Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Virgian Eka Irawan

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 050161199

Kode/Nama Mata Kuliah : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Kode/Nama UPBJJ : 41/Purwokerto

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
SOAL 1

Saudara diminta untuk menemukan hak apa yang pernah berlaku pada hukum adat,
menganalisis hubungan yang dapat membuat persekutuan mendapat hak atas tanah dan
sebutkan hal yang menguntungkan serta merugikan pada hukum ada yang dipengaruhi
kekuasaan kerajaan.

JAWAB:
Hak yang Pernah Berlaku pada Hukum Adat

Hukum adat adalah sistem hukum yang berlaku di masyarakat adat atau suku bangsa
tertentu. Dalam hukum adat, terdapat beberapa hak yang pernah berlaku, antara lain:
1. Hak Milik: Hak milik adalah hak yang memberikan seseorang atau kelompok masyarakat
adat kepemilikan atas tanah atau properti tertentu. Hak milik ini dapat diturunkan secara
turun-temurun dan diakui oleh masyarakat adat.
2. Hak Guna Usaha: Hak guna usaha adalah hak yang memberikan seseorang atau kelompok
masyarakat adat untuk menggunakan tanah atau properti tertentu untuk kegiatan usaha
atau pertanian. Hak ini biasanya diberikan oleh pemimpin adat atau lembaga adat
setempat.
3. Hak Pengelolaan Sumber Daya Alam: Hak ini memberikan seseorang atau kelompok
masyarakat adat hak untuk mengelola sumber daya alam di wilayah adat mereka, seperti
hutan, sungai, dan perairan. Hak ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan
dan kehidupan masyarakat adat.
Hubungan yang Membuat Persekutuan Mendapat Hak atas Tanah

Persekutuan atau kelompok masyarakat adat dapat memperoleh hak atas tanah melalui
beberapa hubungan, antara lain:
1. Adat Istiadat: Hak atas tanah dapat diperoleh melalui adat istiadat atau tradisi yang
berlaku dalam masyarakat adat. Misalnya, melalui upacara adat atau pengakuan dari
pemimpin adat.
2. Warisan: Hak atas tanah dapat diturunkan secara turun-temurun melalui warisan. Jika
seseorang adalah anggota kelompok masyarakat adat dan memiliki hak atas tanah, hak
tersebut dapat diwariskan kepada keturunannya.
3. Perjanjian: Hak atas tanah juga dapat diperoleh melalui perjanjian antara kelompok
masyarakat adat dengan pihak lain, seperti pemerintah atau perusahaan. Perjanjian ini
dapat berupa perjanjian pengelolaan sumber daya alam atau perjanjian kerjasama dalam
pengembangan tanah.
Hal yang Menguntungkan dan Merugikan pada Hukum Adat yang Dipengaruhi Kekuasaan
Kerajaan

Pada hukum adat yang dipengaruhi kekuasaan kerajaan, terdapat beberapa hal yang dapat
menguntungkan dan merugikan, antara lain:
1. Menguntungkan:
• Perlindungan: Kekuasaan kerajaan dapat memberikan perlindungan terhadap hak-hak
masyarakat adat, seperti hak atas tanah dan sumber daya alam.
• Pembangunan: Kekuasaan kerajaan dapat memberikan dukungan dalam pembangunan
infrastruktur dan ekonomi di wilayah masyarakat adat.
2. Merugikan:
• Penyerahan Hak: Kekuasaan kerajaan dapat memaksa masyarakat adat untuk
menyerahkan hak atas tanah atau sumber daya alam kepada pihak lain, seperti pemerintah
atau perusahaan.
• Penindasan: Kekuasaan kerajaan dapat menindas masyarakat adat dan mengabaikan hak-
hak mereka, terutama jika kepentingan ekonomi atau politik lebih diutamakan.
Dalam konteks ini, penting untuk memperhatikan perlindungan hak-hak masyarakat adat
dan menjaga keseimbangan antara kepentingan masyarakat adat dan kekuasaan kerajaan.

SOAL 2
Dari uraian diatas silahkan saudara analisis apakah anto perlu membayar uang tebusan?
Apabila iya silahkan anda hitung berapa uang tebusan yang harus di bayar anto untuk
mendapatkan kembali tanah yang dia gadai ?

JAWAB:

Dalam kasus ini, Anto ingin mengambil kembali tanah yang telah digadaikan kepada Cindy.
Untuk menentukan apakah Anto perlu membayar uang tebusan, kita perlu
mempertimbangkan beberapa faktor:
1. Jangka Waktu Penggadaian: Dalam kasus ini, telah berlalu 5,5 tahun sejak penggadaian
dilaksanakan.
2. Perjanjian Gadai: Perlu diperiksa apakah perjanjian gadai antara Anto dan Cindy mencakup
klausul tentang pengembalian tanah sebelum jangka waktu gadai berakhir. Jika tidak ada
klausul semacam itu, Anto mungkin perlu membayar uang tebusan.
3. Nilai Uang Gadai: Tanah Anto telah digadaikan dengan uang gadai sebesar Rp. 500.000.000.
Jika perjanjian gadai tidak mencakup klausul pengembalian sebelum jangka waktu
berakhir, maka Anto perlu membayar uang tebusan kepada Cindy untuk mendapatkan
kembali tanahnya. Uang tebusan ini biasanya mencakup jumlah uang gadai awal ditambah
dengan bunga atau biaya tambahan yang disepakati.
Namun, tanpa informasi lebih lanjut tentang perjanjian gadai dan persyaratan yang
disepakati, tidak mungkin memberikan perhitungan yang akurat tentang uang tebusan
yang harus dibayar oleh Anto. Disarankan agar Anto mengacu pada perjanjian gadai yang
ada atau berkonsultasi dengan ahli hukum untuk mendapatkan informasi yang lebih
spesifik dan akurat mengenai kewajiban pembayaran uang tebusan.

SOAL 3:
Dari uraian diatas saudara diminta untuk menganalisis mengapa di butuhkannya Yayasan
dana landreform dalam penyelenggaraan kebijakan ini. Dan bagaimana cara melalui apa
pemerintah membiayai landreform setelah Yayasan landreform dibekukan.
JAWAB:
Yayasan Dana Landreform dalam Penyelenggaraan Kebijakan Landreform

Yayasan Dana Landreform dibentuk sebagai salah satu bentuk koordinasi dalam
penyelenggaraan kebijakan landreform. Yayasan ini memiliki peran penting dalam
membiayai pelaksanaan landreform. Berikut adalah alasan mengapa Yayasan Dana
Landreform diperlukan:
1. Sumber Pendanaan: Yayasan Dana Landreform berfungsi sebagai sumber pendanaan untuk
kegiatan landreform. Melalui yayasan ini, pemerintah dapat mengumpulkan dana dari
berbagai sumber, seperti anggaran pemerintah, sumbangan masyarakat, dan bantuan
internasional. Dana yang terkumpul kemudian digunakan untuk membiayai berbagai
kegiatan landreform, seperti pembelian dan redistribusi tanah, pembangunan
infrastruktur, dan pelatihan bagi petani.
2. Pengelolaan Dana: Yayasan Dana Landreform bertanggung jawab dalam mengelola dan
mengalokasikan dana yang terkumpul secara efektif dan efisien. Mereka melakukan
evaluasi terhadap proposal-proposal proyek landreform yang diajukan oleh pemerintah
daerah atau lembaga terkait. Setelah melalui proses seleksi, yayasan akan menentukan
proyek mana yang akan mendapatkan pendanaan.
3. Transparansi dan Akuntabilitas: Yayasan Dana Landreform juga bertugas untuk
memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana landreform. Mereka
melakukan pemantauan terhadap penggunaan dana dan melaporkan hasilnya kepada
publik. Hal ini penting untuk memastikan bahwa dana yang terkumpul digunakan dengan
tepat dan sesuai dengan tujuan landreform.
Pembiayaan Landreform Setelah Yayasan Landreform Dibekukan

Setelah Yayasan Dana Landreform dibekukan, pemerintah perlu mencari alternatif


pembiayaan untuk melanjutkan pelaksanaan kebijakan landreform. Berikut adalah
beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah:
1. Anggaran Pemerintah: Pemerintah dapat mengalokasikan anggaran dari APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara) untuk membiayai kegiatan landreform. Anggaran ini
dapat digunakan untuk pembelian dan redistribusi tanah, pembangunan infrastruktur, dan
program-program pendukung lainnya.
2. Kerjasama dengan Lembaga Keuangan: Pemerintah dapat menjalin kerjasama dengan
lembaga keuangan, seperti bank atau lembaga pembiayaan lainnya, untuk mendapatkan
dana tambahan. Melalui kerjasama ini, pemerintah dapat mengakses sumber pembiayaan
yang lebih besar untuk mendukung pelaksanaan landreform.
3. Bantuan Internasional: Pemerintah dapat mencari bantuan dari lembaga internasional atau
negara lain yang memiliki program atau dana untuk mendukung landreform. Bantuan ini
dapat berupa dana, teknis, atau pengetahuan yang dapat membantu dalam pelaksanaan
kebijakan landreform.
Pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai faktor, seperti ketersediaan sumber daya
dan kebijakan fiskal, dalam menentukan cara pembiayaan yang paling efektif dan
berkelanjutan untuk melanjutkan landreform setelah Yayasan Dana Landreform dibekukan.

SOAL 4:
Uraian atas menyatakan bahwa ” tanah pertanian harus dikerjakan secara aktif oleh
pemiliknya ” silahkan saudara analisis apakah ada pengecualian dapat dikerjakan oleh orang
lain berdasarakan peraturan perundang undangan yang berlaku beserta penjelasannya.

JAWAB:
Pasal 10 yang termuat dalam PP No. 224 Tahun 1961 dan Nomor 41 Tahun 1964
menyatakan bahwa tanah pertanian harus dikerjakan secara aktif oleh pemiliknya. Namun,
terdapat pengecualian yang memungkinkan orang lain untuk mengerjakan tanah pertanian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengecualian tersebut diatur dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 224 Tahun 1961 dan
Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1964. Dalam ketentuan ini, pemilik tanah
pertanian yang bertempat tinggal di luar kecamatan tempat letak tanahnya dilarang
memiliki tanah pertanian. Namun, pengecualian diberikan kepada pemilik yang bertempat
tinggal di kecamatan yang berbatasan dengan kecamatan tempat letak tanah yang
bersangkutan.
Pengecualian ini berlaku jika jarak antara tempat tinggal pemilik dan tanahnya masih
memungkinkan untuk mengerjakan tanah tersebut secara efisien. Penentuan apakah jarak
tersebut masih memungkinkan untuk efisiensi kerja tanah dilakukan oleh Panitia
Landreform Kabupaten.
Dengan demikian, meskipun prinsipnya tanah pertanian harus dikerjakan secara aktif oleh
pemiliknya, terdapat pengecualian yang memungkinkan orang lain untuk mengerjakan
tanah tersebut jika pemiliknya memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai