ABSTRACT
The use of conventional media in preconception health education activities has many obstacles,
including limited time for the bride, not facilitating large-scale audiences and not facilitating
interactive discussions. The manufacture of educational media must adapt to the characteristics
of the target, be accessed without being limited by space and time and in line with the
development of information technology. Research objectives: analyzing problems and
potentials, needs analysis, pre-conception care education for bridge or women of childbearing
age who are planning a healthy pregnancy. Method: type of development research, the first step,
namely: analysis of problems and needs. The population of bridge at KUA Malang and
midwives IBI Malang. A sample of 101 brides and 10 midwives were determined by purposive
sampling. Qualitative descriptive data analysis. The results of the preliminary study obtained
data that the bride use a laptop or smart phone > 3 hours per day to access social media, the
health information sought is women's health and healthy pregnancy, health workers are a source
of information other than social media, and doubt the truth of the information obtained from the
internet. The provider stated the obstacle in education: lack of interaction due to time
constraints. The bride-to-be and the provider agree that digital-based educational media
innovation is carried out. Based on these data, this first phase of research can be continued with
the creation of digital educational media managed by health workers and facilitate information
needs to prepare for a healthy pregnancy.
Keywords: needs analysis, bridge, education, digital media, preconception
1. PENDAHULUAN
Perawatan pra konsepsi merupakan kesehatan yang baik sejak dini pada masa
seperangkat tindakan yang dilakukan pada prakonsepsi, terutama bagi calon pengantin
pasangan yang akan merencanakan wanita. Untuk mewujudkan hal ini
kehamilan. Perawatan pra konsepsi yang diperlukan adanya suatu pendidikan
adekuat dapat meningkatkan kesejahteran kesehatan reproduksi bagi calon pengantin
pasangan terutama perempuan, sehingga tentang persiapan kesehatan pranikah.
angka menurunkan risiko kesakitan dan Pendidikan kesehatan perlu adanya media
kematian pada ibu dan bayi dengan cara yang dapat dijadikan sarana guna
mengidentifikasi faktor risiko yang mempermudah penyampaian informasi.
berpotensi meningkatkan risiko morbiditas Beberapa penelitian menunjukan bahwa
dan mortalitas ibu dalam menjalankan fungsi penggunaan media dalam edukasi calon
reproduksinya dengan upaya pencegahan, pengantin, memberikan hasil yang berbeda
praktik dan pengobatan yang tepat. terhadap pengetahuan dan sikap dalam
Program yang sudah dijalankan dalam menyiapkan kehamilan yang sehat. Irawati
menyiapkan calon pengantin dalam (2019) menyatakan bahwa ada perbedaan
menjalankan fungsi berkeluarga di Indonesia antara pengetahuan dan sikap pada calon
adalah Suscatin diinisiasi oleh Departemen pengantin tentang pencegahan risiko
Agama yang bertujuan untuk meningkatkan kehamilan antara yang diberikan peyuluhan
pemahaman dan pengetahuan tentang dengan metode ceramah dan media booklet
kehidupan rumah tangga/keluarga dalam [2]. Media edukasi yang sudah penah ada
mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah sebelumnya adalah ada sebelumnya yaitu
warahmah serta mengurangi angka media Booklet [3], Lembar Balik/ Flipchart
perselisihan, perceraian, dan kekerasan [4], media edukasi KCA [5]. Pada masing
dalam rumah tangga dan direvitalisasi pada masing media tersebut memiliki kelemahan
tahun 2017 menjadi program bimbingan antara lain kurang meningkatkan keaktifan
perkawinan atau Bimwin [1]. Pada catin dalam kegiatan edukasi. Media
pembekalan tentang kesehatan reproduksi, edukasi catin berbasis digital yang sudah
pihak KUA bekerjasama dengan Puskesmas ada adalah web edukasi pranikah yang
terdekat, namun pada pelaksanannya digunakan oleh bidan sebagai media
beberapa kendala yang terjadi adalah: edukasi dan skrining bagi calon pengantin
keterbatasan pemateri tentang kesehatan di kota Semarang [6]. Hasil penelitian ini
reproduksi di KUA, jadwal kegiatan kursus merekomendasikan bahwa: pada website
kadang tidak sesuai dengan jadwal pelaksana yang dikembangkan tersebut perlu
yang ada di Puskesmas karena penjadwalan ditambahkan materi tentang pengetahuan
yang dilakukan oleh KUA bersifat tentatif KB, materi edukasi kesehatan reproduksi
tergantung dari jumlah catin yang mendaftar. untuk catin laki laki, kekerasan dalam
Sedangkan dari pihak catin sendiri, untuk rumah tangga, kesehatan mental dan
menjadi peserta suscatin yang dilakukan penambahan materi video.
oleh KUA terkendala oleh waktu, dan jarak. Peran media menjadi komponen penting
Paparan ini memberikan gambaran beberapa dalam kegiaan promotif bidang kesehatan.
permasalahan kompleks yang dimungkinkan Pembuatan media harus menyesuaiakan
menjadi penyebab mengapa calon pengantin dengan siapa sasaran yang akan menjadi
tidak bisa mendapatkan infromasi perawatan subjek edukasi. Pada sasaran calon
pra konsepsi yang memadai. pengantin, selain mempertimbangkan
Untuk mencegah terjadinya komplikasi kendala kendala yang sudah teridentifikasi,
dan resiko pada saat kehamilan, diperlukan perlu mempertimbangkan bahwa calon
upaya pecegahan yaitu mempersiapkan pengantin saaat ini merupakan bagian dari
generasi Z yang lebih menyukai pencarian yang sering di cari, kendala teknis apa yang
infromasi dan berkomunikasi secara digital. dirasakan saat mencari infromasi tersebut,
Pembuatan media digital diharapkan yang informasi apa yang tidak ditemukan pada
bisa mengakomodasi segala keterbatasan saat mencari informasi tentang kesehatan
pemahaman terkait dengan perawatan pra catin, dan keyakinan apakah informasi
konsepsi yang bisa di akses dengan mudah tersebut benar. Pada responden bidan
oleh calon pengantin, atau WUS yang pengambilan data dilakukan dengan focus
merencanakan kehamilan, tanpa dibatasi grup discussion dengan panduan
ruang dan waktu. Media digital yang bisa wawancara berisi pertanyaan terbuka dari
mudah diakses oleh kedua pengguna tersebut media edukasi yang digunakan, metode,
merupakan salah satu upaya hambatan/kelemahan, kebutuhan inovasi
memperdayakan potensi perempuan dalam dan topik yang dibutuhkan untuk
menghasilkan generasi yang berkualitas melengkapi media yang sudah ada.
dengan persiapan pra konsepsi yang lebih Analisis data deskriptif kuantitatif dengan
terencana. Tujuan penelitian adalah distribusi frekuensi dan deskripsi kualitatif
menganalisis permasalahan dan potensi, dengan cara menganalisis dan meringkas
analisis kebutuhan, hingga studi literatur data yang terkumpul untuk menggambarkan
untuk mencari solusi terhadap kebutuhan kondisi yang ada. Penelitian ini telah
edukasi perawatan pra konsepsi pada catin mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik
atau wanita usia subur yang merencanakan Poltekkes Kemenkes Malang: Reg.No.:206
kehamilan sehat / KEPK-POLKESMA/ 2021.
Setuju 98 97.03
Tidak Setuju 3 2.97
77,5% meragukan kebenaran sumber media yang digunakan dalam edukasi calon
informasi yang didapat dari media social, pengantin, metode, hambatan
kendala yang dihadapi saat bertemu sumber penggunaan/pelaksanaan, pengembangan
informasi secara langsung (tenaga kesehatan) media edukasi kesehatan reproduksi catin
adalah malu (49,5%), jika mendapat edukasi berbasis digital, dan topik yang kesehatan
dari tenaga kesehatan 53,9% tidak reproduksi catin pada media yang akan
menggunakan media, dan 97,3% mendukung dikembangkan. Analisis kebutuhan
jika edukasi kesehatan reproduksi calon penggunaan media edukasi digital
pengantin /perawatan pra konsepsi dilakukan perawatan pra konsepsi/kesehatan
secara digital. reproduksi pada calon pengantin dilakukan
Berdasarkan analisis isi (content pada 10 provider pelaksanan edukasi yang
analysis) dari hasil Focus Grup Discussion, ada di IBI Ranting Dinas Kesehatan Kota
maka hasil jawaban informan bidan Malang dan IBI Kabupaten Malang pada 10
diklasifikasikan menjadi 5 tema besar yaitu: bidan, dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3 Analisis kebutuhan media edukasi digital perawatan pra konsepsi menurut provider (bidan)
Topik Kesimpulan
Media yang digunakan Buku saku kespro catin, buku KIA, leaflet, power point, lembar
balik kespro catin,
Metode yang digunakan Ceramah Tanya Jawab (CTJ), Diskusi
Hambatan/kelemahan Media yang diberikan tidak dibaca/ditumpuk saja, karena
media yang digunakan keterbatasan waktu catin tidak memungkinkan untuk bertanya akan
hal hal yang kurang dimengerti, catin mudah lupa karena materi
tidak dicetak, buku saku yang diberikan tidak dibaca, tidak semua
materi ada di buku saku, jumlah media yang disediakan
Puskesmas/dinas kesehatan terbatas, materi yang ada di media
yang diberikan sangat singkat, catin masih malu malu
mengungkapkan masalah yang dihadapi, membutuhkan waktu
tersendiri (tidak klasikal) pada catin yang ada permasalahan dan
catin tidak datang dengan calon pasangannya.
Kebutuhan inovasi untuk Teknologi informasi terkini melalui media sosial dan aplikasi,
meningkatkan akses bagi edukasi yang bisa diakses, catin mendapatkan edukasi
catin untuk mendapatkan berkesinambungan, bukan hanya 1 kali edukasi, inovasi media
informasi menyiapkan edukasi melalui video yang diberikan kepada calon pengantin,
kehamilan sehat kelas catin, edukasi melalui media sosial leaflet dan aplikasi
android, inovasi yang bisa melibatkan beberapa pihak (KUA,
Departemen Agama, Dinas Kesehatan)
Topik yang harus ada Kesehatan reproduksi dan menyiapkan kehamilan sehat, persiapan
pada pengembangan menjadi calon ibu yang sehat, kendala dan solusi, pemeriksaan gizi
media tersebut sebelum hamil, infromasi tentang persiapan kehamilan, kesiapan
menjadi ibu, penyakit menular seksual, kesehatan reproduksi, dan
penyakit reproduksi, perencanaan kehamilan, persalinan, nifas dan
keluarga berencana, dan persiapan kesehatan pra nikah
Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan bahwa 175,4 juta, dan pengguna media sosial aktif 160
semua media yang digunakan oleh bidan dalam juta. Pada data tersebut terlihat jelas bahwa
edukasi catin adalah dalam bentuk cetak, kemampuan masyarakat Indonesia sudah
metode yang digunakan adalah ceramah dan sangat baik dalam menggunakan teknologi
diskusi. Kendala yang dihadapi dalam digital, namun pemanfaatannya masih
pelaksanan edukasi adalah media cetak yang bersifat hiburan [8]. Pada sisi lain media sosial
diberikan, tidak digunakan oleh catin, tidak bisa melengkapi upaya promosi kesehatan yang
cukup waktu bagi catin untuk bertanya, saat ini masih banyak menggunakan media
keterbatasan jumlah dan materi yang ada di yang konvensional, karena media sosial bisa
media. Inovasi yang diharapkan adalah media memudahkan akses masyarakat dalam mencari
yang memanfaatkan teknologi informasi yang informasi kesehatan. Beberapa bukti empirik
melibatkan pihak lain yaitu kantor urusan menunjukkan bahwa media sosial bisa
agama, departemen agama, dan dinas digunakan sebagai upaya pencegahan terhadap
kesehatan. perilaku merugikan seperti merokok melalui
tweet dan situs kesehatan, youtube tentang
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa kanker, dan peningkatan pengetahuan remaja
dalam sehari hari rata rata catin menggunakan tentang kesehatan reproduksi. Situs jejaring
telepon genggam maupun laptop sebesar > 3 sosial lainnya yang banyak dikases untuk
jam (83%) perhari, dan 100% menggunakan memperoleh informasi kesehatan adalah web
telepon genggam dan laptop untuk mengakses yang berisi tentang kesehatan seksual,
media sosial. Informasi kesehatan yang dicari kesehatan ibu hamil, dan kesehatan reproduksi
saat menjelang pernikahan adalah : kesehatan remaja [9]. Bentuk layanan kesehatan yang
perempuan dan persiapan kehamilan (61%) dan dilakukan sebelum hamil adalah perawatan
bagaimana cara mendaftar di kantor urusan prakonsepsi berupa skrining pra konsepsi,
agama (KUA) (62%). Kekhawatiran calon namun pada fakta di masyarakat, kegiatan
pengantin pada saat mencari informasi di skrining tersebut masih belum menjadi
media sosial adalah ragu akan kebenarnnya kebutuhan yang diutamakan oleh pasangan
(77,5%). Sumber informasi kesehatan lain calon pengantin dan keluarganya. Perawatan
diperoleh catin dari tenaga kesehatan (62%), prakonsepsi merupakan pelayanan kesehatan
dengan hambatan jika ke tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi
adalah malu untuk mengungkapkan secara aspek biomedis, gaya hidup, dan kesehatan
langsung (49%), dan selama ini catin sosial pada perempuan sebelum masa konsepsi
menyatakan jika mendapatkan informasi dari berlangsung [10]. Akses infromasi tentang
tenaga kesehatan, hanya bersifat satu arah tanpa perawatan pra konsepsi akan berhubungan
menggunakan media (54%). Responden catin dengan perencanaan kehamilan yang sehat,
97% menyatakan setuju jika informasi karena ada dan tidaknya informasi kesehatan
kesehatan pra konsepsi dan kesehatan akan mmepengaruhi perilaku seseorang [11].
reproduksi dilakukan secara digital (97%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Media edukasi digital adalah media yang informasi kesehatan yang sering dicari oleh
berbasis web atau digital. Data trend internet catin kesehatan perempuan dan menyiapkan
dan media social tahun 2020 menunjukkan total kehamilan (61,4%). Hal ini menjadi awal yang
populasi sebesar 272,1 juta, pengguna internet baik, bahwa menjelang pernikahan, calon
pengantin sudah mulai aktif mencari informasi edukasi digital menjadi sangat mudah diperoleh
bagaimana menyiapkan kehamilan sehat, karena perkembangan teknologi informasi.
walaupun masih ada keraguan apakah sumber Pemanfaatn teknologi ini memang tidak bisa
informasi yang mereka perolah di media sosial digeneralisasi karena tergantung juga pada
atau di internet dari sumber yang bisa karakteristik sasaran edukasi.
dipertanggungjawabkan. Perilaku mengkases
informasi ini, akan lebih bermakna jika 4. KESIMPULAN
ditindaklanjuti pada perilaku untuk melakukan Berdasarkan kajian penelitian pendahuluan
kursus pra nikah dan skrining pra konsepsi. dapat disimpulkan bahwa: (1) catin mengakases
Rendahnya partisipasi calon pengantin dalam media sosial > 3 jam perhari, (2) kendala yang
kursus pra nikah, membutuhkan solusi dengan dihadapi oleh catin dalam mencari infromasi
metode dan media yang lain, sehingga semua kesehatan adalah khawatir informasi tersebut
catin terpapar infromasi yang benar [12]. dari sumber yang tidak benar, (3) tenaga
Hasil wawancara dengan bidan selaku kesehatan masih menjadi sumber informasi
edukator dalam topik persiapan pra konsepsi kesehatan bagi catin, namun sebagian besar
menyatakan bahwa media yang mereka tidak menggunakan media saat edukasi, calon
gunakan adalah ppt slide, lembar balik, dan pengantin sebagai sasaran utama penerima
leaflet. Ketiga media ini merupakan media informasi tentang perawatan pra konsepsi
konvensional yang masih banyak digunakan menyetujui dilakukan inovasi media edukasi
dalam pelayanan di Puskesmas. Pada secara digital. Responden bidan menyatakan
pelaksanaanya, bidan menyatakan bahwa bahwa selama ini media yang digunakan adalah
media tersebut tidak bisa memfasilitasi apabila konvensional, media tersebut tidak bisa
jumlah audiensnya besar, sedangkan digunakan jika audiens dalam jumlah yang
penggunakan power point presentation juga besar, dan dengan hambatan: catin memiliki
membutuhkan ruangan yang cukup memadai, waktu terbatas untuk bertemu muka dengan
dan media leaflet lebih banyak tidak tenaga kesehatan, dan bidan menyatakan setuju
dimanfaatkan oleh audiens karena di tinggal di apabila ada inovasi dalam penggunaan media
Puskesmas pasca kegiatan edukasi. Hasil digital yang bisa digunakan untuk media
wawancara ini mendukung pendapat edukasi pra konsepsi. Hasil studi pendahuluan
Mahmudah (2017), bahwa media belajar dalam ini bisa ditindaklanjuti dengan melakukan
bentuk cetak atau print out kurang menarik dan inovasi media eduksi digital yang di kelola
kurang praktis dalam proses edukasi [13]. untuk tenaga kesehatan, dan ada interaksi
Edukasi akan berhasil efektif jika media secara langsung secara maya, agar tidak besifat
dan metode yang digunakan selaras dengan satu arah dan bisa diakses tanpa terbatas oleh
karakteristik penerima informasi [7]. Sasaran ruang dan waktu
edukasi perawatan pra konsepsi khususnya
catin, adalah remaja usia akhir yang dibesarkan DAFTAR PUSTAKA
dalam dunia yang dikelilingi oleh teknologi dan
[1] Mohsen, “Revitalisasi Suscatin plus
pengguna teknologi. Hal ini mengindikasikan Sertifikasi Nikah, Belajar dari Bimwin
bahwa tenaga kesehatan sebagai educator, Kemenag,” Kementerian Agama Republik
perlu melakukan adaptasi dan pemilihan media Indonesia, 2019. [Online]. Available:
edukasi sesuai dengan era digital. Perangkat https://kemenag.go.id/read/revitalisasi-
suscatin-plus-sertifikasi-nikah-belajar-dari-