DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui masalah kesehatan pada pasien lansia dengan hambatan mobilitas fisik
2. Apa masalah keperawatan pada pasien lansia dengan hambatan mobilitas fisik
3. Untuk mengetahui rencana tindakan keperawatan pada pasien lansia dengan hambatan
mobiltas fisik
4. Untuk mengetahui tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien lansia dengan
hambatan mobilitas fisik
5. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada pasien lansia dengan hambatan mobilitas
fisik
BAB II
DESKRPSI DESA
Menurut Kementerian Kesehatan RI, terdapat sejumlah aspek yang akan diperbaiki
dengan diterapkan Undang-undang Kesehatan ini, antara lain:
1. Mengubah fokus dari pengobatan menjadi pencegahan.
2. Mempersiapkan sistem kesehatan yang tangguh menghadapi bencana.
3. Meningkatkan efisiensi dan transparansi pembiayaan kesehatan.
4. Memperbaiki kekurangan tenaga kesehatan.
5. Mendorong industri kesehatan untuk mandiri di dalam negeri dan mendorong
penggunaan teknologi kesehatan yang mutakhir.
6. Menyederhanakan proses perizinan kesehatan.
7. Melindungi tenaga kesehatan secara khusus.
8. Mengintegrasikan sistem informasi kesehatan.
Hiperperistaltik
GEA
F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeeriksa adanya antibodi H. pylori
dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan
bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien
tersebut terkena infeksi. Tes darah juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang
terjadi akibat perdarahan lambung akibat gastritis.
b. Pemeriksaan pernafasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh
bakteri H. pylori atau tidak.
c. Pemeriksaan feces.Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau
tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.
d. Pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat
adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat
dari sinar-x.
e. Rontgen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tandatanda gastritis
atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna
dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.
G. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan pada pasien gastritis
1) Mengurangi Ansietas
a) Laksanakan tindakan darurat untuk kasus ingesti asam atau alkali.
b) Berikan terapi suportif kepada pasien dan keluarga selama terapi dan setelah asam
atau basa yang tertelan telah dinetralisasi atau diencerkan.
c) Persiapkan pasien untuk menjalani pemeriksaan diagnostik tambahan (endoskopi)
atau pembedahan.
d) Dengarkan secara tenang dan jawab pertanyaan selengkaplengkapnya jelaskan semua
prosedur dan terapi.
2) Meningkatkan Nutrisi yang Optimal
a) Bantu pasien menangani gejala (misalnya; mual, muntah, nyeri ulu hati, dan
keletihan).
b) Hindari makanan dan minuman per oral selama beberapa jam atau beberapa hari
sampai gejala akut reda.
c) Berikan kepingan es dan cairan jernih ketika gejala reda.
d) Anjurkan pasien untuk melaporkan setiap gejala yang menunjukkan episode gastritis
berulang ketika makanan dimasukkan.
e) Cegah konsumsi minuman berkafein.
f) Rujuk pasien untuk menjalani konseling alkohol dan berhenti merokok jika tepat.
3) Meningkatkan Keseimbangan cairan
a) Pantau asupan dan haluaran harian untuk mengetahui adanya dehidrasi (minimal
asupan 1,5L/hari dan haluaran urine 30mL/jam).
b) Kaji nilai elektrolit setiap 24 jam untuk mendeteksi ketidakseimbangan cairan.
c) Waspadai indikator gastritis hemoragik (hematemesis, takikardi, hipotensi).
4) Meredakan Nyeri
a) Instruksikan pasien untuk menghindari makanan dan minuman ringan yang dapat
mengiritasi mukosa lambung.
b) Ajarkan pasien cara penggunaan obat secara benar untuk meredakan gastritis kronis.
c) Kaji nyeri dan kenyamanan yang dirasakan melalui penggunaan medikasi dan
menghindari zat-zat yang mengiritasi.
b. Penatalaksanaan medis yang bertujuan untuk pengobatan.
1) Gastritis Akut Faktor utama adalah menghilangkan etiologinya, diet lambung dengan
porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung.
Penatalaksanaan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko
tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yang
dapat menjadi penyebab, serta dengan pengobatan supportif. Pencegahan dapat
dilakukan dengan pemberian antasida. Pencegahan ini terutama bagi pasien yang
menderita penyakit dengan keadaan klinis yang berat. Untuk pengguna anti inflamasi
nonsteroidpencegan terbaik adalah dengan Misaprostol. Penatalaksanaan medikal
untuk gastritis akut dilakukan dengan menghindari alkohol dan makanan asam
ataupun pedas sampai gejala berkurang. Bila gejala menetap, diperlukan cairan
intravena.
Bila terdapat perdarahan, penatalaksanaan serupa dengan pada hemoragi saluran
gastrointestinal atas. Bila gastritis terjadi karena alkali kuat, gunakan jus karena adanya
bahaya perforasi.
2) Gastritis Kronik Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada penyakit
yang dicurigai. Bila terdapat ulkus duodenum, dapat diberikan antibiotic untuk
membatasi Helicobacter Pylory. Namun demikian lesi tidak selalu muncul dengan
gastritis kronik. Alkohol dan obat yang diketahui mengiritasi lambung harus
dihindari. Bila terjadi defisiensi besi (disebabkan oleh perdarahan kronis), maka
penyakit ini harus diobati. Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet dan
meningkatkan istirahat serta memulai farmakoterapi. Helicobacter Pylory dapat
diatasi dengan antibiotik.
A. Pengertian trauma ekstremitas
Trauma ekstremitas bawah merujuk pada cedera atau kerusakan yang terjadi pada
bagian kaki, mulai dari panggul hingga kaki bagian bawah, termasuk tulang, sendi, otot,
pembuluh darah, dan saraf yang terkait. Trauma ekstremitas bawah dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, seperti kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, olahraga yang berisiko
tinggi, atau cedera akibat aktivitas sehari-hari.
Cedera pada ekstremitas bawah dapat beragam, mulai dari cedera ringan seperti
memar atau goresan hingga cedera yang lebih serius seperti patah tulang, dislokasi sendi,
kerusakan ligamen atau tendon, atau cedera pada pembuluh darah dan saraf. Gejala yang
mungkin muncul tergantung pada jenis dan tingkat keparahan cedera, termasuk nyeri,
pembengkakan, memar, kesulitan bergerak, atau hilangnya sensasi atau kelemahan pada
kaki.
Penting untuk segera mencari perawatan medis jika mengalami trauma ekstremitas
bawah, terutama jika ada nyeri yang parah, deformitas, atau kesulitan bergerak. Hanya
dokter yang dapat memberikan diagnosis dan penanganan yang tepat berdasarkan evaluasi
dan pemeriksaan menyeluruh.
B. Etiologi
Etiologi atau penyebab trauma ekstremitas bawah dapat bervariasi dan meliputi:
1. Kecelakaan Kendaraan Bermotor: Kecelakaan mobil, sepeda motor, atau kecelakaan
transportasi lainnya dapat menyebabkan trauma ekstremitas bawah. Ini dapat
melibatkan tabrakan langsung, terjepit, atau terjatuh dari kendaraan.
2. Jatuh: Jatuh dari ketinggian atau tergelincir dapat menyebabkan cedera pada
ekstremitas bawah. Ini sering terjadi saat beraktivitas di tempat tinggi atau permukaan
yang licin.
3. Olahraga: Olahraga yang berisiko tinggi seperti sepak bola, basket, ski, atau olahraga
ekstrem lainnya dapat menyebabkan trauma pada kaki, termasuk patah tulang atau
cedera ligamen.
4. Cedera Kerja: Pekerjaan yang melibatkan aktivitas fisik berat atau lingkungan kerja
yang berbahaya dapat meningkatkan risiko cedera pada ekstremitas bawah. Misalnya,
pekerja konstruksi yang terkena jatuh benda berat atau pekerja industri yang terjepit
oleh mesin.
5. Kekerasan Fisik: Kekerasan fisik seperti pukulan, tendangan, atau trauma langsung
pada kaki dapat menyebabkan cedera pada ekstremitas bawah.
6. Aktivitas Sehari-hari: Cedera pada ekstremitas bawah juga dapat terjadi dalam
kegiatan sehari-hari seperti berjalan, berlari, atau bermain olahraga ringan. Misalnya,
tergelincir saat berjalan di trotoar yang rusak atau cedera saat bermain sepak bola
dengan teman-teman.
7. Cedera Olahraga: Selain olahraga berisiko tinggi, olahraga yang melibatkan gerakan
berulang atau stres berlebih pada kaki seperti lari jarak jauh atau loncat tinggi juga
dapat menyebabkan trauma pada ekstremitas bawah.
Penting untuk menyadari faktor risiko dan mengambil tindakan pencegahan yang
tepat, seperti menggunakan perlengkapan pelindung saat berolahraga, menjaga keamanan
di tempat kerja, atau berhati-hati saat beraktivitas sehari-hari. Jika mengalami trauma pada
ekstremitas bawah, segera mencari perawatan medis untuk evaluasi dan penanganan yang
tepat.
C. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala trauma ekstremitas bawah dapat bervariasi tergantung pada jenis
dan tingkat keparahan cedera. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala umum yang
mungkin terjadi:
Nyeri: Nyeri adalah gejala yang umum pada trauma ekstremitas bawah. Nyeri bisa
berupa nyeri tumpul, tajam, terus-menerus, atau nyeri yang meningkat saat bergerak atau
menekan area yang terluka.
Pembengkakan: Cedera pada ekstremitas bawah sering kali menyebabkan
pembengkakan di sekitar area yang terluka. Pembengkakan bisa terlihat atau dirasakan
saat menyentuh area tersebut.
Memar: Memar atau perubahan warna kulit di sekitar area cedera dapat terjadi
akibat perdarahan internal atau kerusakan pembuluh darah.
Deformitas: Cedera yang serius, seperti patah tulang atau dislokasi sendi, dapat
menyebabkan perubahan bentuk atau deformitas pada ekstremitas bawah. Misalnya,
tulang yang patah mungkin terlihat melengkung atau terlihat tidak normal.
Kesulitan Bergerak: Trauma pada ekstremitas bawah dapat menyebabkan kesulitan
atau ketidakmampuan untuk melakukan gerakan tertentu. Ini termasuk kesulitan berjalan,
menekuk atau menggerakkan sendi, atau menggunakan otot yang terkena cedera.
Penyumbatan atau Gangguan Aliran Darah: Trauma ekstremitas bawah yang serius
dapat menyebabkan penyumbatan atau gangguan aliran darah ke area yang terkena. Ini
dapat terjadi akibat patah tulang yang menggeser atau menghancurkan pembuluh darah,
atau akibat pembengkakan yang signifikan. Gangguan aliran darah dapat menyebabkan
iskemia atau nekrosis jaringan, yang dapat mengancam kelangsungan hidup jaringan
tersebut.
Respon Sistemik: Dalam beberapa kasus, trauma ekstremitas bawah yang serius
dapat menyebabkan respon sistemik yang melibatkan sistem kardiovaskular, pernapasan,
dan imun. Misalnya, cedera yang parah dapat menyebabkan peningkatan detak jantung,
peningkatan tekanan darah, peningkatan laju pernapasan, dan respon inflamasi sistemik
yang dapat mempengaruhi organ-organ lain di tubuh.
Penting untuk diingat bahwa patofisiologi trauma ekstremitas bawah dapat
bervariasi tergantung pada kondisi individu dan jenis cedera yang terjadi. Penilaian dan
diagnosis yang tepat oleh profesional medis diperlukan untuk memahami patofisiologi
yang spesifik pada setiap kasus trauma ekstremitas bawah.
D. Pathway
Pemeriksaan diagnostik
Pada penanganan trauma ekstremitas bawah, terdapat beberapa pemeriksaan
diagnostik yang dapat dilakukan untuk membantu dalam penilaian dan diagnosis. Berikut
adalah beberapa pemeriksaan diagnostik yang umum dilakukan:
1. Sinar-X (Radiografi): Sinar-X digunakan untuk mendapatkan gambaran visual tentang
tulang ekstremitas bawah. Ini membantu dalam mendeteksi patah tulang, dislokasi sendi,
atau perubahan struktural lainnya. Sinar-X juga dapat membantu dalam mengevaluasi
posisi dan stabilitas tulang yang patah.
2. CT Scan (Computed Tomography): CT scan adalah pemeriksaan yang menggunakan
sinar-X dan komputer untuk menghasilkan gambar potongan melintang yang lebih rinci
dari ekstremitas bawah. Ini membantu dalam mendapatkan informasi yang lebih detail
tentang tulang, sendi, dan jaringan lunak, serta membantu dalam mengevaluasi kerusakan
internal yang mungkin tidak terlihat dalam sinar-X biasa.
3. MRI (Magnetic Resonance Imaging): MRI menggunakan medan magnet dan
gelombang radio untuk menghasilkan gambar yang sangat rinci dari jaringan lunak,
tulang, dan struktur lainnya di ekstremitas bawah. MRI bermanfaat untuk mendeteksi
cedera pada jaringan lunak seperti ligamen, tendon, dan otot, serta untuk mengevaluasi
kerusakan pada saraf.
4. Ultrasonografi: Ultrasonografi menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan
gambaran struktur internal di ekstremitas bawah. Ini dapat membantu dalam mengevaluasi
pembuluh darah, tendon, dan jaringan lunak lainnya.
5. Angiografi: Angiografi adalah pemeriksaan yang menggunakan pewarna kontras untuk
memvisualisasikan pembuluh darah. Ini digunakan untuk mengevaluasi aliran darah ke
ekstremitas bawah dan mendeteksi adanya penyumbatan atau kerusakan pembuluh darah.
6. Elektromiografi (EMG): EMG adalah pemeriksaan yang digunakan untuk
mengevaluasi fungsi saraf dan otot. Ini membantu dalam mendeteksi kerusakan saraf dan
mengevaluasi kekuatan dan aktivitas listrik otot.
7. Pemeriksaan Laboratorium: Pemeriksaan darah laboratorium, seperti tes darah lengkap
(complete blood count/CBC) dan tes fungsi hati, dapat membantu dalam mengevaluasi
kondisi umum pasien dan mendeteksi adanya peradangan atau infeksi.
Pemeriksaan diagnostik yang tepat akan ditentukan oleh dokter berdasarkan gejala,
temuan fisik, dan dugaan cedera yang mungkin terjadi pada ekstremitas bawah.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan trauma ekstremitas bawah tergantung pada jenis, tingkat
keparahan, dan lokasi cedera. Berikut adalah beberapa langkah umum dalam
penatalaksanaan trauma ekstremitas bawah:
1. Evaluasi dan Stabilisasi Awal: Prioritas utama adalah melakukan evaluasi cepat dan
stabilisasi awal pasien. Pastikan jalur napas terbuka dan pastikan pasien mendapatkan
oksigenasi yang adekuat. Jika ada perdarahan yang signifikan, lakukan kompresi langsung
atau tindakan hemostasis lainnya untuk menghentikan perdarahan.
2. Imobilisasi: Imobilisasi ekstremitas yang terluka sangat penting untuk mencegah
pergerakan yang dapat memperburuk cedera. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan
alat bantu seperti gips, penjepit, atau alat imobilisasi lainnya. Imobilisasi harus dilakukan
secara hati-hati untuk memastikan stabilitas dan kenyamanan pasien.
3. Pengendalian Nyeri: Memberikan pengendalian nyeri yang adekuat sangat penting
untuk kenyamanan pasien. Ini dapat melibatkan pemberian obat pereda nyeri seperti
analgesik atau opioid sesuai dengan kebutuhan pasien. Penggunaan metode non-
farmakologis seperti kompres es juga dapat membantu mengurangi nyeri dan
pembengkakan.
4. Penanganan Cedera Spesifik: Terapi yang spesifik akan bergantung pada jenis cedera
yang terjadi. Patah tulang mungkin memerlukan penstabilan dengan imobilisasi, traksi,
atau pembedahan. Cedera pada ligamen atau tendon mungkin memerlukan rehabilitasi
fisik atau pembedahan. Cedera pada saraf mungkin memerlukan penilaian dan
penanganan oleh spesialis saraf.
5. Rehabilitasi Fisik: Setelah fase akut, rehabilitasi fisik sangat penting untuk memulihkan
fungsi normal ekstremitas bawah. Ini meliputi terapi fisik, latihan kekuatan dan
fleksibilitas, serta latihan untuk meningkatkan keseimbangan dan koordinasi. Rehabilitasi
fisik membantu memperbaiki kekuatan otot, rentang gerak, dan fungsi keseluruhan
ekstremitas bawah.
6. Tindak Lanjut dan Pemantauan: Pasien yang mengalami trauma ekstremitas bawah
biasanya membutuhkan tindak lanjut dan pemantauan secara teratur. Ini melibatkan
evaluasi berkala oleh dokter atau profesional medis untuk memastikan pemulihan yang
tepat. Pemantauan meliputi evaluasi kemajuan pemulihan, perawatan luka, dan
penyesuaian terapi jika diperlukan.
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Pasien
Nama pasien : Ny. S
Tempat/Tanggal Lahir : Bangli, 31 Desember 1945
Umur : 78 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Banjar Dinas Tegal Desa Kubutambahan
Diagnosa medis : Gastritis dan trauma ekstremitas
b. Penanggung jawab
Nama : Tn.R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 79 Tahun
Pendidikan terakhir : Sekolah Dasar
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Banjar Dinas Tegal Desa Kubutambahan
2. KELUHAN UTAMA
Dari hasil pengkajian pasien mengatakan nyeri pada bagian ulu hati dan kaki bagian
kanan sakit.
3. GENOGRAM
No. Simbol Keterangan
1. Laki – Laki
2. Perempuan
3. Meninggal
X
4. Pasien
4. RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat kesehatan pasien sebelumnya: Pasien mengatakan ketika pasien berumur 20
tahun ayahnya bertengkar dikarenakan tidak memiliki minyak urut sehingga pasien
mencari daun sirih menggunakan tangga,baru menaiki 2 anak tangga pasien langsung
terjatuh dan pingsan.Akhirnya dicarikan dokter dikarenakan pada zaman dulu tidak
ada dokter dicarikan dukun untuk mengobati kaki pasien tersebut menggunakan daun
bawang dan daun sirih.Setelah di obati kaki pasien sudah mulai membaik sehingga
sakit yang dialami pasien hilang.Pasien mengatakan pernah masuk rumah sakit umum
di daerah Bangli sekitar 10 tahun yang lalu dikarenakan sakit pada lambung selama 7
hari. Pasien di sana sempat di rontgen dan diberikan obat oleh dokter .Selama pasien
dirumah terus mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh dokter, pasien
mengkonsumsi obat selama masa penyembuhan. Sakit pada lambung pasien pun
hilang dan membaik. Pasien juga pernah terapi akupuntur dibagian kaki kanannya
untuk meredakan rasa sakit.
Riwayat kesehatan pasien sekarang: Dari hasil pengkajian pasien mengatakan sering
merasakan nyeri pada bagian ulu hati, pasien terlihat kesulitan melakukan mobilisasi
karena kaki bagian kanan pasien mengalami bengkak dan sulit untuk digerakkan.
Pasien mengatakan kaki sebelahnya sempat terbentur lalu pasien menempelkan
salonpas. Tetapi kaki pasien hingga sekarang, tetap bengkak pada bagian kaki
kanannya. Pasien hanya duduk di tempat tidur dan di kursi roda. Pasien mengatakan
saat ini jarang keluar kamar dikarenakan pasien harus perlu bantuan dari anggota
keluarganya, untuk mengangkat pasien keluar kamar. Pasien mengatakan tidak
pernah gosok gigi selama 1,5 tahun, pasien mengatakan keramas 1 minggu sekali.
Pasien mengatakan mandi 2 kali dalam sehari, pasien mengatakan BAK di atas
tempat tidur, pasien mengatakan makan diatas tempat tidur, kuku pasien terlihat
panjang dan kotor.
5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Dari hasil pengkajian Pasien dan keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan.
6. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Riwayat lingkungan hidup saat pengkajian:
Pada saat ini pasien tinggal di rumah yang dibuatnya dulu, lahan untuk membuat
rumah warisan dari kakek suami pasien yang terletak di daerah desa Kubutambahan
banjar tegal, yang bisa dibilang layak dan sederhana, di dalam rumah tersebut terdiri
dari 2 orang yaitu pasien dan suami. Kondisi lingkungan pasien terlihat sedikit
kumuh, tempat tidur pasien tercium bau pesit, tempat tidur pasien terlihat tidak rapi,
kamar mandi nya kumuh, ada 14 ventilasi dan 3 pintu, pencahayaan pada pagi hari di
dalam ruangan sudah bagus sedangkan pada malam hari pencahayaan nya kurang
bagus.
7. RIWAYAT REKREASI
Riwayat rekreasi sebelumnya: Pasien mengatakan dulu pasien sering melakukan
kunjungan ke rumah-rumah keluarga. Kini pasien mengatakan sudah jarang keluar
kamar dan jarang berinteraksi dengan orang di lingkungannya. Serta Pasien
mengatakan suka mendengarkan radio.
8. SUMBER/ SISTEM PEDUKUNG YANG DIGUNAKAN
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan Pasien mendapatkan pinjaman kursi roda
untuk membantu mandi, berjemur dan keluar kamar. Pasien memiliki BPJS dan KIS
pemerintah untuk berobat, pasien juga mendapatkan bantuan dari desa berupa uang
tiap bulan sebesar RP 300.000
9.TINJAUAN SISTEM
a.Terdiri dari keadaan umum, Tingkat kesadaran, TTV
a) Keadaan umum
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan keadaan umum pasien yaitu:
A. Penampilan umum : Kondisi pasien tampak baik dan bersih
B. Tanda distress : Setelah di kaji pasien tidak mengalami gemetar/ tremor.
C. Cara berpakaian, berhias dan kebersihan : Setelah di kaji pasien berpakaian dengan
rapi dan sederhana, serta rambutnya kusut dan kasar.
D. Ekspresi wajah : Setelah di kaji pasien terlihat senang ketika di ajak berkomunikasi.
E. Bicara : Setelah di kaji pasien berbicara terdengar jelas ketika diajak berkomunikasi.
b) Tingkat kesadaran
Gaslow Coma Scale (GCS)
Tes Reaksi Skor
b. Melokalisir nyeri 5
c. Menghindari nyeri 4
d. Fleksi abnormal 3
e. Ekstensi abnormal 2
c. Telinga
Pasien mengatakan kualitas pendengarannya masih baik dan bisa
mendengar suara dengan jelas
Inspeksi : telinga pasien terlihat sedikit kotor dan pasien mengatakan
masih bisa mendengar dengan baik.
d. Mulut dan Tenggorokan
1) Mulut pasien berbau tidak sedap
2) Bibir
Inpeksi: bibir pasien terlihat kering dan tidak ada luka
3) Gigi
Inpeksi: gigi pasien terlihat sangat kuning dan jumlah diatas 9 dan dibawah ada 10
buah
Pasien mengatakan sudah tidak pernah gosok gigi sejak 1,5 tahun yang lalu
4) Lidah
Inpeksi: lidah pasien terlihat berwarna pink
e.Leher
Inspeksi : Leher pasien terlihat bersih
Palpasi : Kondisi leher pasien setelah diraba tidak terdapat benjolan ataupun
pembesaran kelenjar
f. Pernapasan
Inspeksi : setelah respirasi pasien dihitung mendapatkan hasil 28 x/menit
Auskultasi : Nafas pasien terdengar normal dan tidak ada suara tambahan
g.Kardiovaskuler
TD : 140/70 mmHg
N : 86 x/menit
Palpasi : Denyut nadi pasien terdengar beraturan dan tidak ada penyakit jantung.
Auskultasi : Detak jantung pasien terdengar normal dan irama jantung pasien tidak ada
masalah
h. Genitourinaria
Inspeksi: Pasien terlihat menggunakan pempers,dan ember.Bisa kencing >5x
sehari.Warna urine pasien terlihat kuning terang dan kuning transparan.
i. Muskuloskletal
NO Keterangan Skala
1 Tidak ada kelumpuhan atau kondisi 6
norma
2 Kekuatan otot lemah, tetapi anggota
tubuh dapat digerakkan melawan gaya 5
gravitasi, dan dapat menahan sedikit
tahanan yang diberikan
3 Kekuatan otot sangat lemah, akan tetapi
anggota tubuh dapat digerakkan melawan 4
gaya gravitasi
4 Pasien mampu menggerakkan
ekstermitas, namun gerakan ini tidak 3
mampu melawan gaya berat, misalnya
pasien mampu menggeser lengan namun
tidak dapat mengangkatnya.
5 Terdapat sedikit kontraksi otot, namun 2
tidak dapat menggerakkan persendian
6 Tidak terdapat kontraksi otot sama sekali 1
atau lumpuh total
Dari hasil pengkajian yang dilakukan, bagian tubuh pasien terlihat tidak ada
pembengkakan,kekuatan ekstrimitas kaki bagian kanan pasien lemah, namun masih
bisa diangkat setengah.
j. Sistem syaraf pusat
Inspeksi: Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan tingkat kesadaran pasien yaitu
Compos Mentis.
PENGUMPULAN DATA
Nama klien : Ny. S
Usia : 78 Tahun
Banjar, Desa : Banjar Dinas Tegal Desa Kubutambahan
Tanggal : 11 Oktober 2023
Tabel 3. Pengumpulan Data
DS Pasien mengatakan
tempat tidurnya rapi
dan bersih
08:40-08:50 Cek TTV DO TD :110/50
mmHg
N :78x/menit
RR :28x/menit
S :36,2̊ C
DS
DS Pasien mengatakan
sudah kenyang
14.08-14.31 Melakukan tindakan DO Pasien terlihat kaku
latihan ROM dalam melakukan
ROM
DS Pasien mengatakan
masih kesulitan
dalam melakukan
ROM
14.31-14.56 Mendampingi pasien DO Pasien terlihat lelah
istirahat
DS Pasien merasakan
lelah
15.00-15.30 Melakukan relaksasi DO Pasien terlihat
nafas dalam kesusahan dalam
melakukan relaksasi
nafas dalam
DS Pasien mengatakan
kesusahan dalam
melakukan nafas
dalam
15.35-15.40 Melakukan tindakan DO Kuku pasien bagian
potong kuku tangan sudah terlihat
bersih
DS Pasien mengatakan
kuku bagian kaki
keras dan susah
untuk di potong
15.47-16.07 Melakukan terapi DO Pasien terlihat lebih
mendengarkan musik rileks
DS Pasien merasa
nyaman dan tenang
saat mendengarkan
musik
16.07-16.50 Memandikan pasien DO Badan pasien
dan mencuci rambut terlihat lebih bersih
pasien di kursi roda dan rambut pasien
terlihat lebih bersih,
rapi, dan wangi.
DS Pasien mengatakan
terasa lebih segar,
rapi, dan wangi
setelah mandi dan
keramas.
16.55-17.05 Membersihkan DO Lingkungan pasien
lingkungan rumah terlihat bersih dan
pasien rapi
DS Pasien mengatakan
sudah terlihat bersih
dan rapi
17.10-17.40 Berbincang dengan DO Pasien terlihat lebih
pasien senang
DS Pasien mengatakan
sudah tidak merasa
kesepian karena
sudah ada yang
mendampingi
17.40-17.45 Membantu pasien DO Kencing pasien
BAK berwarna kuning
terang dan kuning
transparan
DS Pasien mengatakan
sudah 5x kencing
17.45-18.00 Persiapan pulang
DS Pasien mengatakan
ingin istirahat
15.15-15.20 Membersihkan DO Tempat tidur pasien
tempat tidur pasien terlihat bersih dan
rapi
DS Pasien mengatakan
mengatakan tempat
tidurnya lebih bersih
15.20-16.00 Mengajak pasien DO Pasien terlihat
keluar kamar dan tenang
melakukan terapi mendengarkan
musik musik
DS Pasien mengatakan
merasa tenang dan
nyaman
16.00-16.25 Melakukan DO Pasien dan keluarga
komunikasi dengan pasien terlihat
keluarga pasien dan bercerita tentang
pasien kehidupan masa
lalunya
DS Keluarga pasien dan
pasien mengatakan
dulu sangat susah
16.28-17.00 Membantu pasien DO Pasien terlihat
mandi diatas kursi bersih, tercium bau
roda wangi dan tidak
berkeringat lagi
DS Pasien mengatakan
segar setelah mandi
dan wangi
17.00-17.10 Membersihkan DO Lingkungan pasien
lingkungan pasien terlihat bersih
DS Pasien mengatakan
lingkungannya lebih
bersih, rapi dan
tidak kotor lagi
17.10-17.15 Membantu pasien DO Air kencing pasien
BAK diatas tempat terlihat berwarna
tidur kuning madu pucat
DS Pasien mengatakan
sudah kencing 4 kali
17.15-17.30 Membantu DO Pasien terlihat lahap
menyiapkan makan makan
dan minum pasien
diatas tempat tidur
DS Pasien mengatakan
sudah kenyang
17.30-17.35 Membantu pasien DO Gigi pasien terlihat
gosok gigi bersih
DS Pasien mengatakan
giginya bersih dan
bau mulutnya segar
17.35-18.00 Persiapan pulang
DS Pasien mengatakan
sudah lentur dan
sudah terbiasa
melakukan gerakan
ini di sela waktu
istirahat
15.25 – 15.35 Melakukan DO Pasien terlihat rileks
mobilisasi miring
kanan, miring kiri
dan berbaring
DS Pasien mengatakan
nyaman miring dan
berbaring
15.45 – 15.55 Membersihkan DO Lingkungan pasien
lingkungan pasien terlihat bersih
DS Pasien mengatakan
lingkungannya
bersih
16.05 – 16.35 Membantu pasien DO Pasien terlihat bersih
mandi di atas kursi
roda
DS Pasien mengatakan
badanya wangi
16.45 – 16.55 Membantu pasien DO Pasien nyaman saat
memakai boreh diisi boreh
DS Pasien mengatakan
badannya hangat
17.05 – 17.35 Mengobrol dengan DO Pasien terlihat ceria
keluarga pasien dan
pasien
DS Pasien dan keluarga
pasien mengatakan
tentang keluarga di
bangli
17.40 – 18.00 Persiapan pulang
DS Pasien mengatakan
ingin beristirahat
12.45 – 13.00 Persiapan pulang dan
pergantian sift
13.00 – 13.08 Membantu pasien DO Air kencing pasien
Bak di atas tempat terlihat berwarna
tidur kuning terang
DS Pasien mengatakan
sudah kencing 5x
13.08 – 13.32 Melakukan ROM DO Pasien terlihat lentur
tidak kaku lagi
DS Pasien mengatakan
sendinya sudah tidak
kaku lagi
14.00 – 15.20 Menemani pasien DO Pasien terlihat lelah
istirahat
DS Pasien mengatakan
ingin beristirahat
15.25 – 16.25 Mengajak pasien DO Pasien terlihat rileks
keluar dan terapi dan suka diajak
musik terapi musik
DS Pasien mengatakan
senang dan tenang
16.25 – 17.20 Membantu DO Tubuh pasien
memandikan pasien terlihat lebih bersih
dan mencuci rambut dan rambut pasien
pasien tercium wangi
DS Pasien mengatakan
tubuhnya bersih dan
rambutnya sudah
wangi
17.20 – 17.30 Membersihkan DO Ruang tamu pasien
lingkungan pasien terlihat lebih bersih
DS Pasien mengatakan
ruang tamunya
sudah bersih
17.30 – 18.00 Persiapan pulang
DS Pasien mengatakan
ingin tidur
15.35-15.40 Membantu pasien DO Air kencing pasien
BAK diatas tempat berwarna kuning
tidur terang dan
transparan
DS Pasien mengatakan
sudah kencing 7 kali
15.45-15.50 Membantu merapikan DO Pasien terlihat rapi
kondisi pasien
(menyisir)
DS Pasien mengatakan
rambutnya sudah
rapi
16.00-16.10 Membersihkan DO Tempat tidur pasien
tempat tidur pasien terlihat rapi
DS Pasien mengatakan
tempat tidurnya rapi
16.10-16.20 Membersihkan DO Lingkungan pasien
lingkungan pasien terlihat bersih
DS Pasien mengatakan
lingkungannya
terlihat bersih
16.30-17.15 Membantu keramas, DO Rambut dan badan
mencuci baju dan pasien tercium au
mandi diatas kursi wangi
roda
DS Pasien mengatakan
badanya sudah
bersih dan
rambutnya tidak
kusut dan gatal lagi
17.20-17.30 Membantu pasien DO Pasien terlihat sudah
memakai pakaian dan rapi
menyisir rambut
DS Pasien mengatakan
bersih dan rapi
setelah mandi
17.30-18.00 Persiapan pulang
B. EVALUASI
No Hari/Tanggal Masalah Keperawatan Evaluasi Formatif
1 Sabtu , 14 oktober Defisit perawatan diri S A. Pasien mengatakan
2023 1. Membersihkan lingkungannya bersih
lingkungan pasien B. Pasien mengatakan
2. Membersihkan alat tempat tidurnya rapi
tenun pasien dan bersih
3. Membantu pasien BAK C. Pasien mengatakan
diatas tempat tidur sudah kencing 5 kali
4. Membantu pasien D. Pasien mengatakan
menyiapkan makanan sudah kenyang
dan minuman E. Pasien mengatakan
5. Membantu pasien sudah nyaman
mengganti pakaian F. Pasien mengatakan
6. Membantu telinganya sudah tidak
membersihkan telinga gatal lagi dan juga
pasien bersih
7. Membantu pasien oral G. Pasien mengatakan
hygiene mulutnya lebih segar
8. Membantu pasien H. Pasien mengatakan
mandi dan keramas terasa lebih segar, rapi
diatas kursi roda dan wangi setelah
mandi dan keramas
O A. Lingkungan pasien
terlihat bersih dan rapi
B. tempat tidur pasien
terlihat rapi dan bersih
C. air kencing pasien
terlihat berwarna kuning
terang dan kuning
transparan
D. makan pasien terlihat
habis setengah porsi
E. pasien terlihat rapi
F. Telinga pasien terlihat
lebi bersih
G. gigi pasien terlihat lebih
bersih
H. pasien terlihat lebih
bersih, dan rambut pasien
terlihat lebih bersih, rapi
dan wangi
A Defisit perawatan diri teratasi
sebagian
P Lanjutkan intervensi
P -
Gangguan interaksi sosial S A. Pasien mengatakan suka
1. Rekreasi mendengarkan mendengarkan radio karena
radio bikin suasana nyaman dan
2. Relaksasi rame
mendengarkan musik B. Pasien mengatakan
3. Komunikasi dengan merasa senang setelah
keluarga pasien mendengarkan musik
C. Keluarga pasien
mengatakan suka ada siswa
smk yang merawat istrinya
O A. Pasien terlihat suka
mendengarkan radio
B. Pasien terlihat rileks
ketika mendengar musik
C. Keluarga pasien terlihat
senang karena sudah ada
diajak mengobrol
A Masalah keperawatan teratasi
sebagian
P Lanjutkan intervensi
5. Kamis, 19 oktober 2023 Defisit perawatan diri S A. Pasien mengatakan segar,
1. Membantu pasien mandi nyaman, rapi dan bersih
diatas kursi roda B. Pasien mengatakan sudah
2. Membantu pasien ganti nyaman saat diganti
baju pakaiannya dan rambutnya
3. Membantu menyiapkan sudah rapi
makan dan minum C. Pasien mengatakan sudah
4. Membantu memberikan kenyang
makanan tinggi serat dan D. Pasien mengatakan
minum air putih rutin menyukai nya
5. Membantu membersihka E. Pasien mengatakan
tlinga pasien telinganya sudah bersih
6. Membantu oral hygiene F. Pasien mengatakan
7. Membersihkan tempat giginya bersih dan bau
tidur pasien mulutnya segar
8. Membantu pasien BAK G. Pasien mengatakan tempat
diatas tempat tidur tidurnya lebih bersih dan rapi
H. Pasien mengatakan sudah
kencing 4 kali
O A. Pasien terlihat bersih,
wangi dan tidak kotor lagi
B. Pasien terlihat sudah rapi
diganti pakaiannya dan
rambutnya rapi
C. Pasien terlihat lahap saat
makan dan minum dan habis
1 porsi
D. Pasien terlihat lahap
makan buah
E. Telinga pasien terlihat
lebih bersih
F. Gigi pasien terlihat bersih
G. Lingkungan pasien
terlihat bersih
H. Air kencing pasien terlihat
berwarna kuning terang dan
transparan
A Masalah keperawatan teratasi
P Lanjutkan intervensi
Gangguan mobilisasi S A. Pasien mengatakan
1. Mengajak pasien keluar bahagia saat diajak keluar
kamar dan berjemur kamar dan bisa menghirup
2. Latihan ROM udara segar
B. Pasien mengatakan
tubuhnya sudah terbiasa
latihan ROM
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan proses PJBL yang kami lakukan di masyarakat di Desa
Kubutambahan, Banjar Tegal. Pasien atas nama nyonya S yang kita laksanakan dari
tanggal 14 Oktober - 28 Oktober 2023 kami mendapatkan beberapa hal yang dapat di
simpulkan yang pertama kami mendapatkan bahwa pasien lansia dengan gangguan
mobilitas fisik sangat mengganggu mobilitas fisik pasien dalam kegiatan ber sosial di
masyarakat. Dari hasil pengkajian atas nama nyonya S mengalami sakit pada kaki
bagian kanan dengan sejarah ketika pasien berumur 20 tahun ayahnya bertengkar
dikarenakan tidak memiliki minyak urut sehingga pasien mencari daun sirih
menggunakan tangga, baru menaiki 2 anak tangga pasien langsung terjatuh dan
pingsan. Akhirnya dicarikan dokter dikarenakan pada zaman dulu tidak ada dokter
kemudian dicarikan dukun untuk mengobati kaki pasien tersebut menggunakan daun
bawang dan daun sirih. Setelah di obati kaki pasien sudah mulai membaik sehingga
sakit yang dialami pasien hilang.
Berdasarkan hal tersebut kami melakukan perencanaan tindakan dengan melakukan
a. Melakukan Range of Motion (ROM)
b. Melakukan mobilisasi miring kanan, kiri dan berbaring
c. Memberikan kompres hangat
d. Memberikan buli-buli panas.
Dari 18 prasad tindakan itu kami lakukan selama dua minggu di rumah pasien,
tindakan diatas kami lakukan untuk melenturkan ekstremitas dan sendi pada pasien
yang kaku. Dari hasil yang kami lakukan ternyata berdampak positif terhadap
kesehatan pasien kemudian bermanfaat positif terhadap keluarga pasien. Berdasarkan
testimoni kami mendapatkan informasi bahwa pasien sekarang merasa lebih baik dan
senang ada yang merawatnya. Sebelumnya pasien mengatakan kesepian dikarenakan
tidak ada yang bisa diajak mengobrol dan ingin rasanya ditemani, keluarga pasien
juga mengatakan senang ada yang merawat istrinya dan bersyukur dibantu oleh pihak
sekolah dan kami, keluarga pasien dan pasien sangat berterimakasih kepada kami
karena sudah mau merawat istrinya.
Saran
Selama kami mengikuti kegiatan PJBL di masyarakat dengan waktu 2 minggu
banyak pengalaman dan pengetahuan yang kami dapatkan. Pada kesempatan ini kami
memberikan sedikit saran dengan harapan semuanya menjadi lebih baik di masa yang
akan datang dan juga dapat kami pergunakan di tempat magang demi kemajuan
program PJBL di masyarakat.
1. Untuk pihak sekolah, sebaiknya siswa atau siswi yang akan diterjunkan ke
masyarakat harus disiapkan secara matang. Bukan hanya dengan pengetahuan dan
keterampilan yang bagus, tetapi juga komunikasi dan etika saat melayani masyarakat.
2. Untuk pihak Desa, kami harap tempat ini bisa menerima rekan kami dari SMK
Negeri 1 Kubutambahan untuk melayani masyarakat guna menciptakan masyarakat
yang berkualitas.
3. Untuk peneliti lain bisa penelitian tindakan yang lebih tepat, dengan langkah yang
sudah kami lakukan mungkin ada beberapa kekurangan untuk itu silahkan melakukan
lebih baik dari penelitian laporan praktek yang kami lakukan.
Daftar Pustaka
SKKNI Keperawatan diunggah oleh Riise S Pranata Data dipunggah pada May 05,
2017 https://id.scribd.com/document/347376857/SKKNI-Keperawatan
LAMPIRAN
Daftar hadir
Inform Consent
Jurnal kegiatan
2. KDM 1. Pengkajian
2. Pengumpulan data
3. IPPD Konsep penyakit
4. PKK Membuat brosur usaha caregiver
5. Bahasa Jepang Deskripsi Care Giver
6. Matematika Penerapan materi algoritma, logika, dan
matematika ekonomi dalam pembuatan laporan
7. Bahasa Inggris Job Description of Caregiver
8. Pendidikan Agama dan Budi Menjelaskan hubungan perawat dengan konsep Tri
Pekerti Hita Karana :
1. Parahyangan ( hubungan manusia dengan
Tuhan)
2. Pawongan ( hubungan manusia dengan
manusia)
3. Palemahan ( hubungan manusia dengan
lingkungan )
9. Pendidikan Pancasila 1. Implementasi nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan di masyarakat
2. Hak dan kewajiban seseorang terkait kesehatan
( bab II PASAL 4 UU kesehatan no 17 tahun
2023)
3. Hak dan kewajiban tenaga medis( pasal 273 -
274)
4. Hak dan kewajiban pasien pasal (276 UU NO
17 TH 2023)
10. Bahasa Indonesia 1. Struktur BAB
2. BAB 1 (Latar belakang, rumusan masalah, dan
tujuan)
3. BAB 5 (Kesimpulan dan saran)
11. Bahasa Bali Video dokumentasi ketika berkomunikasi dengan
pasien menggunakan bahasa Bali
12. Peksos Kaitkan layanan kesehatan yang kita jalankan ke
dalam Peksos
Lampiran 1 PANCASILA
IMPLEMENTASI PANCASILA
2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Sila kedua ini mengandung nilai penghormatan
kepada orang lain walaupun banyak perbedaan. Contoh penerapannya dalam kehidupan
seharihari, yaitu:
1. Membantu teman yang membutuhkan bantuan atau pertolongan
2. Tidak membeda-bedakan teman
3. Menerapkan sikap toleransi
4. Menghargai perbedaan yang ada
5. Bersikap adil tanpa membeda-bedakan.
6. Mengajak mereka berpartisipasi dalam kegiatan komunitas atau membantu sesama untuk
memupuk rasa keadilan dan keberadaban.
3) Persatuan Indonesia Sila ketiga ini mengandung nilai persatuan diantara banyaknya
perbedaan yang ada di masyarakat. Contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu:
1. Tidak menyombongkan diri sendiri
2. Bergotong royong membersihkan lingkungan
3. Memakai produk-produk dalam negeri
4. Menghargai dan menghormati semua teman
5. Saling membantu satu sama lain
6. Pasien sangat menghargai dan menghormati kedatangan siswa yang sedang merawatnya
7. Berdiskusi tentang kenangan masa lalu atau merayakan tradisi bersama untuk
memperkuat ikatan sebagai satu keluarga Indonesia.
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan Sila keempat ini mengandung nilai demokrasi, musyawarah untuk mencapai
mufakat. Contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengambil keputusan secara musyawarah
4. Memberikan suara saat pemilihan umum
5. Menerima dan melaksanakan keputusan yang diperoleh dari musyawarah dengan ikhlas
dan tanggung jawab
6. Memastikan lansia mendapatkan layanan kesehatan yang optimal, termasuk perawatan
medis rutin dan pemantauan kesehatan secara berkala
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila kelima ini menyadarkan masyarakat
bahwa semua rakyat Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama dimata hukum.
Contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Bersikap adil kepada siapapun,
2. Menjaga hak dan kewajiban orang lain
3. Hak dan kewajiban seseorang terkait kesehatan
4. Membantu lansia agar tetap merasa terlibat dalam kehidupan sosial dengan mendukung
partisipasi mereka dalam kegiatan masyarakat atau keluarga
1. Hak dan kewajiban seseorang terkait kesehatan yang diatur pada UU kesehatan no 17
tahun 2023 bab II PASAL 4
( bab II PASAL 4 UU kesehatan no 17 th 2023
Pasal 4
1) setiap orang berhak:
a. Hidup sehat secara fisik, jiwa, dan sosial.
b. mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung
jawab.
c. Mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
d. mendapatkan perawatan kesehatan Sesuai dengan standar pelayanan kesehatan.
e. mendapatkan akses atas sumber daya kesehatan.
f. menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya secara mandiri dan
bertanggung jawab;
g. mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan;
h. menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan
kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara
lengkap;
i. memperoleh kebahagiaan data dan informasi kesehatan pribadinya; j. memperoleh
informasi tentang datang kesehatan dirinya, termasuk tindakan dan pengobatan yang telah
atau yang akan diterimanya dari tenaga medis dan/atau tenaga kesehatan; dan
j. mendapatkan perlindungan dari risiko kesehatan;
2) hak secara mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dikecualikan untuk
pelayanan kesehatan yang diperlukan dalam keadaan gawat darurat dan/atau
penanggulangan KLB atau wabah.
3) hak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf H tidak berlaku pada:
a. seseorang yang penyakitnya dapat secara cepat menular pada masyarakat secara lebih
luas
b. penanggulangan KLB atau wabah;
c. seseorang yang tidak sadarkan diri atau dalam keadaan gawat darurat; dan
d. seseorang yang mengalami gangguan jiwa berat yang dianggap tidak cakap dalam
membuat keputusan dan tidak memiliki pendamping serta dalam keadaan kedaruratan;
4) kerahasiaan data dan informasi kesehatan pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat 1
huruf i tidak berlaku dalam hal:
a. pemenuhan permintaan aparat penegak hukum dalam rangka penegakan hukum;
b. penanggulangan KLB wabah atau bencana;
c. kepentingan pendidikan dan penelitian secara terbatas;
d. upaya perlindungan terhadap bahaya ancaman keselamatan orang lain secara individual
atau masyarakat;
e. kepentingan pemeliharaan kesehatan, pengobatan, penyembuhan, dan perawatan pasien;
f. permintaan pasien sendiri;
g. kepentingan administrasi pembayaran asuransi atau jaminan pembiayaan kesehatan;
dan/atau
h. kepentingan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;
5) hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
2. Hak dan kewajiban tenaga medis diatur dalam UU kesehatan ( pasal 273 - 274)
Pasal 273
1) tenaga medis dan tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik medis berhak:
a. mendapatkan perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan profesi, standar prosedur operasional, dan etika profesi, serta
kebutuhan kesehatan pasien;
b. Mendapatkan informasi yang lengkap dan benar dari pasien atau keluarganya;
c. Mendapatkan gaji/ upah, imbalan jasa dan tunjangan kinerja yang layak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. Mendapatkan perlindungan atas keselamatan kesehatan kerja, dan keamanan;
e. mendapatkan jaminan kesehatan dan jaminan Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan f. mendapatkan perlindungan atas perlakuan yang tidak
sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta nilai sosial budaya;
f. mendapatkan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri melalui pengembangan
kompetensi, keilmuan dan karir di bidang profesional;
h. menolak keinginan pasien atau pihak lain yang bertentangan dengan standar profesi,
standar pelayanan, standar prosedur operasional, kode etik, atau ketentuan peraturan
perundang-undangan;
i. Mendapatkan hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2) tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat menghentikan pelayanan kesehatan apabila
memperoleh perlakuan yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral,
kesusilaan, serta nilai sosial budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f
termasuk tindakan kekerasan, pelecehan, dan perundungan
Pasal 274
tenaga medis dan tenaga kesehatan dalam menjalankan batik wajib:
a. memberikan pelayanan kesehatan Sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
profesi, standar prosedur operasional, dan etika profesi secara kebutuhan kesehatan
pasien,
b. memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarganya atas tindakan yang akan diberikan;
c. menjaga rahasia kesehatan pasien;
d. membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang pemeriksaan, asuhan, dan
tindakan yang dilakukan, dan
e. merujuk pasien ke tenaga medis atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai kompetensi
dan kewenangan yang sesuai.
Lampiran 2 MATEMATIKA
IMPLEMENTASI MAPEL MATEMATIKA
A. ALGORITMA DAN LOGIKA
Alur berpikir sejajar, teratur, dan tepat terhadap suatu permasalahan disebut dengan Logika.
Logika merupakan alur berpikir terhadap suatu permasalahan secara sejajar. Algoritma
merupakan sekumpulan instruksi atau langkah yang terstruktur dan terbatas. Algoritma
biasanya digambarkan dalam bentuk flowchart atau diagram alir. Flowchart merupakan suatu
gambaran yang memperlihatkan suatu perintah atau tahapan-tahapan (algoritma).
Salah satu tindakan keperawatan yang kami lakukan dalam kegiatan PJBL adalah (Cek
tekanan darah). Adapun algoritma (Cek tekanan darah) adalah sebagai berikut.
B. MATEMATIKA EKONOMI
Matematika ekonomi merupakan ilmu matematika yang digunakan pada bidang ekonomi
seperti perhitungan, keuntungan/kerugian, modal, biaya produksi, dan lain sebagainya.
Pengeluaran merupakan pembayaran yang dikeluarkan untuk memenuhi kewajiban di masa
mendatang demi memperoleh beberapa keuntungan.
Adapun rincian pengeluaran selama PJBL adalah sebagai berikut:
No Keperluan /Nama Barang Harga Satuan Qty Total
1 Handscoon Rp2.000 6 Rp12.000
2 Tisue kering Rp5.000 1 Rp5.000
3 Pasta gigi Rp3.000 1 Rp3.000
4 Sabun mandi Rp4.500 1 Rp4.500
5 Sikat gigi Rp4.000 1 Rp4.000
6 Hand sanitizer Rp9.000 1 Rp9.000
7 Pengharum ruangan Rp16.000 1 Rp16.000
8 Minyak angin Rp6.000 1 Rp6.000
9 Minyak wangi Rp20.000 1 Rp20.000
10 Roti Rp13.000 1 Rp13.000
11 Permen kopiko Rp8.000 1 Rp8.000
12 Buah mangga Rp17.500 2 Rp35.000
Rp135.500
Kesimpulan: Total pengeluaran selama PJBL adalah Rp135.500
Tri Hita Karana merupakan konsep atau ajaran dalam agama Hindu yang selalu menitik
beratkan bagaimana antara sesama bisa hidup berdampingan, saling bertegur sapa satu
dengan yang lain, tidak ada riak-riak kebencian, penuh toleransi dan penuh rasa damai. Tri
Hita Karana bisa diartikan secara leksikal yang berarti tiga penyebab kesejahteraan. Istilah
ini terambil dari kata tri yang artinya tiga, hita yang artinya keseimbangan atau sejahtera, dan
karana yang artinya penyebab. Ketiga hal tersebut adalah Parahyangan, Pawongan, dan
Palemahan.
Adapun tiga penyebab kebahagiaan yang dijabarkan dalam konsep Tri Hita antara lain:
Parahyangan, yaitu hubungan harmonis dengan Tuhan. Parahyangan menegaskan bahwa
manusia diharapkan senantiasa menghaturkan sujud bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, Sang Pencipta Alam Semesta beserta isinya.
Pawongan, yaitu hubungan harmonis dengan sesama manusia. Pawongan menekankan
hubungan yang harmonis antar sesama manusia yang dapat diwujudkan dalam hubungan
dalam keluarga, hubungan dalam persahabatan, maupun hubungan dalam pekerjaan.
Palemahan, yaitu hubungan harmonis dengan alam lingkungan. Palemahan menekankan
hubungan antara manusia dengan alam, mencangkup tumbuh-tumbuhan, binatang, dan
lainnya.
1. Hubungan antara manusia dengan tuhan(parahyangan)
Menurut data pengkajian bagian riwayat kesehatan pasien saat ini, pasien sudah tidak bisa
lagi berjalan sehingga membuatnya harus berada di dalam kamar, pasien hanya bisa keluar
jika ada yang membantu dan duduk di tempat tidurnya. Sedangkan menurut data pengkajian
bagian spiritual pasien saat ini, pasien sudah tidak pernah melakukan sembahyang di tempat
suci seperti pura ataupun di merajan. Hal tersebut membuat pasien terpuruk.
Kesimpulan yang kami jelaskan kepada pasien adalah walaupun dengan kondisi pasien yang
tidak bisa berjalan dan melakukan aktivitas seperti biasa tetapi pasien masih bisa melakukan
sembahyang (spiritual) tanpa harus ke tempat suci, tetapi pasien bisa melakukan dengan jalan
lain seperti melakukan persembahyangan di atas tempat tidur/diatas kursi roda dengan posisi
duduk Tuhan bersifat Wyapi wyapaka, meresap berada di mana-mana sehingga dimanapun
kita berdoa atau melakukan persembahyangan itu tidak akan mengurangi makna doa tersebut
jika kita melakukannya dengan tulus,ikhlas dan bersungguh-sungguh.
2. Hubungan harmonis dengan sesama manusia (pawongan)
Menurut data pengkajian pasien mengatakan jarang mengobrol dengan orang sekitar.
Dimana hal tersebut membuat pasien merasa kesepian. Untuk mengurangi rasa kesepian
tersebut kami mengajak pasien mengobrol.
Kesimpulan:
Pada aspek ini mengandung makna bahwa manusia harus memiliki rasa peduli
terhadap sesamanya sehingga akan tercipta hubungan yang baik.
Aspek ini tercermin dalam tindakan berkomunikasi seperti komunikasi antara perawat
dengan pasien dan keluarganya.
3. Hubungan harmonis dengan lingkungan sekitar (palemahan)
Menurut data pengkajian pasien mengatakan jarang menyiram tanaman dan
membersihkan lingkungan sekitar kamar tempat tidur pasien. Dimana hal tersebut dapat
mempengaruhi lingkungan yang kotor dan kurangnya ke asrian tempat tinggalnya. Untuk
mengurangi lingkungan yang kotor dan ke asrian tempat tinggalnya kami mengajak pasien
untuk tetap selalu menjaga kebersihan mulai dari membuang sampah pada tempatnya,
menyiram tanaman, membersihkan area tempat tidur agar pasien selalu merasa nyaman
Lampiran 5 PKK
Berprofesi sebagai caregiver dalam hal ini berarti menjadi seseorang yang memberikan
asuhan keperawatan pada pasien setiap harinya, dalam jangka waktu yang relatif lebih lama.
Seorang caregiver dibutuhkan untuk memberikan perhatian dan kasih sayang pada pasien
yang ditanganinya, yang dalam hal ini sebagian besar adalah para lansia. Meskipun begitu,
seorang caregiver tidak serta- merta dapat mengambil tindakan medis terhadap pasien,
sebagai contoh dalam memasang infus, kateter, selang, dan lain sebagainya yang seharusnya
dilakukan oleh tenaga medis. Secara umum, tugas caregiver adalah mempersiapkan
makanan, menyuapi, memakaikan baju, memindahkan dari tempat tidur ke kursi roda dan
sebagainya. Hal ini bergantung pada kondisi kesehatan lansia yang dirawatnya. Selain itu,
pekerjaan ini juga memerlukan modal paling utama yakni kewajiban moral, kesabaran,
pengertian, sehingga bisa memperlakukannya seperti keluarga sendiri.
Tentu banyak sekali masalah yang kami temukan dalam Project Based Learning kali ini.
Salah satunya seperti, kebanyakan lansia sangat menyukai berbincang. Kesehatan psikologis
Lansia dirasakan penting untuk diperhatikan. Hal ini dikarenakan Lansia memiliki tugas-
tugas perkembangan yang akan mempengaruhi perubahan psikologis nya. Sebagian tugas
perkembangan usia Lansia lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadinya dibanding
dengan kehidupan yang bersangkutan dengan kehidupan orang lain. Umumnya, apabila
seseorang telah memasuki masa Lansia mulai merasakan beberapa kondisi- kondisi
patologis, diantaranya tingkat energi dan tenaga yang menurun tidak seperti masa mudanya,
kulit mulai keriput, kondisi tulang yang makin rapuh, ingatan berkurang, kondisi fisik
mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini menimbulkan dampak pada
kehidupannya, para lansia dituntut untuk melakukan penyesuaian diri dan sosial lebih besar,
sehingga rentang usia Lansia rentan terhadap gangguan atau kelainan fungsi fisik, sosial,
maupun psikologis.Gangguan psikologis yang sering dialami oleh lansia antara lain depresi,
gangguan kecemasan, gangguan tidur, dementia, Alzheimer dan sindroma diagnosis.
Gangguan psikologis pada Lansia ini dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan
kepada orang lain. Namun, sebagian bermasyarakat atau para Lansia itu sendiri kurang
menyadari gejala-gejala gangguan psikologis yang dialami Lansia.
Pada saat melaksanakan Project Based Learning kami menyadari bahwa kebanyakan
keluarga pasien terlalu sibuk untuk menghabiskan setengah harinya untuk bekerja. Pada
pasien yang kami rawat, pasien selalu mengeluh merasa kesepian, merasa tidak adanya figur
kasih sayang yang diterima, kehilangan integrasi secara sosial atau tidak terintegrasi dalam
suatu komunikasi di masyarakat lingkungan sekitar. Hal tersebut membuat pasien menjadi
gelisah karena tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Sehingga pada malam hari tidur
pasien menjadi tidak nyenyak, dan hal itu tentu saja akan mempengaruhi kondisi kesehatan
pasien, baik itu mental maupun fisik.
Adapun poster yang kami buat yaitu sebagai berikut:
Lampiran 6 BAHASA JEPANG
か ん ご じ ょ し ゅ の し ご と な い よ う
し ご と な い よ う
かいご-しゃ
A. グループ: 3
1. ケトゥット・ドウィク・スリャニンシ
2. カデク・ニルマラ・ベルリアナ・デヴィ
3. カデク マルタ ペンディ ブダルサナ
4. ニー・コマン・アユ・スアルティニ
B . かんじゃめい: S さん
C . ちりょうされる びょうき の しゅるい : いえん および ぜん じゅうじ じんたい
( ACL ) そんしょう
D . しごと の がいよう : がくせい は とくべつな くんれん を うけており、 じたく
で くらいあんと に わりあてられた ぱーそなる けあ きのう を じっこうする のうり
ょく が あります。
E . ぎむ と せきにん :
1 . くるまいす の かんじゃ の にゅうよく。
2 . かんじゃ の つめ を きれい に します。
3 . かんじゃ の かみ を あらいます。
4 . かんじゃ の しょっき を そうじします。
5 . かんじゃ の こうこう えいせい。
6 . かんじゃ に IEC を あたえます。
7 . かんじゃ の かんきょう を せいけつ に します。
8 . かんじゃ の しょくじ と のみもの を じゅんびします。
9 . かんじゃ の きがえ を てつだって ください。
10 . みぎ はんしん、 ひだり はんしん、 おうがい の かどうか。
11 . かんじゃ に はいにょう を おこないます。
12 . ROM を やってます。
13 . ごぜんちゅう に かんじゃ に にっこうよく を すすめます。
14 . かんじゃ を へや から つれだします。
15 . かんじゃ の かぞく と の たいじん こみゅにけーしょん を じっしする。
16 . TTV ちぇっく を じっこうします。
17 . ぬる しっぷ を して ください。
18 . なべ を あげます。
19 . しんこきゅう りょうほう。
20 . らじお を たのしんで ください。
21 . せんい の おおい しょくひん と みず を ていきてき に あたえて ください。
22 . かんじゃ を ちゃっと に しょうたいします。
F . さぎょう かんきょう : くらいあんと の いえ の おくない で さぎょうします。
G . かんしゅう: Ns. Ni Luh Werdhi Purnama Yanti, S. Kep
Wenten link video maraosan nganggen bahasa bali sareng pasien selami kalih
minggu ring masyarakat sajeroning:
https://drive.google.com/file/d/1WauwS9FzTut4Nc9gDd9Np_ZO_tE8_BIg/
view?usp=drivesdk