KULIAH TUGAS 1
2). Perhatian diberikan pada pengembangan model-model, situasi, skema, dan simbol-
simbol
3). Sumbangan dari para siswa, sehingga siswa dapat membuat pembelajaran menjadi
konstruktif dan produktif, artinya siswa memproduksi sendiri dan mengkonstruksi
sendiri (yang mungkin berupa algoritma, rule a tau aturan), sehingga dapat
membimbing para siswa dari level matematika informal menuju matematika formal
4). Interaktuf, sebagai karakterist k dan proses pembelajaran matematika
Dalam penerapan PMRI di sekolah, siswa belajar secara mandiri atau berkelompok untuk
menentukan strategi penyelesaian kontekstual. Strategi ini dikembangkan dan diaptakan
sendiri oleh siswa (free producton) dalam bentuk matematika informal (diagram, gambar,
kode, simbol, dan lainnya) dan juga matematika formal sepert konsep dan algontma yang
telah mereka pelajari sebelumnya. Guru memfasilitasi pembentukan matematika informal
menjadi matematka formal yang standar. Aktifitas belajar berlangsung secara maju melalui
diskusi interaktif antara siswa dan guru. Pendekatan realistik merupakan pendekatan
pembelajaran matematika yang membenkan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara
akuf dan mentalnya dalam mengkonstruksi pengetahuan yang dikaitkan dengan pengalaman
kehidupan nyata siswa.
Guru membentuk kelompok dan meminta kelompok tersebut untuk berkerja sama
mendiskusikan penyelesaian masalah-masalah yang telah diselesaikan secara individu
(negosiasi, membandingkan, dan berdiskusi).
Adanya kesesuaian materi yang diujikan dan target kompetensi yang harus
dicapai melalui materi yang diajarkan. Hal in dapat memberikan informasi tentang siapa atau
peserta didik mana yang telah mencapai tingkatan pengetahuan tertentu yang disyaratkan
sesuai dengan target kompetensi dalam silabus/kurikulum dan dapat memberikan informasi
mengenai apa dan seberapa banyak mateni yang telah dipelajan peserta didik. Berdasarkan
ilmu pengukuran pendidikan, ujian yang bahannya tdak sesuai dengan target kompetensi yang
harus dicapai bukan saja kurang memberikan informasi tentang hasil belajar seorang peserta
didik, melainkan juga tidak menghasilkan umpan balik bagi penyempurnaan proses belajar-
mengajar. Bahan ulangan/ujian hendaknya menghasilkan informasi atau data yang dapat
dijadikan landasan bagi pengembangan standar sekolah, standar wilayah, atau standar
nasional melalui penilaian hasil proses belajar-mengajar.
Penulisan butir-butir saal merupakan langkah penting dalam upaya pengembangan alat
ukur kemampuan atau tes yang baik. Penulisan soal adalah penjabaran indikator jenis dan
tingkat perilaku yang hendak diukur menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karaktensuknya
sesuai dengan pennciannya dalam kisrkisi. Butir soal merupakan jabaran atau dapat juga
wujud dari indikator, Dengan demikian setiap pernyataan atau butr soal periu d buat
sedemikian rupa
sehingga jelas apa yang ditanyakan dan jelas pula jawaban yang diminta. Mutu setiap butir
soal akan menentukan mutu soal tes secara keseluruhan. Butir-butir soal harus memiliki
tingkat penalaran tinggi atau memiliki Higher Order Thinking (HOT).
b. kunci jawaban
1. Rumus keliling persegi
K=s+s+s+s
=8+8+8+8
= 32 cm
2. Benda – benda yang memiliki bentuk persegi adalah buku, lemari, dan dadu
3. Rumus keliling persegi
K=s+s+s+s
=5+5+5+5
= 20 cm
5. a. salah, karena saya telah mencoba membuatnya dan ternyata itu adalah jaring – jaring
kubus. Atau Karena memang jika gambar itu disatukan dengan menggunakan metode jaring
laba-laba, maka gambar tersebut akan membentuk persegi. Materi jaring-jaring kubus dan
balok merupakan salah satu materi yang tidak dapat diajarkan dengan metode verbal saja akan
tetapi harus diajarkan dengan benda-benda konkret dimana siswa dapat mengidentifikasi
benda konkret tersebut. Olehkarena itu, guru harus menggunakan benda-benda konkret untuk
mengajarkan janng laba-laba tersebut.
b. membuat latihan -latihan yang berkaitan dengan jaring-jaring kubus dan mempraktekan
langsung kepada siswa.
Agar tidak terjadi kesalahan untuk materi janng laba-laba guru harus memberikan
pemahaman bahwa materi jaring laba-laba harus menggunakan benda konkret dalam
pembelajaran jaring-jaring kubus dan balok membutuhkan bahan dan alat seperti kardus,
kertas karton, dan lem. Dalam pembuatan jaring-jaring kubus dan balok membutuhkan waktu
yang Cukup lama sehingga akan lebih efektif jika siswa dapat mengidentifikasi kubus dan
balok tanpa membuatnya terlebih dahulu.
Pembelajaran jaring-jaring kubus dan balok diberikan pada siswa sekolah dasar kelas lima
semester dua. Pada materi tersebut diharapkan siswa menyebutkan sifat-sifat kubus dan balok,
menentukan jaring-jaring kubus dan balok, serta dapat menggambar kubus dan balok. Dalam
pembelajaran jaring-jaring kubus dan balok penulis memanfaatkan rumah belajar sebagai
media pembelajaran karena dengan rumah belajar siswa dapat mengidentifikasi benda berupa
bangun ruang balok dan kubus secara virtual tanpa harus membuatnya secara nyata. Dalam
ruang virtual rumah belajar tersebut siswa dapat mengetahu bag an-bagian kubus dan balok
secara mendetail baik sisi, rusuk, sudut bahkan janng-aring kubus dan balok.
Pada model jaring laba-laba guru menyajikan pembelajaran dengan tema yang
menghubungkan antar mata pelajaran. Model jaring laba-laba adalah pembelajaran yang
mengintegrasikan materi pembelajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema.
Tema menjadi pengikat keterkatan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lannya.
Pada penjelasan diatas mengenai model janng laba-laba merupakan model pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekaan tematik. Model pembelajaran mengaitkan mata
pelajaran satu kemata pelajaran lainnya, tentunya harus bertemakan sesuai walaupun mata
pelajarannya berbeda. Model ini sangat membantu siswa dalam berfikir kreatif, dan dapat
pula memotivasi siswa dalam proses belajar. Karena membuka memikiran siswa lebih luas
dalam belajar IPS tentunya dikaitkan dengan disiplin ilmu lannya menurut pemikiran sendiri
namun tidak keluar dari tema dalam materi yang diajarkan. Dalam pemilihan tema siswapun
ikut adil didalamnya sehingga adanya komunikasi yang baik antara guru dan siswa setungga
dalam proses belajar mengajarnya berlangsung kondusif tentunya akan mempengaruhi hasil
belajar siswa dan keaktifan siswa dikelas.