Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL 3

MATA KULIAH
PENGANTAR AKUNTANSI (EKMA4115)

TUTOR PEMBIMBING
POPON RABIA ADAWIA

DIKERJAKAN OLEH

NAMA : SISKA AMELIA

NIM : 051578799

KODE KELAS : 295

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UPBJJ PALEMBANG
UNIVERSITAS TERBUKA
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biaya proses, dan apa saja tahap utama dalam menghitung
biaya proses?

Jawaban:

Pengertian Biaya Proses

Sistem biaya proses adalah sistem akuntansi perusahaan yang mengolah bahan bakunya secara kontinu
yang diproses mengalir dari departemen yang satu ke departemen berikutnya. Biaya produksi akan
dikeluarkan berdasarkan departemen yang memproduksi barang tersebut. Sistem perhitungan biaya ini
diperuntukkan bagi perusahaan yang memproduksi barang secara massal. Perhitungan biaya produksi
akan dilakukan. per batch yang diproduksi. Total biaya produksi yang terdapat dalam persediaan barang
dalam proses akhir pada masing-masing departemen, nantinya akan dijumlahkan, sehingga
menghasilkan total biaya produksi yang masuk dalam persediaan barang dalam proses yang nantinya
akan dilaporkan pada laporan posisi keuangan. Sedangkan biaya produksi yang sudah selesai diproduksi
oleh seluruh departemen, kemudian akan dimasukkan ke dalam persediaan barang jadi, dan jika sudah
terjual akan dimasukkan ke dalam beban pokok penjualan.

Contoh : Perusahaan seperti Pertamina, Indofood, Coca Cola dan sejenisnya menggunakan sistem biaya
proses untuk menentukan biaya produksi mereka.

Tahap menghitung biaya proses :

1. Analisis persediaan

Langkah pertama dalam menghitung biaya proses adalah menganalisis persediaan dengan mengevaluasi
arus biaya persediaan. Dengan menentukan biaya setiap proses produksi, perusahaan dapat
menentukan jumlah persediaan yang diperhitungkan pada awal periode, jumlah yang diselesaikan
selama periode akuntansi dan berapa banyak persediaan yang tersisa sebagai dalam proses pada akhir
periode akuntansi.

2. Konversi biaya persediaan

Langkah kedua dalam menghitung biaya proses adalah mengubah setiap persediaan yang dianggap
sebagai dalam proses pada akhir periode menjadi sejumlah unit yang sama.

Misalnya, jika sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi kartrid tinta menetapkan 4.200
kartrid dalam proses pada akhir periode akuntansi, dan masing-masing kartrid ini telah selesai 50%,
maka perusahaan akan menganggap inventaris tersebut sama dengan 2.100 kartrid yang diproduksi.

3. Hitung biaya yang berlaku

Kemudian, setelah mengubah setiap persediaan menjadi jumlah yang setara dalam unit yang diproduksi,
hitung total biaya, baik tidak langsung maupun langsung, yang diakumulasikan melalui proses
manufaktur.
Jumlah ini kemudian diterapkan antara persediaan yang telah selesai dan persediaan yang tersisa dalam
proses. Biaya produksi tidak langsung dan langsung meliputi biaya persediaan pada periode awal dan
biaya yang terakumulasi selama periode tersebut.

4. Hitung biaya per unit

Setelah Anda menghitung semua biaya yang terkait dengan proses produksi untuk persediaan lengkap
dan dalam proses, hitung biaya per unit. Ini termasuk biaya untuk unit yang telah selesai dan setara
dengan unit yang sudah jadi pada akhir periode akuntansi.

Misalnya, jika perusahaan yang memproduksi kartrid tinta menyelesaikan 3.000 kartrid dan membiarkan
2.000 kartrid tersisa 50%, perusahaan akan membagi biayanya dengan 4.000.

5. Tentukan biaya untuk produk yang lengkap dan tidak lengkap

Terakhir, pisahkan biaya dengan mengalokasikan jumlah yang sesuai ke jumlah produk yang
diselesaikan, serta ke persediaan yang dianggap dalam proses pada akhir periode.

Sumber referensi :

- Modul Pengantar Akuntansi EKMA 4115

- https://accurate.id/akuntansi/process-costing-2/

2. Jelaskan elemen-elemen pengendalian internal!

Jawaban :

a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan Pengendalian Perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap
pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Lingkungan pengendalian ini amat penting
karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain.Lingkungan pengendalian
dari suatu perusahaan mencakup faktor-faktor berikut:

 Integritas dan nilai etika.


 Komitmen terhadap kompetensi.
 Partisipasi dewan komisaris dan komisi audit.
 Filosofi dan gaya operasi manajemen.
 Struktur organisasi.
 Pemberian wewenang dan tanggung jawab.
 Kebijakan dan praktik sumber daya man usia.
b. Penilaian Risiko

Risiko adalah kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan. Semua organisasi memiliki risiko,
dalam kondisi apapun yang namanya risiko tidak mungkin tidak ada dalam suatu aktivitas, baik itu
aktivitas yang berkaitan dengan bisnis maupun nonbisnis. Hanya dengan kemampuan memperkirakan
risiko yang terjadi, maka risiko itu dapat dikurangi atau diatasi. Bagaimanapun juga risiko tetap terjadi
dan harus dihadapi. Risiko dapat timbul karena adanya:

 Perubahan dalam lingkungan usaha.


 Karyawan baru.
 Sistem informasi yang baru atau yang direvisi.
 Teknologi baru.
 Lini produk baru, produk baru atau aktivitas baru.
 Restrukturisasi korporasi.
 Operasi luar negeri.
 Standar akuntansi baru.

Manajemen harus mampu menilai atau memperkirakan risiko dan menentukan pentingnya tindakan
untuk melakukan pengendalian dan mengatasi risiko-risiko tersebut. Dengan kemampuan manajemen
untuk menilai risiko akan dapat mencapai tujuan pengendalian intern dengan lebih baik.

c. Aktivitas Pengendalian

Pentingnya aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa arahan
manajemen dilaksanakan. Aktivitas pengendalian dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur
yang berkaitan dengan:

 Review terhadap kinerja.


 Pengolahan informasi.
 Pengendalian fisik.
 Pemisahan tugas.

Prosedur pengendalian ditetapkan perusahaan untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan
mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian dapat
meliputi hal-hal sebagai berikut.

 Personil yang mumpuni (kompeten), seluruh karyawan memerlukan pelatihan dan pengawasan
yang cukup dalam melaksanakan pekerjaannya.
 Pelimpahan tanggung jawab ,Prosedur pengendalian harus menjamin tiadanya tumpang tindih
atau ketidakjelasan tanggung jawab dan para karyawan harus melaksanakan tanggung jawab
yang dilimpahkan kepada mereka.
 Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait, untuk menurunkan tingkat pemborosan
kesalahan, dan ketidakberesan tanggung jawab untuk kegiatan yang terkait harus dibagi kepada
dua orang atau lebih.
 Pemisanan Fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional, untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan atau ketidakberesan fungsi-fungsi berikut harus dipisahkan
(tidak boleh dilaksanakan oleh bagian atau individu yang sama):
a) Fungsi akuntansi (pencatatan) untuk transaksi bisnis.
b) Fungsi penyimpanan aset atau hasil transaksi
badan usaha (seperti bagian kasir dan gudang).
c) Fungsi operasional (pelaksana) aktivitas badan usaha (seperti bagian penjualan dan bagian
produksi)
d) Fungsi otorisasi yang mengizinkan terjadinya transaksi, seperti bagian kredit yang membolehkan
penjualan secara kredit kepada pelanggan tertentu.

d. Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi merupakan elemen yang penting dari pengendalian internal suatu
perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian, dan
monitoring diperlukan oleh manajemen sebagai pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan
pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.

Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan untuk menilai standar eksternal, hukum, peraturan
peristiwa dan kondisi yang pelaporan eksternal. Sebagai contoh, manajemen menggunakan informasi
dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) untuk menilai dampaknya terhadap perubahan
dalam standar pelaporan berpengaruh pada pengambilan keputusan danpelaporan eksternal.

Kualitas informasi yang dihasilkan dari suatu sistem informasi akuntansi yang baik harus dapat mengolah
transaksi yang sah (valid), seluruh transaksi yang terjadi, transaksi yang menjadi hak dan kewajiban
perusahaan saja, mengukur transaksi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan cukup
rinci. Selain itu sistem juga harus menghasilkan jejak audit yang dapat berupa dokumen dan catatan-
catatan akuntansi.

e. Monitoring

Pemantauan (monitoring) terhadap sistem pengendalian internal akan menemukan kekurangan dan
meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian internal dapat dimonitor dengan baik dengan cara
penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha monitoring yang terakhir dapat
dilakukan dengan mengamati perilaku karyawan atau tanda- tanda peringatan yang diberikan oleh
sistem akuntansi, sebagai berikut:

 Adanya dokumen yang hilang atau selang nomor transaksi (kemungkinan ada penyalahgunaan
dokumen).
 Kenaikan luar biasa pengembalian uang kepada para pelanggan.
 Perbedaan jumlah penerimaan kas harian dengan setoran bank (ada kemungkinan penerimaan
diambil sebelum disetorkan ke bank).
 Kenaikan tiba-tiba atas keterlambatan pembayaran (karyawan mungkin mengantongi
pembayaran yang harus dilakukan).
 Penundaan pencatatan transaksi (kemungkinan ada usaha menunda penemuan kecurangan).

f. Keterbatasan Pengendalian Internal

Pengendalian internal amat memuaskan tidak sepenuhnya menjamin bahwa tujuannya akan tercapai.
Tujuan pengendalian internal tidak akan tercapai kalau terjadi hal-hal sebagai berikut:

 Kesalahan pengambilan keputusan oleh manajemen.


 Adanya kerusakan sistem.
 Persekongkolan (kolusi).
 Pelanggaran oleh manajemen.
 Manfaat dan biaya.

Sumber referensi :

- Modul Pengantar Akuntansi EKMA 4115

3. Pada tahun 2022, PT. Jaya membeli 30% saham PT.Abadi (30.000 lembar) Rp 800,- per lembar
saham, dengan kurs 110 termasuk di dalamnya provisi dan materai. Pada akhir tahun 2022 PT.Abadi
melaporkan memperoleh laba bersih sebesar Rp30.000.000 dengan mengumumkan pembagian
deviden sebesar Rp20.000.000. buatlah jurnal pada PT.Jaya terkait transaksi diatas!

Jawaban :

1. Jurnal untuk mencatat pembelian sahan PT. Abadi

Keterangan Debet Kredit


Investasi – PT. Abadi Rp. 26.400.000
Kas Rp. 26.400.000

2. Jurnal untuk mengakui bagian laba PT. Abadi (30% x 30.000.000)

Keterangan Debet Kredit


Investasi PT. Abadi Rp. 9.000.000
Laba dari Perusahaan Abadi Rp. 9.000.000
3. Jurnal untuk mencatat pembagian dividen dari PT. Abadi – 30% dari Rp.20.000.000

Keterangan Debet Kredit


Kas /Piutang Dividen Rp. 6.000.000
Investasi PT. Abadi Rp. 6.000.000

Sumber Referensi :

- Modul Pengantar Akuntansi EKMA 4115

Anda mungkin juga menyukai