Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Teknologi dan Vokasi
yang diampu oleh :
Dr. Suciati, S.Pd., M.Ds.
Disusun Oleh :
Amelia Rida Nurfitriani Iskandar (2103499)
Dea Ivy Nathalee (2100961)
Rhea Avila Nendes (2101493)
Shaffa Ardiya Shabira Itsnaini (2102334)
Tiara Khairunnisa (2107470)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Konsep Diklat pada
Pendidikan Teknologi dan Vokasi sebagai tugas untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kajian Teknologi dan Vokasi tepat pada waktunya.
Penulis
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelatihan dan pengembangan sering kita dengar dalam dunia kerja
di perusahaan, organisasi, lembaga, atau bahkan dalam instansi pendidikan.
Hal ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan pengembangan sangat
penting bagi tenaga kerja untuk bekerja lebih menguasai dan lebih baik
terhadap pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat kedepan. Tidak terlalu
jauh dalam instansi pendidikan, pelatihan dan pengembangan sering
dilakukan sebagai upaya meningkatkan kinerja para tenaga kerja pendidikan
yang dianggap belum mampu untuk mengemban pekerjaannya karena
faktor perkembangan kebutuhan masyarakat dalarn pendidikan. Secara
deskripsi tertentu potensi para pekerja pendidikan mungkin sudah
memenuhi syarat administarasi pada pekerjaanya, tapi secara aktüal para
pekerja pendidikan harus mengikuti atau mengimbangi perkembangan
pendidikan sesuai dengan tugas yang dijabat atau yang akan dijabatnya. Hal
ini yang mendorong pihak instansi pendidikan untuk memfasilitasi
pelatihan dan pengembangan karir para tenaga kerja pendidikan guna
mendapatkan hasil kinerja yang baik, efèktif dan efisien.
Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah training
and development artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kerja
pendidikan yang bersumberdaya manusia yang baik dan tepat sangat perlu
pelatihan dan pengembangan. Hal ini sebagai upaya untuk mempersiapkan
para tenaga kerja pendidikan untuk menghadapi tugas pekerjaan jabatan
yang dianggap belum menguasainya. Management thought yang
dikemukakan Taylor, bahwa tenaga kerja membutuhkan latihan kerja yang
tepat. Teori ini sangat tepat untuk rnenghindari kemungkinan terburuk
dalam kemampuan dan tanggung jawab bekerja, sehingga dalam
menyelesaikan tugas jabatan lebih efektif dan efisien sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan. Dalam instansi pendidikan biasanya para tenaga kerja
yang akan menduduki jabatan baru yang tidak didukung dengan
pendidikannya atau belum mampu melaksanakan tugasnya, biasanya upaya
yang ditempuh adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan
karir. Dengan melalui pelatihan dan pengembangan, tenaga kerja akan
mampu mengerjakan, meningkatkan, mengembangkan pekerjaannya.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
b. Metode Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
c. Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan dengan Pengembangan
d. Jenis-Jenis Pendidikan dan Pelatihan
e. Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan
1
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk Mengetahui Pengertian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
b. Untuk Mengetahui Metode Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
c. Untuk Mengetahui Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan dengan
Pengembangan
d. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Pendidikan dan Pelatihan
e. Untuk Mengetahui Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan
2
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode
studi kepustakaan atau literatur review. Literatur review merupakan ikhtisar
komprehensif tentang penelitian yang sudah dilakukan mengenai topik yang
spesifik untuk menunjukkan kepada pembaca apa yang sudah diketahui
tentang topik tersebut dan apa yang belum diketahui, untuk mencari rasional
dari penelitian yang sudah dilakukan atau untuk ide penelitian selanjutnya
(Denney & Tewksbury, 2013). Studi literatur bisa didapat dari berbagai
sumber baik jurnal, buku, dokumentasi, internet dan pustaka. Metode studi
literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan
penulisan (Zed, 2008 dalam Nursalam, 2016). Jenis penulisan yang
digunakan adalah studi literatur review yang berfokus pada hasil penulisan
yang berkaitan dengan topik atau variabel penulisan.
Penulis melakukan studi literatur ini setelah menentukan topik
penulisan dan ditetapkannya rumusan masalah, sebelum terjun ke lapangan
untuk mengumpulkan data yang diperlukan (Darmadi, 2011 dalam
Nursalam, 2016).
3
C. Metode Analisis Data
Jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi kemudian di
kumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, tahun terbit
jurnal, rancangan studi, tujuan penelitian, sampel, instrument (alat ukur) dan
ringkasan hasil atau temuan. Ringkasan jurnal penelitian tersebut
dimasukan ke dalam tabel diurutkan sesuai alfabel dan tahun terbit jurnal
dan sesuai dengan format tersebut di atas.
Untuk lebih memperjelas analisis abstrak dan full text jurnal dibaca
dan dicermati. Ringkasan jurnal tersebut kemudian dilakukan analisis
terhadap isi yang terdapat dalam tujuan penelitian dan hasil/temuan
penelitian. Metode analisis yang digunakan menggunakan analisis isi
jurnal.
4
BAB III
PEMBAHASAN
1. Andrew F Sikula
a. On the job training methods
b. Vestibule training methods
c. Apprenticeship training methods
d. Demonstration and example methods
e. Simulation training methods
f. Classroom training methods
2. Wayne F Cascio
a. The practical methods
b. Simulation methods
c. Information presentation techniques
6
a. Magang
Magang diprogramkan untuk lebih mengarah kepada
pendidikan daripada pelatihan dalam hal pengetahuan untuk
melakukan suatu keahlian.
b. Internship
Internship dapat memberikan kepada individu pengalaman
untuk pengenalan terhadap pekerjaan, organisasi, atau
industri.
c. Rotasi Pekerjaan
Rotasi pekerjaan bertujuan untuk memperluas latar belakang
bisnis, karena melakukan setiap pekerjaan dalam
serangkaian pekerjaan yang ada menjadikan setiap individu
menyerap keahlian, pengalaman dan pengetahuan baru.
7
Metode pelatihan dengan cara peragaan dan penjelasan
bagaimana cara-cara melakukan suatu pekerjaan melalui
contoh atau percobaan yang didemontarsikan.
8
Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut
antisipasi kemampuan dan keahlian individu yang harus dipersiapkan bagi
kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran dan program pengembangan
menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan individu
untuk mengantisipai perubahan yang mungkin terjadi tanpa direncanakan
(unplanned change) atau perubahan yang direncanakan (planed change).
(Syafaruddin:200 1:2 17).
Hal serupa dikemukakan (Hadari:2005:208). Pelatihan adalah
program program untuk memperbaiki kemampuan melaksanakan pekerjaan
secara individual, kelompok dan/atau berdasarkan jenjang jabatan dalam
organisasi atau perusahaan. Sedangkan pengembangan karir adalah usaha
yang diakukan secara formal dan berkelanjutan dengan difokuskan pada
peningkatan dan penambahan kemampuan seorang pekerja. Dan pengertian
ini menunjukkan bahwa fokus pengembangan karir adalah peningkatan
kemampuan mental tenaga kerja.
Perbedaan kedua istilah itu pada intinya mengarahkan bahwa
pelatihan dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan
pegawai melaksanakan tugas sekarang, sedangkan pendidikan lebih
berorientasi pada peningkatan produktivitas kerja pegawai di masa depan.
Akan tetapi perbedaan itu tidak perlu ditonjolkan karena kedua pengertian
itu umumnya digunakan bersama-sama.
Sebenarnya perbedaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu
perusahaan, menurut Soekidjo Natoatmodjo secara teoritis dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan dan pelatihan dapat diartikan sebagai suatu proses belajar
mengajar dengan menggunakan teknik atau metode tertentu, guna
meningkatkan keterampilan sesorang atau sekelompok orang dalam
menangani tugas dan fungsi melalui prosedur yang sistematis dan
terorganisasi yang berlangsung dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dapat dilakukan dengan metode on job
training dan metode off job training. Diklat dimaksudkan untuk membantu
meningkatkan kemampuan pegawai melaksanakan tugas sekarang,
sedangkan pendidikan lebih berorientasi pada peningkatan produktivitas
kerja pegawai di masa depan. Jenis pelatihan pendidikan vokasi diantaranya
vocational training curriculum, training berbasis pemagangan, dan integrasi
pemagangan pada kurikulum pelatihan CBT. Analisis kebutuhan diklat
mempunyai beberapa jenis, antara lain organisasi, tugas, dan individual.
Organisasi memiliki tujuan untuk memeriksa dimana pelatihan dibutuhkan
dalam organisasi. Tugas yaitu gambaran dari kegiatan pekerjaan, termasuk
tugas yang dihasilkan oleh pegawai serta pengetahuan, keterampilan,
kemampuan yang diperlukan untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab.
Dan individual mempunyai target peserta atau pegawai dapat memiliki
kinerja standar dan sesuai yang diharapkan.
15
DAFTAR RUJUKAN
Garavan, Thomas N., Pat Costine, and Noreen Heraty (1995). Training and
Development: Concepts, Attitudes, and Issues. Training and Development in
Ireland. Cengage Learning EMEA.
Dr. Suyitno, M.Pd. (n.d.). Pendidikan Vokasi Dan Kejuruan Strategi Dan
Revitalisasi Abad 21. (M. Darmiati, Ed.). Retrieved February 16, 2023, dari
https://kmedia.co.id/wp-content/uploads/2020/11/Pendidikan-Vokasi-dan-
Kejuruan_Suyitno.pdf.
Riadi, Muchlisin. (2012). Pendidikan dan Pelatihan. Diakses pada 2/16/2023, dari
https://www.kajianpustaka.com/2012/11/pendidikan-dan-pelatihan.html
Hippach-Schneider, U., Krause, M., & Woll, C. (2007). Vocational Education and
Training in Germany. Luxembourg: European Centre for the Development of
Vocational Training.
16
Ilona, V. (2018). Analisis Kebutuhan Diklat Di Pemerintahan. Civil Service
Journal, 12(1 Juni), 23–30.
https://jurnal.bkn.go.id/index.php/asn/article/view/21/31
Mutohhari, F., Ramadhan Nur, H., Nurtanto, M., Nurhaji, S., & Fawaid, M.
(2022). Vocational Education National Seminar (VENS). Vocational Education
National Seminar (VENS), 1, 11–15.
17