Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN:

1. Kategorikan pemicu-pemicu kos tersebut, apakah tergolong pemicu kos berdasarkan unit atau non
unit.

Pemicu kos dapat menjelaskan perubahan kos aktivitas dengan mengukur perubahan penggunaan
aktivitas. Ada dua kategori umum pemicu kos, yaitu:
a. Unit - based drivers, yaitu pemicu kos yang akan meningkatkan jumlah kos stiap kali suatu unit produk
di produksi. Misalnya, jam mesin, jam kerja langsung, bahan baku langsung,dsb.
b. Nounit – based drivers adalah faktor yng meningkatkan jumlah kos selain perubahan dalam unit.
Misalnya, jumlah batch, jumlah setup, jam inpeksi,dsb.
Unit Non-Unit
Jumlah bahan baku aksesoris Jam mesin jahit
Jam kerja upah keamanan Biaya tenaga kerja pewarnaan
Jumlah kWh listrik kantor terpakai Biaya bahan baku aksesoris
Jumlah meter persegi luas pabrik Biaya upah tenaga keamanan
Biaya listrik kantor terpakai
Biaya kebersihan pabrik
2. Pemicu-pemicu kos tersebut akan menjadi biaya pada PT gaya keren. Kategorikan setiap kos yang akan
mucul akibat pemicu kos tersebut, apakah tergolong kos variabel, kos variabel bertahap, kos tetap, kos
tetap bertahap, atau kos campuran.
Kos variabel Kos variabel Kos tetap Kos tetap Kos campuran
betahap bertahap
Biaya listrik mesin Biaya upah tenaga Biaya listrik kantor Jam mesin jahit -
jahit keamanan terpakai
Biaya tenaga kerja Biaya listrik mesin Biaya kebersihan Jam penanggung -
pewarnaan jahit pabrik jawab pewarnaan
Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Jumlah meter -
aksesoris pewarnaan persegi luas pabrik

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas yang memberi nilai tambah dan yang tidak memberi
nilai tambah yang mungkin terjadi dalam proses produksi PT Gaya Keren beserta contohnya. Berikan
contoh secara spesifik pada PT Gaya Keren, bukan hanya jawaban umum yang diperoleh dari
modul.
Aktivitas yang memberikan nilai tambah adalah aktivitas yang langsung berkontribusi pada pembuatan
produk akhir, sedangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah adalah aktivitas yang tidak
langsung berkontribusi pada pembuatan produk akhir.

Contoh aktivitas yang memberi nilai tambah dan yang tidak memberi nilai tambah yang mungkin
terjadi dalam proses produksi PT Gaya Keren:
Aktivitas yang memberikan nilai tambah:
 Pemotongan kain: aktivitas ini langsung berkontribusi pada pembuatan produk akhir.
 Jahitan: aktivitas ini langsung berkontribusi pada pembuatan produk akhir.
 Pewarnaan: aktivitas ini langsung berkontribusi pada pembuatan produk akhir.

Aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah:


 Kebersihan pabrik: meskipun penting untuk menjaga kebersihan pabrik, aktivitas ini tidak
langsung berkontribusi pada pembuatan produk akhir.
 Administrasi: meskipun penting untuk menjalankan administrasi perusahaan, aktivitas ini tidak
langsung berkontribusi pada pembuatan produk akhir.

4. a. staf produksi PT Gaya Keren membuat kesalahan produksi yaitu terbalik menjahit logo brand Gaya
Keren. Kesalahan produksi ini terjadi pada 1.000 pieces jaket dengan total nilai kerugian sebesar
Rp.250.000.000 sehingga tidak mungkin di jual bahkan dengan harga yang jauh lebih murah sekalipun,
menurut anda, apakah kerugian ini termasuk aktivitas yang tidak memberi nilai tambah? Jelaskan alasan
anda.
Jawab:
Meurut saya kerugian akibat kesalahan produksi terbalik logo brand dianggap sebagai aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah karena tidak hanya tidak meningkatkan kualitas produk, tetapi juga merugikan
finansial dan reputasi perusahaan. Hal ini menunjukkan pentingnya penerapan kendali kualitas yang ketat
dalam proses produksi untuk menghindari kerugian semacam ini yang bahkan mrngalami kerugian hingga
Rp.250.000.000.
b. Dengan kasus yang sama seperti no.4a, jika kesalahan produksi tersebut dapat diperbaiki walaupun
akhirnya di jual dengan harga yang lebih murah, menurut anda, apakah kerugian ini merupakan aktivitas
yang tidak memberikan nilai tambah? Jelaskan alasan anda.
Jawab:
Dalam kasus yang sama di mana kesalahan produksi dapat diperbaiki dan produk dapat dijual dengan
harga yang lebih murah setelah diperbaiki, kerugian tersebut masih dapat dianggap sebagai aktivitas yang
tidak memberikan nilai tambah dalam konteks produksi. Meskipun kesalahan itu dapat diperbaiki, dengan
alasan saya yaitu, Potensi Kerugian Penjualan, Walaupun produk diperbaiki dan dijual dengan harga yang
lebih murah, ada potensi kerugian penjualan. Beberapa pelanggan mungkin tidak tertarik lagi pada produk
tersebut karena kesalahan sebelumnya, bahkan jika telah diperbaiki. Oleh karena itu, potensi kerugian
penjualan dapat dianggap sebagai dampak negatif yang berhubungan dengan kesalahan produksi yang
sebelumnya tidak memberikan nilai tambah.

Referensi :
BMP Akuntansi Biaya modul 2 (Hal. 2.5-2.8)

Anda mungkin juga menyukai