Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL KE-3 PROGRAM STUDI EKONOMI MANAJEMEN

NAMA MAHASISWA : PASURIA SIAGIAN

NIM : 044381084

KODE / NAMA MATA KULIAH : EKMA4115 / PENGANTAR AKUNTANSI

KODE / NAMA UPBJJ : 22 / SERANG

1. Jelaskan perbedaan pokok sistem biaya pesanan dan sistem biaya proses!

Jawab :

Aapun 4 (empat) perbedaan antara sistem biaya pesanan dan sistem biaya proses yaitu
sebagai berikut :

1. Jumlah akun barang dalam proses yang digunakan.


 Dalam sistem biaya pesanan hanya digunakan satu akun barang dalam proses.
 Dalam sistem biaya proses jumlah akun barang dalam proses disesuaikan dengan
jumlah tahapan proses produksi. Untuk setiap tahap proses produksi disediakan
satu akun barang dalam proses.
Contohnya :
Pada perusahaan tekstil terdapat tahapan produksinya dengan tiga tahap
diantaranya:
1) pemintalan kapas menjadi benang.
2) penenunan benang menjadi kain blacu.
3) pemutihan kain blacu menjadi kain mori.
Adapun yang dapat disediakan tiga akun barang dalam prosesdiantaranya :
1) BDP Pintal
2) BDP Tenun
3) BDP Pemutihan.

2. Dokumen yang digunakan untuk melacak biaya produksi.


 Dalam sistem biaya pesanan, biaya produksi dibebankan pada setiap pesanan dan
diikhtisarkan dalam kartu biaya pesanan.
 Dalam sistem biaya proses, biaya produksi diikhtisarkan dalam laporan biaya
produksi untuk setiap departemen.

3. Saat biaya produksi dijumlah.


 Dalam sistem biaya pesanan, biaya produksi dihitung saat pesanan diselesaikan.
 Dalam sistem biaya proses, biaya produksi dihitung pada saat akhir periode
akuntansi, akhir bulan atau akhir tahun.

4. Penghitungan biaya produksi per unit.


 Dalam sistem biaya pesanan, biaya produksi per unit dihitung dengan membagi
total biaya produksi setiap pesanan dengan jumlah unit yang dihasilkan.
 Dalam sistem biaya proses, biaya produksi per unit dihitung dengan membagi
total biaya produksi per periode (bulan atau tahun) dengan jumlah unit yang
dihasilkan dalam periode yang sama.

Perbedaan pokok sistem biaya pesanan dan sistem biaya proses

Ciri - ciri Sistem biaya pesanan Sistem biaya proses


Akun BPD Satu unit setiap pesanan Satu unit setiap proses

Dokumen yang digunakan Kartu biaya pesanan Laporan biaya produksi

Penentuan total biaya Setiap pesanan Setiap periode


produksi
Penghitungan biaya per Biaya setiap pesanan Total biaya produksi
unit dibagi dengan unit yang selama periode akuntansi
dihasilkan dari pesanan dibagi dengan unit yang
tersebut dihasilkan selama periode
yang sama

Sumber Referensi :
Sugiarto (2022) BMP EKMA 4115 Pengantar Akuntansi. Modul 11. KB 1:
Akuntansi Manajemen ll (Sistem Akuntansi Biaya Proses dan Akuntansi
Manajemen Modern). Halaman 11.5 - 11.6. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka.
2. Jelaskan elemen-elemen pengendalian internal!

Jawab :

Terdapat beberapa elemen-elemen pengendalian internal sebagai berikut :

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan Pengendalian Perusahaan mencakup sikap para manajemen dan


karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada dalam organisasi.
Lingkungan pengendalian sangat penting karena menjadi dasar keefektifan terhadap
unsur- unsur pengendalian internal yang lain.

Lingkungan pengendalian dari suatu perusahaan mencakup beberapa faktor-faktor


diantaranya :
 Integritas dan nilai etika.
 Komitmen terhadap kompetensi.
 Partisipasi dewan komisaris dan komisi audit.
 Filosofi dan gaya operasi manajemen.
 Struktur organisasi.
 Pemberian wewenang dan tanggung jawab.
 Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.

2. Penilaian Risiko

Risiko adalah terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan.


Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko tidak
mungkin tidak ada dalam suatu aktivitas, baik itu aktivitas yang berkaitan dengan
bisnis maupun non bisnis.
Dengan kemampuan memperkirakan risiko yang terjadi, maka risiko dapat segera
diatasi atau dikurangi. Sebab dalam bisnis risiko tetap terjadi dan harus dihadapi.

Adapun beberapa risiko yang dapat timbul karena faktor-faktor berikut :


 Perubahan dalam lingkungan usaha.
 Karyawan baru.
 Sistem informasi yang baru atau yang direvisi.
 Teknologi baru.
 Lini produk baru, produk baru atau aktivitas baru.
 Restrukturisasi korporasi.
 Operasi luar negeri.
 Standar akuntansi baru.

Dalam hal ini manajemen harus mampu menilai atau memperkirakan risiko dan
menentukan pentingnya tindakan untuk melakukan pengendalian dan mengatasi
risiko-risiko tersebut.
Dengan adanya kemampuan manajemen untuk menilai risiko akan dapat mencapai
tujuan pengendalian internal dengan lebih baik.
Suatu risiko yang telah diidentifikasi dapat dianalisis dan diperkirakan tindakan yang
dapat meminimalkannya.
Contohnya :
Manajer konstruksi memperkirakan terjadinya risiko terhadap bawahannya yang
mengalami kecelakaan kerja dan dapat menimbulkan tuntutan hukum kepada
perusahaan. Jika manajer tersebut menetapkan bahwa risiko ini adalah signifikan,
maka perusahaan dapat mengambil tindakan untuk membeli peralatan kerja yang
dapat melindungi atau mencegah kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada karyawan,
dan perusahaan dapat mengasuransikan karyawan terhadap kecelakaan kerja.

3. Aktivitas Pengendalian
Pentingnya aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang menjamin
bahwa arahan manajemen dilaksanakan.

Dalam aktivitas pengendalian dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan hal -hal berikut :
 Review terhadap kinerja.
 Pengolahan informasi.
 Pengendalian fisik.
 Pemisahan tugas.

Prosedur pengendalian ditetapkan perusahaan untuk menjamin tercapainya tujuan


perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan.

Prosedur pengendalian dapat meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Personil yang mumpuni (kompeten), mutasi tugas dan cuti wajib


Keberhasilan pelaksanaan sistem akuntansi membutuhkan prosedur yang menjamin
bahwa personel harus mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab yang
dilimpahkan kepada mereka.
Oleh sebab itu, seluruh karyawan memerlukan pelatihan dan pengawasan yang cukup
dalam melaksanakan pekerjaannya serta dianjurkan untuk melakukan mutasi tugas
karyawan secara berkala dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain.
Dengan mutasi atau rotasi ini akan meningkatkan pemahaman karyawan terhadap
sistem yang ada dan dengan mengetahui pekerjaan orang lain akan mendorong
karyawan untuk mematuhi prosedur yang ada.
Dengan demikian untuk para manajer, cuti wajib biasanya digunakan untuk
menggantikan rotasi. Selama masa cuti wajib, tanggung jawab yang terkait akan
dikerjakan oleh manajer lain. Mutasi tugas dan cuti wajib dapat mencegah atau
menemukan kesalahan atau ketidakberesan yang ada.
Contohnya :
Petugas piutang usaha secara berkala dimutasikan ke tugas lain atau diharuskan
mengambil cuti. Jika petugas tersebut mencuri pembayaran dari pelanggan, maka
pencurian ini kemungkinan besar akan ditemukan oleh petugas yang menggantinya.

2) Pelimpahan tanggung jawab

Agar karyawan dapat bekerja dengan efisien, maka tanggung jawab harus dijelaskan.
Prosedur pengendalian harus menjamin tiadanya tumpang tindih atau ketidakjelasan
tanggung jawab dan para karyawan harus melaksanakan tanggung jawab yang
dilimpahkan kepada mereka.
Contohnya :
Bila satu mesin kas (cash register) harus dipakai oleh dua orang atau lebih, klerek
(petugas pembukuan) harus disediakan laci kas dan kunci laci tersendiri.
Dengan cara ini klerek diminta bertanggung jawab atas setiap laci kasnya sendiri, dan
setiap hari dilakukan pencocokan antara jumlah kasnya masing-masing dengan pita
mesin kas.

3) Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait

Untuk menurunkan tingkat pemborosan kesalahan, dan ketidakberesan tanggung


jawab terhadap kegiatan yang terkait harus dibagi kepada dua orang atau lebih.
Contohnya :
Kegiatan pembelian, penerimaan barang dan pembayaran tagihan atas bahan habis
pakai kantor dibagi di antara tiga orang atau tiga departemen.
Jika orang yang sama melakukan pesanan pembelian, memeriksa penerimaan barang
dan melakukan pembayaran.
Adapun beberapa hal-hal yang dapat terjadi penyalahgunaan, diantaranya :
 Pesanan didasarkan pada hubungan antara teman atau antara keluarga, tidak
didasarkan pada harga kualitas dan faktor lain yang obyektif.
 Kuantitas dan kualitas barang mungkin tidak dicek kebenarannya.
 Barang mungkin dicuri.
 Kesahihan (validitas) dan ketelitian faktur yang hanya dicek dengan
sembarangan, sehingga dapat menimbulkan pembayaran untuk jumlah yang
salah.

Cek dan ricek yang terjadi pada pembagian tugas di antara karyawan atau berbagai
departemen akan menghilangkan duplikasi tugas. Dokumen bisnis yang disiapkan
oleh suatu departemen dirancang untuk mengoordinasi dan mendukung dokumen
yang dibuat oleh departemen lain.

4) Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.

Kebijakan dan prosedur pengendalian harus menetapkan tanggung jawab berbagai


aktivitas bisnis yang ada dalam suatu organisasi.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan atau ketidakberesan, maka
fungsi-fungsi akuntansi harus dipisahkan (tidak boleh dilaksanakan oleh bagian atau
individu yang sama).
Adapun beberapa fungsi akuntansi yang harus dipisahkan, diantaranya :
 Fungsi akuntansi (pencatatan) untuk transaksi bisnis.
 Fungsi penyimpanan aset atau hasil transaksi badan usaha (seperti bagian kasir
dan gudang).
 Fungsi operasional (pelaksana) aktivitas badan usaha (seperti bagian penjualan
dan bagian produksi).
 Fungsi otorisasi yang mengizinkan terjadinya transaksi, seperti bagian kredit
yang membolehkan penjualan secara kredit kepada pelanggan tertentu.
Jika keempat fungsi tersebut dipisahkan, maka catatan akuntansi berperan sebagai
pengecek independen terhadap pihak yang menyimpan aset dan pihak yang
melakukan transaksi usaha.

Contohnya :
Karyawan yang dipercaya menerima kas dari para pelanggan tidak boleh mencatat
penerimaan kas dalam catatan akuntansi, bila tidak karyawan tersebut dapat
meminjam atau menggelapkan uang dan menyembunyikan dengan mengubah catatan
akuntansi. Sejalan dengan itu, bila karyawan melakukan aktivitas usaha yang dapat
melakukan pencatatan hasil usahanya, maka mereka dapat memanipulasi (mengubah)
laporan akuntansi agar hasilnya kelihatan baik.

Ukuran pembuktian dan keamanan harus digunakan badan usaha untuk melindungi
aktiva perusahaan dan menjamin keandalan data akuntansi. Prosedur kontrol dapat
diterapkan dengan menggunakan berbagai teknik yang berbeda, seperti otorisasi,
persetujuan dan prosedur rekonsiliasi
Contohnya : Karyawan yang melakukan perjalanan dinas harus meminta persetujuan
dari kepala bagiannya dengan menggunakan surat perintah perjalanan dinas.

Dengan demikian perusahaan dapat memperoleh perlindungan melalui asuransi


terhadap kerugian akibat penggelapan oleh karyawan. Asuransi (fudelity bond) yang
menghendaki latar belakang seluruh karyawan yang diasuransikan. Jika ada klaim
yang dibayar, perusahaan asuransi akan melakukan tindakan hukum terhadap
karyawan yang bertanggung jawab.
Tindakan hukum seperti ini akan menangkal penggelapan oleh karyawan dan akan
memperkuat pengendalian internal.

4. Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi merupakan elemen yang penting dari pengendalian internal
suatu perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
prosedur pengendalian, dan monitoring diperlukan oleh manajemen sebagai pedoman
operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan
yang berlaku pada perusahaan.

Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat


menggunakan informasi untuk menilai standar eksternal, hukum, peraturan peristiwa
dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.
Contohnya:
Manajemen menggunakan informasi dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) untuk menilai dampaknya terhadap perubahan dalam standar pelaporan.

Kualitas informasi yang dihasilkan dari suatu sistem informasi berdampak terhadap
kemampuan manajemen untuk membuat keputusan yang baik dalam mengendalikan
aktivitas perusahaan dan menyiapkan laporan keuangan. Sistem informasi akuntansi
yang baik harus dapat mengolah transaksi yang sah (valid), dengan seluruh transaksi
yang terjadi maka transaksi menjadi hak dan kewajiban perusahaan.
Dengan demikian mengukur transaksi harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku secara umum dan cukup rinci. Selain itu sistem juga harus menghasilkan jejak
audit yang dapat berupa dokumen dan catatan-catatan akuntansi.

5. Monitoring

Dengan adanya pemantauan (monitoring) terhadap sistem pengendalian internal,maka


akan menemukan kekurangan dan meningkatkan efektivitas pengendalian.
Pengendalian internal dapat dimonitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau
sejalan dengan usaha manajemen. Usaha monitoring yang terakhir dapat dilakukan
dengan mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan
oleh sistem akuntansi.

Adapun beberapa kegiatan karyawan yang dapat menjadi kunci ketidakjujuran


diantaranya :
 Perubahan gaya hidup yang mendadak.
 Hubungan sosial yang erat dengan para pemasok
 Penolakan untuk mengambil cuti
 Sering berutang kepada karyawan lain
 Sering mabuk.

Adapun tanda-tanda peringatan yang diberikan sistem akuntansi terhadap indikasi


terjadinya penggelapan diantaranya:
 Adanya dokumen yang hilang atau selang nomor transaksi ( penyalahgunaan
dokumen).
 Kenaikan pengembalian uang kepada para pelanggan.
 Perbedaan jumlah penerimaan kas harian dengan setoran bank (penerimaan
diambil sebelum disetorkan ke bank).
 Kenaikan atas keterlambatan pembayaran yang harus dilakukan.
 Penundaan pencatatan transaksi (usaha menunda penemuan kecurangan).

Adapun penerapan komponen pengendalian internal yang bervariasi yang akan


tergantung pada hal-hal berikut :
 Ukuran entitas.
 Karakteristik organisasi dan pemiliknya.
 Jenis usaha.
 Diversitas dan kompleksitas operasional.
 Metode pengolahan data.
 Aplikabilitas persyaratan legal dan regulator.

Dengan demikian, pada perusahaan kecil dan menengah mungkin menggunakan cara
yang kurang formal untuk menjamin bahwa tujuan pengendalian internal tercapai.
Contohnya :
Perusahaan yang lebih kecil mengalami keterlibatan manajemen yang aktif dalam
proses penyusunan laporan keuangan yang tidak mempunyai gambaran tentang
prosedur akuntansi yang luas, sistem akuntansi yang canggih, atau kebijakan
pengendalian tertulis.
Dalam hal ini perusahaan kecil juga tidak memiliki aturan perilaku secara tertulis,
namun mengembangkan budaya yang menekankan pada pentingnya integritas dan
perilaku etis melalui komunikasi lisan dan contoh dari manajemen. Selain itu,
perusahaan yang lebih kecil tidak memiliki anggota dewan komisaris independen.
Bila perusahaan yang lebih kecil tersebut terlibat dalam transaksi yang kompleks atau
harus memenuhi persyaratan hukum dan peraturan yang ada, maka cara untuk
mencapai tujuan pengendalian internal dapat dilakukan secara informal.

6. Keterbatasan Pengendalian Internal

Pengendalian internal amat memuaskan tidak sepenuhnya menjamin bahwa tujuannya


akan tercapai.

Tujuan pengendalian internal tidak akan tercapai jika terjadi hal-hal sebagai berikut:

1) Kesalahan pengambilan keputusan oleh manajemen.


Bila manajemen dalam pengambilan keputusan yang salah atau keliru, maka
keputusan tersebut akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahaan.
Contohnya :
Manajemen salah memproduksi barang tidak laku di pasar, hal ini akan menyebabkan
perusahaan mengalami kerugian.

2) Adanya kerusakan sistem.


Pengendalian internal bisa mengalami kerusakan karena adanya karyawan kunci yang
tidak masuk, peralatan yang rusak atau oleh sebab-sebab lain.

3) Persekongkolan (kolusi).
Sebaik apapun pengendalian internal, jika ada kolusi antara karyawan yang satu
dengan karyawan yang lain atau antara karyawan dengan eksternal, maka akan
menyebabkan kerugian bagi perusahaan, yang pada akhirnya tujuan perusahaan tidak
tercapai.

4) Pelanggaran oleh manajemen.


Manajemen adalah pihak yang bertanggung jawab atas rancangan dan pelaksanaan
pengendalian internal. Kalau manajemen melanggar kebijakan dan prosedur
pengendalian yang telah ditetapkan, maka otomatis tujuan pengendalian internal
menjadi terhambat.

5) Manfaat dan biaya.


Salah satu tujuan pengendalian internal adalah untuk melindungi aset perusahaan,
sehingga dibutuhkan biaya. Dalam hal ini kita tidak bisa mengeluarkan untuk
melindungi suatu aset yang lebih besar dari pada nilai aset sendiri.

Sumber Referensi :
Sugiarto (2022) BMP EKMA 4115 Pengantar Akuntansi. Modul 12. KB 1: Sistem
Informasi Akuntansi. Halaman 12.9 - 12.16. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka.
3.

Sumber Referensi :
Sugiarto (2022) BMP EKMA 4115 Pengantar Akuntansi. Modul 9. KB 3: Investasi
Saham dan Obligasi (Debt and Equity Investments). Halaman 9. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai