Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
“Pendidikan Karakter”. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan yang terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini sesuai ketentuan yang ada.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini untuk dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Palu, 24 juni 2021

Kelompok

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
C. Tujuan Makalah ...................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 4

A. Konsep Pendidikan Karakter .................................................................................. 4


1. Pengertian Karakter .......................................................................................... 4
2. Pengertian Pendidikan Karakter ....................................................................... 5
3. Tujuan Pendidikan Karakter ............................................................................. 7
4. Pentingnya Pendidikan dalam Membentuk Karakter ....................................... 8
B. Strategi dalam Pendidikan Karakter ....................................................................... 8
C. Pendidikan Sejarah Sebagai Pendidikan Karakter .................................................. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 13

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 13

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 14

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era sekarang kita mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat. Salah satu buktinya adalah adanya penemuan internet yang mempengaruhi
dalam berbagai aspek seperti kegiatan ekonomi, kegiatan pendidikan, penyebaran informasi,
dan lain – lain. Banyak kegiatan – kegiatan yang telah dipermudah dengan adanya internet
sehingga teknologi telah mempermudah kehidupan manusia. Hal ini menjadi salah satu
bukti bahwa manusia adalah makhluk yang sangat istimewa dibandingkan dengan makhluk –
makhluk hidup lainnya. Meskipun menjadi makhluk yang istimewa karena dianugerahi
kemampuan berpikir sehingga maju dalam IPTEK, apakah manusia pada era sekarang maju
dalam hal berkarakter ?.

Bercermin pada peristiwa masa lalu yang diwarnai dengan beberapa peristiwa perang
seperti Perang Dunia I dan Perang Dunia II yang menimbulkan banyak korban jiwa dan
disintegrasi masyarakat dunia. Pada peristiwa perang, terdapat banyak tindakan yang
dilakukan tanpa dilandasi nilai moral seperti penjatuhan bom atom yang dijatuhkaqn oleh
pihak sekutu kepada pihak Jepang di kota Hiroshima dan Nagasaki yang memakan banyak
korban jiwa. Peristiwa penjatuhan bom atom merupakan bukti bahwa manusia telah maju
dalam IPTEK tanpa melibatkan nilai karakter. Perihal persoalan karakter, bagaimana karakter
di Indonesia ?.

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman suku, ras, agama, dan
kebudayaan. Hal ini membuat Indonesia rentan terjadinya disintegrasi jika tidak
ditanamkan salah satu nilai karakter yaitu toleransi. Berdasarkan hal ini, pendidikan
karakter diperlukan untuk menjaga integraasi bangsa. Selain itu, ada banyak alasan mengapa
pendidikan karkter merupakan hal penting yang harus diimplementasikan. Pada Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 perihal tujuan pendidikan menyatakan bahwa pendidikan
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan tujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal membuat pendidikan
karakter merupakan sesuatu yang wajib dilaksanakan selain pendidikan dalam hal
penanaman IPTEK.

2
Meskipun menjadi hal yang urgen, pendidikan karakter tidak sepenuhnya terlaksana. Hal
ini dibuktikan dengan masih banyaknya kasus–kasus penyimpangan seperti kasus kekerasan,
tindakan intoleran yang mengarah pada disintegrasi, merajalelanya korupsi, dan kasus–
kasus penyimpangan lainnya sehingga pendidikan karakter tidak sepenuhnya terlaksana
sesuai harapan yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003. Hal ini
menimbulkan pertanyaan yaitu nilai–nilai karakter apa yang harus ditanamkan untuk
mengurangi terjadinya lebih banyak kasus penyimpangan dan bagaimana strateginya ?.

Dibutuhkan inovasi dalam mengatasi permasalahan tersebut salah satunya adalah


memanfaatkan pendidikan sejarah sebagai pendidikan karakter. Menurut Susanto (2014: 28)
pendidikan karakter menjadi relevan untuk setiap bidang studi tidak terkecuali pendidikan
sejarah. Sehingga bagaimana pendidikan sejarah dapat menjadi sebagai pendidikan karakter ?

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :

1. Bagaimana konsep pendidikan karakter ?

2. Bagaimana startegi dalam pendidikan karakter ?

3. Bagaimana peran pendidikan sejarah sebagai pendidikan karkater ?

C. Tujuan Makalah

Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjawab permasalahan yang terdapat pada latar
belakang dan memaparkannya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Karakter

1. Pengertian Karakter

Istilah Karakter pada awalnya berasal dari bahasa Yunani yaitu charassein yang artinya
mengukir sehingga karakter seolah – olah menjadi hasil sebuah ukiran dari nilai.
Pengertian karakter menurut Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas, 2010) yaitu
“watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebajikan (virtues) yang diyakininya dan digunakannya sebagai landasan untuk cara
pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan
norma seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat kepada orang lain, dan
sebagainya. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan
karakter bangsa“. Dan juga, Pengertian karakter menurut Hasanah yang dikutip oleh
Raharjo (2010 : 230) adalah

standar – standar batin yang terimplementasi dalam bentuk kualitas diri. Nilai

– nilai yang telah diinternalisasikan sebagai standar batin lalu

diimplementasikan dalam kehidupan sebagai kualitas diri.

Di
Indonesia, nilai – nilai dalam pendidikan karakter dikembangkan berdasarkan dari berbagai
sumber yaitu agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional (Hasan, 2012 :
85). Landasan pertama yaitu agama, Indonesia memiliki masyarakat yang beragama. Hal
ini bisa diketahui melalui banyaknya rumah ibadah seperti masjid, gereja, kelenteng, pura,
dan lain – lain selain itu kolom agama pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai beukti
bahwa agama adalah sesuatu yang harus dianut di Indonesia. Hal ini karena

ajaran agama menjadi landasan bagi individu, masyarakat, dan bangsa dalam

berkehidupan. Perilaku pada individu, masyarakat, dan bangsa harus sesuai

5
dengan ajaran agama yang dianut sehingga nilai – nilai pendidikan karakter

bangsa harus didasarkan pada nilai – nilai dan kaidah yang berdasarkan agama.

Landasan kedua yaitu nilai – nilai Pancasila, prinsip kehidupan kebangsaan dan

kenegaraan yang diterapkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

adalah Pancasila. Pancasila terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dan

dipaparkan dalam pasal – pasal yang terdapat pada UUD 1945. Jadi, nilai –

nilai pancasila telah mengatur kehidupan masyarakat dalam bernegara,

ekonomi, kehidupan politik, hukum, sosial dan budaya yang terkandung dalam

pasal – pasal UUD 1945. Oleh karena itu masyarakat dalam berkehidupan harus

sesuai dengan nilai – nilai Pancasila. Landasan ketiga yaitu nilai – nilai budaya,

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman budaya.

Masyarakat – masyarakat Indonesia menjadikan nilai – nilai budaya sebagai

landasan dalam menilai atau memberi makna terhadap suatu konsep dan arti

dalam komunikasi yang dilakukan oleh anggota pada masyarakat. Wawasan

akan budaya menjadi hal yang penting dalam bersikap. Dengan wawasan

budaya yang luas disertai dengan pemaknaan yang dalam, seseorang dapat

menjadi pribadi yang lebih terbuka terhadap masyarakat beserta

kebudayaannya. Landasan keempat yaitu tujuan pendidikan nasional. Tujuan

pendidikan nasional adalah standar kualitas dan kompetensi yang harus

dipenuhi oleh warga. Nilai karakter yang terdapat pada tujuan pendidikan

nasional telah disesuaikan dengan nilai agama, Pancasila, dan budaya sehingga

tujuan pendidikan nasional bisa menjadi landasan dalam pendidikan karakter.

membentuk karakter pada seseorang diperlukan usaha untuk

menginternalisasikan kebajikan yaitu melalui melaui pendidikan karakter.


2. Pengertian Pendidikan Karakter

Sebelum mengenal apa aitu pendidikan karakter, sebaiknya kita perlu

ketahui apa itu pendidikan dan ap aitu karakter. Secara umum, pendidikan

adalah proses mendidik dengan tujuan untuk menanamkan nilai – nilai yang

baik dan mengasah kemampuan atau keterampilan orang yang di didik.

Berlandaskan pada Undang – Undang Dasar nomor 20 Tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional pada bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa “ pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara”.

Jika pendidikan pengertiannya adalah usaha untuk mewujudkan proses

pembelajaran sedangkan karakter adalah watak, tabiat, dan akhlak yang

dibentuk dari hasil internalisasi. Maka pendidikan karakter adalah usaha

menciptakan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan

watak, tabiat dan akhlak secara aktif dengan menanamkan kebajikan pada

peserta didik agar mendasari peserta didik dalam cara bersikap. Menurut Rizki

Afandi (2011 : 88) Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan dengan

penanaman nilai-nilai sesuai dengan budaya bangsa dengan komponen aspek

pengetahuan (cognitive), sikap perasaan (affection felling), dan tindakan, baik

terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME) baik untuk diri sendiri, masyarakan

dan bangsanya. Dalam pendidikan karakter, diperlukan adanya tentang


pengetahuan dalam mengetahui hal – hal yang baik maupun tidak. Hal – hal

yang baik dan buruk merupakan sesuatu yang relatif artinya dalam

membedakan hal yang baik maupun tidak tergantung pada landasan mendasar

yang tertanam pada diri seseorang. Akan tetapi anak – anak masih belum

memiliki landasan dasar dalam bersikap, mereka cenderung meniru perbuatan

– perbuatan yang dilakukan oleh orang lain berdasarkan hasil pengamatan

mereka . Hal ini sesuai dengan pendapat Bandhura bahwa menurut Bandura

yang dikutip oleh Kard.S lalu dikutip lagi oleh Fithri (2014 : 103) pada

sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan

mengingat tingkah laku orang lain. Untuk itu dalam mendidik anak dalam hal

karakter seorang pengajar seperti orang tua atau guru sebaikanya memberikan

contoh baik kepada anak dalam berperilaku.

3. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan dari penerapan pendidikan karakter adalah pembentukan

karakter yang sesuai dengan landasan dasar Pancasila yang terkandung pada

UUD 1945. Menurut Rachmach (Rachmah, 2013) pendidikan karakter yang

diarahkan sesuai nilai dan prinsip UUD 1945 dengan tujuan untuk membentuk

bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,

bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa

kepada Tuhan yang Maha Esa. Selain itu, tujuan dari pendidikan karakter

adalah menanamkan dan menerapkan nilai - nilai karakter yang berdasarkan


18 (delapan belas) nilai karakter menurut kementerian pendidikan nasional

(Kemdiknas) yaitu : Religius, Jujur, toleransi,disiplin, kerja keras,kreatif,

mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,

peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Kemdiknas , 2011).

Nilai – nilai karakter tersebut merupakan tanggung jawab kita semua (guru,

orang tua, dan masyarakat) dalam menanam dan membentuk karakter pada

siswa.

Berdasarkan pernyataan diatas, karakter yang harus dibentuk melalui

pendidikan karakter yaitu menjadikan siswa :

a) Taat pada keyakinan (agama) masing – masing;

b) Memiliki jiwa nasionalis dan patriotis;

c) Memiliki sikap jujur, toleran, kreatif, bertanggung jawab, dan

adaptif pada perubahan sosial dan budaya;

d) Memiliki wawasan yang luas;

e) Memiliki jiwa yang peka terhadap lingkungan sekitar;

f) Memiliki sikap toleransi dan menjunjung tinggi persatuan.

4. Pentingnya Pendidikan dalam Membentuk Karakter

Pada pengertiannya pendidikan adalah tindakan yang disengaja atau

secara sadar dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif agar peserta

didik dapat mengasah kemampuannya, mendapatkan keterampilan baru, dan

menanamkan nilai karakter. Penanaman nilai karakter pada anak melalui


pendidikan harus dilakukan terus menerus selama adanya eksistensi manusia

didunia. Menurut Lickona dalam Sudrajat (2011 : 49) bahwa alasan pendidikan

karakter selalu diperlukan salah satunya adalah masih ada siswa yang tidak

dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat lain. Berdasarkan

pernyataan ini siswa bersifat pasif dalam membentuk karakter pada diri mereka

sehingga mereka memerlukan bimbingan dari orang yang lebih dewasa seperti

guru, orang tua, dan masyarakat.

B. Strategi dalam Pendidikan Karakter

Salah satu strategi dalam membentuk karakter anak adalah dengan

memaksimalkan peran orang tua dalam membentuk karakter anak. Hal ini

dilakukan karena keluarga merupakan kelompok sosial primer yang penanggung

jawabnya adalah orang tua. Keterampilan dan karakter dipelajari oleh anak usia

dini diajarkan oleh orang tua.

Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Wulandari dan Muhammad Kristiawan

dalam meneliti tentang Strategi Sekolah Dalam Penguatan Pendidikan Karakter

Bagi Siswa Dengan Memaksimalkan Peran Orang Tua (2017) yang dilakukan pada

SD Negeri 62 Palembang. Dalam penelitian ini pihak sekolah berupaya untuk

memaksimalkan peran orang tua dalam mendidik anaknya dalam hal karakter.

Strategi sekolah dalam menstimulasikan peran orang tua dalam memaksimalkan

pembentukan karakter pada siswa yaitu mengangkat nilai – nilai karakter sebagai

bagian dari visi, misi, dan tujuan lembaga serta berusaha mewujudkannnya melalui

kegiatan yang nyata (1), membangun hubungan yang kuat dalam upaya penguatan
nilai – nilai karakter pada siswa (2), menyiapkan pendidik yang berjiwa pendidik

sehingga mereka dapat mengutamakan tanggung jawab dalam kesuksesan

pendidikan karakter pada siswa (3), dan mengkondusikan sekolah yang dapat

mendukung pendidikan karakter (4). Berdasarkan hasil penelitian, dengan

memaksimalkan peran orang tua, terdapat perkembangan dalam perilaku siswa

sebagai hasil maksimalnya peran orang tua dalam mendidik karakter seperti siswa

terbiasa mengucap salam kepada sesama teman, guru, dan kepala sekolah, siswa

memiliki sikap toleransi dan menghargai perbedaan, siswa bersikap jujur, siswa

bersikap sopan, dan sebagainya. Berdasarkan penelitian membuktikan bahwa

dengan memaksimalkan peran orang tua sebagai strategi dalam mendidik karakter

pada siswa memberikan pengaruh yang efektif dalam membentuk karakter pada

siswa.

Selain memaksimalkan peran orang tua dalam pendidikan karakter, strategi lain

dalam membentuk karakter pada siswa adalah mengintegrasikan nilai pendidikan

karakter kedalam kurikulum. Menurut Hasan (2012 : 92) langkah – langkah dalam

mengintegrasikan nilai pendidikan karakter kedalam kurikulum yaitu :

1. Memasukkan nilai terpilih dari pendidikan karakter keterampilan kedalam

silabus pelajaran IPS dan sejarah;

2. Memasukkan nilai pendidikan karakter dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru sejarah;

3. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP dengan memperhatikan proses

pembelajaran untuk penguasan keterampilan dan internalisasi nilai;

4. Melaksanakan penilaian hasil belajar.

Guru harus berinovasi dan kreatif dalam merancang model pembelajaran yang

bernilai karakter didalamnya. Hal ini ditekankan agar pembentukan karakter dapat
terjadi selama kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pembahasan tentang strategi pendidikan karakter dapat

disimpulkan bahwa perlu adanya usaha maksimal peran orang tua dan guru dalam

10

melaksanakan pendidikan karakter sehingga terjadi penanaman dan peningkatan

nilai karakter pada siswa.

C. Pendidikan Sejarah Sebagai Pendidikan Karakter

Pada dasarnya setiap kegiatan pembelajaran dapat membentuk karakter pada

siswa, menurut Hamid (Hasan,2012 : 86) bahwa proses pengembangan nilai – nilai

budaya dan karakter bangsa dapat dilakukan melalui mata pelajaran, kegiatan

kurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Contohnya pembelajaran pendidikan

jasmani dan olahraga dapat membentuk karakteristik compassion (rasa terharu),

fairness (berkeadillan), sport-personship (sikap sportif), dan Integrity (integritas)

(Harta, 2019: 2016). Nilai – nilai karakter ini bisa saja tertanam asalkan guru dapat

merancang model pembelajaran yang dapat melibatkan aspek afektif pada siswa

dalam pembelajaran. Bagaimana dengan pendidikan sejarah ?

Secara umum bahwa, sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lalu

yang mempengaruhi masa sekarang atau masa depan yang sebagian besar

peristiwa melibatkan tokoh dan masyarakat sebagai penggerak dalam suatu

peristiwa. Keberadaan tokoh atau masyarakat menjadi hal yang penting dalam

pendidikan karakter. Hal ini karena kita dapat meneladani perilaku tokoh atau

masyarakat yang pernah terlibat dalam suatu peristiwa dalam membentuk

karakter. Contohnya meneladani tokoh pejuang dalam perjuangan menghadapi


bangsa Barat dalam Perang Diponegoro. Nilai – nilai karakter yang dapat

diteladani dari perjuangan tersebut adalah semangat dalam menjaga tanah air

mereka dari penjajah. Peristiwa – peristiwa sejarah yang telah tercatat dapat

menjadi bahan evaluasi untuk masa depan sehingga bukan hanya pengetahuan saja

yang disampaikan tetapi nilai – nilainya harus ditanamkan pada siswa untuk

diterapkan dalam hidup mereka.

Untuk menanamkan nilai karakter melalui pendidikan sejarah, diperlukan

model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang bukan hanya dapat

menambah pengetahuan dan keterampilan tetapi dapat menstimulasikan keaktifan

11

siswa dalam bersikap sehingga terdapat perkembangan pada siswa dalam bersikap

/ berkarakter yang sesuai dengan karakter bangsa. Guru harus menggunakan

sumber dan media tepat untuk memenuhi tujuan pembelajaran. Menurut Kemp

dalam Susanto (2014 : 90) bahwa sumber dan media belajar harus disiapkan untuk

memenuhi tujuan belajar antara lain ; memotivasi siswa, melibatkan siswa,

menjelaskan dan menggambarkan isi subjek, dan memberikan kesempatan

menganalisis sendiri kinerja individual. Sumber dan media belajar yang menarik

dapat memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara antusias.

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang dilatar belakangi oleh motivasi yang

kuat dapat mencapai tujuan pembelajaran yangtg diharapkan. Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dan adanya arahan dalam

kegiatan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki (Kiswoyowati,

2011 : 123). Menurut Kiswoyowati (2011) motivasi belajar pada siswa


menimbulkan ciri – ciri pada siswa dalam kegiatan belajar yaitu siswa tersebut

tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, lebih mandiri, dapat

mempertahankan pendapatnya, senang dan dapat memecahkan permasalahan

yang dihadapinya. Jika sumber dan media dirancang menarik dan dilakasanakan

kegiatan belajar yang dapat memotivasi siswa, maka karakter yang dibentuk

selama kegiatan pembelajaran adalah tekun dan ulet dalam melaksanakan

tanggung jawab, mandiri, berani bertanggung jawab, tulus dalam

mempertahankan sesuatu yang menurut mereka penting, dan bisa memecahkan

masalah.

Model pembelajaran sejarah yang digunakan dalam pembentukan karakter

adalah model bukan hanya melatih dalam ranah kognitif dan psikomotorik tetapi

model ini ditekankan dapat melatih ranah afektif pada siswa. Salah satu model

pembelajaran yang disebutkan oleh Susanto (2014) yang dapat digunakan untuk

menanamkam nilai dan dipahami oleh siswa yaitu Model Bermain Peran (Role

Playing). Pada model ini, siswa memerankan tokoh – tokoh yang terlibat pada

12

peristiwa sejarah dalam bentuk sebuah drama. Menurut Susanto (2014:109) bahwa

tujuan dari model ini adalah siswa memahami nilai dan memahami konteks

peristiwa yang terjadi dalam sejarah. Penelitian tentang model Bermain Peran

(Role Playing) sebagai pendidikan karakter telah dilakukan oleh Kiromim Baroroh

(2011) terhadap mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ekonomi – Universitas Negeri Yogyakarta pada mata kuliah Ekonomi

Kerakyatan. Hasil dari penelitiannya yaitu terjadi peningkatan pada nilai kreatif,

kemampuan berkomunikasi, disiplin, dan kerja keras. Penelitian ini membuktikan


bahwa model Bermain Peran (Role Playing) dapat menigkatkan atau menanamkan

nilai karakter pada peserta didik. Jika model ini diterapkan pada model

pembelajaran sejarah diharapkan dapat menjadikan siswa berkarakter bangsa.

13

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas pada bab

sebelumnya, maka disimpulkan :

1. Pengertian karakter adalah watak atau perilaku yang diimplementasikan

berlandaskan pada nilai – nilai yang telah tertanam sedangkan pengertian

pendidikan karakter yaitu pendidikan karakter adalah usaha menciptakan

proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan watak,

tabiat dan akhlak secara aktif dengan menanamkan kebajikan pada peserta

didik agar mendasari peserta didik dalam cara bersikap. Tujuan dari

pendidikan karakter adalah adalah pembentukan karakter yang sesuai

dengan landasan dasar Pancasila yang terkandung pada UUD 1945 .

karakter yang dibentuk yaitu (a) Taat pada keyakinan (agama) masing –

masing, (b) Memiliki jiwa nasionalis dan patriotis, (c) Memiliki sikap

jujur, toleran, kreatif, bertanggung jawab, dan adaptif terhadap perubahan

sosial dan budaya, (d)Memiliki wawasan yang luas, dan (e) Memiliki jiwa

yang peka terhadap lingkungan sekitar.

2. Terdapat dua strategi pendidikan karakter yang telah dijelaskan pada bab

sebelummnya yaitu dengan memaksimalkan peran orang tua pada peserta

didik dan mengintegrasikan nilai karakter dengan kurikulum.

3. Pendidikan sejarah bisa dijadikan sebagai pendidikan karakter. Model

pembelajaran yang diperlukan untuk mewujudkan hal ini adalah model

yang menekankan pada aspek afektif. Contoh modelnya yaitu model

Bermain Peran (Role Playing).


14

Daftar Pustaka

Afandi, R. (2011). Integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS di

sekolah dasar. PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 1(1), 85-98.

Baroroh, K. (2011). Upaya meningkatkan nilai-nilai karakter peserta didik

melalui penerapan metode role playing. Jurnal Ekonomi dan

pendidikan, 8(2).

Fithri, Rizma. (2014). BUKU PERKULIAHAN PSIKOLOGI BELAJAR. UIN

SUNAN AMPEL, SURABAYA.

Harta, L. I. (2019, May). Implementasi pendidikan karakter di Era 4.0 melalui

pendidikan jasmani dan olahraga di Sekolah. In Prosiding Seminar

Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains (Vol. 1, No. 1).

Hasan, S. H. (2012). Pendidikan sejarah untuk memperkuat pendidikan

karakter. Paramita: Historical Studies Journal, 22(1).

Heri, S. (2014). Seputar Pembelajaran Sejarah; Isu, Gagasan Dan Strategi

Pembelajaran. Aswaja Pressindo.

Kemdiknas, T. P. (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta:

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan,

Kemendiknas.

Kiswoyowati, A. (2011). Pengaruh motivasi belajar dan kegiatan belajar siswa

terhadap kecakapan hidup siswa. Portal Jurnal Universitas Pendidikan


Indonesia, 2(1), 12-16.

Rachmah, H. (2013). Nilai-nilai dalam pendidikan karakter bangsa yang

berasarkan Pancasila dan UUD 1945. E-Journal WIDYA Non-

Eksakta, 1(1).

Raharjo, S. B. (2010). Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan

Akhlak Mulia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 16(3), 229-238.

15

Sudrajat, A. (2011). Mengapa Pendidikan Karakter?. Jurnal Pendidikan

Karakter, 1(1).

Wulandari, Y., & Kristiawan, M. (2017). Strategi Sekolah dalam Penguatan

Pendidikan Karakter Bagi Siswa dengan Memaksimalkan Peran Orang

Tua. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi

Pendidikan), 2(2).

Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia

Article

Full-text available

May 2010

Sabar Budi Raharjo

View

STRATEGI SEKOLAH DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI


SISWA DENGAN MEMAKSIMALKAN PERAN ORANG TUA

Article
Full-text available

Dec 2017

Yeni Wulandari

Muhammad Kristiawan

View

seputar pembelajaran sejarah

Data

Full-text available

Aug 2017

Heri Susanto

View

Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar

Article

Full-text available

Mar 2016

Rifki Afandi
View

PENDIDIKAN SEJARAH UNTUK MEMPERKUAT PENDIDIKAN KARAKTER

Article

Full-text available

Jan 2012

Said Hamid Hasan

View

Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Peserta Didik Melalui Penerapan Metode Role
Playing

Article

Jun 2012

Kiromim Baroroh

View

Implementasi pendidikan karakter di Era 4.0 melalui pendidikan jasmani dan olahraga di
Sekolah

May 2019

L I Harta
Harta, L. I. (2019, May). Implementasi pendidikan karakter di Era 4.0 melalui pendidikan
jasmani dan olahraga di Sekolah. In Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan dan
Sains (Vol. 1, No. 1).

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan
Penelitian dan Pengembangan

Jan 2011

T P Kemdiknas

Kemdiknas, T. P. (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat


Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemendiknas.

Pengaruh motivasi belajar dan kegiatan belajar siswa terhadap kecakapan hidup siswa

Jan 201112-16

A Kiswoyowati

Kiswoyowati, A. (2011). Pengaruh motivasi belajar dan kegiatan belajar siswa terhadap
kecakapan hidup siswa. Portal Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, 2(1), 12-16.

Nilai-nilai dalam pendidikan karakter bangsa yang berasarkan Pancasila dan UUD 1945

Jan 2013

H Rachmah
Rachmah, H. (2013). Nilai-nilai dalam pendidikan karakter bangsa yang berasarkan Pancasila
dan UUD 1945. E-Journal WIDYA Non-Eksakta, 1(1).

Advertisement

Recommendations

Discover more

Project

Tugas Anotasi Buku Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan, dan Strategi Pembelajaran)

Shelvia Talitha Syahda

View project

Project

Tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan

Shelvia Talitha Syahda

View project

Preprint

Full-text available

ARTIKEL PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM MENGEMBANGKAN MULTI-ASPEK


: ASPEK KOGNITIF, ASPEK AFEKTIF, DAN AS...

April 2021

Mukaffi Zulkifli
Abstraksi Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan dalam masyarakat untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap anak. Salah satu instrumen dalam
pelaksanaan pendidikan adalah kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran menggunakan
banyak mata pelajaran untuk mengembangkan peserta didik salah satunya adalah mata
pelajaran sejarah. Pembelajaran sejarah di Indonesia dijadikan sebagai ... [Show full abstract]

View full-text

Article

The Influence of ANEKA-Based Character Integrated in Physics Course with E-learning


Schoology

November 2018 · Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA

F Shoufika Hilyana

Siti Masfuah

Read more

Article

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA MASYARAKAT


PLURALISME DI CIGUGUR KUNINGAN

November 2019 · Jurnal Pendidikan Karakter

Novi SetiawatriAceng Kosasih

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter peduli


sosial di masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif analitis yang mengambil setting masyarakat pluralisme di Cigugur
Kuningan. Subjek penelitiannya adalah perwakilan masyarakat yang beragama Islam, Katolik,
dan ADS (Agama Djawa Sunda). Pengumpulan data ... [Show full abstract]

Read more
Article

Full-text available

PENDIDIKAN HUMANISTIK MELALUI PEMBELAJARAN SEJARAH (Suatu Kajian


Terhadap Pencapaian Tujuan Pendidik...

December 2019 · Prosiding Seminar

Muhjam KamzaRiski RasnawiM. Hafizul Furqan

ABSTRAK Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkah dari manusia,
pendidikan memiliki peranan dalam menciptakan manusia yang mempunyai kepribadian,
karakter, serta mempunyai budi pekerti yang baik. Permasalahan dalam dunia pendidikan saat
ini adalah hilangnya nilai pendidikan serta minimnya karakter nasionalisme siswa. Sejarah
mampu mewujudkan pendidikan yang humanis atau bahasa lain ... [Show full abstract]

View full-text

Last Updated: 21 May 2021

Anda mungkin juga menyukai