Pemicu-pemicu kos tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut berdasarkan apakah mereka tergolong pemicu kos berdasarkan unit atau non-unit: Pemicu Kos Berdasarkan Unit: • Jam mesin jahit: Pemicu kos ini dapat dianggap sebagai pemicu kos berdasarkan unit jika biaya listrik mesin jahit dihitung per jam kerja mesin jahit. • Jam penanggung jawab pewarnaan: Pemicu kos ini dapat dianggap sebagai pemicu kos berdasarkan unit jika biaya ternaga kerja pewarnaan dihitung per jam kerja penanggung jawab pewarnaan. • Jumlah bahan baku aksesoris: Pemicu kos ini dapat dianggap sebagai pemicu kos berdasarkan unit jika biaya bahan baku aksesoris dihitung berdasarkan jumlah unit aksesoris yang digunakan.
Pemicu Kos Non-Unit:
• Jam kerja upah keamanan: Pemicu kos ini mungkin sulit untuk dikategorikan sebagai pemicu kos berdasarkan unit, karena biasanya biaya upah tenaga keamanan tidak berkaitan langsung dengan jumlah unit yang diproduksi. • Jumlah kWh listrik kantor terpakai: Pemicu kos ini umumnya tergolong sebagai pemicu kos non-unit karena biaya listrik kantor terpakai tidak berkaitan langsung dengan produksi unit produk. • Jumlah meter persegi luas pabrik: Pemicu kos ini juga tergolong sebagai pemicu kos non- unit, karena biaya kebersihan pabrik biasanya tidak berkaitan langsung dengan jumlah unit produk yang diproduksi.
NOMOR DUA (2)
Biaya listrik mesin jahit: Kos variabel bertahap Biaya listrik mesin jahit dapat dianggap sebagai kos variabel bertahap karena hubungannya dengan tingkat produksi atau jam kerja mesin jahit, tetapi dengan adanya beberapa tingkatan atau tahapan produksi. Dalam konteks ini, kos variabel bertahap adalah kos yang berubah seiring dengan peningkatan produksi, tetapi tidak langsung sebanding dengan setiap unit produksi tambahan. Sebaliknya, biaya ini dapat meningkat secara bertahap atau kelompok seiring dengan mencapai tingkat tertentu dalam produksi. Misalnya, saat produksi ditingkatkan, konsumsi listrik mesin jahit mungkin meningkat secara proporsional untuk beberapa tahap produksi. Namun, ketika suatu tahap produksi tertentu dicapai, biaya listrik mesin jahit mungkin tetap pada tingkat tertentu meskipun produksi terus meningkat. Hal ini bisa disebabkan oleh efisiensi mesin yang lebih baik atau penggunaan sumber daya yang lebih efisien setelah mencapai kapasitas tertentu.
Biaya tenaga kerja pewarnaan: Kos variabel bertahap
Biaya tenaga kerja pewarnaan dapat dianggap sebagai kos variabel bertahap karena hubungannya dengan tingkat produksi atau jam kerja pada tahap tertentu dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja pewarnaan mungkin akan meningkat seiring dengan peningkatan tingkat produksi. Ketika perusahaan meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan, waktu dan usaha yang diperlukan oleh para pekerja pewarnaan juga mungkin meningkat. Namun, setelah mencapai tingkat tertentu, peningkatan produksi tambahan mungkin tidak menyebabkan peningkatan biaya tenaga kerja pewarnaan secara langsung atau sebanding. Dengan kata lain, biaya tenaga kerja pewarnaan tidak naik secara langsung dengan setiap unit tambahan yang diproduksi, tetapi cenderung meningkat secara bertahap atau kelompok saat produksi mencapai tahap-tahap tertentu. Ini membuatnya dapat dikategorikan sebagai kos variabel bertahap dalam konteks produksi yang lebih besar.
Biaya bahan baku aksesoris: Kos variabel
Biaya bahan baku aksesoris dapat dianggap sebagai kos variabel karena biaya tersebut berubah secara langsung dan sebanding dengan jumlah unit produksi atau aksesoris yang diproduksi. Biaya bahan baku aksesoris akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah unit yang diproduksi. Setiap unit tambahan yang diproduksi akan memerlukan lebih banyak bahan baku, sehingga biaya bahan baku akan berubah sebanding dengan tingkat produksi.
Biaya upah tenaga keamanan: Kos tetap
Biaya upah tenaga keamanan dapat dianggap sebagai kos tetap karena besarnya biaya ini tidak secara langsung berkaitan dengan tingkat produksi atau jumlah unit produk yang diproduksi. Biaya tetap adalah biaya yang cenderung tetap dalam jangka waktu tertentu, terlepas dari volume produksi atau aktivitas perusahaan. Biaya upah tenaga keamanan tidak tergantung pada seberapa banyak produk yang diproduksi atau seberapa aktif pabrik beroperasi. Bahkan jika produksi ditingkatkan atau dikurangi, biaya upah tenaga keamanan cenderung tetap. Banyak perusahaan memiliki kontrak atau perjanjian tetap dengan pihak keamanan yang menentukan gaji atau biaya tetap yang dibayarkan untuk jasa keamanan. Jumlah ini tidak akan berubah secara proporsional dengan tingkat produksi. Biaya listrik kantor terpakai: Kos campuran Biaya listrik kantor terpakai dapat dianggap sebagai kos campuran karena bagian dari biaya tersebut dapat bersifat tetap sementara sebagian lagi bersifat variabel atau bertahap tergantung pada kebutuhan dan tingkat aktivitas kantor. Oleh karena itu, ini termasuk dalam kategori kos campuran, yang memiliki elemen kos tetap dan variabel. Sebagian biaya listrik kantor mungkin bersifat tetap, yang berarti bahwa biaya tersebut tidak berubah secara signifikan tergantung pada seberapa banyak atau seberapa sedikit kantor digunakan. Sebagai contoh, biaya listrik dasar untuk menjaga pencahayaan atau peralatan kantor yang terus-menerus diperlukan. Sebagian lain dari biaya listrik kantor mungkin bersifat variabel atau bertahap. Misalnya, penggunaan peralatan tambahan atau peningkatan aktivitas di kantor dapat menyebabkan kenaikan biaya listrik yang sebanding. Dalam beberapa kasus, listrik kantor mungkin meningkat secara bertahap ketika mencapai batas tertentu. Jika kantor sangat aktif atau membutuhkan lebih banyak daya, biaya listrik akan meningkat.
Biaya kebersihan pabrik: Kos tetap bertahap
Biaya kebersihan pabrik dapat dianggap sebagai kos tetap bertahap yang tergantung pada luas pabrik karena biaya tersebut cenderung tetap pada setiap tingkat luas pabrik tertentu, tetapi dapat meningkat secara bertahap ketika luas pabrik diperluas. Pada setiap tingkat luas pabrik tertentu, biaya kebersihan mungkin bersifat tetap karena mungkin ada standar minimum kebersihan yang harus dijaga untuk seluruh pabrik. Biaya ini mungkin tetap konstan sepanjang waktu sampai luas pabrik diperluas. Ketika pabrik mengalami perluasan dan luasnya meningkat, biaya kebersihan mungkin meningkat secara bertahap untuk menanggapi peningkatan pekerjaan pembersihan yang diperlukan.
NOMOR TIGA (3)
Aktivitas yang memberikan nilai tambah dalam proses produksi adalah kegiatan yang secara langsung meningkatkan kualitas produk atau memberikan manfaat kepada pelanggan. Sebaliknya, aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah adalah kegiatan yang tidak langsung berkontribusi pada peningkatan kualitas produk atau kepuasan pelanggan.
Contoh aktivitas yang memberikan nilai tambah:
• Jam Mesin Jahit Saat mesin jahit digunakan untuk menghasilkan produk, ini memberikan nilai tambah karena langsung terlibat dalam proses pembuatan produk. • Jam Penanggung Jawab Pewarnaan Penanggung jawab pewarnaan yang mengawasi proses pewarnaan untuk memastikan kualitas warna yang diinginkan memberikan nilai tambah. • Jumlah Bahan Baku Aksesoris Pemakaian bahan baku aksesoris secara langsung berkontribusi pada pembuatan produk.
Contoh aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah:
• Jam Kerja Upah Keamanan Meskipun penting untuk menjaga keamanan pabrik, aktivitas ini tidak langsung meningkatkan kualitas produk. • Jumlah kWh Listrik Kantor Terpakai Penggunaan listrik untuk keperluan kantor yang tidak terkait langsung dengan produksi tidak memberikan nilai tambah pada produk. • Jumlah Meter Persegi Luas Pabrik Peningkatan luas pabrik, jika tidak dibutuhkan untuk kapasitas produksi yang meningkat, mungkin tidak memberikan nilai tambah pada produk.
NOMOR EMPAT (4)
A. Kerugian yang disebabkan oleh kesalahan produksi, seperti menjahit logo brand terbalik pada 1000 pieces jaket dengan total nilai kerugian sebesar Rp. 250.000.000,-, dapat dianggap sebagai aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. Berikut adalah alasannya: 1. Kesalahan produksi ini jelas tidak meningkatkan kualitas produk, malah sebaliknya, menurunkan kualitasnya. Produk yang tidak memenuhi standar kualitas, seperti logo brand yang terbalik, tidak akan dianggap bernilai oleh pelanggan. 2. Sebuah produk dengan logo yang terbalik bukan hanya tidak memiliki nilai yang diharapkan oleh pelanggan, tetapi juga tidak menambah nilai pada mata uang pelanggan. Pelanggan tidak akan membayar lebih untuk produk yang cacat atau tidak sesuai dengan harapan mereka. 3. Kerugian senilai Rp. 250.000.000,- yang disebabkan oleh kesalahan produksi ini dapat dianggap sebagai beban finansial yang signifikan. Kerugian finansial seperti ini tidak memberikan nilai tambah kepada perusahaan, melainkan mengurangi nilai ekonomisnya. 4. Perusahaan mungkin perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk memperbaiki atau mengganti produk yang rusak. Pengeluaran ini, meskipun diperlukan, tidak meningkatkan nilai produk atau memberikan manfaat tambahan. 5. Kesalahan produksi seperti ini dapat merusak reputasi perusahaan di mata pelanggan. Reputasi yang baik adalah aset berharga yang memberikan nilai tambah, sedangkan kesalahan produksi seperti ini dapat menguranginya. B. Kerugian ini bukan merupakan aktivitas yang tidak memberi nilai tambah karena: 1. Meskipun logo brand terbalik, perusahaan memiliki kesempatan untuk mengoreksi kesalahan ini dan menjahit ulang logo dengan benar. Dengan melakukan perbaikan ini, perusahaan dapat menghasilkan produk yang memenuhi standar kualitas. 2. Dengan memperbaiki produk yang telah mengalami kesalahan produksi, perusahaan dapat mengurangi risiko pemborosan sumber daya yang sudah diinvestasikan dalam produksi awal. Mengabaikan produk yang sudah ada tanpa upaya perbaikan akan menjadi pemborosan yang lebih besar. 3. Perusahaan dapat memanfaatkan situasi ini sebagai peluang pemasaran. Mereka dapat mengkomunikasikan cerita tentang bagaimana mereka menghadapi tantangan produksi, memperbaiki kesalahan, dan memberikan produk berkualitas kepada pelanggan dengan harga lebih terjangkau. Pelanggan mungkin melihat perusahaan ini sebagai yang peduli dengan kualitas produk dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 4. Meskipun produk harus dijual dengan harga lebih murah, ini dapat menjadi daya tarik bagi pelanggan yang mencari produk berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau. Dalam situasi tertentu, harga yang lebih rendah dapat meningkatkan daya tarik produk. 5. Perusahaan dapat mengambil pelajaran dari kesalahan produksi ini dan meningkatkan proses produksi serta pengawasan kualitas untuk menghindari kesalahan serupa di masa depan. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk secara keseluruhan. Jadi, walaupun awalnya tampak sebagai kerugian, perusahaan memiliki kesempatan untuk memperbaiki situasi ini, mengambil pelajaran, dan bahkan mungkin meningkatkan hubungan dengan pelanggan.
Sumber referensi: Narsa, Made, dkk. BMP Akuntansi Biaya. 2023. Penerbit Universitas Terbuka. "Managerial Accounting" oleh Ray H. Garrison, Eric W. Noreen, dan Peter C. Brewer.