Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KUTA SELATAN
Jalan Srikandi No 40A Kel.Benoa Kec.Kuta Selatan Telp. (0361)771957
Email : kutasel_dikesbadung@yahoo.com
Website : http://dikes.badungkab.go.id/puskesmaskutaselatan

KESEHATAN IBU

PDSA INOVASI TIGERPANKOEWARE


PROGRAM KESEHATAN IBU
UPTD PUSKESMAS KUTA SELATAN
TAHUN 2023

TIM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)


UPTD. PUSKESMAS KUTA SELATAN
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KUTA SELATAN
Jalan Srikandi No 40A Kel.Benoa Kec.Kuta Selatan Telp. (0361)771957
Email : kutasel_dikesbadung@yahoo.com
Website : http://dikes.badungkab.go.id/puskesmaskutaselatan

PDSA INOVASI TIGERPANKOEWARE


PROGRAM KESEHATAN IBU
UPTD PUSKESMAS KUTA SELATAN
TAHUN 2023

DISAHKAN OLEH :

Kepala UPTD Puskesmas Kuta Selatan Kuta Selatan, 10 Januari 2023


Penanggung jawab UKM Esensial

dr. I Made Sugiana, M.Kes


NIP. 19751205 200312 1 010 Dr. Ni Putu Nilam Rasa Surma, S.ked
NIP 198810222019032014
LAPORAN PROGRAM PERBAIKAN MUTU BERKESINAMBUNGAN
UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU LAYANAN
PUSKESMAS KUTA SELATAN MELALUI SIKLUS PDSA
PROGRAM KESEHATAN IBU SEMESTER I TAHUN 2023

I. PENDAHULUAN
Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta membangun
seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang
– Undang Dasar. Pembangunan nasional diantaranya pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan
dan ekonomi. Program Indonesia Sehat merupakansalah satu program dari agenda ke -5 Nawa Cita,
yaitu meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini selanjutnya menjadi program
utama pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana Startegis (Renstra) Kementrian
Kesehatan Tahun 2015-2019. Oleh karena itu pembangunan di bidang kesehatan harus dilaksanakan
sebagai bagian integral dari pembangunan nasional karena pada dasarnya pembangunan nasional di
bidang kesehatan berkaitan erat dengan peningkatan mutu sumber daya manusia yang merupakan
modal dasar dalm melaksanakan pembangunan.
Salah satu indicator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi
rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) World Health Organisasion
(WHO) juga menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap kesehatan ibu dan anak, hal ini ditunjukkan
dalam target MIllenium Development Goal (MDG’s) pada poin ke empat dan kelima yaitu menurunkan
Angka Kematian IBu (AKI) yang saat ini sudah diganti menjadi Sustainable Development Goals
(SDG’s) yang mencanangkan pada tahun 2030 mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per
100.000 kelahiran hidup, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah dengan seluruh
Negara berusaha menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) setidaknya hingga 12 per 1000 kelahiran
hidup dan Angka Kematian BAlita 25 per 1000 kelahiran hidup (Keputusan Mentri Kesehatan No 97
Tahun 2015)
Propinsi Bali mencatat jumlah kematian ibu pada tahun 2017 mencapai 45 kematian dengan jumlah
kelahiran hidup sebesar 65.564 kelahiran hidup (68.6/100.000 KH ). Bila dibandingka dengan target
AKI di Propinsi Bali pada tahun 2017 telah mencapai target bahkan Angka Kematian Ibu lebih kecil
dari target yng ditentukan yaitu 95/100.000 KH. Berdasarkan data dari dinas kesehatan kabupaten
badung mencatat AKI pada tahun 2017 sebesar 34.51 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data
yang diperoleh dar UPT Puskesmas Kuta Selatan pada tahun 2017 tidak tercatat adanya kematian Ibu
sedangkan tahun 2018 tercatat satu orang kematian Ibu. Sedangkan angka kematian bayi tahun 2017
di Wilayah Kuta Selatan tercatan sebanyak 4 orang kematian dan tahun 2018 tercatan sebanyak 3 orang
kematian bayi. Masih adanya angka kematian Ibu dan Angka Kematian bayi di kuta selatan tidak
terlepas dari kurang maksimalnya Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) di wilayah kuta selatan.
Puskesmas Kuta Selatan mewilayahi 3 Desa dan 3 Kelurahan dengan luas wilayah 101,13 km, jumlah
penduduk 105.434 jiwa dan dengan mobilitas penduduk yang tinggi mempunyai tantangan tersendiri
dalam melakukan Pemantau Wilayah Setempat Ibu dan Anak. Rendahnya cakupan K1, K4, Cakupan
Persalinan, KF1, KF3, KN1, KNL di tahun 2022 membuktikan bahwa Pemantauan Wilayah Setempat
untuk kesehatan Ibu dan Bayi secara kuantitas dan kualitas perlu ditingkatkan ditahun mendatang.
Rendahnya cakupan di tahun 2022 ini dilatarbelakangi oleh banyak factor yakni kurangnya sinergitas
unsur unsur terkait (Bidan Koordinator, Bides, darbin, kepala lingkungan, kader posyandu, dasawisma,
Bidan KBS, PMB, Klinik dan RS), mobilitas penduduk yang tinggi, penggunaan kohort dalam
pencatatan dan pemantauan ibu hamil belum maksimal serta system monitoring dan evaluasi yang
belum memadai. Oleh karena itu untuk meningkatkan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
dan Bayi di Wilayah Puskesmas Kuta Selatan disusunlah program inovasi yang disebut
“TIGERPANKOWER” yaitu Temukan Identifikasi Ibu Hamil dengan Menggerakkan Unsur Unsur
Terkait (Bidan Koordinator, Darbin, Kepala Lingkungan, Kader Posyandu, Dasa Wisma, KBS, PMB,
Klinik dan RS). Setelah sasaran ditemukan Pantau Sasaran dengan Menggunakan Kohort kemudian
Evaluasi kegiatan dengan menggunakan SOFTWARE E KOHORT
II. IDENTIFIKASI MASALAH, PRIORITAS MASALAH DAN ANALISIS
PENYEBAB MASALAH DAN ALUR KEGIATAN
A. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah pada program KIA pada tahun 2022 didasarkan pada capaian indikatir
kinerja layanan kesehatan ibu tahun 2022. Adapun capaian indicator kinerja pada tahun
2022 ditampilkan pada tabel.
Tabel 1 Hasil Capaian Indikator Kinerja Layanan Kesehatan Ibu Tahun 2022

Indikator Target Sasaran Pencapaian Kesenjangan


No
ABS % %
1 Cakupan K1 2618 2699 2342 89,46 10.54
2 Cakupan K4 2699 2699 1941 77,69 22,31
3 Deteksi risiko tinggi ibu hamil
213 540 694 325,52 285,52
oleh tenaga kesehatan
4 Deteksi risiko tinggi ibu hamil
320 540 237 85,37
oleh masyarakat 25,37
5 Cakupan komplikasi kebidanan
426 540 95 22,28
yang ditangani 57,72
6 cakupan persalinan yang
2579 2579 1969 75,92
ditolong oleh tenaga kesehatan 24,08
7 Cakupan kunjungan nifas 2527 2579 1932 76,42 23,54
8 Prosentase pelaksanaan kelas ibu
3 6 6 100
hamil 50
9 AKI 0 0 2 102,14 102,14

B. Prioritas Masalah Program Kesehatan Ibu Tahun 2022


Penentuan prioritas masalah program kesehatan ibu di Analisa dengan menggunakan
analisis USG. Berikut ini hasil analisis prioritas masalah Program Kesehatan Ibu Tahun
2022

Tabel 2 Prioritas Masalah Program Kesehatan Ibu Tahun 2022

NO MASALAH U S G TOTAL PRIORITAS


1 5 5 5 15 I
Sebanyak 10,54 % ibu hamil di wilayah
puskesmas kutsel tidak melakukan
kunjungan K1 tahun 2022
2 2 4 4 10
Sebanyak 325% (931orang ibu hamil
ditemukan risiko tinggi oleh nakes dan
masyarakat di tahun 2022
3 Sebanyak 22,31 % ibu hamil di wilayah 4 4 4 12
puskesmas kutsel tidak melakukan
kunjungan K4 tahun 2022
4 Sebanyak 3975% (694 orang ibu hamil 4 4 4 12
ditemukan risiko tinggi oleh nakes dan
masyarakat di tahun 2022
5 Sebanyak 24,08 % ibu bersalin di wilayah 5 5 4 14 II
puskesmas kutsel tidak tidak diketahui
status persalinannya di tahun 2022
6 Sebanyak 23,65 % ibu nifas di wilayah 3 4 4 11
puskesmas kutsel tidak dilakukan
kunjungan KF1 di tahun 2022
7 Sebanyak 21,14 % ibu nifas di wilayah 4 4 4 12
puskesmas kutsel tidak dilakukan
kunjungan KF3 di tahun 2022
8 Sebanyak 102,14% (2 orang) ibu 5 4 4 13 III
meninggal pada masa kehamilan persalinan
dan nifas di wilayah puskesmas kuta
selatan tahun 2022

Dari hasil analisis tersebut didapatkan tiga prioritas masalah pada program kesehatan ibu tahun
2022 yaitu :
1. Sebanyak 10,54 % ibu hamil di wilayah puskesmas kutsel tidak melakukan kunjungan
K1 tahun 2022 (Cakupan K1)
2. Sebanyak 23,65 % ibu bersalin di wilayah puskesmas kutsel tidak tidak diketahui status
persalinannya di tahun 2022 (Cakupan Persalinan Nakes)
3. Sebanyak 102,14% (2 orang) ibu meninggal pada masa kehamilan persalinan dan nifas di
wilayah puskesmas kuta selatan tahun 2022 (AKI)
C. Analisis Penyebab Masalah
Dari tiga prioritas masalah yang telah ditentukan maka disusun analisis penyebab
masalah dengan menggunakan fishbone. Berikut ini analisis penyebab masalah
prohram kesehatan ibu.
1. Analisis fish bone Cakupan K1

2. Analisis fish bone Cakupan Persalinan Nakes

3. Analisis fish bone AKI


Dari hasil analisis penyebab masalah tersebut dapat ditemukan penyebab masalah dan
rencana tindak lanjut maslah tersebut sesuai dengan tabel dibawah ini
Tabel 3 Prioritas Masalah Program, Alternatif Pemecahan Masalah dan Pemecahan Masalah
Terpilih Kesehatan Ibu Tahun 2022
No Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Pemecahan Masalah
Masalah Terpilih
1 Sebanyak 1. Kerjasama puskesmas 1. Melakukan 1. Melakukan
10,54 % ibu (bikor), bian desa dan supervisi terpadu supervisi terpadu
hamil di praktisi swasta belum (penyediaan (penyediaan
wilayah maksimal fasilitatif) bidan fasilitatif) bidan
puskesmas 2. Supervisi dari desa di pustu, desa di pustu,
kutsel tidak puskesmas ke PMB PMB dan klinik PMB dan klinik
melakukan belum maksimal swasta swasta
kunjungan dilakukan 2. Kunjungan 2. Kunjungan
K1 tahun 3. Pencatatan bumil yang Pembinaan Pembinaan
2022 memeriksakan Pelayanan ANC, Pelayanan ANC,
kehamilannya di luar Persalinan, PNC Persalinan, PNC
wilayah Kuta Selatan bagi Posyandu bagi Posyandu
blm maksimal Prima, Praktik Prima, Praktik
4. E kohort sebagai sisten Mandiri, dan Mandiri, dan
pencatatan resmi dari Posyandu Posyandu
pusat blm dapat 3. Kunjungan 3. Kunjungan
dimanfaatkan secara Pembinaan Pembinaan
maksimal oleh provider pelayanan ANC, pelayanan ANC,
5. Posyandu selama INC, PNC di PMB INC, PNC di
pandemic tidak aktif dan Fasyankes PMB dan
6. Penjaringan bumil oleh Lainnya Fasyankes
kader posyandu dan dasa 4. Meningkatkan Lainnya
wisma belum maksimal Kerjasama antara 4. Melakukan
7. Jumlah tenaga dokter bikor, bian pustu validasi data KIA
kurang dalam pelayanan dan dengan 5. Kerjasama lintas
ANC terpadu di pustu praktisi swasta program dan
8. Tidak ada BKIA di Kuta dengan lintas sektor
Selatan mengaktifkan dalam
9. Pembatasa kegiatan kembali kegiatan mengaktifkan
selama pandemic rapat koordinasi posyandu serta
Adanya migrasi penduduk validasi data PWS kader kesehatan
selama pandemi KIA serta dalam pendataan
pertemuan dengan dan penjaringan
praktisi swasta bumil diwilayah
5. Melakukan kerja masing
supervisi terpadu masing
(penyediaan 6. Meningkatkan
fasilitatif) bidan Kerjasama antara
desa di pustu, bikor, bian pustu
PMB dan klinik dan dengan
swasta praktisi swasta
6. Menguatkan dengan
system pencatatan mengaktifkan
E -Kohort sebagai kembali kegiatan
pencatatan utama rapat koordinasi
dalam layanan validasi data PWS
kesehatan ibu di KIA serta
wilayah kuta
selatan dengan pertemuan dengan
melakukan praktisi swasta
supervisi pada
seluruh fasyankes
di kuta selatan
7. Melakukan monev
e kohort kepada
semua provider
saat melakukan
supervisi pada
seluruh fasyankes
di wilayah kuta
selatan
8. Kerjasama lintas
program dan lintas
sektor dalam
mengaktifkan
posyandu serta
kader kesehatan
dalam pendataan
dan penjaringan
bumil diwilayah
kerja masing
masing
9. Melakukan
validasi data KIA

2 Sebanyak 1. Kerjasama puskesmas 1. Meningkatkan 1 Mengajukan


23,65 % ibu (bikor), bian desa dan Kerjasama antara usulan
bersalin di praktisi swasta belum bikor, bidan pustu pembangunan
wilayah maksimal dan dengan BKIA di Kuta
puskesmas 2. Supervisi dari praktisi swasta Selatan
kutsel tidak puskesmas ke PMB dengan 2 Kerjasama lintas
tidak terdata belum maksimal mengaktifkan program dan
status dilakukan kembali kegiatan lintas sektor
persalinannya 3. Bumil memeriksakan rapat koordinasi dalam
di tahun kehamilannya di luar validasi data PWS mengaktifkan
2022 wilayah Kuta Selatan KIA serta posyandu serta
4. E kohort sebagai sisten pertemuan kader kesehatan
pencatatan resmi dari dengan praktisi dalam pendataan
pusat blm dapat swasta dan penjaringan
dimanfaatkan secara 2. Melakukan bumil diwilayah
maksimal oleh provider supervisi terpadu kerja masing
5. Posyandu selama (penyediaan masing
pandemic tidak aktif fasilitatif) bidan 3 Menguatkan
6. Penjaringan bumil oleh desa di pustu, system pencatatan
kader posyandu dan PMB dan klinik E -Kohort sebagai
dasa wisma belum swasta pencatatan utama
maksimal 3. Menguatkan dalam layanan
7. Menurunnya jumlah system pencatatan kesehatan ibu di
penduduk pendatang di E -Kohort sebagai wilayah kuta
wilayah Kuta Selaan pencatatan utama selatan dengan
8. Sasaran bersalin di dalam layanan melakukan monev
fasilitas kesehatan di kesehatan ibu di e kohort untuk
luar Wilayah Kuta wilayah kuta bidan puskesmas
Selatan selatan dengan dan praktisi
melakukan swasta melalui
9. Tidak ada BKIA di orientasi e kohort supervisi di
Wilayah kerja untuk bidan fasyankes se kuta
Puskesmas Kuta puskesmas dan selatan
Selatan praktisi swasta 4 Meningkatkan
10. Mobilisasi penduduk 4. Melakukan Kerjasama antara
tinggi monev e kohort bikor, bidan pustu
Lost follow up ibu hamil kepada semua dan dengan
provider praktisi swasta
5. Kerjasama lintas dengan
program dan mengaktifkan
lintas sektor kembali kegiatan
dalam rapat koordinasi
mengaktifkan validasi data PWS
posyandu serta KIA serta
kader kesehatan pertemuan dengan
dalam pendataan praktisi swasta
dan penjaringan 5 Melakukan
bumil diwilayah supervisi terpadu
kerja masing (penyediaan
masing fasilitatif) bidan
6. Mengajukan desa di pustu,
usulan PMB dan klinik
pembangunan swasta
BKIA di Kuta
Selatan
7. Bekerjasama
dengan PSM
untuk membuat
inovasi dalam
pencatatan dan
pelaporan ibu
hamil di posyandu

Sebanyak 1. pemantauan 1. Penguatan 1. Penguatan


3975% pemberian tablet pemantauan pemantauan
(931)orang tambah darah blm wilayah setempat wilayah
ibu hamil optimal baik oleh dengan setempat dengan
ditemukan petugas maupun membentuk grup membentuk grup
risiko tinggi kader kesehatan grup sasaran ibu grup sasaran ibu
oleh nakes hamil dan ibu hamil dan ibu
dan nifas, membentuk nifas,
masyarakat 2. Pemantauan grup petugas membentuk grup
di tahun 2022 Wilayah Setempat pemantau sasaran petugas
Belum maksimal (KBS, Bides, pemantau
(K1 dan K4) Pengelola sasaran (KBS,
3. Kurangnya program KIA, Bides, Pengelola
kesadaran PUS unk Ka.Pusk ), program KIA,
ber KB menyusun jadwal Ka.Pusk ),
4. P4K belum kunjungan sasaran menyusun
maksimal risti, Menyusun jadwal
5. Belum Semua pelaporan yang kunjungan
sasaran mempunyai ringkas dan cepat sasaran risti,
jaminan kesehatan dengan media 2. Menyusun
6. Pengetahuan ibu dan google form, pelaporan yang
keluarga tentang melakukan ringkas dan
perawatan evaluasi cepat dengan
media google
kehamilan, pemantauan form,
persalinan, nifas wilayah setempat, melakukan
7. Ibu dan keluarga 2. Pemantauan bumil evaluasi
belum semua risti oleh bidan pemantauan
memanfaatkan desa, KBS dan wilayah
layanan kelas ibu kader kesehatan setempat,
hamil melalui kunjungan 3. Pemantauan
8. Posyandu selama rumah bumil risti oleh
pandemi tidak aktif 3. Pemberian KIE bidan desa, KBS
9. Sosialisasi maupun dan kader
jampersal belum penyuluhan kesehatan
maksimal kepada ibu hamil melalui
10. Sarana Pelayanan tentang kunjungan
Kesehatan pentingnya rumah
pemerintah masih perawatan 4. Pemberian KIE
minim kesehatan selama maupun
11. integrasi lintas kehamilan di penyuluhan
program masih layanan kesehatan kepada ibu
kurang (gizi, remaja, dan di kelas ibu hamil tentang
P2, Perkesmas hamil pentingnya
12. Ibu hamil 4. Penguatan P4K perawatan
melaksanakan ANC pada layanan ibu kesehatan
terpadu pada TW 3 hamil di selama
sehingga Bumil risti puskesmas dan kehamilan di
ditemukan saat TW pemberi layanan
3 (terlambat pelayanan di kesehatan dan di
menemukan bumil wilayah kuta kelas ibu hamil
risti) selatan dengan 5. Penguatan P4K
5. ANC terpadu di pada layanan ibu
tiap hamil di
desa/kelurahan puskesmas dan
sesuai jadwal pemberi
6. Pelaksanaan kelas pelayanan di
bumil di masing wilayah kuta
masing selatan dengan
desa/kelurahan 6. ANC terpadu di
secara online tiap
7. Sosialisasi manual desa/kelurahan
rujukan kepada sesuai jadwal
bidan dan semua 7. Pelaksanaan
provider di Kuta kelas bumil di
Selatan masing masing
8. Meningkatkan desa/kelurahan
komunikasi antara secara online
provider dan 8. Sosialisasi
puskesmas kuta manual rujukan
selatan melalui kepada bidan
grup wa (Ruang dan semua
data), provider di Kuta
penyampaian Selatan
pelaporan 9. Meningkatkan
dilakukan dengan komunikasi
cepat dan mudah antara provider
dengan google dan puskesmas
form (quick report kuta selatan
quick respons) melalui grup wa
(Ruang data),
9. Semua ibu hamil penyampaian
yang berisiko pelaporan
tinggi ditangani dilakukan
secara integrasi dengan cepat
lintas program dan mudah
10. Membuat dengan google
usulan form (quick
perencanaan report quick
pembangunan respons)
BKIA di Wilayah 10. Semua ibu
Kuta Selatan hamil yang
11. Bekerja sama berisiko tinggi
dengan PSM ditangani secara
untuk Membuat integrasi lintas
inovasi berupa program
Penemuan sasaran 11. Membuat
KIA oleh usulan
masyarakat perencanaan
dengan google pembangunan
form BKIA di
12. Sosialisasikan Wilayah Kuta
tentang Selatan
pelaksanaan kelas 12. Bekerja sama
ibu pada sosial dengan PSM
media untuk Membuat
inovasi berupa
Penemuan
sasaran KIA
oleh masyarakat
dengan google
form
13. Sosialisasikan
tentang
pelaksanaan
kelas ibu pada
sosial media

Berdasarkan penyebab masalah tersebut disusunlah program inovasi yang disebut


“TIGERPANKOWER” yaitu Temukan Identifikasi Ibu Hamil dengan Menggerakkan Unsur
Unsur Terkait (Bidan Koordinator, Darbin, Kepala Lingkungan, Kader Posyandu, Dasa
Wisma, KBS, PMB, Klinik dan RS). Setelah sasaran ditemukan Pantau Sasaran dengan
Menggunakan Kohort kemudian Evaluasi kegiatan dengan menggunakan SOFTWARE E
KOHORT. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah pada
program kesehatan ibu. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan alur kegiatan.
D. Alur Kegiatan inovasi TIGERPANKOWER
Berikut ini alur kegiatan inovasi TIGERPANKOWER

PENEMUAN SASARAN
DI POLI/PUSTU

PENEMUAN
PENEMUAN SASARAN
SASARAN IDENTIFIKASI SASARAN
OLEH RAKTISI
OLEH KADER OLEH BIDES
SWASTA

PANTAU SASARAN DENGAN


E KOHORT

PELAPORAN DENGAN
SOFTWARE E KOHORT

EVALUASI KEGIATAN

Rincian kegiatan dari alur diatas dijelaskan dalam tabel berikut ini
Tabel 4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Temukan dan identifikasi Penemuan ibu hamil bersalin nifas bayi dan balita
sasaran KIA dengan diwilayah binaan masing masing dimana yang
melibatkan unsur unsur terkait bertanggung jawab di wilayah binaan masing
masing adalah darbin. Darbin dalam hal ini bekerja
dengan melibatkan kader posyandu, dasawisma,
Jumantik, serta bekerjasama dengan praktisi swasta.
Setelah ditemukan sasaran diidentifikasi dengan
menggunakan instrument yang telah disediakan agar
dapat digolongkan apakah sasaran termasuk
kelompok risti atau bukan
2 Pantau Sasaran Dengan Darbin melaporkan temuan sasaran KIA dan
Kohort melaporkannya kepada Bides selaku penangguang
jawab desa/kelurahan. Bides melakukan pencatatan
pada kohort dan kemudian melakukan tindak lanjut
kunjungan rumah Bersama sama KBS. Untuk
selanjutnya darbin tetap melakukan pemantauan dan
melaporkan hasil pemantauan kepada Bides
3 Pelaporan dengan Setiap bulannya Bides melakukan pelaporan
menggunakan Software program KIA dengan menggunakan system
pelaporan yang telah disepakati yaitu dengan
menggunakan SOFTWARE KIA
4 Evaluasi Kinerja Dengan Setiap bulan Bikor melakukan rekapitulasi laporan
SOFTWARE dan melakukan pemantauan hasil cakupan program
dengan menggunakan SOFTWARE.

III. INDIKATOR UNTUK MENILAI KEBERHASILAN PERBAIKAN


Indicator yang digunakan untuk menilai keberhasilan kegiatan inovasi TIGERPANKOEWARE
adalah terjadinya peningkatan indicator kinerja program KIA . Adapun cakupan indikator kinerja
program Kesehatan Ibu di UPTD Puskesmas Kuta Selatan Tahun 2022 dapat dilihat dari tabel dan
grafik berikut :

Tabel 6. Indikator Kinerja Program KIA

No Indikator Kinerja Target


1 Cakupan K1 97%
2 Cakupan K4 100%
3 Deteksi risiko tinggi ibu hamil oleh tenaga kesehatan 40%
4 Deteksi risiko tinggi ibu hamil oleh masyarakat 60%
5 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80%
6 cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan 100%
7 Cakupan kunjungan nifas 98%
8 Prosentase pelaksanaan kelas ibu hamil 50%
9 AKI 0%

IV. PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG PERLU DILAKUKAN


Perubahan yang perlu dilakukan yaitu pada system pencatatan dan pelaporan dimana semua
pemberi layanan kesehatan Ibu dan anak menggunakan e kohort sebagai pencatatan dan
pelaporan resmi. Pencatatan e kohort oleh praktisi swasta memudahkan dalam pemantauan
sasaran. Walaupun demikian system e kohort masih merupakan aplikai software yang baru
digunakan sehongga pada pelaksanaannya terjadi kendala yang menyebabkan pencatatan
dan pelaporan tidak maksimal sehingga diperlukan pencatatn dan pelaporan lain untuk
menunjang pelaporan sasaran. Disini kami juga menggunakan pencatatatn pelaporan dengan
menggunakan google form sebagai back up e kohort.
V. RENCANA UJI COBA PERBAIKAN (PLAN)
Berikut ini adalah rencana uji coba kegiatan yang dituangkan dalam jadwal kegiatan.
Tabel 5. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
No Kegiatan Jadwal Penanggung Sasaran Keterangan
Pelaksanaan Jawab
1 Penentuan Target Januari Bikor Bides
sasaran
2 Sosialisasi Kegiatan Pebruari Bikor Kapusk
Inovasi Bides
TIGERPANKOWER Darbin
di tingkat Puskesmas
3 Sosialisasi Kegiatan Pebruari Bikor PMB,
Inovasi Klinik, RS
TIGERPANKOWER
pada praktisi swasta,
pelaporan sasaran
melalui e kohort dan
google form dan
pembentukan WAG
Ruang Data
4 Melakukan Januari s.d Bikor Bides
penemuan sasaran Desember Bides Darbin
KIA di masing Jumantik
masing daerah KBS
binaan
5 Melakukan Januari s.d Bikor Bides
pemantauan sasaran Desember Bides Darbin
KIA di masing
masing daerah
binaan
6 Supervisi Kegiatan Pebruari - Bikor PMB,
pada praktisi swasta Desember Klinik, RS
7 Supervisi kegiatan di April Bikor Puskesmas
tingkat Puskesmas Pembantu
Pembantu
8 Sosialisasi Kegiatan Maret Ka. Pusk Camat
Inovasi Kpl Desa
TIGERPANKOWER Lurah
pada minilokakarya Kaling
lintas sektor Toma
Kader
(KBS)
Jumantik
9 Sosialisasi kepada Maret Bikor Kader
kader posyandu Bides Posyandu
tentang penemuan PSM
sasaran KIA,
pengenalan ibu hamil
risti dan system
pencatatan
10 Penggunaan Januari s.d Bikor Bides
Software e kohort Desember
KIA bagi Pustu
11 Evaluasi capaian Juni dan Bikor Bides
program dengan Desember Darbin
Software KIA

VI. PELAKSANAAN UJI COBA PERBAIKAN (DO)


Kegiatan kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan
tertuang dalam RPK tahunan dan RPK bulanan. Kegiatan – kegiatan yang telah dapat
dilaksanakan dari bulan Januari s.d Juni 2023 sebagai berikut :
A. Sosialisasi Kegiatan Inovasi TIGERPANKOWER di tingkat Puskesmas
B. Sosialisasi Kegiatan Inovasi TIGERPANKOWER pada praktisi swasta, pelaporan
sasaran melalui e kohort dan google form dan pembentukan WAG Ruang Data
C. Sosialisasi Kegiatan Inovasi TIGERPANKOWER pada minilokakarya lintas sektor
D. Melakukan penemuan sasaran KIA di masing masing daerah binaan
E. Melakukan pemantauan sasaran KIA di masing masing daerah binaan
F. Supervisi Kegiatan pada praktisi swasta
G. Supervisi kegiatan di tingkat Puskesmas Pembantu
H. Evaluasi capaian program dengan Software KIA

VII. HASIL-HASIL UJI COBA PERBAIKAN DAN PEMBAHASAN (STUDY)


A. Hasil Capaian Kegiatan
Setelah melakukan kegiatan inovasi TIGERPANKOEWARE dapat dilihat hasil capaian
kegiatan dalam satu semester (capaian Januari s.d Juni 2023). Hasil capaian dapat dilihat
dalam grafik cakupan program Kesehatan Ibu.
CAKUPAN PROGRAM KESEHATAN IBU
SEMESTER I TAHUN 2023
200
147,8
150
100 100100
100
48 42,9 50 43,4 4042,18 50 42 5042,61 50
36,79 30
50 20
0
Cakupan K1 Cakupan K4 Deteksi Deteksi Komplikasi Cakupan Cakupan Kelas Bumil AKI
bumil risti bumil risti yg ditangani persalinan Nifas
oleh nakes oleh nakes

Target Capaian

B. Pembahasan
Dari hasil cakupan program kesehatan ibu semester pertama ditemukan bahwa
cakupan K1, K4, Persalinan, dan Nifas masih belum mencapai target. Cakupan K1 dengan
kesenjangan 5,1 %, K4 dengan kesenjangan 13,21 %, Persalinan dan nifas sebesar 8%.
Walaupun demikian apabila dinadingkan dengan capaian kinerja program ibu semester 1
tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada tahun ini. Dimana kesenjangan cakupan K1,
K4, Persalinan dan Nifas tahun 2021 mencapai lebih dari 10 %.
Capaian kinerja program kesehatan ibu semester 1 mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan capaian semester 1 tahun 2021. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya Kerjasama dengan lintas sector dan praktisi swasta dalam penemuan sasaran
(bumil, bulin, bufas). Telah terjalinnya Kerjasama dengan praktisi swasta dalam pelaporan
sasaran kesehatan ibu telah meningkatkan cakupan kinerja program kesehatan ibu.
Walaupun demikian capaian masih kurang dari target yang ditetapkan sehingga kegiatan
inovasi ini masih perlu di tingkatkan terutama pada kinerja kader kesehatan dalam
menemukan ataupun menjaring ibu hamil bersalin dan nifas diwilayah kerjanya terutama
bagi sasaran yang tidak memeriksakan kehamilannya dan tidak bersalin di fasilitas
kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kuta Selatan

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI (ACTION)


1. Terjadi peningkatan cakupan K1, K4, Persalinan dan Nifas Semester 1 2023 jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
2. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan terhadap capaian
indicator kesehatan ibu

Anda mungkin juga menyukai