Anda di halaman 1dari 15

PEMBENTUKAN NILAI KARAKTER

DALAM PENCAK SILAT


Dosen Pengampu : Dr. Nur Rohmah Muktiani S.Pd., M.pd.

Disusun oleh :

Nama: Trias Gunantri

Kelas : PJKR B

NIM : 23060230171

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan puja syukur saya panjatkan pada kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya mampu menyelesaikan makalah yang mengenai “Pembentukan Nilai dan
Karakter Melalui Pencak Silat” yang menjadi tugas mata kuliah Teori Pencak Silat dengan lancar
tanpa kendala apapun.

Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada Ibu Dr. Nur Rohmah Muktiani S.Pd.,
M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Pencak silat yang telah memberikan bimbingan
serta arahan dalam jalannya proses perkuliahan.

Tugas ini disusun untuk menjelaskan tentang pencak silat yang tidak hanya sekedar teknik,
namun nilai-nilai yang terkandung dapat membentuk karakter yang kuat, serta menjadi cerminan
dari kearifan lokal yang amat kaya. Makalah ini juga bertujuan untuk menjelajahi peran penting
pembentukan nilai serta karakter dalam dunia Pencak Silat. Kita akan mengupas aspek-aspek
moral, etika, dan filosofi yang melekat pada seni beladiri ini, serta bagaimana pencak silat
membantu membentuk karakter yang tangguh dan penuh integritas.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana
pencak silat bukan hanya sekedar keterampilan fisik, namun juga suatu perjalanan spritual yang
menginspirasi.

Perlu diketahui bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis dengan senang hati menerima kritik serta saran dari prmbaca.

Yogyakarta, 27 Oktober 2023

Trias Gunantri

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 4
C. Tujuan ............................................................................................................................................ 5
BAB II ........................................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 6
1. Pengertian Pencak Silat ................................................................................................................... 6
2. Landasan Teori Pendidikan Karakter .............................................................................................. 6
3. Aspek-Aspek Pendidikan Karakter .................................................................................................. 7
A. Aspek Moralitas .......................................................................................................................... 7
B. Aspek Religiusitas....................................................................................................................... 8
C. Aspek Psikologi .......................................................................................................................... 8
4. Nilai-Nilai Luhur Dalam Pencak Silat ............................................................................................ 9
A. Aspek pengembangan mental spiritual ........................................................................................ 9
B. Aspek pengembangan seni budaya ............................................................................................ 10
C. Aspek pengembangan beladiri .................................................................................................. 10
D. Aspek pengembangan olahraga ................................................................................................. 10
5. Nilai Positif Dalam Pencak Silat ................................................................................................... 10
6. Pendidikan Karakter Melalui Pencak Silat .................................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 13
B. Saran ............................................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan karakter merupakan aspek krusial dalam perkembangan individu dan
masyarakat. Nilai-nilai moral, etika, serta integritas diri menjadi landasan yang kuat untuk
membangun manusia yang bertanggung jawab, berperilaku baik, dan mampu menjalani
kehidupan dengan penuh makna. Salah satu cara yang dapat menjadi wahana pendidikan
karakter yang efektif adalah melalui seni beladiri tradisional, dan dalam konteks Indonesia,
Pencak Silat telah menjadi contoh yang sangat relevan.

Pencak Silat, selain dikenal sebagai seni beladiri, juga mengandung nilai-nilai
budaya dan moral yang mendalam. Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi bagaimana
Pencak Silat dapat menjadi alat efektif untuk pendidikan nilai karakter. Dari segi sejarah,
hingga filosofi yang mendasarinya, kita akan menggali aspek-aspek khusus dalam Pencak
Silat yang membentuk karakter individu, memperkuat moralitas, serta mendorong etika
yang tinggi. Dalam konteks ini, makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan
antara praktik Pencak Silat dengan pembentukan karakter yang kokoh pada individu,
menyoroti peran yang dimainkan oleh nilai-nilai seperti disiplin, kesabaran, dan
pengendalian diri yang diajarkan dalam seni bela diri ini. Dengan memahami bagaimana
Pencak Silat dapat membentuk karakter, kita dapat menggali nilai-nilai yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk pengembangan pribadi yang lebih baik.

Melalui pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara Pencak Silat dan
nilai karakter, diharapkan kita dapat merangkul kebijakan pendidikan yang lebih holistik,
dengan memanfaatkan warisan budaya kita sebagai sumber inspirasi yang tak ternilai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pencak silat?
2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
3. Apa saja aspek-aspek dalam pendidikan karakter?

4
4. Apa saja nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pencak silat?
5. Bagaimana pencak silat membangun sebuah karekter individu yang positif?

C. Tujuan
1. Menjelaskan kepada pembaca mengenai apa itu pencak silat.
2. Menjelaskan tentang teori dan aspek-aspek yang terkandung dalam pendidikan
karakter.
3. Mengetahui nilai-nilai luhur dalam pencak silat
4. Mengetahui nilai-nilai positif dalam pencak silat
5. Memberikan pandangan yang lebih terhadap pembaca mengenai bagaimana pencak
silat dalam membetuk karakter

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pencak Silat


Pencak silat merupakan seni beladiri tradisional khas Bangsa Indonesia. Pencak
silat masuk dalam kategori kebudayaan Indonesia terus mengalami perkembangan
seiring perkembangan masyarakat. Saat ini, pencak silat tidak hanya berkembang di
dalam negeri, namun juga terus mendunia.
Kata penak silat berasal dari dua suku kata yaitu kata pencak dan silat. Kata pencak
memiliki makna gerakan dasar dalam beladiri yang terkait dengan peraturan.
Sedangkan kata silat mempunyai arti gerak beladiri yang sempurna yang bersumber
sedari kerohanian yang suci, murni, guna menjaga keselamatan diri ataupun menjaga
keselamatan sesama. Seni bela diri ini meliputi beragam gerakan, termasuk serangan,
pertahanan, jurus, dan teknik bertarung, sering kali menggabungkan unsur-unsur fisik,
spiritual, dan budaya. Selain sebagai keterampilan pertahanan diri, pencak silat juga
mencakup aspek filosofis, nilai-nilai tradisional, dan warisan budaya yang kaya. Variasi
gaya dan aliran pencak silat pun beragam di setiap daerah, dan seni bela diri ini
diwariskan melalui generasi untuk mempertahankan identitas dan keberagaman
kultural masyarakatnya.

2. Landasan Teori Pendidikan Karakter


Istilah karakter mulai digunakan secara khusus dalam konteks pendidikan pada
akhir abad ke 18. Istilah karakter mengacu pada pendekatan idealis yang dikenal juga
dengan teori pendidikan normatif. Kata karakter berasal dari kata Yunani yaitu
charassein yang memiliki makna to engrove atau mengukir. Menurut Sofyan, 2020
(dalam Najili, H., Juhana, H., Hasanah, A., & Arifin, B. S 2022 : 2099) bahwa dalam
membentuk karakter diibaratkan seperti mengukir di atas batu permata atau permukaan
besi yang keras. Sedangkan secara harfiah, kata karakter berasal dari kata latin

6
“character” yang bermakna watak, sifat-sifat dalam kejiwaan , tabiat, budi pekerti,
kepribadian, serta akhlak.
Maka dapat disimpulkan bahwa makna daripada pendidikan karakter adalah proses
pendidikan yang berfokus pada pengembangan nilai-nilai, sikap, moral yang positif
dalam individu. Hal ini bertujuan untuk membangun karakter yang baik, etika yang
santun, serta moralitas yang seimbang dalam kehidupan sehari-hari. Pada intinya,
pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas
secara akademis, namun juga memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, memiliki
kesadaran akan nilai-nilai moral, dan mampu berkontribusi untuk pembangunan negara
melalui kualitas generasi yang unggul.

3. Aspek-Aspek Pendidikan Karakter


Aspek-aspek dalam pendidikan karakter adalah hal-hal yang mengacu pada
berbagai elemen yang penting untuk membentuk dan mengembangkan sifat-sifat
positif, nilai-nilai, serta perilaku baik pada individu. Beberapa aspek utama dalam
pendidikan karakter meliputi:

A. Aspek Moralitas
Al-Ghazali 1994; 31 (dalam Maemonah, M 2012: 36) mendefinisikan akhlak
sebagai suatu perangai (watak/tabi’at) yang menetap dalam jiwa seseorang dan
merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya secara
mudah dan ringan tanpa dipikirkan atau direncanakan sebelumnya (alGhazali,
1994; 31)
Kata moral dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
• Moral dalam kesusilaan, artinya segala hal yang berkaitan dengan tuntutan
untuk berkelakuan baik, serta tuntutan untuk meninggalkan hal-hal yang
buruk.
• Moral sebagai aturan, bahwasanya ketentuan yang digunakan oleh
masyarakat untuk menilai suatu tindakan, apakah tindakan tersebut mulia
ataupun sebaliknya.

7
• Moral sebagai gejala kejiwaan, artinya bahwa tindakan yang dilakukan
suatu individu berasal dari moral yang tumbuh dalam jiwanya. Contohnya
yaitu: etika sopan dan santun, jujur, berani, tegas,sabar, dan sebagainya.

B. Aspek Religiusitas
Aspek religiusitas dalam pendidikan karakter berkaitan dengan
pengembangan nilai-nilai dan keyakinan berdasarkan prinsip-prinsip agama atau
spiritualitas dalam proses pendidikan. Ini melibatkan pemahaman, penghormatan,
dan penerapan ajaran agama dalam membentuk karakter individu.
Selain sebagai kontributor bagi rumusan parameter karakter yang baik, agama
juga menjadi fondasi dari katakter baik yang diajarkan didalamnya. Dalam sudut
pandang keagamaan, pendidikan terkait dengan nilai Ketuhanan. Oleh karena itu,
pendidikan adalah kombinasi dari kegamaan dan kebudayaan. Sedangkan, agama
mendorong pembangunan karakter positif dalam diri manusia melalui ketaaan
terhadap Tuhan dan agama yang dianut nya.

C. Aspek Psikologi
Aspek psikologi adalah aspek yang sangat penting dalam pembentukan
karakter. Melihat, memahami, serta memproyeksikan suatu karakter tanpa melihat
dari sisi kejiwaan adalah sia-sia. Karena kejiwaan adalah fondasi dari karakter
suatu individu manusia. Menurut Lickona 1991 : 336 (dalam Maemonah, M 2012
: 40), aspek-aspek emosional daalam proses perumusan dan pengembangan
pendidikan karakter adalah sebagai berikut : (1) consciousness atau kesadaran, (2)
self esteem atau rasa percaya diri, (3) empathy atau rasa peduli terhadap sesama,
(4) self control, atau jaga diri, dan (6) humility, atau keterbukaan.
Aspek-aspek yang disebutkan di atas tentu saja tidak bisa mengilustrasikan
seluruh dimensi psikologis manusia. Namun yang lebih utama justru menafsirkan
bahwa pemaknaan atas dimensi psikologis lebih mendalam. Hal yang berkaitan,
misalnya proses pembelajaran pendidikan karakter lebih kompleks dibandingkan
mengajar matematika atau menulis dan membaca. Pembelajaran pendidikan
karakter terkait dengan dimensi-dimensi tumbuh kembang psikologis manusia.

8
Dapat disimpulkan bahwa aspek psikkologi dan prinsip-prinsip dalam psikologi
tidak dapat diabaikan entah dari sisi konsep maupun materi dalam pendidikan
karakter.

4. Nilai-Nilai Luhur Dalam Pencak Silat


Terdapat empat aspek nilai luhur dalam pencak silat yang di rangkai dalam satu
kesatuan, diantaranya yaitu : aspek seni dan gerak, aspek spiritual, aspek beladiri, dan
aspek olahraga. Dalam empat aspek diatas, terkandung makna didalamnya, yaitu
gerakan seni, pengendalian diri, dan sportifitas. Pembetukan moral bangsa dapat
ditingkatkan dengan pengamalan terhadap aspek-aspek yang terdapat pada nilai luhur
pencak silat. Berikut adalah nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pencak silat antara
lain:
A. Aspek pengembangan mental spiritual
Selain mengembangkan fisik, pencak silat juga mengembangkan
kepribadian karakter positif seseorang. Para pendekar pencak silat pada zaman
dahulu melakukan meditasi atau biasa disebut bertapa atau semedi demi
menaikkan tingkatan ilmunya. Pada zaman ini, pengembangan aspek spiritual
dalam pencak silat yang harus diajarkan adalah aspek mental, yaitu sebagai
berikut :
• Bertaqwa kepada Tuhan YME serta berbudi pekerti luhur. Yang berarti
bahwa seorang pesilat harus mematuhi serta menunaikan perintah
Tuhan serta menjauhi larangan-Nya. Serta menunjukkan sifat budi
pekerti yang baik terhadap sesama manusia dan segala yang diciptakan
Tuhan.
• Percaya diri, tenggang rasa, serta disiplin, yang artinya seorang pesilat
harus optimis dan berani dalam hal kebaikan, tidak bertindak sewena-
wena, serta patuh terhadap norma-norma yang berlaku.
• Persaudaraan, pengendalian diri, dan tanggung jawab yang artinya
seorang pesilat harus memiliki jiwa soidaritas yang tinggi, rasa
kemanusiaan, serta dapat mengendalikan nafsu dengan logika. Serta
bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

9
B. Aspek pengembangan seni budaya
Pencak Silat tidak hanya merupakan seni bela diri, tetapi juga sebuah
warisan budaya yang kaya. Melalui latihan dan pertunjukan, pencak silat
memelihara serta mengembangkan aspek budaya seperti seni musik, tari,
kostum tradisional, bahasa, dan filosofi yang terkait dengan nilai-nilai lokal.
Hal ini memungkinkan penghormatan terhadap warisan budaya, sejarah, dan
identitas suatu komunitas, sementara juga menjadi sarana untuk mewariskan
tradisi budaya dari generasi ke generasi.
C. Aspek pengembangan beladiri
Pengembangan aspek beladiri artinya yaitu seorang pesilat harus bisa
menggunakan gerakan serangan ataupun bertahan dengan se-efektif mungkin
serta efisien. Aspek pengembangan beladiri dalam pencak silat melibatkan
beragam elemen. Ini termasuk latihan fisik untuk meningkatkan kekuatan,
ketangkasan, dan kelincahan; teknik-teknik beladiri yang mencakup pukulan,
tendangan, kuncian, dan penggunaan senjata; serta pengembangan strategi
pertempuran yang melibatkan pengertian akan ruang, waktu, dan reaksi
terhadap lawan. Selain itu, fokus pada aspek mental seperti konsentrasi,
kesabaran, kontrol emosi, dan reaksi cepat juga merupakan bagian penting
dalam pengembangan beladiri di dalam pencak silat.
D. Aspek pengembangan olahraga
Pengembangan olahraga dalam pencak silat mencakup beragam hal. Selain
latihan fisik yang intens untuk meningkatkan kebugaran, kekuatan, dan
ketahanan, pencak silat juga melibatkan aspek kompetisi yang menuntut
strategi, kecepatan reaksi, dan kecerdasan taktis. Olahraga pencak silat juga
mempromosikan kompetisi yang fair, etika, serta rasa sportivitas di antara para
praktisinya. Selain itu, untuk mengembangkan pencak silat sebagai olahraga,
terdapat aturan resmi, pertandingan di berbagai level kompetisi, serta organisasi
yang mengelola dan mengatur pertandingan.

5. Nilai Positif Dalam Pencak Silat

10
• Rasa cinta dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME
• Rasa cinta tanah air dan bangsa
• Kesehatan dan kebugaran jasmani dan rohani
• Membangkitkan rasa percaya diri
• Melatih kekuatan mental
• Meningkatkan kewaspadaan diri yang tinggi
• Membina jiwa sportifitas dan kesatria
• Melatih disiplin dan keuletan
• Kerendahan hati
• Kebijaksanaan
• Ketenangan hati

Nilai-nilai ini tidak hanya menjadi bagian integral dari latihan fisik, tetapi juga
menjadi pondasi bagi perkembangan karakter yang utuh dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka memainkan peran penting dalam membentuk individu yang tidak hanya mahir
dalam bela diri, tetapi juga memiliki karakter yang mulia.

6. Pendidikan Karakter Melalui Pencak Silat


Dalam konsep “Pendidikan Holistik Berbasis Karakter” tercantum dalam 9 pilar
karakter untuk pemuda Higher Order Thingking Skills (Megawangi,2004 dalam
Mufarriq, M.U. 2021 :46) , yaitu :
a. Cinta kepada Tuhan YME dan segala ciptaan-Nya
b. Kemandirian dan tanggung jawab
c. Kejujuran/ amanah dan bijaksana
d. Hormat dan santun
e. Dermawan, suka menolong, dan gotong royong
f. Percaya diri, kreatif, dan kerja keras
g. Kepemimpinan dan keadilan
h. Baik dan rendah hati
i. Toleransi kedamaian dan kesatuan

11
Tujuan daripada konsep tersebut ialah untuk mengembangkan semua dimensi
pemuda tidak hanya pada aspek akademik semata, namun juga fisik,emosional,
spiritual,pemikiran yang kreatif dan aspek-aspek majemuk, holistik, dan seimbang.
Dapat disimpulkan bahwa unsur persaudaraan, beladiri, seni, mental dan spiritual,
serta olahraga bersatu menjadi satu kesatuan membentuk hakikat dari pencak silat.
Serta nilai-nilai yang diajarkan dalam pencak silat selaras dengan aspek-aspek karakter
yang positif dalam kepribadian seseorang.
Serta dengan menyatukan aspek fisik, mental, dan spiritual, pencak silat
membentuk karakter dengan cara memperkuat nilai-nilai yang esensial untuk
kehidupan sehari-hari. Contoh yang relevan adalah pencak silat sering kali diakar pada
nilai-nilai kehormatan, menjunjung tinggi etika, serta menghormati pelatih, lawan,
atau lawan latihan, mengajarkan pentingnya nilai-nilai moral dalam praktik bela diri.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencak silat telah membuktikan diri sebagai alat yang efektif dalam pendidikan
karakter. Melalui latihan yang melibatkan aspek fisik, mental, dan spiritual, seni bela diri
ini telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk karakter individu.
Pendidikan karakter dalam pencak silat menekankan pentingnya nilai-nilai seperti disiplin,
kontrol diri, keberanian, kerjasama, dan nilai-nilai etika. Disiplin dalam menjalani latihan,
pengendalian diri dalam situasi yang menantang, dan keberanian dalam menghadapi
rintangan, semuanya merupakan aspek kunci dalam pembentukan karakter positif.

Selain itu, pencak silat juga memperkaya individu dengan nilai-nilai kehormatan, rasa
tanggung jawab, serta penekanan pada kerjasama dan tim. Latihan yang konsisten juga
mengajarkan individu untuk menghargai proses, memupuk ketekunan, serta menanamkan
rasa kepercayaan diri. Seluruh aspek ini memberikan kontribusi yang kuat dalam
mendukung pendidikan karakter yang holistik, menghasilkan individu yang bukan hanya
memiliki keterampilan bela diri yang baik, tetapi juga memperlihatkan karakter yang kuat,
baik, dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan
karakter dalam pencak silat bukan hanya tentang bela diri, tetapi juga tentang membentuk
individu yang bermartabat dan bermanfaat bagi masyarakat.

B. Saran
Dalam konteks pendidikan karakter melalui pencak silat, penting untuk diingat bahwa
pengembangan karakter tidak hanya melalui teknik dan keterampilan fisik, tetapi juga
melibatkan nilai-nilai moral dan etika yang tercermin dalam setiap gerakan. Melalui
penggabungan nilai-nilai seperti disiplin, kejujuran, kerja keras, dan rasa hormat, pencak
silat tidak hanya menjadi sekadar seni bela diri, tetapi juga menjadi wadah untuk
membentuk individu yang memiliki karakter kokoh. Pencak silat, dengan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya, mampu membentuk generasi yang tangguh secara fisik dan jiwa,
serta mendorong pertumbuhan karakter yang kuat dan berbudi luhur dalam masyarakat.

13
Dengan demikian, melalui pendidikan karakter melalui pencak silat, diharapkan dapat
tercipta generasi penerus yang tidak hanya mahir dalam melindungi diri, tetapi juga
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kholis, M. N. (2016). Aplikasi nilai-nilai luhur pencak silat sarana membentuk moralitas bangsa.
Jurnal Sportif, Vol. 2, No 2., Hal 79-82.
Maemonah, M. (2012). Aspek-Aspek dalam Pendidikan Karakter. Edukasia Islamika, Vol. 10, No.
1, Hal. 36-40.
Mufarriq, M. U. (2021). Membentuk Karakter Pemuda Melalui Pencak Silat. Khazanah
Pendidikan Islam, Vol. 3, No 1., Hal.45.
Najili, H., Juhana, H., Hasanah, A., & Arifin, B. S. (2022). Landasan Teori Pendidikan Karakter.
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Vol. 5 (7), Hal. 2099.

15

Anda mungkin juga menyukai