Jawaban Administrasi Pertanahan
Jawaban Administrasi Pertanahan
TUGAS 2
Jawaban No. 2
Jika perjanjian gadai tidak mencakup klausul pengembalian sebelum jangka waktu berakhir,
maka Anto perlu membayar uang tebusan kepada Cindy untuk mendapatkan kembali
tanahnya. Uang tebusan ini biasanya mencakup jumlah uang gadai awal ditambah dengan
bunga atau biaya tambahan yang disepakati.
Namun, tanpa informasi lebih lanjut tentang perjanjian gadai dan persyaratan yang
disepakati, tidak mungkin memberikan perhitungan yang akurat tentang uang tebusan yang
harus dibayar oleh Anto. Disarankan agar Anto mengacu pada perjanjian gadai yang ada
atau berkonsultasi dengan ahli hukum untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik dan
akurat mengenai kewajiban pembayaran uang tebusan.
Jawaban No. 3
1. Anggaran Pemerintah: Pemerintah dapat mengalokasikan anggaran dari APBN
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) untuk membiayai kegiatan landreform.
Anggaran ini dapat digunakan untuk pembelian dan redistribusi tanah, pembangunan
infrastruktur, dan program-program pendukung lainnya.
2. Kerjasama dengan Lembaga Keuangan: Pemerintah dapat menjalin kerjasama
dengan lembaga keuangan, seperti bank atau lembaga pembiayaan lainnya, untuk
mendapatkan dana tambahan. Melalui kerjasama ini, pemerintah dapat mengakses sumber
pembiayaan yang lebih besar untuk mendukung pelaksanaan landreform.
3. Bantuan Internasional: Pemerintah dapat mencari bantuan dari lembaga
internasional atau negara lain yang memiliki program atau dana untuk mendukung
landreform. Bantuan ini dapat berupa dana, teknis, atau pengetahuan yang dapat
membantu dalam pelaksanaan kebijakan landreform.
Pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai faktor, seperti ketersediaan sumber daya
dan kebijakan fiskal, dalam menentukan cara pembiayaan yang paling efektif dan
berkelanjutan untuk melanjutkan landreform setelah Yayasan Dana Landreform dibekukan.
Jawaban No. 4
Pasal 10 yang termuat dalam PP No. 224 Tahun 1961 dan Nomor 41 Tahun 1964
menyatakan bahwa tanah pertanian harus dikerjakan secara aktif oleh pemiliknya. Namun,
terdapat pengecualian yang memungkinkan orang lain untuk mengerjakan tanah pertanian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengecualian tersebut diatur dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 224 Tahun 1961 dan
Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1964. Dalam ketentuan ini, pemilik tanah
pertanian yang bertempat tinggal di luar kecamatan tempat letak tanahnya dilarang memiliki
tanah pertanian. Namun, pengecualian diberikan kepada pemilik yang bertempat tinggal di
kecamatan yang berbatasan dengan kecamatan tempat letak tanah yang bersangkutan.
Pengecualian ini berlaku jika jarak antara tempat tinggal pemilik dan tanahnya masih
memungkinkan untuk mengerjakan tanah tersebut secara efisien. Penentuan apakah jarak
tersebut masih memungkinkan untuk efisiensi kerja tanah dilakukan oleh Panitia Landreform
Kabupaten.
Dengan demikian, meskipun prinsipnya tanah pertanian harus dikerjakan secara aktif oleh
pemiliknya, terdapat pengecualian yang memungkinkan orang lain untuk mengerjakan tanah
tersebut jika pemiliknya memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku