DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KUTA SELATAN
Jalan Srikandi No 40A Kel.Benoa Kec.Kuta Selatan Telp. (0361)771957
Email : kutasel_dikesbadung@yahoo.com
Website : http://dikes.badungkab.go.id/puskesmaskutaselatan
KESEHATAN IBU
DISAHKAN OLEH :
I. PENDAHULUAN
Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta membangun
seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang
– Undang Dasar. Pembangunan nasional diantaranya pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan
dan ekonomi. Program Indonesia Sehat merupakansalah satu program dari agenda ke -5 Nawa Cita,
yaitu meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini selanjutnya menjadi program
utama pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana Startegis (Renstra) Kementrian
Kesehatan Tahun 2015-2019. Oleh karena itu pembangunan di bidang kesehatan harus dilaksanakan
sebagai bagian integral dari pembangunan nasional karena pada dasarnya pembangunan nasional di
bidang kesehatan berkaitan erat dengan peningkatan mutu sumber daya manusia yang merupakan
modal dasar dalm melaksanakan pembangunan.
Salah satu indicator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi
rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) World Health Organisasion
(WHO) juga menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap kesehatan ibu dan anak, hal ini ditunjukkan
dalam target MIllenium Development Goal (MDG’s) pada poin ke empat dan kelima yaitu menurunkan
Angka Kematian IBu (AKI) yang saat ini sudah diganti menjadi Sustainable Development Goals
(SDG’s) yang mencanangkan pada tahun 2030 mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per
100.000 kelahiran hidup, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah dengan seluruh
Negara berusaha menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) setidaknya hingga 12 per 1000 kelahiran
hidup dan Angka Kematian BAlita 25 per 1000 kelahiran hidup (Keputusan Mentri Kesehatan No 97
Tahun 2015)
Propinsi Bali mencatat jumlah kematian ibu pada tahun 2017 mencapai 45 kematian dengan jumlah
kelahiran hidup sebesar 65.564 kelahiran hidup (68.6/100.000 KH ). Bila dibandingka dengan target
AKI di Propinsi Bali pada tahun 2017 telah mencapai target bahkan Angka Kematian Ibu lebih kecil
dari target yng ditentukan yaitu 95/100.000 KH. Berdasarkan data dari dinas kesehatan kabupaten
badung mencatat AKI pada tahun 2017 sebesar 34.51 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data
yang diperoleh dar UPT Puskesmas Kuta Selatan pada tahun 2017 tidak tercatat adanya kematian Ibu
sedangkan tahun 2018 tercatat satu orang kematian Ibu. Sedangkan angka kematian bayi tahun 2017
di Wilayah Kuta Selatan tercatan sebanyak 4 orang kematian dan tahun 2018 tercatan sebanyak 3 orang
kematian bayi. Masih adanya angka kematian Ibu dan Angka Kematian bayi di kuta selatan tidak
terlepas dari kurang maksimalnya Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) di wilayah kuta selatan.
Puskesmas Kuta Selatan mewilayahi 3 Desa dan 3 Kelurahan dengan luas wilayah 101,13 km, jumlah
penduduk 105.434 jiwa dan dengan mobilitas penduduk yang tinggi mempunyai tantangan tersendiri
dalam melakukan Pemantau Wilayah Setempat Ibu dan Anak. Rendahnya cakupan K1, K4, Cakupan
Persalinan, KF1, KF3, KN1, KNL di tahun 2022 membuktikan bahwa Pemantauan Wilayah Setempat
untuk kesehatan Ibu dan Bayi secara kuantitas dan kualitas perlu ditingkatkan ditahun mendatang.
Rendahnya cakupan di tahun 2022 ini dilatarbelakangi oleh banyak factor yakni kurangnya sinergitas
unsur unsur terkait (Bidan Koordinator, Bides, darbin, kepala lingkungan, kader posyandu, dasawisma,
Bidan KBS, PMB, Klinik dan RS), mobilitas penduduk yang tinggi, penggunaan kohort dalam
pencatatan dan pemantauan ibu hamil belum maksimal serta system monitoring dan evaluasi yang
belum memadai. Oleh karena itu untuk meningkatkan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
dan Bayi di Wilayah Puskesmas Kuta Selatan disusunlah program inovasi yang disebut
“TIGERPANKOWER” yaitu Temukan Identifikasi Ibu Hamil dengan Menggerakkan Unsur Unsur
Terkait (Bidan Koordinator, Darbin, Kepala Lingkungan, Kader Posyandu, Dasa Wisma, KBS, PMB,
Klinik dan RS). Setelah sasaran ditemukan Pantau Sasaran dengan Menggunakan Kohort kemudian
Evaluasi kegiatan dengan menggunakan SOFTWARE E KOHORT
II. IDENTIFIKASI MASALAH, PRIORITAS MASALAH DAN ANALISIS
PENYEBAB MASALAH DAN ALUR KEGIATAN
A. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah pada program KIA pada tahun 2022 didasarkan pada capaian indikatir
kinerja layanan kesehatan ibu tahun 2022. Adapun capaian indicator kinerja pada tahun
2022 ditampilkan pada tabel.
Tabel 1 Hasil Capaian Indikator Kinerja Layanan Kesehatan Ibu Tahun 2022
Dari hasil analisis tersebut didapatkan tiga prioritas masalah pada program kesehatan ibu tahun
2022 yaitu :
1. Sebanyak 10,54 % ibu hamil di wilayah puskesmas kutsel tidak melakukan kunjungan
K1 tahun 2022 (Cakupan K1)
2. Sebanyak 23,65 % ibu bersalin di wilayah puskesmas kutsel tidak tidak diketahui status
persalinannya di tahun 2022 (Cakupan Persalinan Nakes)
3. Sebanyak 102,14% (2 orang) ibu meninggal pada masa kehamilan persalinan dan nifas di
wilayah puskesmas kuta selatan tahun 2022 (AKI)
C. Analisis Penyebab Masalah
Dari tiga prioritas masalah yang telah ditentukan maka disusun analisis penyebab
masalah dengan menggunakan fishbone. Berikut ini analisis penyebab masalah
prohram kesehatan ibu.
1. Analisis fish bone Cakupan K1
PENEMUAN SASARAN
DI POLI/PUSTU
PENEMUAN
PENEMUAN SASARAN
SASARAN IDENTIFIKASI SASARAN
OLEH RAKTISI
OLEH KADER OLEH BIDES
SWASTA
PELAPORAN DENGAN
SOFTWARE E KOHORT
EVALUASI KEGIATAN
Rincian kegiatan dari alur diatas dijelaskan dalam tabel berikut ini
Tabel 4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Target Capaian
B. Pembahasan
Dari hasil cakupan program kesehatan ibu semester pertama ditemukan bahwa
cakupan K1, K4, Persalinan, dan Nifas masih belum mencapai target. Cakupan K1 dengan
kesenjangan 5,1 %, K4 dengan kesenjangan 13,21 %, Persalinan dan nifas sebesar 8%.
Walaupun demikian apabila dinadingkan dengan capaian kinerja program ibu semester 1
tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada tahun ini. Dimana kesenjangan cakupan K1,
K4, Persalinan dan Nifas tahun 2021 mencapai lebih dari 10 %.
Capaian kinerja program kesehatan ibu semester 1 mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan capaian semester 1 tahun 2021. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya Kerjasama dengan lintas sector dan praktisi swasta dalam penemuan sasaran
(bumil, bulin, bufas). Telah terjalinnya Kerjasama dengan praktisi swasta dalam pelaporan
sasaran kesehatan ibu telah meningkatkan cakupan kinerja program kesehatan ibu.
Walaupun demikian capaian masih kurang dari target yang ditetapkan sehingga kegiatan
inovasi ini masih perlu di tingkatkan terutama pada kinerja kader kesehatan dalam
menemukan ataupun menjaring ibu hamil bersalin dan nifas diwilayah kerjanya terutama
bagi sasaran yang tidak memeriksakan kehamilannya dan tidak bersalin di fasilitas
kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kuta Selatan