Anda di halaman 1dari 3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Antioksidan
Antioksidan adalah unsur kimia atau biologi yang dapat menetralisasi potensi
kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas tadi. Beberapa antioksidan endogen
seperti enzim superoxide-dismutase dan katalase dihasilkan oleh tubuh, sedangkan
yang lain seperti vitamin A, C, dan E merupakan antioksidan eksogen yang harus
didapat dari luar tubuh seperti buah-buahan dan sayur-sayuran (Iorio, 2007).
Antioksidan bekerja dengan melindungi lipid dari proses peroksidasi oleh radikal
bebas. Ketika radikal bebas mendapat elektron dari antioksidan, maka radikal bebas
tersebut tidak lagi perlu menyerang sel dan reaksi rantai oksidasi akan terputus.
Setelah memberikan elektron, antioksidan menjadi radikal bebas secara definisi.
Antioksidan pada keadaan ini berbahaya karena mereka mempunyai kemampuan
untuk melakukan perubahan elektron tanpa menjadi reaktif. Tubuh manusia
mempunyai pertahanan sistem antioksidan. Antioksidan yang dibentuk di dalam
tubuh dan juga didapat dari makanan seperti buah-buahan, sayur-sayuran, biji-
bijian, kacang-kacangan, daging, dan minyak (Gurav et all, 2007).
Ada dua garis pertahanan antioksidan di dalam sel. Garis pertahanan
pertama, terdapat di membran sel larut lemak yang mengandung vitamin A
(betakaroten) E, dan koensim Q. Mekanisme yang paling umum terjadi dimana
radikal bebas dapat melawan pertahanan antioksidan, radikal bebas tersebut akan
menyerang komponen biokimia di dalam tubuh dan membentuk hydroperoksida.
Dalam bentuk patofisiologis tersebut, sel akan mulai memproduksi radikal bebas
dalam jumlah banyak, dikarenakan stres eksogen (unsur kimia, fisik dan biologi)
dan atau aktivitas metaboliknya (khususnya pada membran plasma, mitokondria,
retikulum endoplasma, dan sitosol), Radikal hidroksil dapat menyarang setiap
macam molekul (termasuk karbohidrat, lemak, asam amino, peptide, protein,
nukleotid, asam nukleat dan lain-lain). Akibat dari proses ini, setiap molekul akan
kehilangan satu elektron dan kemudian menjadi radikal. (Iorio, 2007).
2.2. DPPH
Metode absorbansi radikal DPPH merupakan metode yang sederhana, mudah,
dan menggunakan sampel dalam jumlah yang sedikit dengan waktu yang singkat
(Hanani et all, 2005). Pengukuran aktivitas antioksidan sampel dilakukan pada
panjang gelombang 517 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum
DPPH, dengan konsentrasi DPPH 50 µM. Adanya aktivitas antioksidan dari sampel
mengakibatkan perubahan warna pada larutan DPPH dalam etanol yang semula
berwarna violet pekat menjadi kuning pucat (Andayani et all, 2008). Radikal DPPH
dengan nitrogen organik terpusat adalah radikal bebas stabil dengan warna ungu
gelap yang ketika direduksi menjadi bentuk non radikal oleh antioksidan menjadi
warna kuning. Prinsip dari uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH yaitu
reaksi penangkapan atom hidrogen dari senyawa antioksidan oleh radikal bebas
DPPH untuk mendapatkan pasangan elektron dan mengubahnya menjadi difenil
pikril hidrazin (DPPH) metode perendaman radikal DPPH ini berdasarkan reaksi
larutan methanol radikal DPPH yang berwarna oleh penghambatan radikal bebas.
Prosedurnya melibatkan pengukuran penurunan serapan DPPH pada panjang
gelombang maksimum yang sebanding dengan konsentrasi penghambat radikal
bebas yang ditambahkan ke larutan DPPH (Bendra, 2012).
Aktivitas antioksidan dinyatakan sebagai inhibition concentration 50%
merupakan nilai yang menunjukkan kemampuan penghambatan proses oksidasi
sebesar 50%. Semakin kecil nilai menunjukkan semakin tingginya aktivitas
antioksidan suatu senyawa. Suatu senyawa dikatakan memiliki antioksidan sangat
tinggi jika nilai kurang dari 50 µg/mL, dikatakan memiliki antioksidan tinggi. Jika
nilai 51-100 µg/mL, dan dikatakan aktivitas antioksidan rendah jika nilai lebih dari
150 µ g/mL (Bendra, 2012). DPPH merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu
kamar. Metode DPPH merupakan pengukuran penangkal radikal bebas sintetik
dalam pelarut organik pada suhu kamar oleh suatu senyawa yang mempunyai
aktivitas antioksidan. Proses penangkalan radikal bebas ini melalui mekanisme
pengambilan atom hidrogen dari senyawa antioksidan oleh radikal bebas sehingga
radikal bebas menangkap satu electron dari antioksidan. Metode ini juga merupakan
pengujian aktivitas antioksidan yang paling cocok bagi pelarut etanol dan metanol
seperti yang dilakukan oleh Rochmantika dkk, (2012).
2.3. IC50
Inhibitory Concentration 50% (IC50) atau konsentrasi inhibisi adalah
konsentrasi ekstrak (mikrogram/mililiter) yang mampu menangkap 50% radikal
bebas DPPH atau yang mampu menghambat 50% oksidasi (Molyneux, 2004).
Interpretasi harus dilakukan dengan cermat sebab hasil dapat bias oleh adanya
faktor cahaya, oksigen, pH, dan jenis pelarut pada senyawa antioksidannya (Kedare
& Singh, 2011). Hasil senyawa uji DPPH biasanya dibandingkan dengan nilai IC50
dari vitamin C, vitamin E, atau kuersetin yang merupakan senyawa antioksidan
alami (Sami et al., 2016). IC50 adalah bilangan yang menunjukkan konsentrasi
ekstrak yang mampu menghambat aktifitas DPPH sebesar 50% (Puspita, 2014).
Nilai IC50 diperoleh dengan menggunakan persamaan regresi linier yang
menyatakan hubungan antara konsentrasi senyawa uji dengan aktivitas penangkap
radikal rata-rata. Semakin kecil nilai IC50 maka senyawa tersebut semakin baik dan
memiliki tingkat keefektifan tinggi sebagai penangkal radikal (Molyneux, 2004).
Nilai IC50 didapat dari hubungan antara antioksidan dan % inhibisi secara
regresi linier, semakin kecil nilai IC50 maka semakin baik antioksidannya.
Kemudian IC50 dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linier. Secara
pengertian regresi linier adalah hubungan antara variabel terikat X dengan variabel
bebas Y. Kegunaan ini biasanya digunakan untuk melakukan prediksi berdasarkan
data yang sudah tersedia sebelumnya. Hasil dari hubungan variabel tersebut
bernama model regresi linier. Regresi linier pada dasarnya terbagi atas dua bagian
yaitu sederhana dan berganda. Penggunaan analisis regresi hampir ada pada semua
bidang kehidupan, mulai dari bidang industri, pemerintahan, engineer, ekonomi dan
lain sebagainya. Penggunaan regresi ini memiliki banyak manfaat yaitu, membuat
estimasi rata-rata dan variable data, menguji hipotesis karakteristik dependensi dan
meramalkan nilai rata-rata variable (Anonim, 2021). Pembagian ini berdasarkan
kelompok jenis penggunaan regresinya.konsentrasi sampel sebagai sumbu x dan %
inhibisi sebagai sumbu y. Dari persamaan y = ax+b dapat dihitung nilai IC50
dengan menggunakan rumus:
Y = ax + b
50 = ax + b
50−𝑎
(x) IC50 = 𝑏

Anda mungkin juga menyukai