“PERILAKU KEKERASAN”
DI SUSUN OLEH :
7. Mekanisme koping
Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme koping klien, sehingga dapat
membantu klien untuk mengembangkan mekanisme koping yang kontruktif
dan mengekspresikan marahnya. Menurut Herman (2011: 137), mekanisme
koping yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti
displacement, sublimasi, proyeksi, represif, denial, dan reaksi formasi. Prilaku
yang berkaitan dengan prilaku kekerasan antara lain:
a. Menyerang atau menghindar
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan siste saraf
otonom bereaksi terhadap sekresi epineprin yang menyebabkan tekanan
darah meningkat, takikardi, wajah merah,pupil melebar, mual, sekresi
HCL meningkat, peristaltik gaster menurun, pengeluaran urin meningkat,
konstipasi, kewaspadaan juga meningkat, tangan mengepal, tubuh menjadi
kaku disertai reflek yang cepat.
b. Menyatakan secara asertif
Prilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan
kemarahan yaitu dengan prilaku pasif, agresif dan asertif. Prilaku asertif
adalah cara yang terbaik, individu dapat mengekspresikan
rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikologis
dan dengan prilaku tersebut individu juga dapat mengembangkan diri.
c. Memberontak
Prilaku yang muncul biasanya disertai kekerasan akibat konflik prilaku
untuk menarik perhatian orang lain
d. Prilaku kekerasan
Tindakan kekerasan/amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain
maupun lingkungannya.
Menurut Prabowo (2014: 144), beberapa mekanisme koping yang dipakai pada
klien marah untuk melindungi diri antara lain :
a. Sublimasi: menerima suatu sasaran pengganti yang mulia. Artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan
penyaluranya secara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah
melampiaskan kemarahannya pada obyek lain seperti meremas remas
adonan kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuanya adalah untuk
mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
b. Proyeksi: menyalahkan orang lain kesukaranya atau keinginanya yang
tidak baik, misalnya seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia
mempunyai perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik
menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
c. Represi: mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk
kealam sadar. Misalnya seorang anak yang sangat benci pada orang tuanya
yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang
diterimanya sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang
tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan. Sehingga, perasaan benci itu
ditekannya dan akhirnya ia dapat melupakanya.
d. Reaksi formasi: mencegah keinginan yang berbahaya bila di ekspresikan.
Dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan
menggunakanya sebagai rintangan. Misalnya seseorang yang tertarik pada
teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kuat.
e. Deplacement: melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan.
Pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang
membangkitkan emosi itu. Misalnya : timmy berusia 4 tahun marah karena
ia baru saja mendapatkan hukuman dari ibunya karena menggambar
didinding kamarnya. Dia mulai bermain perang-perangan dengan
temannya.
Pohon Masalah
Effect
Perilaku Kekerasan
Core
Causa
Tabel 2.3
Fase-Fase dan Aktifitas Kunjungan Rumah (Rasmun, 2009)
Fase Aktifitas
1. Fase Insiasi Klarifikasi sumber rujukan untuk kunjungan rumah,
Klarifikasi tujuan kunjungan ke rumah Desain kunjungan ke
rumah
4. Implementasi
Menurut Keliat (2012) implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan dengan memperhatikan dan mengutamakan masalah utama yang
aktual dan mengancam integritas klien beserta lingkungannya. Sebelum melaksanakan
tindakan keperawatan yang sudah direncanakan, perawat perlu menvalidasi apakah
rencana tindakan keperawatan masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien pada
saat ini. Hubungan saling percaya antara perawat dengan klien merupakan dasar utama
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
Dermawan (2013) menjelaskan bahwa tindakan keperawatan dengan
pendekatan strategi pelaksanaan (SP) perilaku kekerasan terdiri dari : SP 1 (pasien)
: membina hubungan saling percaya, membantu klien mengenal penyebab perilaku
kekerasan, membantu klien dalam mengenal tanda dan gejala dari perilaku kekerasan.
SP 2 (pasien) : maembantu klien mengontrol perilaku kekerasan dengan memukul
bantal atau kasur. SP 3 (pasien) : membantu klien mengontrol perilaku kekerasan
seacara verbal seperti menolak dengan baik atau meminta dengan baik. SP 4 (pasien) :
membantu klien mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual dengan cara sholat
atau berdoa. SP 5 (pasien) : membantu klien dalam meminum obat seacara teratur.
5. Evaluasi
SKOR
ASPEK PENILAIAN
PENILAIAN
NO
Subyek Subyek
KEMAMPUAN
I II
1 Mengenal masalah kesehatan keluarga 0 0
a. Menyebutkan pengertian RPK 0 0
b. Menyebutkan penyebab RPK 0 0
c. Menyebutkan jenis RPK yang di alami oleh pasien 0 0
d. Menyebutkan tanda dan gejala RPK pasien 0 0
2 Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
a. Mempunyai sikap positif terhadap masalah kesehatan 1 1
b. Mempercayai tenaga kesehatan terhadap masalah
1 1
kesehatan.
3 Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
a. Memperagakan cara melatihan relaksasi nafas dalam
0 0
dan memukul bantal
b. Mengajak pasien untuk meminta dengan baik dan
0 0
berdoa
c. Memantau aktivitas sehari – hari sesuai jadwal aktivitas 0 0
d. Memantau dan memenuhi obat 1 1
4 Mempertahankan suasana rumah sehat
a. Sirkulasi udara yang lancer 1 1
b. Penerangan sinar yang memadai 0 1
c. Air yang bersih 1 1
d. Pembuangan limbah yang terkontrol 1 1
e. Ruangan tidak tercemar 1 1
5 Mengguanakan fasilitas kesehatan yang ada di
Masyarakat
a. Menyebutkan sumber – sumber pelayanan kesehatan
1 1
yang tersedia
b. Memanfaatkan sumber – sumber pelayanan kesehatan
1 1
terdekat.
Total Kemampuan 9 10
Total Presentase Kemampuan 53 % 58 %
Dalami, Ermawati dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Jiwa. Jakarta : Trans Info Media
Damaiyanti, Iskandar. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Cetakan kedua.
Bandung;PT. Refika Adimata
Dermawan dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa;Konsep Dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta ; Gosyen Publishing