Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

DINAS KESEHATAN
UPT BLUD PUSKESMAS LEPAK
TGH Moehid Al Lepaki Desa Lepak Kecamatan Sakra TimurKabupatenLombok Timur
E-Mail: puskesmaslepak@gmail.com Kode Pos 8367

IDENTIFIKASI
1. Inventarisasi B3
Jumlah B3 di UPT BLUD Puskesmas Lepak

1. Bayclin 10. Klorin


2. Benzidine 11. Lysol
3. Alkohol 96 % 12. Spray
4. Buffer Formalin 13. Porstex
5. Chlorethyl Spray 14. Povidone Iodine
6. Creolin 15. Power Clean-L (Coastic Soda, Trilo Powder,
7. MEtanol Absolut Enzym AR)
8. Rinso 16. Formalin 40 %
9. Sunlight Cair 17. Formalin Tab

Distribusi B3 berdasarkan Ruangan/unit pelayanan/Instalasi

Identifikasi 1
No Area Pemakaian (Instalasi) Jenis B3
1 Instalasi Rawat jalan/poliklinik 1. Alcohol 70 %
2. Clear pembersih kaca
3. Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
4. Povidone Iodine
5. Chlorine
6. Creolin
7. Deterjen/ Sunlight cair/ Rinso bubuk/ lifebuoy
batangan

8. Porstex
9. Pengharum ruangan-glade
10. Baygon spray
11. Alkohol swab

2 Instalasi Rawat Inap 1. Alcohol 70 %


2. Povidone Iodin
3. Chlorine/ bayclin
4. Deterjen Rinso, s
5. Sunlight cair,
6. Sabun mandi cair lifebuoy cair,
7. Shampoo sachet cair sunsilk,
8. Porstek
9. Baygon spray
10. Glade
11. Clear pembersih kaca

Identifikasi 2
Identifikasi 3
14. Borax gliserin
15. Minyak zaitun
16. Minyak kayu putih
17. Baby oil
18. Gliserin minum-pasien mata
19. Lysol
20. Savlon
21. Hibiscrub?
22. Rivanol?
23. Alkohol swab

3 Ruang Tindakan 1. Alkohol 70%


2. Porstex
3. Detergen Rinso
4. Povidine Iodine
5. Baygon spray
6. Clear pembersih kaca
7. Alkohol swab
8. Kapur barus-bagus
9. Bayclin

Identifikasi 4
4 Laboratorium 1. Alkohol 96%
2. Alkohol 70%
3. Creolin
5. Rinso
6. Glade
7. Alkhohol swab

5 Imunisasi 1. Alkohol 96%


2. Alkohol 70%
3. Creolin
4. Rinso
5. Glade
6. Alkhohol swab

6 KIA 1. Alcohol 96 %
2. Alkohol 96%
3. Alkohol 70%
4. Creolin
5. Rinso
6. Glade
7. Alkhohol swab
7 Poli Gigi 1. Alcohol 70 %
2. Povidone Iodin
3. Chlorine/ bayclin
4. Deterjen Rinso, s
5. Sunlight cair,
6. Sabun mandi cair lifebuoy cair,
7. Shampoo sachet cair sunsilk
8. Porstek
9. Baygon spray
10. Glade
11. Clear pembersih kaca

Identifikasi 5
8 Poli Umum dan Lansia 1. Alcohol 96 %
2. Alkohol 70%
3. Creolin
4. Rinso
5. Glade
6. Alkhohol swab
7. Creolin-Axi pel
8. Porstex
9. bayclin

9 Poli Khusus 1. Alcohol 96 %


2. Alkohol 70%
3. Creolin
4. Rinso
5. Glade
6. Alkhohol swab
7. Creolin-Axi pel
8. Porstex
9. bayclin

9. Inventarisasi Limbah Berbahaya

1. Limbah Radioactive: tidak ada


2. Limbah farmasi: cairan/ bahan padat pengolahan obat/ bahan medis farmasi

3. Limbah Infeksius dan benda tajam: cairan, bagian tubuh pasien; bahan/ alat yang kontak
dengan pasien. Benda tajam: silet/ pisau, jarum, pecahan ampul, dll

4. Limbah kimia: seperti gula, asam amino, garam tertentu, cairan kimia buangan di unit
radiologi dan laboratorium

Identifikasi 6
5. Limbah merkuri: jatuhan merkuri

Identifikasi 7
PENATALAKSANAAN
1. Pengelolaan B3: Pengadaan-Penyimpanan di gudang distribusi (transportasi)- Penyimpanan
di unit pelayanan-Pemakaian B3 dan alur pengelolaan limbah berbahaya
a. Pengadaan dilakukan berdasarkan kebutuhan akan B3 diunit pelayanan sesuai dengan
ketentuan RS
b. Penyimpanan di gudang:
 Bahan mudah terbakar seperti alcohol , ditempatkan pada area yg jauh dari panas
dilakukan berdasarkan kebutuhan akan B3 di unit pelayanan
 Bahan kimia ditempatkan di gudang medis di lemari B3
 Bahan-bahan berbahaya yang tidak memiliki resiko terbakar ditempatkan dilemari
penyimpanan biasa
c. Distribusi-transportasi: bahan berbahaya (radiologi dan lab) diambil dari gudang rumah
sakit untuk dibawa ke unit pelayanan menggunakan troly dengan kemasan asli dari
produsen
d. Penyimpanan di unit pelayanan: ruang perawatan menyimpan bahan yang dipakai sesuai
dengan kebutuhan dalam 1 minggu, yang disimpan di lemari penyimpanan bahan
berbahaya di gudang ruangan. Jumlah Bahan yang disimpan hanya untuk memenuhi
kebutuhan 1 minggu pengambilan B3 dilakukan setiap hari ke gudang rumah sakit
e. Penggunaan dan penanganan bila terkena B3 pada tubuh: semua B3 digunakan sesuai
dengan MSDS
f. Penatalaksanaan tumpahan dengan peralatan dan prosedur perlindungan yang sesuai :
tangan, tissue/ koran untuk mengambil tumpahan, disemprotkan desinfektan lalu di lap.
 Tumpahan mercuri dengan menggunakan spill kit mercuri: sarung tangan, masker,
gaun dan topi; spuit 10 cc, serbuk belerang, spon, kuas, zip lock
 Tumpahan citotocic dengan menggunakan: sarung tangan , masker N95, gaun, topi,
google, sepatu boot; cairan deterjen; lap absorband

2. Pembuangan limbah berbahaya

 Limbah citotocic: ampul, vial, spuit obat kemoterapi dit kantong plastic merah,
dihancurkan ke incinerator dengan suhu 1200° C

 Limbah Radioactif: tidak ada

Identifikasi 8
 Limbah farmasi: dibuang ke saluran IPAL untuk limbah cair dan ke incinerator untuk
limbah padat yang dibungkus dengan kantong plsatik warna coklat

 Limbah Infeksius dan benda tajam: dibungkus dengan kantong plastic kuning dibuang ke
incinerator, sedangkan benda tajam dikumpulkan dalam container dan langsun

dihancukan ke incenerator selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan B3 atau ke


landfill setelah residunya aman

 Limbah kimia: seperti gula, asam amino, garam tertentu dibuang ke saluran IPAL, limbah
kimia cair dari ruangan radiologi ditampung dalam jirigen tertutup yang selanjutnya
dikirim ke rekanan terkait untuk pemusnahannya.

 Limbah merkuri: tidak boleh dibakar dan tidak boleh dibuang ke landfill. Limbah ini
dibungkus dengan kantong plastik warna ungu dikirim ke institusi yang
bertanggungjawab untuk dikirim ke pengolahan yang ditentukan Negara

3. Transportasi-Pembuangan Limbah

Berkaitan dengan jalur transportasi rutin pembuangan limbah yang sama dengan jalur lalu lintas
staf, pengunjung dan juga alat/ bahan bersih maka ditentukan jadwal untuk waktu pembuangan
limbah yang meminimalkan kontak dengan hal diatas yaitu sehari 2 kali, pagi jam infeksious dari
ruangan menular dibungkus double dengan plastic berwarna kuning bila berasal dari ruangan
infectious pada saat transport ke tempat pembuangan akhir di rumah sakit. Sampah yang telah
terkumpul max dengan volume 2/3 dari plastic penampung dan paling lama tersimpan selama 2 x
24 jam, diikat dan dibawa ke penampungan akhir sampah di RS. Untuk limbah cair dari CSSD,
Gizi, Kamar operasi, Laboratorium, dan unit pelayanan pasien masuk ke saluran IPAL Rumah
sakit.

Untuk menjamin agar limbah cair medis yg dihasilkan Rumah sakit aman bagi lingkungan maka
dilakukan control melaului ikan yang ditempatkan di bak control disamping juga dilakukan uji
kualitas air dilakukan 1(satu) bulan sekali

Identifikasi 9
4. Prosedur Emergency Terhadap Tumapahan Dan Kebocoran

Tumpahan dan kebocoran dalam jumlah besar membutuhkan penanganan emergency-(mengacu


pada penatalaksanaan kedaruratan/ bencana)

5. Pelabelan

No Kategori Warna Kontainer/ Lambang Keterangan


Kantong
Plastik
1 Radioaktif Merah Kantong box timbal dengan
symbol radioaktif
2 Sangat Kuning kantong plastik Double
infeksius dari
ruang menular

3 Limbah Kuning kantong plastik Double


infeksius,
patologi dan
anatomi
4 Sitoksis Ungu kantong plastik Double
5 Limbah kimia Coklat kantong plastik
dan farmasi

KOORDINASI DAN KEWENANGAN


1. Kepala UPT BLUD Puskesmas Lepak menerima laporan tim K3 mengenai pelaksanaan
program pengendalian B3 dan memberikan dukungan untuk memfasilitasi kelanjutan
program dari segi pembiayaan maupun kebijakan
2. Tim K3 melakukan pengelolaan terhadap B3 dan limbah berbahaya dengan berkoordinasi
UPT BLUD Puskesmas Lepak program Kesehatan Lingkungan
3. Staf yang bertanggungjawab terhadap penggunaan B3 dan limbah berbahaya ini
bertanggungjawab untuk untuk menggunakan dan pengelolanya dengan aman sesuai SPO

Identifikasi 1
0
PROGRAM REVIEW DAN EVALUASI
1. Tim K3 menyusun program monitoring terhadap pengelolaan B3 dan limbah berbahaya
UPT BLUD Puskesmas Lepak
2. Program monitoring menjadi satu dengan program inspeksi Penatalaksanaan Fasilitas dan
keselamatan UPT BLUD Puskesmas Lepak
3. Menyusun perencanaan dari hasil monitoring
4. Menyusun laporan perkembangan dari hasil monitoring dengan analisis dan rekomendasi
untuk peninngkatan pengelolaan B3 dan limbah yang aman bagi lingkungan dan staf serta
pasien dan pengunjung. Laporan yang dibuat secara rutin setiap 6 bulan sekali kepada
Kepala UPT BLUD Puskesmas Lepak

PROGRAM PENDIDIKAN
1. Setiap pegawai baru di berikan informasi tentang penatalaksanaan B3 dan limbah berbahaya
2. Staf terkait diinformasikan sedikitnya 2 tahun sekali program penatalaksanaan B3 dan
limbah berbahaya
3. Staf yang terlibat mendapatkan pelatihan untuk pengelolaan B3 dan limbah berbahaya.

I. SOP PENANGGULANGAN BILA TERJADI KONTAMINASI B3


Kebijakan :
1. Jeni-jenis bahan beracun dan berbahaya dan semua jenis asam dan basa kuat (28 jenis
bahan)
2. Ada pelatihan penanggulangan bila terjadi kontaminasi bahan beracun dan
berbaya. Prosedur :
1. Alkohol : Jika tertelan, segera berikan minum kopi tubruk atau emetic dengan mustard 1
sendok makan dicampur air dan garam dapur
2. Fenol : Jika tertelan, sebera minum susu, lakukan bilas lambung dengan menggunakan oleum
olivarum
3. H2O2 dan Formalin : Pada bagian tubuh yang terkena segera cuci dan bilas dengan air
mengalir
4. N2O : Segera bersihkan tubuh korban, berikan oksigen dan prednisone dosis tinggi
5. Asam dan Basa kuat, seperti : HCL, H2So4, dann NaOH Jika tertelan, berikan minum susu,
apabila bahan terminum dalam konsentrasi pekat tidak boleh dilakukan bilas lambung
6. Bila pertolongan pertama belum tuntas segera kirim ke UGD untuk mendapatkan penanganan
lebih lanjut
Identifikasi 10
II. SOP PENGELOLAAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)
Kebijakan :
Jenis-jenis bahan beracun dan berbahaya (B3) : Alkohol, Fenol, H2O2, Formalin, dan semua
jenis asam dan basa berat
Prosedur :
1. Bahan berbahaya, ( Alkohol, Fenol, H2O2, Formalin, dan semua jenis asa dan basaberat
(28 jenis bahan) ditempatkan dan disimpan dengan baik dan aman sesuai dengan
peruntukannya dan dikelompokkan sesuai dengan MSDS
2. Bahan berbahaya diberikan label nama, tanda bahaya atau peringatan berbahaya
3. Pastikan tersimpan dalam keadan aman

III. SOP PENGELOLAAN SAMPAH BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)


Kebijakan :
Jenis-jenis sampah bahan beracun dan berbahaya (B3) meliputi Alkohol, Fenol, H2O2,
Formalin, dan semua jenis asam dan basa kuat (28 jenis bahan )
Prosedur :
1. Ditampung dalam wadah khusus dan diberi label dan tanda berbahaya
2. Ditempatkan pada tempat di Gudang medis
3. Dibuang dengan dan ditangani sesuai pembagian
IV. SOP PENGADAAN JASA,BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)
Kebijakan :
1. Penerapan K3 RS
2. Jenis-jenis bahan beracun dan berbahaya (B3) : Alkohol, dan semua jenis asam dan basa
berat (28 jenis bahan)
Prosedur :
1. Setiap jenis bahan berbahaya dan beracun (B3) yang akan diadakan adalah yang
sudah terdaftar pada Direktorat Jendral Pengawasa Obat dan Makanan Kementrian
Kesehatan RI. Oleh distributor, importer atau Produsen dengan bukti pendaftaran.
2. Bahan berbahaya dan beracun (B3)myang diadakan harus sudah diberi wadah,
dikemas dengan baik dan aman

Identifikasi 11
3. Pada wadah atau kemasan harus dicantumkan penandan yang meliputi : nama sediaan
atau nama dagang, nama bahan aktif, isi berat netto, kaliomat peringatan, tanda dan
symbol berbahaya.
4. Penandaan pada wadah atau kemasan harus jelas dan mudah dibaca, tidak mudah
luntur oleh sinar maupun cuaca
5. Pihak penyedia bahan berbahaya dan beracun harus membuat Material Safety Data
Sheet (MSDS) yaitu berupa lembar data pengaman yang membuat informasi dari
pabrik tentang sifat khusus (fisika maupun kimia) dari bahan, cara penyimpanan,
resiko dan cara penanggulangan bila terjadi kontaminasi.

V. SOP PENYIMPANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)


Kebijakan :
1. Jenis-jenis bahan berbahaya dan beracun meliputi : Alcohol, Fenol, H2O2, Formalin, dan
semua jenis asam dan basa kuat
2. Tersedia tempat penyimpanan bahan beracun dan berbahaya
3. Tersedia ruangan penyimpanan dengan persyaratan :
a. tertutup rapat dilengkapai dengan kunci
b. ventilasi dan pencahayaan cukup
c. ada pengamanan sumber listrik.
d. pada bagian luar pintu di beri tanda peringatan
4. Adakan supervisi untuk pengawasan bahan beracun dan berbahaya yang tersimpan dan
pastikan dalam keadaan aman

Prosedur :
1. Bahan beracun dan berbahaya diterima harus disertai MSDS
2. Penyimpanan bahan beracun dan berbahaya dikelompokkan sesuai potensi bahaya sendiri
yang tercantum pada MSDS
3. Pada sisi luar pintu penyimpanan dipasangi label yang berisi :
a. Nama bahan
b. Tanda bahaya
c. Tanda peringatan (symbol bahaya)
d. Bobot dan volume bahan

Identifikasi 12
VI. SOP PENANGANAN TUMPAHAN MERCURI
Kebijakan :
1. Undang Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)
3. Undang – undang RI No. 32 tahun 2009 tentang Pelindungan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
4. Keputrusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkugan (UPL)

Prosedur :
1. Ambil kit untuk penanganan tumpahan merkuri yang tertumpah
a. 4-5 pcs plastic
b. Kantong plastic sampah tebal warna ungu (citotoksik)
c. Sarung tangan latex
d. Masker
e. Spuite besar tanpa jarum
f. Senter
g. Bubuk belerang
h. Spidol untuk menulis /labeling
i. Wadah kecil dengan penutup untuk wadah merkuri
j. Spon karet
k. Paper towel
l. Tissue gulung
2. Pakailah APD seperti : sarung tangan, hand scund, dan masker
Lepaskan segala jenis perhiasan dari tangan maupun pergelangan tangan agar
merkuri tidak berikatan dengan logam mulia dengan langkah-langkah sebagai
berikut
:

Identifikasi 13
a. Ganti pakaian dan sepatu dengan bahan yang mudah dibuang apabila terjadi
paparan atau kontaminasi
b. Isolasi area yang terkontaminasi Mercuri dan matikan sistem ventilasi dalam
ruangan untuk menghidari penyebaran merkuri
3. Ambillah secara hati-hati jika terdapat pecahan kaca atau benda tajam pada
tumpahan tersebut
4. Tempatkan semua pecahan tersebut pada lembaran Tissue Gulung, kemudian lipat
dan masukkan kedalam plastic zip lock, amankan dengan diberi label
5. Gunakan alat pembersih spons karet untuk mengumpulkan merkuri, sapukan dengan
gerakan searah perlahan-lahan agar merkuri tidak menyebar, kemudian ambil lampu
senter dan carilah tumpahan merkuri di tempat atau sudut yang agak gelap dan
mungkin menempel di permukaan lainnya
6. Gunakan sedotan/spuite tanpa jarum untuk mengangkat tumpahan mercuri dari
permukaan yang terkontaminasi, tempatkan pada paper towel (tissue gulung ) basah
secara hati-hati, masukkan kedalam plastic zip lock dan masukkan kedalam tempat
khusus yang bertutup serta diberi label. Setelah menyingkirkan tumpahan merkuri
yang lebih besar, gunakan bubuk belerang untuk menyerap merkuri
7. Tempatkan semua perlengkapan pembersih tersebut termasuk sarung tangan kedalam
kantong plastic
8. Masukan semua barang-barang dalam wadah plastic sampah berwarna ungu dan
amankan serta diberi label “Awas Berbahaya Merkuri”
9. Semua sampah tersebut dimasukkan kedalam satu wadah untuk disimpan pada
tempat khusus yang aman dengan ventilasi yang baik

VII. SOP PEDOMAN IPAL


Kebijakan :
1. Tersedia fasilitas pengolahan limbah ( IPAL ) dan peralatan yang memadai
2. Seluruh air buangan yang dihasilkan dalam kegiatan pelayanan kesehatan disalurkan ke
IPAL
3. Saluran IPAL memiliki kemiringan yang baik sehingga air mengalir lancar
4. Tenaga pemelihara IPAL mempunyai kemampuan yang memadai ( terampil )
5. Pemeriksaan secara berkala kwalitas air buangan ( Out put )

Identifikasi 14
6. Kep. Menkes. RI. No. : 1204 / Menkes./SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan

7. Prosedur :

1. Periksa dan cek panel kontrol dan swicth monitoring masing-masing pompa
2. Periksa dan bersihkan bak kontrol dari sampah dan lemak yang ada
3. Periksa panel blower kompresor pada bak Equalisasi
4. Periksa dan bersihkan Septiktank dari sampah dan kotoran lainnya.
5. Melakukan drine system secara rutin 2 (dua) kali dalam seminggu agar bakteri
berkembang dalam bak biofilter berfungsi dengan normal
6. Periksa bak kontak dan tambahkan Chlorine bila diperlukan pada tangki Klor
7. Bersihkan sampah pada Bak dan Kolam indicator
8. Periksa kwalitas air buangan secara Laboratorium setiap 1 (satu) bulan sekali

VIII. SOP PEDOMAN PENYEHATAN AIR BERSIH


Kebijakan :
1. Kep.Menkes. RI No.: 907 / Menkes. / SK / VII / 2002 tentang Syarat – syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum.
1. Tersedia sarana untuk menyimpan air bersih 1 X 24 jam apabila terjadi kerusakan
pada jalur distribusi ke UPT BLUD Puskesmas Lepak dari PDAM.
2. Tersedia air bersih yang cukup kuantitas dan kualitasnya ( 500 Ltr/TT/hari )
3. Dilakukan pemeriksaan Laboratorium tentang kualitas air bersih secara berkala
4. Pencatatan dan pelaporan tentang pemantauan kualitas dan kuantitas air bersih
Prosedur :
2. Petugas secara berkala melakukan monitoring tentang pendistribusianair bersih ke
seluruh UPT BLUD Puskesmas Lepak
3. Petugas melakukan perbaikan terhadap kerusakan dan kebocoran dalam
pendistribusian air bersih di UPT BLUD Puskesmas Lepak
4. Dalam perbaikan hindari terjadinya persambungan silang yang dapat menyebabkan
kontaminasi terhadap sistem pendistribusian tersebut.
5. Petugas melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih secara berkala
dan minimal dapat dilakukan setahun sekali sesuai junkis Dirjen PPM dan PL
Departemen Kesehatan.

Identifikasi 15
6. Pemeriksaan kimia air minum dan air bersih dilakukan 1 (satu) kali sebulan dan titik
pengambilan sampel pada masing-masing reservoir dan keran terjauh dari reservoar.
7. Titik pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi terutama pada air kran
dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin, kamar bayi dan ruang makan, tempat
reservoar dan pada titik rawan pencemaran.
8. Apabila dalam hasil pemeriksaan kualitas air terdapat parameter yang menyimpang
dari standar maka harus dilakukan pengolahan sesuai parameter yang menyimpang.

IX. SOP PENGELOLAAN LIMBAH CAIR


Kebijakan :
1. Permenkes. No. : 1204 tahun 2004 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
2. Peraturan Gubernur Bali No. 08 Tahun 2007 tentang Standar Baku Mutu Lingkungan
3. Undang – Undang Nomor : 32 Tahun 2009 tentang B3
4. Petugas yang menangani harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
5. Tersedia sarana dan fasilitas pengelolaan limbah cair
6. Ada formulir / buku pemantauan pengelolaan limbah
Prosedur :
Prosedur Kerja Limbah Cair :
1. Limbah cair yang dihasilkan tiap unit pelayanan disalurkan melalui saluran IPAL
yang tertutup termasuk resapan dari septik tank, terpisah dengan jalur pembuangan air
hujan
2. Pengumpulan limbah cair B3 harus menggunakan Kontainer yang kuat dan tidak
mudah dibuka orang yang tidak bertanggung jawab dan diberi label
3. Limbah yang berasal dari Laboratorium didekontaminasi terlebih dahulu dan air sisa
pembuangannya disalurkan ke saluran IPAL
4. Kriteria khusus Wadah limbah cair Radiologi ( Fixer & Undeveloped ) :
a. Tahan korosif dan kedap air
b. Terdapat tanda atau label yang jelas
c. Mudah dipindahkan dan limbahnya tidak mudah dikeluarkan.
d. Khusus Limbah Fixer dan Undeveloped bila tidak menghubungi suplayer untuk
program pengambilan kembali untuk untuk program pengambilan kembali untuk
pengolahan lanjutan
e. Cairan sisa pengolahan lainnya dapat disalurkan ke saluran IPAL

Identifikasi 16
5. Limbah cair yang berasal dari Dapur ( Instalasi Gizi ) sebelum dibuang ke saluran
IPAL dipasang bak penangkap lemak
6. Dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas air buangan sebelum olahan maupun setelah
proses pengolahan di IPAL out putnya secara berkala setiap 1 (satu) bulan sekali
7. Saluran IPAL secara berkala dibersihkan agar aliran lancar dan bakdibersihkan dari
sampah secara periodik agar pompa-pompa tidak rusak
8. Petugas dalam bekerja menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) dan pakaian kerja

X. SOP PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH


Kebijakan :
1. Permenkes. No. : 1204 tahun 2004 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
2. Undang – Undang Nomor : 18 Tahun 2008 tentang Sampah
3. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
4. Petugas yang menangani harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
5. Tersedia tempat sampah yang cukup sesuai dengan jenis sampah
6. Ada formulir / buku pemantauan pembuangan sampah.
Prosedur :
Prosedur Kerja Dalam Pemanfaatan Sampah Padat :
1. Dilakukan pemilahan dalam pengumpulan dan pembuangan sampah seperti sampah
organik, sampah anorganik dan sampah khusus ( spesifik )
2. Masing – masing Tong sampah dilapisi dengan kantong plastic
3. Pewadahan sampah :
a. Tong Sampah dilapisi plastic warna kuning untuk tempat sampah medis
b. Tong Sampah dilapisi plastic warna hitam dilengkapi label sampah anorganik
untuk jenis sampah kertas, botol, plastic dan sejenisnya.
c. Tong Sampah dilapisi plastic warna hitam dilengkapi label sampah organic untuk
jenis sampah daun, sisa makanan dan sejenisnya
4. Petugas kebersihan ruangan mengangkut sampah ke TPS sesuai dengan jalur, jadwal
dan jenis sampah dari unit ruangan pelayanan
5. Alat angkut yang dipergunakan harus kuat dan kedap air sehingga tidak ada yang
tercecer dalam perjalanan
6. Melakukan pensortiran terhadap sampah yang masih memiliki nilai ekonomis, baik
sampah anorganik yang dilakukan pemilahan di TPS (container) seperti : plastik,

Identifikasi 17
kertas, kaleng, dll dikumpulkan tersendiri sedangkan sampah organic untuk
pembuatan pupuk kompos
7. Dilakukan pembersihan/pencucian tempat sampah (wadah) secara berkala

Ditetapkan di : Ulakan
Pada tanggal : 10 Januari 20 20

Kepala UPTD Puskesm as Manggis I,

NI WAYAN PUT U SUATI

Identifikasi 18
Identifikasi 19
Identifikasi 20
Identifikasi 21

Anda mungkin juga menyukai