Anda di halaman 1dari 19

KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA (K3)

“Pertolongan Pertama Pada Kasus Luka Sobek Terkena Benda Tajam Di Tempat
Kerja”

Dosen Pengampu : Eka Rudy Purwana, SST., M.Kes

KELOMPOK 2

1. Nani Ewi Salman P07120120074


2. Rahmawati P07120120080

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pertolongan Pertama Pada Kasus Luka Sobek Terkena Benda Tajam Di Tempat Kerja”
sebagai tugas awal dari mata kuliah kesehatan & keselamatan kerja. Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini,
terutama kepada dosen mata kuliah kewirausahaan, Bapak Eka Rudy Purwana, SST., M.Kes
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati kami menerima adanya kritik dan saran yang dapat membangun dari
pihak manapun demi perbaikan tugas ini di masa yang akan datang. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
,

Narmada,16 Februari 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………....iii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………….1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………………….1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………………….2

C. Tujuan …………...………………………………………………………………………………………………………………..2

D. Manfaat …………...………………………………………………………………………………………………………………3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………….………4

A. Konsep Wirausaha…………..………………………………………………………………………………………………..4

B. Konsep Etik Keperawatan…..………………………………………………………………………………………………..9

C. Konsep Kasus…………..……………………………………………………………………...12

BAB III PENUTUP………………..………………………………………………………..15

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………….......15

B. Saran……………………………………………………………………………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vulnus laceratum atau luka robek adalah luka yang tidak beraturan atau compang
camping, biasanya karena tarikan atau goresan benda tumpul. Luka ini juga disebabkan
oleh trauma yang tidak tajam seperti tepi meja, terkena bagian dari kendaraan bermotor
dan sebagainya sehingga membuat bagian tepinya tidak rata. (Randy Prayogi, 2019).
Salah satu penatalaksanaan vulnus laceratum yaitu penghentian pendarahan, dimana
pendarahan adalah suatu hal yang serius, jika pendarahan tidak cepat dihentikan maka
akan bisa menyebabkan terjadinya syok hipovolemik.
Menurut WHO dalam jurnal Edukasi Berbasis Nutrisi dan budaya pada penderita
luka robek kronis (vulnus laceratum ) yang ditulis oleh Huda, N., Febriyanti, E., & de
Laura, D. tahun 2018, angka kejadian vulnus laceratum setiap tahun semakin meningkat,
baik vulnus laceratum. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan prevelensi
pasien dengan vulnus laceratum adalah 3.500 per 1000 populasi penduduk. Mayoritas
vulnus laceratum pada dunia adalah vulnus laceratum karena pembedahan/trauma
(48.00%). Pada tahun 2009, sebuah asosiasi luka di Amerika melakukan penelitian
tentang insiden luka di dunia berdasarkan etiologi penyakit, diperoleh data untuk luka
bedah ada 110.30 juta kasus, luka trauma 1.110 juta kasus, luka lecet ada 20.40 juta
kasus, luka bakar 10 juta kasus. (Martono, Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 1, 2012)
Penderita Vulnus Laceratum / luka robek menempati urutan ketiga jenis cedera
terbanyak di Indonesia sebanyak 23,2 %. Indonesia sendiri memiliki angka prevalensi
vulnus laceratum cukup tinggi, dari data Riskesdas tahun 2017 disebutkan bahwa angka
prevalensi cedera nasional adalah sebesar 8,2%. Angka ini mengalami peningkatan
sebesar 0,7% dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya, pada tahun 2007 prevalensi
cedera secara nasional adalah sebesar 7,5%. Adapun kejadian cedera tersebut terbagi
menjadi beberapa kategori penyebab cedera. Prevalensi cedera berdasarkan kategori
penyebab nya adalah cedera akibat jatuh (40,9%) dan kecelakaan sepeda motor (40,6%),
selanjutnya penyebab cedera karena terkena benda tajam/tumpul (7,3%), transportasi
darat lain (7,1%) dan kejatuhan (2,5%). Prevalensi cedera secara nasional adalah 8,2
persen, prevalensi tertinggi ditemukan di Sulawesi Selatan (12,8%) dan terendah di Jambi
(4,5%). Provinsi yang mempunyai prevalensi cedera lebih tinggi dari angka nasional

1
sebanyak 15 provinsi, proporsi cedera luka robek menduduki urutan ketiga jenis luka
terbanyak di Indonesia. Jenis luka ini tertinggi ditemukan di Papua sekitar 48,5 persen
dan terendah di DI. Yogyakarta (14,6%).
Melihat banyaknya kejadian luka robek, maka diperlukan pertolongan pertama
atau pertolongan segera ketika terjadi luka, agar luka tersebut mendapatkan penanganan
sementara sebelum mendapatkan penanganan lebih lanjut. Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban
kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau
paramedic. Ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan
yang sempurna, tetapi hannyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh
personal P3K (petugas medic atau orang awam) yang pertama kali melihat korban. Di
Indonesia, terdapat lebih dari 1 juta orang anggota PMI di berbagai cabang PMI
Kecelakaan yang sering terjadi biasanya dikalangan industry. Karena pekerja yang
teledor, lalai, ataupun memang kecelakaan secara mekanis. Kecelakaan bisa saja terjadi
dimana saja, sebab keselamatan paling diutamakan dibidang industry. (Maisarah, 2020)
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), sebanyak 2,78 juta pekerja
meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitatr 2,4
juta (86,3%) dari kematian ini dikarenakan penyakit akibat kerja, sementara lebih dari
380.000 (13,7%) dikarenakan kecelakaan kerja. Salah satu contoh kecelakaan di tempat
kerja yaitu luka sobek/robek.
P3K diberikan untuk menyelamatkan korban, meringankan penderitaan korban,
mencegah cidera atau penyakit yang lebih parah, mempertahankan daya tahan korban,dan
mencarikan pertolongan yang lebih lanjut. Adapun prinsip-prinsip pertolongan terhadap
korban serta beberapa perlatan yang diperlukan terhadap korban namun tidak semua ada,
akan tetapi kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan. Pastikan diri
sendiri sebagai penolong bukan menjadi korban berikutnya. (Maisarah, 2020)
Berdasarkan uraian yang dijelaskan diatas, maka penulis akan membahas lebih
lanjut mengenai pertolongan pertama pada kasus luka robek di tempat kerja

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep luka robek?
2. Bagaimanakah Standar Operasional Prosedur (SOP) pertolongan pertama pada kasus
luka robek ?

2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep luka robek dan pertolongan pertama pada
kasus luka tersebut
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa memahami pengertian wirausaha
b) Mahasiswa memahami etika dalam berwirausaha
c) Mahasiswa memahami tujuan dan manfaat etika wirausaha
d) Mahasiswa memahami sikap dan perilaku wirausaha
e) Mahasiswa memahami definisi etika keperawatan
f) Mahasiswa memahami prinsip etik keperawatan
g) Mahasiswa memahami tujuan kode etik keperawatan
h) Mahasiswa memahami fungsi kode etik keperawatan
i) Mahasiswa memahami analisa contoh kasus pelanggaran kode etik keperawatan
D. Manfaat

1. Bagi Korban
Memberikan pertolongan segera untuk mencegah luka lebih parah sehingga
tidak mengakibatkan komplikasi yang serius
2. Bagi Mahasiswa
Memperkaya pengetahuan bagi mahasiswa dalam memberikan pertolongan
pertama pada kasus luka robek di tempat kerja sesuai dengan Operasional Prosedur
(SOP) dan sebagai salah satu pemenuhan tugas pada mata kesehatan dan keselamatan
kerja (K3)

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Wirausaha
1. Pengertian Wirausaha
Secara sederhana wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani
mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi
rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Menurut Peter F. Drucker kewirausahaan merupakan kemampuan dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Maksudnya, bahwa seorang
wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru, berbeda dari yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda
dengan yang sudah ada sebelumnya.
Menurut Zimmerer kewirausahaan merupakan suatu proses penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (usaha). Maksudnya, untuk menciptakan sesuatu diperlukan
suatu kreativitas dan jiwa innovator yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreativitas
dan jiwa innovator tentu berpikir untuk mencari atau menciptakan peluan yang baru
agar lebih baik dari sebelumnya.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan
suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan
memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan
sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya yang akhirnya mampu
memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.
Jadi, untuk berwirausaha dapat dilakukan dengan cara:
a) Memiliki modal sekaligus menjadi pengelola
b) Menyetor modal dan pengelolaan ditangani oleh pihak mitra
c) Hanya menyerahkan tenaga namun dikonversikan ke dalam bentuk saham sebagai
bukti kepemilikan usaha.(Nainggolan, 2020)
2. Etika Wirausaha
Etika berasal dari bahasa perancis Etiquette yang berarti kartu undangan, pada
saat itu Raja-raja perancis sering mengundang para tamu dengan menggunakan kartu

4
undangan. Dalam kartu undangan tercantum persyaratan atau ketentuan untuk
menghadiri acara seperti waktu acara dan pakaian yang harus dikenakan.
Dalam arti luas etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lain. Etika
sering disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dengan
masyarakat. Tingkah laku perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma atau
kebiasaan yang berlaku di masyarakat, karena norma-norma atau kebiasaan
masyarakat disetiap daerah negara berbeda-beda.
Dalam etika berwriausaha perlu ada ketentuan-ketentuan yang mengaturnya,
yaitu:
a. Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku dalam
suatu negara atau masyarakat.
b. Penampilan yang ditunjukan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan, terutama
dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.
c. Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan waktu
yang berlaku.
d. Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan usahanya, sopan, penuh
tata karma, tidak menyinggung atau mencela orang lain.
e. Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain, hindarkan
gerak- gerik yang dapat mencurigakan.
Etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusaha
adalah sebagai berikut:
a. Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara
maupun bertindak. Jujur perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang
akan dilakukan. Tanpa kejujuran usaha tidak akan maju dan tidak dipercaya
konsumen atau mitra kerjanya.
b. Bertanggung jawab
Pengusaha harus bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang
dilakukan dalam bidang usahnya. Kawajiban terhadap berbagai pihak harus segera
diselesaikan. Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga
kepada seluruh karyawannya, masyarakat, dan pemerintah.
c. Menepati janji
Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal
pembayaran, pengiriman barang atau penggantian. Sekali saja seorang pengusaha

5
ingkar janji, hilanglah kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha juga harus
konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan disepakati sebelumnya.
d. Disiplin
Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan usahnya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan
kegiatan usahanya.
e. Taat hokum
Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hokum yang berlaku, baik yang
berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hokum
dan peraturan yang telah dibuatkan berakibat fatal dikemudian hari. Bahkan, hal
itu akan menjadi beban moral bagi penguasaha apabila tidak diselesaikan.
f. Suka membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang
memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada
masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan dimusuhi
banyak orang.
g. Komitmen dan menghormati
Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan
menghargai komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjunjung
tinggi komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau disepakati akan dihargai
oleh berbagai pihak.
h. Mengejar prestasi
Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi
mungkin. Tujuannya agar perusaaan dapat terus bertahan dari waktu kewaktu.
Prestasi yang berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan. Disamping itu, pengusaha
juga harus tahan mental dan tidak mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan
situasi yang dihadapinya. (Nainggolan, 2020)
3. Tujuan dan Manfaat Etika Wirausaha
Tujuan etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan, ada beberapa tujuan
etika yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu:
a. Untuk persahabatan dan pergaulan
Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau
pihak- pihak lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi

6
persahabatan dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan
masyarakat menjadi akrab, segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancer.
b. Menyenangkan orang lain
Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita
ingin dihormati, maka hormatilah orang lain. Menyenangkan orang berarti
membuat orang menjadi suka dan puas terhadap pelayanan yang diberikan. Jika
pelanggan merasa senang dan puas atas pelayanan yang diberikan, diharapkan
mereka akan mengulangnya kembali suatu waktu.
c. Membujuk pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang calon
pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk membujuk calon pelanggan, salah satunya
dengan cara melalui etika yang ditunjukan seluruh karyawan perusahaan.
d. Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan planggan jauh lebih sulit daripada
mencari pelanggan, dan ada juga yang beranggapan bahwa mempertahankan
pelanggan lebih mudah karena merka sudah merakan produk atau layanan yang
diberikan.
e. Membina dan menjaga hubungan
Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari
adanya perbedaan paham atau konflik. Dengan etika ciptakan hubungan dalam
suasana akrab dan lebih baik. (Nainggolan, 2020)
4. Sikap dan Perilaku Wirausaha
Sikap dan tingkah laku menunjukan kepribadian karyawan suatu perusahaan,
dan diberikan kepada seluruh pelanggan tanpa pandang bulu. Ada beberapa sikap dan
perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan, yaitu:
a. Jujur dalam bertindak dan bersikap
Sikap jujur merupakan modal utama seorang karyawan dalam melayani
pelanggan. Kejujuran dalam berkata, berbicara, bersikap, maupun bertindak.
Kejujuran inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan pelanggan atas layanan
yang diberikan.
b. Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas
Seorang karyawan dituntuk untuk rajin dan tepat waktu dalam bekerja
terutama dalam melayani pelanggan dan tidak boleh malas dalam bekerja.

7
c. Selalu murah senyum
Dalam menghadapi tamu/pelanggan, seorang karyawan harus selalu murah
senyum, jangan sekali-kali bersikap murung atau cemberut. Dengan senyum kita
mampu meruntuhkan hati pelanggan untuk menyukai produk atau perusahaan kita.
d. Lemah-lembut dan ramah-tamah
Dalam bersikap dan berbicara pada saat melayani pelanggan atau tamu
hendaknya dengan suara lemah lembut dan sikap yang tamah tamah. Ini dapat
menarik minat tamu dan membuat pelanggan betah berhubungan dengan
perusahaan.
e. Sopan santu dan hormat
Dalam memberikan pelayanan keapda pelanggan hendanya selalu bersikap
sopan dan hormat. Dengan demikian pelanggan juga akan menghormati pelayanan
yang diberikan karyawan tersebut.
f. Selalu ceria dan padai bergaul
Sikap selalu ceria yang ditunjukan karyawan dapat memecahkan kekakuan
yang ada, sedangkan sikap pandai bergaul juga akan menyebabkan pelanggan
merasa cepat akrab dan merasa seperti teman lama sehingga segala sesuatu
berjalan lancer.
g. Fleksibel dan suka menolong pelanggan
Dalam menghadapi pelanggan, karyawan harus dapat memberikan
pengertian dan mau mengalah kepada pelanggan. Segala sesuatu dapat
diselesaikan dan selalu ada jala keluarnya dengan cara yang fleksibel. Karyawan
diharapkan suka menolong pelanggan yang mengalami kesulitan sampai menemui
jalan keluarnya.
h. Serius dan memiliki rasa tanggung jawab
Dalam melayani pelanggan karyawan harus serius dan sungguh-sungguh,
tabah dalam menghadapi pelanggan yang sulit berkomunikasi atau yang suka
ngeyel. Dan juga harus mampu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya samapi
pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.
i. Rasa memiliki persaudaraan yang tinggi
Rasa kepemilikan ini akan memotivasi karyawan untuk melayani
pelanggan, di samping itu karyawan juga harus memiliki jiwa pengabdian, loyal,
dan setia terhadap perusahaan (Nainggolan, 2020)

8
B. Konsep Etika Keperawatan
1. Definisi Kode Etika Keperawatan
Etika keperawatan merupakan studi ilmu yang mengupas tentang karakter,
motif dan perilaku yang harus dilakukan seorang perawat. Etika disebut-sebut juga
refleksi dari standar, sifat dan prinsip seseorang agar berperilaku secara profesional.
Saat berbicara etika keperawatan, maka ada yang nama nya kode etik keperawatan.
Jadi kode etik keperawatan adalah standar profesional yang dijadikan sebagai acuan
atau pedoman perilaku perawat saat menjalankan profesi pekerjaannya. Tentu saja
kode etik keperawatan ini bersifat wajib dijalankan bagi setiap perawat. Tujuannya
jelas, untuk meminimalisir terjadinya kasus dan kejadian pelanggaran kode etik
selama Praktik (penulisan berdasarkan uu kep no 38 thn 2014) dengan pasien.
(Munandar, 2022)
2. Prinsip Etik Keperawatan
Ada 8 prinsip etika keperawatan, yaitu otonomi, bersikap baik, justice, tidak
merugikan, kejujuran, menepati janji, menjaga rahasia dan akuntabilitas.
a. Otonomi
Kita tahu bahwasanya setiap individu memiliki hak asasi dan memiliki hak
untuk berpendapat. Tentu saja mereka pun akhirnya memiliki prinsip, teori dan
cara berfikir yang berbeda. Dimana teori yang mereka miliki akan mempengaruhi
sebuah keputusan. Jadi seorang perawat dituntut untuk bisa menerapkan hak
kemandirian dan kebebasan terhadap orang lain, dan tidak menuntut atau
membeda-bedakan dengan orang lain.
b. Bersikap Baik
Etika keperawatan yang tidak kalah penting adalah berbuat baik. Perbuatan
atau sikap baik akan meminimalisir kesalahan dan kejahatan.
c. Justice
Penting juga seorang perawat memiliki sikap adil terhadap orang lain.
Perawat tetap menjunjung prinsip moral, kemanusiaan dan legal. Tentu saja sikap
keadilan mengacu pada standar Praktik (penulisan berdasarkan uu kep no 38 thn
2014) dan keyakinan yang sesuai dengan prinsip moral.
d. Tidak Merugikan
Etika keperawatan tidak merugikan orang lain atau non-maleficence.
Konteks tidak merugikan bagi perawat adalah tidak menyebabkan bahaya dan
cedera fisik maupun psikologi bagi para pasiennya. Misalnya, pasien ingin

9
melakukan olahraga, padahal dia memiliki penyakit yang tidak membolehkan dia
terlalu aktif bergerak.
e. Kejujuran
Kejujuran juga menjadi etika keperawatan yaitu dengan memberikan
informasi secara objektif, akurat dan komprehensif terhadap pasien mereka. Tugas
seorang perawat pun juga dituntut agar pasien bisa memahami apa yang
disampaikan oleh perawat.
f. Menepati Janji
Etika keperawatan yang lain adalah menepati janji pasien. Wujud menepati
janji yang dimaksud adalah upaya perawat untuk menghargai setiap komitmen
untuk orang lain.
g. Menjaga Rahasia
Dalam dunia medis, etika keperawatan yang paling penting adalah
menjagrekam medis pasien, yang sangat menjunjung kerahasiaan. Karena
kerahasiaan pasien adalah privasi mereka.
h. Akuntabilitas
Etika keperawatan juga memiliki peran dan tanggungjawab dalam setiap
tindakan agar tetap professional. misalnya, harus berhati-hati agar tidak salah
memberikan dosis obat kepada pasien. (Munandar, 2022)
3. Tujuan Kode Etik Keperawatan
Berbicara masalah tujuan keperawatan, saya yakin semuanya pun sudah tahu.
Nah sebenarnya, apa tujuan adanya kode etik keperawatan ini. Manfaat ini akan
berdampak baik kepada pasien atau orang yang akan dibantu oleh perawat secara
umum.
a. Membantu pasien/individu/masyarakat tetap mandiri
Tidak semua pasien memiliki kesadaran untuk hidup mandiri. Banyak
pasien yang mengalami sakit merasa putus asa dan tidak semangat. Setidaknya
berkat perawat, mampu memberikan semangat bagi pasien.
b. Membantu klien menangani penyakitnya
Sebagai masyarakat awam, hal yang wajar jika tidak tahu tentang penyakit
di dalam dirinya. Nah, tujuan dari etika keperawatan adalah perawat sangat
membantu pasien dalam mengedukasi penyakit pasien.

10
c. Mengajak pasien/individu/masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan
Tidak dapat dipungkiri jika etika keperawatan tidak sekedar bertujuan
pada kesembuhan pasien. tetapi juga mendorong pasien untuk berpartisipasi
menjadi bagian di dalamnya. Contoh, seorang pasien yang terkena HIV, setelah
mendapatkan edukasi dan pengalamannya, mereka mau berbagi semangat bagi
penderita HIV agar tetap bersemangat dan tidak berputus asa.
d. Membantu pasien yang meninggal dengan tenang
Ternyata kode etik keperawatan membantu pasien yang meninggal dunia
dengan tenang. Misalnya, menenangkan keluarga, membantu mengurus jenazah
sebelum dipulangkan dan masih banyak lagi.
e. Mengajak memelihara kesehatan mengembangkan potensi kesehatan
Etika keperawatan pun sangat membantu pasien untuk memelihara
kesehatan agar tidak mengalami sakit lagi. Siapa sih yang mau sakit? Saya kira
tidak ada yang mau sakit karena banyak menghabiskan uang.
f. Membantu pemulihan kondisi pasien sehabis sakit
Jika rumah sakit isinya semua dokter, sepertinya banyak pasien yang sakit
secara psikologis. Yap, betul sekali kehadiran seorang perawat ternyata sebagai
penyembuh psikologis. Dokter fokus penyembuhan secara fisik. Sementara
perawat secara tidak langsung selain memantau kondisi tubuh pasien, juga
memberikan ketenangan bagi keluarga pasien. Karena perawat menjelaskan apa
yang harus dilakukan keluarga dan pasien itu sendiri.
g. Mengajak untuk merawat kesehatan
Mengajak pasien atau keluarga pasien agar terus hidup sehat dan merawat
kesehatan mereka itu hal yang paling penting. Mengajak merawat kesehatan tidak
dilakukan saat sakit, tetapi dilakukan sebelum sakit sebagai bentuk pencegahan.
h. Mengajak mencapai derajat kesehatan yang optimal
Banyak orang yang memiliki banyak sekali uang. Karena gaya hidup yang
tidak sehat, akhirnya kesehatannya terganggu dan hidup kurang optimal. Uang
sebanyak apapun tidak ada artinya karena kesehatan adalah hal yang paling utama.
i. Mempertahankan kesehatan pasien
Tujuan etika keperawatan yang selanjutnya adalah mempertahankan
kesehatan pasien sebelum atau pasca pengobatan. Bisa dibayangkan, jika tidak ada
perawat, pihak keluarga pasien tidak tahu apa yang harus dilakukan. Itu sebabnya
perawat di rumah sakit sangat dibutuhkan.

11
j. Mencegah sakit yang lebih parah
Seringkali banyak pasien yang tidak tahu akan ilmunya, yang justru
menyebabkan sakit yang dimilikinya semakin lebih parah. Nah, seorang perawat
memiliki andil besar untuk mengedukasi pasien agar tidak memperparah sakit
pada pasien. (Munandar, 2022)
4. Fungsi Kode Etik Keperawatan
Etika keperawatan memiliki beberapa fungsi. Langsung saja kita intip fungsi
tersebut di bawah ini.
a. Memberikan bimbingan kepada perawat secara sistematis dan ilmiah dalam
memecahkan permasalahan klien melalui asuhan keperawatan
b. Memberikan pedoman bahwa seorang perawat yang berkualitas adalah perawat
yang profesional, dapat melakukan pemecahan masalah dengan pendekatan
komunikasi yang efisien dan efektif.
c. Memberikan kebebasan kepada pasien untuk memperoleh pelayanan sebaik
mungkin sesuai dengan kebutuhan dan kemandirian di bidang kesehatan
d. Mendidik perawat untuk bersikap secara tepat, sistematis dan sesuai kode etik
perawat, agar pasien merasa senang, puas dan nyaman.
e. Membangun sikap kepemimpinan sekaligus sikap bertanggungjawab
f. Memotivasi perawat untuk terus melakukan penelitian sebagai wujud
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan
g. Dapat meningkatkan mutu dan pelayanan asuhan keperawatan
h. Memotivasi perawat menjalankan tugas, yaitu mengedukasi pasien agar hidup
sehat selepas pulang dari rumah sakit.
i. Mendorong perawat memiliki sikap loyalitas dan integritas bagi masyarakat
j. Mendorong perawat menjadi pribadi yang responsive, produktif dan berorientasi
pada masa depan. (Munandar, 2022)

C. Contoh Kasus Pelanggaran Etika Wirausaha Didalam Bidang Keperawatan


Erni, 22 Tahun, Ia mengatakan bahwa dirinya pernah melakukan infus vitamin c
dengan menggunakan jasa perawat. Ia mengaku lebih memilih menggunakan jasa perawat
karena harganya lebih murah dibandingkan dengan klinik kecantikan, yaitu ia hanya
membayar Rp. 350.000,- untuk membayar jasa dan cairan vitamin c. Setelah melakukan
infus vitamin c, selang beberapa hari terdapat bekas lebam atau gosong, bengkak, dan
gatal di bagian lengannya yang menjadi tempat dimasukannya infus tersebut. Setelah

12
komplain, perawat tersebut mengatakan bahwa biasanya customer yang lain tidak seperti
itu. Bekas memar tersebut baru hilang selama 1 minggu. Berdasarkan perjanjian di awal,
seharusnya ia melakukan infus lagi di dua minggu kemudian, namun perawat tersebut
tidak berani lagi melakukan infus tersebut. Bahkan oknum perawat tersebut tidak
memiliki jawaban mengapa bisa ada bekas memar yang besar di tangan konsumennya. Ia
juga mengatakan bahwa tidak ada test alergi dan pemeriksaan tensi terlebih dulu, selain
itu ia juga tidak tahu berapa banyak dosis yang diberikan oleh perawat tersebut.
Dewi, 30 Tahun, Ia mengatakan bahwa dirinya sudah sering melakukan suntik
vitamin c hingga puluhan kali bahkan tak terhitung dan itu semua dilakukan dengan
menggunakan jasa suntik vitamin c oleh perawat. Bahkan ia pernah melakukannya
dengan durasi 3 hari sekali. Namun lama kelamaan, ia merasakan mual setelah disuntik
vitamin c. Obat yang digunakan berharga mulai dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan
rupiah. Menurutnya, hasil dari suntik putih tersebut tidak terlalu signifikan dan tidak
sesuai harapannya. Akhirnya ia berhenti melakukan kegiatan tersebut dengan alasan ia
memiliki saudara yang sering melakukan treatment suntik vitamin c dan dilarikan ke
Rumah Sakit karena gagal ginjal. Ia mengaku menyesal karna takut memiliki efek jangka
panjang dan juga merasa trauma
Dina, 22 Tahun, Ia mengaku pernah melakukan suntik vitamin c dan kolagen
dengan menggunakan jasa perawat, namun setelah disuntikkan ke tubuhnya ia malah
mengigil. Beberapa hari kemudian ia mencoba lagi untuk melakukan injeksi tersebut, dan
ia tetap merasakan menggigil ditambah ia pusing dan kemudian pingsan. Setelah dibawa
ke Rumah Sakit oleh kerabatnya, dokter mengatakan bahwa itu adalah efek dari
pemberian suntik vitamin c ke dalam tubuh dengan dosis besar dan kecepatan yang tidak
sesuai. Hal tersebut terjadi karena tubuh belum siap menerima dosis yang terlalu cepat
dan besar.
Siska, 29 Tahun, Ia mengatakan bahwa dulu dirinya rutin melakukan treatment
vitamin c mulai dari harga Rp. 200.000,- rupiah hingga jutaan rupiah. Biasanya ia
melakukan treatment tersebut sebulan sekali, namun akhirnya suatu ketika ia melakukan
treatment tersebut sebanyak dua kali dalam 1 minggu dan obat yang diberikan dicampur
oleh perawat yang katanya dosisnya lebih besar daripada biasanya. Setelah itu ia merasa
meriang selama dua hari, tangan bekas suntikan pun berubah warna menjadi memar ungu
kemerahan dan agak hitam. Setelah beberapa hari sembuh dari meriang dan bekas
memarnya hilang, ia coba memberanikan diri lagi untuk melakukan suntik vitamin c
dengan dosis dan obat yang sama karena perawat tersebut mengatakan bahwa itu hanya

13
efek karna sistem imunnya sedang tidak fit. Setelah itu, ia merasakan mual dan pusing,
beberapa lama kemudian ia kejang-kejang dan tak sadarkan diri. Setelah dibawa ke Unit
Gawat Darurat, badannya menggigil dan tidak bisa berbicara. Kemudian setelah
diopname selama 5 hari akhirnya ia diizinkan pulang. Ia mengaku menyesal dan tidak
ingin lagi melakukan treatment tersebut. Setelah keluar dari Rumah Sakit, ia meminta
pertanggung jawaban dari perawat tersebut, namun perawat tersebut tidak mau disalahkan
dan mengaku sebelumnya tidak pernah ada konsumen yang seperti itu. Karena tidak ingin
memperpanjang masalah, akhirnya ia pulang dan mengikhlaskan kejadian tersebut untuk
dianggap sebagai bahan pembelajaran agar kedepannya tidak terulang lagi.(Khairunisa,
2020)

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan
usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-
menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya yang
akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak. Seorang wirausaha
harus memiliki etika dalam menjalankan usahanya, yaitu antara lain: Sikap dan perilaku;
Penampilan; Cara berpakaian; Cara berbicara; dan Gerak- gerik.
Dalam etika ada beberapa manfaat yang dapat dipetik, yaitu: Persahabatan dan
pergaulan; Menyenangkan orang lain; Membujuk pelanggan; Mempertahankan
pelanggan; Membina dan menjaga hubungan; serta Berusaha menarik pelanggan
Sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan
sesuai dengan etika wirausaha, yaitu: jujur dalam bertindak dan bersikap; rajin, tepat
waktu, dan tidak pemalas; selalu murah senyum; lemah lembut dan ramah-tamah; sopan
santun dan hormat; selalu ceria dan pandai bergaul; fleksibel dan memiliki rasa tanggung
jawab, serius dan suka menolong; serta rasa memiliki perusahaan yang tinggi.
Beberapa cirri wirausahawan yang dikatakan berhasil, yaitu: memiliki visi dan
tujuan yang jelas; inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi; berani
mengambil risiko; kerja keras; bertangung jawab; komitmen pada berbagai pihak; serta
mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak.
B. Saran
Kegiatan kewirausahaan merupakan kegiatan sehari-hari yang sering kita
lakukan, namun tidak tau dimana posisinya. Oleh sebab itu untuk menjadi wirausahawan
yang sukses, alangkah baiknya dipahami dan diaplikasikan etika dalam berwirausaha,
agar mudah dalam pencapaian tujuan perusahaan

15
Daftar Pustaka

Khairunisa, Mutia. (2020). Perlindungan Hukum Bagi Pasien Terhadap Praktik Jasa Suntik
Vitamin C yang Dilakukan Oleh Perawat : Universitas Indonesia.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/31238/16410400-TA-Mutia
%20Khairunisa.pdf?sequence=1 [Diakses pada tanggal 13 Februari, 2023]

Nainggolan, Br Megawati. (2020). Etika Kewirausahaan Dibidang Keperawatan. Tanjung


Pinang : Heni Lipiani,Scribd. https://id.scribd.com/document/442851885/MAKALAH-
ETIKA-KEWIRAUSAHAAN-DI-BIDANG-KEPERAWATAN [Diakses pada tanggal
13 Februari 2023]

Munandar, Arif dkk. (2022). Etika Profesi Dalam Praktek Keperawatan. Jawa Barat : CV.
Media Sains Indonesia

16

Anda mungkin juga menyukai