Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PERBANDINGAN PENJUALAN PRODUK LOKAL DENGAN

PRODUK IMPOR TERHADAP MARGIN KEUNTUNGAN PADA TOKO


HAYYAKIDZ TEGAL

Ika Rizky Mu’arif, Hesti Widianti, Aryanto


email: ikarizkymf@gmail.com
DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama
Jl. Mataram No. 09 Tegal
Telp (0283) 352000

Abstrak

Margin keuntungan adalah indikator atau tolok ukur besarnya keuntungan yang dapat dihasilkan
perusahaan untuk membayar segala pengeluaran bisnis. Semakin besar margin keuntungan yang dihasilkan
semakin baik kegiatan operasional perusahaan yang menunjukkan harga pokok penjualan lebih rendah
daripada penjualan. Peralihan penjualan produk impor ke produk lokal pada Toko HayyakidZ Tegal
menjadi sebuah permasalahan terutama dalam omset penjualan dan margin keuntungan yang dihasilkan.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan margin keuntungan yang dihasilkan penjualan produk lokal
dan produk impor serta mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara penjualan produk
lokal dan produk impor terhadap margin keuntungan Toko HayyakidZ Tegal. Metode analisis data yang
digunakan adalah uji perbandingan Gross Profit Margin (GPM) dan uji Independent Sample T-Test. Jenis
metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa margin keuntungan produk lokal lebih tinggi dibandingkan produk impor dengan selisih presentasi
sebesar 7-8%. Uji Independent Sample T-Test menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) equal variances
assumed sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan margin keuntungan yang signifikan antara
produk lokal dan produk impor.

Kata kunci : Gross Profit Margin (GPM), Uji Independent Sample T-Test, Margin Keuntungan, Toko
HayyakidZ Tegal

1. PENDAHULUAN
Banyaknya produk luar negeri atau produk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
impor yang masuk ke Indonesia merupakan mengatakan kenaikan tarif PPh 22 atas 1.147
salah satu dampak dari globalisasi. Impor adalah barang impor itu merupakan kebijakan lain
proses masuknya barang atau jasa dari luar pemerintah dalam menghadapi kondisi ekonomi
negeri ke dalam negeri. Ada 2 faktor yang nasional saat ini. Seperti diketahui, nilai tukar
mempengaruhi impor yaitu pajak dan kuota. rupiah mengalami pelemahan cukup dalam pada
Tingkat impor dipengaruhi oleh hambatan beberapa hari terakhir serta terjadi peningkatan
peraturan perdagangan. Pemerintah mengenakan arus modal keluar (capital outflow) di pasar
tarif atau pajak pada produk impor. Pajak itu modal.
biasanya dibayar langsung oleh importir yang Indonesia perlu mengurangi impor untuk
kemudian akan membebankan kepada menguatkan nilai rupiah dan mencadangkan
konsumen berupa harga lebih tinggi dari devisa negara. Salah satu produk impor yang
produknya. Sejak tahun 2015, tarif impor di cukup berpengaruh adalah komoditas pakaian
Indonesia sudah mulai naik hingga terakhir jadi. Dari tahun ke tahun impor produk pakaian
tahun 2018 kemarin. Dikutip dari Jakarta, CNBC jadi di Indonesia selalu meningkat. Jika jumlah
Indonesia (2018)[1], pemerintah resmi produksi pakaian jadi di Indonesia tidak bisa
menerapkan peningkatan tarif pajak penghasilan ditingkatkan, bukan tidak mungkin bahwa
(PPh) pasal 22 atas 1.147 komoditas impor. industri pakaian jadi di Indonesia dapat tergerus
Peningkatan tarif pajak tersebut diberlakukan oleh produk pakaian jadi luar negeri (produk
untuk berbagai jenis barang konsumsi, dengan impor). Berdasarkan data United Nations
kenaikan bervariasi, dari 2,5% hingga 7,5%. Commodity Trade[2], pada tahun 2014 Indonesia

1
hanya mampu memenuhi 1 % dari seluruh market place di Indonesia. Sedangkan untuk
kebutuhan komoditas pakaian jadi di dunia. penjualan offline mereka mengandalkan satu
Kalah jauh dibandingkan dengan tiga negara toko yang terletak di Jalan Siklepuh Raya No. 1-
pemasok utama yaitu Tiongkok dengan 44%, B Mejasem Barat, Kabupaten Tegal. Sistem
Jerman dan Italia sebesar 5 %. Hal tersebut penjualan yang mereka tawarkan adalah sistem
dikarenakan produksi Indonesia yang masih retail (ecer), grosir, dan dropship. Toko
sangat terbatas. Selain faktor teknologi yang HayyakidZ Tegal berdiri sejak tahun 2012. Pada
tidak secanggih negara lain, peminat produk awal berdirinya Toko HayyakidZ Tegal memilih
lokal juga masih kurang dikarenakan brand yang untuk menjual produk impor. Salah satu
kurang terkemuka membuat para konsumen alasannya adalah produk impor masih langka di
ragu. pasaran khususnya di Tegal. Sehingga, pesaing
Perekonomian Indonesia akan meningkat Toko HayyakidZ Tegal masih sedikit dan
jika masyarakat bangga menggunakan produk kebanyakan masyarakat mengingat Toko
buatan dalam negeri. Jika kita sebagai HayyakidZ ketika ingin mencari produk impor.
masyarakat Indonesia tidak menghargai produk Namun, sejak awal tahun 2017 Toko HayyakidZ
dalam negeri, lalu siapa lagi yang akan Tegal beralih dari menjual produk impor ke
menghargai produk negara sendiri khususnya produk lokal. Faktor penyebab Toko HayyakidZ
produk pakaian. Produk pakaian sering disebut Tegal beralih menjual produk lokal di antaranya
salah satu produk yang tidak ada matinya, karena adalah ingin mencintai produk dalam negeri,
pakaian merupakan kebutuhan pokok yang harus harga produk yang cenderung stabil, dan faktor
dipenuhi selain papan dan pangan. Di Indonesia utamanya adalah margin keuntungan yang cukup
ada 2 jenis produk pakaian yang beredar di menjanjikan.
pasaran yaitu produk lokal dan produk impor. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Banyak sekali produk lokal yang tidak kalah mengetahui perbandingan margin keuntungan
dengan produk impor. Selain harga yang produk lokal dan produk impor pada Toko
dibanderol jauh lebih murah, pakaian lokal juga HayyakidZ Tegal, serta untuk mengetahui
banyak yang kualitasnya hampir atau setara apakah terdapat perbedaan margin keuntungan
dengan pakaian impor. Saat ini harga pakaian yang signifikan antara penjualan produk lokal
impor mengalami kenaikan hingga 100% dan produk impor pada Toko HayyakidZ Tegal.
dikarenakan dampak dari kenaikan tarif impor.
Hal ini membuat para penjual pakaian impor 2. METODE PENELITIAN
kesulitan dalam menentukan margin keuntungan Metode dalam penelitian ini adalah metode
mereka. Margin keuntungan adalah indikator kuantitatif dengan cara membandingan Gross
atau tolok ukur besarnya keuntungan yang dapat Profit Margin (GPM) dan uji perbedaan
dihasilkan perusahaan untuk membayar segala Independent Sample T-Test. Teknik
pengeluaran bisnis. Margin laba kotor (gross pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
profit margin) merupakan indikator yang paling Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah
tepat untuk melihat tingkat profitabilitas. teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
Perubahan kecil dalam rasio ini akan tertentu (Sugiyono 2014:81)[3]. Pertimbangan
menunjukkan bahwa pergerakan yang cukup atau kriteria sampel, antara lain :
besar dalam profitabilitas. Dengan demikian 1. Laporan penjualan yang telah diaudit.
margin keuntungan yang tinggi sangat 2. Data yang disajikan lengkap dari bulan
diinginkan setiap perusahaan karena Januari hingga Desember
mengindikasikan laba yang dihasilkan melebihi
harga pokok penjualan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Toko HayyakidZ adalah perusahaan yang Analisis Perbandingan Margin Keuntungan
bergerak di bidang perdagangan. Barang yang Yang Dihasilkan Produk Lokal Dan Produk
mereka jual adalah pakaian anak-anak dari bayi Impor
baru lahir (new born) hingga anak usia 15 tahun. Rasio ini merupakan persentase dari laba
Penjualan Toko HayakidZ Tegal secara online kotor (sales-cost of goods sold) dibandingkan
maupun offline. Untuk penjualan online Toko dengan sales. Semakin besar gross profit margin
HayyakidZ Tegal memasarkannya melalui semakin baik keadaan operasi perusahaan,
website, facebook, instagram, dan beberapa karena hal ini menunjukkan bahwa cost of goods

2
sold relatif lebih rendah dibandingkan dengan Sumber : Data Primer (diolah)
sales. Demikian pula sebaliknya, semakin
rendah gross profit margin, semakin kurang baik Dari tabel 1 dan tabel 2 di atas dapat
operasi perusahaan. diketahui laba kotor dan margin keuntungan
Berikut tabel Gross Profit Margin masing-masing produk. Jika dibandingkan
perusahaan yang dijadikan objek penelitian : margin keuntungan kedua produk tersebut,
produk impor menghasilkan margin keuntungan
Tabel 1. Perhitungan Gross Proft Margin antara 24,14% hingga 25,54% sedangkan produk
(GPM) Produk Lokal Toko lokal menghasilkan margin keuntungan antara
HayyakidZ Tegal Tahun 2016. 31,40% hingga 32,53%. Dapat disimpulkan
Margin bahwa analisis perbandingan Gross Profit
Periode Laba Kotor
Keuntungan Margin (GPM) penjualan produk lokal dan
Januari Rp 43.848.854 24,70% produk impor menunjukkan hasil bahwa margin
keuntungan produk lokal lebih tinggi
Februari Rp 50.598.465 24,30% dibandingkan produk impor dengan selisih
Maret Rp 56.830.906 24,15% presentasi sebesar 7-8%.
April Rp 68.531.967 24,31% Dengan selisih keuntungan tersebut dapat
dianalisis bahwa tingginya omset penjualan
Mei Rp 100.380.957 24,32% produk tidak selalu menghasilkan keuntungan
Juni Rp 153.068.322 25,18% yang tinggi pula. Faktor penyebabnya adalah
Juli Rp 46.824.181 25,54% produk impor memiliki harga pokok
Agustus Rp 32.011.930 24,48% penjualan yang tinggi dibandingkan produk
lokal.
September Rp 37.548.363 24,88%
Oktober Rp 40.795.992 24,51% Analisis Perbedaan Margin Keuntungan
November Rp 40.878.931 24,14% Produk Lokal dan Produk Impor
Desember Rp 43.620.994 24,85% 1. Uji Pra-Syarat Analisis Data
a. Uji Normalitas
Rp 714.939.862 Uji normalitas digunakan untuk
Sumber : Data Primer (diolah) menguji apakah suatu variabel normal
atau tidak. Normal disini dalam arti
Tabel 2. Perhitungan Gross Proft Margin mempunyai distribusi data yang
(GPM) Produk Impor Toko normal. Dalam penelitian ini
HayyakidZ Tegal Tahun 2017 menggunakan uji normalitas
Margin menggunakan teknik Saphiro Wilk
Periode Laba Kotor
Keuntungan karena jumlah data kurang dari 50.
Januari Rp 37.058.397 32,08%
Tabel 3. Uji Normalitas SPSS
Februari Rp 52.615.561 31,51% Shapiro-
Maret Rp 57.916.865 31,60% Produk Wilk
Sig.
April Rp 71.814.532 31,40%
Margin
Mei Rp 116.038.744 32,01% Produk Impor 0,200
Keuntungan
Juni Rp 144.203.628 32,53%
Produk Lokal 0,178
Juli Rp 29.814.872 32,23%
Agustus Rp 40.578.203 32,09% Sumber : Data diolah dengan SPSS
September Rp 39.437.430 31,58% Versi 22
Oktober Rp 46.176.158 31,51% Berdasarkan tabel 3 dari output
November Rp 46.448.191 31,46% tersebut diketahui nilai Sig. untuk
Desember Rp 50.613.350 32,94% produk impor sebesar 0,200 dan nilai
Sig. untuk produk lokal sebesar 0,178.
Rp 731.715.931

3
Sesuai kriteria keputusan nilai Sig. Equal
atau probabilitas > 0,05 maka dapat variances not ,000
disimpulkan bahwa untuk produk assumed
impor dan produk lokal terdistribusi
Sumber : Data diolah dengan SPSS Versi 22
normal.
b. Uji Homogenitas
Dari hasil perhitungan uji Independent
Uji homogenitas untuk
Sample T-Test yang disajikan pada tabel 5
mengetahui apakah variansi antara
menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed)
kelompok yang diuji berbeda atau
equal variances assumed sebesar 0,000 <
tidak. Dikatakan mempunyai nilai
0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa p
varian yang sama/ tidak berbeda
< 0,05, artinya terdapat perbedaan margin
(homogen) apabila taraf
keuntungan yang signifikan antara produk
signifikansinya yaitu ≥ 0,05 dan jika
lokal dan produk impor.
taraf signifikansinya yaitu < 0,05 maka
Berdasarkan hasil tersebut dapat
data disimpulkan tidak mempunyai
disimpulkan bahwa Ha diterima. Ha
nilai varian yang sama / berbeda (tidak
menyatakan terdapat perbedaan margin
homogen).
keuntungan yang signifikan antara
penjualan produk lokal dengan produk
Tabel 4. Uji Homogenitas SPSS
impor. Berdasarkan perbandingan Gross
Sig.
Profit Margin yang telah dilakukan,
Margin Based on Mean 0,724 perbedaan margin keuntungan antara
Keuntungan
Based on
0,904
produk lokal dan produk impor memang
Median cukup signifikan. Peralihan produk impor
Based on ke produk lokal dirasa sudah cukup tepat
Median and with 0,904 karena menghasilkan margin keuntungan
adjusted df
yang lebih tinggi. Keputusan penetapan
Based on margin keuntungan sebenarnya ada di
0,769
trimmed mean
tangan perusahaan. Namun perusahaan juga
Sumber : Data diolah dengan SPSS perlu menganalisis para pesaing di
Versi 22 sekitarnya dan harga jual pasaran produk
tersebut. Harga produk yang terlampau
Dari hasil perhitungan uji mahal dari harga pasaran akan berpengaruh
homogenitas nilai Sig. Based on Mean pada turunnya minat beli konsumen. Oleh
sebesar 0,724. Hal tersebut karena itu, perusahaan harus lebih
menunjukkan bahwa taraf signifikansi memperhatikan margin keuntungan yang
0,724 > 0,05 maka dapat disimpulkan dihasilkan dibandingkan omset penjualan
bahwa data berasal dari populasi yang yang mereka capai. Analisis dan penetapan
homogen. margin keuntungan yang baik akan
2. Uji Independent Sample T-Test berdampak pada keberlangsungan
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji perusahaan di masa mendatang.
homogenitas pada penelitian ini maka
dilanjutkan untuk melakukan uji perbedaan.
4. KESIMPULAN
Tabel 5. Uji Independent Sample T-Test Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang dilakukan oleh peneliti di
Sig. (2- Toko HayyakidZ Tegal, maka dapat
tailed) disimpulkan sebagai berikut :
1. Analisis perbandingan Gross Profit
Equal Margin (GPM) penjualan produk lokal
Margin
variances ,000 dan produk impor menunjukkan produk
Keuntungan
assumed impor menghasilkan margin keuntungan
antara 24,14% hingga 25,54%

4
sedangkan produk lokal menghasilkan
margin keuntungan antara 31,40%
hingga 32,53%. Dapat disimpulkan
bahwa margin keuntungan produk lokal
lebih tinggi dibandingkan produk impor
dengan selisih presentasi sebesar 7-8%.
2. Analisis uji Independent Sample T-Test
yang digunakan untuk menguji
perbedaan dua rata-rata menunjukkan
bahwa nilai Sig. (2-tailed) equal
variances assumed sebesar 0,000 < 0,05.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa p <
0,05, artinya terdapat perbedaan margin
keuntungan yang signifikan antara
produk lokal dan produk impor. Maka
sebagaimana dasar pengambilan
keputusan dalam uji Independent Sample
T-Test bahwa Ha diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan margin keuntungan
yang signifikan antara penjualan produk
lokal dengan produk impor.

5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Jakarta, CNBC Indonesia.
https://www.cnbcindonesia.co
m/news/20180906081827-4-
31943/kenaikan-pajak-barang
-impor-berlaku-12-september
-2018, diakses 12 september
2018
[2] Triswanto, Riyan. 2015. Determinan
Pertumbuhan Produksi
Industri Pakaian Jadi di
Indonesia. Skripsi. FE
Pembangunan, UNNES
Semarang.
[3] Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D. Alfabeta, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai