Anda di halaman 1dari 40

MANAJEMEN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

Makalah

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dosen Pengampu : Maria Alia Rahayu, S.SiT., M.KM

Disusun oleh :
Kelas 3A
Nita Nur Akikah (2110630100002)
Eka Ernasari (2110630100004)
Kartini Pebriyanti (2110630100006)
Alivia Putri Fauzan (2110630100013)
Safira Maharani Hendrayana (2110630100017)

Program Studi Diploma III Kebidanan


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Singaperbangsa Karawang

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah berjudul “Manajemen
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)”

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami sangat bersyukur mendapat
bimbingan dan arahan, untuk itu kami mengucapkan rasa terima kasih kepada Ibu Maria Alia
Rahayu, S.SiT ., M.KM selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah membantu penulis
selama menyusun makalah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat keterbatasan sehingga
belum sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima segala masukan berupa kritik maupun saran
yang membangun terhadap makalah yang telah disusun. Akhir kata semoga makalah yang telah
dibuat dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Karawang, November 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2
1.4 Metode Pengumpulan ....................................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAAN ..................................................................................... 4
2.1 Landasan Teori................................................................................................... 4
2.1.1 Manajemen Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di tempat Kerja 4
2.1.2 Fasilitas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat Kerja ..... 5
2.1.3 Prinsip Dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ....................... 9
2.2 Pembahasaan ................................................................................................... 11
2.2.1 Manajemen Pertolongan Pertama Kecelakaan pada mata ............... 11
2.2.2 Manajemen Pertolongan Pertama Kecelakaan pada Pendarahan .... 16
2.2.3 Manajemen Pertolongan Pertama Kecelakaan pada Shock ............. 20
2.2.4 Manajemen Pertolongan Pertama Kecelakaan pada yang Terbakar 26
2.2.5 Manajemen Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan tersengat listrik 29
2.2.6 Manajemen Pertolongan Pertama pada Kecelakaan keracunan bahan kimia 32
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 36
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 36
3. 2 Saran .............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 37

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertolongan pertama adalah bagian dari pelayanan kesehatan tenaga kerja. Pertolongan
pertama pada kecelakaan berguna untuk masyarakat umum, karyawan, tenaga kerja, dan semua
individu sehubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada tingkat perusahaan.
Pertolongan pertama ini bertujuan menyelamatkan jiwa penderita, meringankan penderitaan dan
mencegah agar tidak lebih parah serta mempertahankan jiwa penderita hingga pertolongan lebih
lanjut diberikan.

Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam


melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktivitas. Melaksanakan
keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja adalah melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang
lain di tempat kerja. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara efektif dan efisien
serta meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas.

Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja menetapkan syarat-


syarat keselamatan kerja. Syarat tersebut ditulisakan pada BAB III, pasal (3) ayat (1) antara lain
mencegah, mengurangi,dan memadam kebakaran, mencegah dan mengurangi bahaya peledakan,
memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain
yang berbahaya, memberikan pertolongan pada kecelakaan, memberi alat-alat perlindungan diri
pada pekerja, dst (UU No. 1 Tahun 1970).

Dalam mengatasi potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja pemerintah telah
mengeluarkan undang-undang dan berbagai peraturan menyangkut keselamatan dan kesehatan
kerja. Tetapi semua usaha pemerintah tidak dapat berhasil jika tanpa adanya respon dari
perusahaan. Menerapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting. Karena
bertujuan untuk memberikan suasana lingkungan dan kondisi kerja yang baik, nyaman dan aman
serta dapat menghindarkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan, penulis merumuskan masalah sebagai


berikut:
1. Bagaimana manajemen pertolongan pertama pada kecelakaan untuk mata?
2. Bagaimana manajemen pertolongan pertama pada kecelakaan untuk perdarahan?
3. Bagaimana manajemen pertolongan pertama pada kecelakaan untuk Shock?
4. Bagaimana manajemen pertolongan pertama pada kecelakaan untuk terbakar?
5. Bagaimana manajemen pertolongan pertama pada kecelakaan untuk tersengat listrik?
6. Bagaimana manajemen pertolongan pertama pada kecelakaan untuk keracunan bahan
kimia?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang dijelaskan, terdapat tujuan yang terbagi dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus:
1.3.1 Tujuan Umum
Ingin mengetahui dan mengimplementasikan manajemen pertolongan pertama
pada kecelakaan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pertolongan pertama pada kecelakaan
mata.
2. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pertolongan pertama pada kecelakaan
perdarahan.
3. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pertolongan pertama pada kecelakaan
shock.
4. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pertolongan pertama pada kecelakaan
terbakar.
5. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pertolongan pertama pada kecelakaan
tersengat listrik.
6. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pertolongan pertama pada kecelakaan
keracunan bahan kimia.

2
1.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikemukakan dalam makalah ini diperoleh melalui berbagai cara. Pertama,
dengan mencari sumber jurnal, website, dan mencari sesuai kebutuhan lalu membaca satu
persatu sumber setelah itu merangkum sumber yang sudah dibaca.

1.5 Sistematika Penulisan


Makalah disusun dengan urutan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, metode


pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

Bab II Pembahasan, menjelaskan kajian teori dan pembahasan

Bab III Penutup, simpulan dan saran

Daftar Pustaka

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 Manajemen Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah pertolongan dan perawatan
sementara yang dilakukan kepada korban kecelakaan di tempat kerja menggunakan peralatan
sederhana sebelum korban mendapatkan pertolongan yang sempurna. Meski hanya
menggunakan peralatan sederhana, P3K bisa menjadi salah satu solusi untuk memberi
pertolongan secara cepat dan tepat.

Meski pertolongan pertama bukanlah penanganan yang sempurna, tapi dengan adanya
P3K di tempat kerja akan memiliki banyak manfaat dalam mencegah keparahan cidera,
mengurangi penderitaan dan bahkan menyelamatkan nyawa korban. Jika tindakan P3K tidak
dilakukan saat terjadi kecelakaan di tempat kerja, akibatnya dapat memperburuk keadaan korban
bahkan menimbulkan kematian.

Kecelakaan dalam pekerjaan memang bukan sesuatu yang diinginkan oleh siapapun,
termasuk pekerja. Meski demikian, perusahaan wajib menyediakan berbagai sarana prasarana
untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan di tempat kerja.

Bagi perusahaan yang peduli dengan keselamatan dan kesehatan pekerjanya,


menyediakan fasilitas dan petugas P3K merupakan kewajiban yang pasti ada. Dengan adanya
fasilitas dan petugas P3K maka perusahaan dapat mengurangi berbagai konsekuensi yang
ditimbulkan akibat kecelakaan kerja.

4
2.1.2 Fasilitas Pertolongan Pertama Pada Kecelekaan di Tempat Kerja :

1. Ruang P3K

Ruang P3K merupakan ruangan yang disediakan dan dirancang khusus oleh
perusahaan untuk penanganan pertama tenaga kerja yang mengalami kecelakaan maupun
tempat merawat pekerja yang sedang sakit saat bekerja. Perusahaan yang mempekerjakan
100 orang atau lebih dan perusahaan yang mempekerjakan kurang dari 100 orang namun
memiliki potensi bahaya tinggi WAJIB memiliki ruang P3K. Lokasi yang ideal untuk
ruang P3K adalah ruangan yang dekat dengan toilet/kamar mandi, dekat jalan keluar,
mudah dijangkau dari area kerja, dan dekat dengan tempat parkir kendaraan.

Syarat utama ruang P3K adalah bersih/steril dan memiliki luas yang cukup untuk
menampung tempat tidur, lemari/kotak obat P3K, timbangan badan, tempat menyimpan
tandu dan kursi roda, tempat sampah, air minum, penyejuk ruangan, meja dan kursi.
Selain itu, ruang P3K yang baik juga terdapat petugas kesehatan yang telah terlatih P3K.

2. Lemari atau Kotak P3K dan isinya

5
Lemari atau kotak P3K adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan berbagai
peralatan dan obat pertolongan pertama pada kecelakaan. Selain dipasang di ruang P3K, kotak
ini biasanya juga dipasang di beberapa tempat yang mudah dilihat dan dijangkau oleh pekerja.

Kotak P3K yang baik harus kuat dan mudah diangkat/dipindah. Biasanya kotak ini
terbuat dari bahan kayu atau logam, berwarna putih, diberi lambang palang merah dan tulisan
“P3K” atau “First Aid” dibagian kaca pintu kotak K3 sebagai penanda.

Kotak P3K memiliki ukuran yang beragam, penggunaannyapun juga tergantung


kebutuhan. Semakin besar jumlah tenaga kerja yang ada di perusahaan maka akan semakin
besar pula kotak obat yang dibutuhkan. Bahkan bagi perusahaan dengan karyawan yang banyak,
kotak P3K bisa dibuat lebih banyak dan ditempatkan di berbagai tempat yang rawan terjadi
kecelakaan.

Beberapa isi perlengkapan di kotak K3 terdiri dari : Kasa steril terbungkus, Perban,
Plester, Kapas, Kain mittela, Gunting, Peniti, Sarung tangan, Masker, Pinset, Lampu senter,
Gelas untuk cuci mata, Kantong plastik, Aquades, Povidon Iodin, Alkohol 70%, Buku panduan
P3K, Buku catatan, Tensimeter, Stetoskop, Daftar isi kotak, dan obat-obatan.

3. Alat Evakuasi dan Transportasi

6
Alat Evakuasi adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan korban kecelakaan
kerja dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana.
Dalam melakukan evakuasi, penolong bisa menggunakan alat transportasi seadanya, dan saat
korban dievakuasi maka penolong juga wajib melakukan perawatan darurat selama perjalanan.

Beberap alat evakuasi dan transportasi yang bisa digunakan pertolongan pertama adalah
tandu, alat bantu pernafasan, kursi roda, dan jika memungkinkan bisa menggunakan mobil
ambulan atau kendaraan lain yang dapat digunakan untuk mengangkut korban.

4. Petugas P3K

Petugas P3K yang mimiliki pengetahuan dan keterampilan penanganan korban


kecelakaan kerja sangat dibutuhkan di perusahaan. Petugas yang cekatan dan mampu mengatasi
berbagai situasi kecelakaan kerja, akan dapat mengurangi resiko akibat kecelakaan.

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor :


Per.15/Men/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja; Idealnya rasio

7
jumlah petugas P3K untuk perusahaan yang memiliki resiko rendah terhadap kecelakaan,
setidaknya memiliki satu petugas P3K untuk menangani 150 tenaga kerja. Sedangkan untuk
perusahaan yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi, setidaknya memiliki satu petugas
untuk setiap 100 orang atau kurang.

Petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas :

1. Melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja;

2. Merawat fasilitas P3K di tempat kerja

3. Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan; dan

4. Melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus.

5. Fasilitas Tambahan

Selain berbagai fasilitas P3K yang telah disebutkan diatas, perusahaan tertentu juga
membutuhkan berbagai fasilitas tambahan untuk menjamin kegiatan P3K dapat berjalan dengan
baik. Fasilitas tambahan tersebut bisa berupa alat pelindung diri atau peralatan khusus yang
digunakan di tempat kerja yang menangani potensi bahaya yang membutuhkan penanganan
khusus.

Alat pelindung diri ini khusus disediakan untuk perlindungan petugas K3 maupun korban
kecelakaan. Hal ini disesuaikan dengan potensi bahaya di tempat kerja, misalnya alat pencuci
mata, seragam anti api, alat pembasahan tubuh cepat, dan lain sebagainya.

8
2.1.3 Prinsip Dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Saat terjadi kecelakaan kerja, petugas P3K wajib segera menolong korban. Demi
kebaikan bersama, petugas P3K harus perhatikan prinsip dasar dalam memberikan pertolongan
pertama pada kecelakaan, yaitu :

1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya.

Saat terjadi kecelakaan kerja biasanya timbul situasi panik. Sebagai petugas P3K
usahakan tetap tenang dan lihatlah situasi dengan cermat sehingga Anda tidak menjadi korban
kecelakaan berikutnya. Pastikan diri Anda dalam posisi aman untuk bisa menolong orang lain.

2. Pakailah metode pertolongan yang cepat, mudah dan efesien.

Untuk menangani pertolongan pertama pada kecelakaan, lakukan sesegera mungkin


dengan berbagai peralatan dan sumber daya yang ada.

3. Catat semua usaha pertolongan yang telah dilakukan.

Pencatatan ini berfungsi untuk memberikan data secara falid kepada pihak lain
(misalanya rumah sakit/rujukan) tentang identitas korban, kronologi kejadian, dan gejala
penyakit yang diderita.

2.1.4 Sistematika Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan

9
Menolong orang yang sedang mengalami kecelakaan memang membutuhkan mental kuat
dan keterampilan P3K yang cukup. Beberpa tips untuk memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan kerja :

1. Jangan Panik

Meski situasi dan kondisi saat terjadi kecelakaan crowded, usahakan tetap tenang dan
segera mengambil tindakan secara tepat dan cepat.

2. Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya

Menjauhkan korban kecelakaan dari tempat semula berfungsi untuk menghindari


kecelakaan susulan yang mungkin bisa saja terjadi. Selain itu, dengan menghindar dari lokasi
terjadinya kecelakaan, petugas P3K akan dapat lebih fokus mengurus korban.

3. Perhatikan pernafasan, denyut jantung, pendarahan dan tanda-tanda shock

Jika korban kecelakaan mengalami kendala dalam pernafasan, pendarahan, dan terjadi
tenda-tanda shock maka segera beri pertolongan pertama sesuai dengan SOP.

4. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru

Jangan pindahkan korban sebelum diketahui secara pasti jenis dan keparahan cidera yang
dialami, kecuali bila tempat tersebut tidak memungkinkan lagi untuk melalukan perawatan.

10
Apabila korban hendak diusung, hentikan pendarahan dan pastikan tulang yang patah sudah
dibidai.

5. Segera rujuk ke pusat pengobatan terdekat

Pertolongan pertama pada prinsipnya adalah pertolongan sementara. Apabila korban


mengalami luka parah, jangan segan untuk merujuk ke pusat pengobatan terdekat, bisa ke
puskesmas, dokter spesialis maupun rumah sakit.

2.2 PEMBAHASAN

2.2.1 KECELAKAAN PADA MATA

Setiap manusia pasti sangat bergantung pada mata untuk melihat dunia. Namun, tidak
menutup kemungkinan berbagai gangguan dari luar bisa mengakibatkan cedera mata. Bila tidak
ditangani dengan baik, cedera atau trauma mata berisiko menyebabkan gangguan penglihatan
atau bahkan kebutaan. Trauma atau cedera mata adalah rusaknya jaringan pada bagian-bagian
mata, seperti kelopak, saraf, atau rongga orbital. Kerusakan terjadi karena adanya benda tajam,
tumpul, atau zat kimia yang mengenai mata.
Cedera mata umumnya disebabkan oleh masuknya suatu partikel ke dalam mata, seperti
debu, serpihan kayu, kaca, logam, beton, atau zat keras lainnya. Selain itu, partikel kimia, uap,
dan energi radiasi juga dapat menjadi penyebabnya. Kondisi ini harus ditangani dengan tindakan
medis sesegera mungkin agar fungsi dan kesehatan mata tidak terancam. Apabila keadaannya

11
sangat darurat, pertolongan pertama juga penting dilakukan untuk mencegah cedera semakin
parah.

Penyebab dan gejala cedera mata

Trauma atau cedera mata bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari yang ringan
hingga fatal. Penyebabnya sendiri dapat dibagi menjadi dua, yaitu trauma mekanik dan
nonmekanik. Pada kasus trauma mekanik, biasanya terjadi akibat benda tumpul, sayatan, benda
asing, penetrasi (objek menyayat atau menusuk mata), serta kerusakan dinding bola mata.
Sementara itu, trauma nonmekanik bisa disebabkan oleh paparan zat kimia, radiasi, atau panas.
Berikut adalah beberapa kondisi yang paling umum mengakibatkan cedera mata beserta dengan
gejalanya yang mungkin timbul.

1. Pukulan benda tumpul

Ketika mata terkena benda tumpul dalam kecepatan tinggi, seperti bola, batu, atau bahkan
pukulan seseorang, hal tersebut berpotensi merusak mata, kelopak, hingga otot dan tulang di
sekitar mata. Apabila trauma bersifat ringan, kemungkinan kelopak mata akan membengkak dan
membiru. Pada kondisi yang lebih parah, perdarahan atau kerusakan tulang dapat terjadi di
sekitar dan dalam mata.

2. Sayatan benda tajam

Benda tajam yang mengenai mata, seperti tongkat, pisau, bahkan kuku jari, bisa melukai
kornea dan mengakibatkan luka. Luka atau sayatan yang ringan biasanya dapat sembuh sendiri.
Namun, jika benda tajam menyayat terlalu dalam, hal tersebut berisiko mengganggu penglihatan.

12
3. Benda asing masuk mata

Butiran pasir, serpihan kayu, serta pecahan kaca adalah beberapa contoh benda asing
yang bisa masuk mata. Benda tersebut yang bisa menimbulkan luka. Ketika Anda mengalami
kondisi ini, Anda mungkin akan merasa tidak nyaman dan mata lebih berair. Anda juga akan
merasakan sensasi seperti ada yang mengganjal di dalam mata Anda.
4. Paparan zat kimia

Sebenarnya, ketika Anda keramas dan mata Anda kemasukan sampo atau sabun, itu
berarti mata Anda telah terpapar zat kimia. Namun, kondisi tersebut bersifat ringan dan hanya
menimbulkan sedikit rasa menyengat di mata. Terdapat jenis-jenis zat kimia tertentu yang bisa
menimbulkan luka bakar dan trauma mata serius. Beberapa di antaranya adalah alkali, asam,
serta asap pembakaran. Ketika mata terkena zat kimia, gejala-gejala iritasi parah dapat timbul
yang bahkan berpotensi mengakibatkan kebutaan.

5. Radiasi

Radiasi yang paling umum berisiko menyebabkan trauma mata adalah sinar ultraviolet
(UV) dari matahari. Hal ini biasanya terjadi setelah Anda beraktivitas di bawah sinar matahari
terlalu lama tanpa perlindungan, seperti tidak menggunakan kacamata hitam. Dalam jangka
panjang, paparan sinar UV meningkatkan risiko Anda terkena katarak atau degenerasi makula di
usia tua.

Cara mengatasi dan mengobati cedera mata

13
1. Mengompres mata

Melansir situs Mayo Clinic, kasus mata yang biru dan membengkak akibat hantaman
benda tumpul bisa dilakukan dengan mengompres mata dengan air dingin.
Caranya, yaitu tekan kain atau handuk yang dibasahi air dingin secara perlahan ke arah
mata. Pastikan Anda hanya menekan bagian sekitar mata dan hindari memberi tekanan langsung
pada bola mata Anda. Setelah pembengkakan sudah membaik dalam beberapa hari, kompres
mata dengan air hangat selama beberapa kali sehari. Apabila ada perdarahan di sklera (bagian
putih mata) atau iris (bagian mata yang berwarna), jangan tunda waktu untuk memeriksakan diri
ke dokter spesialis mata.

2. Jangan mengucek mata

Jika trauma mata terjadi karena masuknya partikel atau benda asing, maka Anda bisa
mengedipkan mata selama beberapa kali. Namun, sebelumnya, pastikan terlebih dahulu jika
partikel itu tidak menancap atau menusuk mata. Dengan berkedip, maka air mata dapat
membawa keluar benda asing yang masuk mata.

Caranya, yaitu tarik kelopak mata atas Anda ke bawah dan dekatkan ke bulu mata di
kelopak bawah. Bulu mata tersebut dapat membersihkan dan mengeluarkan benda asing dari
dalam mata. Selanjutnya, gunakan air bersih atau air saline untuk membilas mata Anda. Jika
benda asing masih ada atau menancap pada mata, segera hubungi dokter. Benda asing yang
tertahan di mata dapat menyebabkan perubahan jaringan dan mengembangkan bekas luka. Oleh
karena itu, hindari mengucek mata.

3. Pasang pelindung di mata yang terluka

Jika mata terluka karena sayatan benda tajam atau benda asing yang masuk mata, kondisi
ini tergolong serius dan berpotensi menimbulkan bahaya pada mata. Oleh karena itu, Anda harus
segera mencari bantuan medis.

14
Kendati begitu, ada langkah-langkah pertolongan pertama yang perlu Anda lakukan
selama menunggu bantuan medis datang. Salah satunya, yaitu memasang pelindung di mata yang
terluka. Namun, pastikan pelindung tersebut tidak menempel langsung ke bola mata. Anda bisa
menggunakan gelas plastik atau kertas yang direkatkan dengan selotip. Jangan membilas mata
dengan air. Selain itu, hindari konsumsi obat, seperti aspirin, ibuprofen, atau obat NSAID yang
berisiko meningkatkan perdarahan pada mata.

4. Membilas mata dengan air

Cedera mata yang disebabkan oleh zat kimia juga dikategorikan sebagai kasus yang
serius. Terlebih jika Anda mengalami luka bakar yang parah di mata. Untuk kondisi ini, Anda
harus segera mencari bantuan medis. Namun, sebagai pertolongan pertama, Anda bisa membilas
mata dengan air yang banyak.

5. Memeriksakan diri ke dokter

Jika Anda merasa langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan cedera mata tak kunjung
membaik, maka segera periksakan ke dokter. Pasalnya, ada beberapa kondisi yang membutuhkan
penanganan segera di antaranya:

a. trauma mata menyebabkan kulit sobek dan mungkin perlu jahitan,

b. luka terjadi pada kelopak mata atau bola mata,

c. rasa sakit di mata sangat parah,

d. mata terus berair atau sering berkedip,

e. mata sulit terbuka,

f. penglihatan kabur atau hilang di salah satu mata,

g. ukuran pupil mata tidak sama, dan

15
h. ada darah atau kabut di belakang kornea.

2.2.2 PENDARAHAN

Gejala perdarahan dalam awal mulanya, perdarahan dalam ini tidak memiliki gejala yang
begitu terlihat. Meski begitu, akhirnya dapat muncul sejumlah keluhan, bahkan bisa berujung
pada hilang kesadaran (pingsan). Seiring dengan berjalannya waktu, tanda perdarahan dalam
akan mulai terlihat, seperti perdarahan pada saluran pencernaan yang ditunjukkan dengan BAB
berdarah. Bila Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala perdarahan dalam seperti di
bawah ini, kemungkinan besar sedang mengalami gangguan medis yang membutuhkan
pertolongan pertama.
a) Terlihat pucat dan terasa dingin.
b) Keringat dingin.
c) Kesemutan.

d) Merasa cemas
e) Napas menjadi lebih cepat.
f) Denyut nadi melemah.
g) Nyeri dada atau bahu.

h) Mual hingga muntah.


i) Feses berwarna hitam.

j) Sulit mengembalikan kesadaran diri hingga pingsan.

16
Pertolongan pertama pada perdarahan dalam umumnya, orang awam akan sulit untuk
menghentikan perdarahan yang terjadi di dalam tubuh. Akan tetapi, terdapat tips melakukan
pertolongan pertama pada perdarahan dalam agar terhindar dari kondisi yang terburuk.
1. Memeriksa keadaan orang yang mengalami perdarahan

Sebelum menghampiri orang yang mengalami perdarahan, pertolongan pertama yang


perlu Anda lakukan adalah coba periksa keadaannya.Namun, jangan sampai pertolongan yang
Anda lakukan justru semakin memperparah kondisi pasien. Cobalah untuk mendekati orang
tersebut dengan perlahan. Periksa apakah terdapat memar bekas benturan benda tumpul atau
gejala cedera yang serius, terutama jika diketahui pasien mengalami kecelakaan berat seperti
jatuh dari ketinggian.
Walaupun Anda tidak bisa mendiagnosis, setidaknya menemukan gejala lain akan
membantu petugas medis saat memeriksa orang tersebut. Jangan lupa untuk mencuci tangan atau
gunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah melakukan pertolongan pertama pada orang yang
mengalami perdarahan dalam.
2. Memanggil ambulans

17
Langkah pertolongan pertama pada perdarahan dalam yang paling utama adalah mencari
bantuan medis darurat. Ingat, perdarahan di dalam tidak dapat dihentikan oleh orang biasa, tetapi
oleh dokter atau tenaga kesehatan melalui prosedur perawatan medis tertentu. Oleh karena itu,
segera hubungi nomor darurat (118) untuk memanggil ambulans agar orang tersebut
mendapatkan pengobatan yang tepat dan cepat.
3. Perhatikan kondisi pasien

Salah satu gejala orang yang mengalami perdarahan dalam adalah kedinginan. Itu
sebabnya, usahakan untuk memberikan mereka selimut guna menjaga badan pasien tetap hangat.
Waspadai juga dengan perubahan gejala yang dialami pasien. Jika terjadi perdarahan dalam
secara berlebihan di dalam tubuh, pasien akan kehilangan banyak darah. Kondisi ini akan

18
membuat pasien menjadi sangat lemah serta menimbulkan gejala serius seperti syok hingga
hilang kesadaran.
Menurut dokter Amy H.Kaji dari Harbor-UCLA Medical Center, Anda bisa segera
membaringkan pasien dan mengangkat kakinya lebih tinggi dari dada. Lakukan cara pertolongan
pertama pada perdarahan dalam ini sampai ambulans datang.
4. Jangan memberikan makan atau minuman

Salah satu pertolongan pertama yang wajib Anda ketahui saat melihat orang mengalami
perdarahan dalam adalah tidak memberikan makanan atau minuman. Hal tersebut dilakukan
karena Anda sendiri belum mengetahui secara pasti di mana letak luka internal yang
menyebabkan perdarahan. Jika sembarangan memberikan makanan atau minuman, hal itu justru
bisa melukai dan memperparah area yang mengalami perdarahan.

19
5. Melakukan CPR bila perlu

Kondisi yang paling buruk ketika Anda menemukan orang dengan perdarahan di dalam
tubuh adalah kehilangan kesadaran. Untuk menolong orang yang pingsan akibat benturan keras
atau setelah mengeluhkah kepalanya yang pusing, Anda juga bisa membaringkan dan
mengangkat kakinya. Selain itu, periksa denyut nadi dan jeda pernapasannya. Jika nadi tidak
teraba dan Anda pernah melakukan pertolongan pertama dengan pernapasan buatan atau CPR,
Anda mungkin dapat melakukannya.
Akan tetapi, jika tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan seputar CPR, jangan
mencobanya pada orang yang mengalami perdarahan. Hal itu berisiko memperparah kondisi
orang yang mengalami perdarahan di dalam. Sebenarnya, tidak terlalu banyak pertolongan
pertama yang dapat kita lakukan pada orang yang mengalami peradarahan di dalam.
2.2.3 MATERI SHOCK

Syok adalah kondisi berbahaya ketika tekanan darah menurun secara drastis sehingga organ-
organ dan jaringan tubuh tidak mendapatkan aliran darah yang cukup. Kondisi ini biasanya
merupakan komplikasi dari penyakit atau kondisi lain. Darah berfungsi sebagai pemasok zat-zat
yang penting untuk jaringan tubuh, seperti nutrisi dan oksigen. Pada kondisi syok, terjadi
gangguan yang menyebabkan jantung dan pembuluh darah tidak dapat mengalirkan darah ke
jaringan tubuh dengan optimal.

20
Akibatnya, pasokan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan agar jaringan dan organ tubuh
dapat berfungsi secara normal menjadi terhambat. Kondisi ini bisa terjadi secara bersamaan pada
semua organ sehingga efeknya bisa fatal, terutama jika tidak segera tertangani.

Penyebab Syok,, Ada tiga faktor yang berkontribusi pada terjadinya syok, yaitu:

a. Ketidakmampuan pembuluh darah untuk mengalirkan darah

b. Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah

c. Kurangnya darah untuk dialirkan

Ada berbagai macam penyakit atau kondisi yang dapat menyebabkan hal-hal di atas dan
memicu terjadinya syok. Berikut ini adalah penyebab syok berdasarkan jenisnya:

a) Syok kardiogenik
Syok kardiogenik disebabkan oleh gangguan pada jantung, seperti serangan jantung atau gagal
jantung.
b) Syok neurogenik
Syok neurogenik disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf. Kondisi ini biasanya terjadi
karena cedera saraf tulang belakang akibat kecelakaan saat berkendara atau beraktivitas.
c) Syok anafilaktik
Syok anafilaktik disebabkan oleh alergi akibat gigitan serangga, obat-obatan, atau makanan dan
minuman.
d) Syok sepsis
Syok sepsis disebabkan oleh infeksi yang masuk ke aliran darah (sepsis) dan memicu peradangan
atau inflamasi.
e) Syok hipovolemik
Syok hipovolemik disebabkan oleh hilangnya cairan atau darah dalam jumlah banyak, misalnya
akibat diare, perdarahan pada kecelakaan, atau muntah darah.

Faktor risiko syok

a. Syok dapat dialami oleh siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor risiko yang dapat
meningkatkan terjadinya syok, yaitu:

21
b. Syok kardiogenik lebih berisiko terjadi pada lansia (lanjut usia), penderita riwayat serangan
jantung, penderita penyakit jantung koroner, serta penderita diabetes atau hipertensi
c. Syok neurogenik lebih mungkin terjadi pada seseorang yang pernah mengalami cedera
tulang belakang atau mengonsumsi obat-obatan yang memengaruhi sistem saraf
d. Syok anafilaktik lebih rentan terjadi pada seseorang yang pernah mengalami syok
anafilaktik sebelumnya, menderita asma atau alergi tertentu, atau memiliki riwayat syok
anafilaktik dalam keluarga
e. Syok sepsis lebih sering terjadi pada seseorang yang pernah menjalani operasi atau
menjalani perawatan di rumah sakit dalam waktu yang lama, menderita diabetes, pernah
menggunakan kateter atau alat bantu pernapasan, atau mengalami malnutrisi
f. Syok hipovolemik lebih mungkin terjadi pada lansia (lanjut usia) serta penderita penyakit
yang dapat mengakibatkan perdarahan

Gejala Syok

Pasokan nutrisi dan oksigen yang turun akibat syok dapat mengakibatkan beberapa gejala,
seperti:

a) Sesak napas

b) Kulit berkeringat, dingin, dan pucat


c) Jantung berdebar, serta denyut nadi menjadi lemah
d) Pusing
e) Lemas
f) Pingsan hingga hilang kesadaran
g) Bibir dan kuku jari membiru (sianosis)

Selain itu, berdasarkan penyebabnya, masing-masing jenis syok dapat menimbulkan gejala
tambahan berikut:

a. Syok kardiogenik, dengan gejala nyeri atau rasa berat dada, nyeri menjalar pada bahu dan
tangan, mual, dan muntah
b. Syok neurogenik, dengan gejala kelemahan tubuh, tatapan kosong, dan suhu tubuh menurun
(hipotermia)
22
c. Syok anafilaktif, dengan gejala bengkak pada lidah atau bibir, sulit menelan, hidung berair
dan bersin-bersin, dan kesemutan
d. Syok sepsis, dengan gejala demam, menggigil, kebingungan, dan rasa cemas
e. Syok hipovolemik, dengan gejala diare, muntah, perdarahan, rasa cemas, dan kebingungan

Diagnosis Syok

Syok merupakan keadaan gawat darurat yang membutuhkan diagnosis cepat agar
penanganannya dapat segera dilakukan. Dokter akan melihat gejala yang muncul, serta
memeriksa tanda-tanda klinis, seperti denyut jantung yang cepat dan lemah, napas yang cepat,
serta tekanan darah yang rendah.

Selanjutnya, dokter akan langsung memberikan penanganan awal untuk memperbaiki


kondisi pasien menjadi stabil. Setelah itu, pemeriksaan lanjutan baru akan dilakukan untuk
mendeteksi penyebab dan tipe syok yang diderita pasien.

Serangkaian pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu:

a) Tes darah
b) Tes alergi
c) Tes pemindaian, seperti USG, CT scan, atau MRI
d) Tes lainnya berdasarkan penyebab syok, seperti elektrokardiografi untuk syok kardiogenik,
atau endoskopi untuk syok hipovolemik

Pengobatan Syok

Syok merupakan kondisi yang berbahaya. Segera panggil dokter atau hubungi layanan
ambulans ketika melihat seseorang yang diduga mengalami syok. Selagi menunggu pertolongan
datang, lakukan pertolongan pertama pada pasien. Berikut ini adalah pertolongan pertama yang
dapat dilakukan saat melihat penderita yang dicurigai mengalami syok:

a. Baringkan penderita secara perlahan.


b. Jangan menggerakkan atau memindahkan penderita jika tidak diperlukan.
c. Kendurkan atau buka pakaian yang ketat.

23
d. Periksa denyut nadi dan jantung. Jika penderita tidak bernapas atau tidak ada denyut nadi,
lakukan resusitasi jantung-paru (CPR).
e. Berikan penderita selimut, untuk menghangatkan dan menenangkannya.
f. Jangan beri penderita minum atau makan.
g. Segera berikan epinephrine dalam bentuk autoinjector jika syok disebabkan oleh alergi dan
jika penderita ditemukan membawa suntikan ini.
h. Tutupi dan sumbat area yang berdarah dengan handuk atau kain jika penderita mengalami
perdarahan.
i. Jika penderita mengalami muntah atau mengeluarkan darah dari mulut, ubah posisinya
menjadi menyamping untuk menghindari tersedak.

Ketika sudah ditangani petugas medis, penderita akan mendapatkan penanganan gawat darurat
hingga kondisinya stabil. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:

a) Pemberian cairan infus (resusitasi cairan)


b) Pemberian oksigen
c) Pembukaan jalan napas
d) Pemberian obat-obatan untuk mengembalikan tekanan darah dan mengatur detak jantung,
seperti norepinephrine

Penanganan selanjutnya akan dilakukan berdasarkan jenis syok dan penyebab timbulnya syok,
yaitu:

a. Syok hipovolemik
Syok hipovolemik yang disebabkan oleh perdarahan dapat diatasi dengan transfusi darah.
Namun, jika perdarahan tidak dapat dikendalikan, dokter dapat melakukan tindakan bedah
untuk menghentikan perdarahan ketika kondisi pasien sudah stabil.
b. Syok kardiogenik
Syok kardiogenik ditangani dengan pemberian obat-obatan yang berfungsi untuk
memperbaiki pompa jantung. Jenis obat-obatan tersebut adalah dopamine atau dobutamin.
Beberapa tindakan bedah juga dapat dilakukan untuk mengatasi penyebab syok kardiogenik,

24
seperti angioplasti atau operasi bypass, untuk mengatasi syok yang disebabkan oleh
serangan jantung.
c. Syok anafilaktik
Syok anafilaktik diatasi dengan pemberian epinephrine suntik dan antihistamin, yang
berfungsi untuk meredakan reaksi alergi.
d. Syok neurogenik
Syok neurogenik ditangani dengan melindungi saraf dari kerusakan lebih lanjut, terkadang
dengan bantuan obat antiradang seperti kortikosteroid. Jika memungkinkan, dokter juga
akan melakukan operasi untuk memperbaiki kerusakan pada sistem saraf.
e. Syok sepsis
Untuk mengatasi infeksi, dokter dapat memberikan antibiotik, antivirus, atau antijamur,
tergantung pada jenis infeksinya. Operasi juga dapat dilakukan untuk mengatasi sumber
infeksi.

Komplikasi Syok

Jika tidak ditangani secepat mungkin, syok dapat menimbulkan kekurangan oksigen
(hipoksia) pada seluruh tubuh. Hal ini tentunya dapat merusak jaringan dan organ tubuh,
sehingga memunculkan komplikasi. Beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat syok antara
lain:

a) Kerusakan organ permanen, seperti kerusakan ginjal, hati, atau jantung

b) Kerusakan pada otak


c) Gangrene
d) Serangan jantung
e) Kematian

Pencegahan Syok

Syok dapat dicegah dengan menghindari penyakit yang memicunya. Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mencegah syok adalah:

25
a. Melakukan pemeriksaan jantung secara rutin dan mengonsumsi obat secara teratur bagi
penderita penyakit jantung, untuk menghindari syok kardiogenik
b. Menangani tanda-tanda infeksi secepat mungkin untuk menghindari syok sepsis
c. Menerapkan perilaku berkendara yang aman untuk menghindari syok neurogenik karena
cedera tulang belakang
d. Mewaspadai dan menghindari pemicu alergi yang berpotensi menyebabkan syok anafilaktik
dan selalu membawa epinephrine dalam bentuk autoinjector (berbentuk seperti pen)

2.2.4 MATERI TERBAKAR

Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Berdasarkan Tingkatannya. Luka bakar dapat terjadi
karena berbagai hal, seperti terkena percikan api atau minyak panas, terbakar sinar matahari, atau
bersentuhan dengan benda dan cairan panas lain, misalnya air panas atau knalpot. Pertolongan
pertama terhadap luka bakar perlu dilakukan sesaat setelah kejadian guna mencegah kerusakan
kulit atau jaringan tubuh lain yang lebih parah.

Jenis Luka Bakar

Sebelum mengetahui pertolongan pertama pada luka bakar, ada baiknya Anda memahami
tingkatan atau derajat luka bakar terlebih dahulu. Beberapa tingkatan luka bakar meliputi:

1. Luka bakar ringan

Luka bakar ringan bisa disebut dengan luka bakar tingkat 1 yang memiliki ciri luas area luka
tidak lebih dari 8 cm. Luka jenis ini hanya meliputi lapisan kulit paling luar dan umumnya tidak
berkembang menjadi kondisi yang serius.

Gejala yang muncul dapat berupa rasa sakit di area yang terdampak, kemerahan, dan bengkak.
Luka bakar derajat pertama yang kerap terjadi, misalnya kulit terbakar sinar matahari atau tidak
sengaja kontak langsung dengan knalpot panas.

26
1. Luka bakar sedang

Luka bakar sedang adalah luka bakar tingkat 2 yang ditandai dengan kulit melepuh, bengkak,
sangat perih, dan kemerahan atau kadang justru berwarna pucat. Luka bakar jenis ini
memerlukan perawatan medis, terutama jika luka bakar meluas ke area tubuh tertentu seperti
wajah, bokong, selangkangan, atau alat kelamin.

2. Luka bakar berat

Luka bakar berat atau luka bakar tingkat 3 termasuk luka bakar yang parah, karena merusak
jaringan lebih dalam sampai ke saraf, otot, atau tulang. Luka bakar ini umumnya tidak berwarna
merah lagi, melainkan putih atau bahkan gosong. Selain itu, kulit dapat tidak merasakan nyeri
sama sekali akibat saraf yang terdampak.

Korban kebakaran yang mengalami luka bakar berat rentan mengalami komplikasi
berupa hipovolemia, yaitu kondisi ketika tubuh kekurangan cairan termasuk darah secara
mendadak. Selain itu, hipotermia juga dapat terjadi yang ditandai dengan penurunan suhu tubuh
secara drastis.

Cara Mengatasi Luka Bakar Ringan

Luka bakar ringan umumnya dapat ditangani sendiri di rumah, tetapi harus dilakukan dengan
cara yang benar. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memberikan pertolongan
pertama pada luka bakar ringan, yaitu:

 Letakkan handuk yang sudah dibasahi air dingin pada luka dan diamkan selama 15 menit.
 Hindari mengoleskan sesuatu yang justru menimbulkan iritasi, seperti pasta gigi.
 Jika rasa sakit tidak tertahankan, Anda dapat mengonsumsi obat pereda nyeri
seperti paracetamol atau ibuprofen

a. Langkah Penanganan Luka Bakar Sedang

Penanganan luka bakar sedang di rumah umumnya hampir sama dengan luka bakar ringan.
Langkah penanganan yang dapat dilakukan, yaitu:

27
 Dinginkan area luka bakar dengan handuk selama kurang lebih 15 menit.
 Bila timbul luka lepuh, hindari memecahkan luka karena berisiko menyebabkan infeksi.
 Periksakan diri ke dokter jika terdapat luka lepuh yang disertai tanda infeksi berupa
bengkak, merah, timbul nanah, dan rasa sakit yang bertambah parah.

Selain itu, jika luka bakar cukup luas hingga berdampak ke area tertentu, seperti area kelamin,
tindakan pemeriksaan dan langkah penanganan juga perlu dilakukan langsung oleh dokter.
Nantinya dokter akan memberi pengobatan berupa antinyeri dan antibiotik, baik dalam bentuk
salep atau obat minum.

b. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Berat

Penderita luka bakar berat perlu segera dilarikan ke unit gawat darurat (UGD) dan mendapatkan
penanganan langsung oleh dokter. Namun, selama menunggu ambulans atau petugas medis, ada
langkah pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan untuk menolong korban, yaitu:

 Jauhkan korban dari sumber kebakaran atau area yang berdekatan dengan api maupun
asap.
 Pastikan korban dapat bernapas dengan melihat gerakan naik dan turun di bagian dada
atau dekatkan telinga ke hidung korban untuk mendengar embusan napasnya.
 Lepaskan perhiasan, ikat pinggang, atau aksesoris yang digunakan di sekitar area tubuh
yang terbakar.
 Baringkan korban di tempat yang datar dengan kaki terangkat setidaknya setinggi 40 cm.
 Gunakan selimut atau mantel untuk menutupi tubuh korban.
 Hindari mengoleskan obat atau salep pada area yang terbakar tanpa anjuran dari dokter.
Hindari pula menempelkan es yang juga dapat membahayakan jaringan kulit yang
terbakar.
 Hindari memberikan air dingin pada luka bakar yang luas untuk mencegah hipotermia.
Hal ini juga penting dilakukan untuk mencegah menurunnya tekanan darah dan aliran
darah secara drastis.

28
Selain memahami pertolongan pertama pada luka bakar, Anda juga perlu memahami beragam
cara pencegahan kejadian yang memicu luka bakar agar luka bakar tidak terjadi dan timbul
bahaya.

2.2.5 MATERI TERSENGAT LISTRIK

Arus listrik bertegangan rendah, yakni kurang dari 500 volt, biasanya tidak menyebabkan cedera
yang serius. Akan tetapi, arus listrik yang lebih tinggi dari 500 volt memiliki potensi besar untuk
melukai diri Anda.

Bahaya Kesetrum

Efek kesetrum pada tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ukuran tubuh, luasnya
bagian tubuh yang mengalami kontak dengan arus listrik, kekuatan arus listrik, dan lamanya
kesetrum.

Kesetrum sangat berbahaya, sebab bisa mengakibatkan berbagai kondisi berikut:

 Luka bakar
 Patah tulang
 Serangan jantung
 Gangguan ketika menelan, melihat, atau mendengar
 Pingsan
 Gangguan pernapasan
 Kejang
 Nyeri otot
 Gangguan detak jantung
 Henti jantung
 Kematian

29
Cara Menolong Korban Kesetrum

Sebelum menolong orang yang kesetrum listrik, Anda harus memahami dulu bagaimana teknik
yang benar. Tujuannya agar Anda tidak ikut kesetrum. Untuk melindungi diri saat menolong
korban kesetrum, ikutilah langkah-langkah berikut ini:

1. Amankan area di sekitar tempat kejadian

Sebelum menolong korban kesetrum, perhatikan keadaan di sekitar Anda. Pastikan Anda tidak
berada di dekat sumber listrik. Jika memungkinkan, segera putuskan aliran listrik di lokasi
kejadian. Carilah panel listrik atau kotak sekering untuk memadamkan listrik.

Jika sumber listrik belum bisa dipadamkan, jaga jarak Anda minimal 6 meter dari korban yang
masih tersengat listrik guna melindungi diri dari sumber aliran listrik.

Hindari menyentuh kubangan air atau benda-benda yang basah. Air adalah penghantar listrik
yang baik, sehingga dapat membuat Anda kesetrum juga. Apabila terdapat api, padamkan dahulu
menggunakan alat pemadam api.

2. Hubungi IGD

Langkah selajutnya adalah segera menghubungi Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit
terdekat atau memanggil ambulans agar korban bisa mendapat pertolongan medis secepatnya.
Selama menunggu bantuan datang, jangan tinggalkan korban kesetrum sendirian.

3. Jangan menyentuh korban

Jika korban masih bersentuhan dengan sumber aliran listrik, jangan menyentuhnya agar Anda
tidak ikut kesetrum. Jangan pula menyentuh korban meskipun menggunakan alat bantu seperti
karet atau kayu, jika Anda tidak yakin aliran listrik sudah diputus, dan jika Anda merasakan
sensasi kesetrum atau kesemutan di kaki dan tubuh bagian bawah.

30
4. Jangan memindahkan korban

Jangan memindahkan korban kesetrum, kecuali jika dia terancam kesetrum lagi atau berada di
area yang tidak aman.

5. Periksa tubuh korban

Jika semua sudah aman, periksa tubuh korban kesterum dengan teliti dan berurutan mulai dari
kepala, leher, hingga kaki. Apabila terdapat luka, hindari menyentuhnya.

Jika korban menunjukkan tanda-tanda syok (lemas, muntah, pingsan, napas cepat, atau sangat
pucat), angkat kakinya sedikit lebih tinggi, kecuali jika dia merasa kesakitan. Apabila petugas
medis sudah tiba, jelaskan kondisi korban, termasuk jika ada luka di tubuhnya.

6. Tutup luka bakar

Jika korban mengalami luka bakar, lepaskan pakaian atau benda apapun yang menempel di
kulitnya agar luka bakar tidak meluas. Setelah itu, bilas area yang terbakar dengan air dingin
yang mengalir sampai rasa sakitnya mereda.

Tutup luka dengan perban atau kain kasa steril. Jangan gunakan selimut atau handuk, karena
dapat menempel pada luka bakar.

7. Lakukan CPR

Lakukan pernapasan buatan dan resusitasi jantung (CPR/RJP) pada korban kesetrum, jika
diperlukan. Napas bantuan dan resusitasi diberikan jika korban tidak bernapas dan denyut
nadinya tidak teraba.

Pastikan Anda memahami cara melakukan resusitasi, untuk menghindari kesalahan yang justru
dapat membahayakan nyawa korban.

Korban kesetrum dapat mengalami cedera dan kerusakan organ. Oleh karena itu, korban harus
mendapatkan penanganan dan pemantauan ketat dari dokter dan tim medis.

31
Dokter akan memastikan apakah korban sadar dan bernapas atau tidak, serta apakah detak
jantungnya mengalami kelainan atau tidak. Selain itu, pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan
untuk mendeteksi apakah terdapat cedera tersembunyi.

2.2.6 MATERI KEERACUNAN BAHAN KIMIA

Pertolongan pertama pada keracunan berbeda-beda. Pada kondisi yang parah, keracunan
memerlukan penanganan medis darurat. Akan tetapi, pertolongan pertama bisa membantu
mencegah risiko berbahaya yang disebabkan oleh keracunan. Cara mengatasi atau mengobati
keracunan pada seseorang bisa berbeda-beda tergantung dari kondisi dan penyebab
keracunannya, entah karena makanan, obat, maupun zat kimia.

Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat memberikan pertolongan pertama pada korban
keracunan adalah:

 gejala yang muncul,

 usia korban, dan

 jenis dan jumlah zat yang menyebabkan keracunan.

Gejala keracunan dapat menyerupai kondisi lainnya, seperti kejang, konsumsi alkohol
berlebihan, stroke, dan efek samping suntik insulin.
Menurut Mayo Clinic, tanda-tanda dan gejala keracunan bisa meliputi:
 kemerahan di sekitar mulut dan bibir,
 napas berbau seperti bahan kimia,
 muntah,
 diare,

 nyeri perut,

 gangguan pernapasan,

 tubuh lemas,

 sulit fokus (linglung),

32
 gelisah,

 kehilangan nafsu makan,

 tubuh menggigil,

 sakit kepala,

 sulit menelan makanan,

 ruam merah pada kulit, dan

 kehilangan kesadaran atau pingsan.

Hal-hal yang bisa menjadi penyebab keracunan

Jika mencurigai seseorang mengalami keracunan, perhatikan juga hal-hal di sekitarnya yang
mungkin bisa menjadi penyebab keracunan. Dalam kebanyakan kasus, kelebihan dosis obat-
obatan merupakan penyebab utama keracunan. Akan tetapi, berbagai hal berikut ini juga bisa
menjadi penyebab munculnya gejala atau reaksi keracunan.

 Zat pembersih kimia untuk kebutuhan rumah tangga.


 Produk pemusnah serangga atau hama seperti peptisida.
 Tanaman atau jamur beracun.
 Keracunan karbon monoksida.
 Makanan yang belum dimasak sampai matang atau terkontaminasi bakteri penyakit.
 Kelebihan konsumsi alkohol.
 Overdosis obat-obatan terlarang.
 Konsumsi obat-obatan dosis berlebih, seperti keracunan aspirin.
 Gigitan serangga atau hewan yang memiliki racun.

33
Cara mengatasi keracunan pada korban

1. Racun yang tertelan

Berikut pertolongan pertama pada keracunan yang tertelan.

a. Jika korban menelan zat beracun dan tidak sadarkan diri, coba bangunkan guna
menyingkirkan zat beracun yang masih ada di dalam mulut korban.

b. Baringkan korban dengan menyanggah bagian punggung hingga kakinya dengan bantal
sehingga posisi kakinya berada di atas kepala.

c. Singkirkan sisa racun yang tersisa di sekitar mulut dengan lap dan pastikan kepalanya tetap
menunduk ke bawah.

d. Saat sadarkan diri, minta korban untuk memuntahkan racun yang tertelan.

e. Memosisikan kaki korban lebih tinggi daripada kepala pada pertolongan pertama keracunan
bertujuan agar racun tidak turun hingga ke pencernaan. Saat korban muntah, miringkan
kepalanya ke samping untuk mencegah tersedak. Hindari memberikan minuman atau
makanan sebelum semua racun yang tertelan di keluarkan.

2. Racun yang terhirup

Berikut pertolongan pertama pada keracunan yang terhirup.

a. Bila ada seseorang menghirup zat beracun, segera minta korban untuk menjauhi ruangan atau
area yang tekontaminasi.

b. Pastikan Anda tidak terburu-buru mendekati area tersebut sehingga tidak ikut menghirup zat
beracun, apalagi jika sumber racun berada di tempat tertutup.

34
c. Setelah menjauhi tempat beracun dan korban masih sadarkan diri, bawalah korban untuk
menghirup udara bersih.

d. Selama memberikan pertolongan pertama, perhatikan apakah korban menunjukkan tanda-


tanda keracunan serius.

e. Usahakan untuk tetap membuat korban tersadar hingga pertolongan medis datang. Selain itu,
lindungi korban dari cedera sebagai pertolongan pertama saat korban kejang karena
mengirup zat beracun.

3. Racun yang mengenai kulit atau mata


Racun bisa saja mengenai pakaian hingga kulit dan menyebabkan luka serius. Untuk itu, Anda
perlu melakukan pertolongan pertama pada korban keracunan dengan melepas pakaian yang
terkontaminasi.

Selanjutnya, pertolongan pertama pada keracunan di kulit atau mata bisa dilakukan dengan cara
berikut:

a. Gunakan sarung tangan untuk menghindari paparan racun secara langsung dengan kulit
Anda.

b. Segera bersihkan luka menggunakan sabun selama 15 sampai 20 menit di air yang mengalir.

Cara penanganan keracunan yang sama juga dilakukan saat zat beracun mengenai mata. Segera
bilas mata dengan air bersuhu sejuk atau suam-suam kuku selama 20 menit atau sampai
pertolongan medis datang. Dalam situasi Anda mendapati korban keracunan tidak sadarkan diri,
segera cek pernapasan dan denyut nadinya Jika korban tidak bergerak, tidak batuk, dan susah
bernapas, segera lakukan resusitasi jantung (CPR).

35
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masih tingginya angka kecelakaan kerja di Indonesia salah satunya disebabkan oleh
budaya K3 yang masih rendah. Sumber daya manusia adalah salah satu aset utama yang
berfungsi sebagai penggerak operasional perusahaan untuk mencapai efisiensi dan produktifitas
yang tinggi. Aktivitas pekerjaan memiliki potensi bahaya tersendiri. Penilaian risiko dapat
dilakukan untuk mengetahui risko yang diakibatkan dari potensi bahaya yang ada. Potensi
bahaya jika tidak dikendalikan akan menyebabkan risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat
kerja. Potensi bahaya keselamatan kerja yang biasa di tempat kerja berasal dari lingkungan kerja
antara lain faktor kimia, faktor fisik, faktor biologi, faktor ergonimis dan faktor psikologi.
Potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja didasarkan pada dampak korban, dibagi menjadi
empat kategori. Kategori A merupakan bahaya yang menimbulkan risiko dampak jangka panjang
pada kesehatan. Pada kategori ini disebabkan oleh bahaya kimia (debu, uap, logam, bahan kimia,
dst.). Bahaya faktor biologi yaitu gangguan penyakit oleh bakteri, virus, binatang, dst. Bahaya
faktor fisik dari kebisingan, pencahayaan, getaran, iklim kerja. Cara kerja dan bahaya ergonomis
seperti posisi bangku kerja, pekerjaan berulang-ulang, jam kerja yang lama.

Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja diatur oleh pemerintah melalui
Perturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: PER.15/MEN/VIII/2008. Dalam
peraturan tersebut mengatur tentang kewajiban pengusaha untuk menyediakan petugas P3K di
tempat kerja dan fasilitas P3K di tempat kerja. Agar dapat melaksanakan pertologan dengan
baik, maka petugas P3K di tempat kerja harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar di
bidang P3K di tempat kerja dan memiliki lisensi.

3.2 Saran

Begitu banyak bahaya yang ada di sekitar kita. Diharapkan dengan menerapkan P3K dan
dalam meningkatkan program penerapan pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
dapat mengurangi risiko cedera, dengan menyediakan jenis fasilitas dan perlengkapan
pertolongan pertama sesuai kebutuhan.

36
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Advan/Downloads/39412-Article%20Text-115751-1-10-20210113.pdf

file:///C:/Users/Advan/Downloads/6411415014%20-%20Afif%20Sa'roni.pdf

http://www.srssafetyndo.com/artikel/pertolongan-pertama-pada-kecelakaan-p3k-ditempat
kerja

https://www.alodokter.com/penyebab-cedera-mata-dan-cara-mengatasinya

https://hellosehat.com/hidup-sehat/pertolongan-pertama/pertolongan-pada-perdarahan-
dalam/?amp=1

https://www.alodokter.com/syok

https://hellosehat.com/hidup-sehat/pertolongan-pertama/cara-penanggulangan-
kebakaran/?amp=1

https://www.alodokter.com/jangan-gegabah-perhatikan-cara-menolong-korban-kesetrum-
yang-benar

https://www.alodokter.com/kenali-cara-mengatasi-racun-yang-tertelan

37

Anda mungkin juga menyukai