Anda di halaman 1dari 15

KEBERTAHANAN HIDUP PELAKU USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DAN

PEDAGANG KELILING DI DESA PAKUSARI KECAMATAN PAKUSARI KABUPATEN


JEMBER PADA MASA PANDEMI COVID-19

OLEH :
Shinta Dewi Rachmawati
Semester 3
NIM : 1901561006

Paper ini merupakan tugas akhir mata kuliah Metode Sejarah


Prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Udayana

Januari 2021

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Wilayah penelitian ini terletak di desa Pakusari, Kecamatan Pakusari,


Kabupaten Jember. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Pakusari ditemukan
berbagai macam permasalahan dari jenis-jenis usaha di beberapa industri usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ada, dan pedagang keliling pun merasakan
hal yang sama. Seperti permasalahan masih kurangnya pemenuhan kebutuhan
ekonomi rakyat. Pernyebabnya adalah adanya pelemahan ekonomi yang dikarenakan
oleh minimnya pengelolahan persaingan pasar di berbagai industri kerajinan atau non
kerajinan, dan masih kurangnya sumberdaya manusia sebagai penunjang jalannya
industri, ditambah pembatasan aktifitas sosial yang disebabkan oleh adanya situasi
pandemi Covid-19 yang menyebar di Desa Pakusari.

Ada beberapa alasan pemilihan topik penelitian ini. Alasan yang pertama yaitu
karena adanya kedekatan emosional. Artinya, topik ini disesuaikan dengan lokasi
tempat tinggal peneliti, sebab sudah punya hubungan emosional dengan orang di
sekitar daerah tempat tinngal peneliti. Alasan yang kedua yaitu karena kedekatan
intelektual, yang merupakan hasil penelusuran tingkat pengetahuan peneliti terdahulu
mengenai topik ini. Tujuannya untuk menghindari subjektivitas yang muncul sebagai
akibat kedekatan yang pertama. Artinya, peneliti harus mengetahui tingkat
pengetahuan peneliti terdahulu dengan melihat topik-topik penelitian mereka.

Ditingkat nasional ditemukan beberapa jurnal yang memiliki keterkaitan


mengenai bagaimana cara pedagang kaki lima ataupun home industry bertahan hidup
setelah adanya Covid-19. Artikel pertama yang berjudul ”Revitalisasi Home Industry
Berbasis Modal Sosial Sebagai Strategi Ketahanan Ekonomi Menghadapi Pandemi
Covid-19” oleh Ali Imron dan Muhammad Syafa’at, ISBN : 978-602-5722-33-2. Artikel
tersebut membahas mengenai kondisi kerentanan sosial (social vulnerability) menjadi
realitas nyata yang terjadi pada masyarakat dalam menghadapi pandemic Covid-19.
Kerentanan sosial menjadikan posisi ketahanan ekonomi (economic resilience)
mengalami guncangan. Oleh karena itu, penguatan modal sosial (social capital)
menjadi alternatif strategi untuk tetap bertahan di masa pandemi. Makna modal sosial
mengacu pada kekuatan hubungan sosial dalam bermasyarakat, termasuk kehidupan
individu dalam keluarga, maupun kelompok sosial. Kekuatan hubungan sosial
tercermin dari perilaku baik, rasa bersahabat, saling simpati, serta membina hubungan
dan kerja sama yang erat diantara individu dalam keluarga yang membentuk suatu
kelompok sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Ketahanan ekonomi berkaitan
dengan kemampuan dari masyarakat untuk dapat menggunakan sumber daya yang
tersedia dalam memenuhi kebutuhan dasar dan menjalankan fungsi sosialnya.
Kekurangan dari artikel ini yaitu belum membahas mengenai solusi terhadap
keberlanjutan operasional usaha terdampak Covid-19.

Artikel kedua ditulis oleh I Ketut Budastra, yang berjudul “Dampak Sosial
Ekonomi Covid-19 dan Program Potensial Untuk Penanganannya,” ISSN : 1411 – 8262,
Vol. 20 No. 1 : April 2020, Hal. 55.. Artikel tersebut membahas mengenai penyebaran
Covid-19 yang berpotensi menimbulkan gangguan pada rantai pasok input, operasi
produksi, rantai distribusi, dan pemasaran output sehingga berdampak negative
terhadap kinerja sektor ekonomi. Sektor ekonomi terdampak pada tahap awal adalah
sektor pariwisata dan sektor jasa transportasi, kemudian diikuti oleh sektor industri
pengolahan, sektor perdagangan, dan sektor jasa lainnya. Disamping ditentukanoleh
jenis sektor, dampak Covid-19 terhadap keberlanjutan usaha juga ditentukan oleh
skala usaha.Usaha skala besar memiliki ketahanan opersional yang lebih tinggi
dibandingkan dengan usaha skala kecil dan mikro(UKM). Dengan kata lain, UKM
adalah lebih retan terhadap dampak Covid-18, dibandingkan dengan usaha skala
besar.Usaha skala besar terdampak dapat melakukan penghentian sementara operasi
saat Covid-19 melanda, dan kemudian mampu beroperasi kembali saat keadaan telah
normal karena memiliki kapasitas permodalan dan akses pembiayaan yang memadai.
Sebaliknya, banyak UKM terdampak tidak mampu bangkit kembali beroperasi saat
keadaan telah normal kerena modalnya terkikis untuk menutupi biaya hidup keluarga.
Kekurangan dalam artikel ini yaitu mengenai implementasi modal sosial melalui
praktik ekonomi.

Artikel ketiga ditulis oleh Emiliana Martuti Lawalu, yang berjudul “Partisipasi
Perempuan Pedagang Kaki Lima Dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga
Sebelum Dan Setelah Adanya Covid-19,” ISSN : 2503 – 3093, Vol. 5 No. 3 September
2020, Hal 21-30. Artikel ini menjelaskan tentang perempuan pedagang kaki lima yang
merupakan perempuan yang model perdagangannya menggunakan kios kecil di pasar
tradisional. Kontribusi besar mereka terhadap perekonomian rumah tangga dalam hal
pendapatan, pengeluaran, dan tabungan belum terbantahkan. Kontribusi mereka
terhadap ekonomi rumah tangga dalam hal pendapatan, pengeluaran, dan tabungan
selama Covid-19 tidak sebanding dengan sebelumnya. Faktor penghambat selama
Covid-19 ini yaitu pendapatan menurun, persaingan lebih banyak dan pengalaman
perdagangan yang buruk. Kekurangan artikel ini adalah belum membahas mengenai
solusi terhadap keberlanjutan operasional usaha terdampak Covid-19.

Artikel keempat ditulis oleh Husna Ni’matul Ulya, yang berjudul “Alternatif
Strategi Penanganan Dampak Ekonomi Covid-19 Pemerintah Daerah Jawa Timur Pada
Kawasan Agropolitan,” ISSN : 2657 – 1153, Vol. 03, No. 01 Januari – Juni 2020. Artikel
ini membahas mengenai beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan
potensi kawasan agropolitan di tengah pandemi Covid-19. Alternative kebijakan untuk
menangani dampak ekonomi Covid-19 yaitu dengan memaksimalkan kawasan
agropolitan dengan penguatan regulasi serta perluasan kaawasan agropolitan ke
wilayah lain dan memanfaatkan media online di dalam pelaksanaannya termasuk
sistem pemasaran produk dari kawasan agropolitan meskipun dalam masa pandemi.
Kekurangan artikel ini adalah belum membahas mengenai solusi lain yang bisa
dilakukan oleh pelaku usaha untuk tetap dapat bertahan hidup selama pandemi.

Berdasarkan artikel yang ditulis oleh peneliti terdahulu, memiliki kemiripan


dengan topik yang akan diangkat pada penelitian ini, namun, seperti yang kita ketahui
bersama pada 2020 ini dunia diserang oleh virus covid-19 yang menghantui ekonomi
seluruh lapisan maysrakat begitu juga halnya dengan pedagang kaki lima, selain artikel
diatas juga belum banyak membahas mengenai bagaimana eksistensi pedagang kaki
lima selama era new normal mulai diberlakukan. Maka dari itu, topik penelitian ini
akan merujuk kepada kebertahanan hidup pedagang kaki lima dan pelaku usaha
mikro, kecil dan menengah dikala pandemi di tahun 2020.

Rumusan Masalah

Ada korelasi sebab akibat antara kemampuan bertahan hidup para pelaku
usaha di Kecamatan Pakusari di tengah Pandemi Covid-19 dengan implikasinya bagi
usaha mikro, kecil dan menengah. Kebertahanan para pedagang di Kecamatan
Pakusari tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak. Akan tetapi, itu baru
merupakan simpulan sementara, yang supaya menjadi simpulan sementara, yang
supaya menjadi simpulan tetap maka pertanyaan penelitian yang diajukan dalam studi
ini adalah sebagai berikut :

1. Mengapa para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah tetap bisa
mempertahankan usahanya di tengah pandemic Covid-19?
2. Bagaimana cara para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah
mempertahankan hidupnya di tengah pandemic Covid-19?
3. Apa implikasi kebertahanan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah bagi
perekonomian keluarga?
Model Sejarah

Model sejarah yang digunakan berupa model sejarah analisis. Sejarah analisis
adalah sejarah yang mengajukan pertanyaan why (mengapa) suatu peristiwa terjadi.
Dalam sejarah analisis, penulis dalam menulis sejarah bukan semata-mata untuk
menceritakan kejadian tetapi bermaksud menerangkannya, dengan cara mencari
sebab-sebabnya, kondisi lingkungannya, dan kondisi sosial budayanya. Sejarah analisis
ingin menganalisis faktor-faktor kausal, kondisional, kontekstual, serta unsur-unsur
yang merupakan komponen dan eksponen dari proses sejarah yang dikaji.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini menggunakan metode


penelitian sejarah dan teknik wawancara terstruktur. Metode yang digunakan dalam
penulisan studi ini ialah metode penelitian sejarah dan metode wawancara
terstruktur. Metode sejarah terdiri dari empat tahap yaitu tahap heuristik, kritik,
interpretasi, dan historiografi.

Tahap heuristic merupakan langkah awal atau permulaan dalam penulisan


sejarah yang berupa pencarian sumber-sumber atau pencarian bukti0bukti sejarah
berupa bukti primer dan bukti sekunder. Sumber primer adalah sumber asli atau dapat
berupa kesaksian dari pelaku sejarah, sedangkan sumber sekunder adalah sumber
kedua yang berupa kesaksian dari pihak tidak langsung dari peristiwa sejarah atau
dapat dikatakan sebagai pihak perantara. Sumber primer dapat berupa gambar/foto,
rekaman suara, dokumen, laporan yang memiliki kaitan secara langsung dengan
peristiwa sejarah atau paling tidak sumber yang pembuatannya sezaman dengan
peristiwa sejarah tersebut. Sumber sekunder dapat berupa surat kabar yang ditulis
oleh sejarawan. (https://www.academia.edu/11036487/METODOLOGI_SEJARAH?
auto=download). Pengumpulan sumber primer penelitian ini berupa turun langsung ke
tempat penelitian ini berlangsung serta melakukan wawancara secara langsung pelaku
sejarah yakni para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di desa Pakusari yang
akan sangat membantu objektivitas dalam penulisan penelitian ini.

Langkah selanjutnya dalam penulisan penelitian sejarah ialah kritik sumber.


Dalam menggunakan sumber sejarah, haruslah dievaluasi atau dikritik apakah sumber
yang diketemukan asli dan dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Tahapan kritik
dibagi menjadi dua yakni : Kritik Ekstern dan Kritik Intern, Kritik Ekstern adalah
menyelidiki untuk menentukan keaslian dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
dalam dokumen digunakan sebagai fakta sejarah. )Yass, 2004; 35-36).

Langkah ketiga dalam metode adalah interpretasi yakni penafsiran terhadap


fakta-fakta yang dimunculkan dari data-data yang sudah terseleksi atau kenyataan
yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencari kebenaran otentik yang di
sesuaikan dengan tema yang dibahas. Langkah keempat yang juga menjadi langkah
terakhir dalam metode penelitian sejarah adalah historiografi. Historiografi
merupakan rekonstruksi yang imajinatif dari masa lampau berdasarkan kronologis,
agar peristiwa sejarah tidak menjadi kacau. Selain secara kronologi penulisan sejarah
hendaknya disusun berdasarkan sebab-akibat.

Kerangka Konseptual

Ada dua jenis konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yakni sebagai
penjelasan atau penegasan tema penelitian dan konsep operasional.

Konsep Sebagai Pengasan Judul

Konsep digunakan untuk mebuat analisis suatu penelitian yang perlu


dijabarkan melalui latar belakang dan juga rumusan masalah, yaitu tentang
perekonomian pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di desa Pakusari. Melihat era
new normal telah diberlakukan membuka peluang bagi masyarakat untuk
membangkitkan kembali usaha mereka.

Konsep Operasional

Dikarenakan keterbatasan ilmu sejarah dalama segi konsep dan teori, maka
penlusian sejarah mengharuskan ditunjang dengan ilmu bantu sosial lainnya.
Pendekatan dari ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, politikologi, dan lain-
lain. Pendekatan ilmu-ilmu sosial pada sejarah dapat digolongkan ke dalam konsep,
teori, permasalahan dan pendekatan. Kedudukan sejarah dan ilmu-ilmu sosial saling
memerlukan dan saling memberikan kontribusi. Dalam hal ini, penelitian dan
penulisan sejarah senantiasa memerlukan bahasa sebagai sarana primer untuk
mengungkapkan data, analisis, dan kesimpulan yang terkait dengan keseluruhan aspek
yang terkait dengan manusia dan waktunya. (Kartodirdjo, 2016).
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Letak dan luas wilayah

Geografi

Desa Pakusari adalah salah satu desa bagian dari Kecamatan Pakusari Kota
Jember dengan luas wilayah keseluruhan 637,39 ha dengan total luas persawahan
336,6 Ha, tegalan seluas 731 Ha, bangunan dan halaman seluas 198,8 Ha, perkebunan
3 Ha, untuk bangunan sebesar 10,8 Ha, rekreasi dan olahraga seluas 0,8 Ha, rawa
seluas 0,5 Ha, dan pemakaman sebesar 4 Ha. Letak dan luas wilayah lokasi penelitian
di desa Pakusari Kecamatan Pakusari Kota Jember adalah sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Jatian dan Subo,


2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mayang dan Mrawan,
3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kertosari,
4. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Mayang.

Jarak ke Ibu Kota Kecamatan terdekat adalah 6 kilometer, sedangkan jarak ke


Ibu Kota Kabupaten/Kota terdekat adalah 12 kilometer. Jarak tersebut ditempuh
melalui jalan dengan kondisi aspal yang baik. Waktu tempuh ke Ibu Kota Kecamatan
terdekat selama 0,25 jam sedangkan waktu tempuh ke Ibu Kota Kabupaten/Kota
terdekat selama 0,5 jam.

Keadaan Penduduk

Desa Pakusari memiliki jumlah penduduk menurut data di profil Desa Pakusari
tahun 2009 adalah sebesar 8.825 jiwa terdiri dari 4.198 jiwa laki-laki dan 4.627 jiwa
perempuan dengan jumlah kepala keluarga 3.134 kepala keluarga. Tingkat pendidikan
yang dimiliki penduduk Desa Pakusari, sebagian besar adalah lulusan SD/Sederajat
dengan jumlah 1.332 orang, selanjutnya adalah tamatan SLTP/Sederajat dengan
jumlah 1.071 orang, SLTA/Sederajat 864 orang, tidak tamat SD/Sederajat 511 orang,
usia 10 tahun ke atas yang buta huruf 217 orang, lulusan sarjana atau S-1 49 orang,
lulusan D-2 sebanyak 31 orang, lulusan D-1 sebanyak 23 orang, dan D3 sebanyak 21
orang.

Ditinjau dari mata pencaharian penduduk di Desa Pakusari sektor pertanian


merupakan sektor utama dibanding sektor lain (perdagangan dan jasa). Sebagian
besar mata pencaharian penduduk di Desa Pakusari adalah petani yaitu sebesar 2.857
orang, jasa pemerintah/non pemerintah sebanyak 1.860 orang, pekerja disektor jasa
atau perdagangan yaitu 801 orang, jasa keterampilan sebanyak 214 orang, jasa
perdagangan sebanyak 89 orang, pekerja disektor industri sebanyak 28 orang dan
perkreditan rakyat sebanyak satu orang. Sebagian besar lahan penduduk di wilayah
penelitian yaitu di Desa Pakusari dimanfaatkan untuk sektor pertanian/usahatani
seperti tanaman palawija (kedelai, kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau,
jagung, ubi kayu, tomat, terong), tanaman padi, tanaman buah-buahan (mangga,
rambutan, pepaya, durian, dan pisang), tanaman obat-obatan yaitu kunyit, tanaman
perkebunan rakyat (kelapa, kopi, pinang, tembakau dan tebu) dan tanaman
perkebunan swasta/negara yaitu tanaman tebu. Keadaan tanah mendukung bagi
pengembangan komoditi tersebut.

Kehidupan Sehari-hari Rakyat Kecil

Aktifitas sehari-hari masyarakat di Desa Pakusari dapat dilihat salah satunya


dari aktivitas pertanian, aktivitas buruh pabrik PTP Nusantara, pedagang keliling, yang
bahkan sudah dimulai sejak dini hari dimana pada pukul 6 para pekerja ini mulai
terlihat kesibukannya. Di pagi hari di kawasan pertanian ini akan terlihat lalu lalang
para petani menggunakan motor, sepeda, ataupun berjalan kaki menuju sawahnya
masing-masing. Biasanya aktifitas petani di pagi hari akan diisi dengan pekerjaan tani
yang ringan lalu akan dilanjutkan dengan pekerjaan lain, kebanyakan petani dikawasan
ini akan sarapan di persawahannya sendiri. Sore hari, menuju petang petani akan
mulai meninggalkan persawahan dan kehidupan dipersawahan akan mulai sepi dari
aktivitas manusia.

Kesibukan para buruh juga terlihat sejak pagi, berjalan kaki sendiri-sendiri
menuju pabrik, menggunakan motor, ataupun bersama rombongan menggunakan
mobil box terbuka. Para buruh akan mulai bekerja pada pukul 8 dan istirahat pada jam
12, banyak dari mereka yang rumahnya dekat dengan pabrik akan pulang untuk
sejenak beristirahat dan makan, ataupun melakukan hal lain. Pada jam 1 mereka akan
kembali menuju pabrik hingga jam 3 sore, dan jalanan akan kembali ramai oleh para
buruh yang telah selesai bekerja di pabrik.

Sedangkan aktivitas pedagang keliling dapat ditemukan setiap waktu, pada


pagi hari dimana matahari belum memancarkan sinarnya pun sudah ada pedagang
keliling misalnya menjual tahu dan tempe dengan menggunakan motor ataupun
sepeda dengan membunyikan bel sebagai pertanda bahwa mereka sedang berkeliling
menjajakan jualannya, ataupun dengan meneriakkan nama produk yang mereka
bawa. Ketika matahari telah terlihat banyak pedagang keliling yang menjual berbagai
macam menu sarapan sehat dari rumah ke rumah. Ketika siang hingga sore juga
banyak pedagang bakso, pedagang jajanan, pedagang jamu, pedagang sate, dan lain-
lain.
FAKTOR KEBERTAHANAN UMKM DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Kondisi Usaha Kecil dan Menengah di Jawa Timur diketahui mengalami


penurunan pendapatan dan beberapa di antara pelaku usaha merasa tidak mampu
bertahan, seperti beberapa UMKM di daerah-daerah ada beberapa yang sudah tutup
atau gulung tikar. Penurunan hasil penjualan berangsur-angsur terjaid sejak
pertengahan Februari, dan pada bulan Maret penurunan omzet masih relative kecil
dan pada bulan April – Mei 2020 saat pemerintahan mengeluarkan kebijakan protocol
kesehatan, transportasi dan jarak sosial (social distancing), maka hamper semua
perdagangan yang dilakukan pelaku usaha UMKM terdampak.

Penurunan omzet karena daya beli konsumen menurun akibat sebagian besar
konsumen menurun akibat sebagian besar konsumen mulai berhemat dan tidak
berpendapatan atau tidak berpenghasilan. Alasan lain omzet turun ialah karena
konsumen takut membeli, dan sebagian besar konsumen merasa belum terbiasa
membeli melalui online, dan masih terbiasa membeli dengan cara datang langsung ke
toko. Hal ini terjadi setelah adanya larangan untuk keluar rumah atau diterapkannya
PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dengan disertai sanksi pidana dan denda.

Selain faktor tersebut, para pelaku usaha memiliki orientasi atas penurunan
omzet karena masalah jam buka toko yang ditentukan dalam protocol keamanan dan
kesehatan, aturan membeli untuk dibawa pulang, dan pembatasan jarak di tempat
umum yang dipandang mengurangi kenyamanan konsumen, sehingga konsumen
memilih untuk sementara waktu berdiam diri di rumah.

Dimensi Ekonomi

Menurut Mankiw (Putong, 2013:4), ekonomi adalah studi tentang bagaimana


masyarakat mengelola sumber daya-sumber daya yang selalu terbatas atau langka.
Menurut McConnell and Brue (2005:3) definis dari ekonomi adalah “It is the social
science concerned with the efficient use of scarce resources to achieve the maximum
satisfaction of economic wants.” Sehingga dari berbagai pengertian atau definisi para
ahli dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana masyarakat mampu mengelola sumber daya yang terbatas tapi mampu
menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang berguna kepada masyarakat itu
sendiri (library.binus.ac.id› Bab2 › RS1_2015_1_1232_Bab).

Kondisi pengelolaan pada masa pandemic dan diberlakukannya kebijakan stay


at home atau bekerja di rumah, banyak pelaku usaha melakukan off order, yaitu
menghentikan produksi, menghabiskan stok persediaan, dan memproduksi bila ada
pesanan sesuai jumlah yang diminta. Beberapa pelaku usaha tetap beraktivitas
membuka dagangannya, terutama untuk toko di rumah, stand pasar tradisional,
warung, café, depot, dan rumah makan dengan tetap mengikuti aturan protocol
kesehatan dan kebijakan pengamanan pandemic. Sisanya adalah pelaku usaha yang
hanya mengupayakan produk-produknya yang ditarik atau dikembalikan karena toko
tutup atau kios penjualan sering tutup karena protocol kesehatan dan keamanan
pandemic. Sebagian lagi pelaku usaha mengurangi jam buka dagang dan memperkecil
jumlah produksi sambal mencari peluang baru untuk memasarkan.

Dimensi Sosial Kemasyarakatan

Masyarakat merupakan manusia yang senantiasa berhubungan (berinteraksi)


dengan manusia lain dalam suatu kelompok (Setiadi, 2013: 5). Kehidupan masyarakat
yang selalu berubah (dinamis) merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Manusia
sebagai mahluk sosial selalu membutuhkan manusia lainnya untuk memenuhi
kebutuhannya, sebuah keniscayaan manusia bisa hidup secara individual dalam
lingkungannya (http://jurnalnasional.ump.ac.id/ index.php
/GeoEdukasi/article/view/588).Disatu sisi mengenai dimensi sosial kemasyarakatan
sering dibahas oleh orang sosiolog dengan ilmunya sosiologi, yang mempelajari
tentang penegtahuan kemasyrakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah
dan dapat dikontrol secara krtis oleh orang lain atau umum. (file.upi.edu› FPIPS › PIS ›
Konsep_dasar_sosiologi).

Jika dikaitkan dengan eksistensi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di
Desa Pakusari dengan dimensi sosial kemasyarakatan ini tentu saja memiliki hubungan
yang sangat kuat satu sama lainnya. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya rasa
gotong royong dalam kehidupan masyarakat dari satu hal dengan hal lainnya.
Contohnya dalam bidang pertanian, persiapan penanaman bibit pun beberapa petani
akan meminta tolong untuk dibantu menggarap lahannya yan kemudia petani lain
yang membantu akan diberikan upah selayaknya.

Dimensi Manusia dan Kebudayaan

Dimensi ini banyak kaitannya dengan rumpun ilmu antropologi. Antropologi


adalah sebuah ilmu yang mempelajari makhluk manusia (anthropos). Secara etimologi,
antropologi berasal dari kata anthropos berarti manusia dan logos berarti ilmu. Dalam
antropologi, manusia dipandang sebagai sesuatu yang kompleks dari segi fisik, emosi,
sosial, dan kebudayaannya. Antropologi sering pula disebut sebagai ilmu tentang
manusia dan kebudayaannya. Pengertian lainnya disampaikan oleh Harsojo dalam
bukunya yang berjudul “Pengantar Antropologi” (1984). Menurut Harsojo, antropologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai makhluk
masyarakat. Menurutnya, perhatian antropologi tertuju pada sifat khusus badani dan
cara produksi, tradisi serta nilai-nilai yang akan membedakan cara pergaulan hidup
yang satu dengan pergaulan hidup yang lainnya. (repository.ut.ac.id› ISIP4210-M1).

Kebudayaan Pandalungan sudah ada sejak zaman dahulu, percampuran


budaya dan Bahasa Jawa dengan Madura menjadi ciri khas Kota Jember. Biasanya
masyarakat Jember identic dengan logatnya ini, langsung ataupun tidak langsung
ketika orang Jember asli berinteraksi ataupun bertransaksi akan saling memudahkan,
karena merasa memiliki ikatan persaudaraan bagi masyarakat Jember sendiri. Bahkan
ketika berada di luar kota dan bertemu dengan orang asli Jember, kebudayaan ini
masih tetap dilakukan secara tidak langsung untuk saling membantu sesame dalam
kehidupan sehari-hari. Eksistensi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah juga
mampu bertahan karena rasa solidaritas yang tinggi antar masayarakatnya.

Dimensi Politik

Ilmu politik adalah bermacam-maca kegiatan dalam suatu sistem negara, yakni
pengambilan keputusanata kebijakan untuk melaksanakan tujuan-tujuan tertentu.,
politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyrakat, dan bukan tujuan
pribadi seseorang (file.upi.edu › FPIPS › JUR._PEND._GEOGRAFI › PIS).

Eksistensi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ketika pandemi ini
memang redup, begitupula dengan pelaku usaha di Desa Pakusari. Eksistensi pelaku
usaha sangat bergantung pada kebijakan yang pemerintah ambil. Dalam masa
pandemi ini memang beberapa kali masyarakatnya diberi bantuan oleh pihak yang
bersangkutan.

Dimensi Sejarah

Ilmu sejarah ialah ilmu tentang perubahan. Jadi dengan menggunakan


sejarawan, sekaligus orang mendapatkan tenaga pembangunan yang berpikir
interdisipliner dan perkembangan dalam jangka waktu lama. Sejarah sebagai ilmu
akan berguna dalam perencanaan dan penilaian, sedangkan untuk pelaksanaan dan
pengawasan, terserah pada “kelincahan” sejarawan. Ada tiga cara untuk memahami
perencanaan dan penilaian. Pertama, sejarah perbandingan, yaitu membandingkan
pembanguanan di satu tempat dengan tempat lain. Kedua, untuk mengetahui masa
tertentu, orang dapat belajar paralelisme sejarah, yaitu kesejajaran antara masa lalu
dan masa tertentu yang sedang dibicarakan. Ketiga, untuk mengetahui persoalan yang
akan timbul akibat pembangunan, oarang dapat belajar dari evolusi sejarah
(Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013), hlm. 147-).

Secara garis historis Kota Jember merupakan kota karnaval yang merupakan
salah satu kota karnaval terunik nomer 4 di dunia. Maka salah satu pendapatan
masyarakatnya didapat dari kesenian ini. Selain pendapatan, ilmu dan keahlian dalam
hal merangkai kostum unik sedemikian rupa juga menjadi modal bagi generasi muda
untuk menjalani kehidupan lebih baik kedepannya. Tahun 2020 adalah tahun pertama
dimana Jember Fashion Carnaval dan karnaval-karnaval skala kecil lainnya tidak bisa
dilakukan karena pandemic Covid-19 ini. Hal ini juga menyebabkan para pelaku Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah mengalami penurunan pendapatan terbesar dari
karnaval-karnaval ini.
KETAHANAN UMKM DI DESA PAKUSARI MELINTASI PANDEMI COVID-19

Kondisi pandemic Covid-19 sejak bulan Februrari 2020 telah memaksa semua
pelaku usaha, termasuk sektor kecil dan menengah seperti UMKM untuk bertahan dan
lebih mampu mengembangkan kreativitas mempertahankan usahanya atau tutup
sama sekali karena keterbatasan modal. Disisi lain upaya-upaya yang menjadi harapan
untuk bertahan yaitu beberapa pelaku usaha memiliki harapan memperoleh
keringanan pembayaran angsuran modal yang harus dibayarkan ke Bank pemberi
kredit, pelaku usaha menyisihkan sebagian modalnya untuk mencoba usaha yang lain
sehingga modal atau bisnis utamanya dapat dilanjutkan kembali setelah pandemic
berakhir. Selain itu, para pelaku usaha yang lain berharap mendapatkan penambahan
modal berupa pinjaman yang ringan dari bank pemberi kredit atau koperasi, atau dari
pemerintah, dan para pelaku usaha berharap pihak pemerintah memberikan bantuan
untuk pemasaran. Untuk bentuan pemasaran ini bukan diharapkan oleh pelaku usaha
sektor produksi namun juga perdagangan, terutama produk-produk home industry.
Tingkat kepercayaan para pelaku usaha terhadap kemampuan dirinya
bertahan di dalam masa pandemic Covid-19 yaitu banyak yang merasa sangat yakin
dengan usahanya dapat bertahan. Ada yang masih meyakini usahanya dapat berjalan
dan berkembang setelah pandemic, dan ada juga yang merasa masih yakin bahwa
setelah pandemic berakhir usahanya akan berjalan seperti biasanya dengan normal.
Namun demikian, ada juga para pelaku usaha yang merasa pesimis dan merasa kondisi
pandemic yang belum menentu sampai kapan ini akan menyebabkan kebangkrutan,
serta ada juga pelaku usaha yang belum memikirkan bagaimana mempertahankan
usahanya saat pandemic sekarang dan dampaknya setelah pandemic berakhir.
Melalui hasil wawancara dan pencatatan data dari angket penelitian dapat
diketahui upaya atau langkah taktis yang dilakukan pelaku usaha UMKM sebagai
keputusan untuk mempertahankan usahanya. Terdapat pelaku usaha atau UMKM
yang belum melakukan langkah-langkah taktis untuk mempertahankan kodisi
usahanya di masa pandemic, hal itu dilakukan oleh UMKM di bidang usaha warung
(warkop), stand toko sembako dan sayuran yang berdomisili di pasar tradisional atau
toko rumahan. Langkah taktis berikutnya adalah bergabung dengan grup media sosial
(Whatsapp, Facebook, Instagram, Youtube, Twitter, dll) yang langkah tersebut
dilakukan oleh UMKM di bidang penjualan pakaian, alat olahraga, kerajinan dan
souvenir, serta produksi alat music tradisional. Langkah serupa selain bergabung
dalam komunikasi melalui grup media sosial adalah melakukan promosi melalui
internet, hal ini dilakukan oleh UMKM di bidang penjualan alat elketronik, kerajinan
batik, oakaian, alat sekolah dan alat olahraga, dan makanan minuman kemasan.
Selain itu langkah taktis yang dilakukan oleh para pelaku usaha UMKM adalah
menjalin komunikasi dengan pelanggan, mengundang pelanggan dalam jumlah kecil
atau calon konsumen, dan menginformasikan produk baru.
IMPLIKASI KEBERTAHANAN PELAKU USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAGI
PEREKONOMIAN KELUARGA

Implikasi dari ketekatan yang dipertaruhkan para pelaku usaha kecil dan
menengah pada perekonomian masa pandemi Covid-19 terhadap kehidupan pribadi,
keluarganya. Usaha Kecil dan Menengah selalu digambarkan sebagai sektor yang
mempunyai peranan penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya
berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik disektor tradisional
maupun modern, serta mampu menyerap tenaga kerja. Peran UKM untuk
mensejahterakan masyarakat dapat dilihat dari: Kedudukannya sebagai pemain utama
dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, penyedia lapangan kerja yang terbesar,
pemain penting dalam pengembangan usaha lokal dan pemberdayaan masyarakat dan
sumber inovasi. Kebanyakan para pengusaha kecil dan menengah berasal dari industry
rumahan (https://media.neliti.com/media/publications/73900-ID-pengaruh-
pemberdayaan-usaha-kecil-dan-me.pdf).

Budi Utomo pekerja penggilingan tembakau mengungkap jika pengoprasian


usaha kecil dan menengah memiliki permasalahan sumberdaya manusia. Keterbatasan
kualitas sumberdaya manusia, baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan
dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan
usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal.
Pengembangan dan peningkatan sumberdaya manusia dapat dilakukan dengan proses
belajar secara kontiniu dengan berbagai pelatihan sesuai kemampuan yang dimiliki.
Proses belajar tersebut tidak hanya dilakukan instansi/lembaga melainkan bisa saling
belajar di antara internal masyarakat. Sehingga tercipta sumberdaya yang handal dan
kompetitif yang berdampak pada perubahan pola berfikir yang baik
(https://www.youtube.com/watch?v=jZqJHH6Fp5o&t=23s).

Seperti yang dikatakan oleh Ningsih yang hanya seorang pekerja, jika tumpuan
kebutuhan ekonomi keluarganya bergantung pada dirinya. Dengan bekerja di usaha
kecil dan menengah sebagai pengrajin tenun kain serbet, Ningsih mampu memberikan
kebutuhan kehidupan keluarganya (https://www.youtube.com/watch?
v=H_F3UoQDH6g&t=235s). Sedangkan bagi Budi Utomo yang merupakan pemilik
usaha penggilingan tembakau mendapatkan keuntungan yang didapatkan untuk
kebutuhan keseharian. Budi Utomo memaparkan sangat bersyukur telah bergelut
dengan usaha kecil dan menengah, dengan bekerja pada bidang tersebut Budi selain
mencukupi kebutuhan pokok keseharian, Budi mampu memasukkan anak-anaknya
untuk mencari pendidikan yang lebih tinggi (https://www.youtube.com/watch?
v=jZqJHH6Fp5o&t=23s).
PENUTUP

Simpulan

Jawaban pertanyaan penelitian pertama berisi mengenai alasan-alasan dari


ketahanan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah demi mempertahankan
perekonomian selama masa pandemic Covid-19. Ketahanan para pelaku UMKM dan
juga pedagang keliling di Desa Pakusari didasari oleh kebutuhan untuk bertahan hidup
bagi keluarga mereka. Pendapatan yang secara tiba-tiba menurun dikarenakan
pandemic Covid-19 membuat pelaku usaha kebingungan untuk melanjutkan
keberlangsungan usaha mereka. Di sisi lain mereka juga harus tetap menghidupi
keluarganya.

Jawaban pertanyaan penelitian kedua berisi tentang bagaimana para pelaku


usaha dapat mempertahankan kehidupannya di tengah pandemic. Para pelaku usaha
mikro, kecil, dan menengah perlahan mulai mengubah cara berdagang mereka dengan
mengubah cara konvensional menjadi online. Mereka dapat mempromosikan berbagai
produk yang mereka sediakan dan juga dapat melakukan transaksi jual beli tanpa
harus bertemu secara langsung antara penjual dan pembeli, mengingat saat ini harus
menaati protocol kesehatan.

Jawaban pertanyaan penelitian ketiga berisi tentang beberapa imlikasi


kebertahanan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di desa Pakusari.
Implikasi dari ketekatan yang dipertaruhkan para pelaku usaha kecil dan menengah
pada perekonoian masa pandemic Covid-19 terhadap kehidupan pribadi, keluarganya
dapat dilihat melalui perubahan sosialnya. Dampak positifnya yaitu dapat
meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi para pelaku di usaha kecil dan menengah.
Dengan adanya usaha kecil dan menengahpara pekerja dapat menunjang kehidupan,
baik kebutuhan pokok sehari-hari maupun untuk pendidikan masa depan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Andharani, Sri. 2012. “Pemasaran Kewirausahaan Dan Kinerja Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah” (diakses pada tanggal 01 Januari 2020 dari alamat
https://media.neliti.com/media/publications/11139-ID-pemasaran-
kewirausahaan-dan-kinerja-usaha-mikro-kecil-dan-menengah.pdf)

Anonim. 2020. “Sosiologi Industri” (diakses pada tanggal 27 Desember 2020 dari
alamat https://www.academia.edu/download/54869123/Sosiologi.pdf).
Anonim. 2020. “Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani” (diakses pada tanggal
27 Desember 2020 dari alamat http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2015-1-1-
69201-281411050-bab1-08082015060156.pdf).

Anonim. 2020. “Pengertian Ekonomi dan Perekonomian” (diakses pada tanggal 11


Desember 2020 diakses dari alamat http://repository.uin-
suska.ac.id/6723/4/BAB%20III.pdf).

Amrullah, dkk. 2020. “Konsep Kebijakan Strategis Dalam Menangani Eksternalitas


Ekonomi dari Covid-19 Pada Masyarakat Rentan di Indonesia” (diakses pada
tanggal 20 Desember 2020 dari alamat https://journal.publication-
center.com/index.php/ijssh/article/view/117).

Anonim. 2020 . “Pengertian Ekonomi” (diakses pada tanggal 11 Desember 2020 dari
alamat http://repository.uin-suska.ac.id/6426/4/BAB%20III.pdf).

Anonim. Tanpa Tahun. “Pengertian dan Ruang Lingkup Antropologi” (diakses pada 11
November 2020 dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-
BAGJA_WALUYA/PIS/Konsep_dasar_Antropologi.pdf).

Asmarantaka, dkk. 2017. “Konsep Pemasaran Agribisnis: Pendekatan Ekonomi dan


Manajemen” (diakses pada tanggal 02 Januari 2020 dari alamat
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jagbi/article/view/22140/14788).

Azizah, dkk. 2020. “Strategi UMKM untuk Meningkatkan Perekonomian Selama


Pandemi Covid-19 Pada Saat New Normal” (diakses pada tanggal 02 Januari
2021 dari alamat
http://jurnalfebi.uinsby.ac.id/index.php/oje/article/view/294/263).

Effendy, Jani. “Peran Modal Sosial Sebagai Upaya Pengembangan UMKM di Desa Batu
Merah Kota Ambon” (diakses pada tanggal 02 Januari 2021 dari alamat
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/citaekonomika/article/view/2654/2258).

Ferdiani, dkk. 2017. “Pelatihan Inovasi Desain Keset Desa Karangrejo Kabupaten
Pasuruan” (diakses pada tanggal 20 Desember 2020 dari
https://semnas.unikama.ac.id/lppm/prosiding/2017/Pengabdian/RositaDwiFerd
iani_Pengabdian_SainsdanTeknologi.pdf).

Ferdiani, dkk. 2018. “Penambahan Alat Produksi Guna Meningkatkan Produktivitas


Pengrajin Keset” (diakses pada tanggal 20 Desember 2020 dari
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JPPM/article/view/1685/1863).

Hadiwardoyo, Wibowo. 2020. “Kerugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi Covid-19”


(diakses pada tanggal 20 Desember 2020 dari alamat
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/baskara/article/view/6207/4026).

Hapsari, dkk. 2014. “Pengaruh Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Daerah” (diakses pada tanggal 1 Januari 2021 dari
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2015-1-1-69201-281411050-bab1-
08082015060156.pdf).

Anda mungkin juga menyukai