Anda di halaman 1dari 5

NAMA: AYU ADMANINGSIH

NIM: 2202001010012

ISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESMAVET


DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

BAB I Pasal 1: KETENTUAN UMUM:

1. Kesejahteraan Masyarakat Veteriner


2. Kesejahteraan Hewan
3. Halal
4. Zoonosis
5. Dokter Hewan
6. Dokter Hewan Berwenang
7. Unit Usaha
8. Higiene
9. Sanitasi
10. Pengendalian dan Penanggulangan Zoonosis
11. Pengawasan
12. Pemotongan Hewan
13. Otoritas Veteriner
14. Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner
15. Peredaran Produk Hewan

Pasal 2: Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai:

1. Kesehatan Masyarakat Veteriner;


2. Kesejahteraan Hewan; dan
3. penanganan Hewan akibat Bencana Alam

BAB II KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER:

Bagian Kesatu: Ketentuan Umum

Bagian Kedua: Penjaminan Higiene dan Sanitasi

a. Paragraf Kesatu: Umum


b. Paragraf Kedua: Cara yang Baik di Tempat Budidaya
c. Paragraf Ketiga: Cara yang Baik di Tempat Produksi Pangan Asal Hewan
d. Paragraf Keempat: Cara yang Baik di Tempat Produksi Produk Hewan Nonpangan

1
e. Paragraf Kelima: Cara yang Baik di Rumah Potong Hewan
f. Paragraf Keenam: Cara yang Baik di Tempat Pengumpulan dan Penjualan
g. Paragraf Ketujuh: Cara yang Baik Dalam Pengangkutan

Bagian Ketiga: Penjaminan Produk Hewan

Bagian Keempat: Pengendalian dan Penanggulangan Zoonosis

BAB III KESEJAHTERAAN HEWAN:

Bagian Kesatu: Umum

Bagian Kedua: Penangkapan dan Penanganan

Bagian Ketiga: Penempatan dan Pengandangan

Bagian Keempat: Pemeliharaan dan Perawatan

Bagian Kelima: Pengangkutan

Bagian Keenam: Penggunaan dan Pemanfaatan

Bagian Ketujuh: Perlakuan dan Pengayoman yang Wajar Terhadap Hewan

Bagian Kedelapan: Pemotongan dan Pembunuhan

Bagian Kesembilan: Praktik Kedokteran Perbandingan

BAB IV PENANGANAN HEWAN AKIBAT BENCANA ALAM

BAB V KETENTUAN PERALIHAN

BAB VI KETENTUAN PENUTUP

2
ISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN

BAB I Pasal 1: KETENTUAN UMUM:

1. Penyakit Hewan
2. Wabah
3. Penyakit Hewan Menular Strategis
4. Penyakit Hewan Eksotik
5. Hewan
6. Satwa Liar
7. Peternak
8. Perusahaan Peternakan
9. Laboratorium Veteriner
10. Dokter Hewan
11. Dokter Hewan Berwenang
12. Obat Hewan
13. Wilayah
14. Otoritas Veteriner
15. Pemerintah Daerah

BAB II PENGAMATAN DAN PENGIDENTIFIKASIAN PENYAKIT HEWAN

Bagian Kesatu: Umum

Bagian Kedua: Surveilans

Bagian Ketiga: Penyidikan

Bagian Keempat: Pemeriksaan dan Pengujian

Bagian Kelima: Peringatan Dini

Bagian Keenam: Pelaporan

BAB III PENCEGAHAN PENYAKIT HEWAN

Bagian Kesatu: Umum

Bagian Kedua: Penetapan Penyakit Hewan Menular Strategis

Bagian Ketiga: Penetapan Kawasan Pengamanan Penyakit Hewan Menular Strategis

Bagian Keempat: Penerapan Prosedur Biosafety dan Biosecurity

3
Bagian Kelima: Pengebalan Hewan

Bagian Keenam: Pengawasan Lalu Lintas Hewan, Produk Hewan, dan Media Pembawa Penyakit
Hewan Lainnya di Luar Wilayah Kerja Karantina

Bagian Ketujuh: Kesiagaan Darurat Veteriner

Bagian Kedelapan: Penerapan Kewaspadaan Dini

BAB V PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN

Bagian Kesatu: Umum

Bagian Kedua: Penutupan Wilayah

Bagian Ketiga: Pembatasan Lalu Lintas Hewan Rentan, Produk Hewan, dan Media Pembawa
Penyakit Hewan Lainnya yang Berisiko Tinggi

Bagian Keempat: Pengebalan Hewan

Bagian Kelima: Pengisolasian Hewan Sakit atau Terduga Sakit

Bagian Keenam: Penanganan Hewan Sakit

Bagian Ketujuh: Pemusnahan Bangkai Hewan

Bagian Kedelapan: Pengeradikasian Penyakit Hewan

Bagian Kesembilan: Pendepopulasian Hewan

BAB VI PENGOBATAN HEWAN

BAB VII PERSYARATAN TEKNIS KESEHATAN HEWAN

Bagian Kesatu: Umum

Bagian Kedua: Persyaratan Teknis Kesehatan Hewan untuk Pemasukan Hewan, Produk Hewan
Nonpangan, dan Media Pembawa Penyakit Hewan Lainnya ke Dalam Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia

Bagian Ketiga: Persyaratan Teknis Kesehatan Hewan untuk Pengeluaran Hewan, Produk Hewan
Nonpangan, dan Media Pembawa Penyakit Hewan Lainnyadari Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia

Bagian Keempat: Persyaratan Teknis Kesehatan Hewan untuk Lalu Lintas Hewan, Produk
Hewan Nonpangan, dan Media Pembawa Penyakit Hewan Lainnya dari Satu Pulau ke Pulau

4
Lain di dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Lalu Lintas AntarWilayah
dalam Satu Pulau

BAB VIII SISTEM INFORMASI

BAB IX KETENTUAN PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai