Anda di halaman 1dari 17

KEANEKARAGAMAN HAYATI

A. Pengertian dan Jenis-Jenis


Keanekaragaman Hayati

1. Keanekaragaman Gen
2. Keanekaragaman Jenis
3. Keanekaragaman Ekosistem

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Keanekaragaman Gen
Apa itu keanekaragaman gen?
Keanekaragaman individu dalam satu jenis makhluk hidup.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Keanekaragaman Jenis
Apa itu keanekaragaman jenis?
Keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis
atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau
familia yang sama.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Keanekaragaman Ekosistem
Bagaimana keanekaragaman ekosistem terjadi?
Keanekaragaman tingkat ekosistem terjadi akibat adanya perbedaan
letak geografis. Perbedaan letak geografis ini mengakibatkan
terjadinya perbedaan iklim yang akan berpengaruh terhadap jenis-
jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di suatu daerah.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Keanekaragaman Hayati di Indonesia
1. Persebaran Flora di Indonesia
2. Persebaran Fauna di Indonesia
3. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman
Hayati
4. Aktivitas Manusia yang Memengaruhi
Keanekaragaman Hayati
5. Upaya Pelestarian Keanekaragaman
Hayati
Sumber: https://youtu.be/f-vshHBFbe8

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Persebaran Flora di Indonesia
 Flora di Indonesia tercakup dalam kawasan Malesiana, yang terdiri
atas Indonesia, Filipina, Malaysia, Kepulauan Solomon, dan Papua
Nugini.
 Persebaran flora di Indonesia tidak merata.
 Hutan hujan tropis di Kalimantan mempunyai keanekaragaman
tumbuhan paling tinggi.
 Untuk daerah Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Kepulauan Sunda
mempunyai keanekaragaman tumbuhan paling sedikit.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Persebaran Fauna di Indonesia
 Wallace membuat garis Wallace yang memisahkan jenis fauna Indonesia
bagian barat (daerah Oriental) dengan bagian timur (daerah Australian).
 Weber membuat garis Weber yang memisahkan jenis fauna Indonesia
bagian timur dan tengah yang dikenal sebagai daerah peralihan antara
wilayah Oriental dan Australian.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


a. Daerah Oriental
1) Daerah Oriental meliputi Pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan
Kalimantan.
2) Banyak mamalia berukuran besar.
3) Terdapat berbagai jenis kera.
4) Terdapat burung-burung berwarna kurang menarik, tetapi bersuara
merdu.
5) Terdapat berbagai jenis ikan air tawar.

Orang utan Harimau sumatra Jalak bali

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


b. Daerah Australian
1) Daerah Australian meliputi Papua dan pulau-pulau sekitarnya.
2) Terdapat mamalia berukuran kecil.
3) Banyak hewan berkantong.
4) Tidak terdapat spesies kera.
5) Burung berwarna-warni, namun bersuara kurang merdu.

Cenderawasih Kuskus Kanguru pohon

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


c. Daerah Peralihan
1) Daerah peralihan meliputi daerah Sulawesi dan
Kepulauan Nusa Tenggara.
2) Terdiri atas hewan-hewan endemik yaitu hewan yang
Maleo
hanya ada di pulau tersebut.
Anoa

Komodo Rangkong Singapuar

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati

Sebagai
Sebagai Sumber
Sumber Pangan,
Plasma Nutfah Sandang,
Papan, dan
Kesehatan

Mempertahan- Sebagai Lahan


Penelitian dan
kan Pengembangan
Keberlanjutan Ilmu
Ekosistem Pengetahuan

Sebagai Sebagai
Sumber Tempat
Pendapatan/ Rekreasi
Devisa

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


4. Aktivitas Manusia yang Memengaruhi
Keanekaragaman Hayati
Aktivitas manusia yang Aktivitas manusia yang
dapat menurunkan dapat meningkatkan
keanekaragaman hayati keanekaragaman hayati

a. Perusakan habitat. a. Pemuliaan.


b. Penggunaan bahan kimia b. Reboisasi (penghijauan).
secara berlebihan. c. Pembuatan taman-taman
c. Adanya pertanian kota.
monokultur. d. Pelestarian plasma nutfah
d. Pencemaran lingkungan secara in situ dan ex situ.
dari limbah pabrik atau e. Penebangan pohon di
rumah tangga. hutan dilakukan dengan
menerapkan sistem tebang
pilih dan tanam kembali.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


5. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

a. Melakukan pelestarian b. Memanfaatkan


keanekaragaman hayati keanekaragaman hayati dengan
baik secara in situ maupun menerapkan prinsip-prinsip berikut.
ex situ.
1) Prinsip daya toleransi.
 Pelestarian secara in situ yaitu 2) In optimum.
pelestarian makhluk hidup 3) Prinsip ketahanbalikan.
dalam habitat aslinya. 4) Faktor pengontrol.
 Pelestarian secara ex situ yaitu
pelestarian makhluk hidup di
luar habitat aslinya tetapi
lingkungan dibuat mirip
aslinya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


C. Klasifikasi Keanekaragaman Hayati
1. Perkembangan Sistem Klasifikasi
2. Pemberian Nama Ilmiah

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perkembangan Sistem Klasifikasi

a. Klasifikasi Sistem Artifisial atau Buatan


Sistem ini menggunakan struktur morfologi, anatomi, maupun fisiologi
(terutama alat reproduksi dan habitatnya) sebagai dasar pengklasifikasian.
a. Klasifikasi Sistem Alami
Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan
morfologi (bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar.
a. Klasifikasi Sistem Filogenetik
Klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan jauh dekatnya hubungan
kekerabatan antara takson yang satu dengan yang lain.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Pemberian Nama Ilmiah
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama ilmiah
makhluk hidup dengan sistem tata nama binomial sebagai berikut.
a. Nama Jenis (Spesies)
 Nama jenis untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua kata tunggal yang
sudah dilatinkan.
 Kata pertama merupakan nama marga (genus), sedangkan kata kedua merupakan
penunjuk spesies atau jenis.
 Dalam penulisan nama marga, huruf pertama harus dimulai dengan huruf besar.
 Adapun nama penunjuk jenis seluruhnya menggunakan huruf kecil.
 Setiap nama jenis (spesies) makhluk hidup ditulis dengan huruf cetak miring atau
digarisbawahi secara terpisah agar dapat dibedakan dengan nama atau istilah lain
(bahasa tulis teksnya).
b. Nama Marga (Genus)
 Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku kata yang merupakan kata
benda berbentuk tunggal (mufrad).
 Huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital dan dicetak miring.
c. Nama Suku (Familia)
 Pada tumbuhan, nama suku berasal dari nama marga ditambahkan akhiran -aceae.
 Pada hewan, nama suku berasal dari nama marga ditambahkan dengan -ideae.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Anda mungkin juga menyukai