Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari laporan praktikum ini yaitu
“Makalah Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Terluka Karena Alat Tajam”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada dosen mata kuliah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan laporan praktikum ini.
Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan praktikum
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gunung, Kamis 12 Oktober 2023

Fani Rahayu
DAFTAR ISI

BAB I

PPENDAHULUA

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

2.2 Contoh – Contoh Kasus Kejadian Kecelakaan di Industri Jasa Makanan

2.3 Resiko Komplikasi Keparahan Kecelakaan Apabila Tidak segera ditangani 2.4 Pertolongan Pertama
Luka Benda Tajam oleh P3K

2.5 Tahapan Penanganan Setelah P3K

2.6 Ketersediaan Penanganan P3K pada tempat observasi

2.7 Ada atau tidak adanya kejadian kecelakaan pada lokasi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tempat kerja memiliki risiko untuk terjadinya kecelakaan kerja karena terdapat pekerja serta bahaya
kerja dari sumber bahaya Kecelakaan industri adalah kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena
terdapat potensi bahaya yang tidak terkendali. Kecelakaan di dalam perjalanan adalah kecelakaan yang
terjadi di luar tempat kerja namun masih memiliki kaitan yang berhubungan dengan pekerjaan.
Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) pada tahun 2013, terdapat satu pekerja di
dunia yang meninggal setiap 15 detik dikarenakan kecelakaan kerja.3 Berdasarkan pusat data dan
informasi ketenagakerjaan pada tahun 2014 provinsi jawa tengah menduduki posisi yang cukup tinggi
dalam jumlah kecelakaan kerja yang bersumber dari mesin yaitu posisi ke empat dengan jumlah
kecelakaan kerja sebanyak 544 kasus.4 Salah satu upaya untuk meminimalisir kerugian dari kecelakaan
kerja yang terjadi adalah memberikan pertolongan pertama pada pekerja yang mengalami cedera pada
kecelakaan kerja.

Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, salah satu syarat keselamatan kerja adalah
memberi pertolongan pada kecelakaan (P3K). Peraturan yang mengatur pertolongan pertama pada
kecelakaan di tempat kerja yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tentang pelaksanaan
P3K, petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja. Pertolongan pertama yang diberikan harus tepat,
karena apabila penanganan yang diberikan salah maka keadaan korban dapat bertambah parah dan
dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar bagi perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)?
2. Apa saja contoh kasus kejadian terluka alat tajam pada industri jasa makanan?
3. Apa saja resiko komplikasi keparahan kecelakaan apabila tidak segera ditangani?
4. Apa saja Pertolongan pertama saat terluka karena alat tajam?
5. saja tahapan penanganan saat terluka karena alat tajam?
6. Apakah tersedia penanganan P3K pada tempat observasi? 7. Apakah ada kejadian kecelakaan
pada lokasi tempat observasi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) pada pekerja.
2. Mengetahui contoh kasus kejadian terluka alat tajam pada industri jasa makanan.
3. Mengetahui resiko komplikasi keparahan kecelakaan apabila tidak segera ditangani.
4. Mengetahui Pertolongan pertama saat terluka karena alat tajam.
5. Mengetahui tahapan penanganan saat terluka karena alat tajam.
6. Mengetahui persediaan penanganan P3K pada tempat observasi.
7. Mengetahui ada atau tidaknya kejadian kecelakaan pada lokasi tempat observasi.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi

P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara
terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau
paramedis. Artinya, pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna,
tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau
orang awam) yang pertama melihat korban. P3K bertujuan untuk menyelamatkan jiwa penderita, agar
tidak meninggal di tempat, mencegah cacat, misalnya luka yang membekas, dan memberikan rasa
nyaman dan mempercepat penyembuhan.

Luka adalah rusaknya jaringan lunak baik di dalam maupun luar bagian tubuh. Luka paling jelas terjadi
pada kulit. Luka benda tajam merupakan salah satu jenis luka terbuka yang disebabkan oleh benda
tajam, yang artinya kerusakan jaringan lunak hingga darah keluar dari pembuluh darah sehingga terjadi
perdarahan. Luka yang disebabkan oleh benda tajam disebut juga luka sayat atau luka iris (vulnus
scissum), benda tajam yang dimaksud seperti pisau.

2.2 Contoh – Contoh Kasus Kejadian Kecelakaan di Industri Jasa Makanan

Dapur merupakan ruang khusus yang menakjubkan, yang mana segala macam kelezatan makanan yang
kita makan diciptakan dari tempat tersebut. Meski begitu, dapur juga bisa menjadi tempat yang
berbahaya, dari sesuatu yang jinak seperti makanan yang rusak hingga hasil yang lebih serius seperti luka
bakar yang parah. Pada sebuah dapur, umumnya terdapat permukaan yang panas dan benda tajam di
sekelilingnya, dan segala sesuatunya bisa menjadi buruk jika seseorang tidak berhati-hati.

1. Menangkap pisau yang jatuh Saat pisau yang kamu gunakan untuk memotong bahan makanan
tak sengaja terjatuh. Jangan pernah mencoba atau usahakan untuk tidak refleks menangkap
pisau yang jatuh. Sebab, ada kemungkinan menangkap bagian tajam pisau. Saat pisau terjatuh.
Biarkan dan mundur selangkah untuk memastikannya juga tidak jatuh ke mengenai kaki kita.
2. Meletakkan piring kaca panas diatas permukan yang basah Meletakkan piring kaca panas di atas
permukaan yang basah atau wajan panas di atas meja kaca dapat mengakibatkan kaca menjadi
pecah dan membuat kekacauan besar (kecuali tentu saja itu kaca Pyrex yang dibuat untuk
menahan panas).
3. Meletakkan benda tajam di pinggiran meja atau bidang yang miring. Saat menggunakan benda-
benda tajam ini, letakkan di tengah-tengah meja dapur pada permukaan yang datar. Hindari
meletakkan benda tajam di pinggiran meja atau yang miring, karena ini bisa berpotensi
membuat pisau atau gunting jatuh dan tak sengaja melukai orang rumah.
4. Tidak konsentrasi saat menggunakan benda tajam sekali dampak yang terjadi akbiat tidak
konsentrasi dalam menggunakan benda tajam, diantaranya yaitu luka saat menggunakan pisau,
tergelincir parutan, jari terkena gunting, dan lain sebagainya.

2.3 Resiko Komplikasi Keparahan Kecelakaan Apabila Tidak segera ditangani

1. Luka akibat sayatan


Menghambat proses penyembuhan dan dapat menimbulkan nyeri dan berisiko terinfeksi
jika tidak ditangani secara tepat.
2. Luka abrasi (lecet)
luka jenis ini tergolong ringan dan tidak terlalu banyak mengeluarkan darah, tetapi
untuk membersihkan dan merawat luka guna mencegah infeksi.
3. Luka robek Risiko
jika luka robek yang cukup serius tidak dijahit adalah terjadinya infeksi. Luka yang terinfeksi
dapat dikenali dengan tanda-tanda berupa keluarnya nanah berwarna Hijau, kuning, atau
coklat dengan bau busuk, dan terkadang juga disertai demam.

2.4 Pertolongan Pertama Luka Benda Tajam oleh P3K


Adapun pertolongan pertama luka benda tajam oleh P3K yaitu sebagai berikut:
1. Membersihkan Luka

pertama saat luka, sesuai standar medis adalah dengan membersihkan luka. Luka dapat dibersihkan
menggunakan air bersih yang mengalir dan cairan pembersih PHMB atau yang mengandung antiseptik
serta tidak merusak jaringan kulit. Cairan pembersih luka harus yang mengandung antiseptik untuk
mencegah infeksi (karena luka akibat benda tajam bisa saja berkarat), tidak mengiritasi, dan tidak
berwarna agar mudah mengevaluasi luka. Sebaiknya tidak membersihkan luka dengan alkohol karena
dapat merusak jaringan kuli

2. Menilai Luka

Setelah membersihkan luka, berikan penilaian pada luka berdasarkan kedalaman luka, besar luka, dan
jaringan yang terpengaruh. Jika luka masih bisa diatasi maka dapat dilanjutkan dengan tahap berikutnya.

3. Hentikan Pendarahan

Jika luka mengucurkan darah. Hentikan pendarahan dengan menekan luka menggunakan kain bersih.
Tekan bagian yang berdarah dengan kassa steril, tisu, atau kain bersih. Ditekan setelah 30 detik hingga
pendarahan berhenti.

4. Memberi Salep Luka atau Betadine

Salep luka dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka. Salep membuat luka lembap, yakni
kondisi tidak kering dan juga tidak basah. Studi menunjukkan. Kondisi lembap dapat mempercepat
proses penyembuhan dan membuat jaringan baru
Tumbuh lebih cepat. Gunakan salep yang sesuai dengan anjuran medis untuk merawat luka. Selain salep
betadine juga dapat mempercepat proses pengeringan luka.

5. Menutup Luka

Menutup luka bertujuan agar luka tidak terkontaminasi bakteri luar dan juga menjaga luka tetap lembap.
Jangan menutup luka dengan kassa karena tidak dapat menghambat bakteri. Sebaiknya tutup luka
dengan plester. Ganti plester secara rutin setiap hari.

2.5 Penanganan Setelah P3K

Adapun tahapan penangan terluka karena benda tajam selanjutnya setelah P3K yaitu Seperti berikut:

1. Tidak panik dan tetap tenang apabila telah dilakukan pertolongan pertama
2. Bila perdarahan banyak dan aktif, lakukan penekanan pada luka dengan menggunakan kasa atau
tissue bersih, penekanan dilakukan selama kurang lebih 5 menit atau hingga pendarahan
berhenti, jika perdarahan tetap banyak dan tidak juga berhenti segera Temui di instalasi gawat
darurat.
3. Hubungi medis jika terjadi hal dibawah ini:
a. Jika luka dalam dan menyebabkan banyak perdarahan
b. Jika luka menunjukkan tanda infeksi seperti nanah dan bengkak
c. Jika luka berada di area wajah
d. Jika luka terlihat dalam/luas/besar/terbuka segera hubungi medis agar dapat dinilai dan
diperiksa apakah membutuhkan jahitan atau tidak.
e. Perhatikan benda tajam yang melukai, jika benda tersebut berkarat maka sebaiknya segera
temui dokter untuk mendapatkan suntikan anti tetanus (pada yang dalam atau besar).

2.6_Ketersediaan Penanganan P3K pada tempat observasi

Pertolongan pertama bukanlah penanganan yang sempurna, tapi dengan adanya P3K Di tempat kerja
akan memiliki banyak manfaat dalam mencegah keparahan cedera, mengurangi penderitaan dan bahkan
menyelamatkan nyawa korban. Jika tindakan P3K tidak dilakukan saat terjadi kecelakaan di tempat kerja,
akibatnya dapat memperburuk keadaan korban bahkan menimbulkan kematian.
Pada tempat observasi yang kami kunjungi yaitu Waroeng Scala, tidak terdapat alat P3K. Hal ini sangat
disayangkan, bagi restaurant atau café yang peduli dengan keselamatan dan kesehatan pekerjanya,
menyediakan fasilitas P3K merupakan kewajiban yang pasti ada. Dengan adanya fasilitas P3K maka pihak
restaurant dapat mengurangi berbagai konsekuensi yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja.

2.7 Ada atau tidak adanya kejadian kecelakaan pada lokasi pengamatan

Pada lokasi pengamatan kami, sejauh ini belum ada kejadian kecelakaan baik kecelakaan kerja pada
karyawan (staff dan koki) maupun kecelakaan pada pengunjung.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara
terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau
paramedis. Luka benda tajam adalah kerusakan jaringan lunak hingga darah keluar dari pembuluh darah
sehingga terjadi perdarahan seperti luka sayat dan luka iris karena terkena pisau. Pada industri jasa
makanan, pengetahuan P3K khususnya pada kecelakaan luka benda jam cukup penting agar pekerja
dapat menerapkan pertolongan pertama yang sesuai sehingga luka atau pendarahan tidak bertambah
parah.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan
details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan Sebagian dari bahan evaluasi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, N.A., Mufidah, A., Putro, D.S., Permatasari, I.S., Putra, IN.A., Hidayat, M.A., Kusumaningrum,
R.W., Prasiwi, W.F. and Suryanto, A., 2018. Pendidikan kesehatan pertolongan pertama pada kecelakaan
pada masyarakat di kelurahan dandangan. Journal of Community Engagement in Health, 1(2), pp.21-24.
Prasetyo, A.A., 2010. Pengaruh pemberian topikal gel lidah buaya (aloe vera L.) terhadap gambaran

Makroskopis penyembuhan luka sayat pada tikus putih (rattus norvegicus). Malang: Poltekkes Malang.
Herdita, A., 2020. Hubungan Pengetahuan Keselamatan Kerja dengan Sikap Praktek Boga SMK Negeri 10

Medan. Doctoral dissertation. Medan: UNIMED

Amalina, A., Muhammad, F.A.. Widiyatmoko, E. and Pratiwi, Y.S., 2021. Survei Sanitasi Tempat
Pengelolaan

Makanan Toko Roti Ciliwung Jember. Jurnal Sosial Sains, 1(8), pp. 742-750.

Yulianti, N., 2017. Gambaran kecelakaan kerja di lokasi kerja berdasarkan data Sudinakertrans Jakarta
Timur

Tahun 2014-2016. Bachelor’s thesis. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Rizky, F., 2016. ANALISIS PEMAHAMAN DAN SIKAP KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DALAM
PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN MAKANAN DI SMK SANDHY PUTRA 2 MEDAN. Doctoral dissertation.
Medan: UNIMED.

Virgy, S., 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Karyawan di Instalasi Gizi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo Jakarta Tahun 2011. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Surono. 1S.. Sudibyo, A. and Waspodo, P., 2016. Pengantar keamanan pangan untuk industri pangan

Decpublish
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari laporan praktikum ini yaitu
“Makalah Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Terluka Karena Alat Tajam”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada dosen mata kuliah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan laporan praktikum ini.
Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan praktikum
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kotor rantang , Kamis 12 Oktober 2023

Firman Hidayat Afriyonsyah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

2.2 Pelaksanaan P3K

2.3 Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BABI PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui teorinya saja
tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak terlatih ketika kita benar-benar
menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung praktek tanpa membaca teori
kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan yang salah pada korban. Sebagai seorang pecinta
alam, materi ini penting untuk dipelajari, karena kondisi alam seringkali tidak dapat diduga dan sangat
mungkin terjadi kecelakaan yang tidak kita harapkan. Sedangkan tenaga medis, sarana dan prasarana
kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka satu-satunya pilihan adalah mencoba melakukan pertolongan
sementara pada korban kerumah sakit atau dokter terdekat.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud P3K?
2. Bagaimana cara melaksanakan P3K?
3. Kesalahan apa yang sering muncul saat memberikan P3K?

1.3.Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca tahu bagaimana memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
ditempatKejadian dengan cepat dan tepat.
2. Mencegah terjadinya kesalahan saat member pertolongan jika terjadi kecelakaan dan mencegah
penurunan kondisi badan atau cacat.
3. Meminimalisir kesalahan yang terjadi.
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara
terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau
paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang
sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas
medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban. Pemberian pertolongan harus secara cepat
dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang
dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban
dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan
bahkan menimbulkan kematian. Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita
harus tetapMembawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan
Memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.

2.2. Pelaksanaan P3K

Sebelum melaksanakan Tindakan P3K maka perlu dilakukan tahapan awal sebelum P3K:

2. Penolong mengamankan diri sendiri (memastikan penolong telah aman dari bahaya)
3. Amankan Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan nyaman
4. Tandai tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
5. Usahakan Menghubungi Tim Medis
6. Tindakan P3K

2.2.1. Teknik Dalam P3K

Prioritas dalam P3K

Urutan tindakan secara umum:

1. Cari keterangan penyebab kecelakaan


2. Amankan korban dari tempat berbahaya
3. Perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan kesadaran.
4. Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
5. Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.

Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita melakukan tindakan untuk
menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru kemudian setelah stabil disusul
tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang lain. Gawat darurat adalah suatu kondisi dimana
korban dalam keadaan terancam jiwanya, dan apabila tidak ditolong pada saat itu juga jiwanya tidak bisa
terselamatkan.
2.2.2. Pembalutan

Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada sehingga
mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta infeksi.

Kegunaan pembalutan adalah:

1. Menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.


2. Melakukan tekanan
3. Mengurangi atau mencegah pembengkakan 4. Membatasi pergerakan
4. Mengikatkan bidai.

Macam-macam pembalutan:

1. Pembalutan segitiga atau mitela


Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan tipis, lemas dan
kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah satu sudut suatu kain bujur
sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah Pembalut segitiga.
2. Pembalut Plester.

Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang, sendi paha lutut (Meradang),
fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit), Beuton (alat untuk merekatkan kedua belah pinggir
luka agar lekas tertutup).

3. Pembalut Pita Gulung.


4. Pembalut Cepat. Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.

2.2.3. Indikasi Pembalutan:

Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa

2.2.4. Bentuk dan Anggota Tubuh yang Dibalut:

1. Bundar, pada kepala.


2. Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada lengan bawah dan
Betis
3. Bulat panjang hamper sama ujung dengan pangkalnya, pada leher, badan, lengan atas, jari
Tangan.
4. Tidak karuan bentuknya, pada persendian

2.2.5. Pembidalan

Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah.
Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah. Syarat

pemasangan bidai:

1. Bidai harus melebihi dua persendian yang patah


2. Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih
3. Bidai dibungkus agar empuk.
4. Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan kelonggaran.

2.2.6. Alat-alat bidai:

1. Papan, bamboo, dahan

2. Anggota badan sendiri

3. Karton, majalah, kain

4 Bantal, guling, selimut

2.2.7. Pernafasan Buatan

Sering disebut bantuan hidup dasar (BHD) atau resusitasi jantung paru (RJP) intinya adalah melakukan
oksigenasi darurat. Dilakukan pada kecelakaan:

1. Tersedak,

2. Tenggelam

3. Sengatan Listrik

4. Penderita tak sadar.

5. Menghirup gas dan atau kurang oksigen.

6. serangan jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.

Fase RJP:

A-Airway control (penguasaan jalan napas).

B-Breathing support (ventilasi buatan dan oksigenasi paru darurat)

C=Circulation (pengenalan ada tidaknya denyut nadi)

2.2.8. Evakuasi dan Transportasi

Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih aman
dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang sulit dijangkau dimulai setelah
keadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan.
2.2.9. Cara pengangkutan korban:

1. Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual Pada umumnya digunakan untuk
memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan, Dianjurkan pengangkatan korban
maksimal 4 orang.
2. Pengangkutan dengan alat (tandu) Rangkaian pemindahan korban:
1. Persiapan,
2. Pengangkatan korban ke atas tandu,
3. Pemberian selimut pada korban
4. Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera

Prinsip pengangkatan korban dengan tandu:

1. Pengangkatan korban

Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat tubuh (paha, bahu,

Panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban.

2. Sikap mengangkat.

Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.

3. Posisi siap angkat dan jalan.

Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki, kecuali:

 Menaik, bila tungkai tidak cedera,


 Menurun, bila tungkai luka atau hipotermia.
 Mengangkut ke samping.
 Memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
 Kaki lebih tinggi dalam keadaan shock

2.3.Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K

Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K – Pengertian P3K adalah bantuan yang dilakukan
dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke rujukan, sedangkan Pertolongan Pertama (PP) adalah
pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera kecelakaan yang memerlukan
penanganan medis dasar, yaitu suatu tindakan perawatan yang didasarkan pada kaidah ilmu kedokteran
yang dapat dimiliki oleh orang awam khusus yang dilatih memberikan pertolongan pertama. Kesalahan
Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K Menurut Christopher P. Holstege, M.D. yang sering kita lakukan
adalah

1. Menoreh bekas luka gigitan hewan berbisa.

Menoreh luka bisa memutuskan tendon, urat syaraf dan meningkatkan resiko terkena infeksi Sebaiknya
cukup buat ikatan pada luka dengan disertai bidai atau ranting lalu segera bawa ke rumah sakit.

2. Mengoles mentega pada luka bakar.


Tindakan tersebut dapat menyulitkan tindakan lebih lanjut oleh dokter dan meningkatkan Resiko terkena
infeksi pada luka bakar Cukup dinginkan luka dengan air dingin, jaga kebersihan luka, dan menutupnya
dengan kain bersih. Jangan memecahkan atau mengorek bagian luka yang melepuh. Luka bakar dengan
kondisi melepuh yang parah harus segera dibawa ke rumah sakit.

3. Menghentikan pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan dilonggarkan
(torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.

Tindakan tersebut bisa menyebabkan rusaknya jaringan di daerah luka dan sekitar luka. Tindakan yang
benar untuk mengentikan pendarahan adalah menutup luka langsung dengan kain kasa atau kain yang
bersih kemudian dibalut dengan rapi dan cukup kencang. Bawa segera ke rumah sakit apabila
pendarahan tidak berhenti, luka tetap menganga, terinfeksi atau Luka disebabkan oleh gigitan hewan
berbisa.

4. Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.

Tindakan tersebut berpotensi menyebabkan kondisi bengkak bahkan membuat proses penyembuhan
menjadi makin lama. Tindakan yang benar adalah dengan meletakan es pada bagian tubuh yang keselco,
otot tegang, atau patah tulang selama 10 menit dan biarkan tanpa es selama 10 menit dan seterusnya
setiap 10 menit. Lakukan hal tersebut selama 1-2 hari.

5. Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.

Tindakan tersebut malah berpotensi menebabka luka lebih arah. Pada kasus kecelakaan sepeda
motor, membuka helm korban malah berpotensi menyebabkan lumpuh atau bahan kematian.
Apabla kondisi mobil/ motor yang mengalami kecelakaan tersebut tidak terbakar atau kondisi
berbahaya lainnya, biarkan korban hingga datangnya tim medis.

6. Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata.

Tindakan tersebut bisa menyebabkan luka pada mata. Tindakan yang benar adalah dengan mencuci
mata melalui air yang mengalir

7. Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau tubuhnya mulai
membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudahmulat membeku, terkadang langsung
direndam pada air panas.

Tindakan tersebut bisa menyebabkan hal yang membahayakan tubuh. Tidakan yang benar- adalah cukup
dengan mengunakan air yang cukup hangat atau menggunakan uap yang Kering.

8. Mengosok tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam.

Alkohol bisa menyerap kedalam tubuh dan menyebabkan keracunan terutama pada anak anak. Tindakan
yang benar adalah gunakan acetaminophen atau ibuprofen atau segera bawa ke dokter atau rumah sakit
untuk demam yang sangat tinggi.

BAB III PENUTUPAN


3.1.Kesimpulan

P3K adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum
mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Pertolongan pertama pada
kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke dokter atau rumah sakit
terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban

Mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan Ada beberapa tahap dalam memberikan Pertolongan
Pertama Pada kecelakaan :

1. Penolong mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman dari bahaya) 2.
Amankan Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan Nyaman.
2. Tandai tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
3. Usahakan Menghubungi Tim Medis
4. Tindakan P3K

3.2.Saran

Agar tak melakukan kesalahan saat melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Ada beberapa kesalahan yang harus di hindari, yaitu:

1. Menoreh bekas luka gigitan hewan berbisa.


2. Mengoles mentega pada luka bakar.
3. Menghentikan pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan Dilonggarkan
(torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.
4. Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang
5. Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.
6. Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata.
7. Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau tubuhnya mulai
membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudah mulai membeku, terkadang Langsung
direndam pada air panas.
8. Mengosok tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam.
Daftar Pustaka

Prasetyo, A.A., 2010. Pengaruh pemberian topikal gel lidah buaya (aloe vera L.) terhadap gambaran

Makroskopis penyembuhan luka sayat pada tikus putih (rattus norvegicus). Malang: Poltekkes Malang.
Herdita, A., 2020. Hubungan Pengetahuan Keselamatan Kerja dengan Sikap Praktek Boga SMK Negeri 10

Medan. Doctoral dissertation. Medan: UNIMED

Amalina, A., Muhammad, F.A.. Widiyatmoko, E. and Pratiwi, Y.S., 2021. Survei Sanitasi Tempat
Pengelolaan

Anda mungkin juga menyukai