Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
“Pendidikan Karakter”. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan yang terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini sesuai ketentuan yang ada.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini untuk dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok
iii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era sekarang kita mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat. Salah satu buktinya adalah adanya penemuan internet yang mempengaruhi
dalam berbagai aspek seperti kegiatan ekonomi, kegiatan pendidikan, penyebaran informasi,
dan lain – lain. Banyak kegiatan – kegiatan yang telah dipermudah dengan adanya internet
sehingga teknologi telah mempermudah kehidupan manusia. Hal ini menjadi salah satu
bukti bahwa manusia adalah makhluk yang sangat istimewa dibandingkan dengan makhluk –
makhluk hidup lainnya. Meskipun menjadi makhluk yang istimewa karena dianugerahi
kemampuan berpikir sehingga maju dalam IPTEK, apakah manusia pada era sekarang maju
dalam hal berkarakter ?.
Bercermin pada peristiwa masa lalu yang diwarnai dengan beberapa peristiwa perang
seperti Perang Dunia I dan Perang Dunia II yang menimbulkan banyak korban jiwa dan
disintegrasi masyarakat dunia. Pada peristiwa perang, terdapat banyak tindakan yang
dilakukan tanpa dilandasi nilai moral seperti penjatuhan bom atom yang dijatuhkaqn oleh
pihak sekutu kepada pihak Jepang di kota Hiroshima dan Nagasaki yang memakan banyak
korban jiwa. Peristiwa penjatuhan bom atom merupakan bukti bahwa manusia telah maju
dalam IPTEK tanpa melibatkan nilai karakter. Perihal persoalan karakter, bagaimana karakter
di Indonesia ?.
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman suku, ras, agama, dan
kebudayaan. Hal ini membuat Indonesia rentan terjadinya disintegrasi jika tidak
ditanamkan salah satu nilai karakter yaitu toleransi. Berdasarkan hal ini, pendidikan
karakter diperlukan untuk menjaga integraasi bangsa. Selain itu, ada banyak alasan mengapa
pendidikan karkter merupakan hal penting yang harus diimplementasikan. Pada Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 perihal tujuan pendidikan menyatakan bahwa pendidikan
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan tujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal membuat pendidikan
karakter merupakan sesuatu yang wajib dilaksanakan selain pendidikan dalam hal
penanaman IPTEK.
2
Meskipun menjadi hal yang urgen, pendidikan karakter tidak sepenuhnya terlaksana. Hal
ini dibuktikan dengan masih banyaknya kasus–kasus penyimpangan seperti kasus kekerasan,
tindakan intoleran yang mengarah pada disintegrasi, merajalelanya korupsi, dan kasus–
kasus penyimpangan lainnya sehingga pendidikan karakter tidak sepenuhnya terlaksana
sesuai harapan yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003. Hal ini
menimbulkan pertanyaan yaitu nilai–nilai karakter apa yang harus ditanamkan untuk
mengurangi terjadinya lebih banyak kasus penyimpangan dan bagaimana strateginya ?.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjawab permasalahan yang terdapat pada latar
belakang dan memaparkannya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Karakter
Istilah Karakter pada awalnya berasal dari bahasa Yunani yaitu charassein yang artinya
mengukir sehingga karakter seolah – olah menjadi hasil sebuah ukiran dari nilai.
Pengertian karakter menurut Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas, 2010) yaitu
“watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebajikan (virtues) yang diyakininya dan digunakannya sebagai landasan untuk cara
pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan
norma seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat kepada orang lain, dan
sebagainya. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan
karakter bangsa“. Dan juga, Pengertian karakter menurut Hasanah yang dikutip oleh
Raharjo (2010 : 230) adalah
standar – standar batin yang terimplementasi dalam bentuk kualitas diri. Nilai
Di
Indonesia, nilai – nilai dalam pendidikan karakter dikembangkan berdasarkan dari berbagai
sumber yaitu agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional (Hasan, 2012 :
85). Landasan pertama yaitu agama, Indonesia memiliki masyarakat yang beragama. Hal
ini bisa diketahui melalui banyaknya rumah ibadah seperti masjid, gereja, kelenteng, pura,
dan lain – lain selain itu kolom agama pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai beukti
bahwa agama adalah sesuatu yang harus dianut di Indonesia. Hal ini karena
ajaran agama menjadi landasan bagi individu, masyarakat, dan bangsa dalam
5
dengan ajaran agama yang dianut sehingga nilai – nilai pendidikan karakter
bangsa harus didasarkan pada nilai – nilai dan kaidah yang berdasarkan agama.
Landasan kedua yaitu nilai – nilai Pancasila, prinsip kehidupan kebangsaan dan
dipaparkan dalam pasal – pasal yang terdapat pada UUD 1945. Jadi, nilai –
ekonomi, kehidupan politik, hukum, sosial dan budaya yang terkandung dalam
pasal – pasal UUD 1945. Oleh karena itu masyarakat dalam berkehidupan harus
sesuai dengan nilai – nilai Pancasila. Landasan ketiga yaitu nilai – nilai budaya,
landasan dalam menilai atau memberi makna terhadap suatu konsep dan arti
akan budaya menjadi hal yang penting dalam bersikap. Dengan wawasan
budaya yang luas disertai dengan pemaknaan yang dalam, seseorang dapat
dipenuhi oleh warga. Nilai karakter yang terdapat pada tujuan pendidikan
nasional telah disesuaikan dengan nilai agama, Pancasila, dan budaya sehingga
ketahui apa itu pendidikan dan ap aitu karakter. Secara umum, pendidikan
adalah proses mendidik dengan tujuan untuk menanamkan nilai – nilai yang
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
watak, tabiat dan akhlak secara aktif dengan menanamkan kebajikan pada
peserta didik agar mendasari peserta didik dalam cara bersikap. Menurut Rizki
Afandi (2011 : 88) Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan dengan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME) baik untuk diri sendiri, masyarakan
yang baik dan buruk merupakan sesuatu yang relatif artinya dalam
membedakan hal yang baik maupun tidak tergantung pada landasan mendasar
yang tertanam pada diri seseorang. Akan tetapi anak – anak masih belum
mereka . Hal ini sesuai dengan pendapat Bandhura bahwa menurut Bandura
yang dikutip oleh Kard.S lalu dikutip lagi oleh Fithri (2014 : 103) pada
mengingat tingkah laku orang lain. Untuk itu dalam mendidik anak dalam hal
karakter seorang pengajar seperti orang tua atau guru sebaikanya memberikan
karakter yang sesuai dengan landasan dasar Pancasila yang terkandung pada
diarahkan sesuai nilai dan prinsip UUD 1945 dengan tujuan untuk membentuk
pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan yang Maha Esa. Selain itu, tujuan dari pendidikan karakter
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
Nilai – nilai karakter tersebut merupakan tanggung jawab kita semua (guru,
orang tua, dan masyarakat) dalam menanam dan membentuk karakter pada
siswa.
secara sadar dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif agar peserta
didunia. Menurut Lickona dalam Sudrajat (2011 : 49) bahwa alasan pendidikan
karakter selalu diperlukan salah satunya adalah masih ada siswa yang tidak
dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat lain. Berdasarkan
pernyataan ini siswa bersifat pasif dalam membentuk karakter pada diri mereka
sehingga mereka memerlukan bimbingan dari orang yang lebih dewasa seperti
memaksimalkan peran orang tua dalam membentuk karakter anak. Hal ini
jawabnya adalah orang tua. Keterampilan dan karakter dipelajari oleh anak usia
Bagi Siswa Dengan Memaksimalkan Peran Orang Tua (2017) yang dilakukan pada
memaksimalkan peran orang tua dalam mendidik anaknya dalam hal karakter.
pembentukan karakter pada siswa yaitu mengangkat nilai – nilai karakter sebagai
bagian dari visi, misi, dan tujuan lembaga serta berusaha mewujudkannnya melalui
kegiatan yang nyata (1), membangun hubungan yang kuat dalam upaya penguatan
nilai – nilai karakter pada siswa (2), menyiapkan pendidik yang berjiwa pendidik
pendidikan karakter pada siswa (3), dan mengkondusikan sekolah yang dapat
sebagai hasil maksimalnya peran orang tua dalam mendidik karakter seperti siswa
terbiasa mengucap salam kepada sesama teman, guru, dan kepala sekolah, siswa
memiliki sikap toleransi dan menghargai perbedaan, siswa bersikap jujur, siswa
dengan memaksimalkan peran orang tua sebagai strategi dalam mendidik karakter
pada siswa memberikan pengaruh yang efektif dalam membentuk karakter pada
siswa.
Selain memaksimalkan peran orang tua dalam pendidikan karakter, strategi lain
karakter kedalam kurikulum. Menurut Hasan (2012 : 92) langkah – langkah dalam
Guru harus berinovasi dan kreatif dalam merancang model pembelajaran yang
bernilai karakter didalamnya. Hal ini ditekankan agar pembentukan karakter dapat
terjadi selama kegiatan pembelajaran.
disimpulkan bahwa perlu adanya usaha maksimal peran orang tua dan guru dalam
10
siswa, menurut Hamid (Hasan,2012 : 86) bahwa proses pengembangan nilai – nilai
budaya dan karakter bangsa dapat dilakukan melalui mata pelajaran, kegiatan
(Harta, 2019: 2016). Nilai – nilai karakter ini bisa saja tertanam asalkan guru dapat
merancang model pembelajaran yang dapat melibatkan aspek afektif pada siswa
Secara umum bahwa, sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lalu
yang mempengaruhi masa sekarang atau masa depan yang sebagian besar
peristiwa. Keberadaan tokoh atau masyarakat menjadi hal yang penting dalam
pendidikan karakter. Hal ini karena kita dapat meneladani perilaku tokoh atau
diteladani dari perjuangan tersebut adalah semangat dalam menjaga tanah air
mereka dari penjajah. Peristiwa – peristiwa sejarah yang telah tercatat dapat
menjadi bahan evaluasi untuk masa depan sehingga bukan hanya pengetahuan saja
yang disampaikan tetapi nilai – nilainya harus ditanamkan pada siswa untuk
model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang bukan hanya dapat
11
siswa dalam bersikap sehingga terdapat perkembangan pada siswa dalam bersikap
sumber dan media tepat untuk memenuhi tujuan pembelajaran. Menurut Kemp
dalam Susanto (2014 : 90) bahwa sumber dan media belajar harus disiapkan untuk
menganalisis sendiri kinerja individual. Sumber dan media belajar yang menarik
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang dilatar belakangi oleh motivasi yang
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang
yang dihadapinya. Jika sumber dan media dirancang menarik dan dilakasanakan
kegiatan belajar yang dapat memotivasi siswa, maka karakter yang dibentuk
masalah.
adalah model bukan hanya melatih dalam ranah kognitif dan psikomotorik tetapi
model ini ditekankan dapat melatih ranah afektif pada siswa. Salah satu model
pembelajaran yang disebutkan oleh Susanto (2014) yang dapat digunakan untuk
menanamkam nilai dan dipahami oleh siswa yaitu Model Bermain Peran (Role
Playing). Pada model ini, siswa memerankan tokoh – tokoh yang terlibat pada
12
peristiwa sejarah dalam bentuk sebuah drama. Menurut Susanto (2014:109) bahwa
tujuan dari model ini adalah siswa memahami nilai dan memahami konteks
peristiwa yang terjadi dalam sejarah. Penelitian tentang model Bermain Peran
(Role Playing) sebagai pendidikan karakter telah dilakukan oleh Kiromim Baroroh
Kerakyatan. Hasil dari penelitiannya yaitu terjadi peningkatan pada nilai kreatif,
nilai karakter pada peserta didik. Jika model ini diterapkan pada model
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
tabiat dan akhlak secara aktif dengan menanamkan kebajikan pada peserta
didik agar mendasari peserta didik dalam cara bersikap. Tujuan dari
karakter yang dibentuk yaitu (a) Taat pada keyakinan (agama) masing –
masing, (b) Memiliki jiwa nasionalis dan patriotis, (c) Memiliki sikap
sosial dan budaya, (d)Memiliki wawasan yang luas, dan (e) Memiliki jiwa
2. Terdapat dua strategi pendidikan karakter yang telah dijelaskan pada bab
Daftar Pustaka
pendidikan, 8(2).
Kemendiknas.
Eksakta, 1(1).
15
Karakter, 1(1).
Pendidikan), 2(2).
Article
Full-text available
May 2010
View
Article
Full-text available
Dec 2017
Yeni Wulandari
Muhammad Kristiawan
View
Data
Full-text available
Aug 2017
Heri Susanto
View
Article
Full-text available
Mar 2016
Rifki Afandi
View
Article
Full-text available
Jan 2012
View
Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Peserta Didik Melalui Penerapan Metode Role
Playing
Article
Jun 2012
Kiromim Baroroh
View
Implementasi pendidikan karakter di Era 4.0 melalui pendidikan jasmani dan olahraga di
Sekolah
May 2019
L I Harta
Harta, L. I. (2019, May). Implementasi pendidikan karakter di Era 4.0 melalui pendidikan
jasmani dan olahraga di Sekolah. In Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan dan
Sains (Vol. 1, No. 1).
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan
Penelitian dan Pengembangan
Jan 2011
T P Kemdiknas
Pengaruh motivasi belajar dan kegiatan belajar siswa terhadap kecakapan hidup siswa
Jan 201112-16
A Kiswoyowati
Kiswoyowati, A. (2011). Pengaruh motivasi belajar dan kegiatan belajar siswa terhadap
kecakapan hidup siswa. Portal Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, 2(1), 12-16.
Nilai-nilai dalam pendidikan karakter bangsa yang berasarkan Pancasila dan UUD 1945
Jan 2013
H Rachmah
Rachmah, H. (2013). Nilai-nilai dalam pendidikan karakter bangsa yang berasarkan Pancasila
dan UUD 1945. E-Journal WIDYA Non-Eksakta, 1(1).
Advertisement
Recommendations
Discover more
Project
Tugas Anotasi Buku Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan, dan Strategi Pembelajaran)
View project
Project
View project
Preprint
Full-text available
April 2021
Mukaffi Zulkifli
Abstraksi Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan dalam masyarakat untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap anak. Salah satu instrumen dalam
pelaksanaan pendidikan adalah kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran menggunakan
banyak mata pelajaran untuk mengembangkan peserta didik salah satunya adalah mata
pelajaran sejarah. Pembelajaran sejarah di Indonesia dijadikan sebagai ... [Show full abstract]
View full-text
Article
F Shoufika Hilyana
Siti Masfuah
Read more
Article
Read more
Article
Full-text available
ABSTRAK Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkah dari manusia,
pendidikan memiliki peranan dalam menciptakan manusia yang mempunyai kepribadian,
karakter, serta mempunyai budi pekerti yang baik. Permasalahan dalam dunia pendidikan saat
ini adalah hilangnya nilai pendidikan serta minimnya karakter nasionalisme siswa. Sejarah
mampu mewujudkan pendidikan yang humanis atau bahasa lain ... [Show full abstract]
View full-text