LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
DISUSUN OLEH:
(211560311123)
MEDISTRA INDONESIA
BEKASI
2022
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Prilaku kekerasan adalah suatu bentuk prilaku yang bertujuan untuk melukai
secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka prilaku kekerasan
dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan. Prilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang
berlangsung prilaku kekerasan atau riwayat prilaku kekerasan (Dermawan, 2013 :
94).
1. Respon adaptif
1) Pernyataan (asertif)
b. Pola komunikasi
c. Karakteristik
e. Pemecahan masalah
2) Prilaku frustasi
2. Respon maladaptive
1) Pasif
2) Agresif
Stress, cemas, harga diri rendah dan rasa bersalah dapat menimbulkan
kemaraan yang mengarah pada prilaku kekerasan. Respon perasaan marah
dapat diekspresikan secara eksternal (prilaku kekerasan) ataupun internal
(depresi dan penyakit fisik). Mengekspresikan marah dengan prilaku
konstruktif menggunakan kata- kata yang dapat dimengerti dan diterima
tanpa menyakiti orang lain, akan memberikan perasaan lega, menurunkan
ketegangan sehingga perasaan marah dapat teratasi. Apabila perasaan marah
diekspresikan dengan prilaku kekerasan biasanya dilakukan individu kerana
ia merasa kuat. Cara demikian tidak menyelesaikan masalah bahkan dapat
menimbulkan kemarahan yang berkepanjangan (Dermawan, 2013: 94).
Faktor Predisposisi yaitu faktor pengalaman yang dialami tiap orang, artinya
mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi prilaku kekerasan jika faktor berikut
dialami individu.
1. Faktor psikologis
3) Rasa frustasi.
3. Factor biologis
Menurut Herman (2011: 136), ada beberapa yang dapat mempengaruhi
seseorang melakukan prilaku kekerasan, menurut Herman, 2011: 136, yaitu:
Menurut Herman (2011: 136), secara umum seseorang akan marah jika
dirinya merasa terancam, baik berupa injuri secara fisik, psikis atau ancaman
konsep diri. Faktor pencetus priaku kekerasan adalah sebagai berikut:
1) Klien: kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kehidupan
penuh dengan agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangakan .
Stres
Ansietas
Marah
Mengungkapkan
Merasa kemarahan Merasa tidak
berkuasa adekuat
Marah teratasi
Tidak
Marah mengeksperesikan
berkepanjangan
Pengembangan kemarahan
Bermusuhan kronik
1. Fisik
2. Verbal
3. Prilaku
Menyerang orang lain melukai diri sendiri/orang lain, merusak orang lain,
merusak lingkungan, serta amuk/agresif
4. Emosi
5. Intelektual
6. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak bermoral, dan
kreativitas terhambat.
7. Sosial
8. Perhatian
Tanda dan gejala prilaku kekerasan dapat dinilai dari ungkapan pasien dan di
dukung dengan hasil observasi :
1. Data subjektif
2. Data objektif
2) Pandangan tajam
4) Mengepalkan tangan
5) Bicara kasar
7) Mondar-mandir
H. Mekanisme koping
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan siste saraf otonom
bereaksi terhadap sekresi epineprin yang menyebabkan tekanan darah
meningkat, takikardi, wajah merah,pupil melebar, mual, sekresi HCL
meningkat, peristaltik gaster menurun, pengeluaran urin meningkat,
konstipasi, kewaspadaan juga meningkat, tangan mengepal, tubuh menjadi
kaku disertai reflek yang cepat.
3. Memberontak
4. Prilaku kekerasan
Menurut Prabowo (2014: 144), beberapa mekanisme koping yang dipakai pada
klien marah untuk melindungi diri antara lain :
1. Farmakoterapi
Pasien dengan ekspresi marah perlu perawatan dan pengobatan yang tepat.
Adapun pengobatan dan neuroleptika yang mempunyai dosis efektif tinggi
contohnya: clorpromizne HCL yang berguna untuk mengembalikan
psikomotornya. Bila tidak ada dapat digunakan dosis efektif rendah,
contohnya trifluoperasine estelasine, bila tidak ada juga maka dapat
digunakan transquilizer bukan obat anti psikotik seperti neuroleptika, tetapi
meskipun demikian keduaanya mempunyai efek anti tegang, anti cemas, dan
anti agitasi.
2. Terapi okupasi
4. Terapi somatic
1. Pengkajian Keperawatan
1) Identitas klien
2) Alasan Masuk
3) Faktor predisposisi
4) Pemeriksaan fisik
5) Psikososial
a. Genogram
b. Konsep Diri
c. Hubungan Sosial
Biasanya klien prilaku kekerasan tidak mempunyai orang terdekat
tempat ia bercerita dalam hidupnya, dan tidak mengikuti kegiatan
dalam masyarakat.
d. Spiritual
e. Status Mental
g. Mekanisme koping
1) Koping adaptif
Teknik relaksasi
Aktifitas kontruksif
Olahraga
2) Koping maladaptive
Minum alcohol
Reaksi lambat/berlebihan
Bekerja berlebihan
Menghindar
Mencederai diri
2. Diagnosa keperawatan
Prilaku kekerasan
Cor
Causa
Harga Diri Rendah
1. Prilaku Kekerasan.
3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.1
Masalah Perencanaan
Keperawatan
NOC NIC
2. Manajemen prilaku :
menyakiti diri
b. Kembangkan harapan
tingkah laku yang tepat dan
konsekuensinya, berikan
pasien tingkat fungsi kognitif
dan kepastian untuk
mengontrol diri.
Yoseph (2007 dalam Muhith 2014: 165), mangatakan rencana intervensi keperawatan
sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul setelah melakukan pengkajian dan
rencana intervensi keperawatan dilihat dari tujuan khusus.
1) Tujuan umum
2) Tujuan khusus
3) Tindakan keperawatan
a) Verbal.
d) Terhadap lingkungan.
1. SP 1 pasien: pengkajian dan latihan napas dalam dan memukul kasur atau
bantal membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah,
tanda dan gejala yang dirasakan, prilaku kekerasan yang dilakukan, akibat
dari prilaku kekerasan, dan jelaskan cara mengontrol prilaku kekerasan:
fisik, obat, verbal dan spiritual. Latihan cara mengontrol prilaku kekerasan
secara fisik: tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal, masukkan pada
jadwal kegiatan untuk latihan fisik.
1. Tujuan
4. Implementasi
5. Evaluasi
Stuart, G.W. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: ECG
Stuart, G. W., Keliat, B. A., & Pasaribu, J. (2016). Prinsip dan praktik keperawatan
kesehatan jiwa stuart. Edisi Indonesia. Singapore: Elsevier
Sutejo. (2017). Keperawatan Jiwa. Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Jiwa:
Gangguan jiwa dan psikososial. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
Yosep, H. I., dan Sutini, T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental
Health Nursing. Bandung: Refika Aditama.