Anda di halaman 1dari 2

Nama : Merina Indriastuti

NIM : 21150469
Materi : Larangan Korupsi dan Kolusi

Berikan 2 contoh riil dalam kehidupan tentang bahaya korupsi dan kolusi
1. Dzolim terhadap diri sendiri
Seseorang yang dia melakukan korupsi (contoh kasus : suap) maka dia akan
mendzolimi diri sendiri dan orang lain. Korupsi adalah salah satu dosa besar yang dimana
pelakunya mendapat laknat Rasulullah.
Hal ini disebutkan dalam hadits dari Sahabat Abu Hurairah berkata “Rasulullah telah
melaknat penyuap dan orang yang disuap dalam hukum”.
Orang yang menyuap dan menerima suap sama-sama dilaknat oleh Allah jadi artinya orang
terebut sama-sama berdosa. Konskwensi dari laknat Rasulullah pastilah mereka juga akan
dilaknat oleh Allah.
Apa arti laknat Allah dan Rasulullah? Laknat itu artinya jauh dari kebaikan. Ada juga
yang menyatakan, laknat adalah jauh dari Allah. Jika laknat itu dari manusia dan makhluk,
yang dimaksud laknat adalah celaan dan do’a.Setiap yang terkena laknat Allah, maka ia
berarti jauh dari rahmat Allah dan berhak mendapatkan siksa, akhirnya binasa. Demikian
disebutkan dalam Lisanul ‘Arab, 13: 387-388. (Sumber https://rumaysho.com/12940-mereka-
yang-terkena-laknat.html).
Jadi sungguh merugi orang-orang yang melakukan korupsi (yang menyuap dan
menerima suap) karena mereka mendzolimi diri sendiri dengan menceburkan dirinya ke
neraka Allah jika mereka tidak bertaubat sebelum ajal menjemput.

2. Dzolim terhadap orang lain meski ada niat baik di dalamnya


Menerima suap (korupsi) akan memberikan dampak yang buruk bagi orang lain,
terkhusus bagi keluarga kita. Karena uang yang didapat dari hasil korupsi adalah uang yang
haram dan hal itu akan memberikan dampak yang buruk bagi yang memakannya. Memakan
harta yang haram akan menjadikan seseorang akan semakin jauh dari Allah, istri akan
menjadi pembangkang dan anak-anak bisa menjadi anak durhaka. Bahkan saat harta haram
tersebut dimakan oleh hewan ternak, bisa jadi hewan ternak tersebut akan sakit kemudian
mati.
Sungguh bahaya sekali dosa korupsi dan kolusi ini, karena dampak yang terjadi
sungguh sangat besar dan merugikan.
3. Dzolim terhadap lembaga tempat dia bekerja.
Sebuah lembaga apapun itu, pasti menghendaki memiliki karyawan/pekerja yang
kompeten serta profesional. Tetapi dengan adanya kolusi, maka lembaga tersebut bisa jadi
akan mendapatkan pekerja yang tidak kompeten profesional. Tentulah hal ini sangat
merugikan bagi lembaga tempat dia bekerja dan membuat lembaga tersebut tidak
berkembang bahkan bisa jadi mengalami kebangkrutan.
Praktek kolusi dan korupsi dalam mencari kerja memang sudah umum terjadi, tetapi
hal ini bukan berarti menjadi boleh ataupun halal, tetap saat kita nanti mencari kerja atau saat
kita nanti sebagai pihak yang berwenang dalam perekrutan pekerja, kita harus menghindari
praktek kolusi serta korupsi meski itu saudara kita sendiri ataupun teman dekat kita sendiri
(kolusi) ataupun kita akan mendapatkan sejumlah uang/hadiah yang banyak (korupsi).

Anda mungkin juga menyukai