Anda di halaman 1dari 23

DFMEA

Item
D
S C O
Potential E Recommended
Potential Potential L C Current R
Cause(s)/ T
Requirement Failure Effect(s) E A C Process P Action(s)
Mechanism(s) E
Mode of Failure S U Control N
of Failure C
V S R
T
Function

Apa Seberapa
efeknya parah? Apa yang bisa dilakukan ?
Apa fungsi, fitur - Perubahan Design
atau persyaratan - Perubahan Proses
design? - Kontrol khusus
- Rubah standard,
Seberapa prosedur, petunjuk, dll
Penyebab?
Sering?

Masalah yang mungkin


timbul?
- Tidak berfungsi
- degradasi
- Intermittent
Seberapa bagus
- berfungsi tidak Bagimana bisa
metode yg
semestinya dicegah dan
digunakan untuk
dideteksi ?
deteksi?

124
Langkah 1 Review Design

Analisis resiko kegagalan desain diawali dengan identifikasi fungsi dan spesifikasi
desain setiap komponen dan sub-rakitan penyusunnya

Untuk penentuan fungsi gunakan deskripsi dua kata yang terdiri atas kata kerja dan
kata benda yang terukur

Contoh: menahan beban, mengendalikan aliran, mengatur arus

125
Identifikasi fungsi dan spesifikasi desain

126
Interaksi antar komponen

Back board

Plastic bracket

seat
Join
pipe Fore leg

Fore leg

Leg shoes

127
Matriks Elemen-Fungsi Sistem

Luar
Elemen Sistem
Sistem

No Fungsi Sistem

Back board

Joint Metal
Main Seat

Leg Shoes

Pengguna
Joint Pipe
Fore Leg

Rear Leg

(beban)
Bracket

Triplek
Plastic

Lantai
Busa
Seat
1. Melindungi busa dan triplek X X X X

2. Menahan beban sandaran punggung X X


3. Menutup busa X X
4. Melindungi main seat X X
5. Menahan beban berat badan X X
6. Menyangga beban X X X
7. Menyeimbangkan kursi lipat X X X X

Mendistribusikan gaya akibat beban pada fore leg dan rear


8. X X X X
leg

9. Menahan beban pijakan kaki X X


10. Menumpu beban X X

128
Matriks Elemen-Fungsi Sistem (cont.)
Luar
Elemen Sistem
Sistem

Back board

Joint Metal
No Fungsi Sistem

Main Seat

Leg Shoes

Pengguna
Joint Pipe
Fore Leg

Rear Leg

(beban)
Bracket

Triplek
Plastic

Lantai
Busa
Seat
11. Melindungi fore leg dan rear leg dari air atau kotoran X X X

12. Menghubungkan fore leg dan rear leg X X X

13. Memudahkan putaran pada saat membuka/melipat kursi X X

14. Meneruskan beban pada fore leg dan rear leg X X X X

15. Mengkaitkan dengan kursi yang lain supaya tertata rapi X

16. Menumpu beban pada fore leg X X X

17. Melindungi rear leg dari tumpuan beban fore leg X X X X

18. Memberikan kenyamanan pada saat duduk X X

19. Merekatkan seat dan busa X X X

129
Langkah 2 Identifikasi Mode Kegagalan
masalah yang teramati

Efek kegagalan

sebab akibat

Mekanisme Penyebab
Mode Kegagalan
Kegagalan Kegagalan

130
Mode Kegagalan
masalah yang teramati
Hadiah tidak jatuh

Efek kegagalan
DFMA SYSTEM

Mode
DFMA SUB-SISTEM/ Kegagalan

KOMPONEN
root cause Motor mati
Harness kurang panjang
Kabel power putus

Mode
Kegagalan

root cause Kabel power putus


Terminal mudah lepas

131
Mode Kegagalan
Mode Kegagalan Dengan cara apa komponen/part dapat
mengalami kegagalan dalam
melaksanakan fungsi yang diiinginkan?

Bagaimana nantinya komponen/part


Berfungsi tidak beroperasi?
Performance
Tidak Berfungsi Intermitten sebagaimana
Menurun
mestinya Jika fungsi komponen/part telah diuji
coba, Bagaimana moda kegagalan part
dapat dideteksi?

Di mana dan bagaimana desain akan


beroperasi?
1. Kehilangan
beberapa fungsi Beberapa kompo-
Komponen / part 2. Sering tidak nen tidak bekerja
Produk sama sekali mengalami de- beroperasi ka-rena sesuai dengan Dengan kondisi seperti apa nantinya
gradasi seiring faktor eksternal peruntukan se-
tidak berfungsi /
dengan waktu (suhu, hingga mem- komponen/part akan beroperasi?
tidak bisa digunakan kelembaban,
pemakaian (karat, pengaruhi kinerja
aus, kendor) lingkungan) sistem secara
keseluruhan
Bagaimana nantinya komponen/part
3. Kondisi hidup, tiba-
tiba mati, pulih lagi berinteraksi dengan komponen/part
lainnya?

132
Item Potential Failure
Requirement
Identifikasi Mode Kegagalan (cont.) Function
Mode

Back board
Melindungi busa dan triplek Berkarat
Menahan beban sandaran punggung
Seat

Beberapa contoh mode kegagalan Menutup busa


Melindungi main seat
Sobek

Main seat
 Retak  Sobek Melindungi busa dan triplek
Menahan beban berat badan
Berkarat

 Longgar  Penyok Fore leg


Menyangga beban
Berkarat
Melengkung
Lengket Bocor

Menahan beban maksimum 110 Kg (SNI 12-0151-1987)


  Menyeimbangkan kursi lipat
Rear leg
Penyok
Berkarat
 Busuk  Keras Menyangga beban
Menyeimbangkan kursi lipat
Melengkung
Penyok
 Slips  Panas Joint pipe Berkarat
Mendistribusikan gaya akibat beban pada fore leg dan rear leg Las-lasan patah
 Berkarat  Lapuk Menahan beban pijakan kaki Melengkung

Melengkung
Leg shoes
 Menumpu beban Retak

 Aus Melindungi fore leg dan rear leg dari air atau kotoran
Menyeimbangkan kursi lipat
Lepas

 Lepas Joint metal


Menghubungkan fore leg dan rear leg
Berkarat
Melengkung

 Patah Memudahkan putaran pada saat membuka/melipat kursi


Meneruskan beban pada fore leg dan rear leg
Aus
Patah
Mengkaitkan dengan kursi yang lain supaya tertata rapi
Plastic bracket Lepas
Menumpu beban pada fore leg Retak
Melindungi rear leg dari tumpuan beban fore leg
Busa Busa Tipis
Memberikan kenyamanan pada saat duduk Keras
Triplek Busuk
Merekatkan seat dan busa
Pin penghubung Patah
Menghubungkan engsel dan rangka Melengkung
Sekrup Longgar
Menghubungkan rangka dan backboard/main seat Lepas

133
Langkah 3 Identifikasi Efek Kegagalan

Efek kegagalan desain merupakan


Mode Kegagalan 1 Effect 1
dampak mode kegagalan pada
perakitan berikutnya, sistem,
Mode Kegagalan 2 Effect 2
peralatan, customer, dan peraturan
pemerintah.
Mode Kegagalan 1
Effect 1
Efek kegagalan dapat diperoleh dari
Mode Kegagalan 2
data komplain customer, dokumen
Effect 1 warranty, data realibilitas, dan studi
Mode Kegagalan 1 kelayakan
Effect 2

Beberapa contoh efek kegagalan


 Noise  Kebocoran
 Tampilan kurang menarik  Membahayakan Pengguna
 Tidak stabil  Gangguan Operasi
 Kompatibilitas EMC
 Tidak memenuhi standard

134
Efek Kegagalan

135
Item
Potential Failure
Requirement Potential Effect(s) of Failure
Function Mode

Efek Kegagalan Back board


Melindungi busa dan triplek Berkarat Membahayakan Pengguna
Menahan beban sandaran punggung
Seat
Menutup busa Sobek Kenyamanan Berkurang
Melindungi main seat
Main seat
Melindungi busa dan triplek Berkarat Membahayakan Pengguna
Menahan beban berat badan
Fore leg Berkarat
Menyangga beban Melengkung Membahayakan Pengguna
Menyeimbangkan kursi lipat Penyok

Menahan beban maksimum 110 Kg (SNI 12-0151-1987)


Rear leg Berkarat
Menyangga beban Melengkung Membahayakan Pengguna
Menyeimbangkan kursi lipat Penyok
Joint pipe Berkarat
Mendistribusikan gaya akibat beban pada fore leg dan rear leg Las-lasan patah Membahayakan Pengguna
Menahan beban pijakan kaki Melengkung
Leg shoes
Menumpu beban Retak
Kenyamanan Berkurang
Melindungi fore leg dan rear leg dari air atau kotoran Lepas
Menyeimbangkan kursi lipat
Joint metal Berkarat
Menghubungkan fore leg dan rear leg Melengkung
Memudahkan putaran pada saat membuka/melipat kursi Kursi tidak bisa digunakan
Aus
Meneruskan beban pada fore leg dan rear leg Patah
Mengkaitkan dengan kursi yang lain supaya tertata rapi
Plastic bracket Lepas
Menumpu beban pada fore leg Retak ujung real leg rusak
Melindungi rear leg dari tumpuan beban fore leg
Busa Busa Tipis
Memberikan kenyamanan pada saat duduk Keras
Kenyamanan Berkurang
Triplek Busuk
Merekatkan seat dan busa
Pin penghubung Patah
Menghubungkan engsel dan rangka Melengkung Kursi tidak bisa digunakan
Sekrup Longgar
Kursi tidak bisa digunakan
Menghubungkan rangka dan backboard/main seat Lepas

136
Langkah 4 Identifikasi Penyebab Kegagalan

Penyebab moda kegagalan potensial pada desain merupakan kelemahan dari desain
yang dihasilkan
sebab akibat masalah yg teramati

Penyebab
Mode Kegagalan Efek kegagalan
Kegagalan

Beberapa penyebab kegagalan:


 kesalahan spesifikasi material
 mengalami pembebanan berlebihan
 kesalahan spesifikasi toleransi
 pemanasan yang berlebihan
 kesalahan spesifikasi friksi material
 kesalahan instruksi perawatan
 Spesifikasi software tidak sesuai

137
Identifikasi Penyebab Kegagalan

sebab akibat masalah yg teramati

Triplek terkena air Kenyamanan


Triplek busuk
Berkurang

Material terlalu Kursi tidak bisa


tipis Join metal patah
digunakan

138
Langkah 5 Identifikasi Kontrol Desain Saat ini

Pencegahan, Validasi/Verifikasi design, atau aktifitas lain yang dapat mendeteksi mode
kegagalan dan/atau penyebab kegagalan sebelum kegagalan terjadi

 Design Checkpoint
 Analisa teknis
 Test pembebanan
 Prototype testing
 Analisa toleransi

139
Langkah 6 Tentukan Tingkat Keparahan

“…seberapa serius efek yang ditimbulkan terhadap customer atau


komponen/tahap berikutnya…?”
Skala Severity
Rating Kriteria : Kegagalan ( failure ) dapat mengakibatkan . Effect
10 Mengakibatkan konsumen/operator terluka Berbahaya tanpa
Produk/sistem rusak atau gagal secara keseluruhan ada peringatan
9 Sesuatu yang ilegal ( tidak sesuai dengan Berbahaya dengan
prosedur/persyaratan/standard/regulasi) peringatan
8 Mengakibatkan produk tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya Sangat tinggi
7 Menimbulkan ketidakpuasan yang besar dari konsumen Tinggi
6 Sebagai penyebab utama hilangnya performance (hasil ) Moderat
5 Mengakibatkan berkurangnya performance yang memungkinkan akan Rendah
memungkinkan akan mengakibatkan komplain
4 Sebagai penyebab kecil hilangnya performance (hasil ) Sangat rendah
3 Mengakibatkan ganguan kecil tetapi dapat diatasi tanpa kehilangan Kecil
performance ( hasil )
2 Tidak menjadi perhatian dan hanya menimbulkan effek kecil pada Sangat kecil
performance
1 Tidak ada effeknya Tidak ada

140
Langkah 7 Tentukan Probabilitas Kejadian
“…seberapa mungkin kegagalan benar-benar terjadi…?”
Skala Occurence
Rating Peluang terjadinya kegagalan Tingkat Kemungkinan
Kegagalan
10 Sangat Tinggi : Kegagalan hampir tidak dapat dihindarkan 1 dalam ≥ 1 dalam 2
9 2 1 dalam 3
Kegagalan terus menerus terjadi
8 Tinggi: Umumnya berhubungan dengan proses yang serupa 1 dalam 8
7 dengan proses sebelumnya yang sering gagal 1 dalam 20
6 Sedang: Umumnya berhubungan dengan proses- 1 dalam 80
5 proses yang serupa dengan proses sebelumnya 1 dalam 400
4 yang biasanya terjaid kegagalan tapi tidak dalam 1 dalam 2000
3 Rendah : Kegagalan terisolasi yang berhubungan dengan proses 1 dalam 15.000
yang sama
2 Sangat Rendah : Hanya kegagalan yang terisolasi yang 1 dalam 150.000
berhubungan dengan proses yang hampir dapat diketahui
1 Sangat Kecil : Kegagalan hampir tak mungkin terjadi Tidak ada 1 dalam 1.500.000
kegagalan yang sering terjaid yang berhubungan dengan proses
yang teridentifikasi

141
Langkah 8 Tentukan Tingkat Deteksi
“…Seberapa yakin kita dapat mendeteksi/memprediksi
penyebab sebelum hal itu terlambat diketahui…?”
Skala Detection
Rating Kriteria : Deteksi
10 Cacat / kegagalan tidak bisa di deteksi sebelum terjadi. Kegagalan ditemukan oleh customer Tidak ada deteksi
9 Kadang – kadang kegagalan yang terjadi dapat dideteksi Sangat sedikit
Kontrol deteksi dilakukan hanya dengan pemeriksaan secara random
8 Desain pengendalian masih sedikit dalam mendeteksi potensial kegagalan dan kemungkinan sedikit
kegagalan berikutnya. Kontrol deteksi dilakukan hanya dengan pemeriksaan secara visual
7 Desain pengendalian masih sangat rendah dalam mendeteksi potensial kegagalan dan Sangat rendah
kemungkinan kegagalan berikutnya. Kontrol deteksi dilakukan dengan pemeriksaan ganda
secara visual
6 Desain pengendalian masih rendah dalam mendeteksi potensial kegagalan dan kemungkinan rendah
kegagalan berikutnya. Kontrol deteksi berdasarkan pengukuran
5 Desain pengendalian cukup dalam mendeteksi potensial kegagalan dan kemungkinan kegagalan Cukup
berikutnya. Kontrol deteksi berdasarkan pengukuran 100%
4 Desain pengendalian sangat cukup dalam mendeteksi potensial kegagalan dan kemungkinan Sangat cukup
kegagalan berikutnya
3 Desain kontrol tinggi dalam mendeteksi kegagalan yang mungkin terjadi Tinggi
2 Desain kontrol sangat tinggi dalam mendeteksi kegagalan yang mungkin terjadi Sangat sangat
tinggi
1 Setiap kali kegagalan yang ada selalu bisa terdeteksi Selalu terdeteksi

142
Langkah 9 Hitung RPN
Risk Priority Number (RPN) = Severity x Occurance x Deteksi
D
S C O
Item Potential E
L C Current R
Potential Failure Potential Effect(s) Cause(s)/ T
Requirement E A C Design P
Mode of Failure Mechanism(s) E
S U Control N
of Failure C
Function V S R
T
Back board
Tampilan tidak
Melindungi busa dan triplek Berkarat 2 Kualitas Material 7 1 14
menarik
Menahan beban sandaran punggung
Seat Menahan beban maksimum 110 Kg (SNI 12-0151-1987)
Kenyamanan
Menutup busa Sobek 2 Kualitas material 9 1 18
Berkurang
Melindungi main seat
Main seat
Tampilan tidak
Melindungi busa dan triplek Berkarat
menarik 2 Kualitas Material 7 1 14
Menahan beban berat badan
Tampilan tidak
Fore leg
Berkarat menarik 2 Kualitas Material 7 1 14
Menyangga beban Melengkung Membahayakan 6 Beban Berlebih 2 Uji pembebanan 1 12
Menyeimbangkan kursi lipat Penyok Pengguna 2 2 1 4
Rear leg Berkarat 2 Kualitas Material 7 1 14
Membahayakan
Menyangga beban
Melengkung Pengguna 6 2 Uji pembebanan 1 12
Menyeimbangkan kursi lipat Penyok 2 2 1 4
Joint pipe Berkarat 2 Kualitas Material 7 1 14
Mendistribusikan gaya akibat beban pada Membahayakan
las-lasan Patah
fore leg dan rear leg Pengguna 7 Las mentah, titik las kurang 8 Uji pembebanan 1 56
Menahan beban pijakan kaki Melengkung 6 Beban berlebih 2 1 12
Leg shoes
Menumpu beban Retak 5 kualitas material 5 1 25
Kenyamanan
Melindungi fore leg dan rear leg dari air atau pemasangan kurang manufacturing/qc
Berkurang
kotoran Lepas 6 kencang 6 check 1 36
Menyeimbangkan kursi lipat

143
Menentukan Prioritas dari Nilai RPN

10
Karakteristik Kritis : Keamanan/Regulasi
9
Karakteristik signifikan: Ketidakpuasan Pelanggan
8 Karakteristik gangguan: Performance menurun

7 Karakteristik lainnya: kontrol sudah sesuai


OCCURENCE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SEVERITY

144
Langkah 10 Rencana & Tindakan Perbaikan

 Buat rencana perbaikan atau pencegahan sesuai


dengan prioritas RPN
 Catat semua perbaikan
 Hitung ulang RPN

145
Literature
1. Ulrich, K, “Product Design And Development”,
2. Boothroyd, G., Dewhurst, P., Knight, W., “Product Design for Manufacture and Assembly, 3nd Edition”, CRC Press, New York, 2011
3. Chang, Guanghsu A., Peterson, William R., “ Using Design For Assembly Methodology To Improve Product Development and
Design Learning at MSU”, American Society for Engineering Education, 2012
4. Kurowski, Paul M., Knopf, George K., “Educating Engineers about Product Design Methodology”,
https://www.researchgate.net/publication/252218737_Educating_Engineers_about_Product_Design_Methodology
5. https://www.rose-hulman.edu/~stienstr/ME470/DFA.ppt
6. Chowdary , Boppana V. Harris, Azizi, “Integration of DFMA and DFE for Development of a Product Concept: A Case Study”,
Seventh LACCEI Latin American and Caribbean Conference for Engineering and Technology, 2009
7. Rosnani Ginting, Amir Yazid Ali, “ TRIZ or DFMA Combined With QFD as Product Design Methodology: A Review “ , Pertanika J.
Sci. & Technol. 24 (1): 1 - 25 (2016)
8. Jahangir Yadollhi Farsi, Noraddin Hakiminezhad, “The integration of QFD Technique, Value Engineering and Design for
Manufacture and Assembly (DFMA) during the Product Design Stage”, Advances in Environmental Biology, 6(7): 2096-2104, 2012,
ISSN 1995-0756
9. Prakash, wankhade nitesh, sridhar, V. G., Annamalai, K., “New Product Development By DFMA And Rapid Prototyping”, ARPN
journal of engineering and applied sciences, VOL. 9, no. 3, march 2014
10. R. Z. Surya et al., “Aplikasi Ergonomic Function Deployment (EFD) Pada Redesign Alat Parut Kelapa Untuk Ibu Rumah Tangga”,
JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 771-779
11. Charles Anson et al, “Desain dan pembuatan alat penggiling daging dengan quality function deployment”, Jurnal Teknik Industri Vol.
8, No. 2, Desember 2006: 106-113, http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=IND
12. Denny Nurkertamanda, Fauziyati Tri Wulandari, “Analisa Moda dan Efek Kegagalan (Failure Mode And Effects Analysis / FMEA)
Pada Produk Kursi Lipat Chitose Yamato HAA”, J@TI Undip, Vol IV, No 1, Januari 2009

146

Anda mungkin juga menyukai