Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ricky Angga Pratama

NIM : 043062347
DISKUSI 2 AKUNTANSI BIAYA

NOMOR SATU (1)


Pemicu-pemicu kos tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut berdasarkan apakah mereka
tergolong pemicu kos berdasarkan unit atau non-unit:
Pemicu Kos Berdasarkan Unit:
• Jam mesin jahit: Pemicu kos ini dapat dianggap sebagai pemicu kos berdasarkan unit jika
biaya listrik mesin jahit dihitung per jam kerja mesin jahit.
• Jam penanggung jawab pewarnaan: Pemicu kos ini dapat dianggap sebagai pemicu kos
berdasarkan unit jika biaya ternaga kerja pewarnaan dihitung per jam kerja penanggung
jawab pewarnaan.
• Jumlah bahan baku aksesoris: Pemicu kos ini dapat dianggap sebagai pemicu kos
berdasarkan unit jika biaya bahan baku aksesoris dihitung berdasarkan jumlah unit
aksesoris yang digunakan.

Pemicu Kos Non-Unit:


• Jam kerja upah keamanan: Pemicu kos ini mungkin sulit untuk dikategorikan sebagai
pemicu kos berdasarkan unit, karena biasanya biaya upah tenaga keamanan tidak
berkaitan langsung dengan jumlah unit yang diproduksi.
• Jumlah kWh listrik kantor terpakai: Pemicu kos ini umumnya tergolong sebagai pemicu
kos non-unit karena biaya listrik kantor terpakai tidak berkaitan langsung dengan
produksi unit produk.
• Jumlah meter persegi luas pabrik: Pemicu kos ini juga tergolong sebagai pemicu kos non-
unit, karena biaya kebersihan pabrik biasanya tidak berkaitan langsung dengan jumlah
unit produk yang diproduksi.

NOMOR DUA (2)


Biaya listrik mesin jahit: Kos variabel bertahap
Biaya listrik mesin jahit dapat dianggap sebagai kos variabel bertahap karena hubungannya
dengan tingkat produksi atau jam kerja mesin jahit, tetapi dengan adanya beberapa
tingkatan atau tahapan produksi. Dalam konteks ini, kos variabel bertahap adalah kos yang
berubah seiring dengan peningkatan produksi, tetapi tidak langsung sebanding dengan
setiap unit produksi tambahan. Sebaliknya, biaya ini dapat meningkat secara bertahap atau
kelompok seiring dengan mencapai tingkat tertentu dalam produksi.
Misalnya, saat produksi ditingkatkan, konsumsi listrik mesin jahit mungkin meningkat
secara proporsional untuk beberapa tahap produksi. Namun, ketika suatu tahap produksi
tertentu dicapai, biaya listrik mesin jahit mungkin tetap pada tingkat tertentu meskipun
produksi terus meningkat. Hal ini bisa disebabkan oleh efisiensi mesin yang lebih baik atau
penggunaan sumber daya yang lebih efisien setelah mencapai kapasitas tertentu.

Biaya tenaga kerja pewarnaan: Kos variabel bertahap


Biaya tenaga kerja pewarnaan dapat dianggap sebagai kos variabel bertahap karena
hubungannya dengan tingkat produksi atau jam kerja pada tahap tertentu dalam proses
produksi.
Biaya tenaga kerja pewarnaan mungkin akan meningkat seiring dengan peningkatan tingkat
produksi. Ketika perusahaan meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan, waktu dan
usaha yang diperlukan oleh para pekerja pewarnaan juga mungkin meningkat. Namun,
setelah mencapai tingkat tertentu, peningkatan produksi tambahan mungkin tidak
menyebabkan peningkatan biaya tenaga kerja pewarnaan secara langsung atau sebanding.
Dengan kata lain, biaya tenaga kerja pewarnaan tidak naik secara langsung dengan setiap
unit tambahan yang diproduksi, tetapi cenderung meningkat secara bertahap atau kelompok
saat produksi mencapai tahap-tahap tertentu. Ini membuatnya dapat dikategorikan sebagai
kos variabel bertahap dalam konteks produksi yang lebih besar.

Biaya bahan baku aksesoris: Kos variabel


Biaya bahan baku aksesoris dapat dianggap sebagai kos variabel karena biaya tersebut
berubah secara langsung dan sebanding dengan jumlah unit produksi atau aksesoris yang
diproduksi. Biaya bahan baku aksesoris akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
unit yang diproduksi. Setiap unit tambahan yang diproduksi akan memerlukan lebih banyak
bahan baku, sehingga biaya bahan baku akan berubah sebanding dengan tingkat produksi.

Biaya upah tenaga keamanan: Kos tetap


Biaya upah tenaga keamanan dapat dianggap sebagai kos tetap karena besarnya biaya ini
tidak secara langsung berkaitan dengan tingkat produksi atau jumlah unit produk yang
diproduksi. Biaya tetap adalah biaya yang cenderung tetap dalam jangka waktu tertentu,
terlepas dari volume produksi atau aktivitas perusahaan.
Biaya upah tenaga keamanan tidak tergantung pada seberapa banyak produk yang
diproduksi atau seberapa aktif pabrik beroperasi. Bahkan jika produksi ditingkatkan atau
dikurangi, biaya upah tenaga keamanan cenderung tetap. Banyak perusahaan memiliki
kontrak atau perjanjian tetap dengan pihak keamanan yang menentukan gaji atau biaya
tetap yang dibayarkan untuk jasa keamanan. Jumlah ini tidak akan berubah secara
proporsional dengan tingkat produksi.
Biaya listrik kantor terpakai: Kos campuran
Biaya listrik kantor terpakai dapat dianggap sebagai kos campuran karena bagian dari biaya
tersebut dapat bersifat tetap sementara sebagian lagi bersifat variabel atau bertahap
tergantung pada kebutuhan dan tingkat aktivitas kantor. Oleh karena itu, ini termasuk
dalam kategori kos campuran, yang memiliki elemen kos tetap dan variabel.
Sebagian biaya listrik kantor mungkin bersifat tetap, yang berarti bahwa biaya tersebut
tidak berubah secara signifikan tergantung pada seberapa banyak atau seberapa sedikit
kantor digunakan. Sebagai contoh, biaya listrik dasar untuk menjaga pencahayaan atau
peralatan kantor yang terus-menerus diperlukan.
Sebagian lain dari biaya listrik kantor mungkin bersifat variabel atau bertahap. Misalnya,
penggunaan peralatan tambahan atau peningkatan aktivitas di kantor dapat menyebabkan
kenaikan biaya listrik yang sebanding. Dalam beberapa kasus, listrik kantor mungkin
meningkat secara bertahap ketika mencapai batas tertentu. Jika kantor sangat aktif atau
membutuhkan lebih banyak daya, biaya listrik akan meningkat.

Biaya kebersihan pabrik: Kos tetap bertahap


Biaya kebersihan pabrik dapat dianggap sebagai kos tetap bertahap yang tergantung pada
luas pabrik karena biaya tersebut cenderung tetap pada setiap tingkat luas pabrik tertentu,
tetapi dapat meningkat secara bertahap ketika luas pabrik diperluas.
Pada setiap tingkat luas pabrik tertentu, biaya kebersihan mungkin bersifat tetap karena
mungkin ada standar minimum kebersihan yang harus dijaga untuk seluruh pabrik. Biaya
ini mungkin tetap konstan sepanjang waktu sampai luas pabrik diperluas. Ketika pabrik
mengalami perluasan dan luasnya meningkat, biaya kebersihan mungkin meningkat secara
bertahap untuk menanggapi peningkatan pekerjaan pembersihan yang diperlukan.

NOMOR TIGA (3)


Aktivitas yang memberikan nilai tambah dalam proses produksi adalah kegiatan yang secara
langsung meningkatkan kualitas produk atau memberikan manfaat kepada pelanggan.
Sebaliknya, aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah adalah kegiatan yang tidak langsung
berkontribusi pada peningkatan kualitas produk atau kepuasan pelanggan.

Contoh aktivitas yang memberikan nilai tambah:


• Jam Mesin Jahit
Saat mesin jahit digunakan untuk menghasilkan produk, ini memberikan nilai tambah
karena langsung terlibat dalam proses pembuatan produk.
• Jam Penanggung Jawab Pewarnaan
Penanggung jawab pewarnaan yang mengawasi proses pewarnaan untuk memastikan
kualitas warna yang diinginkan memberikan nilai tambah.
• Jumlah Bahan Baku Aksesoris
Pemakaian bahan baku aksesoris secara langsung berkontribusi pada pembuatan produk.

Contoh aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah:


• Jam Kerja Upah Keamanan
Meskipun penting untuk menjaga keamanan pabrik, aktivitas ini tidak langsung
meningkatkan kualitas produk.
• Jumlah kWh Listrik Kantor Terpakai
Penggunaan listrik untuk keperluan kantor yang tidak terkait langsung dengan produksi
tidak memberikan nilai tambah pada produk.
• Jumlah Meter Persegi Luas Pabrik
Peningkatan luas pabrik, jika tidak dibutuhkan untuk kapasitas produksi yang meningkat,
mungkin tidak memberikan nilai tambah pada produk.

NOMOR EMPAT (4)


A. Kerugian yang disebabkan oleh kesalahan produksi, seperti menjahit logo brand terbalik pada
1000 pieces jaket dengan total nilai kerugian sebesar Rp. 250.000.000,-, dapat dianggap sebagai
aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. Berikut adalah alasannya:
1. Kesalahan produksi ini jelas tidak meningkatkan kualitas produk, malah sebaliknya,
menurunkan kualitasnya. Produk yang tidak memenuhi standar kualitas, seperti logo brand yang
terbalik, tidak akan dianggap bernilai oleh pelanggan.
2. Sebuah produk dengan logo yang terbalik bukan hanya tidak memiliki nilai yang diharapkan
oleh pelanggan, tetapi juga tidak menambah nilai pada mata uang pelanggan. Pelanggan tidak
akan membayar lebih untuk produk yang cacat atau tidak sesuai dengan harapan mereka.
3. Kerugian senilai Rp. 250.000.000,- yang disebabkan oleh kesalahan produksi ini dapat
dianggap sebagai beban finansial yang signifikan. Kerugian finansial seperti ini tidak
memberikan nilai tambah kepada perusahaan, melainkan mengurangi nilai ekonomisnya.
4. Perusahaan mungkin perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk memperbaiki atau mengganti
produk yang rusak. Pengeluaran ini, meskipun diperlukan, tidak meningkatkan nilai produk atau
memberikan manfaat tambahan.
5. Kesalahan produksi seperti ini dapat merusak reputasi perusahaan di mata pelanggan.
Reputasi yang baik adalah aset berharga yang memberikan nilai tambah, sedangkan kesalahan
produksi seperti ini dapat menguranginya.
B. Kerugian ini bukan merupakan aktivitas yang tidak memberi nilai tambah karena:
1. Meskipun logo brand terbalik, perusahaan memiliki kesempatan untuk mengoreksi kesalahan
ini dan menjahit ulang logo dengan benar. Dengan melakukan perbaikan ini, perusahaan dapat
menghasilkan produk yang memenuhi standar kualitas.
2. Dengan memperbaiki produk yang telah mengalami kesalahan produksi, perusahaan dapat
mengurangi risiko pemborosan sumber daya yang sudah diinvestasikan dalam produksi awal.
Mengabaikan produk yang sudah ada tanpa upaya perbaikan akan menjadi pemborosan yang
lebih besar.
3. Perusahaan dapat memanfaatkan situasi ini sebagai peluang pemasaran. Mereka dapat
mengkomunikasikan cerita tentang bagaimana mereka menghadapi tantangan produksi,
memperbaiki kesalahan, dan memberikan produk berkualitas kepada pelanggan dengan harga
lebih terjangkau. Pelanggan mungkin melihat perusahaan ini sebagai yang peduli dengan kualitas
produk dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
4. Meskipun produk harus dijual dengan harga lebih murah, ini dapat menjadi daya tarik bagi
pelanggan yang mencari produk berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau. Dalam situasi
tertentu, harga yang lebih rendah dapat meningkatkan daya tarik produk.
5. Perusahaan dapat mengambil pelajaran dari kesalahan produksi ini dan meningkatkan proses
produksi serta pengawasan kualitas untuk menghindari kesalahan serupa di masa depan. Hal ini
dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk secara keseluruhan.
Jadi, walaupun awalnya tampak sebagai kerugian, perusahaan memiliki kesempatan untuk
memperbaiki situasi ini, mengambil pelajaran, dan bahkan mungkin meningkatkan hubungan
dengan pelanggan.

Sumber referensi:
Narsa, Made, dkk. BMP Akuntansi Biaya. 2023. Penerbit Universitas Terbuka.
"Managerial Accounting" oleh Ray H. Garrison, Eric W. Noreen, dan Peter C. Brewer.

Anda mungkin juga menyukai