ekonomi merupakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan aktivitas ekonomi yang dilakukan biasanya untuk memenuhi kebutuhan
tiap individu seperti kebutuhan sandang, kebutuhan pangan dan kebutuhan papan
(Wibisono, 2008). Sedangkan menurut Soekanto (2012) sosial dan ekonomi
adalah mencangkup beberapa hal yaitu lingkungan sosial, kinerja, yang
merupakan hak dan kewajiban yang berkaitan dengan sumber daya. Posisi sosial
dan ekonomi merupakan keadaan seseorang di dalam kehidupan bermasyarakat
karena tentunya sebagai makhluk sosial manusia memerlukan dan membutuhkan
orang lain selama hidupnya. Pengertian kondisi sosial dan ekonomi juga
dipaparkan oleh (Astrawan, 2014) yang kurang lebih pengertiannya mirip dengan
sebelumnya bahwa sosial ekonomi merupakan keadaan individu di dalam
kelompok masyarakat yang dalam melihat kondisi sosial ekonominya ditentukan
oleh pendidikan dan pendapatan orang tersebut serta jenis aktivitas ekonomi yang
dilakukannya. Menurut Kusnadi (2009) dalam Nuraeni (2018), sosial ekonomi
adalah kondisi kependudukan yang meliputi tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, tingkat kesehatan, tingkat konsumsi, perumahan, dan lingkungan
masyarakat.
12

2.5.1 Kondisi Sosial

Kondisi sosial merupakan keadaan tertentu dimana berlangsung koneksi


ataupun silaturahmi antar manusia yang dilihat dari berbagai sisi antara lain
hubungan sosial/ interaksi sosial, keamanan dan juga kenyamanan (Saraswati dan
Pierawan, 2016). Menurut Dalyono (2012) dalam Muttalib dan Mashur (2019)
kondisi sosial adalah seluruh manusia lain yang mempengaruhi kita. Sedangkan
kondisi sosial menurut Juariyah dan Basrowi (2010) ialah semua orang yang
mempengaruhi kita. Kondisi sosial adalah suatu keadaan tertentu dimana
berlangsung keterkaitan antar individu maupun kelompok di dalam masyarakat
tertentu yang dapat mempengaruhi kita.

2.5.1.1 Interaksi Sosial

Menurut (Raho, 2004) secara etimologis, interaksi sosial dibagi menjadi


duayaitu aksi dan antara, dapat disimpulkan pengertian dari interaksi sosial
diartikan sebagai rangkaian perbuatan/tingkah laku sesorang yang saling
memberikan sinyal timbal balik ataupun repon baik antara individu satu dengan
individu yang lainnya, individu satu dengan kelompok lingkup besar maupun
kecil, dan juga antar kelompok.
Pengertian Interaksi sosial dijelaskan juga oleh Soekanto (2015) bahwa
interaksi sosial merupakan kegiatan yang dilakukan antar individu dalam
melaksanakan aktivitas sosial, karena interaksi sosial merupakan hal yang penting
dari keseluruhan kehidupan sosial yang mampu menjadi syarat utama akan
terjadinya aktivitas sosial, contohnya kegiatan pada saat proses jual beli di pasar.
Di pasar kegiatan jual beli yang terjadi itu merupakan kegiatan yang di dalamnya
terdapat hubungan saling respon ataupun timbal balik yang saling mempengaruhi
dan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Pembeli membutuhkan penjual
untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari
dan penjual membutuhkan pembeli untuk membeli dan menghabiskan barang
dagangannya. Pedagang yang ada di pasar berinteraksi antar pedagang, interaksi
pedagang dengan pembeli dan lainnya karena menganggap pentingnya interaksi
untuk menunjang dan membantu dalam proses berjualan sehari-harinya. Interaksi
13

sosial yang ada di pasar dapat dilihat dari perilaku, kebiasaan pedagang, dan
kegiatan jual beli yang berlangsung seperti menjadi sarana pembelajaran dan
tempat saling bertukar informasi yang dibutuhkan.
Menurut Gillin (1982) dalam Soerjono (2007) mengklasifikasikan interaksi
sosial ke dalam dua bentuk, yakni proses asosiatif merupakan suatu bentuk
interaksi sosial yang bersifat positif dan proses disosiatif yaitu bentuk interaksi
sosial yang bersifat negatif. Berikut ini merupakan penjabaran bentuk-bentuk dari
interaksi sosial yang dibahas:
1) Interaksi Asosiatif, yaitu bentuk dari interaksi sosial yang tujuannya
menuju kerjasama dalam kebutuhan kepentingan bersama.
a. Kerjasama
Kerja sama merupakan suatu bentuk hubungan antar individu,
individu dengan kelompok juga hubungan kelompok dengan kelompok
yang berupa kegiatan bersama dalam mencapai tujuan yang sama.
Menurut Cooley (1930) kerjasama terjadi ketika seseorang mulai berfikir
bahwasannya kedua belah pihak memiliki kepentingan dan tujuan yang
sama baik dalam segi apapun yang dapat menguntungkan bagi kedua belah
pihak maka dalam memenuhi kebutuhan mereka melaksanakan kerjasama.
Dalam melakukan kegiatan kerja sama, maka individu melakukan interaksi
dengan individu ataupun kelompok lainnya.
b. Akomodasi
Akomodasi adalah sesuatu yang dilakukan individua maupun
kelompok untuk menyelesaikan konflik. Akomodasi bertujuan untuk
mengurangi kesalahpahaman, mencegah terjadinya ledakan konflik dan
untuk mempersatukan dua orang yang berkonflik untuk mencapai
kesepakatan bersama untuk kesatuan.
c. Asimilasi
Pengertian asimilasi yaitu alur sosial yang dicirikan dengan adanya
kegiatan mengurangi hal-hal yang menjadi perbedaan antar individu
maupun kelompok untuk mencapai kesatuan dengan memperhatikan
kepentingan Bersama. Faktor yang dapat mempengaruhi asimilasi
14

contohnya seperti toleransi, sikap saling menghargai perbedaan baik ras,


suku dan agama, serta unsur budaya dari perkawinan campuran.
2) Interaksi Disosiatif, merupakan bentuk interaksi suatu perjuangan dalam
melawan individu ataupun kelompok. Bentuk dari disosiatif secara jelas
dapat dilihat sebagai berikut:
a. Persaingan
Pengertian persaingan ialah salah satu proses saat individu/ kelompok
saling bersaing dalam meraih keuntungan/keinginan tertentu. Bentuk
persaingan yang terjadi bisa berupa persaingan ekonomi, selain itu ada
persaingan kebudayaan, persaingan kedudukan serta persaingan ras.
b. Kontavensi
Kontravensi adalah kegiatan sosial yang terjadi dalam bentuk
pertentangan maupun persaingan. Berdasarkan penjelasan oleh Von Weise
dan Becker (1932) dalam Soekanto (2006), menjelaskan tentang hal dalam
kontravensi mencakup penolakan, penghasutan, dan perbuatan khianat.
c. Pertengkaran / Pertikaian
Pertengkaran atau pertikaian adalah bentuk perilaku dari individu
maupun kelompok yang berbeda pendapat dalam memenuhi tujuannya
masing-masing saling bertentangan maka terjadilah pertikaian atau
pertangkaran.
2.5.1.2 Keamanan
Menurut Josang (2007), definisi keamanan adalah kondisi tanpa merasa
bahaya. Karena definisi keamanan yang masih sangat luas, maka memiliki rasa
aman dan dapat terlindungi dari bencana alam dan juga kejahatan disengaja
maupun kejahatan yang tidak disengaja lainnya. Berdasarkan penjelasan Kamus
Besar Bahasa Indonesia ancaman mempunyai arti bebas dari ancaman bahaya,
gangguan dan terlindungi dari rasa takut. Menurut Potter dan Perry (2006)
mengatakan kondisi dimana seseorang bebas dari cedera fisik dan psikologis dan
dalam kondisi aman dan tentram. Sedangkan menurut Hakim (2016), keamanan
merupakan masalah terpenting karena ini dapat menghambat aktivitas yang akan
dilakukan oleh seseorang maupun kelompok.
15

Dalam pemenuhan rasa aman diharuskan terpenuhinya kebutuhan rasa


aman. Kebutuhan rasa aman harus dilihat dalam arti luas, tidak sebatas pada
keamanan fisik, melainkan juga keamanan yang menyangkut psikologisnya yang
didalamnya berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas sistem yang
menghindarkan manusia dari rasa cemas, khawatir dan berbagai hal lainnya
(Krochin, 1976). Berdasarkan Sugiyono (2010), maka pengukuran keamanan
dalam persepsi individu dapat menggunakan skala ordinal dengan istilah sangat
aman, aman, cukup aman, kurang aman, tidak aman.

2.5.1.3 Kenyamanan

Kenyamanan diartikan sebagai situasi perasaan mereka yang sehat dan


merupakan respon subjektif terhadap lingkungan atau situasi tertentu (Richard,
1980). Berdasarkan penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia kenyamanan
memiliki arti kondisi yang sehat, enak, segar dan enak. Kenyamanan sosial
kultural menurut Kolcaba (2003), terkait dengan hubungan interpersonal,
keluarga, dan sosial atau masyarakat (keuangan, perawatan kesehatan individu,
kegiatan religious, serta tradisi keluarga).
Sanders dan McCormick (1993) menggambarkan konsep kenyamanan
bahwa kenyamanan merupakan suatu kondisi perasaan dan sangat bergantung
pada orang yang mengalami situasi tersebut. Kenyamanan dapat didukung oleh
sarana dan fasilitas yang memadai. Berdasarkan Sugiyono (2010), maka
pengukuran kenyamanan dalam persepsi individu dapat menggunakan istilah
sangat nyaman, nyaman, cukup nyaman, kurang nyaman, tidak nyaman.
2.5.2 Kondisi Ekonomi

Definisi ekonomi berawal dari dua kata Yunani “oikos” berarti keluarga atau
rumah tangga dan “nomos” berarti aturan hukum. Jadi pengertian dari ekonomi
merupakan aturan yang mengatur di dalam manajemen rumah tangga. Pengertian
ekonomi berdasarkan pengertian yang disampaikan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pengertian ekonomi merupakan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan
asas dari produksi, distribusi, pemakaian barang serta kekayaan (seperti
perdagangan, keuangan dan perindustrian). Indikator dalam kondisi ekonomi
16

mencangkup berbagai hal yang berhubungan erat dalam hal memenuhi kebutuhan
seperti pekerjaan, pendapatan, pengeluaran, kepemilikan aset dan kredit (Juariyah
& Basrowi, 2010). Selain itu, menurut Firdausa & Arianti (2013) jam kerja
merupakan suatu hal yang berpengaruh positif bagi pendapatan pedagang.

2.5.3.2 Jam Kerja Pedagang

Waktu kerja mengacu pada waktu yang dihabiskan untuk aktivitas kerja.
Aktivitas kerja yang dimaksud adalah pekerjaan yang menggiurkan. Waktu kerja
juga dapat diartikan sebagai waktu yang dihabiskan seseorang untuk
menghasilkan barang atau jasa tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
jam kerja adalah jam untuk mengatur karyawan dan peralatan lain untuk bekerja.
Jam kerja untuk para pekerja di bidang swasta pengaturan waktu bekerjanya
berdasarkan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 yang membahas mengenai
ketenagakerjaan.
Lamanya Jam Kerja
Pengertian lamanya jam kerja menurut Supraptilah (1979) dalam Ananta
(1985) mengelompokkan lamanya jam kerja menjadi tiga kelompok yaitu:
1) Individu yang bekerja < 35 jam/minggu. Apabila individu tersebut bekerja
kurang dari 35 jam/minggu, maka itu tersebut termasuk dalam kelompok
bekerja dibawah jam kerja yang normal.
2) Individu yang bekerja pada 35 s/d 44 jam/minggu. Maka individu tersebut
masuk kedalam kelompok yang bekerja pada jam kerja yang normal.
3) Individu yang bekerja > 45 jam/minggu. Maka apabila individu tersebut
bekerja lebih dari 45 jam/ minggu dikelompokkan pada bekerja dengan jam
kerja yang panjang.
Lamanya waktu individu melakukan pekerjaan dengan waktu yang baik
biasanya 6 hingga 8 jam, waktu yang tersisa yaitu 16 hingga 18 jam dimanfaatkan
dalam kebutuhan keluarga, bersosialisasi dengan masyarakat, serta untuk istirahat
dan kegiatan lainnya. Jadi dalam satu minggu individu dapat bekerja secara baik
dalam jangka wkatu 40 hingga 50 jam. Apabila lebih dari jam kerja maksimal
biasanya pekerjaan menjadi tidak efisien. Pada akhirnya kemampuan pekerjaan
17

akan menurun, dan cenderung terjadi kelelahan dan keselamatan kerja masing-
masing yang akan meningkatkan kemajuan juga mendorong kelancaran usaha
dalam individu maupun kelompok.
2.5.3.1 Pendapatan

Pendapatan adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan produksinya,


sehingga penerimaan total adalah jumlah produksi yang terjual dikalikan dengan
harga jual produk (Amalia, 2010). Menurut Nazir (2010) pendapatan adalah hasil
yang diterima seseorang ataupun rumah tangga dari kegiatan bekerja atau usaha
yang dijalankan pada kurun waktu tertentu. Banyak sekali kegiatan yang
dilakukan masyarakat dalam bekerja dan memiliki profesi dalam pekerjaan
contohnya seperti bertani, nelayan, beternak hewan, buruh, serta berdagang dan
juga bekerja pada sektor pemerintah dan swasta. Pendapat lain disampaikan juga
oleh Winardi (1992) pendapatan adalah hasil yang dapat diraih seseorang dari
penggunaan faktor – faktor produksi ataupun materi lain. Pendapatan ditentukan
berdasarkan jumlah penghasilan yang didapatkan seseorang dalam kurun waktu
tertentu selama orang tersebut bekerja, yaitu ada yang jangka waktu harian, waktu
mingguan, jangka waktu bulanan ataupun tahunan (Sukirno, 2006).
Berdasarkan penggolongannya Badan Pusat Statistik (2005) membedakan
pendapatan penduduk ke dalam 4 kategori, yaitu:
1) Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari
Rp. 3.500.000 per bulan
2) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.
>2.500.000 s/d Rp. 3.500.000 per bulan
3) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.
>1.500.000 s/d Rp. 2.500.000 per bulan
4) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata dibawah Rp..
1.500.000 per bulan
Dalam menentukan jumlah suatu pendapatan dari suatu komoditi terdapat
beberapa cara perhitungan pendapatan. Berbagai cara perhitungan pendapatan
(revenue) tersebut yang dikemukakan oleh Boediono (2002) mengemukakan
18

bahwa pendapatan merupakan penerimaaan pedagang dari hasil penjualan


outputnya. Terdapat beberapa konsep mengenai pendapatan sebagai berikut:
a. Total Revenue (TR) adalah penerimaan pedagang dari hasil penjualan, Total
Revenue (TR) merupakan hasil dari jumlah output dikalikan dengan harga
jual output produk.
TR = P.Q
Keterangan :
TR : Total Revenue (total pendapatan)
P : Harga jual barang
Q : Output
b. Averange Revenue (AR) adalah penerimaan per unit dari penjualan output
yang terjual.
TR
AR =
Q
Keterangan :
TR : Total Revenue
Q : Output
Sehingga AR tidak lain adalah harga (jual) output perunit (Q).
c. Marginal Revenue (MR) yaitu kenaikan dari TR yang dikarenakan
olehtambahan penjualan 1 unit output.
ΔTR
MR =
ΔQ
Keterangan:
∆TR = tambahan pendapatan total
∆Q = tambahan output.
TR adalah pendapatan kotor atau penerimaan total, sedangkan P adalah
harga dan Q adalah jumlah barang. Penerimaan total dapat meningkat akibat
perubahan harga/perubahan jumlah penjualan barang. Penerimaan total dapat
meningkat akibat perubahan harga/ perubahan jumlah penjualan barang.
Penerimaan total meningkat akibat harga naik sedangkan jumlah penjualan tetap/
betambah atau jumlah penjualan meningkat sedangkan harga tetap.
19

Pendapatan (income) adalah jumlah uang yang didapat dari hasil penjualan
dalam jangka waktu tertentu yang telah dikurangi dengan total biaya yang di
keluarkan.
𝜋 = TR − TC
Keterangan :
𝜋 : Income
TR : Total Revenue (Pendapatan Total/Omset Penjualan)
TC : Total Cost ( Biaya Total Yang di Keluarkan)
Total Cost merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan.
Biaya ini didapat dengan menjumlahkan biaya tetap total dengan biaya variabel
totalyang rumusnya sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TFC : Total Fixed Cost ( biaya tetap total )
TVC : Total Variabel Cost (biaya variabel total)

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berisi berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh


peneliti lain, baik dalam bentuk jurnal maupun skripsi. Penelitian yang ada telah
mendasari pemikiran penulis dalam penyusunan skripsi. Adapun penelitiannya
yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
Nama Judul Hasil Penelitian
Novrianti et Dampak Pandemi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Covid-19 berdampak
al, Covid-19 pada kondisi sosial dan ekonomi pedagang pasar Perumnas
2021 Terhadap Kondisi Way Halim. Dampak pandemi Covid-19 terhadap interaksi
Sosial dan sosial pedagang yaitu pedagang menjadi jarang berinterkasi,
Ekonomi komunikasi menjadi berkurang dan saling menjaga jarak. Dari
Pedagang Pasar segi kenyamanan, pedagang merasa tidak nyaman karena takut
Tradisional dan was-was tertular virus corona sedangkan tidak ada dampak
pandemi Covid-19 terhadap keamanan. Dampak pandemi
Covid-19 terhadap jam kerja yaitu jam kerja menurun 2-3 jam
dari sebelumnya, pendapatan menurun 30-50% dan
20

Nama Judul Hasil Penelitian


pengeluaran bertambah karena harus membeli masker dan
handsantizer pribadi. Selain itu, pengeluaran untuk berdagang
dikurangi karena menyesuaikan dengan pendapatan yang
diperoleh.
Purba, 2021 Dampak Covid-19 Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan
Terhadap penjualan sayur sebelum Covid-19 sebesar Rp24.451.885,71
Pendapatan dan semasa Covid-19 pendapatan menjadi Rp15.495.425,71.
Pedagang Sayur di Hal ini menunjukkan adanya perbedaan nyata dan signifikan
Pasar Induk Lau penerimaan sayur sebelum dan semasa Covid-19 di Pasar
Cih Medan Induk Lau Cih Medan Tuntungan.
Tuntungan
Wahyono, Analisis Faktor- Tingkat pendidikan, modal usaha, lama usaha, dan jam kerja
2017 Faktor Yang secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
Mempengaruhi pendapatan pedagang Pasar Bantul di Kabupaten Bantul.
Pendapatan.
Pedagang di Pasar
Bantul kabupaten
Bantul
Sinaga et al, Dampak Erupsi Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata
2017 Gunung Sinabung produksi cabai merah di daerah penelitian sebelum dan
Terhadap Produksi sesudah erupsi gunung Sinabung. Produksi usahatani cabai
dan Harga Cabai merah sebelum erupsi gunung Sinabung sebanyak 1.932 Kg
Merah (Capsicum per petani lebih tinggi dibanding setelah erupsi Gunung
Annum L.) (Desa: Sinabung sebanyak 1.342 Kg per petani, dengan selisih 590 kg
Beganding, per petani. Kedua, terdapat perbedaan yang tidak nyata harga
Kecamatan produksi cabai merah di daerah penelitian sebelum dan
Simpang Empat, sesudah erupsi gunung Sinabung. Harga jual produksi
Kab. Karo) usahatani cabai merah sebelum erupsi gunung Sinabung
sebanyak Rp. 12.581 per kg lebih rendah dibanding setelah
erupsi gunung Sinabung sebesar Rp.14.819 per kg, dengan
selisih sebesar Rp. 2.237 per kg. Ketiga, pendapatan usahatani
cabai sebelum dan sesudah erupsi gunung Sinabung tergolong
rendah, karena lebih rendah dari UMK. Pendapatan usahatani
cabai merah per bulan sebesar Rp. 2.051.267 per bulan,
sedangkan UMK Kabupaten Karo untuk tahun 2018 adalah
21

Nama Judul Hasil Penelitian


sebesar Rp. 2.619.234,41.
Taufik & Dampak Covid-19 Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kejadian Covid-19
Ayuningtyas Terhadap Bisnis yang merupakan bencana non alam (non nature disaster)
, 2020 dan Eksistensi menjadi salah satu faktor dari lingkungan luar (external
Platform Online environment) yang memberikan dampak penurunan aktivitas
bisnis konvensional, namun bisa mengungkit kegiatan bisnis
yang inovatif berbasis platform online. (2) Bidang usaha yang
terkendala perkembangannya bahkan mengalami penurunan
selama masa Covid-19 adalah bisnis transportasi umum,
pariwisata, perhotelan, pusat perbelanjaan, serta perdagangan
offline yang hanya fokus pada kunjungan langsung konsumen.
(3) Kegiatan bisnis yang masih bisa bertahan dan eksis
melayani konsumen adalah pendidikan, ritel bahan makanan
pokok, bisnis pengiriman barang online terutama untuk
hantaran makan/minuman, (4) Kegiatan bisnis yang
berkembang pada masa Covid-19 adalah telekomunikasi,
penyedia/vendor platform online, farmasi, produk kesehatan
melalui penyesuaian platform bisnis berbasis online.

2.7 Kerangka Berpikir

Pasar merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi yang penting bagi
masyarakat. Pasar Mardika merupakan salah satu pasar terbesar di Kota Ambon
yang selalu ramai dengan aktivitas jual beli oleh pedagang dan pembeli. Adanya
Covid-19 membawa dampak bagi sektor ekonomi bukan hanya kesehatan.
Pedagang pasar Mardika juga terkena dampak akibat Covid-19 akibat adanya
aturan-aturan pembatasan sosial yang ditetapkan oleh Pemerintah seperti PSBB
dan PPKM. Akibat Covid-19 ini tentunya akan berdampak pada kondisi sosial dan
ekonomi pedagang di Pasar Mardika. Dalam Penelitian ini, aspek sosial yang akan
diteliti terhadap pedagang Pasar Mardika akibat Covid-19 dilihat dari interaksi
sosial, keamanan, dan kenyaman pedagang. Sedangkan aspek ekonomi yang akan
diteliti dilihat dari pendapatan pedagang dan jam kerja. Dampak Covid-19
22

terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang akan ditinjau sebelum adanya pandemi
Covid-19 dan setelah pandemi Covid-19.

Pasar Mardika

Pedagang Pasar Mardika

Pandemi COVID-19

PSBB

PPKM

Sosial Ekonomi

1. Interaksi Sosial
2. Keamanan 1. Jam Kerja
3. Kenyamanan 2. Pendapatan

Sebelum Pandemi COVID-19 Selama Pandemi COVID-19

Keterangan:
Menyatakan pengaruh
Menyatakan hubungan
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
23

2.8 Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada perbedaan kondisi sosial
dan ekonomi pedagang di pasar Mardika sebelum pandemi Covid-19 dan selama
pandemi Covid-19.
III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu dari bulan Agustus sampai
bulan September 2021. Lokasi penelitian yaitu Pasar Mardika, Kecamatan
Sirimau, Kota Ambon. Lokasi ini dipilih secara sengaja, dimana Pasar Mardika
merupakan pasar dengan pusat kegiatan ekonomi terbesar di Kota Ambon.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Dalam
penelitian ini, populasinya adalah pedagang di Pasar Mardika menurut jenis jualan
yaitu sebesar 1.128 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2. Data Jumlah Pedagang Pasar Mardika Menurut Jenis Jualan


No. Jenis Jualan Jumlah
1. Hortikultura 699
2. Sembako 429
Total 1.128
Sumber : UPTD Pasar Mardika,2021

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Peneliti menggunakan metode Slovin untuk mengetahui jumlah
sampel yang akan dalam penelitian ini. Metode Slovin digunakan untuk
mengetahui keseluruhan sampel dengan jumlah sampel minimum apabila sikap
dari suatu populasi tidak dikenal secara tentu. Rumus Slovin digunakan dalam
riset survey yang umumnya ilustrasi sampel besar sekali, sehingga dibutuhkan
suatu cara untuk memperoleh ilustrasi sampel yang sedikit namun bisa mewakili
totalitas populasi. Adapun rumus metode slovin adalah sebagai berikut:
N
n =
¿¿
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : Margin of error
25

Jumlah Pedagang Pasar Mardika: 1.128 Pedagang. Data jumlah pedagang


merupakan data tahun 2021 yang diperoleh langsung dari Kepala UPTD Pasar
Mardika Kota Ambon.
1128
n =
¿¿
1128
n =
(1+(1128 x 0 ,01))
1128
n =
¿¿
n = 91,85≈ 92 Sampel
Setelah melakukan perhitungan menggunakan rumus slovin diperoleh hasil
sampel sebesar 92. Namun peneliti membulatkan sampel yang semula 92
pedagang menjadi 100 sampel.

3.1. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh berupa keterangan-keterangan
2. Data kuantitatif yaitu data yang berupa laporan-laporan secara tertulis
Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh secara langsung
dari hasil wawancara melalui kuesioner yang telah disiapkan kepada pedagang di
Pasar Mardika.
Indicator pengukuran variabel sosial dalam kuisioner menggunakan skala
Likert (Sugiyono, 2010) dengan pengukuran sebagai berikut:
a Interaksi Sosial
5 : Sangat Sering
4 : Sering
3 : Cukup Sering
2 : Tidak Sering
26

1 : Sangat Tidak Sering

b Keamanan
5 : Sangat Aman
4 : Aman
3 : Cukup Aman
2 : Tidak Aman
1 : Sangat Tidak Aman
c Kenyamanan
5 : Sangat Nyaman
4 : Nyaman
3 : Cukup Nyaman
2 : Tidak Nyaman
1 : Sangat Tidak Nyaman
Adapun jam kerja dilihat dari lama pedagang berjualan di Pasar Mardika.
Sedangkan pendapatan digolongkan berdasarkan penggolongan BPS (2005)
dengan pengukuran sebagai berikut:
Golongan Pendapatan
4 : Sangat Tinggi
3 : Tinggi
2 : Sedang
1 : Rendah
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan yang diperoleh bukan langsung dari sumbernya
melainkan dari instansi terkait seperti BPS Provinsi Maluku, Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Ambon dan UPTD Pasar Mardika Kota Ambon. Selain itu,
data sekunder juga diperoleh dari studi pustaka, referensi, buku-buku, literatur
jurnal-jurnal serta publikasi terkait dengan penelitian.
27

3.2. Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh melalui observasi secara langsung di lapangan


dengan metode wawancara dan penyebaran kuesioner pada responden, sedangkan
data sekunder tidak didapat secara langsung dari sumbernya melainkan melalui
dinas atau instansi terkait. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Observasi
Tipe observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung
dengan cara pengamatan langsung di Pasar Mardika, Kota Ambon.
2. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan baik lisan maupun tulisan kepada pihak-pihak yang terkait dalam
penelitian ini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan data
sekunder yang dibutuhkan dengan cara mencari literatur-literatur yang
berhubungan dengan topik penelitian

3.3. Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistic non
parametric yaitu uji Wilcoxon Signed Rank Test dan Metode Analisis Deskriptif.
3.5.1 Uji Wilcoxon Signed Rank Test
Pengertian Uji Wilcoxon Signed Rank menurut (Sugiarto, 2017) merupakan
uji yang termasuk pada uji statistik non parametrik. Uji ini digunakan untuk
menganalisis data yang berkaitan dengan berbagai kondisi ataupun perlakuan.
Dalam penelitian ini Uji Wilcoxon Signed Rank Test digunakan untuk
mengetahui perubahan ataupun perbedaan kondisi sosial dan ekonomi pedagang
pasar Mardika saat sebelum dan selama masa Pandemi Covid-19. Dengan melihat
dari masing-masing variabel kondisi sosial dan ekonomi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam pengujiannya peneliti dibantu dengan menggunakan aplikasi
SPSS.
28

Pengambilan Keputusan dalam Uji Wilcoxon sebagai berikut:


1. Apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05 maka Hipotesis diterima
2. Begitupun sebaliknya, jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hipotesis
ditolak.
3.5.3 Metode Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah teknik yang melibatkan pengumpulan dan
penyajian sekumpulan informasi untuk bertukar data yang berguna. Analisis
menggunakan metode yang digunakan untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan informasi yang diterima baik data sekunder ataupun primer.
Grafik dan diagram untuk memperjelas hasil analisis (Sugiyono, 2008). Tujuan
utama dari analisis deskriptif adalah untuk mengatakan bahwa hasil penelitian
menggambarkan pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya dengan jelas dan
akurat tanpa resiko menghasilkan data yang bermakna. Metode analisis statistik
deskriptif akan digunakan untuk mengolah data penelitian dari hasil survei, dan
wawancara/kuisioner akan disebarluaskan kepada para pedagang di Pasar Mardika
dan hasilnya akan dijelaskan. Hasil uji wilcoxon dan sample paired t test dapat
diartikan sebagai pemahaman mengenai dampak Pandemi Covid-19 terhadap
kondisi sosial dan ekonomi para pedagang di Pasar Mardika Kota Ambon

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami penelitian maka perlu


dibuat definisi operasional yaitu sebagai berikut:

1. Pedagang yang dijadikan sebagai sampel penelitian ini adalah pedagang yang
melakukan transaksi berdagang di Pasar Mardika dan menjual sembako atau
hortikultura.
2. Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang adalah kondisi pedagang yang meliputi
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat kesehatan, tingkat konsumsi,
dan lingkungan.
3. Interaksi sosial pedagang yaitu dapat dilihat dari adanya kontak sosial dan
komunikasi. Kontak sosial pedagang yaitu bertatap muka, menyapa pembeli,
29

dengan pembeli sedangkan komunikasi yaitu ketika pedagang melakukan


transaksi dengan pembeli.
4. Keamanan pedagang dalam adalah kondisi pedagang tanpa merasa bahaya
dan memiliki rasa aman dan dapat terlindungi dari bencana alam dan juga
kejahatan disengaja maupun kejahatan yang tidak disengaja lainnya
5. Kenyamanan pedagang diartikan sebagai situasi perasaan pedagang yang
sehat dan merupakan respon subjektif terhadap lingkungan atau situasi
tertentu.
6. Pendapatan adalah selisih antara jumlah uang yang diterima pedagang sebagai
hasil penjualannya dengan jumlah biaya yang dikeluarkan pedagang dalam
waktu satu bulan yang diukur dalam rupiah.
7. Jam Kerja adalah waktu kerja pedagang yang mengacu pada waktu yang
dihabiskan untuk aktivitas kerja di pasar Mardika.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Keadaan Geografis Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pasar Mardika, yang secara administratif termasuk


dalam wilayah Kelurahan Rijali, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Adapun batas-
batasnya adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Urutetu
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Batu Merah
c. Sebelah Utara berbatasan dengan Perairan Teluk Ambon
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Karpan dan Amantelu
4.1.2. Iklim

Iklim di Kota Ambon adalah iklim tropis dan iklim musim, karena letak Pulau
Ambon dikelilingi oleh laut. Sehubungan dengan itu, iklim Kota Ambon sangat
dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung bersamaan dengan iklim musim, yaitu
musim Barat atau Utara dan musim Timur atau Tenggara. Pergantian musim selalu
diselingi oleh musim Pancaroba yang merupakan transisi dari kedua musim tersebut.
Musim Barat umumnya berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan
Maret, dimana bulan April merupakan masa transisi ke musim Timur berlangsung
dari bulan Oktober, dimana bulan November merupakan masa transisi ke musim
barat.
Kota Ambon termasuk Tipe Iklim B berdasarkan klasifikasi iklim menurut
Schmidth dan Ferguson (1951) yang dicirikan oleh rataan bulan kering (curah hujan <
60 mm) adalah 1,67 bulan dan bulan basah (curah hujan . 100 mm) adalah 9,58 bulan
dengan nilai Q sebesar 17,4%. (BMKG, 2017).
31

4.1.3 Gambaran Umum Pasar Mardika

Pasar Mardika terletak di Jalan Pantai Mardika sehingga letaknya sangat


strategis. Terdapat berbagai pedagang yang dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis
lapak dan jenis dagangan.
Adapun jenis pedagang pasar Mardika berdasarkan jenis lapak terdiri atas:
1. Kios Utama/Induk
2. Loods Leter L
3. Etalase
4. Loods Gang Kelinci
5. Kios Buah
6. Kios Leter L Tambahan
7. Kios Belakang Bank Mandiri
8. Loods Belakang Bank Mandiri
9. Lapak Parkir
10. PKL Depan Wijaya
11. PKL Depan Pasar Buah
12. PKL Depan Mandiri
13. Gerobak Bakso Trotoar Mardika
14. PKL Cakar Bongkar
15. Kios Tempel
Sedangkan jenis pedagang pasar Mardika berdasarkan jenis dagangan, terdiri atas:
1. Kuliner
2. Hortikultura
3. Pakaian
4. Kelontong
5. Sendal, Sepatu, Topi, Tas
6. Travel
7. Apotik
32

8. Penjahit
9. Salon
10. Pangkas Rambut
11. Play Station
12. Dokter Gigi
13. Sembako
Pasar Mardika juga memiliki sarana dan prasarana sebagai penunjang aktifitas
jual beli di pasar untuk memberikan kenyamanan baik untuk pedagang maupun
pembeli. Sarana dan prasarana tersebut yaitu
1. Kantor Pengelola (UPTD Pasar Mardika)
2. Kamar Mandi/WC
3. Parkir
4. Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
5. Instalasi Listrik
6. Penerangan Umum
Sumber: Data Primer, 2021
4.2. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pedagang Pasar Mardika dengan jumlah
sampel sebesar 100 orang. Berdasarkan data dari 100 pedagang pasar Mardika
melalui wawancara, dan kuisioner diperoleh kondisi responden tentang jenis kelamin,
usia, tingkat pendidikan, lama berjualan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik
responden dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
4.2.1 Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel


berikut:
33

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Laki-laki 45 45
2 Perempuan 55 55
Total 100 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas pedagang yang
berjualan di Pasar Mardika adalah perempuan yaitu sebanyak 55 orang atau sebesar
55% sedangkan pedagang laki-laki adalah sebanyak 45 orang atau sebesar 45%.
Menurut Widodo (2019), hal ini bisa terjadi karena perempuan saat ini memiliki
peran ganda, yaitu selain sebagai ibu rumah tangga mereka juga bisa menghasilkan
pendapatan dengan cara berdagang untuk menopang ekonomi keluarga.
4.2.2 Berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut:


Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No. Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 0 - 14 0 0
2 15 - 64 96 96
3 >64 4 4
Total 100 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat bahwa mayoritas pedagang di pasar Mardika
berada pada usia produktif, yang berarti mereka yang berusia produktif dapat lebih
tinggi tingkat produksinya jika dibandingkan dengan usia non produktif. Disamping
memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dan cenderung cepat menerima hal-hal
yang bersifat baru dan berani menanggung resiko dalam usaha (Andiny dan
Kurniawan, 2017).
4.2.3 Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel


berikut:
34

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Jumlah
No. Tingkat Pendidikan Persentase (%)
(Orang)
1 SD 25 25
2 SMP 21 21
3 SMA 51 51
4 PT 3 3
Total 100 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 5. dapat dikatakan bahwa sebagian besar pedagangdi pasar
Mardika telah menamatkan pendidikan hingga tingkat SMA dengan jumlah 51 orang
atau sebesar 51%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pedagang Pasar
Mardika sudah tergolong tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan berpengaruh
terhadap pola piker dan kemampuan bekerja atau mencari nafkah. Dalam pekerjaan
sector informal, semakin tinggi tingkat pendidikan maka kemampuan atau
ketrampilan yang dimiliki lebih banyak sehingga bisa mengelola usahanya dengan
baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas dalam berusaha (Asnidar dan
Rahmah, 2019). Namun kemampuan untuk membiayai sekolah juga mempengaruhi
tingkat pendidikan. Kondisi ini dapat dilihat dengan adanya beberapa pedagang yang
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi hanya sebesar 3 orang.
4.2.4 Berdasarkan Lama Berjualan

Jumlah kelas interval lama berjualan adalah 1 + 3,3 log 100 = 7,6. Rentang data
dihitung dari nilai tertinggi dikurangi nilai terendah yaitu 30 – 1 = 29. Dengan
diketahui rentang data maka diperoleh panjang kelas yang dihitung dari rentang data
dibagi dengan kelas interval yaitu 29/7,6 = 3,8157, dibulatkan menjadi 4. Hasil
perhitungan ini dapat dibuat tabel distribusi frekuensi seperti berikut ini:
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berjualan
No
Lama Berdagang (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
.
1 1-4 12 12
2 5-8 12 12
3 9-12 44 44
35

No
Lama Berdagang (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
.
4 13-16 22 22
5 17-20 7 7
6 21-24 1 1
7 25-28 1 1
8 29-32 1 1
Total 100 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 6. diketahui bahwa sebagian besar pedagang hortikultura
dan sembako di pasar Mardika telah berjualan berkisar antara 9-12 tahun. Kemudian
13-16 tahun sebesar 22%. Serta pedagang yang berjualan di atas 20 tahun sebesar 3%.
Dapat dilihat pada Tabel 6. bahwa pedagang pasar Mardika sudah cukup lama
menekuni usaha berdagang ini. Bahkan ada pula pedagang di pasar Mardika yang
berjualan lebih dari 20 tahun lamanya. Hal tersebut menggambarkan bahwa
kebanyakan para pedagang sudah memiliki pengalaman usaha yang cukup lama dan
memiliki ketrampilan untuk menjalankan usahanya. Hal ini sejalan dengan Butarbutar
(2017) yang mengatakan bahwa lama usaha berkaitan dengan lamanya seseorang
menekuni suatu usaha Lama seseorang dalam menjalankan usahanya diduga dapat
memberikan pengaruh terhadap pendapatan yang akan diperoleh oleh para pedagang.
Karena semakin lama usaha berjalan maka pedagang dapat mengetahui peluang yang
ada untuk meningkatkan pendapatan.
4.2.5 Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel


berikut:
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan
No. Jumlah Tanggungan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 1 11 11
2 2 27 27
3 3 25 25
4 4 20 20
5 5 11 11
36

6 6 1 1
7 7 5 5
Total 100 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 7. diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki
jumlah tanggungan sebanyak dibawah 5 orang dengan total sebesar 83 persen. Hal ini
berarti jumlah tanggungan oleh pedagang pasar Mardika termasuk tanggungan kecil
karena jumlah tanggungan kurang dari 5 orang. Sedangkan 27 persen pedagang
termasuk dalam kategori memiliki tanggunga besar yang lebih dari 5 orang. Menurut
Situngkir (2007), tanggungan keluarga merupakan salah satu alasan utama bagi
anggota rumah tangga turut serta dalam membantu kepala rumah tangga untuk
memutuskan diri untuk bekerja memperoleh penghasilan.
4.2.6. Berdasarkan Jenis Jualan

Karakteristik responden berdasarkan jenis jualan dapat dilihat pada tabel


berikut:
Jenis Jualan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Sembako :
Tipe 1:
1. Beras
2. Tepung
3. Kacang-kacangan
4. Telur
35 35
5. Susu
6. Minyak
7. Gula
8. Bumbu-bumbu
9. Lainnya
Tipe 2:
1. Bumbu-bumbu 5 5
Hortikultura :
Tipe 1:
1. Cabai Rawit 16 16
2. Cabai Merah
3. Cabai Merah
4. Tomat
5. Bawang Merah
37

Jenis Jualan Jumlah (Orang) Persentase (%)


5. Bawang Putih
6. Petai
Tipe 2:
1. Kunyit
2. Pinang
9 9
3. jahe
4. Jeruk Nipis
Tipe 3:
1. Pisang
16 16
2. Singkong
Tipe 4:
1. Kentang
2. Wortel
3. Kol
4. Labu
19 19
5. Bawang merah
6. Bawang Putih
7. Jahe
8. Kunyit
Total 100 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 9. dapat diketahui bahwa pedagang sembako di pasar
Mardika lebih banyak berjualan dengan tipe 1 seperti beras, tepung, kacang-
kacangan, telur, susu, minyak, gula, bumbu-bumbu dan lainnya. Jenis lapak yang
digunakan pedagang sembako yaitu kios. Sedangkan jenis hortikultura yang dijual
dikelompokkan menjadi 4 tipe dengan tipe terbanyak yaitu pedagang yang menjual
kentang, wortel, kol, labu, bawang merah, bawang putih, jahe, dan kunyit dengan
jenis lapak yang mereka gunakan yaitu loods.

4.3. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang


Pasar Mardika
4.3.1 Kondisi Sosial Pedagang dilihat dari Interaksi Sosial

a. Pengujian Hipotesis
38

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan SPSS, maka dapat ditunjukkan ada


tidaknya perbedaan interaksi sosial pedagang pasar Mardika. Berikut hasil pengujian
dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test.
Tabel 9. Hasil Analisis Deskriptif Statistik Interaksi Sosial Pedagang
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Sebelum Pandemi Covid-19 100 3 5 4.35 .575
Selama Pandemi Covid-19 100 1 5 3.01 .798
Valid N (listwise) 100
Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
Tabel deskriptif statistik di atas menunjukkan nilai mean, std deviation,
maximum dan minimum dari data interaksi sosial pedagang (sebelum dan selama
pandemi Covid-19). Terlihat bahwa nilai rata-rata interaksi sosial pedagang sebelum
pandemi lebih besar dari interaksi sosial pedagang selama pandemi Covid-19 yaitu
masing-masing sebesar 4,35 dan 3,01. Artinya pedagang pasar Mardika sering
melakukan interaksi sosial baik antar pedagang maupun dengan pembeli sebelum
adanya pandemi dibandingkan selama pandemi.
Tabel 10. Ranks Uji Wilcoxon Signed Rank Test Interaksi Sosial Pedagang
N Mean Rank Sum of Ranks
Selama Pandemi Covid-19 Negative Ranks 85 43.00 3655.00
- Sebelum Pandemi Positive Ranks 0 .00 .00
Covid-19
Ties 15
Total 100
Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
Berdasarkan metode perhitungan yang dilakukan di dalam uji Wilcoxon Signed
Rank Test, nilai-nilai yang didapat adalah: nilai mean rank dan sum of ranks dari
kelompok negative ranks, positive ranks dan ties. Negative ranks artinya sampel
dengan nilai interaksi sosial selama pandemi Covid-19 lebih rendah dari nilai
interaksi sosial sebelum pandemi Covid-19 yaitu sebanyak 85 sampel. Positive ranks
bernilai 0 artinya sampel dengan nilai interaksi sosial selama pandemi Covid-19 tidak
tinggi dibanding interaksi sosial sebelum pandemi Covid-19. Sedangkan ties adalah
39

nilai interaksi sosial selama pandemi yang besarnya sama dengan nilai interaksi sosial
sebelum pandemi yaitu sebesar 15 sampel.
Tabel 11. Test Statistik Uji Wilcoxon Signed Rank Test Interaksi Sosial Pedagang
Selama Pandemi Covid-19 - Sebelum Pandemi Covid-19
Z -8.218
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan uji Wilcoxon Signed Rank Test, maka nilai Z
yang didapat sebesar -8,218 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000
dimana kurang dari batas kritis penelitian 0,05 dengan nilai Z hitungnya -8,218 < -
1,96 sehingga keputusan hipotesis adalah menerima H1 atau yang berarti terdapat
perbedaan signifikan antara interaksi sosial pedagang pasar Mardika sebelum dan
selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ditemukan bahwa adanya perbedaan
interaksi sosial pedagang di pasar Mardika menurut responden sebelum pandemi
Covid-19 dengan selama pandemi Covid-19. Menurut Soejono (2001) ada 2 syarat
terjadinya interaksi sosial yakni adanya kontak sosial dan komunikasi. Berdasarkan
teori tersebut serta pengamatan peneliti di lokasi penelitian, syarat-syarat
berlangsungnya interaksi sosial telah terpenuhi dari segi kontak sosial maupun
komunikasi. Hal ini dikarenakan baik sebelum pandemi Covid-19 maupun selama
pandemi Covid-19 pedagang tetap melakukan kontak sosial serta berkomunikasi baik
dengan pedagang lain maupun dengan pembeli.
Menurut wawancara dengan pedagang, kontak sosial dan komunikasi yang
terjadi sebelum adanya pandemi Covid-19 dan selama adanya pandemi Covid-19
berbeda. Hal ini juga dapat dilihat dari Tabel 9, yang menunjukkan bahwa selisih
rata-rata interaksi sosial sebelum pandemi Covid-19 dan selama pandemi Covid-19
sebesar 1,34. Pedagang merasa tetap beraktifitas serta berinteraksi seperti biasa baik
dengan pedagang lain maupun dengan pembeli. Menurut responden, perbedaannya
hanya terletak di kondisi pandemi yang mengharuskan menggunakan masker.
40

Interaksi yang terjadi di pasar tradisional memang merupakan tempat yang


sangat rentan terjadinya penularan pandemi Covid-19, seperti penelitian yang
dilakukan oleh Novalia dan Perigrinus (2020) terhadap pedagang yang ada di pasar X
Kota Semarang. Hasil penelitian menemukan bahwa sebagian besar pedagang belum
patuh jaga jarak dan memakai masker. Hal serupa juga terjadi pada penelitian
peneliti, yang menemukan bahwa interaksi yang dilakukan pedagang baik pedagang
sembako maupun pedagang hortikultura selama pandemi Covid-19, sebagian
pedagang belum mematuhi protokol kesehatan dan jaga jarak. Bahkan ada pedagang
yang mengaku bahwa mereka akan menggunakan masker ketika melihat ada petugas
yang datang, atau mendengar adanya sweeping masker.
Menurut hasil wawancara dengan responden, maka peneliti menemukan bahwa
bentuk interaksi sosial yang terjadi antar pedagang dibagi menjadi dua, yaitu interaksi
asosiatif dengan kategori kerjasama dan interaksi disosiatif dengan kategori
persaingan.
1. Kerjasama
Bentuk kerjasama dari interaksi sosial pedagang dilihat dari pengadaan barang
dan distribusi penjualan barang. Pengadaan barang oleh pedagang di Pasar Mardika
diperoleh melalui agen dan distributor yang datang langsung ke lapak pedagang atau
ke tempat yang telah ditentukan. Dalam hal pengadaan barang, sebelum pandemi
Covid-19, pedagang mengaku lebih mudah mendapatkan suplai dari agen, serta dapat
meminta dalam jumlah yang banyak. Hal ini dikarenakan pedagang menyesuaikan
dengan pendapatan mereka serta volume penjualan. Namun selama pandemi, jumlah
barang yang disuplai menurun, karena pedagang menyesuaikan dengan pendapatan
yang mereka peroleh selama pandemi. Selain itu, jumlah pembeli yang berkurang
membuat volume jual pedagang antara sebelum pandemi dan selama pandemi
mengalami perubahan.
Dalam berdagang, pedagang menjual barang yang telah tersedia di lapaknya.
Distribusi penjualan barang dapat dilihat dari hubungan pedagang dengan pedagang
lain dan hubungan pedagang dengan pembeli. Hubungan pedagang dengan pedagang
41

lain, bisa dilihat dari hubungan sesama pedagang yang lapaknya berdekatan atau
dengan pedagang yang juga menjadi penyuplai barang.
Interaksi sosial pedagang dalam bentuk kerjasama selama pandemi masih
belum memperhatikan protokol kesehatan yang diberlakukan. Baik pengadaan barang
maupun distribusi penjualan barang, sebagian pedagang masih tidak menggunakan
masker dan tidak menjaga jarak hingga satu meter.
2. Persaingan
Persaingan merupakan bentuk interaksi sosial disosiatif yang sederhana. Proses
ini adalah proses sosial yang mengandung perjuangan untuk memperebutkan tujuan-
tujuan tertentu yang sifatnya terbatas, yang semata-mata bermanfaat untuk
mempertahankan suatu kelestarian hidup. Persaingan di Pasar Mardika dapat di lihat
ketika pedagang yang saling berebut perhatian pelanggan. Bentuk persaingan antar
pedagang yang terjadi di pasar Mardika yaitu dalam memperebutkan perhatian calon
pembeli. Pedagang melakukan berbagai cara seperti berteriak memanggil calon
pembeli dengan menyebutkan dagangannya, atau membersihkan dagangannya.
Menurut wawancara dengan responden, persaingan yang terjadi di pasar
Mardika, sebelum pandemi Covid-19 dan selama pandemi Covid-19 mengalami
perbedaan. Hal ini terjadi karena jumlah pembeli yang berkurang dan tingkat
pendapatan yang menurun membuat pedagang saling bersaing. Interaksi sosial
pedagang dalam bentuk persaingan juga belum memperhatikan protokol kesehatan.
Hal ini juga dilihat dari pedagang yang tidak menggunakan masker agar suara mereka
bisa lebih besar untuk menarik perhatian pelanggan. Sebagian pedagang juga tidak
menjaga jarak karena mereka langsung mendatangi calon pembeli untuk menawarkan
dagangan mereka.
4.3.2 Kondisi Sosial Pedagang dilihat dari Keamanan

a. Pengujian Hipotesis
42

Berdasarkan hasil pengujian dengan bantuan program SPSS, maka dapat


ditunjukkan ada tidaknya perbedaan keamanan pedagang pasar Mardika. Berikut
hasil pengujian dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test.
Tabel 13. Hasil Analisis Deskriptif Statistik Keamanan Pedagang
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Sebelum Pandemi Covid-19 100 2 5 4.08 .614
Selama Pandemi Covid-19 100 1 5 3.41 1.065
Valid N (listwise) 100
Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
Tabel deskriptif statistik di atas menunjukkan nilai mean, std deviation,
maximum dan minimum dari data keamanan pedagang (sebelum dan selama pandemi
Covid-19). Terlihat bahwa nilai rata-rata nilai keamanan pedagang sebelum pandemi
lebih besar dari keamanan pedagang selama Covid-19 yaitu masing-masing sebesar
4,08 dan 3,41. Artinya pedagang pasar Mardika merasa aman sebelum pandemi
Covid-19 bila dibandingkan selama pandemi Covid-19.
Tabel 14. Ranks Uji Wilcoxon Signed Rank Test Keamanan Pedagang
N Mean Rank Sum of Ranks
Selama Pandemi Covid-19 - Negative Ranks 46 25.72 1183.00
Sebelum Pandemi Covid-19 Positive Ranks 3 14.00 42.00
Ties 51
Total 100
Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
Berdasarkan metode perhitungan yang dilakukan di dalam uji Wilcoxon Signed
Rank Test, nilai-nilai yang didapat adalah: nilai mean rank dan sum of ranks dari
kelompok negative ranks, positive ranks dan ties. Negative ranks artinya sampel
dengan nilai keamanan selama pandemi Covid-19 lebih rendah dari nilai keamanan
sebelum pandemi Covid-19 yaitu sebanyak 46 sampel. Positive ranks adalah sampel
dengan nilai keamanan selama pandemi lebih tinggi dari nilai keamanan selama
adanya pandemi Covid-19 yaitu sebanyak 3 sampel. Sedangkan ties adalah nilai
43

keamanan selama pandemi yang besarnya sama dengan nilai keamanan sebelum
pandemi yaitu sebesar 51 sampel.
Tabel 15. Test Statistik Uji Wilcoxon Signed Rank Test Keamanan Pedagang
Selama Pandemi COVID-19 - Sebelum Pandemi COVID-19
Z -5.852
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan uji Wilcoxon Signed Rank Test, maka nilai Z
yang didapat sebesar -5,852 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000
dimana kurang dari batas kritis penelitian 0,05 dengan nilai Z hitungnya -5,852< -
1,96 sehingga keputusan hipotesis adalah menerima H1 atau yang berarti terdapat
perbedaan signifikan antara keamanan pedagang pasar Mardika sebelum dan selama
pandemi Covid-19.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ditemukan bahwa adanya perbedaan
keamanan pasar menurut responden sebelum pandemi Covid-19 dengan selama
pandemi Covid-19. Dapat dilihat pada Tabel 16 menunjukkan bahwa sebanyak 51%
responden berpendapat bahwa tingkat keamanan Pasar Mardika sama aman baik
sebelum pandemi maupun selama pandemi. Ada juga 46% responden yang
mengatakan bahwa terdapat tingkat keamanan pasar Mardika sebelum pandemi lebih
aman dibandingkan selama pandemi Covid-19. Sedangkan 3% responden lainnya
mengatakan bahwa tingkat keamanan Pasar Mardika selama pandemi lebih aman
disbanding sebelum pandemi Covid-19.
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Novrianti et al (2021) bahwa
adanya pandemi Covid-19 tidak berdampak pada keamanan pedagang dalam pasar
Perumnas Way Halim. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti menemukan bahwa
keamanan pedagang di pasar Mardika mengalami perbedaan ketika sebelum adanya
pandemi Covid-19 dibandingkan selama pandemi Covid-19. Hal ini sesuai dengan
keamanan menurut Hakim (2016) yang mengatakan bahwa keamanan merupakan
44

masalah terpenting karena ini dapat menghambat aktivitas yang akan dilakukan oleh
seseorang maupun kelompok.
4.3.3 Kondisi Sosial Pedagang dilihat dari Kenyamanan

a. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian dengan program SPSS, maka dapat ditunjukkan
ada tidaknya perbedaan kenyamanan pedagang pasar Mardika. Berikut hasil
pengujian dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test.
Tabel 17. Hasil Analisis Deskriptif Statistik Kenyamanan Pedagang
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Sebelum Pandemi Covid-19 100 3 5 4.17 .533
Selama Pandemi Covid-19 100 2 4 3.06 .930
Valid N (listwise) 100
Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
Tabel deskriptif statistik di atas menunjukkan nilai mean, std deviation,
maximum dan minimum dari data kenyamanan pedagang (sebelum dan selama
pandemi Covid-19). Terlihat bahwa nilai rata-rata atau nilai mean dari kenyamanan
pedagang sebelum pandemi lebih besar dari kenyamanan pedagang selama pandemi
Covid-19 yaitu masing-masing sebesar 4,17 dan 3,06. Artinya pedagang pasar
Mardika lebih nyaman berjualan saat sebelum adanya pandemi dibandingkan selama
pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan tingkat kenyamanan yang dirasakan
pedagang mengalami perubahan yang cenderung menurun dengan selisih rata-rata
sebesar 1,11.
Tabel 18. Ranks Uji Wilcoxon Signed Rank Test Kenyamanan Pedagang
N Mean Rank Sum of Ranks
Selama Pandemi Covid-19 - Negative Ranks 60 30.50 1830.00
Sebelum Pandemi Covid-19 Positive Ranks 0 .00 .00
Ties 40
Total 100
Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
45

Berdasarkan metode perhitungan yang dilakukan di dalam uji Wilcoxon Signed


Rank Test, nilai-nilai yang didapat adalah: nilai mean rank dan sum of ranks dari
kelompok negative ranks, positive ranks dan ties. Negative ranks artinya sampel
dengan nilai kenyamanan selama pandemi Covid-19 lebih rendah dari nilai
kenyamanan sebelum pandemi Covid-19 yaitu sebanyak 60 sampel. Positive ranks
bernilai 0 artinya sampel dengan nilai kenyamanan selama pandemi Covid-19 tidak
ada yang lebih tinggi dari sampel dengan nilai kenyamanan sebelum pandemi Covid-
19. Sedangkan ties adalah nilai kenyamanan selama pandemi yang besarnya sama
dengan nilai kenyamanan sebelum pandemi yaitu sebesar 40 sampel.
Tabel 19. Test Statistik Uji Wilcoxon Signed Rank Test Kenyamanan Pedagang
Selama Pandemi Covid-19 - Sebelum Pandemi Covid-19
Z -6.884
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan uji Wilcoxon Signed Rank Test, maka nilai Z
yang didapat sebesar -6,884 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000
dimana kurang dari batas kritis penelitian 0,05 dengan nilai Z hitungnya -6,884< -
1,96 sehingga keputusan hipotesis adalah menerima H1 atau yang berarti terdapat
perbedaan yang signifikan antara kenyamanan pedagang pasar Mardika sebelum dan
selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ditemukan bahwa adanya perbedaan
kenyamanan pedagang di pasar menurut responden sebelum pandemi Covid-19
dengan selama pandemi Covid-19. Dapat dilihat pada Tabel 20 menunjukkan bahwa
40% responden mengatakan bahwa mereka nyaman nyaman saja berdagang baik
sebelum pandemi Covid-19 maupun selama pandemi Covid-19. Sedangkan sebanyak
60% responden mengatakan bahwa mereka lebih nyaman berdagang di situasi
sebelum adanya pandemi Covid-19 dibandingkan dengan selama pandemi Covid-19.
Alasan pedagang yaitu kurang nyaman saat memakai masker karena menjadi pengap
dan sulit berkomunikasi dengan pembeli.
46

Dari uraian di atas, terlihat bahwa dampak dari adanya pandemi Covid-19
terhadap kenyamanan pedagang di pasar yaitu adanya pandemi membuat pedagang
harus menaati protokol kesehatan seperti memakai masker. Hal ini memberikan
dampak positif karena pedagang lebih terhindar dan dapat mencegah penyebaran
Covid-19 terkhususnya di pasar. Namun hal ini juga memberikan dampak negative
karena, pedagang merasa kurang nyaman menggunakan masker saat berdagang
karena sulit berkomunikasi dengan pembeli. Hal ini sejalan dengan penelitian
Novrianti et al (2021) bahwa pedagang menjadi tidak nyaman di masa pandemi
Covid-19 karena merasa takut dan was was tertular virus corona sehingga harus
menggunakan masker, dan menjaga jarak.
4.3.4 Kondisi Ekonomi Pedagang dilihat dari Jam Kerja

2. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian dengan bantuan program SPSS, maka dapat
ditunjukkan ada tidaknya perbedaan jam kerja pedagang pasar Mardika. Berikut hasil
pengujian dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test.
Tabel 21. Hasil Analisis Deskriptif Statistik Jam Kerja Pedagang
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Sebelum Pandemi Covid-19 100 7 15 13.24 1.990
Selama Pandemi Covid-19 100 6 12 10.11 1.863
Valid N (listwise) 100
Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
Tabel deskriptif statistik di atas menunjukkan nilai mean, std deviation,
maximum dan minimum dari data jam kerja pedagang (sebelum dan selama pandemi
Covid-19). Terlihat bahwa nilai rata-rata atau nilai mean dari jam kerja pedagang
sebelum pandemi lebih besar dari jam kerja pedagang selama pandemi Covid-19
yaitu masing-masing sebesar 13.24 dan 10,11. Artinya jam kerja pedagang pasar
Mardika lebih lama saat sebelum adanya pandemi dibandingkan selama pandemi.
Sebelum pandemi Covid-19, ada pedagang bisa berdagang hingga 15 jam per hari
47

namun selama pandemi Covid-19 berlangsung pedagang paling lama berjualan


hingga 12 jam hari. Hal ini juga bisa terlihat dari selisih rata-rata jam kerja pedagang
sebesar 3.11 jam.
Tabel 22. Ranks Uji Wilcoxon Signed Rank Test Jam Kerja Pedagang
N Mean Rank Sum of Ranks
Selama Pandemi Covid-19 - Negative Ranks 90 45.50 4095.00
Sebelum Pandemi Covid-19 Positive Ranks 0 .00 .00
Ties 10
Total 100
Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
Berdasarkan metode perhitungan yang dilakukan di dalam uji Wilcoxon Signed
Rank Test, nilai-nilai yang didapat adalah: nilai mean rank dan sum of ranks dari
kelompok negative ranks, positive ranks dan ties. Negative ranks artinya sampel
dengan nilai jam kerja selama pandemi Covid-19 lebih rendah dari nilai jam kerja
sebelum pandemi Covid-19 yaitu sebanyak 90 sampel. Positive ranks bernilai 0
artinya sampel dengan jam kerja selama pandemi Covid-19 tidak ada yang lebih
tinggi dari sampel dengan jam kerja sebelum pandemi Covid-19. Sedangkan ties
adalah nilai jam kerja selama pandemi yang besarnya sama dengan nilai jam kerja
sebelum pandemi yaitu sebesar 10 sampel.
Tabel 23. Test Statistik Uji Wilcoxon Signed Rank Test Jam Kerja Pedagang
Selama Pandemi Covid-19 - Sebelum Pandemi Covid-19
Z -8.341
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan uji Wilcoxon Signed Rank Test, maka nilai Z
yang didapat sebesar -7,812 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000
dimana kurang dari batas kritis penelitian 0,05 dengan nilai Z hitungnya -8.341< -
1,96 sehingga keputusan hipotesis adalah menerima H1 atau yang berarti terdapat
perbedaan yang signifikan antara jam kerja pedagang pasar Mardika sebelum dan
selama pandemi Covid-19.
48

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ditemukan bahwa adanya perbedaan


lamanya jam kerja pedagang di pasar menurut responden sebelum pandemi Covid-19
dengan selama pandemi Covid-19. Dilihat dari Tabel 22 menunjukkan bahwa sebesar
90% responden mengalami perubahan jam kerja lebih lama sebelum pandemi Covid-
19 dibandingkan selama pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil wawancara, lama jam
kerja ini mengalami penurunan selama pandemi dikarenakan adanya pembatasan
aktivitas di pasar akibat kebijakan PSBB maupun PPKM.
Sebelum adanya pandemi Covid-19, pedagang bebas melakukan aktivitas
didalam pasar tanpa adanya pembatasan. Namun, dengan adanya pandemi Covid-19
melalui kebijakan PSBB hingga PPKM, pembatasan aktivitas di pasar Mardika
dimulai dari pukul 06.00 WIT hingga pukul 18.00 WIT. Sehingga, pedagang pun mau
tidak mau harus menaati aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Uraian di atas menunjukkan bahwa perbedaan jam kerja sebelum pandemi dan
selama pandemi Covid-19 bisa mempengaruhi pendapatan pedagang. Hal ini sejalan
dengan penelitian Wahyono (2017) yang menunjukkan bahwa jam kerja mempunyai
pengaruh yang positif terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bantul. Semakin tinggi
jam kerja yang dicurahkan untuk berdagang maka semakin besar pula kemungkinan
memperoleh pendapatan.
4.3.5 Perbedaan Kondisi Ekonomi Pedagang dilihat dari Pendapatan

a. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian dengan bantuan program SPSS, maka dapat
ditunjukkan ada tidaknya perbedaan pendapatan pedagang pasar Mardika. Berikut
hasil pengujian dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test
Tabel 21. Hasil Analisis Deskriptif Statistik Jam Kerja Pedagang
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Sebelum Pandemi Covid-19 100 2 4 3.80 .512
Selama Pandemi Covid-19 100 1 4 2.95 .947
Valid N (listwise) 100
49

Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021


Tabel deskriptif statistik di atas menunjukkan nilai mean, std deviation,
maximum dan minimum dari data pendapatan pedagang (sebelum dan selama
pandemi Covid-19). Terlihat bahwa nilai rata-rata atau nilai mean dari jam kerja
pedagang sebelum pandemi lebih besar dari jam kerja pedagang selama pandemi
Covid-19 yaitu masing-masing sebesar 3,80 dan 2,95. Artinya pendapatan pedagang
pasar Mardika lebih tinggi sebelum pandemi dibandingkan selama pandemi Covid-
19. Sebelum pandemi Covid-19, rata-rata pedagang bisa menghasilkan pendapatan
dengan golongan yang tinggi yang berkisar dari Rp. 2.500.000 hingga Rp. 3.500.000.
Namun selama pandemi Covid-19, rata-rata pedagang termasuk dalam golongan
sedang yang berkisar dari Rp. 1.500.000 hingga Rp. 2.500.000. Hal ini juga bisa
terlihat dari selisih rata-rata pendapatan pedagang sebesar 0,85.
Tabel 22. Ranks Uji Wilcoxon Signed Rank Test Jam Kerja Pedagang
N Mean Rank Sum of Ranks
Selama Pandemi Covid-19 - Negative Ranks 61 31.00 1891.00
Sebelum Pandemi Covid-19 Positive Ranks 0 .00 .00
Ties 39
Total 100
Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
Berdasarkan metode perhitungan yang dilakukan di dalam uji Wilcoxon Signed
Rank Test, nilai-nilai yang didapat adalah: nilai mean rank dan sum of ranks dari
kelompok negative ranks, positive ranks dan ties. Negative ranks artinya sampel
dengan pendapatan selama pandemi Covid-19 lebih rendah dari nilai jam kerja
sebelum pandemi Covid-19 yaitu sebanyak 61 sampel. Positive ranks bernilai 0
artinya sampel dengan pendapatan selama pandemi Covid-19 tidak ada yang lebih
tinggi dari sampel dengan pendapatan sebelum pandemi Covid-19. Sedangkan ties
adalah nilai pendapatan selama pandemi yang besarnya sama dengan nilai pendapatan
sebelum pandemi yaitu sebesar 39 sampel. Adanya kesamaan pada nilai ties pada
pendapatan artinya, 39% pedagang tetap menghasilkan pendapatan yang tergolong
tinggi baik sebelum pandemi maupun selama pandemi Covid-19.
50

Tabel 23. Test Statistik Uji Wilcoxon Signed Rank Test Jam Kerja Pedagang
Selama Pandemi Covid-19 - Sebelum Pandemi Covid-19
Z -7.051
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan uji Wilcoxon Signed Rank Test, maka nilai Z
yang didapat sebesar -7,812 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000
dimana kurang dari batas kritis penelitian 0,05 dengan nilai Z hitungnya -7,051< -
1,96 sehingga keputusan hipotesis adalah menerima H1 atau yang berarti terdapat
perbedaan signifikan antara pendapatan pedagang pasar Mardika sebelum dan selama
pandemi Covid-19.
N Minimum Maximum Mean
Sebelum Pandemi Covid-19 100 2015740 8224290 4776918.30
Selama Pandemi Covid-19 100 900000 5860010 3002845.30
Valid N (listwise) 100
Pada Tabel di atas diperlihatkan hasil ringkasan statistik dari kedua sampel
data yaitu data pendapatan pedagang sebelum pandemi Covid-19 dan selama pandemi
Covid-19. Dapat dilihat bahwa untuk data pendapatan sebelum pandemi Covid-19
mempunyai nilai mean sebesar Rp. 4.776.918.30, sedangkan data pendapatan
selama pandemi Covid-19 mempunyai nilai mean sebesar Rp. 3.002.845.30. Hal ini
menunjukan bahwa rata-rata pendapatan pedagang sebelum pandemi Covid-19 lebih
besar daripada rata-rata pendapatan pedagang selama pandemi Covid-19.
Tabel 28.Perbedaan Pendapatan Pedagang Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19
Sebelum Pandemi Selama Pandemi
Covid-19 Covid-19
No. Pendapatan
Frekuens Frekuens
Persentase Persentase
i i
1 < 1.500.000 0 0 7 7
2 1.500.000 - 2.500.000 4 4 25 25
3 2.500.000 - 3.500.000 11 11 36 36
4 > 3.500.000 85 85 32 32
51

Total 100 100 100 100


Sumber: Olah Data Kuisioner, 2021
Berdasarkan Tabel 28. di atas, perbedaan pendapatan pedagang di pasar
Mardika mengalami penurunan. Sebelum adanya pandemi Covid-19, sebagian besar
pedagang memperoleh pendapatan dengan kategori golongan pendapatan sangat
tinggi yaitu sebesar 85% atau sebanyak 85 pedagang. Namun selama adanya
pandemi Covid-19, sebagian besar pedagang memperoleh pendapatan dengan
kategori golongan pendapatan sedang yaitu sebesar 36% atau sebanyak 36 pedagang.
Penurunan pendapatan yang diperoleh pedagang selama pandemi dapat
dipengaruhi oleh berbagai hal. Berdasarkan wawancara yang dilakukan serta analisis
peneliti, penurunan pendapatan pedagang terjadi karena kurangnya pembeli, lama jam
kerja yang semakin sedikit, serta berkurangnya biaya dan modal yang dikeluarkan
dikarenakan menyesuaikan dengan pendapatan yang diperoleh.
Hal ini sejalan dengan penelitian Purba (2021) yang menunjukkan adanya
perbedaan nyata dan signifikan dari pendapatan pedagang sayur di Pasar Lau Induk
Lau Cih Medan Tuntungan. Hal ini dikarenakan kurangnya peminat konsumen yang
turun ke lapangan untuk membeli secara langsung karena dianjurkannya protokol
kesehatan seperti menjaga jarak.
52

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pandemi Covid-19 berdampak pada kondisi sosial pedagang pasar mardika,
dimana setelah pengujian hipotesis membuktikan bahwa ada perbedaan
signifikan antara interaksi sosial, keamanan, kenyamanan, serta oleh pedagang
sebelum pandemi Covid-19 dan selama pandemi Covid-19. Selama pandemi
Covid-19, interaksi sosial pedagang pasar Mardika dilihat dari komunikasi dan
kontak sosial yang terjadi adalah intensitas yang berkurang selama pandemi
Covid-19 yang juga berkaitan dengan kerjasama dan persaingan antar pedagang
karena berkurangnya jumlah pembeli. Sedangkan perubahan keamanan pasar
yang dirasakan pedagang ada yang menganggap biasa saja namun ada juga
yang menganggap lebih aman ketika sebelum pandemi Covid-19. Demikian
pula pada kenyamanan yang dirasakan pedagang juga berubah karena harus
menaati protokol kesehatan seperti menggunakan masker.
2. Pandemi Covid-19 berdampak pada kondisi ekonomi pedagang pasar mardika,
dimana setelah pengujian hipotesis membuktikan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara jam kerja dan pendapatan pedagang sebelum pandemic Covid-
19 dan selama pandemic Covid-19. Dampak pandemi Covid-19 terhadap jam
kerja pedagang yaitu jam kerja yang mengalami penurunan dengan rata-rata
sebelum pandemi Covid-19 sebesar 13.24 jam per hari menurun hingga 10.11
jam per hari selama pandemi Covid-19. Sedangkan dampak pandemi Covid-19
terhadap pendapatan pedagang yaitu pedagang mengalami penurunan
pendapatan. Hal ini dilihat dari rata-rata pendapatan yang diperoleh pedagang
sebelum pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp. 4.776.918.30. Sedangkan rata-
53

rata pendapatan yang diperoleh pedagang selama adanya pandemi Covid-19


menurun hingga Rp. 3.002.845.30.
5.2 Saran

1. Pedagang dapat membuat inovasi baru guna meningkatkan pendapatan seperti


menjual dagangannya lewat media online.
2. Peneliti selanjutnya dapat meneliti dampak pandemi Covid-19 namun dilihat
dari sisi pembeli atau konsumen.
3. Diharapkan untuk pemerintah agar dapat membuat kerja sama dengan
pengelola pasar seperti meningkatkan pelayanan pada masa Covid-19 agar
pedagang maupun pembeli tetap beraktifitas dengan aman dan nyaman di pasar.
54

DAFTAR PUSTAKA

Muttalib, A &, Mashur. 2019. Analisis Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca
Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Ilmiah Mandala
Education.
Akhinayasrin. 2011. Definisi Perdagangan dan Jenis Pedagang.
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2162642-definisi-perdagangan
dan- jenis perdagangan. Diakses pada tanggal 21 April 2021.
Amalia, H.S. 2010. Analisis Pengaruh Earning Per Share, Return on Investment, dan
Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia 11(2)
Amirin, T. 2011. Populasi Dan Sampel Penelitian 4: Ukuran Sampel Rumus Slovin.
Jakarta: Erlangga.
Amstrong, G & P. Kotler. 1997. Prinsip-prinsip pemasaran. cetakan pertama
Retnonngsih, A, Suharso. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: CV.
Widya Karya.
Ananta, H. 1985. Landasan Ekonometrika. Jakarta: PT Gramedia Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
PERMENDAGRI No.42 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Pasar Desa. Menteri
Dalam Negeri: Jakarta
Askadiyah S, & T. Sulistyani. 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional di Kota Yogyakarta. Jurnal
Akuntansi dan Manajemen 15: 55-65.
Astrawan, I. W. 2014. Analisis Sosial Ekonomi Penambang Galian C di Desa Sebudi
Kecamatan Selat Kabupaten Sarang Asem. Jurnal Penelitian, 4(1)
Badan Pusat Statistik. 2005. Indikator Tingkat Kesejahteraan dalam angka 2005.
Jawa Barat.
55

Boediono. 2002. Ekonomi Makro: Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1 Edisi
2. Yogyakarta: BPEE.
Budastra, I. K. 2020. Dampak Sosial Ekonomi Covid-19 Dan Program Potensial
Untuk Penanganannya : Studi Kasus Di Kabupaten Lombok Barat. Sosial,
20(1), 48–57.
CDC. 2020. “Social Distancing, Quarantine, and Isolation”. Cdc.gov. Diakses dari
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/social-
distancing.html
Christie & Yohanes. (2018). Pengaruh Pelatihan Dasar Komputer dan Teknologi
Informasi bagi guru-guru dengan Uji T berpasanga (Paired T Test). Jurnal
Matematika dan Aplikasi.
Christopher & Towill. 2002. Developing Market Specific Supply Chain Strategies.
The International Journal of Logistic Management 13: 1-14
Cooley, C. 1930. Sociology Theory and Social Research. New York: Henry Holt and
Company.
Cristo, W. 2008. Pengertian Tentang Dampak. Jakarta: Bandung Alfabeta.
Firdausa, R. Artistyan & F. Arianti. 2013. Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha dan
Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak.
Jurnal Ekonomi Diponegoro. No. 1, Vol. 2
Gerungan, W. A. 1996. Psikologi sosial. Bandung: Eresco.
Hentiani, T. 2011. Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang
Informal di Pajak Sentral Medan. Medan: Repository Usu.
Hikmah, A. 2009. Pengertian Tentang Dampak. Bandung: Alfabeta.
Instruksi Walikota Ambon Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro.
Josang, A. 2007. Trust and Reputation System. Australia: Foundations of Security
Analyis and Design.
56

Juariyah & Basrowi. 2010. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten
Lampung Timur. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan 7(1); 58-81.
Kalakota R and Whinston A B. 1996. Frontiers of Electronic Commerce. Addison
Wesley Publishing.
KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.
http://kbbi.web.id/pusat. Diakses 21 April 2021
Kolcaba, K. 2003. Comfort Theory: A Unifying Framwork to Enchance the Practice
Environment. JONA 36(11): 538-544.
Maulana, Hafiz. 2020. Diakses melalui situs https://tirto.id/dampak-covid-19-
aktivitas-niaga-pasar-tanah-abang-sepi-eKSV pada tanggal 10 April 2021
Nazir. 2010. Analisis Determinan Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Kabupaten
Aceh Utara. Tesis.
Novrianti, TV, K. Murniati & H. Munirwan. 2020. Dampak Pandemi Covid-19
Terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Pedagang Pasar Tradisional. Jurnal
IJCCS
Nuraini, F.H.D. Kusuma & W. Rahayu. 2018. Hubungan Interaksi Sosial dengan
Kesepian pada Lansia di Kelurahan Tlogomas Kota Malang. Nursing News 3(1)
Panjaitan, B P. 2016. Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produksi Dan
Harga Buah Dan Sayuran Di Kabupaten Karo. Skripsi: Universitas Sumatera
Utara
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
Peraturan Walikota Ambon Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial
Berskala Besar
Raho, B. 2004. Sebuah Pengantar. Sosiologi, cet 1, 33.
Richard, L. 1980. On the psychology of passenger comfort,in: D.J. Oborne and J.A
Levis (eds), Human factors in Transport Research. London: Academic Press.
57

Ruqo’iye. 2012. Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Karyawan (Study


kasus PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah
Malang). Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
Samuelson, P. A & W. D. Nordhaus. 1995. Makro Ekonomi. IKAPI
Saraswati R, & A.C Pierawan. 2016. Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Pasar
Prambanan Pasca Relokasi (Studi Kasus Pasar Prambanan di Dusun Palemsari,
Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Sosiologi,
FIS,UNY,1-17.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19, 2021. Diakses melalui https://covid19.go.id/
pada 2 Februari 2021.
Sinaga, N, Lubis, Effendi; Sinaga, Yan Khoriana. Dampak Erupsi Gunung Sinabung
Terhadap Produksi Dan Harga Cabai Merah (Capsicum Annum L.) (Desa
Beganding, Kecamatan Simpang Empat, Kab. Karo). Jurnal Darma Agung.
27(2): 949– 959
Soekanto, S. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press
Soekanto, S. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sudirmansyah. 2011. Pengertian dan Jenis-Jenis Pasar. Diakses dari
http://www.Sudirmansyah.Com/Tag/Pengertian-Pasar Pada Tanggal 22 Juli
2021
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, S. 2006. Teori Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Surat Edaran Nomor HK.02.01.MENKES/335/2020 yang menjelaskan mengenai
Protokol Kesehatan yang perlu dilakukan guna Pencegahan Penularan Covid-
58

19di Tempat Kerja yang merupakan sektor jasa dan Perdagangan atau tempat
umum.
Taufik, & Ayuningtyas, Eka Avianti. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap
Bisnis dan Eksistensi Platform Online (The Impact of Covid-19 Pandemic on
Business and Online Platform Existance). Jurnal Pengembangan Wiraswasta
22 (1): 21-32
Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
UU No. 6 Tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan
Wahyono, B. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Memempengaruhi Pendapatan
Pedagang di Pasar Bantul, Kabupaten Bantul. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
UNY.
Wibisono, Y. 2008. Ekonomi Masyarakat. Universitas Pendidikan Indonesia, 29.
Wijianto & I. F. Ulfa. 2016. Pengaruh Status Sosial dan Kondisi Ekonomi Keluarga
terhadap Motivasi Bekerja bagi Remaja Awal (Usia 1216 Tahun) di Kabupaten
Ponorogo. Vol 2. No. 2. Dalam Al Tijarah. Ponorogo: Universitas Darussalam
Gontor.
Winardi. 1992. Manajemen Perilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
World Health Prganization. 2020 . Coronavirus disease (covid-19) pandemic. Melalui
website resmi https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-
public. Diakses pada tanggal 15 November 2021
59

Lampiran 1. Karakteristik Responden


Jumlah
Umur Pendidikan Lama
No. Nama Jenis Jualan Jenis Kelamin Anggota
(Tahun) Terakhir Berdagang
Keluarga
1 FR 42 Hortikultura Laki-laki SMA 2 9
2 S 52 Sembako Laki-laki SMA 1 10
3 A 56 Sembako Laki-laki SMA 5 10
4 A 18 Sembako Laki-laki SMA 4 3
5 I 65 Hortikultura Perempuan SMP 4 25
6 A 21 Sembako Laki-laki SD 3 11
7 N 22 Hortikultura Perempuan SMA 4 10
8 MR 37 Hortikultura Perempuan SMA 3 7
9 MA 51 Hortikultura Perempuan SMA 5 11
10 FT 53 Hortikultura Laki-laki SMA 3 10
11 J 33 Sembako Laki-laki SMA 2 5
12 I 46 Hortikultura Perempuan SD 3 10
13 MM 45 Sembako Perempuan SMA 1 21
14 A 57 Sembako Perempuan SMP 2 10
15 LU 30 Hortikultura Laki-laki SD 3 15
16 N 46 Sembako Perempuan SMA 4 15
17 W 52 Hortikultura Perempuan SD 5 11
18 SW 30 Hortikultura Perempuan SD 3 2
19 A 65 Sembako Perempuan SMP 5 20
20 M 38 Hortikultura Perempuan SD 3 13
21 F 27 Hortikultura Perempuan SMA 5 10
22 A 22 Hortikultura Perempuan SMA 4 4
23 SW 78 Hortikultura Perempuan SD 4 30
24 E 55 Hortikultura Laki-laki SMA 3 10
25 D 37 Hortikultura Perempuan SMA 2 15
26 E 33 Sembako Perempuan SMP 3 2
27 AS 53 Sembako Perempuan SD 1 20
28 S 52 Hortikultura Perempuan SMA 4 20
29 SW 32 Sembako Perempuan SMP 2 10
30 S 47 Sembako Perempuan SMP 2 3
31 A 52 Sembako Laki-laki SD 4 10
32 D 31 Sembako Perempuan SMA 1 1
33 J 34 Hortikultura Laki-laki S1 2 5
34 LD 57 Sembako Laki-laki SD 2 15
35 Y 48 Sembako Perempuan SMP 6 13
60

Jumlah
Umur Pendidikan Lama
No. Nama Jenis Jualan Jenis Kelamin Anggota
(Tahun) Terakhir Berdagang
Keluarga
36 A 48 Hortikultura Perempuan SMP 4 7
37 N 48 Hortikultura Perempuan SMA 3 15
38 Y 40 Hortikultura Perempuan SMP 4 7
39 H 45 Hortikultura Laki-laki SMA 3 10
40 F 45 Hortikultura Perempuan SMA 2 10
41 S 28 Sembako Laki-laki SMA 4 12
42 S 44 Hortikultura Perempuan SMP 2 15
43 J 34 Hortikultura Laki-laki SMA 1 5
44 A 45 Sembako Perempuan SMA 7 15
45 Y 42 Hortikultura Perempuan SD 4 15
46 A 60 Hortikultura Laki-laki SMA 2 20
47 Y 40 Hortikultura Perempuan SMA 3 10
48 Y 51 Hortikultura Laki-laki SMP 5 15
49 A 61 Hortikultura Laki-laki SMA 3 10
50 Y 44 Hortikultura Perempuan SMA 4 20
51 S 60 Hortikultura Laki-laki SMA 3 15
52 A 50 Hortikultura Perempuan SMA 3 16
53 S 47 Hortikultura Perempuan SMP 5 10
54 M 47 Hortikultura Perempuan SMA 3 15
55 I 58 Hortikultura Perempuan SD 7 10
56 LM 42 Hortikultura Laki-laki SMA 2 12
57 H 48 Sembako Perempuan SMA 7 12
58 M 33 Hortikultura Perempuan SMP 1 10
59 LZ 52 Sembako Laki-laki SMA 3 12
60 C 43 Hortikultura Perempuan SMP 2 10
61 LD 40 Hortikultura Laki-laki SMA 3 12
62 M 48 Hortikultura Perempuan SMA 5 12
63 R 27 Hortikultura Perempuan SMP 2 9
64 R 23 Hortikultura Laki-laki S1 4 2
65 LM 34 Hortikultura Laki-laki SD 1 3
66 O 27 Sembako Laki-laki SMA 1 3
67 J 73 Hortikultura Perempuan SD 2 15
68 D 39 Hortikultura Laki-laki SMA 4 3
69 A 64 Sembako Perempuan SD 2 10
70 B 60 Sembako Perempuan SD 2 20
71 LM 50 Hortikultura Laki-laki SMA 3 10
72 LG 40 Hortikultura Laki-laki SMP 5 12
61

Jumlah
Umur Pendidikan Lama
No. Nama Jenis Jualan Jenis Kelamin Anggota
(Tahun) Terakhir Berdagang
Keluarga
73 WN 45 Sembako Perempuan SMA 3 12
74 R 33 Sembako Perempuan SD 7 9
75 D 36 Sembako Laki-laki SMA 2 2
76 R 52 Sembako Laki-laki SMA 7 3
77 F 44 Hortikultura Laki-laki SMP 2 5
78 LO 37 Sembako Laki-laki SMA 3 15
79 M 55 Hortikultura Laki-laki SMP 2 13
80 A 48 Hortikultura Perempuan SMA 3 7
81 WR 38 Sembako Perempuan SMA 5 15
82 LI 47 Hortikultura Laki-laki SMP 2 7
83 O 54 Sembako Laki-laki S1 4 10
84 Z 35 Hortikultura Laki-laki SD 2 10
85 I 49 Sembako Perempuan SMA 1 12
86 U 41 Hortikultura Laki-laki SD 2 15
87 M 50 Hortikultura Laki-laki SMA 4 5
88 WS 61 Hortikultura Perempuan SD 3 15
89 Y 53 Sembako Laki-laki SD 4 15
90 F 44 Sembako Laki-laki SD 2 20
91 I 38 Hortikultura Perempuan SMA 2 10
92 H 41 Sembako Laki-laki SD 4 15
93 A 33 Sembako Laki-laki SD 2 10
94 LA 45 Hortikultura Laki-laki SMA 1 12
95 WN 39 Sembako Perempuan SMP 3 12
96 A 46 Sembako Perempuan SMA 5 10
97 F 48 Sembako Perempuan SD 2 12
98 U 39 Sembako Laki-laki SMA 4 5
99 H 56 Hortikultura Laki-laki SMA 1 10
100 A 60 Hortikultura Perempuan SMP 3 7
62

Lampiran 2. Tabulasi Data: Kondisi Sosial Pedagang Pasar Mardika


Interaksi Sosial Keamanan Kenyamanan
No. Nama Responden
X1 X2 X1 X2 X1 X2
1 FR 4 3 4 4 4 4
2 S 4 3 4 4 4 4
3 A 4 4 4 4 4 4
4 A 4 3 4 4 4 4
5 I 4 3 4 4 4 4
6 A 4 3 4 4 4 4
7 N 4 3 4 4 4 4
8 MR 4 3 4 4 4 4
9 MA 4 3 4 4 4 4
10 FT 5 3 4 4 4 2
11 J 5 3 5 5 5 3
12 I 5 3 5 5 5 3
13 MM 5 4 5 4 5 3
14 A 5 3 5 5 5 2
15 LU 4 2 5 4 4 3
16 N 5 4 4 3 4 4
17 W 5 4 4 4 4 4
18 SW 5 4 4 4 4 3
19 A 4 3 4 3 4 4
20 M 4 3 4 4 4 4
21 F 5 1 4 4 4 2
22 A 5 3 4 2 5 2
23 SW 5 2 4 3 5 2
24 E 5 2 4 4 3 2
25 D 5 2 5 5 5 2
26 E 5 2 5 5 5 2
27 AS 5 2 5 5 5 2
28 S 5 5 5 1 5 2
29 SW 5 5 5 5 5 2
30 S 4 4 2 2 4 4
31 A 4 4 2 2 4 4
32 D 4 4 4 2 3 3
33 J 4 3 4 2 3 3
34 LD 4 4 4 4 4 4
35 Y 5 4 4 3 4 3
63

Interaksi Sosial Keamanan Kenyamanan


No. Nama Responden
X1 X2 X1 X2 X1 X2
36 A 4 3 3 2 4 2
37 N 4 3 4 4 4 4
38 Y 3 3 4 2 4 2
39 H 4 3 4 3 4 2
40 F 4 3 4 2 4 2
41 S 5 4 4 3 4 2
42 S 4 2 4 2 5 2
43 J 4 2 4 2 4 2
44 A 4 4 4 4 4 4
45 Y 5 2 4 2 3 2
46 A 3 2 4 2 3 2
47 Y 4 3 4 2 4 2
48 Y 4 2 4 2 4 2
49 A 4 2 4 2 4 2
50 Y 4 2 4 2 4 2
51 S 4 2 3 2 4 2
52 A 5 2 4 4 4 4
53 S 4 3 4 4 4 4
54 M 5 2 4 4 4 4
55 I 4 3 4 4 4 4
56 LM 5 3 4 4 4 4
57 H 5 3 5 4 5 4
58 M 5 4 4 4 5 4
59 LZ 5 4 5 4 5 4
60 C 5 4 4 5 5 4
61 LD 5 4 5 4 5 4
62 M 5 4 5 4 5 4
63 R 3 3 3 2 4 3
64 R 4 4 4 2 4 4
65 LM 4 2 4 4 4 4
66 O 4 4 4 4 4 4
67 J 5 3 5 4 5 4
68 D 5 3 4 4 4 4
69 A 4 2 4 4 4 2
70 B 4 3 2 1 4 2
71 LM 5 4 4 3 4 3
64

Interaksi Sosial Keamanan Kenyamanan


No. Nama Responden
X1 X2 X1 X2 X1 X2
72 LG 4 3 3 2 4 2
73 WN 4 3 4 4 4 4
74 R 3 3 4 2 4 2
75 D 4 3 4 3 4 2
76 R 4 3 4 4 4 2
77 F 5 4 4 3 4 2
78 LO 4 2 4 2 5 4
79 M 4 2 4 2 4 4
80 A 4 4 4 4 4 4
81 WR 5 2 4 2 3 2
82 LI 3 2 3 4 3 2
83 O 4 3 4 4 4 2
84 Z 4 2 4 2 4 2
85 I 4 2 4 2 4 2
86 U 4 2 4 2 4 2
87 M 4 4 4 4 4 4
88 WS 4 3 4 4 4 4
89 Y 4 3 4 4 4 4
90 F 4 3 4 4 4 4
91 I 4 3 4 4 4 4
92 H 4 3 4 4 4 4
93 A 4 3 3 4 4 4
94 LA 5 3 4 4 4 2
95 WN 5 3 5 5 5 3
96 A 5 3 5 5 5 3
97 F 5 4 5 4 5 3
98 U 5 3 5 5 5 2
99 H 4 2 5 4 4 3
100 A 5 4 4 3 4 4
Keterangan : X1 : Sebelum Pandemi Covid-19
X2 : Selama Pandemi Covid-19
65

Lampiran 3. Kondisi Ekonomi Pedagang Pasar Mardika


Penerimaan Biaya Pendapatan
Nama Jam Kerja
No. (Per Bulan) (Per Bulan) (Per Bulan)
Responden
Sebelum Selama Sebelum Selama Sebelum Selama Sebelum Selama
1 FR 12 10 Rp 28.400.000,00 Rp 14.328.550,00 Rp 22.691.420,00 Rp 10.905.710,00 Rp 5.708.580,00 Rp 3.422.840,00
2 S 14 12 Rp 26.399.990,00 Rp 20.500.000,00 Rp 21.240.000,00 Rp 16.640.000,00 Rp 5.159.990,00 Rp 3.860.000,00
3 A 14 10 Rp 27.000.000,00 Rp 15.500.000,00 Rp 20.000.000,00 Rp 9.639.990,00 Rp 7.000.000,00 Rp 5.860.010,00
4 A 14 11 Rp 27.500.000,00 Rp 13.857.130,00 Rp 21.578.550,00 Rp 10.435.700,00 Rp 5.921.450,00 Rp 3.421.430,00
5 I 14 11 Rp 11.400.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 8.610.000,00 Rp 6.360.000,00 Rp 2.790.000,00 Rp 1.140.000,00
6 A 12 10 Rp 27.500.000,00 Rp 14.500.000,00 Rp 23.120.000,00 Rp 10.620.000,00 Rp 4.380.000,00 Rp 3.880.000,00
7 N 12 10 Rp 12.000.000,00 Rp 6.000.000,00 Rp 9.960.000,00 Rp 4.680.000,00 Rp 2.040.000,00 Rp 1.320.000,00
8 MR 12 10 Rp 12.000.000,00 Rp 4.500.000,00 Rp 9.210.000,00 Rp 2.310.000,00 Rp 2.790.000,00 Rp 2.190.000,00
9 MA 12 10 Rp 10.000.000,00 Rp 14.500.000,00 Rp 7.984.260,00 Rp 13.270.000,00 Rp 2.015.740,00 Rp 1.230.000,00
10 FT 15 12 Rp 11.400.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 6.060.000,00 Rp 5.310.000,00 Rp 5.340.000,00 Rp 2.190.000,00
11 J 15 12 Rp 28.400.000,00 Rp 14.500.000,00 Rp 23.460.000,00 Rp 10.760.000,00 Rp 4.940.000,00 Rp 3.740.000,00
12 I 10 10 Rp 25.400.000,00 Rp 12.400.000,00 Rp 20.780.000,00 Rp 9.000.000,00 Rp 4.620.000,00 Rp 3.400.000,00
13 MM 10 10 Rp 12.000.000,00 Rp 6.000.000,00 Rp 6.480.000,00 Rp 2.880.000,00 Rp 5.520.000,00 Rp 3.120.000,00
14 A 15 10 Rp 26.000.000,00 Rp 14.500.000,00 Rp 20.910.000,00 Rp 10.950.000,00 Rp 5.090.000,00 Rp 3.550.000,00
15 LU 15 12 Rp 13.500.000,00 Rp 4.500.000,00 Rp 11.139.990,00 Rp 3.282.840,00 Rp 2.360.010,00 Rp 1.217.160,00
16 N 10 9 Rp 12.000.000,00 Rp 6.999.990,00 Rp 7.749.990,00 Rp 3.150.000,00 Rp 4.250.010,00 Rp 3.849.990,00
17 W 15 12 Rp 12.000.000,00 Rp 5.250.000,00 Rp 8.010.000,00 Rp 2.310.000,00 Rp 3.990.000,00 Rp 2.940.000,00
18 SW 13 10 Rp 11.400.000,00 Rp 5.250.000,00 Rp 7.560.000,00 Rp 2.160.000,00 Rp 3.840.000,00 Rp 3.090.000,00
19 A 11 9 Rp 29.000.000,00 Rp 14.500.000,00 Rp 22.580.000,00 Rp 10.980.000,00 Rp 6.420.000,00 Rp 3.520.000,00
20 M 14 11 Rp 24.500.000,00 Rp 12.400.000,00 Rp 20.530.000,00 Rp 10.660.000,00 Rp 3.970.000,00 Rp 1.740.000,00
21 F 15 12 Rp 12.750.000,00 Rp 5.000.010,00 Rp 9.480.000,00 Rp 2.880.000,00 Rp 3.270.000,00 Rp 2.120.010,00
22 A 15 7 Rp 10.500.000,00 Rp 6.000.000,00 Rp 8.100.000,00 Rp 5.100.000,00 Rp 2.400.000,00 Rp 900.000,00
23 SW 7 7 Rp 28.250.000,00 Rp 14.500.000,00 Rp 22.840.000,00 Rp 11.100.000,00 Rp 5.410.000,00 Rp 3.400.000,00
24 E 13 7 Rp 27.500.000,00 Rp 14.500.000,00 Rp 22.840.000,00 Rp 11.000.000,00 Rp 4.660.000,00 Rp 3.500.000,00
25 D 10 10 Rp 13.500.000,00 Rp 12.000.000,00 Rp 10.860.000,00 Rp 9.788.550,00 Rp 2.640.000,00 Rp 2.211.450,00
26 E 10 7 Rp 29.000.000,00 Rp 18.550.000,00 Rp 22.707.130,00 Rp 12.850.010,00 Rp 6.292.870,00 Rp 5.699.990,00
27 AS 9 9 Rp 28.250.000,00 Rp 14.500.000,00 Rp 23.820.000,00 Rp 10.720.000,00 Rp 4.430.000,00 Rp 3.780.000,00
28 S 10 7 Rp 11.400.000,00 Rp 8.550.000,00 Rp 8.190.000,00 Rp 5.690.010,00 Rp 3.210.000,00 Rp 2.859.990,00
66

Penerimaan Biaya Pendapatan


Nama Jam Kerja
No. (Per Bulan) (Per Bulan) (Per Bulan)
Responden
Sebelum Selama Sebelum Selama Sebelum Selama Sebelum Selama
29 SW 13 7 Rp 17.250.000,00 Rp 10.500.000,00 Rp 9.780.000,00 Rp 6.030.000,00 Rp 7.470.000,00 Rp 4.470.000,00
30 S 15 12 Rp 12.000.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 4.418.550,00 Rp 3.390.000,00 Rp 7.581.450,00 Rp 3.110.000,00
31 A 12 6 Rp 25.010.000,00 Rp 13.000.000,00 Rp 20.650.000,00 Rp 9.290.000,00 Rp 4.360.000,00 Rp 3.710.000,00
32 D 12 10 Rp 29.000.000,00 Rp 13.900.000,00 Rp 24.640.000,00 Rp 10.640.000,00 Rp 4.360.000,00 Rp 3.260.000,00
33 J 15 12 Rp 17.550.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 13.740.000,00 Rp 5.970.000,00 Rp 3.810.000,00 Rp 1.530.000,00
34 LD 15 10 Rp 10.000.000,00 Rp 6.428.550,00 Rp 5.897.130,00 Rp 3.355.710,00 Rp 4.102.870,00 Rp 3.072.840,00
35 Y 9 7 Rp 10.500.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 3.150.000,00 Rp 2.190.000,00 Rp 7.350.000,00 Rp 5.310.000,00
36 A 15 12 Rp 10.000.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 6.050.010,00 Rp 5.550.000,00 Rp 3.949.990,00 Rp 1.950.000,00
37 N 14 12 Rp 13.500.000,00 Rp 6.000.000,00 Rp 6.750.000,00 Rp 3.150.000,00 Rp 6.750.000,00 Rp 2.850.000,00
38 Y 12 10 Rp 15.000.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 10.140.000,00 Rp 5.100.000,00 Rp 4.860.000,00 Rp 2.400.000,00
39 H 15 10 Rp 10.500.000,00 Rp 6.428.550,00 Rp 4.868.550,00 Rp 5.190.000,00 Rp 5.631.450,00 Rp 1.238.550,00
40 F 15 10 Rp 10.000.000,00 Rp 8.550.000,00 Rp 5.725.710,00 Rp 4.868.550,00 Rp 4.274.290,00 Rp 3.681.450,00
41 S 10 10 Rp 28.250.000,00 Rp 16.000.000,00 Rp 22.190.000,00 Rp 11.714.260,00 Rp 6.060.000,00 Rp 4.285.740,00
42 S 9 9 Rp 10.000.000,00 Rp 9.000.000,00 Rp 6.570.000,00 Rp 5.820.000,00 Rp 3.430.000,00 Rp 3.180.000,00
43 J 12 8 Rp 10.000.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 5.275.710,00 Rp 5.275.710,00 Rp 4.724.290,00 Rp 2.224.290,00
44 A 15 11 Rp 29.000.000,00 Rp 16.000.000,00 Rp 24.350.000,00 Rp 12.750.000,00 Rp 4.650.000,00 Rp 3.250.000,00
45 Y 12 10 Rp 15.000.000,00 Rp 6.000.000,00 Rp 11.490.000,00 Rp 3.990.000,00 Rp 3.510.000,00 Rp 2.010.000,00
46 A 12 8 Rp 15.000.000,00 Rp 5.250.000,00 Rp 7.980.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 7.020.000,00 Rp 2.250.000,00
47 Y 12 8 Rp 27.538.550,00 Rp 14.285.710,00 Rp 23.750.000,00 Rp 11.250.000,00 Rp 3.788.550,00 Rp 3.035.710,00
48 Y 15 8 Rp 10.000.000,00 Rp 5.357.130,00 Rp 5.700.000,00 Rp 3.342.840,00 Rp 4.300.000,00 Rp 2.014.290,00
49 A 15 8 Rp 10.000.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 5.335.710,00 Rp 5.550.000,00 Rp 4.664.290,00 Rp 1.950.000,00
50 Y 10 10 Rp 12.000.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 6.968.550,00 Rp 4.825.710,00 Rp 5.031.450,00 Rp 2.674.290,00
51 S 15 8 Rp 10.000.000,00 Rp 5.000.010,00 Rp 5.035.710,00 Rp 2.892.840,00 Rp 4.964.290,00 Rp 2.107.170,00
52 A 15 12 Rp 10.000.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 6.497.130,00 Rp 6.068.550,00 Rp 3.502.870,00 Rp 1.431.450,00
53 S 15 12 Rp 10.000.000,00 Rp 9.000.000,00 Rp 6.925.710,00 Rp 6.240.000,00 Rp 3.074.290,00 Rp 2.760.000,00
54 M 15 12 Rp 10.000.000,00 Rp 8.614.260,00 Rp 6.497.130,00 Rp 6.068.550,00 Rp 3.502.870,00 Rp 2.545.710,00
55 I 15 12 Rp 12.000.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 6.475.710,00 Rp 5.190.000,00 Rp 5.524.290,00 Rp 2.310.000,00
56 LM 15 12 Rp 14.571.420,00 Rp 9.428.550,00 Rp 9.068.550,00 Rp 6.925.710,00 Rp 5.502.870,00 Rp 2.502.840,00
57 H 15 12 Rp 13.714.260,00 Rp 10.500.000,00 Rp 9.068.550,00 Rp 6.925.710,00 Rp 4.645.710,00 Rp 3.574.290,00
58 M 15 12 Rp 15.000.000,00 Rp 8.571.420,00 Rp 11.211.420,00 Rp 6.068.550,00 Rp 3.788.580,00 Rp 2.502.870,00
59 LZ 15 12 Rp 14.571.420,00 Rp 9.750.000,00 Rp 9.068.550,00 Rp 6.068.550,00 Rp 5.502.870,00 Rp 3.681.450,00
67

Penerimaan Biaya Pendapatan


Nama Jam Kerja
No. (Per Bulan) (Per Bulan) (Per Bulan)
Responden
Sebelum Selama Sebelum Selama Sebelum Selama Sebelum Selama
60 C 15 12 Rp 14.571.420,00 Rp 9.441.420,00 Rp 9.068.550,00 Rp 6.925.710,00 Rp 5.502.870,00 Rp 2.515.710,00
61 LD 15 12 Rp 12.000.000,00 Rp 9.000.000,00 Rp 8.640.000,00 Rp 7.140.000,00 Rp 3.360.000,00 Rp 1.860.000,00
62 M 15 12 Rp 10.714.260,00 Rp 7.500.000,00 Rp 6.925.710,00 Rp 5.640.000,00 Rp 3.788.550,00 Rp 1.860.000,00
63 R 15 12 Rp 11.357.130,00 Rp 8.000.010,00 Rp 6.895.710,00 Rp 4.752.840,00 Rp 4.461.420,00 Rp 3.247.170,00
64 R 14 9 Rp 30.000.000,00 Rp 16.999.990,00 Rp 25.751.420,00 Rp 13.037.130,00 Rp 4.248.580,00 Rp 3.962.860,00
65 LM 12 10 Rp 15.000.000,00 Rp 9.000.000,00 Rp 10.239.990,00 Rp 5.240.010,00 Rp 4.760.010,00 Rp 3.759.990,00
66 O 15 12 Rp 29.642.840,00 Rp 17.500.000,00 Rp 24.525.710,00 Rp 14.097.130,00 Rp 5.117.130,00 Rp 3.402.870,00
67 J 10 10 Rp 26.000.000,00 Rp 21.700.000,00 Rp 21.590.000,00 Rp 18.650.000,00 Rp 4.410.000,00 Rp 3.050.000,00
68 D 12 10 Rp 12.900.000,00 Rp 8.250.000,00 Rp 7.890.000,00 Rp 6.690.000,00 Rp 5.010.000,00 Rp 1.560.000,00
69 A 15 8 Rp 12.000.000,00 Rp 9.000.000,00 Rp 5.575.710,00 Rp 4.890.000,00 Rp 6.424.290,00 Rp 4.110.000,00
70 B 13 10 Rp 29.000.000,00 Rp 16.000.000,00 Rp 23.420.000,00 Rp 11.070.000,00 Rp 5.580.000,00 Rp 4.930.000,00
71 LM 12 8 Rp 10.500.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 5.640.000,00 Rp 5.040.000,00 Rp 4.860.000,00 Rp 2.460.000,00
72 LG 15 11 Rp 10.500.000,00 Rp 5.250.000,00 Rp 6.540.000,00 Rp 3.240.000,00 Rp 3.960.000,00 Rp 2.010.000,00
73 WN 13 12 Rp 27.500.000,00 Rp 14.500.000,00 Rp 21.380.000,00 Rp 11.400.000,00 Rp 6.120.000,00 Rp 3.100.000,00
74 R 14 12 Rp 10.500.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 4.140.000,00 Rp 3.390.000,00 Rp 6.360.000,00 Rp 4.110.000,00
75 D 13 12 Rp 12.000.000,00 Rp 8.550.000,00 Rp 5.250.000,00 Rp 2.892.840,00 Rp 6.750.000,00 Rp 5.657.160,00
76 R 12 10 Rp 29.000.000,00 Rp 14.500.000,00 Rp 23.825.710,00 Rp 11.202.840,00 Rp 5.174.290,00 Rp 3.297.160,00
77 F 12 10 Rp 11.400.000,00 Rp 8.550.000,00 Rp 7.868.550,00 Rp 5.785.710,00 Rp 3.531.450,00 Rp 2.764.290,00
78 LO 15 12 Rp 14.250.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 6.025.710,00 Rp 3.882.840,00 Rp 8.224.290,00 Rp 3.617.160,00
79 M 15 10 Rp 10.500.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 5.597.130,00 Rp 4.740.000,00 Rp 4.902.870,00 Rp 2.760.000,00
80 A 15 12 Rp 11.010.000,00 Rp 8.250.000,00 Rp 6.025.710,00 Rp 5.400.000,00 Rp 4.984.290,00 Rp 2.850.000,00
81 WR 15 12 Rp 29.000.000,00 Rp 16.900.000,00 Rp 23.817.130,00 Rp 13.388.550,00 Rp 5.182.870,00 Rp 3.511.450,00
82 LI 15 12 Rp 10.650.000,00 Rp 8.250.000,00 Rp 5.575.710,00 Rp 5.575.710,00 Rp 5.074.290,00 Rp 2.674.290,00
83 O 15 12 Rp 30.000.000,00 Rp 16.428.550,00 Rp 25.878.550,00 Rp 12.535.710,00 Rp 4.121.450,00 Rp 3.892.840,00
84 Z 14 9 Rp 10.500.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 7.118.550,00 Rp 4.975.710,00 Rp 3.381.450,00 Rp 2.524.290,00
85 I 12 10 Rp 12.000.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 7.418.550,00 Rp 3.990.000,00 Rp 4.581.450,00 Rp 3.510.000,00
86 U 15 12 Rp 12.000.000,00 Rp 7.050.000,00 Rp 7.478.550,00 Rp 4.298.550,00 Rp 4.521.450,00 Rp 2.751.450,00
87 M 10 10 Rp 11.250.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 7.178.550,00 Rp 5.035.710,00 Rp 4.071.450,00 Rp 2.464.290,00
88 WS 10 7 Rp 10.500.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 7.050.000,00 Rp 5.550.000,00 Rp 3.450.000,00 Rp 1.950.000,00
89 Y 13 7 Rp 30.000.000,00 Rp 18.550.000,00 Rp 22.125.710,00 Rp 13.840.000,00 Rp 7.874.290,00 Rp 4.710.000,00
90 F 15 12 Rp 28.250.000,00 Rp 16.000.000,00 Rp 22.245.710,00 Rp 12.102.840,00 Rp 6.004.290,00 Rp 3.897.160,00
68

Penerimaan Biaya Pendapatan


Nama Jam Kerja
No. (Per Bulan) (Per Bulan) (Per Bulan)
Responden
Sebelum Selama Sebelum Selama Sebelum Selama Sebelum Selama
91 I 12 6 Rp 12.000.000,00 Rp 9.000.000,00 Rp 8.211.420,00 Rp 6.497.130,00 Rp 3.788.580,00 Rp 2.502.870,00
92 H 13 7 Rp 30.000.000,00 Rp 17.500.000,00 Rp 24.440.010,00 Rp 14.440.000,00 Rp 5.559.990,00 Rp 3.060.000,00
93 A 15 12 Rp 29.000.000,00 Rp 16.000.000,00 Rp 22.640.000,00 Rp 12.140.000,00 Rp 6.360.000,00 Rp 3.860.000,00
94 LA 12 6 Rp 10.500.000,00 Rp 6.000.000,00 Rp 6.047.130,00 Rp 3.505.710,00 Rp 4.452.870,00 Rp 2.494.290,00
95 WN 12 10 Rp 29.000.000,00 Rp 16.000.000,00 Rp 21.750.000,00 Rp 12.790.000,00 Rp 7.250.000,00 Rp 3.210.000,00
96 A 15 12 Rp 10.500.000,00 Rp 8.571.420,00 Rp 6.140.010,00 Rp 4.568.550,00 Rp 4.359.990,00 Rp 4.002.870,00
97 F 15 10 Rp 27.538.550,00 Rp 16.428.550,00 Rp 22.290.000,00 Rp 12.690.000,00 Rp 5.248.550,00 Rp 3.738.550,00
98 U 15 12 Rp 30.000.000,00 Rp 17.500.000,00 Rp 24.390.000,00 Rp 13.140.000,00 Rp 5.610.000,00 Rp 4.360.000,00
99 H 12 6 Rp 10.500.000,00 Rp 6.428.550,00 Rp 7.268.550,00 Rp 4.268.550,00 Rp 3.231.450,00 Rp 2.160.000,00
100 A 15 12 Rp 11.160.000,00 Rp 6.000.000,00 Rp 7.268.550,00 Rp 3.900.000,00 Rp 3.891.450,00 Rp 2.100.000,00
69

Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas dan Uji Wilcoxon Pada Kondisi Sosial
Pedagang dilihat dari Interaksi Sosial

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sebelum Pandemi Selama Pandemi


Covid-19 Covid-19
N
100 100

Normal Parametersa Mean


4.35 3.01

Std. Deviation
.575 .798
Most Extreme Differences Absolute
.329 .235

Positive
.329 .235

Negative
-.271 -.225

Kolmogorov-Smirnov Z
3.286 2.350

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000 .000

a. Test distribution is Normal.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Sebelum Pandemi Covid-19 100 3 5 4.35 .575
Selama Pandemi Covid-19 100 1 5 3.01 .798
Valid N (listwise) 100

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


Selama Pandemi Covid-19 - Negative Ranks
85a 43.00 3655.00
Sebelum Pandemi Covid-19
Positive Ranks
0b .00 .00

Ties
15c

Total
100
70

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sebelum Pandemi Selama Pandemi


Covid-19 Covid-19
N
100 100

Normal Parametersa Mean


4.35 3.01

Std. Deviation
.575 .798

Most Extreme Differences Absolute


.329 .235

Positive
.329 .235

Negative
-.271 -.225

Kolmogorov-Smirnov Z
3.286 2.350

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000 .000

a. Selama Pandemi Covid-19 < Sebelum Pandemi Covid-19

b. Selama Pandemi Covid-19 > Sebelum Pandemi Covid-19


c. Selama Pandemi Covid-19 = Sebelum Pandemi Covid-19

Test Statisticsb

Selama Pandemi Covid-19 -


Sebelum Pandemi Covid-19
Z
-8.218a

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas dan Uji Wilcoxon Pada Kondisi Sosial
Pedagang dilihat dari Keamanan
71

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sebelum Pandemi Selama Pandemi


Covid-19 Covid-19
N
100 100

Normal Parametersa Mean


4.08 3.41

Std. Deviation
.614 1.065

Most Extreme Differences Absolute


.358 .320

Positive
.352 .197

Negative
-.358 -.320

Kolmogorov-Smirnov Z
3.582 3.203

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000 .000

a. Test distribution is Normal.

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sebelum Pandemi Covid-19 100 2 5 4.08 .614
Selama Pandemi Covid-19 100 1 5 3.41 1.065
Valid N (listwise) 100

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Selama Pandemi Covid-19 - Negative Ranks 46a 25.72 1183.00
Sebelum Pandemi Covid-19 Positive Ranks b
3 14.00 42.00
c
Ties 51
Total 100
a. Selama Pandemi Covid-19 < Sebelum Pandemi Covid-19
b. Selama Pandemi Covid-19 > Sebelum Pandemi Covid-19
c. Selama Pandemi Covid-19 = Sebelum Pandemi Covid-19
72

Test Statisticsb
Selama Pandemi Covid-19 -
Sebelum Pandemi Covid-19
Z -5.852a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas dan Uji Wilcoxon Pada Kondisi Sosial
Pedagang dilihat dari Kenyamanan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Sebelum
Pandemi Covid- Selama Pandemi
19 Covid-19
N 100 100
Normal Parametersa Mean 4.17 3.06
Std. Deviation .533 .930
Most Extreme Differences Absolute .385 .304
Positive .385 .273
Negative -.305 -.304
Kolmogorov-Smirnov Z 3.851 3.039
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
a. Test distribution is Normal.

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sebelum Pandemi Covid-19 100 3 5 4.17 .533
Selama Pandemi Covid-19 100 2 4 3.06 .930
Valid N (listwise) 100

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Selama Pandemi Covid-19 - Negative Ranks 60a 30.50 1830.00
Sebelum Pandemi Covid-19 Positive Ranks b
0 .00 .00
c
Ties 40
Total 100
a. Selama Pandemi Covid-19 < Sebelum Pandemi Covid-19
b. Selama Pandemi Covid-19 > Sebelum Pandemi Covid-19
73

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
Selama Pandemi Covid-19 - Negative Ranks 60 30.50 1830.00
Sebelum Pandemi Covid-19 Positive Ranks b
0 .00 .00
c
Ties 40
Total 100
a. Selama Pandemi Covid-19 < Sebelum Pandemi Covid-19
c. Selama Pandemi Covid-19 = Sebelum Pandemi Covid-19

Test Statisticsb
Selama Pandemi Covid-19 -
Sebelum Pandemi Covid-19
Z -6.884a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas dan Uji Wilcoxon Pada Kondisi Ekonomi
Pedagang dilihat dari Jam Kerja

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Sebelum
Pandemi Covid- Selama Pandemi
19 Covid-19
N 100 100
Normal Parametersa Mean 13.24 10.11
Std. Deviation 1.990 1.956
Most Extreme Differences Absolute .262 .194
Positive .188 .117
Negative -.262 -.194
Kolmogorov-Smirnov Z 2.617 1.939
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .001
a. Test distribution is Normal.

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sebelum Pandemi Covid-19 100 7 15 13.24 1.990
Selama Pandemi Covid-19 100 6 12 10.11 1.863
Valid N (listwise) 100
74

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
Selama Pandemi Covid-19 - Negative Ranks 90 45.50 4095.00
Sebelum Pandemi Covid-19 Positive Ranks b
0 .00 .00
c
Ties 10
Total 100
a. Selama Pandemi Covid-19 < Sebelum Pandemi Covid-19
b. Selama Pandemi Covid-19 > Sebelum Pandemi Covid-19
c. Selama Pandemi Covid-19 = Sebelum Pandemi Covid-19

Test Statisticsb
Selama Pandemi Covid-19 -
Sebelum Pandemi Covid-19
5Z -8.341a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 8. Hasil Uji Normalitas dan Uji Sample Paired t Test Pada Kondisi
Ekonomi Pedagang dilihat dari Pendapatan
75

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sebelum
Pandemi Covid- Selama Pandemi
19 Covid-19
N
100 100

Normal Parametersa Mean


3.80 2.95

Std. Deviation
.512 .947

Most Extreme Differences Absolute


.502 .216
Positive
.348 .172

Negative
-.502 -.216

Kolmogorov-Smirnov Z
5.018 2.163

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000 .000

a. Test distribution is Normal.

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sebelum Pandemi Covid-19 100 2 4 3.80 .512
Selama Pandemi Covid-19 100 1 4 2.95 .947
Valid N (listwise) 100
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Selama Pandemi Covid-19 - Negative Ranks 61 a
31.00 1891.00
Sebelum Pandemi Covid-19
Positive Ranks 0 b
.00 .00
Ties 39 c

Total 100
a. Selama Pandemi Covid-19 < Sebelum Pandemi Covid-19
b. Selama Pandemi Covid-19 > Sebelum Pandemi Covid-19
c. Selama Pandemi Covid-19 = Sebelum Pandemi Covid-19

Test Statisticsb
76

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sebelum
Pandemi Covid- Selama Pandemi
19 Covid-19
N
100 100

Normal Parametersa Mean


3.80 2.95

Std. Deviation
.512 .947

Most Extreme Differences Absolute


.502 .216
Positive
.348 .172

Negative
-.502 -.216

Kolmogorov-Smirnov Z
5.018 2.163

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000 .000

Selama Pandemi
Covid-19 -
Sebelum
Pandemi Covid-
19
Z
-7.051a

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test


77

DOKUMENTASI
78

Anda mungkin juga menyukai