Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL PENELITIAN

KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS BULU TEMANGGUNG

Oleh :
Santi Sulistiyani
A2A220017

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan kondisi khusus bagi wanita hamil, karena
perubahan fisik selama kehamilan mempengaruhi hidupnya. Pola makan dan
gaya hidup dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
kandungan. Ibu hamil yang merencanakan kehamilan harus secara optimal
menyiapkan makanan yang dibutuhkan untuk masa depan janinnya. Karena pada
saat pembuahan, janin berkembang sangat cepat dan perkembangan janin
tergantung pada banyaknya penyerapan yang baik oleh ibu.1
Selama kehamilan, tubuh wanita memerlukan lebih banyak darah untuk
mendukung pertumbuhan bayi. Jika tidak mendapatkan cukup zat besi atau
nutrisi tertentu lainnya, tubuh mungkin tidak dapat menghasilkan jumlah sel
darah merah yang dibutuhkan untuk membuat darah tambahan ini. Mengalami
anemia ringan saat hamil adalah hal yang normal. Tetapi wanita hamil mungkin
mengalami anemia yang lebih parah karena kadar zat besi atau vitamin yang
rendah atau karena alasan lain. Kekurangan anemia bisa membuat tubuh merasa
lelah dan lemah. Jika parah tetapi tidak diobati, dapat meningkatkan risiko
komplikasi serius seperti persalinan prematur. Hal tersebut yang menyebabkan
wanita hamil berisiko tinggi mengalami anemia defisiensi besi.
Dampak anemia pada ibu hamil resiko tinggi antara lain mengalami
Kurang Energi Kronik ( KEK ), Pada janin akan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan antara lain cacat tabung saraf pada janin,
memicu terjadinya kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah pada ibu hamil
yang mengalami defisiensi zat besi2. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan
kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain adalah penanganan komplikasi kurang
optimal, anemia pada ibu hamil, ibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi,
malaria, dan empat terlalu, terlalu muda < 20 tahun, terlalu tua > 35 tahun,
terlalu dekat jaraknya 2 tahun, dan terlalu banyak anaknya > 3 orang3.
Badan kesehatan dunia melaporkan bahwa ibu-ibu hamil yang
mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan4. 40% kematian ibu dinegara berkembang
berkaitan dengan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut5. Hasil persalinan pada wanita hamil yang menderita anemia
defisiensi besi adalah 12-28% angka kematian janin, 30% kematian perinatal dan

2
7- 10% angka kematian neonatal6. Berdasarkan data dari hasil Survei angka
kematian ibu (AKI) melonjak drastis 359 per 100.000 kelahiran hidup7.
Prevalensi anemia Sebesar 37,1% Angka kejadian pada kehamilan di
Indonesia masih sangat tinggi, Sebagian besar pada kehamilan trimester III ibu
tidak rutin mengonsumsi tablet tambah darah yang dianjurkan oleh tenaga
kesehatan dengan berbagai alasan dan kurang dukungan keluarga8. Kejadian
anemia pada Ibu hamil pada tahun 2016 di Kota Yogyakarta sebesar 46,36% dan
yang mengonsumsi tablet tambah darah sekitar 76,72% namun program yang
dijalankan Pemerintah dengan pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil
tidak diimbangi dengan penurunan kasus anemia pada kehamilan yang
ditargetkan pada Kabupaten Kota sebesar 82,09%9-10.
Perhitungan jumlah Ibu Hamil di Kecamatan Bulu sejumlah 674 dan
65,33% diantaranya ibu hamil dengan resiko tinggi, Jumlah ibu hamil pada bulan
Maret sebanyak 101 dan ditemukan 61 ibu hamil dengan anemia. Pandangan
masyarakat tentang Ibu Hamil Resiko tinggi masih sangat kurang dikarenakan
banyak yang mengabaikan akan pentingnya mengonsumsi tablet tambah darah
selama kehamilan dengan berbagai alasan, faktor linkungan dan keluarga sangat
berperan penting untuk kesehatan ibu hamil dengan adanya program Sakali Baris
di puskesmas bantul ini sangat membantu unuk meningkatnya kesehatan ibu
hamil dikarenakan ada pemantauan. Hasil studi pendahuluan dengan wawancara
sederhana kepada 10 ibu hamil di pusksmas Bulu didapat 7 ibu hamil yang tidak
suka mengonsumsi tablet tambah darah dikarenakan membuat mual, bau yang
tidak sedap, males, sering lupa dan berbagai alasan lainya yang membuat ibu
hamil jadi tidak mengonsumsi.
Selama Kehamilan pemberian tablet tambah darah masuk dalam program
wajib Di Indonesia untuk menekan kejadian anemia tetapi kejadian anemia
masih sangat tinggi dikarenakan anjuran yang diberikan oleh tenaga kesehatan
pada ibu hamil banyak yang tidak dipatuhi 9. Peran pelayanan kesehatan sangat
dibutuhkan dalam penanganan kasus anemia yang berkaitan dengan Informasi
ibu hamil dan pelayanan medis sebagai faktor pendukung untuk pengetahuan
dan pemahaman Ibu hamil tertang pentingnya mengonsumsi tablet tambah darah
selama masa kehamilan agar terhindar dari bahaya akibat kekurangan zat besi6.
Pada pertumbuhan janin di masa kehamilan membutuhkan asupan gizi yang baik
dan selalu memperhatikan kandungannya dengan patuh mengonsumsi tablet
tambah darah yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan dengan upaya komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) agar kesadaran ibu hamil meningkan 9. Asupan zat
besi yang cukup pada masa kehamilan sangat bermanfaat bagi perkembangan

3
janinnya yang disalurkan oksigen ke placenta oleh tubuh ibu sampai umur bayi 6
bulan masih mempunyai cadangan dalam hati 8. Berdasarkan wawancara singkat
peneliti kepada 10 orang ibu yang sudah mendapatkan tablet Fe dari Puskesmas,
4 diantaranya mengaku patuh meminum tablet Fe. Sisanya mengaku jarang,
karena alasan lupa, susah buang air besar, lebih memilih makanan alami seperti
buah atau sayur,serta ada yang hanya minum tablet jika merasa tidak enak badan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Puskemas
Bulu Temanggung.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana kejadian anemia ibu hamil di Psukesmas Bulu Temanggung.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Bulu
Temanggung.
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan dukungan keluarga tentang kejadian anemia ibu hamil
di Puskesmas Bulu Temanggung.
b. Mendiskripsikan pengetahuan tentang kejadian anemia pada ibu hamil
di Puskesmas Bulu Temanggung.
c. Mendiskripsikan sikap tentang kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas
Bulu Temanggung.
d. Mendiskripsikan kejadain anemia ibu hamil di Puskesmas Bulu
Temanggung.
e. Mendiskripsikan kepatuhan mengkonsumsi tabel FE.
f. Menganalis hubungan dukungan keluarga dengan kejadian anemia ibu
hamil di Puskesmas Bulu Temanggung.
g. Menganalis hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia ibu hamil
di Puskesmas Bulu Temanggung.
h. Menganalis hubungan sikap dengan kejadian anemia ibu hamil di
Puskesmas Bulu Temanggung.

4
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Ibu Hamil, diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
kejadian anemia pada kehamilan.
b. Bagi Puskesmas Bulu, diharapkan meningkatkan pencegahan anemia
pada kehamilan
c. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat, diharapkan dapat menambah
literatur mengenai kejadian anemia pada ibu hamil.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti
tentang kejadian anemia pada ibu hamil.

5
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini digunakan untuk meningkatkan upaya-upaya untuk
mengurangi risiko terjadinya anemia pelayanan kesehatan dengan cara
mengkaji hubungan dukungan keluarga, kepatuhan mengonsumsi tablet Fe,
pengetahuan, sikap dan memberikan penyuluhan mengenai penyebab
anemia dan cara pencegahannya.

E. Keaslian

No Peneliti Judul Penelitian Jenis Variabel Hasil


Penelitian Penelitian
1 -Yulia Kepatuhan Ibu Observasional -Kepatuhan Hasil
Hamil Dalam analitik penelitian
Pratiwia dalam
Mengkonsumsi dengan menunjukan
-Tya Safitria Tablet Fe pendekatan mengonsumsi bahwa tidak
(Ferrum) cross terdapat
(2021) tablet Fe
Terhadap sectional hubungan
Kejadian -Kejadian antara
Anemia Di Anemia kepatuhan ibu
Desa hamil dalam
Langgenharjo mengkonsumsi
Kecamatan tablet Fe
terhadap
Juwana
tingkat
kejadian
anemia
2 -Ika Hubungan Cross -Tingkat Disimpulkan
Tingkat sectional ada hubungan
EstiAnggraen kepatuhan antara
Kepatuhan Ibu
i Hamil dalam -Kejadian kepatuhan
konsumsi tablet
-Siswati mengkonsumsi Anemia
Fe dengan
Tablet Fe kejadian anemia
-Ike Putri
dengan pada ibu hamil.
Setyatama Kejadian Hasil
(2016) Anemia10 penelitian
menunjukan
karakteristik
responden
berdasarkan
usia
reproduksi
3 Siti Khadijah, Upaya Deteksi pendekatan Deteksi Dini Penelitian ini
Arneti Dini Resiko cross resiko tinggi menunjukkan
(2018) Tinggi sectional kehamilan bahwa
Kehamilan semakin baik
Ditentukan pengetahuan
Oleh ibu hamil
Pengetahuan tentang
Dan Dukungan pemeriksaan
Tenaga kehamilan
Kesehatan resiko tinggi

6
maka semakin
tinggi pula
kemampuan
ibu dalam
melakukan
deteksi
dini resiko
tinggi
kehamilan.
4 Octa Dwienda Faktor Risiko studi Kejadian anemia Paritas
Ristica Kejadian penampang pada ibu hamil menunjukkan
(2013) Anemia pada analitik hubungan
Ibu Hamil (analytic sebab akibat
cross dengan
sectional kejadian
study), anemia pada
ibu hamil .
Paritas > 3
orang
menyebabkan
anemia
kehamilan 3,2
kali
dibandingkan
dengan paritas
1-3 orang (CI
95% : OR
= 1,66 – 6,16).

5 Lia Natalia Hubungan penelitian kejadian Berdasarkan


(2016) Kepatuhan Ibu kuantitatif anemia hasil
Hamil dengan penelitian
Trimester Iii pendekatan menunjukkan
Dalam cross bahwa
Mengkonsumsi sectional hubungan
Tablet Fe antara
Dengan kepatuhan ibu
Kejadian hamil
Anemia Di trimester III
Uptd dalam
Puskesmas mengkonsumsi
Sindangwangi tablet Fe
Kabupaten dengan
Majalengka kejadian
anemia di
UPTD
Puskesmas
Sindangwangi
Kabupaten
Majalengka
( value =
0,004).

7
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada
keterangan variable penelitian. Siti Khadijah, Arneti menggunakan variabel
terikat Risiko Tinggi Kehamilan sedangkan peneliti menggunakan variable
terikat anemia dalam kehamilan. Octa Dwienda Ristica perbedaannya hanya
di variabel bebas yaitu Faktor internal yaitu Umur ibu, Paritas, Status Gizi
dan Frekuensi Antenatal Care kemudian Faktor eksternal Pengetahuan Ibu
tentang anemia dan tablet fe Kepatuhan ibu mengkonsumsi tablet fe

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anemia
1. Pengertian Anemia
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin,
hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok
untuk perorangan. Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin,
hematokrit, dan sel darah merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai
akibat dari defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial
yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut. Anemia adalah
suatu keadaan terjadinya kekurangan baik jumlah maupun ukuran eritrosit
atau banyaknya hemoglobin sehingga pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara darah dan sel jaringan terbatasi. Anemia defisiensi
besi adalah suatu keadaan/kondisi sebagai akibat ketidakmampuan sistem
eritropoiesis dalam mempertahankan kadar Hb normal, sebagai akibat
kekurangan konsumsi satu atau lebih zat gizi.11
Anemia didefinisikan sebagai keadaan dimana level Hb rendah karena
keadaan patologis. Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia,
tetapi bukan satu-satunya penyebab anemia. Penyebab lainnya adalah
infeksi kronik, khususnya malaria dan defisiensi asam folat. Sementara
defisiensi Fe diartikan sebagai keadaan biokimia Fe yang abnormal disertai
atau tanpa keberadaan anemia. Biasanya defisiensi Fe merupakan akibat dari
rendahnya bioavabilitas intake Fe, peningkatan kebutuhan Fe selama
periode kehamilan dan menyusui, dan peningkatan kehilangan darah karena
penyakit cacingan atau schistosomiasis. Anemia defisiensi Fe terjadi pada
tahap anemia tingkat berat (severe) yang berakibat pada rendahnya
kemampuan tubuh memelihara suhu, bahkan dapat mengancam jiwa
penderita12. Menurut Proverawati dan Asfuah13

2. Jenis-jenis Anemia
Jenis- jenis anemia diantaranya sebagai berikut :
a. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan suatu penyebab utama anemia di
dunia dan terutama sering dijumpai pada perempuan usia subur,
disebabkan oleh kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan

9
kebutuhan besi selama kehamilan. Menurut Almatsier anemia defisiensi
besi atau anemia zat besi adalah anemia yang disebabkan oleh
kekurangan zat besi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin,
baik karena kekurangan konsumsi atau karena gangguan absorpsi21 .
b. Anemia Defisiensi Vitamin C
Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin C yang berat
dalam jangka waktu lama. Penyebab kekurangan vitamin C adalah
kurangnya asupan vitamin C dalam makanan sehari-hari. Vitamin C
banyak ditemukan pada cabai hijau, jeruk, lemon, strawberry, tomat,
brokoli, lobak hijau, dan sayuran hijau lainnya, serta semangka. Salah
satu fungsi vitamin C adalah membantu penyerapan zat besi, sehingga
jika terjadi kekurangan vitamin C, maka jumlah zat besi yang diserap
akan berkurang dan bisa terjadi anemia2
c. Anemia Makrositik
Anemia ini disebabkan karena kekurangan vitamin B12 atau asam folat
yang diperlukan dalam proses pembentukan dan pematangan sel darah
merah, granulosit, dan platelet. Kekurangan vitamin B12 dapat terjadi
karena berbagai hal, salah satunya adalah karena kegagalan usus untuk
menyerap vitamin B12 dengan optimal24 .
d. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi apabila sel darah merah dihancurkan lebih
cepat dari normal. Penyebabnya kemungkinan karena keturunan atau
karena salah satu dari beberapa penyakit, termasuk leukemia dan kanker
lainnya, fungsi limpa yang tidak normal, gangguan kekebalan, dan
hipertensi berat25 .
e. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa
pada sel induk di sumsum tulang, yang sel-sel darahnya diproduksi
dalam jumlah yang tidak mencukupi. Anemia aplastik dapat kongenital,
idiopatik (penyebabnya tidak diketahui), atau sekunder akibat
penyebab-penyebab industri atau virus.

3. Penentuan Anemia
Melakukan pengukuran kadar Hb dengan menggunakan alat ukur Hb
digital strip-test. Pengukuran kadar Hb dilakukan oleh peneliti dibantu
dengan seorang asisten atas sepengetahuan bida desa. Responden yang
mendapat giliran untuk diukur kadar Hb, dipersilahkan duduk lalu

10
ditanyakan apakah bersedia mengikuti prosedur. Jika bersedia, responden
diminta mengisi lembar persetujuan. Selanjutnya perawat membersihkan
ujung jari responden menggunakan kapas alkohol 70%. Kemudianmenusuk
area jari responden yang sudah dibersihkan menggunakan lancing device
yang sudah diisi dengan jarum lancet. Darah yang keluar diteteskan pada
strip yang sudah tersedia pada alat ukur Hb digital. Hasil pengukuran bisa
diketahui dalam 5 detik.Setiap responden mendapatkan jarum lancet dan
strip yang berbeda (Halim, Diana, 2014)

Tabel 2.1 Nilai Normal Hemoglobin


Kelompok Nilai Normal
Remaja laki – laki 14-18 g/dl
Remaja wanita 12-16 g/dl
Wanita hamil trisemster I 11-13 g/dl
Wanita hamil trisemster II 10-15 g/dl
Wanita hamil trisemster III 10-15 g/dl
Bayi baru lahir 12-24 g/dl
Anak 10-16 g/dl

Tabel 2.2 SOP Pengukuran Hb


Sop Pengukuran Hb Menggunakan Alat Ukur Hb Digital
Pengertian Melakukan pengukuran Hb
menggunalkan alat ukur Hb digital
Tujuan Untuk mengetahui kadar Hb
Alat Bahan 1) Alat ukur Hb digital 2) Jarum lancet
3) Kapas alkohol 70% 4) Sarung tangan
5) Masker 6) Lembar dokumentasi
Tahap Kerja Siapkan alat dan bahan 2) Minta
persetujuan klien dan menjelaskan
prosedur dan tujuan 3) Gunakan sarung
tangan dan masker 4) Bersihkan ujung
jari responden menggunakan kapas
alcohol 70% 5) Kemudian tusuk area
jari responden yang sudah dibersihkan
menggunakan lancing device yang
sudah diisi dengan jarum lancet. 6)
Darah yang keluar diteteskan pada strip
yang sudah tersedia pada alat ukur Hb
digital 7) Hasil pengukuran bisa
diketahui dalam 5 detik. 8) Setiap

11
responden mendapatkan jarum lancet
dan strip yang berbeda 9) Dokumentas

4. Pencegahan Anemia

Berdasarkan peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang


Gerakan Nasional Percepatan Gizi yang menitikberatkan pada penyelematan
pada 1000 HPK(Hari Pertama Kelahiran) dan peraturan Menteri Kesehatan
Nomon 88Tahuan 2014 tentang standart tablet tambah darah bagi wanita
usia subur dan ibu hamil. Pemberian tablet tambah darah dengan komposisi
terdiri dari 60 mg zat besi elemental (dalam bentuk sediaan ferro sulfat,
ferrro fumarat dan wau ferro glukonat) dan 0,400 mg asam folat pada remaja
putri usia 12-18 atau di institusi pendidikan (SMP dan SMA atau sederajat)
dan wanita usia subur (WUS) usia 15- 49 tahun di institusi tenpat kerja.
Dengan pelaksanaan sebagai sebagai berikut:
a. Cara pemberian tablet tambah darah dengan dosis 1 (satu) tablet per
minggu sepanjang tahun.
b. Pemberian tablet tambah darah dilakukan untuk remaja putri usia 12-18
tahun.
c. Pemberian tablet tambah darah pada remaja melalui UKS di institusi
pendidikan (SMP danSMA atau sederajat) dengan menentukan hari
minum tablet tambah darah bersama setiap minggunya sesuai
kesepakatan di wilayah masing-masing.
d. Pemberian tablet tambah darah pada wanita usia nsubur (WUS) di
tempat kerja menggunakan tablet tambah darah yang disediakan oleh
institusi tempat kerja atau mandiri.
Selain hal tersebut upaya yang dilakukan pemerintah dalam upaya
pencegahan dan pengobatan anemia adalah :
a. Suplemen tablet Fe Dosis pencegahan diberikan kepada kelompok
sasaran tanpa pemeriksaan hemoglobin yaitu wanita usia subur dan
remaja putri sehari 1 tablet (60 mg elemental iron dan 0,25 mg asam
folat) selama 10 hari selama menstruasi (Citrakesumasari, 2012). Efek
samping dari pemberian besi feroral adalah mual, ketidaknyamanan
epigastrium, kejang perut, konstipasi dan diare. Efek ini tergantung
dosis yang diberikan dan dapat diatasi dengan mengurangi dosisi dan
meminum tablet segera setelah makan dan bersamaan dengan makanan.

12
b. Fortifikasi makanan dengan besi Fortifikasi adalah penambahan suatu
jenis zat gizi kedalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitas
pangan. Kesulitan untuk fortifikasi zat besi adalah sifat zat besi yang
reaktif dan cenderung mengubah penampilan bahan yang difortifikasi.
Sebaliknya fortifikasi zat besi tidak mengubah rasa, warna,
penampakan, dan daya simpan bahan pangan. Selain itu pangan yang
difortifikasi adalah yang banyak dikonsumsi masyarakat seperti tepung
gandum untuk pembuatan roti.
c. Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi
pangan yang memudahkan absorbsi zat besi seperti penambahan
vitamin C. Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100 dan
250 mg dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4, dan 5
kali. Buah-buahan segar dan sayuran sumber vitamin C, namun dalam
proses pemasakan 50- 80% vitamin C rusak. Mengurangi konsumsi
makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi seperti: fitat,
fosfat dan tannin.
d. Keningkatkan konsumsi zat besi dari makanan seperti mengkonsumsi
makanan hewani dalam jumlah yang cukup.
Selain itu berdasarkan sumber lain penecegahan maupun memperbaiki
kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan anemia membutuhkan
pendekatan berbagai peneyebab potensial, yaitu dengan pendekatan berbasis
makanan, yaitu diversifikasi dan fortifikasi makanan yang antara lain adalah
fortifikasi makanan dengan zat besi, suplementasi zat besi dan peningkatan
layanan kesehatan dan sanitasi lingkungan menurut (World Health
Organization, Stoltzfus and Dreyfuss, 2013).

B. Faktor Kejadian Anemia


1. Dukungan Keluarga
a. Pengertian Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang
melindungi seseorang dari efek setres yang buruk. Dukungan keluarga
adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganny,
berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental
dan dukungan emosional. Jadi dukunan keluarga adalah suatu bentuk
hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan
terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang
memperhatikannya. Jadi dukungan sosial keluarga mengacu kepada

13
dukungan-dukungan sosial yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai
sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga yang selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan19.

b. Sumber Dukungan Keluarga


Terdapat tiga sumber dukungan sosial umum, sumber ini terdiri atas
jaringan informal yang spontan: dukungan terorganisasi yang tidak
diarahkan oleh petugas kesehatan professional, dan upaya terorganisasi oleh
professional kesehatan. Dukungan sosial keluarga mengacu kepada
dukungan-dukungan sosial yang di pandang oleh anggota keluarga sebagai
sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga (dukungan sosial
bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang
yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan
jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial
keluarga internal, seperti dukungan dari suami/istri atau dukungan dari
saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal19.

c. Tujuan Dukungan Keluarga


Sangatlah luas diterima bahwa orang yang berada dalam lingkungan
sosial yang suportif umumnya memiliki kondisi yang lebih baik
dibandingkan rekannya yang tanpa keuntungan ini. Lebih khususnya, karena
dukungan sosial dapat dianggap mengurangi atau menyangga efek serta
meningkatkan kesehatan mental individu atau keluarga secara langsung,
dukungan sosial adalah strategi penting yang haru ada dalam masa stress
bagi keluarga19. Dukungan sosial juga dapat berfungsi sebagai strategi
pencegahan guna mengurangi stress akibat negatifnya7. Sistem dukungan
keluarga ini berupa membantu berorientasi tugas sering kali diberikan oleh
keluarga besar, teman, dan tetangga. Bantuan dari keluarga besar juga
dilakukan dalam bentuk bantuan langsung, termasuk bantuan financial yang
terus-menerus dan intermiten, berbelanja, merawat anak, perawatan fisik
lansia, melakukan tugas rumah tangga, dan bantuan praktis selama masa
krisis19.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga


Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah19:
1) Faktor internal
a) Tahap perkembangan

14
Artinya dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini
adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap
rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap
perubahan kesehatan yang berbeda-beda.
b) Pendidikan atau tingkat pengetahuan
Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk oleh
variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar belakang
pendidikan dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan
membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk
memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan
menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga
kesehatan dirinya.
c) Faktor emosi
Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap adanya
dukungan dan cara melakukannya. Seseorang yang mengalami
respon stress dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespon
terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara
mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam
kehidupannya. Seseorang yang secara umum terlihat sangat tenang
mungkin mempunyai respon emosional yang kecil selama ia sakit.
Seorang individu yang tidak mampu melakukan koping secara
emosional terhadap ancaman penyakit mungkin.
d) Spiritual
Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani
kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan,
hubungan dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari
harapan dan arti dalam hidup.
2) Faktor Eksternal
a) Praktik di keluarga
Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya
mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatannya.
Misalnya, klien juga kemungkinan besar akan melakukan tindakan
pencegahan jika keluarga melakukan hal yang sama.
b) Faktor sosio-ekonomi
Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan resiko terjadinya
penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan
bereaksi terhadap penyakitnya. Variabel psikososial mencakup:

15
stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan lingkungan kerja.Seseorang
biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok
sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara
pelaksanaannya. Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya
ia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan.
Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada
gangguan pada kesehatannya.
c) Latar belakang budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan
kebiasaan individu, dalam memberikan dukungan termasuk cara
pelaksanaan kesehatan pribadi.

2. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe


a. Pengertian Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat. Kepatuhan
adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan prilaku yang
disarankan dokter atau oleh orang lain. Kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet Fe sering menjadi masalah karena patuh sangat sulit
untuk ditanamkan pada diri sendiri, apalagi untuk orang lain 20.
Penanggulangan masalah anemia besi diIndonesia masih terfokus pada
pemberian tablet tambah darah (tabletFe). Padaibu hamil yang kekurangan zat
Fe dapat terjadi anemia zat besi tetapi kekurangan zat besi juga dapat
menyebabkan kelelahan maka pemberian tablet Fe merupakan salah satu
pelayanan yg diberikan pada kunjungan kehamilan yang setiap tablet
mengandung fero sulfat (FeSO4) 300 mg (zat besi 60 mg).21
Tablet Fe adalah mineral mikro paling banyak yang terdapat dalam
tubuh, yaitu sebanyak 3-5 gram didalam tubuh manusia dewasa. Kebutuhan
zat besi pada wanita hamil dengan janin tunggal sekitar 1000mg selama hamil
atau naik sekitar 200-300%. Banyaknya ibu hamil yang mendapatkan tablet
Fe namun masih ada ibu hamil yang menderita anemia walaupun telah
diberikan tablet Fe, hal ini dikarenakan beberapa faktor, antara lain ibu tidak
mengerti cara mengkonsumsi tablet Fe. Sebaiknya tablet Fe dikonsumsi
setelah makan dan minum, tablet Fe tidak dianjurkan bersamaan dengan
mengkonsumsi suplemen yang mengandung kalsium atau susu tinggi
kalsium, kopi, dan the karena penyerapan zat besi akan terganggu karena
dapat mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan22.

16
Dalam mengkonsumsi zat besi dapat menimbulkan sembelit dan
perubahan warna feses menjadi gelap. Anjurkan konsumsi zat besi diikuti
dengan sayuran untuk meningkatkan absorbsi zat besi. Pemberian zat besi
tidak boleh lebih dari 6 bulan jika dilakukan tanpa pengawasan dokter.
23
Kelebihan zat besi dapat menimbulkan kerusakan hati dan pankreas . Zat
besi ini berguna untuk mencegah terjadinya anemia pada saat kehamilan yang
dapat menyebabkan resiko untuk terjadinya perdarahan saat persalinan.
Tablet Fe ini sebaiknya diminum pada malamhari setelah makan sebelum
24
tidur untuk mengurangi efek mual . Saat kehamilan zat besi yang
dibutuhkan oleh tubuh lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil.
Kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan janin tunggal adalah :
1) 200-600mg untuk memenuhi peningkatan massa sel darah merah.
2) 200-370 mg untuk janin yang bergantung pada berat lahirnya.
3) 150-200mg untuk kehilangan eksternal.
4) 30-170 mg untuk tali pusat dan plasenta.
5) 90-130mg untuk menggantikan darah yang hilangsaat kelahiran.
Dengan demikian kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar
antara 800mg, 500mg untuk pertambahan sel darah merah dan 300mg untuk
janin dan plasenta24. Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan
rata-rata 3,5- 4mg zat besi per hari. Kebutuhan zat besi tiap trimester sebagai
berikut:
1) TrimesterI: Kebutuhan zat besi ± 1 mgper hari (kehilangan basal 0,8 mg
perhari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.
2) Trimester II : Kebutuhan zat besi ± 5mg perhari ( kehilangan basal 0,8mg
perhari) ditambah 300mg untuk sel darah merah dan 115 mg untuk
konsepsi.
3) Trimester III : Kebutuhan zat besi ± 5mg perhari (kehilangan basal 0,8mg
perhari) ditambah 150mg untuk sel darah merah dan 223 mg untuk
konsepsi.

b. Faktor Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe


Faktor yang mempengarui perilaku kepatuhan pasien dalam minum
obat adalah:
1) faktor predisposing meliputi pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, nilai-
nilai, sikap.
2) faktor enabling meliputi ketersediaan sarana atau fasilitas kesehatan.
3) faktor reinforcing yaitu dukungan keluarga dan sikap petugas kesehatan.
Selanjutnya tentang pengetahuan dalam ranah kognitif mempunyai
enam tingkatan yaitu: tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi

17
(application), analisis (analysis), sintesis (synteshsis) dan evaluasi
(evaluation). Sikap juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang- tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan
sebagainya). Dukungan keluarga merupakan bagian dari pasien yang paling
dekat dan tidak dapat dipisahkan. Sehingga dari faktor pengetahuan, sikap
dan dukungan keluarga sangat berpengaruh dalam meningkatnya kepatuhan
minum obat tablet Fe25.

3. Sikap
a. Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau obyek. Newcomb menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum dapat dikatakan suatu tindakan atau
aktifitas, akan tetapi merupakan “pre disposisi” tindakan atau perilaku.
Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi terbuka. Sikap adalah
suatu bentuk evaluasi atau reaksi terhadap suatu obyek, memihak atau tidak
memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),
pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap
suatu aspek di lingkungan sekitar11
Sikap mempunyai 3 komponen yakni21:
1) Kognitif.
Kognitif terbentuk dari pengetahuan dan informasi yang diterima yang
selanjutnya diproses menghasilkan suatu keputusan untuk bertindak.
2) Afektif.
Menyangkut masalah emosional subyektif sosial terhadap suatu obyek,
secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki
terhadap suatu obyek.
3) Konatif.
Menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang
ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang
dihadapinya.

b. Tingkatan Sikap
Sikap mempunyai berbagai tingkatan yakni:

18
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan sebagai orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan sesuatu dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3) Menghargai (valuting)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi21

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap


1) Pengalaman pribadi Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,
pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan
lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi dalam situasi yang
melibatkan faktor emosional.
2) Pengalaman orang lain yang dianggap penting Umumnya individu
cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan
sikap orang lain yang dianggap penting. Kecenderungan ini
dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
3) Pengaruh kebudayaan Secara tidak langsung kebudayaan telah
menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah.
Sikap anggota masyarakat telah diwarnai oleh kebudayaan, karena
kebudayaan yang dapat memberi corak pengalaman individu-individu
masyarakat asuhannya.
4) Media massa Pada pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan
secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap-sikap dari
penulisnya yang merupakan akibat dari pengaruh sikap
konsumennya.
5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama Konsep moral dan ajaran
dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan
sistem kepercayaan yang dapat mempengaruhi sikap seseorang.

19
6) Faktor emosional Suatu bentuk sikap terkadang merupakan
pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai penyaluran
frustasi atau pengalihan bentuk. 27

4. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yaitu indera pengelihatan, pendengaran,
penciuman, perabaan dan rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga 16
b. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan sebagai berikut :
1) Tahu (Know).
Tahu didefinisikan sebagai mengingat suatu materi yang sebelumnya
telah dipelajari. Mengingat kembali (recall) termasuk dalam tingkatan
pengetahuan yang pertama. Mengingat kembali (recall) terhadap suatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima.
2) Memahami (Comprehention).
Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui serta dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau
materi akan dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan terhadap suatu obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application).
Aplikasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari dan dipahami pada situasi ataupun kondisi
sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis).
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
komponen- komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat
dilihat dari pengguna kata kerja, seperti dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

20
5) Sintesis (Syntesis).
Sintesis adalah kemampuan untuk meletakkan bagian-bagian didalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis
merupakan kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang telah ada. Misalnya dapat menyusun, dapat meringkas,
dapat merencanakan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu
teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation).
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau obyek. Penilaian penilaian berdasarkan kriteria yang
ditemukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.21

c. Cara Memperoleh Pengetahuan


Cara untuk memperoleh pengetahuan ada 2 yaitu:
1) Cara tradisional atau non ilmiah
a) Cara coba salah (trial and error) Cara ini dipakai dalam menghadapi
persoalan atau masalah dan upaya pemecahannya dilakukan dengan
coba-coba saja. Metode ini masih sering dipergunakan sampai saat
ini, terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu
cara tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
b) Cara kekuasaan atau otoritas Cara ini adalah ketika orang lain
menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai
otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan
kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan
pemikiran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima
pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang ditemukannya
adalah sudah benar.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang telah diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
d) Melalui jalan pikiran Dalam hal ini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan jalan pikirannya.
2) Cara modern atau ilmiah Cara baru atau modern dalam memperoleh
pengetahuan pada saat ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini
disebut dengan metode penelitian ilmiah atau metodologi penelitian14

21
d. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan diantaranya:
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga
terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Pada remaja putri
yang memiliki tingkat pendidikan SMA akan memberikan jawaban
lebih rasional dibandingkan remaja putri yang pendidikan SMP.
2) Informasi
Seorang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi tentang anemia
pada remaja biasanya didapat dari teman, keluarga, tetangga, media
sosial seperti iklan TV, informasi melalui Hp, brosur dan spanduk dll.
3) Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan meliputi sikap dan keperayaan, pada hal ini remaja putri
akan percaya dengan orang yang lebih di tuakan dan mengikuti
kebiasaan yang sudah ada, jika pada jaman orag tua dahulu
mengkonsumsi makanan dengan seadanya maka kebiasaan tersebut
akan diikuti oleh remaja putri seperti makan asal kenyang tanpa
mempertimbangkan nilai gizinya.
4) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan
tentang sesuatu yang bersifat informal. Pada pengalaman ini remaja
putri akan mencontoh dari pengalaman baik dari pengalaman dirinya
sendiri atau juga didapatkan dari pengalaman orang lain. Misalnya
pengalaman orang lain yaitu mengkonsumsi daging akan membuat
tambah gendut, dari pengalaman temannya tersebut remaja putri akan
merasa takut mengkonsumsi daging.
5) Sosial Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Semakin tinggi tingkat ekonomi akan menambah pengetahuan. Sosial
eknomi ini memperngarhi akan zat gizi pada remaja putri, jika sosial
ekonomi semakin tinggi bisanya akan semakin tinggi juga kualitas
makanan dengan gizi seimbang akan terpenuhi, sebaliknya jika sosial
ekonomi rendah maka akan enggan memenuhi gizi seimbangnya.
6) Umur

22
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap
dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
baik tentang pentingnya kebutuhan zat gizi seimbang untuk remaja
putri, biasanya disini yang lebih berperan adalah ibu yang memasak
untuk anaknya. 24

23
C. Kerangka Teori

faktor predisposing
1. Pengetahuan.
2. Kepercayaan
3. Sikap
4. Status Sosial Ekonomi
5. Umur
6. Jenis Kelamin
7. Suku
8. Pendidikan
9. Motivasi

Kosumsi Tablet
fe
faktor reinforcing Kejadian Anemia
1. Dukungan Keluarga
2. Pengaruh Teman Sebaya
3. Dukungan Masyarakat
4. Umpan Balik
5. Penghargaan
6. Pengaruh Tokoh

faktor enabling
1.Kketersediaan sarana atau
fasilitas kesehatan.
2. Kondisi Dari Lingkungan
Tempat Tinggal

Gambar 2.2 Kerangka Teori

D. Kerangka Konsep

Dukungan Keluarga

Konsumsi Tablet Fe
Kejadian Anemia

Sikap

Pengetahuan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

24
E. Hipotesis
1. Ada hubungan dukungan keluarga dengan kejadian anemia dalam kehamilan
dengan kejadian anemia dalam kehamilan.
2. Ada hubungan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia
dalam kehamilan dengan kejadian anemia dalam kehamilan.
3. Ada hubungan sikap dengan kejadian anemia dalam kehamilan dengan
kejadian anemia dalam kehamilan
4. Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia dalam kehamilan dengan
kejadian anemia dalam kehamilan

25
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian adalah observasional analitik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan dukungan keluarga, mengkonsumsi tablet Fe, sikap dan
pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Bulu
Temanggung. Rancangan penelitian menggunakan crosssectional (belahlintang)
karena data penelitian (variable independen dan variable dependen) dilakukan
pengukuran pada waktu yang sama atau sesaat. Berdasarkan pengolahan data
yang digunakan, penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif.18

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Bulu Kabupaten
Temanggung pada bulan Maret 2022.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah ibu hamil Desa Gandurejo
yang berkunjung di puskesmas Bulu berjumlah 101 ibu hamil.
2. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan menggunakan rumus slovin dan
menggunakan teknik simple random samplinge.18
N
n=
1+ N ¿ ¿

Dimana :
n = Besar sampel
N= Besar Populasi
d = Tingkat kepercayaan (0,01)
Dari rumus di atas dapat dihitung jumlah sampel dari survey awal yang
akan dijadikan responden pada penelitian ini, yaitu:
101 101 101
n= = =
1+101 ¿ ¿ 1+ 0,0101 1,0101
= 99,990 = 99+10% = 99

Dari rumus diatas dapat disimpulkan jumplah sampel yang akan


dijadikan responden pada penelitian ini sebesar 99 orang.

26
D. Subyek Penelitian
Kriteria Inklusi. Adalah kriteria umum subjek penelitian dari satu populasi
target yang terjangkau dan akan di teliti.
1. Kriteria inklusi dalam penelitian, yaitu:
a. Ibu hamil yang telah diberikan tablet Fe pada kunjungan
sebelumnya.
b. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.
2. Kriteria Eksklusi
a. Ibu hamil yang baru 1 kali melakukan pemeriksaan kehamilan.
b. Ibu hamil dengan komplikasi.

E. Cara Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :
1. Data tentang dukungan keluarga, konsumsi tablet fe, pengetahuan, sikap
diperoleh dg cara singkat dengan responden dengan alat bantu kuisioner
2. Data tentang kejadian anemia diperolehdengan cara melihat laporan buku
KIA tentang kejadian anemia dan buku register puskesmas

F. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (dependent) yaitu dukungan keluarga, kepatuhan
mengkonsumsi Tabet Fe, sikap dan pengetahuan.
2. Variabel bebas (independent) ) yaitu anemia pada ibu hamil.
3. Pengetahuan tentang kejadian anemia
4. Sikap ibu hamil tentang anemia

G. Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Definisi variabel-variabel penelitian harus dirumuskan untuk menghindari
kesesatan dalam mengumpulkan data.

27
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

N Variabel Definisi Alat Hasil Ukur Skala


o Operasional Ukur

1 Dukungan Upaya Kuisione 1.Tidak Pernah Ordina


Keluarga keluarga r 2.Kadangkadang l
dalam 3.Selalu.
memberikan
dorongan
kepada ibu
hamil
dengan
menjaga dan
memelihara
kesehatan ibu
hamil
sesuai dengan
aspek
dukungan
keluarga yang
dirasakan.
Dukungan
informasional,
instrumental
dan
emosional.

2 Kepatuhan Kepatuhan ibu Kuisione Patuh : jika ibu Ordina


Mengkomsums dalam r mengkonsumsi l
i Tabet Fe mengkonsums tablet Fe 1x
i tablet Fe sehari selama
selama kehamilan.
kehamilan Tidak patuh : jika
(minimal 90 ibu
biji selama mengkonsumsi
hamil). tablet Fe tidak
Skala ukur teratur dan tidak
adalah menghabiskan
nominal tablet Fe yang
diberikan.
3. Sikap Sikap adalah a.Pertanyaan Ordina
keadaan favourabel l
mental dan b.Pertanyaan
saraf dari unfavourabel
kesiapan yang 1. sangat setuju
diatur melalui 2. setuju
pengalaman 3. tidak setuju
yang 4. sangat tidak
memberikan setuju
pengaruh
dinamik atau
terarah
terhadap
respon
individu pada
semua objek
dan situasi
yang berkaitan

28
N Variabel Definisi Alat Hasil Ukur Skala
o Operasional Ukur
dengannya
4. Pengetahuan Pengetahuan Kuisione Pengetahuan Ordina
merupakan r seseorang dapat l
hasil “tahu” diinterpretasika
n dengan skala
dan terjadi
yang bersifat
setelah kualitatif, yaitu :
seseorang 1. Pengetahuan
melakukan Baik : 76 %
penginderaan 100 %
terhadap 2. Pengetahuan
suatu objek Cukup : 56 % -
75 %
tertentu.
3. Pengetahuan
Penginderaan Kurang : < 56 %
terjadi
melalui
panca indera
manusia
yaitu indera
pengelihatan,
pendengaran,
penciuman,
perabaan dan
rasa.

H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh
responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal – hal yang
diketahui. Kuesioner diambil dari teori mengenai kejadian anemia dan kepatuhan
mengkomsumsi tablet Fe. Alat Ukur yang digunakan yaitu :
1. Kejadian anemia dalam kehamilan diukur dengan melakukan pemeriksaan
kadar haemoglobin. Jika HB ibu < 11 gr% maka dikategorikan sebagai
anemia, sedangkan HB ≥ 11 gr% dikategorikan tidak anemia.
2. Dukungan keluarga diukur dengan menggunakan kuisiner dukungan
informasional, instrumental dan emosional.
3. Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe diukur dengan menggunakan kuesioner
kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe selama 90 hari.
4. Sikap diukur dengan menggunakan kuisoner dengan pertanyaan favourabel
dan pertanyaan unfavourabel. 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 tidak setuju dan 4
sangat tidak setuu

29
5. Pengetahuan diukur dengan kuisioner (pertanyaan- pertanyaan secara
langsung) atau melalui angket (pertanyaan-pertanyaan tertulis) yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.

I. Metode Pengumpulan Data


Langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a. Tahap Awal/Persiapan
1. Mengurus surat ijin studi pendahuluan di Universitas Muhammadiyah
Semarang.
2. Mengurus surat ijin studi pendahuluan di Puskesmas Bulu Kabupaten
Temanggung
3. Mengurus surat ijin penelitian di Universitas Muhammadiyah
Semarang dan di Puskesmas Bulu Kabupaten Temanggung
b. Tahap Kerja
1. Mencari data Ibu Hamil di Puskesmas Bulu
2. Mengamati data yang sudah didapat kemudian menganalisa data-data
yang diperlukan dalam penelitian
3. Secara keseluruhan menentukan responden yang akan dijadikan
sebagai sumber informasi
4. Melakukan kunjungan ke rumah responden dengan menunjukan surat
ijin penelitian dari Universitas Muhammadiyah Semarang dan Desa
Gandurejo wilayah kerja Puskesmas Bulu kepada responden.
5. Penulis memperkenalkan diri kepada responden yaitu Ibu hamil di
Desa Gandurejo Kecamatan Bulu
6. Penulis menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden.
7. Penulis meminta persetujuan dari responden yang akan diteliti dan
memberikan surat persetujuan untuk diisi dan ditanda tangani.
8. Penulis memberikan pertanyaan yang kemudian diisikan ke dalam
lembar cheklist yang sudah disediakan seperti data nama, umur,
Pendidikan, dan alamat,
9. Penulis memberikan pertanyaan mengenai kepatuhan ibu hamil
dalam mengonsusi tablet tambah darah
c. Tahap Akhir
Melakukan pencatatan data yang sudah diperoleh dari hasil lembar
cheklist yang sudah di dapat dan selanjutnya akan dilakukan pengolahan
data.

30
J. Metode Pengolahan dan Analisis Data.
1. Pengolaan Data
Setelah pengisian kuesioner selesai, kuesioner ditarik kembali untuk
dilakukan pengolahan data sebagai berikut :
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari
kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan dilapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak
sesuai dapat segera dilengkapi
b. Coding
Setelah semua diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
pengkodean yakni dengan mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan. Pembuatan kode dilakukan
sebagai persiapan pemasukan data kedalam master tabel. Pemberian
kode jawaban responden mengikuti kode yang telah ditentukan
dilembar kuesioner.

Tabel 3.2 Coding

No Variabel Klasifikasi Kode


a. Ada Hubungan 1
1 Dukungan Keluarga
b. Tidak Ada Hubungan 2
a. Lengkap 1
2 Kosumsi Tablet Fe
b. Tidak Lengkap 2
a. Mendukkung 1
3 Sikap
b. Tidak Mendukung 2
a. Baik. 1
4 Pengetahuan b. Cukup 2
c. Kurang 3

c. Tabulating
Tabulating dilakukan dengan memasukkan data yang telah diberi kode
ke dalam tabel yang tersedia.

31
K. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat.
1. Univariat yaitu analisa yang digunakan untuk mendapatan gambaran
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. Hasil analisis data
disajikan menggunakan rumus27:
f
P= X 100%
N
Keterangan :
P= Presentase
F=Frekuensi
N= Jumlah seluruh observasi

2. Bivariat yaitu Untuk mendeskripsikan hubungan antara independent variable


dan dependent variable. Uji statistik yang digunak anadalah Chi-Square.
Adapun rumus yang digunakan untuk Chi-Square29 adalah :
X2 =   fe  fo fe 2
Keterangan :
Σ : Jumlah
X2 : Statistik Shi-Square hitung
fo : Nilaifrekuensi yang diobservasi
fe : Nilaifrekuensi yang diharapkan
Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa adalah ada hubungan
jika p value < 0,05 dan tidak ada hubungan jika pvalue > 0,05 atau X 2 hitung≥
X2 tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan dan
X2hitung< X2 tabel maka H0 diterimadan H1 ditolak yang berarti tidak ada
hubungan.

L. Jadwal Penelitian
1. Pembuatan proposal
2. Seminar proposal
3. Mengurus surat perizinan penelitian dari Universitas Muhamadiyah
Semarang
4. Mengurus surat perizinan penelitian di Desa Gandurejo wilayah kerja
Puskesmas Bulu
5. Mengurus surat perizinan untuk pengambilan data di Puskesmas Bulu
6. Pengambilan data sekunder di Puskesmas Bulu
7. Mengurus surat perizinan dari Desa yang terdapat kejadian ibu hamil resiko
tinggi (Anemia)

32
8. Pengambilan data primer dari responden dengan menggunakan lembar
cheklist yang sudah tersedia
9. Pengolahan data

M. Persiapan Penelitian
1. Mempersiapkan lembar cheklist yang akan digunakan dalam proses
wawancara
2. Mempersiapkan surat perizinan penelitian
3. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam proses penelitian

33
DAFTAR PUSTAKA

1. Sri Hartatik TA. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil


Mengkonsumsi Tablet Fe Di Uptd Puskesmas Bantur. J Vis Lang Comput.
2013;1(1):22-31.

2. Suparti S, Fauziah AN. Dampak Anemia Kehamilan Dengan Kejadian Bayi


Bblr Di Puskesmas Musuk I Kecamatan Musuk Boyolali Tahun 2018. J
Kebidanan Indones J Indones Midwifery. 2020;11(1):134.
doi:10.36419/jkebin.v11i1.334

3. Pratiwi Y, Safitri T. Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe


(Ferrum) Terhadap Kejadian Anemia Di Desa Langgenharjo Kecamatan
Juwana. Lumbung Farm J Ilmu Kefarmasian. 2021;2(1):125.
doi:10.31764/lf.v2i1.3857

4. Wigati DN. Terhadap Perilaku Ibu Hamil Dalam. Kesehat Ibu dan Anak Akad
Kebidanan An-Nur. 2016;1(1):34-38.

5. Sivanganam S, Weta W. Gambaran tingkat kepatuhan ibu hamil


mengkonsumsi tablet besi di wilayah kerja puskesmas Sidemen tahun 2015.
Intisari Sains Medis. 2017;8(2):135-138. doi:10.1556/ism.v8i2.128

6. Kesehatan J, Indonesia I, Health I, Journal S. Hubungan perilaku ibu hamil


dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat
besi di wilayah kerja puskesmas labuhan rasoki. 2019;4(2).

7. Anggraini PD. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia


Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Pinang Tahun 2018. J
Kebidanan. 2018;7(15):33. doi:10.31983/jkb.v7i15.3248

8. Anemia K, Hamil IBU. Jurnal Kebidanan HUBUNGAN Fe DENGAN


RELATIONSHIP TO TABLET CONSUMES Fe PREGNANT WOMEN
WITH ANEMIA EVENTS Angka Kematian Ibu yang sangat penting dalam
timbulnya 2015-2019 Ibu Hamil di Indonesia yang Anemia merupakan salah
satu tolak ukur kualitas pelayanan. 2019;IX(02):202-212.

9. Difa Oktafiana; Elika Puspitasari; Sulistyaningsih. Hubungan Pengetahuan


Anemia Dengan Perilaku Konsumsi Tablet Fe Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di
Puskesmas Wirobrajan Kota Tahun 2018. Published online 2018.

34
10. Anggraeni IE, Setyatama IP. Hubungan Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil dalam
mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia Latar Belakang Anemia
adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah ( eritrosit
) yang terlalu sedikit , yang mana sel darah merah itu Respon tubu. 2016;1.

11. Apria Wilinda Sumantri. Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe


Terhadap Kejadian Anemia Diwilayah Kerja Uptd Puskesmas Kemalaraja
Kabupaten Oku Tahun 2015. Masker Med. 2016;5:11-18.

12. Amni N. Hubungan antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi , Status Gizi ,
dan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Ibu. Published online 2017.
http://digilib.unhas.ac.id/

13. Kumala W, Jus’at I. Hubungan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi


tablet Fe dengan anemia di Puskesmas Jawilan Kabupaten Serang Tahun 2012.
J Kesehat. 2012;5(2):110-118.

14. Adilestari W. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe


Dengan Kejadian Anemia Di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta. J Publ Univ
‘Aisyiyah. Published online 2017.

15. Fitria RR. Hubungan Tingkat Kepatuhan Dosis, Waktu dan Cara
Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil dengan
Umur Kehamilan 28-31 Minggu di Puskesmas Semanu. Skripsi Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta. Published online 2019:1-108.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2265/

16. Sjahrani T, Faridah V. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Anemia. J Kebidanan. 2019;5(2):106-115.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/viewFile/1253/pdf

17. Loliana N, Nadhiroh SR, Gizi D, Fakultas K, Masyarakat K. Asupan Dan


Kecukupan Gizi Antara Remaja Obesitas Dengan Non Obesitas. Media Gizi
Indones. 2015;10(2):141-145.
https://www.e-journal.unair.ac.id/MGI/article/view/3319

18. Tania LE. Hubungan Asupan Zat Besi, Protein Dan Vitamin C Dengan
Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Smk Yamas Jakarta Timur Tahun
2018. Publ Kesehat Masy Indones. 2018;3(1):26-31.
http://repository.binawan.ac.id/539/1/GIZI - 2018 - LINDAH ELMA TANIA
repo.pdf

35
19. Anonim. Dukungan Keluarga. Keperawatan Keluarga, Teor Dan Prakt. 2015;
(1974):10-54.

20. Namchar Kautsar, Suriah NJ. Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengonsumsi
Tablet Zat Besi (Fe) di Puskesmas Bara-Baraya Tahun 2013. J Kesehat Masy.
Published online 2013:1-15.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2838ec295ddbb8912d283bac2b79fa48.pdf

21. Dieny FF, Jauharany FF, Fitranti DY, Tsani AFA, Rahadiyanti A. Jurnal Gizi
Indonesia Kualitas diet , kurang energi kronis ( KEK ), dan anemia pada
pengantin wanita di Kabupaten Semarang. 2019;8(1):1-10.

22. Gagu N. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi Biskuit


Makanan Tambahan Biskuit Pada Ibu Hamil di Kota Parepare Sulawesi
Selatan. Progr Stud Ilmu Gizi Univ Hasanudin Makasar. Published online
2018:59.

23. Hardiyanti IT, Suparni IE. Hubungan Efek Samping Suplemen Zat Besi (Fe)
dengan Kepatuhan Ibu Hamil TM III di Wilayah Kerja Puskesmas Cukir
Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. J Ilk (Jurnal Ilmu Kesehatan).
2018;9(2):161-166. http://www.ilkesh.org/index.php/ilkes/articel/view/87

24. Susiloningtyas I. PEMBERIAN ZAT BESI (Fe) DALAM KEHAMILAN


Oleh : Is Susiloningtyas. Maj Ilm Sultan Agung. 2012;50:128.

25. Gendhis. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Pasien Dan Dukungan


Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien. J Chem Inf Model.
2011;53(9):1689-1699.

26. Mulianingsih M, Yolanda H, Khalid S. Pendidikan Kesehatan dalam Upaya


Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Ibu Hamil. J Lentera. 2021;1(2):87-
91. doi:10.26714/.......................p-ISSN

27. Merangin DID, Pattiselanno F, Mentansan G, et al. No 主観的健康感を中心


とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title.
Vol 2.; 2018.
https://doi.org/10.1016/j.gecco.2019.e00539%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.foreco.2018.06.029%0Ahttp://www.cpsg.org/sites/cbsg.org/files/
documents/Sunda Pangolin National Conservation Strategy and Action Plan
%28LoRes%29.pdf%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.forec

36
28. Maunaturrohmah A. Goog Will To Press Anemia on. Published online 2009:1-
6.

29. Fajrin FI, Erisniwati A. Kepatuhan Konsumsi Tablet Zat Besi Berdasarkan
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil. J Kesehat. 2021;12(2):173.
doi:10.26630/jk.v12i2.2413

37

Anda mungkin juga menyukai