DJFSL DJFKLF SDJFKL F
DJFSL DJFKLF SDJFKL F
1. [20 poin] Untuk material ferromagnetik ketika tidak ada medan magnet luar (H =
0), magnetisasi M bernilai maksimum = 1 pada suhu T = 0, kemudian nilainya
turun menuju nol pada suhu kritis T = Tc dan bernilai nol untuk T > Tc . Lihat
∂M 1 f (H ) M0
= − (2)
∂T H Tc (1 − T / Tc ) 2 2(1 − T / Tc )1 / 2
1
Jawaban
a. Dengan menyatakan M = M ( H , T ) maka bentuk diferensialnya adalah
∂M ∂M
dM = dH + dT (3) [2 poin]
∂H T ∂T H
Jika persamaan (1) diturunkan parsial ke T dan persamaan (2) diturunkan parsial ke H
diperoleh
∂ ∂M 1 a
= (4) (1 poin)
∂T ∂H T Tc (1 − T / Tc ) 2
∂ ∂M 1 f ' (H )
= (5) (1 poin)
∂H ∂T H Tc (1 − T / Tc ) 2
Karena ruas kiri persamaan (4) sama dengan ruas kiri persamaan (5) maka diperoleh
f ' (H ) = a (6) (1 poin)
Integrasi memberikan
f ( H ) = aH + konstanta (7) (1 poin)
Mengingat syarat batas f ( H = 0 ) = 0 maka
konstanta = 0 (1 poin)
sehingga
f ( H ) = aH (8) (1 poin)
∂M 1 aH M0
M = ∫ dT + g1 ( H ) = ∫ − dT + g1 ( H )
∂T H Tc (1 − T / Tc ) 2 2(1 − T / Tc )1/ 2
aH
= + M 0 (1 − T / Tc )1/ 2 + g ( H ) (9) [2 poin]
1 − T / Tc
Selanjutnya jika persamaan (9) diturunkan parsial ke H dan disamakan hasilnya dengan
persamaan (1) diperoleh
∂M a a
= + g ' (H ) = + 3bH 2 (10) (1 poin)
∂H T 1 − T / Tc 1 − T / Tc
sehingga
2
Dengan mengingat dari gambar
M ( H = 0, T = Tc ) = 0 (12) (1 poin)
Ketika T = 0, M = 1 sehingga
M0 =1 (15) (1 poin)
3
2. [20 poin] Ditinjau material paramagnetik yang mana partikel magnetiknya
memiliki momentum sudut J. Proyeksi momentum sudut terhadap sumbu z ( J z )
memiliki 2J + 1 buah nilai yang mungkin ( J z = –J, –J + 1, ..., J), sehingga momen
magnetik partikel pada sumbu z adalah µ z = J z g L µ B dimana g L = faktor Lande
dan µ B = magneton Bohr. Energi momen magnetik di dalam medan magnet B yang
mengarah ke sumbu z adalah − µ z B .
a. [8 poin] Tentukan fungsi partisi dalam bentuk yang paling sederhana untuk
partikel paramagnetik di dalam suatu medan magnet B yang mengarah ke
sumbu +z. Partikel tersebut berada pada kesetimbangan termal dengan suhu
T.
b. [4 poin] Tentukan energi rata-rata partikel.
c. [8 poin] Tentukan magnetisasi M dari sistem N partikel magnetik identik dan
independen untuk T → 0. Jelaskan makna fisis hubungan magnetisasi dan
energi pada T → 0.
4
Jawaban
a. Energi yang mungkin terjadi ada sebanyak 2J + 1 buah yaitu
E = − Jg L µ B B, ( − J + 1) g L µ B B,..., Jg L µ B B (1) (1 poin)
Fungsi partisi Z dirumuskan sebagai
Z = ∑ exp( − E / kT ) (2) [2 poin]
[
= e − Jα 1 + eα + e 2α + ... + e ( 2 J −1)α + e 2 Jα ] (5) (1 poin)
Suku-suku yang berada di dalam kurung membentuk deret geometri dengan suku
sinh 1 α [2 ] [ ] [2 ] 2 [2 ] [
( J + 1 ) cosh ( J + 1 )α sinh 1 α − 1 cosh 1 α sinh ( J + 1 )α ]g
=−
[ ] sinh 2 [1 α ]
LµB B
2 2 2
sinh ( J + 1 )α
2 2
(1 poin)
[ 2
[
E = − g L µ B B ( J + 1 ) coth ( J + 1 )α − 1 coth 1 α
2
] 2
[2 ] (9) (1 poin)
5
c. Karena magnetisasi M adalah rata-rata momen magnetik, maka dari formula
E = − µ z B diperoleh
E E
M = µz = − =− (10) [2 poin]
B B
[ 2
[ 2
]2
[ ]
M = g L µ B ( J + 1 ) coth ( J + 1 )α − 1 coth 1 α
2
(11) (1 poin)
[ 2
]
M ≈ g L µ B ( J + 1 ) − 1 = Jg L µ B
2
(12) (1 poin)
sebesar E = − Jg L µ B B . [2 poin]
6
3. [27 poin] Pada tanggal 10 April 2019, untuk pertama kalinya saintis berhasil
membuat visualisasi sebuah lubang hitam (black hole) yang berada di pusat suatu
galaksi. Lubang hitam merupakan obyek eksotik dari teori relativitas umum. Setiap
benda yang berada di dekatnya akan ditarik ke dalam oleh medan gravitasinya
yang sangat kuat, sampai-sampai cahayapun juga tidak dapat melepaskan diri
sehingga lubang hitam adalah obyek yang gelap dan sulit diamati. Secara klasik,
lubang hitam hanya bergantung dari besaran yang sederhana yaitu massa (M),
muatan listrik (q) dan momentum sudut (L). Melalui pendekatan kuantum,
Stephen Hawking menyatakan bahwa lubang hitam tidak sepenuhnya gelap karena
ia dapat memancarkan partikel sehingga lubang hitam dapat memiliki suhu T dan
entropi S. Untuk sebuah lubang hitam yang bermuatan netral dan tidak berotasi,
entropi lubang hitam S dapat dinyatakan sebagai
S = 14 k α c β hγ G δ A (1)
7
Jawaban
a. Satuan internasional untuk besaran-besaran pada persamaan (1) adalah sebagai
berikut
[S] = Joule/K = kg m2 s−2 K−1 [0,5 poin]
[k] = Joule/K = kg m2 s−2 K−1 [0,5 poin]
[c] = m s−1 [0,5 poin]
[ h ] = Joule s = kg m2 s−1 [0,5 poin]
[G] = N m2 kg−2 = kg−1 m3 s−2 [0,5 poin]
[A] = m2 [0,5 poin]
Dengan menyamakan pangkat ruas kiri dan kanan persamaan (1) diperoleh:
kg : 1 = α + γ − δ [1 poin]
m : 2 = 2α + β + 2γ + 3δ + 2 [1 poin]
s : −2 = −2α − β − γ − 2δ [1 poin]
K : −1 = −α [1 poin]
Dari satuan K, diperoleh α = 1.
Dari satuan kg, diperoleh γ = δ.
Dari satuan m, diperoleh 0 = 2 + β + 5δ.
Dari satuan s, diperoleh 0 = −β−3δ.
Dua persamaan terakhir menghasilkan δ = −1, sehingga γ = −1 dan β = 3.
Nilai α + β + γ + δ = 2. [1 poin]
Persamaan (1) dituliskan sebagai
kc 3
S= A (2) [1 poin]
4 hG
b. Untuk tempat yang jauh dari lubang hitam bermassa M, sebuah partikel bermassa
m yang diam memiliki energi kinetik nol, dan energi potensial gravitasi sama
dengan nol. Dengan menggunakan kelestarian energi, maka pada jarak radius
Schwarschild RS berlaku
GMm
mvesc − =0.
1 2
2 (3) [1 poin]
RS
8
2GM
RS = (4) [1 poin]
c2
Luas permukaan lubang hitam adalah
2
2GM 16πG 2 2
A = 4πRS 2 = 4π = M (5) [1 poin]
c2 c4
Entropi lubang hitam S adalah
kc 3 kc 3 16πG 2 2 4πkG 2
S= A= M = M (6) [1 poin]
4 hG 4 hG c 4 hc
Dari hukum pertama termodinamika
dS =
1
(dU + pdV ) (7) [1 poin]
T
Entropi S dapat dinyatakan sebagai
S = S (U , V ) (8)
sehingga
∂S ∂S
dS = dU + dV (9) [1 poin]
∂U V ∂V U
Dengan membandingkan persamaan (7) dan (9) di atas diperoleh
1 ∂S ∂S ∂M
= = (10) [1 poin]
T ∂U V ∂M V ∂U V
hc 3 1
T= (14) [1 poin]
8πkG M
Dengan memasukkan nilai-nilainya dalam satuan SI diperoleh
9
(1,054 × 10−34 )(3 × 108 )3 1
T= − 23 −11
= 6 × 10 −8 Kelvin. (15) [1 poin]
8π (1,38 × 10 )(6,67 × 10 ) 2 × 10 30
c. Daya radiasi yang dipancarkan oleh lubang hitam persatuan luas dirumuskan
sebagai
dU / dt
P= = σT 4 (16) [1 poin]
A
dU
= σAT 4 (17) [1 poin]
dt
Karena pemancaran daya radiasi menyebabkan berkurangnya massa maka
dU dM
= −c 2 (18) [1 poin]
dt dt
Dari persamaan (5), (14) dan (18) maka persamaan (17) menjadi
4
dM 16πG 2 2 hc3 1
− c2 =σ M
dt c4 8πkG M
dM σh 4c6 1
− = (19) [1 poin]
dt 256π 3k 4G 2 M 2
t 0
256π 3k 4G 2
∫ dt = − ∫M
2
dM
0 σh c
4 6
M
256π 3k 4G 2 πG 2
t= M 3 = 5120 M3 (20) [1 poin]
3σh c
4 6
hc 4
Untuk massa awal sama dengan massa matahari maka usia lubang hitam hingga
massanya lenyap adalah
π (6,67 × 10−11) 2
t = 5120 −34 8 4
(2 × 1030 )3 detik
(1,05 × 10 )(3 × 10 )
10
4. [33 poin] Matahari yang berbentuk bola diketahui memiliki jari-jari sebesar
buah model kerapatan matahari ρ sebagai fungsi jarak radial r dari pusat
RS
ρ (r ) = ρ B
r
dengan ρ B = konstan. Sedangkan pada model C terdapat persamaan minus gradien
tekanan P terhadap jarak radial r yang dirumuskan sebagai
dP( r ) 4π
=− K C r exp(−(r / a) 2 )
dr 3
dengan a suatu parameter jarak yang besarnya a = RS / 5 , serta K C adalah suatu
konstanta yang terdiri dari konstanta gravitasi universal G dan kerapatan di pusat
matahari ρ c . Untuk seluruh model, asumsikan bahwa sistem berada pada
11
Jawaban
a. Persamaan kesetimbangan hidrostatik adalah
dP
= − ρ (r ) g (r ) (1) (1 poin)
dr
dengan percepatan gravitasi lokal g (r ) dirumuskan sebagai
Gm(r )
g (r ) = (2) (1 poin)
r2
maka
dP ρ ( r ) m( r )
= −G (3) (1 poin)
dr r2
Persamaan untuk massa m sebagai fungsi r adalah
dm = 4π r 2 ρ (r ) dr (4) (1 poin)
Untuk model A dengan kerapatan matahari bernilai ρ A = konstan maka dengan
mengintegralkan persamaan (4) diperoleh massa sebagai fungsi r adalah
poin]
Integral persamaan (6) ke r menghasilkan
0 R
4π
∫ dP = − 3 Gρ A ∫ r dr
2
P(r ) r =r
12
α + β + δ = −1. [0,5 poin]
Untuk model B, massa sebagai fungsi r adalah
r
RS 2 8π
m(r ) = 4π ∫ ρB r dr = ρ B RS r 5 / 2 (9) [0,5 poin]
r 5
r =0
dP RS 8π 1 8π 2
= −Gρ B ρ B RS r 5 / 2 2 = − ρ B RS = konstan (11) [0,5 poin]
dr r 5 r 5
Integral persamaan (11) menghasilkan
8π 2
P (r ) = ρ B RS ( RS − r ) (12) [0,5 poin]
5
Tekanan di pusat matahari untuk model B adalah
2
8π 2 2 8π 5M S 2 5
PB (r = 0) = ρ B RS = RS = GM S2 RS− 4 (13) [0,5 poin]
5
5 8πRS
3 8π
Jadi
C B = 5 /(8π ) [0,5 poin]
Pada model C
dP(r ) 4π
=− K C r exp(−(r / a) 2 ) (14)
dr 3
Maka pengintegralan memberikan
0 RS
4π
∫ dP = − 3 K C ∫ r exp(−(r / a)
2
) dr (15) [0,5 poin]
P (r ) r
Dengan substitusi
x = r / a dan X S = RS / a (16) [0,5
poin]
Maka persamaan (15) menjadi
2π
P(r ) = K C a 2 [exp(− x 2 ) − exp(− X S2 )] (17) [0,5 poin]
3
Jika a = RS / 5 maka X S = 5 sehingga
13
exp(− X S2 ) = e −25 ≈ 0
Maka persamaan (17) menjadi
2π
P (r ) = K C a 2 exp(− x 2 ) (18) [0,5 poin]
3
Dari analisis dimensi dapat ditunjukkan bahwa
3
[
ρ c a 2 − exp(− x 2 )( x 2 + 2 x + 2) ] (25) [0,5 poin]
Untuk r = R, maka
m(r = R) = M S x = R / a = 5 exp(−x 2 ) = exp(−25) ≈ 0 (26)
4π R 4π 6
3
14
625
PC (r = 0) = GM S2 RS− 4 (29) [0,5 poin]
16π
Sehingga
625
CC = = 12,4 (30) (1 poin)
16π
b. Dari persamaan gas ideal
PV = NkT (31) [2 poin]
maka suhu di pusat matahari untuk model C adalah
P V PC P PC
TC = C = = C = (32) [2 poin]
Nk ( N / V )k nk ρc
k NA
AR
Karena AR = berat atom = 0,62 amu = 0,62 gram per mol, N A = 6,02 × 10 23 , maka dari
persamaan (28) dan (29), persamaan (32) menjadi
AR PC AR 625 375 M
TC = = GM S2 RS− 4 / S
kρ c N A kN A 16π 4π 6 R
3
S
3kT
v rms = (33) [2 poin]
mH
sama dengan suhu di pertanyaan (c) ini (15,4 juta K). Adapun besar suhu di pusat
15
matahari untuk model A dan B jauh lebih kecil, mengingat nilai C A = 3 /(8π ) = 0,12
maupun C B = 5 /(8π ) = 0,20 . [2 poin]
16