KEGIATAN BELAJAR 2
A. Prinsip dasar klasifikasi
1. Taksonomi numeris juga disebut taksonomi
komputer, didasarkan pada asas-asas yang
dipublikasikan bertahun-tahun yang lalu tetapi
penerapannya baru-baru ini. Pada taksonomi
numeris dapat kita peroleh mengenai informasi
tentang organimse. Taksonomi menurut Adanson
(angka numerikal), dimana asalkan setiap ciri
fenotip diberi bobot yang sama yang
menggambarkan kesamaan sifat yang diteliti.
2. Taksonomi Genetik, Metode klasifikasi yang
paling cermat adalah keterkaitan sifat genetika
antar organisme. Metode ini paling obyektif dan
didasarkan pada DNA.
3. Organisme adalah struktur yang sangat
terorganisirdan terkoordinasi yang terdiri dari
satu atau lebih sel.
4. Reproduksi adalah proses di mana organisme
baru(keturunan) dihasilkan.
5. Kingdom adalah kelompok taksonomi tertnggi
dariorganisme hidup.
6. Filum merupakan suatu tngkatan atau
taksonmakhluk hidup yang paling atas atau
yang palingtnggi dalam suatu tngkatan takson
makhluk hidup.
7. Ordo merupakan tingkatan takson
yangmenghimpun beberapa famili dalam
tngkatan klasifikasi makhluk hidup.
8. Spesies merupakan sekumpulan tumbuhan
atauhewan yang mempunyai persama-an sifat-
sifat dandapat kawin serta melaksanakan
keturunan yang normal.
9. Sistem binomial nomenklatur merupakan
sistempemberian nama makhluk hidup yang sah
berdasarkode internasional dengan menggunakan
sistem tatanama dua kata
10. Carolus Linnaeus adalah seorang ilmuwan
yangmemiliki ahli dalam pengelompokkan
makhlukhidup. Beliau dikenal sebagai Bapak
Taksonomi.
11. Determinasi merupakan petunjuk yang
dapatdigunakan untuk menentukan famili,
ordo, genusatau spesies pada hewan dan
tumbuhan.
12. Diversifkasi merupakan kajian mengenai
hubungandi antara kelompok-kelompok
organisme yangdikaitkan dengan proses evolusi
yang dianggapmendasarinya.
Filogenika merupakan kegiatan pengkajian
hubungan evolusi antar variasi makhluk hidup
13. Filogenetika merupakan kegiatan pengkajian
hubungan evolusi antar variasi makhluk hidup.
B. Klasifikasi hewan
Klasifkasi adalah suatu cara pengelompokan
berdasarkan ciri-ciri tertentu
1. Klasifkasi adalah suatu cara pengelompokan
berdasarkan ciri-ciri tertentu.
2. Dasar-dasar Klasifikasi Hewan Berdasarkan
Persamaan, Berdasarkan Perbedaan, Berdasarkan
Ciri Morfologi dan Anatomi, Berdasarkan Ciri
Biokimia
KEGIATAN BELAJAR 3
A. Sistem klasfikasi tumbuhan
1. Phenetic sistem yaitu pengelompokan organisme
berdasarkan kesamaan saling fenotipik (fisik dan
kimia) karakteristik. Pengelompokan Phenetic
mungkin atau tidak mungkin berkorelasi dengan
hubungan evolusi.
2. Filogenetik sistem yaitu pengelompokan
organisme didasarkan pada kesamaan warisan
evolusi. Teknik sekuensing DNA dan RNA
dianggap memberikan filogeni paling berarti
terutama untuk menentukan nenek moyang dan
evolusi yang terjadi.
B. Klasifikasi tumbuhan lumut (Briophyta)
1. Ciri Tumbuhan lumut: multiseluler, autotrof,
tidak berpembuluh dan tidak memiliki lignin pada
dinding sel nya. Disebut tumbuhan amfibi karena
untuk hidup di darat tetapi untuk berkembang
biak membutuhkan air.
2. Klasifikasi lumut:
Lumut daun
Lumut hati
Lumut tanduk
C. Klasifikasi tumbuhan paku (Pteridophyta)
1. Tumbuhan paku (Pterydophyta) merupakan
golongan tumbuhan Kormophyta karena sudah
memiliki akar, batang, dan daun sejati. Secara
umum, karakteristik tumbuhan paku mempunyai
:
Lapisan pelindung sel yang terdapat di
sekeliling organ reproduksi.
Lapisan kutikula pada bagian luar tubuh.
Sistem transportasi internal yang berfungsi
sebagai pengangkut air dan zat-zat mineral dari
dalam tanah
D. Klasifikasi tumbuhan berbiji (Spermatophyta)
1. Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dengan
ciri khas belum memiliki bunga sejati,
kelengkapan organ berupa akar, batang, daun
sejati, perakaran Tunggang, bakal biji tidak
dilindungi daun buah.
2. Tubuhan Biji tertutup (angios permae) dengan
ciri telah memiliki perbungaan sejati, yang dibagi
menjadi:
- Monokotil, berkeping biji 1, memiliki akar
serabut, tidak mengalami pelebaran batang,
batang tidak bercabang
- Dikotil, biji berkeping 2, perakaran tunggang,
bercabang dan batang berkambium
KEGIATAN BELAJAR 4
E. Virus
1. Virus tidak memiliki sel, sehingga virus bukan
makhluk hidup. Namun virus berkemampuan
memperbanyak diri dalam sel hidup karena virus
memiliki materi genetik beruma DNA atau RNA,
sehingga virus memiliki ciri kehidupan.
Perbanyakan virus membutuhkan sel inang
berupa sel bakteri.
2. Daur Litik, Dalam daur litik, kadang-kadang
disebut sebagai infeksi mematikan, fag yang
menginfeksi akhirnya membunuh sel inang untuk
menghasilkan banyak virus sendiri. Segera setelah
injeksi ke dalam sel inang, genom fag mensintesis
protein awal yang memecah DNA inang,
memungkinkan fag untuk mengendalikan sistem
seluler.
3. Daur lisogenik, kadang-kadang disebut sebagai
infeksi sedang atau non-virulen, tidak membunuh
sel inang, sebaliknya menggunakannya sebagai
tempat berlindung di mana virus berada dalam
keadaan tidak aktif. Setelah injeksi DNA fag ke
dalam sel inang, virus mengintegrasikan selnya ke
dalam genom inang, dengan bantuan integrase
yang disandikan fag, di mana kemudian disebut
sebagai profag. Genom profag kemudian
direplikasi secara pasif bersama dengan genom
inang ketika sel inang membelah selama itu tetap
di sana dan tidak membentuk protein yang
diperlukan untuk menghasilkan keturunan.
F. Monera
1. Monera merupakan makhluk hidup yang
dianggap paling primitif karena tidak memiliki
membran inti (prokariotik)
2. Monera diklasifikasikan menjadi Archaebacteria
dan eubacteria.
3. Domain Archaea disusun oleh lipid gliserol
berbasis isoprenoid (polimer alkyl). Tidak memiliki
murein didalam dinding selnya dan posisinya
digenti oleh protein tertentu. Enzim polimerasi
DNA berbeda dengan bakteri. Protein dalam
replikasi DNA lebih menyerupai eukariota
daripada bakteri. Sifat lainnya archaea tidak
sensitif terhadap antibotik karena tidak
mengandung murein. Dinding selnya berbeda
dengan bakteri karena tidak ditemukan murein
melainkan disusun oleh lapisan S yang
merupakan protein sub unit.
4. Metanogen dinamai sesuai dengan metabolisme
energinya yang khas dimana H2 digunakan untuk
mereduksi CO2 menjadi Metana (CH4).
5. Halofil hidup ditempat yang asin seperti Great
Salt Lake dan Laut Mati. Koloni halofil membentuk
buih berwarna ungu yang dihasilkan oleh
bakteriohodopsin.
6. Termofil dapat hidup dalam lingkungan panas
dengan kondisi optimum 60-80oC. contohnya
Sulfolobus yang menempati mata air panas sulfur
di Yellowstone National Park dan mendapatkan
energi dengan cara mengoksidasikan sulfur.
7. Bakteri berasal dari kata bakterion yang
bermakna batang yang sangat kecil.
8. Nukleoid; wilayah tempat DNA bakteri
9. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam
sitoplasma, tersusun atas protein dan
10. RNA merupakan tempat pembentukan Protein
11. Membran plasma adalah membran yang
menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan
fosfolipid dan protein.
12. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu
gabungan protein dan polisakarida dan memebri
bentuk pada bakteri
13. Kapsul; Lapisan lendir yang mengelilingi dinding
sel; Memungkinkan bakteri menempel pada
permukaan dan menahan pertahanan inang
14. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur
berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari
dinding sel.
15. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk
seperti rambut halus yang menonjol dari dinding
sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih
pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan
tersusun dari protein dan hanya terdapat pada
bakteri gram negatif.
16. Klorosom adalah struktur yang berada tepat
dibawah membran plasma dan mengandung
pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses
fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada
bakteri yang melakukan fotosintesis.
17. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di
air dan berfotosintesis.
18. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari
beberapa jenis bakteri. Endospora mengandung
sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom.
G. Protista
1. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan
dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista
menyerupai tumbuhan (ganggang), Protista
menyerupai jamur, dan Protista menyerupai
hewan (protozoa).
2. Protista mirip jamur menghabiskan sebagian
besar hidupnya dalam bentuk uniseluler. Akan
tetapi, protista mirip jamur dapat bergabung dan
berkelompok sehingga membentuk organisme
multiseluler. Dalam kondisi tersebut, protista
mirip jamur mengalami masa transisi dari
uniseluler menuju multiseluler.
3. Filum Myxomycota biasanya memiliki pigmen
kuning atau orange dan bersifat heterotrof. Jamur
ini memiliki tubuh tidak bersekat, ada yang bersel
satu dan ada yang bersel banyak. Struktur tubuh
vegetatifnya berbentuk seperti lendir yang disebut
plasmodium dan mengandung banyak sekali inti.
4. Anggota Acrasiomycota atau yang disebut jamur
lendir seluler, pada dasarnya lebih mirip dengan
protozoa uniseluler. Fase vegetatifnya juga
merupakan sel yang berfungsi sebagai individu.
Jika makanan tidak tersedia, sel-sel akan
membentuk agregat atau kumpulan yang
berfungsi sebagai unit. Meskipun kumpulan
selnya mirip dengan Myxomycota, sel-sel
Acrasiomycota tetap mempertahankan
identitasnya dan terpisah oleh membran mereka.
5. Oomycota dikenal sebagai jamur air (water
molds), karat putih (white rust), dan downy
mildew. Organisme ini terdiri atas hifa (filamen
atau benang halus yang membentuk bagian
vegetatif jamur) yang terlihat seperti jamur pada
umumnya. Tubuh Oomycota ada yang uniseluler
ada yang multiseluler, yang seluler berbentuk
benang atau hifa tidak bersekat, bercabang-
cabang, dan mengandung banyak inti.
6. Protista Mirip Tumbuhan merupakan Anggota
kingdom protista yang memiliki ciri menyerupai
tumbuhan (kingdom plantae). Protista mirip
tumbuhan yang hanya memiliki satu sel
(uniseluler) sering disebut dengan fitoplankton,
sedangkan yang tubuhnya disusun oleh banyak
sel (multiseluler) sering disebut alga atau
ganggang.
7. Euglenophyta merupakan kelompok protista
mirip hewan yang memiliki pigmen dominan
berupa klorofil a, b, karoten, dan terkadang
pigmen xantofil. Jumlah spesies dalam filum ini
diperkirakan lebih dari 800 spesies.
8. Chrysophyta merupakan kelompok protista mirip
tumbuhan yang sering disebut dengan nama “alga
keemasan”. Warna cokelat-keemasan pada
Chrysophyta terbentuk karena ia memiliki pigmen
dominan berupa karoten dan fikosatin, selain itu
chrysophyta juga memiliki klorofil. Jumlah spesies
Chrysophyta adalah sekitar 850 spesies.
9. Baccilariophyta (Diatom), Filum ini merupaka
filum yang memiliki anggota paling banyak
dibandingkan kelompok lain pada protista mirip
tumbuhan. Spesiesnya yang telah dikenali
berjumlah sekitar 10.000.
10. Pyrrophyta/Dinoflagellata merupakan kelompok
protista mirip tumbuhan yang memiliki pigmen
dominan berupa klorofil a dan c, santofil,
dinosatin dan fikobilin. Klorofil penyusun
tubuhnya ditutupi oleh pigmen berwarna merah
yang dapat menangkap cahaya.
11. Chlorophyta (Alga Hijau) Sesuai dengan
namanya, chlorophyta memiliki tubuh berwarna
kehijauan. Pigmen dominan penyusun tubuhnya
adalah klorofil, selain itu mereka juga memiliki
sedikit karotin (pigmen kuning).
12. Phaeophyta merupakan kelompok protista mirip
tumbuhan yang memiliki pigmen dominan xantofil
sehingga tubuhnya berwarna cokelat. Jumlah
spesiesnya sekitar 1500 spesies yang habitatnya
kebanyakan di laut.
13. Rhobdophyta merupakan kelompok protista
mirip tumbuhan yang memiliki pigmen dominan
berupa fikoeritrin sehingga warna tubuhnya
adalah merah.
2 Daftar materi yang 1. Siswa sulit mengidentifikasi jenis hewan yang berasal
sulit dipahami di dari berbagai zona/daerah
modul ini 2. Klasifikasi Jamur, Monera, Protista
3. Daur Hidup Jamur
3 Daftar materi yang 1. Daur Hidup Jamur
sering mengalami
miskonsepsi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Nama : Zainal Mustakim
Sekolah : SMAN 1 Pebayuran
Modul :2
D. Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan kambium ke arah luar membentuk
floem sekunder, dan ke arah dalam membentuk xilem
sekunder sehingga batang tumbuhan bertambah
besar. Aktivitas kambium yang membentuk xilem dan
floem sekunder ini disebut pertumbuhan sekunder.
1. Skema anatomi batang yang mengalami
pertumbuhan sekunder
2. Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan adalah faktor
genetik (gen) dan hormon.
3. Faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan
pada tumbuhan, antara lain nutrisi, cahaya, suhu,
kelembapan, dan aerasi
KEGIATAN BELAJAR 2
A. Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan
inti sel ovum (ovum) dengan inti sel spermatozoa yang
membentuk makhluk hidup menjadi zigot. Dari zigot
inilah yang akan berkembang menjadi embrio pada
tahap kedua, keempat, morula, blastula, dan akan
terus berkembang dan berdiferensiasi membentuk
organ-organ tubuh sampai menjadi fetus dan lahir
1. Macam Fertilisasi
a. Fertilisasi eksternal, merupakan gamet-
gamet yang dikeluarkan dari dalam tubuh
sebelum fertilisasi.
b. Fertilisasi internal, merupakan proses
reproduksi yang proses pembuahannya
terjadi di dalam tubuh.
2. Fungsi Utama Fertilisasi:
a. Fungsi reproduksi, Fertilisaasi
memungkinkan perpindahan unsur-unsur
genetik.
b. Fungsi perkembangan, Fertlisasi
menyebabkan rangsangan pada sel telur
untuk menyelesaikan proses meiosisny.
3. Tahapan Fertilisasi
a. Kapasitasi dan pematangan spermatozoa
b. Perlekatan spermatozoa dengan zona
pellucida
c. Reaksi akrosom
d. Penetrasi zona pellucida
e. Bertemunya sperma dan oosit
B. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio Pada fase
embrionik zigot yang terbentuk dari hasil pertemuan
sperma dan ovum akan mengalami pertumbuhan
dan perkembangan dengan proses pembelahan sel.
1. Fase Morula.
Pembelahan zigot yang terjadi secara mitosis.
Hingga membentuk sekumpulan seperti buah
anggur yang disebut morula.
2. Fase Blastula.
Blastulasi adalah proses yang menghasilkan
blastula yaitu sekelompok sel-sel blastoderm
yang membentuk rongga penuh cairan sebagai
blastocoel. Pada akhir blastulasi, sel-sel
blastoderm akan terdiri dari neural, epidermal,
notochordal, mesodermal dan endodermal yang
merupakan bakal pembentuk organ-organ.
3. Gastrula.
Gastrulasi merupakan proses dimana sel-sel
berkembang dan bermigrasi dalam embrio
untuk mengubah masa sel dalam tahap
blastokista menjadi embrio yang berisi tiga
lapisan germinal primer. Ketiga lapisan ini
akan berkembang hingga membentuk organ.
4. Diferensiasi dan Organogenesis
Pada akhirnya masing-masing bagian
ektoderm, mesoderm, dan endoderm akan
mengalami diferensiasi menjadi organ-organ
sebagai berikut.
KEGIATAN BELAJAR 3
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan meliputi faktor
dalam (interenal) dan faktor luar (eksternal).
1. Faktor Dalam (Internal)
Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan mencakup
faktor genetik, epigenetik dan zat pengatur
tumbuh.
a. Faktor Genetik, kode gen tersebut berperan
dalam menentukan karkter/sifat dari
tumbuhan.
b. Epigenetik adalah suatu fitur dalam sel yang
dapat diwariskan ketika sel membelah tetapi
mereka tidak merubah gen itu sendiri.
c. Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk
mengendalikan berbagai fungsi di dalam
tubuh.
d. Auksin adalah hormon pada tumbuhan yang
dihasilkan oleh daerah pembelahan dan
pembesaran sel aktif (misalnnya ujung tumbuh
batang dan daun muda), yang mengatur
banyak aspek perkembangan tumbuhan.
e. Giberelin memiliki beberapa peranan, antara
lain: Memacu perpanjangan secara abnormal
batang utuh, perkecambahan biji,
Perkembangan bunga dan buah.,
Menghilangkan sifat kerdil secara genetik,
merangsang pembelahan dan pemanjangan
sel.
f. Sitokinin, berfungsi merangsang proses
pembelahan sel, menunda pengguguran daun,
bunga, dan buah, mempengaruhi
pertumbuhan tunas dan akar.
g. Gas Etilen, berfungsi untuk merespons
terhadap adanya stres (tekanan), seperti
kekeringan, kebanjiran, tekanan kimia, luka
dan infeksi.
h. Asam absisat (Abscisic acid) adalah hormon
yang dapat menghambat pertumbuhan
tanaman (inhibitor) yaitu bekerja berlawanan
dengan hormon auksin dan giberelin dengan
jalan mengurangi atau memperlambat
kecepatan pembelahan dan pembesaran sel.
i. Kalin adalah hormon yang dapat merangsang
pembentukan organ tubuh.
j. Rizokalin adalah hormon yang berfungsi
dalam merangsang pembentukan akar.
k. Kaulokalin adalah hormon yang memiliki
fungsi dalam merangsang proses pembentukan
batang
l. Asam traumalin termasuk salah satu hormon
yang berpengaruh terhadap pembentukan
kambium gabus ketika sebuah tumbuhan
mengalami luka yang disebabkan oleh
gangguan fisik
m. Asam Traumalin, menghambat menguningnya
daun dengan jalan membuat kandungan
protein dan klorofil yang seimbang dalam daun
(senescens).
2. Faktor Luar (Eksternal)
a. Nutrisi, Tumbuhan hijau mengambil nutrisi dari
udara, air, dan dari dalam media tumbuhnya,
misalnya dari dalam tanah. Nutrisi hanya dapat
diambil tumbuhan dalam bentuk ion-ion.
b. Makronutrien adalah unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang
banyak
c. Air, diperlukan tumbuhan dalam berbagai
proses fisiologis
d. Cahaya: Kualitas, intensitas, dan lamanya
radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap berbagai proses
fisiologi tumbuhan.
e. Fitokrom adalah zat yang berfungsi mengontrol
respon tumbuhan terhadap penyinaran
f. Fotoperiodisme adalah respon biologis terhadap
perubahan dalam rasio terang dan gelap dalam
daur 24 jam.
g. Tumbuhan hari panjang adalah tumbuhan yang
berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12
jam (14 - 16 jam) sehari.
h. Tumbuhan hari netral adalah tumbuhan yang
tidak responsif terhadap panjang hari untuk
pembungaannya.
i. Tumbuhan hari pendek adalah tumbuhan yang
berbunga jika terkena penyinaran kurang dari
12 jam sehari
j. Suhu, merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kerja enzim. Suhu yang kurang
sesuai akan menyebabkan kerja enzim di dalam
sel-sel kurang optimal sehingga proses
metabolisme (seperti fotosintesis) akan
terganggu.
k. Dormansi adalah keadaan istirahat suatu
organisme karena faktor kondisi yang tidak
menguntungkan dan dapat berakhir ketika
badan produktif tersebut pulih kembali.
l. Kelembaban, tanah atau kelembaban udara
mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
m. Ketersediaan Oksigen, Oksigen diperlukan
tumbuhan untuk proses respirasi aerob..
Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik, jika kebutuhan terhadap oksigen
tercukupi.
n. Gravitasi, pengaruh bumi akan mempengaruhi
pertumbuhan akar menuju pusat bumi. Arah
gerak akar yang menuju pusat bumi disebut
gravitropisme. Gravitropisme adalah arah gerak
akar yang menuju pusat bumi.
o. pH (derajat keasaman), jika keadaan tanah
terlalu asam, klorofil akan rusak sehingga
mengganggu proses fotosintesis
p. Organisme parasit pada tumbuhan dapat
berupa virus, bakteri, dan jamur.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada hewan meliputi faktor
dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).
Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan
Perkembangan Pada Hewan
1. Faktor Dalam (Internal)
a. Gen merupakan unit pewarisan sifat bagi
organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah
urutan DNA penyandi protein, polipeptida
atau seuntaian DNA yang memiliki fungsi
bagi organisme yang memilikinya.
b. Hormon merupakan zat yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di
dalam tubuh.
c. Somatomedin, mempengaruhi pertumbuhan
tulang.
d. Ekdison dan juvenil mempengaruhi
perkembangan fase larva dan fase dewasa,
khususnya pada hewan Invertebrata.
e. Somatomedin adalah hormon yang
mempengaruhi pertumbuhan tulang.
f. Tiroksin, adalah hormone yang
mengendalikan pertumbuhan hewan.
g. Hormon pertumbuhan (Growth hormon –
GH). Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis
bagian depan.
h. Hormon testosteron, mengatur
perkembangan organ reproduksi dan
munculnya tanda-tanda kelamin sekunder
pada pria.
i. Hormon estrogen/progresteron, mengatur
perkembangan organ reproduksi dan
munculnya tanda-tanda kelamin sekunder
pada wanita.
2. Faktor Luar (Eksternal)
a. Makanan atau Nutrisi, merupakan bahan
baku dan sumber energi dalam proses
metabolisme tubuh.
b. Suhu, pada suhu optimum, semua makhluk
hidup dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik
c. Aktivitas Tubuh, aktivitas tubuh akan
mempengaruhi kesehatan dan mempengaruhi
pada pertumbuhan dan perkembangan.
d. Oksigen, merupakan senyawa anorganik
yang mutlak diperlukan organisme anaerob
dalam proses respirasinya.
KEGIATAN BELAJAR 4
1. Fotonasti merupakan gerak nasti yang
disebabkan oleh rangsangan cahaya.
2. Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan
karena pengaruh gravitasi bumi.
3. Gerak Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan
yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsangan.
4. Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan
karena rangsangan cahaya.
5. Haptonasti merupakan gerak nasti yang
disebabkan oleh sentuhan serangga.
6. Kemotaksis merupakan gerak taksis yang
disebabkan oleh rangsangan zat kimia.
7. Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan
karena rangsangan air.
8. Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan
karena rangsangan zat kimia.
9. Nasti kompleks merupakan gerak nasti yang
disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus, seperti
karbon dioksida, pH, suhu dan kadar kalsium.
10. Niktinasti merupakan gerak nasti yang
disebabkan oleh suasana gelap, sehingga disebut
juga gerak tidur.
11. Taksis adalah gerak seluruh tubuh atau bagian
dari tubuh tumbuhan yang berpindah tempat dan
arah perpindahannya dipengaruhi rangsangan.
12. Termonasti merupakan gerak nasti yang
disebabkan oleh rangsangan suhu, seperti
mekamya bunga tulip.
13. Tigmotropisme adalah gerak bagian tumbuhan
karena adanya rangsangan sentuhan satu sisi
atau persinggungan. 85.Tigmonasti merupakan
gerak nasti yang disebabkan oleh rangsang
sentuhan atau getaran
14. Alergi adalah kegagalan fungsi imunitas atau
kekebalan tubuh dimana seseorang mengalami
sensitifitas berlebihan terhadap suatu bahan atau
zat.
15. Antibodi merupakan sistem pertahanan yang
dilakukan untuk merespon keberadaan suatu
antigen atau melawan serangan-serangan dari
organisme dan substansi asing dan kemudian
akan bereaksi dengan antigen tersebut dengan
cara dengan memproduksi suatu zat sejenis
protein atau polisakarid.
16. Antigen adalah Zat-zat yang merangsang
timbulnya reaksi kekebalan tubuh.
17. Autoimun adalah penyakit yang timbul ketika
tubuh membentuk antibodi yang melawan sel
miliknya
18. Habituation (pembiasaan) merupakan respon
membiasakan perilaku yang dihasilkan dari
pengalaman awal,
19. Imprinting (perekaman) merupakan pola perilaku
belajar sederhana, terutama pada aves &
mammalia berupa pembelajaran yang didapatkan
hewan setelah dilahirkan atau menetas dalam
masa kritis
20. Imunitas pasif, merupakan jenis imunitas dimana
jika antibodi dari satu individu dipindahkan ke
individu lainnya.
21. Makrofag merupakan sel fagosit besar dalam
jaringan, berasal dari perkembangan sel darah
putih monosit yang diproduksi di sumsum tulang
belakang dan berfungsi menelan antigen atau
bakteri untuk dihancurkan secara enzimatik
22. Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap
infeksi atau cedera.
23. Sistem Imunitas adalah sistem pertahanan yang
berperan dalam mengenal, menghancurkan, serta
menetralkan benda-benda asing atau sel-sel
abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh.
24. Pertahanan nonspesifik merupakan imunitas
bawaan sejak lahir, berupa komponen normal
tubuh yang selalu di temukan pada individu sehat,
dan siap mencegah serta menyingkirkan dengan
cepat antigen yang
2 Daftar materi yang 1. Mekanisme pertahanan tubuh non spesifik dan
sulit dipahami di spesifik
modul ini 2. Hormon pada tumbuhan
3 Daftar materi yang 1. Mekanisme pertahanan tubuh non spesifik dan
sering mengalami spesifik
miskonsepsi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Nama : Zainal Mustakim
Sekolah : SMAN 1 Pebayuran
Modul :4
2. Meiosis
KEGIATAN BELAJAR 3
A. Komponen penyusun ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal-balik antara
makhluk hidup (komponen biotik atau komunitas)
dengan lingkungannya (komponen abiotik)
1. Komponen biotik dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
a. Produsen; yaitu makhluk hidup yang
mampu mengubah zat an-organik menjadi
organik
b. Konsumen; yaitu organisme yang tidak
bisa membuat makanannya sendiri dan
tergantung kepada organisme lain.
c. Pengurai atau dekomposer; yaitu
organisme yang mampu menguraikan
bahan organik yang berasal dari
organisme yang telah mati.
2. Komponen abiotik dapat berupa:
a. Medium atau substrat tempat komponen
biotik melangsungkan kehidupannya,
seperti tanah, air (perairan) atau udara
b. Berupa kondisi, seperti suhu dan
kelembaban udara, angin, intensitas
cahaya, pH, kekeruhan, arus air.
B. Macam-macam ekosistem
1. Ekosistem dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Ekosistem daratan (ekosistem
terestrial), dibedakan menjadi
beberapa bioma antara lain:
1 ) Bioma hutan hujan tropis
2 ) Bioma padang rumput
3 ) Bioma hutan gugur
4 ) Bioma gurun
5 ) Bioma taiga
6 ) Bioma thundra
b. Ekosistem perairan (ekosistem
akuatik), Berdasarkan tingkat
salinitasnya ekosistem perairan
perairan dibedakan atas:
1) Ekosistem air tawar, berdasarkan ada
tidaknya arus air, dibedakan menjadi:
Ekosistem lotik, Ekosistem lentik
2) Ekosistem laut, meliputi ekosistem laut
dalam, ekosistem laut dangkal, ekosistem
pantai dan ekosistem terumbu karang.
3) Ekosistem estuaria, misalnya muara
c. Ekosistem lahan basah, misalnya:
1) Ekosistem lahan gambut
2) Ekosistem mangrove atau bakau
3) Ekosistem rawa-rawa
C. Ekoenergetika
Ekoenergetika merupakan bahasan dalam
ekologi yang mengkaji tentang transformasi
energi dalam organisme hidup
1. Tranformasi energi dari sumber utamanya,
yaitu sinar matahari hingga memasuki ke
sistem organisme dari mulai produsen,
konsumen hingga pengurai, bahkan yang
dilepaskan kembali ke alam.
2. Di dalam transformasi energi dikenal istilah
rantai makanan. Terdapat 2 tipe rantai
makanan:
a. Rantai makanan perumput
b. Rantai makanan detritus
3. Berdasarkan struktur penyusunnya, kita
mengenal ada 3 bentuk piramid ekologi yaitu:
a. Piramida jumlah
b. Piramida Biomassa
c. Piramida Energi
4. Produktivitas dapat dibedakan atas:
a. Produktivitas Primer
b. Produktivitas Sekunder;
D. Siklus Biogeokimia
Daur biogeokimia merupakan siklus zat yang
berlangsung melalui komponen biotik dan abiotik
di dalam suatu ekosistem
1. Beberapa daur biogeokimia antara lain:
a. Siklus air, air menguap dari permukaan
air, transpirasi tumbuhan dan respirasi
organisme, dan turun kembali sebagai
hujan.
b. Siklus karbon, Karbon dihasilkan
sebagai dari aktivitas respirasi dan
pembakaran bahan bakar fosil
c. Siklus nitrogen, Mikroorganisme
berperan penting dalam mengembalikan
nitrogen sehingga mampu diserap
kembali oleh tumbuhan.
d. Siklus oksigen, Siklus oksigen
merupakan proses pergerakan unsur
oksigen dalam bentuk gas, cair maupun
senyawa organic
e. Siklus sulfur, sumber sulfur di alam
berasal dari pembakaran fosil dan bahan
organik dari feses dan jasad organisme
yang mati.
f. Siklus fosfor, fosfor di alam dapat
berasal dari dua jalan, yaitu proses
pelapukan batuan mineral (batuan
fosfat) dan penguraian bahan organik
(misalnya faeses hewan) oleh
dekomposer.
KEGIATAN BELAJAR 4
A. Perubahan Ekosistem
1. Eksploitasi seringkali mengakibatkan
perubahan lingkungan yang mengarah pada
kerusakan lingkungan
2. Perubahan dapat disebabkan oleh:
a. Faktor alam (seperti perubahan iklim, akibat
gunung meletus, banjir bandang)
b. Faktor eksternal (seperti polusi,
kebakaran hutan, konversi lahan).
3. Suksesi adalah proses perubahan ekosistem
secara perlahanlahan menuju ke arah
pematangan (kestabilan) melalui beberapa
tahapan serial.
4. Enam unsur yang akan terjadi sehubungan
dengan proses suksesi, yaitu:Penggundulan,
Migrasi, Eksesis, Kompetisi, Reaksi, Stabilisasi
5. Berdasarkan perubahan jumlah
vegetasinya, suksesi dibagi menjadi:
suksesi progresif dan suksesi regresif.
6. Berdasarkan kondisi awalnya, suksesi
dibedakan atas: Suksesi primer; suksesi
sekunder
7. berdasarkan sumber awal terbentuknya
jaring-jaring makanan, suksesi tersebut,
dibedakan atas: . Suksesi autrofik dan
Suksesi heterotrofik
B. Peranan Manusia dalam Perubahan Lingkungan
1. Manusia mempunyai kebutuhan yang dapat
menyebabkan perubahan lingkungan. Kebutuhan
tersebut dapat meliputi:
a. Kebutuhan dasar (essensial)
b. Kebutuhan tambahan (non-
essensial)
2. Eksploitasi yang berlebihan akan
berdampak pada penurunan kemampuan
lingkungan dalam mendukung
kelangsungan makhluk hidup yang ada di
dalamnya.
3. Kegiatan manusia yang dapat
penyebabkan perubahan lingkungan
antara lain:
a . Eksploitasi yang berlebihan
b . Intensifikasi pertanian
c . Ekstensifikasi pertanian
C. Pencemaran Lingkungan
1. Menurut UU No. 32 Tahun 2009 pasal 1 ayat 14,
pencemaran lingkungan hidup adalah masuk
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan
hidup yang telah ditetapkan
2. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan
pencemaran disebut polutan
3. Suatu zat dapat disebut sebagai polutan
apabila:
a. Jumlahnya melebihi jumlah normal
b. Berada tidak tepat pada waktunya
c. Berada tidak tepat pada tempatnya
4. Berdasarkan sumber bahan pencemarnya, zat
pencemar dapat dibedakan atas:
a. Pencemar kimiawi
b. Pencemar biologi
c. Pencemar fisik
5. Berdasarkan tempat terjadinya,
pencemaran dibedakan atas 3 macam,
yaitu:
a. Pencemaran udara
b. Pencemaran air
c. Pencemaran tanah
D. Masalah Lingkungan Global dan Nasional
1. Permasalahan-permasalahan lingkungan
global dan nasional antara lain:
a. Global Warming
b. Deforestasi
c. Penurunan Keanekaragaman Hayati
d. Sampah dan limbah,
e. Insektisida
E. Upaya Mengatasi Masalah Kerusakan Lingkungan
1. Pembangunan berwawasan lingkungan
(pembangunan berwawasan lingkungan)
adalah usaha meningkatkan kualitas manusia
secara bertahap dengan memerhatikan faktor
lingkungan.
2. Konsep pembangunan berkelanjutan
berdasarkan kesepakatan KTT Bumi di Rio de
Jeniro tahun 1992, terkandung 2 gagasan
penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan
b. Gagasan keterbatasan
3. Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah:
a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup.
b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai
insan lingkungan hidup yang memiliki sikap
dan tindak melindungi dan membina
lingkungan hidup.
c. Terjaminnya kepentingan generasi masa
kini dan generasi masa depan.
d. Tercapainya kelestarian fungsi
lingkungan hidup.
e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya
secara bijaksana.
f. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik
Indonesia terhadap dampak usaha dan/atau
kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup
4. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun
1960 yang mengatur tentang Tata Guna
Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI
No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk
Badan Pengendalian Lingkungan, dengan
tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan
beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis
mengenai dampak lingkungan
(AMDAL).
4) Pemerintah mencanangkan gerakan
menanam sejuta pohon.
5. Beberapa upaya yang dapat dilakukan
masyarakat berkaitan dengan pelestarian
lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian Tanah (tanah datar, lahan
miring/perbukitan)
b. Pelestarian Udara, dengan: Mengurangi
penghamburan energi di pabrik,
Menggunakan energi selain minyak bumi,
Mengurangi penggunaan mobil pribadi,
Menggunakan kendaraan irit bahan bakar
c. Pelestarian Hutan, dengan: Reboisasi atau
penanaman kembali hutan yang gundul,
Melarang pembabatan hutan secara
sewenang-wenang, Menerapkan sistem
tebang pilih dalam menebang pohon,
Menerapkan sistem tebang–tanam dalam
kegiatan penebangan hutan, Menerapkan
sanksi yang berat bagi mereka yang
melanggar ketentuan mengenai pengelolaan
hutan.
d. Pelestarian Laut dan Pantai, dengan:
Melakukan reklamasi pantai dengan
menanam kembali bakau di areal sekitar
pantai, Melarang merupakan pengambilan
batu karang yang ada di sekitar pantai
maupun di dasar laut, karena karang
merupakan habitat ikan dan tanaman laut,
Melarang pemakaian bahan peledak dan
bahan kimia lainnya dalam mencari ikan,
Melarang pemakaian pukat harimau untuk
mencari ikan.
e. Pelestarian Flora dan Fauna, dengan:
Mendirikan cagar alam dan suaka
margasatwa, Melarang kegiatan perburuan
liar, Menggalakkan kegiatan penghijauan.
f. Konservasi Keanekaragaman Hayati, dengan
konsevasi in situ dan ex situ
g. Mengatasi permasalahan limbah sampah,
dengan menggalakkan 3R: reduce,
reuse,recycle
2 Daftar materi yang 1. Menghitung indeks keanekaragaman Shanon-
sulit dipahami di Wienner (H’)
modul ini 2. Apa yang dimaksud protokooperasi
3 Daftar materi yang 1. Interaksi netral (tidak berdampak), mengapa disebut
sering mengalami interaksi jika tidak berdampak antar sesama
miskonsepsi organisme?
2. Siswa sulit membedakan Konsep tentang imbah dan
polutan
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Nama : Zainal Mustakim
Sekolah : SMAN 1 Pebayuran
Modul :6