Anda di halaman 1dari 42

UKURAN KOMPONEN

DEMOGRAFI

Belajar Bareng Brooooo!


• Pada dasarnya ukuran-ukuran yang
dipergunakan dalam demografi yaitu
ukuran absolut dan relatif.
 Bilangan absolut dalam demografi di
kembangkan menjadi bilangan relatif, dgn
maksud agar lebih mudah untuk
mengadakan analisa dan ukuran satu
dengan yang lain dapat diperbandingkan.
Con’t
Dalam pengukuran peristiwa-peristiwa
tersebut perlu diketahui yaitu:
a. Pada periode waktu mana peristiwa itu terjadi.
b. Kelompok penduduk mana yang mengalami
peristiwa tersebut.
c. Peristiwa mana yang diukur.
Perbedaan dari ketiga faktor tersebut
berpengaruh kepada pemilihan macam
pengukuran yang dipergunakan.
Contoh paling sederhana dari bilangan absolut adalah jumlah
penduduk.dari berbagai survei dan sensus.

Jumlah Penduduk Laki dan Perempuan


BILANGAN RELATIF
Beberapa pengukuran dengan bilangan relatif adalah sebagai
berikut.
a. (Proporsi) artinya jumlah dari suatu sifat tertentu di
bandingkan dengan seluruh populasi dimana sifat tersebut
didapatkan.
Rumusan dari proporsi yaitu : X / ( X + Y )
Sebagai contoh ,pada suatu kelas jumlah murid laki-laki adalah
a sedang jumlah murid perempuan adalah b . Proporsi murid
laki-laki adalah sebagi berikut;

a
Plk-lk =
a+b
Dan proporsi murid perempuan adalah

b
Ppr =
a+b
b. Persentase
• Persentase adalah proporsi dikalikan 100 .sebagai
contoh persentase murid laki-laki.
a
Pers Lk-Lk = x 100
a+b
dan peresentase murid perempuan adalah
b
Pers .pr = x 100
a+b
• Dalam analisis data demografi atau data yang lain pada umumnya angka
proporsi jarang dimunculkan ,yang paling banyak digunakan adalah
bentuk persentase .
c. Perbandingan
Perbandingan jumlah murid laki-laki degan
perempuan

Perb. Murid Lk-Lk a


prp b

d. Rasio ( ratio )
Rasio adalah perbandingan dua perangkat ,yang
dinyatakan dalam suatu satuan tertentu .dalm
pengerjaannya ,rasio ( ratio ) adalah perbandingan di
kalikan 100.ukuran rasio ini sangat sering
dipergunakan. Dibawah ini beberapa pengukuran
rasio akan ditampilkan.
a). Rasio jenis kelamin ( sex ratio = SR )
Perbandingan jumlah antara jenis kelamin laki –laki
dan perempuan.
 Kalau jumlah laki –laki dinyatakan dengan simbol M
dan jumlah murid perempuan simbol F , maka rasio
jenis kelamin ( sex ratio = SR dapat di tulis degan rumus:
M
SR = xk
F
k = konstanta besarnya sama dengan 100
atau dapat dikatakan bahwa rasio adalah perbandingan
dikalikan 100
b) Rasio jenis kelamin menurut umur
Rasio jenis kelamin dapat pula dibuat berdasarkan
kelompok umur diwilayah yang sedang dilaksanakan
pembagunaan.
Rasio jenis kelamin (SR) menurut kelompok umur
dapat ditulis degan rumus sebagai berikut :

Mi
SRi= xk
Fi
Keterangan :
SRi = rasio jenis kelamin pada umur atau golongan i tahun
Mi = jumlah penduduk laki-laki pada umur atau golongan umur i tahun
Fi = jumlah penduduk perempuan pada umur atau golongan umur i
`tahun
k = konstanta ( umumnya nilainya 100 )
c). Rasio menurut jenis kelamin kelahiran ( sex ratio at birth =
SRB )
Rasio jenis kelamin kelahiran sering digunakan untuk
menghitung jumlah kelahiran bayi laki-laki dan kelahiran bayi
perempuan, apabila hanya diketahui angka kelahiran total (
laki-laki + perempuan ).

SR (m) or (f)
SRB = x JML TOTAL
SR (m)+SR (f)
Keterangan :
SRB = Rasio jenis kelamin kelahiran
SR = Sex rasio
M = Laki-laki F = Perempuan
d) Rasio anak perempuan ( child women ratio = CWR )
Rasio Anak perempuan adalah perbandigan antara anak ,yaitu
jumlah penduduk di bawah usia lima tahun terhadap jumlah
perempuan usia subur ( usia melahirkan atau usia reproduksi )
yaitu umur 15 tahun sampai dengan 49 tahun. Rasio anak
perempuan merupakan salah satu ukuran kelahiran yang
sederahana dan datanya didapat dari hasil sensus penduduk.
makin besar angka rasio anak perempuan memberikan
gambran semakin tinggi tingkat kelahiran.yang di nyatakan
dalam rumus rasio anak perempuan sebagai berikut:
P (0-4 )
CWR = xk
Pf (15-49)
Con’t
Keterangan :
CWR : Rasio anak wanita ( child women ratio )
P( 0-4) : Jumlah penduduk usia dibawah 5 tahun
Pf (15-49) : Jumlah penduduk perempuan usia 15-49
tahun
k = Angka konstanta dalam rumus ini biasanya
100.
e. Rasio beban tanggungan ( Dependency Ratio)
atau disebut juga rasio tanggungan keluarga adalah
perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak
produktif (penduduk usia muda dan penduduk
usia lanjut) dengan jumlah penduduk usia
produktif.

P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)


P65+ = Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas)
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)
2. Kepadatan Penduduk (Man Land Ratio)
o Jumlah penduduk per satuan unit wilayah, atau dapat
ditulis:

Jumlah Penduduk Suatu Wilyah


Kepadatan Penduduk (KP) =
Luas Wilayah (Km2/Ha)
o Jumlah Penduduk yang digunakan sebagai pembilang
dapat berupa jumlah seluruh penduduk di wilayah
tersebut, atau bagian-bagian penduduk tertentu seperti
pedesaan atau yang bekerja disektor pertanian, sedangkan
sebagai penyebut dapat berupa luas seluruh wilayah, luas
daerah pertanian, atau luas daerah pedesaan.
o Kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dibagi
menjadi empat bagian:
a) Kepadatan Penduduk Kasar (Crude Density of
Population) atau sering pula disebut dengan
Kepadatan Penduduk Aritmatika. Adalah banyaknya
penduduk per-satuan luas.
o Sebagai contoh kepadatan penduduk kasar untuk
indonesia pada tahun 1930, 1961, 1971, 1980, 1990,
1993, dan 1998.
b) Kepadatan Penduduk Fisiologis (Physiological Density)
Adalah jumlah penduduk tiap kilometer persegi tanah
pertanian. Atau dengan rumus ditulis:

Jumlah Penduduk Suatu Wilyah


KPF =
Luas Tanah Pertanian
Contoh:
Di Indonesia Pada Tahun 1973, dari seluas 1.904.570 km2
daratan, terdapat 163.940 km2 tanah pertanian. Kalau pada tahun 1971
jumlah penduduk Indonesia besarnya 119.232.000, maka kepadatan penduduk
fisiologis adalah:
o Kepadatan Penduduk Fisiologis
(KPF) = 119.232.000/163.940
= 727,29 orang per km2
Con’t
3. Kepadatan Penduduk Agraris (Agricultural Density)
Adalah jumlah penduduk petani tiap-tiap km2 tanah
pertanian. Atau dengan rumus ditulis:

KPA = Jumlah Penduduk (Suatu Wilayah)


Luas Wilayah Pertanian
Contoh:
Hasil Sensus penduduk 1971, jumlah penduduk Indonesia yang
bekerja dalam lapangan pertanian sebesar 64,2 persen atau
76.546.949 orang. Kalau luas tanah pertanian pada tahun 1973
adalah 163.940 km2, maka kepadatan penduduk agraris adalah

KPA = 76.546.949 = 446,9 per km2


163.940

4. Kepadatan penduduk ekonomis merupakan suatu perbandingan


antara jumlah penduduk dengan luas lahan dengan menurut
kapasitas produksinya. Rumus untuk kepadatan penduduk ekonomi
antara lain ialah sebagai berikut:
• Kepadatan Penduduk Ekonomi = Jumlah Penduduk (jiwa) : Luas
Lahan Produksi (km2)
PENGUKURAN PROSES DEMOGRAFI
• Pengukuran proses demografi digunakan angka atau
tingkat atau rate. Adapun rumus tingkat peristiwa
demografi tertentu adalah

Jumlh Peristiwa Yg Terjadi


Dlm Jenjang Waktu Tertentu
Tingkat Peristiwa Dem. Trtentu = x 1000
Jumlah Kelmpok Penduduk Yg
Mempunyai Resiko (Population
Exposed To Risk) Dlm Peristiwa Tsb
Dlm Jenjang Waktu Yg Sama
• Salah satu konsep pengukuran yang sering
digunakan adalah konsep jumlah tahun
kehidupan (person years-lived) yang digunakan
untuk menghitung jumlah penduduk yang
mempunyai resiko terhadap suatu peristiwa
demografis. Namun karena jumlahnya besar
dan waktunya lama, maka untuk itu digunakan
perkiraan dengan asumsi bahwa jumlah
kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi
keluar,
Con’t
- Tersebar merata pada periode tahun yang
dihitung, sehingga jumlah kumulatif tahun
kehidupan besarnya tidak jauh berbeda dengan
pertengahan tahun (30 Juni).Penduduk yang
hidup pada pertengahan tahun tersebut disebut
penduduk pertengahan tahun (midyear or
central population). Adapun cara
perhitungan penduduk pertengahan tahun
adalah :
Con’t
Penduduk Pertengahan Tahun (Pm)

o (Pm) = P1 + P2
2

o Atau Pm = P1 +[ P2-P1]
[P2]

• Dimana, P1 adalah penduduk pada permulaan tahun dan P2


adalah penduduk pada akhir tahun
Con’t
o Jumlah penduduk pertengahan tahun ini berguna dalam
menghitung angka kelahiran kasar, angka kematian kasar,
migrasi neto dan migrasi bruto di suatu wilayah. Terdapat
dua macam angka/rate, yaitu:
a. Angka kasar , adalah angka yang dipakai untuk menghitung
peristiwa demografis penduduk total, termasuk penduduk
yang tidak menanggung resiko peristiwa demografis
tersebut. Misalnya Angka Kelahiran Kasar (CBR).

b. Angka spesifik, adalah angka yang dipakai untuk


menghitung peristiwa demografis penduduk yang
menanggung resiko peristiwa demografis tersebut.
Misalnya Angka Fertilitas Menurut Umur (ASFR)
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
• Adalah angka yang menunjukkan banyaknya
kelahiran pada tahun tertentu per 1000
penduduk pada pertengahan tahun yang sama.
Adapun data tentang jumlah kelahiran dan
jumlah penduduk dapat diperoleh dari hasil
sensus penduduk atau survei-survei tentang
fertilitas. Namun hasilnya masih sangat kasar
karena dibagi dengan jumlah seluruh penduduk
termasuk perempuan yang berada dalam usia
reproduksi yaitu 15-49 tahun.
Con’t
• Angka Kelahiran Kasar (CBR) dirumuskan sebagai
berikut:

• CBR = Jumlah kelahiran selama setahun x 1000


Penduduk pertengahan tahun dari
tahun yg sama

Atau CBR = B x1000


Pm
Dimana: B = jumlah kelahiran, Pm adalah jumlah
penduduk pertengahan tahun
Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate
(CDR)
• Adalah angka yang menunjukkan besarnya
kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu
untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut
kasar sebab belum memperhitungkan umur
penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko
kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan
penduduk yang masih muda. Angka Kematian
Kasar (AKK) dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Con’t
• CDR = D x 1000
Pm
Dimana:
CDR = Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian (death) pada tahun
tertentu
Pm = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun
tertentu
K = Bilangan konstanta 1000
• Contoh:
• Andaikan dari Susenas 2010 tercatat sebanyak 767.740
kematian, sedangkan jumlah penduduk pada tahun
tersebut diperkirakan sebesar 21.437.096 jiwa. Angka
Kematian Kasar yang terhitung adalah
767.740 x 1000
21.437.096
= 3.58
Artinya, pada tahun 2010 terdapat 3 atau 4 kematian
untuk tiap 1000 penduduk.
Angka Migrasi Neto (M)/Net Migration
• Adalah selisih jumlah migran masuk dan
migran keluar pada suatu wilayah dalam kurun
waktu tertentu terhadap jumlah penduduk
pertengahan tahun, dan biasanya dinyatakan
dalam per 1000 penduduk. Berguna untuk
mengukur mobilitas penduduk secara geografis.
• Angka Mirgasi Neto (M) dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Con’t
Mn = Jumlah Migran Masuk – Jumlah Migran Keluar x 1000
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun
Contoh,
Andaikan hasil data perhitungan di kabupaten Wajo, Propinsi Sulawesi
Selatan menunjukkan jumlah migran masuk sebesar 22.178 dan migran
keluar 13.457 dan jumlah penduduk pertengahan tahun 2010 adalah
715.509. Maka migrasi neto nya adalah sebagai berikut :

22.178 -13.457 x 1000


715.509
= 12
Jadi ada 12 jiwa yang bermigrasi per 1000 penduduk untuk tahun 2010.
Angka Migrasi Bruto (Mb) /Grass Migration

• Adalah jumlah migran masuk dan migran keluar


dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun dan
biasanya dinyatakan dalam per 1000 penduduk.
Berguna untuk menunjukkan jumlah kejadian
perpindahan, dapat dirumuskan sebagai berikut:

Mb = Jumlah Migran Masuk + Jumlah Migran Keluar x 1000


Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun
Contoh:
Andaikan hasil data perhitungan di kabupaten Wajo, Propinsi
Sulawesi Selatan menunjukkan jumlah migran masuk sebesar
13.457 dan migran keluar 22.178 dan jumlah penduduk
pertengahan tahun 2010 adalah 715.509. Maka migrasi bruto
nya adalah sebagai berikut:

13.457 + 22.178 x 1000


715.509
=49, 80
Jadi ada 49 atau 50 jiwa yang mengalami kejadian perpindahan
per 1000 penduduk untuk tahun 2010
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk suatu wilyah dipengaruhi
oleh besarnya;
 Kelahiran (Birh=B),
 Kematian (Death=D),
 Migrasi Masuk (In Migration= IM),
 dan Migrasi Keluar (Out Migration =OM).
Penduduk akan bertambah jumlahnya kalau ada
bayi lahir (B) dan penduduk yang datang (IM) dan
penduduk akan berkurang jumlahnya kalau ada
penduduk yang mati (D) dan yang meninggalkan
wilayah tersebut (OM).
Persamaan Berimbang (The Balancing
Equation)
• Metode yang sederhana untuk
menghitung pertumbuhan penduduk dari
tahun ketahun, yaitu dengan persamaan
berimbang.
Dengan rumus:
Pt = Po + (B - D) + (IM - OM)
Con’t
Dimana:
Pt = banyaknya penduduk pd thn akhir
Po = banyaknya penduduk pd thn awal
B = banyaknya kelahiran
D = banyaknya kematian
IM = banyaknya migrasi masuk
OM = banyaknya migrasi keluar
(B - D) = pertumbuhan penduduk alamiah
(IM – OM) = migrasi neto
Con’t
Contoh:
Dlm bulan Januari th 1990 jumlah penduduk
Kecamatan X sebesar 214.300 orang; jumlah kelahiran
sebesar 3.165 orang dan jumlah kematian sebesar 1912
orang. Pada tahun itu jumlah migrasi masuk sebesar 400
dan migrasi keluar jumlahnya 40 orang. Pada bulan
januari 1991 jumlah penduduk kecamatan X adalah:

Pt = Po + (B – D) + (IM - OM)
= 214.300 + (3.165 - 1912) + (400 – 40)
= 215.913
Jadi pd bulan Januari 1991 jumlah penduduk
Kecamatan x besarnya 215913 orang.

Anda mungkin juga menyukai