Modul - 20 Analisis Kecelakaan
Modul - 20 Analisis Kecelakaan
Modul 20.
Analisis dan Pelaporan
kecelakaan kerja listrik
1
MATERI PEMBINAAN AHLI K3 LISTRIK
Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaandan K3
No. :Kep.47/PPK&K3/VIII/2015 Tentang Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang Listrik.
I. KELOMPOK DASAR :
I.1.Kebijakan Pembinaan dan Pengawasan K3
I.2.Pembinaan dan Pengawasan K3 Listrik
IV.1EVALUASI :
IV.1.Evaluasi (Teori)
2
Modul 20.
Analisis dan Pelaporan kecelakaan kerja listrik
Halaman
20. Analisis dan Pelaporan kecelakaan kerja listrik 4
20.1. Identifikasi Potensi bahaya Tersengat listrik (Shock) 4
20.2. Identifikasi Potensi bahaya Percikan api (Arc Flash) 4
20.3. Identifikasi Potensi bahaya Kebakaran karena listrik (Fire) 5
20.4. Identifikasi Potensi bahaya Ledakan karena Pemeliharaan Peralatan 5
yang tidak baik (Blast due lack of maintenance)
20.5. Identifikasi Potensi bahaya Ledakan karena karena IR yang salah 5
(Blast due wrong Interrupting Rating)
20.6. Identifikasi Potensi bahaya listrik lainnya 5
20.7. LOTO (Lock Out Tag Out) 6
20.7.1. Energi Berbahaya 6
20.7.2. Pengertian LOTO 6
20.7.3. Kewajiban melaksanakan Lock Out System pada PP No.50 tahun 7
2012 tentang SMK3
20.7.4. Kewajiban melaksanakan Lock Out System pada Permanaker 8
No.05/Men/1996
20.7.5. Prosedur dan Peraturan Isolasi Energi Berbahaya (Tagging 8
procedures and Lock Out)
20.7.6. Peralatan-peralatan LOTO 10
20.7.7. LOTO box 11
20.7.8. Hal-hal penting dalam pelaksanaan LOTO 12
20.8. Aplikasi JSA (Job Safety Analysis) dalam pekerjaan Listrik 12
20.8.1. Pengertian JSA 12
20.8.2. Cara membuat dan menggunakan JSA 14
20.8.3. JSA untuk pekerjaan Listrik 15
20.8.3.1. JSA Inspeksi dan Pengencangan Terminasi Kabel Power 15
20.8.3.2. JSA Melepas dan Memasang CT pada Panel MV (Medium Voltage) 15
20.8.3.3. JSA Regrease Motor Listrik 16
20.8.3.4. JSA Bekerja di ketinggian Tower Listrik 16
20.9. Pemahaman tentang Kecelakaan Kerja 18
20.9.1. Teori Domino 18
20.9.2. ILCI Loss Caustion Model 19
20.9.3. Teori Swiss Cheese (Keju Swiss) 19
20.9.4. Teori SHELL 21
20.9.5. Teori Faktor Manusia (Human Factor Theory) 22
20.9.6. Contoh Kasus Teori Kecelakaan 22
20.10. Laporan Kecelakaan Kerja 23
20.10.1. Pemahaman tentang Man Hours (Jam Orang) 23
20.10.2. FR dan SR berdasarkan ANSI Z16.1 24
20.10.3. FR dan SR bedasarka ILO 26
20.10.4. FR dan SR berdasarkan ANSI Z16.4 dan OSHA 26
20.10.5. FR dan SR berdasarkan OHSAS 18001 27
20.10.6. FR dan SR berdasarkan Permenaker No.3 tahun 1998 28
20.10.7. SK DirJend No.84 tahun 1998 sebagai Juklak Permenaner No.3/1998 28
20.10.8. Contoh Perhitungan FR dan SR 31
Modul 20.
3
Analisis dan Pelaporan kecelakaan kerja listrik
Identifikasi potensi bahaya listrik
1. Ada potensi bahaya Tersengat listrik apabila ada yang membiasakan diri mencoba
secara sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan
bisa ada tegangan listriknya.
2. Ada potensi bahaya Tersengat listrik apabila tidak diBeri Isolasi bagian-bagian
terbuka yang bertegangan.
3. Ada potensi bahaya Tersengat listrik apabila tidak diBeri tutup yang aman pada
bagian-bagian yang bertegangan
4. Ada potensi bahaya Tersengat listrik apabila tidak diBeri pagar pengaman pada
bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja,
pasang peralatan Interlocking (bila perlu).
5. Ada potensi bahaya Tersengat listrik apabila tidak diPasang Grounding pada
Instalasi listrik
6. Ada potensi bahaya Tersengat listrik apabila tidak diPasang Grounding pada
bagian-bagian yang kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-
lain)
7. Ada potensi bahaya Tersengat listrik apabila tidak diPasang ELCB (Earth Leakage
Circuit Breaker) dengan sensitivity maksimum 30 mA. Nama lain dari ELCB adalah GPAS
(Gawai Proteksi Arus Sisa), alias RCCB (Residual Current Circuit Breaker), alias RCD
(Residual Current Detector), alias GFCI (Ground Fault Current Interrupter).
8. Ada potensi bahaya Tersengat listrik apabila tidak diLaksanakan LOTO (Lock Out
Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan listrik.
9. Ada potensi bahaya Tersengat listrik apabila tidak diGunakan APD (PPE) dengan
tepat, baik dan benar
1. Ada potensi bahaya Percikan api apabila Pada saat melakukan pekerjaan
Pemeliharaan, listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa.
4
2. Ada potensi bahaya Percika Api apabila tidak ada upaya mengHindarkan
kemungkinan terjadinya short circuit, dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse)
3. Ada potensi bahaya Percika Api apabila tidak ada upaya mngHindari Kondisi tidak
aman (Unsafe condition) dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act)
4. Ada potensi bahaya Percika Api apabila tidak mengGunakan Alat Pelaindung Diri
(APD) yang baik dan benar.
1. Ada potensi bahaya Ledakan karena Pemeliharaan yang tidak baik apabila
tidak diLaksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, dan CM) sesuai dengan prosedur-
prosedur pemeliharaan (Maintenance Prosedures).
2. Ada potensi bahaya Ledakan karena Pemeliharaan yang tidak baik apabila
tidak diLakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM,
CM)
5
20.7. LOTO (Lock Out Tag Out)
Istilah “The Control of hazardous energy (Lock Out Tag Out)”, dan tidak disingkat sebagai
LOTO, mulai diperkenalkan oleh OSHA 29 CFR Part 1910.147 di Amerika.
(OSHA = Occupational Safety and Health Administartion.
CFR = Code of Federal Regulation).
OSHA 29 CFR Part 1910.147 tentang Lock Out Tag Out mulai ditulis pada tahun 1982, dan
mulai dijadikan sebagai standard pada tahun 1989.
Pada tahun 2008, OSHA juga telah memperbaharui standard Lock Out Tag Out, ada
perubahan menafsirkannya (Lihat CPL 02-00-147).
Keputusan terakhir, atnggal 1 April 2014, dan menjadi standard pada 1 Juli 2014.
History :
6
The control of hazardous energy (Lock Out Tag Out) resmi diumumkan tanggal 1 September
1989, Federal Register, Volume 54, No.169 (halaman 36644-36690).
Efektif tanggal 2 Januari 1990 sebagaimana diumumkan Federal Register, Volume 54,
No.213, 6 Nopember 1989 (halaman 46610).
Para pekerja yang sedang mengoperasikan atau sedang melakukan kegiatan pemeliharaan
bisa terpapar gangguan fisik serius atau kematian jika energi berbahaya tidak dikendalikan
secara benar.
Para pekerja, operator, dan buruh adalah bagian dari 3 juta pekerja yang mengoperasikan
peralatan dan menghadapi risiko terbesar.
Kesesuaian dengan standar Lock Out tag Out mencegah perkiraan 120 kematian dan 50.000
luka-luka setiap tahun.
Para pekerja yang terluka pada pekerjaan dari paparan energi berbahaya, menghilangkan
124 hari kerja untuk penyembuhan.
Jika kita ikuti perkembangannya, pada tahun 2017, Lock Out Tag Out (LOTO) akan
diusulkan untuk dilakukan perubahan-perubahan sebagaimana diperlukan.
7
20.7.4. Kewajiban melaksanakan Lock Out Tag Out pada
Permennaker No.05/Men/1996.
8
20.7.5. Prosedur dan Peraturan Isolasi Energi Berbahaya
(Tagging Procedures & Lock Out)
9
Gambar 20.1.
Prosedur LOTO
10
Gambar 20.2.
Peralatan-peralatan LOTO
11
Gambar 20.23
LOTO Box
12
10. Tags
11. Group Lockout
12. Shift Change
13. Removing A Lock
Konsep JSA dibuat oleh NSC (National Safety Council) dengan format 3 kolom yaitu :
Kolom 1 : Sequence of Basic Job Step, Kolom 2 : Potential Hazards, Kolom 3 :
Recommended Action or Procedure.
Dalam pelaksanaannya sering dimodifikasi, misalnya antara lain seperti berikut ini.
13
14
20.8.2. Cara membuat dan menggunakan JSA
Langkah-langkah Cara membuat dan menggunakan JSA adalah :
1). Mengkomunikasikan kepada seluruh pekerja tentang JSA, tentang pentingnya JSA, dan
cara pembuatan JSA. Suatu program kerja tidak akan diperhatikan dengan baik oleh seluruh
pekerja apabila tidak disosialisasikan terlebih dahulu.
2). Jelaskan secara rinci (detail) pekerjaan dari awal hingga selesai pekerjaan. Merincikan
pekerjaan wajob secara detail dan spesifik. Apabila pekerjaan dilakukan dihari berikutnya di
area berbeda maka wajib lagi dibuat JSA yang baru karena sangat mungkin kondisinya dan
potensi bahayanya berbeda.
3). Pilihlah pekerjaan yang akan dianalisis. Pekerjaan dengan tingkat potensi kecelakaan
atau PAK (penyakit Akibat Kerja) tertinggi, pekerjaan yang berpotensi menyebabkan cidera
(injury) serius, pekerjaan baru, pekerjaan yang telah mengalami perubahan proses dan
prosedur kerja, dan pekerjaan ysng cukup kompleks (rumit) dan membutuhkan istruksi
tertulis.
4). Tentukan langkah pengendalian berdasarkan bahaya pada setiap langkah pekerjaan
yang ditulis.
5). Supervisor diharuskan untuk mendiskusikan JSA dengan para pekerja yang terlibat,
Tujuannya agar terjadi satu pemahaman yang sama tentang potensi bahayanya dan cara
pengendaliannya.
15
20.8.3. JSA untuk pekerjaan listrik
Berikut iniadalah Contoh-contoh JSA untuk pekerjaan Listrik yang nyta dibuat dan digunakan
dilapangan.
16
20.8.3.3. JSA Regrease Motor Listrik
17
20.9. Pemahaman tentang Kecelakaan kerja
Menurut BS-OHSAS (British Standard-Occupational Helath and Safety Assessment Series)
18001,2007 :
Kecelakaan kerja didefinisikan sebagai kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang
dapat menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahannya) kejadian
kematian atau kejadian yang menyebabkan kematian.
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan kerja : Kecelakaan kerja adalah
suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses
yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia
maupun harta benda.
Sedangkan menurut UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja :
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan sejak berangkat dari
rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar
dilalui.
a. Social Environment and Ancestry : karakter negatif dari seseorang untuk berperilaku
tidak aman, seperti ceroboh. Selain itu pengaruh lingkungan sosial juga dapat
menyebabkan seseorang membuat kesalahan.
b. Fault of the person (Careless) : karakter negatif yang menyebabkan kesalahan pada
seseorang yang mejadi penyebab melakukan tindakan tidak aman.
c. Unsafe Act & Unsafe Condition : Tindakan tidak aman seseorang dan Kondisi tidak
aman.
e. Injury : cidera yang merupakan hasil dari kecelakan. Penggunaan teori domino ini
digunakan sebagai petunjuk pertama, satu domino yang dapat menghancurkan
18
empat domino yang lain, kecuali pada titik tertentu sebuah domino diangkat untuk
menghentikan rangkaian.
Domino yang paling mudah dan paling efektif dihilangkan adalah domino yang tengah yang
berlabel “Unsafe Act & Unsafe Condition (Tindakan tidak aman dan Kondisi yang tidak
aman)”.
Domino baru yang mencerminkan hubungan langsung manajemen dengan penyebab dan
dampak dari kerugian kecelakaan. Teori Domino baru dari Bird & Germain sekarang ini lebih
dikenal dengan sebutan ILCI (International Loss Control Institute) Loss Caution Model yang
digambarkan dengan lima bintang Domino terkait satu sama lain dalam suatu urutan linier
(OHS Body of Konowledge Models of Caution: Safety 2012).
19
Kecelakaan terjadi ketika terjadi kerusakan dalam interaksi antara komponen yang terlibat
dalam proses produksi.
Kegagalan ini menurunkan integritas system sehingga lebih rentan terhadap bahaya
operasional yang dapat mengakibatkan kerentaan terhadap terjadinya bencana kegagalan
dan kecelakaan.
Teori ini menggambarkan sebuah sistem sebagai keju Swiss yang berlubang-lubang dan
diletakkan berjajar setelah dipotong-potong.
Setiap lubang dari keju menggambarkan kelemahan manusia dan sistem.
Dalam teori ini dianggap bahwa kecelakaan terjadi akibat adanya dua jenis kegagalan yaitu
kegagalan aktif dan kegagalan laten.
Kegagalan aktif berupa “Unsafe Act”. Sedangkan kegagalan laten yaitu berupa kegagalan
dari sisi organisasi (pengaruh pengorganisasian dan kebijakan manajemen), “Unsafe
supervision” (pengawasan tidak baik), dan “Precondition for unsafe act” (kondisi yang
mendukung munculnya perilaku tidak aman).
Pada teori ini, James Reason membagi penyebab kelalaian atau kesalahan manusa menjadi
4 tingkatan :
20
3. Pengawasan yang tidak aman (unsafe supervision)
4. Pengaruh organisasi (organization influence)
Dalam swiss cheese model, berbagai macam tipe kesalahan manusia ini merepresentasikan
lubang pada sebuah keju.
Jika keempat keju ini sama-sama mempunyai lubang, maka kecelakaan menjadi tak
terhindarkan.
Kelima faktor tersebut harus saling melengkapi satu sama lain (match) agar tidak terjadi
kecelakaan.
21
- Setelah terjadi kecocokan diantara setiap factor-factor tersebut maka kemungkinan
terjadinya kecelakaan akan lebih sedikit.
Human Factors :
- Task
- Individual
- Team
- Organization
22
JAWAB :
a. Teori Domino
Ledakan Panel yang mengakibatkan Teknisi Listrik meninggal :
Social Environment and Ancestry (Pengaruh lingkungan, dan karakter negatif dari seseorang
untuk berperilaku tidak aman, seperti ceroboh), Fault of the person (Careless), Unsafe Act &
Unsafe Condition, Accident, Injury.
Satu domino dapat menghancurkan empat domino yang lain, kecuali pada titik tertentu
sebuah domino diangkat untuk menghentikan rangkaian.
Domino yang paling mudah dan paling efektif dihilangkan adalah domino yang tengah yaitu
“Unsafe Act & Unsafe Condition”.
b. Teori SHELL
Ledakan Panel yang mengakibatkan Teknisi Listrik meninggal :
Penyebab kecelakaan bukan karena manusia saja, tetapi ada 5 faktor, yaitu :
SHELL = Software, Hardware, Environment, Liveware1 (Manusia ke 1), Liveware2 (Manusia
ke 2 dan lainnya).
Pekerjaan penggalian tanah sepanjang 10 meter pada SKTT (Saluran Kabel Tegangan
Tinggi), estimasinya selesai dengan 100 MH.
100 MH bisa = 5 Man x 20 Hours, atau = 10 Man x 10 Hours, dll yang masuk akal.
Artinya pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan : Menggunakan 5 Orang dalam 20 Jam,
atau Menggunakan 10 Orang dalam 10 Jam, dll yang masuk akal.
23
Jika digunakan 100 Orang, tidak mungkin selesai dalam 1 Jam, tetapi malahan pekerjaan
tidak selesai karena tidak mungkin 100 orang bisa bekerja dalam satu lokasi terbatas
tersebut.
Angka 1.000.000 berasal dari Standard ILO : (50 minggu/tahun) x (40 jam/minggu) x 500
pekerja = 1.000.000 Jam Orang
24
Contoh :
Suatu perusahaan dengan 500 tenaga kerja, kegiatan 50 minggu per tahun, 48 jam kerja
per minggu.
Jumlah lembur 20.000 jam, dan absen 60.000 jam
Terjadi 60 kecelakaan dalam 1 tahun.
Jumlah Jam Orang
= [(500x50x48)+20.000-60.000]
=1.160.000
60 x 1.000.000
FR = ------------------- = 51,72
1.160.000
Artinya, dalam setahun terjadi kira-kira 52 kecelakaan pada setiap 1.000.000 Jam orang.
25
Contoh :
Sebuah tempat kerja telah bekerja 365.000 Jam Orang, selama setahun telah terjadi 5
kasus kecelakaan kerja yang menyebabkan 175 hari kerja hilang.
Tentukan Rate waktu kerja hilang akibat kecelakaan tersebut.
FR = (5 x 1.000.000) / 365.000 =13,70
SR = (175 x 1.000.000) / 365.000
=479
Nilai SR =479 mengindikasikan bahwa selama kurun waktu tersebut telah terjadi hilangnya
waktu kerja sebesar 479 hari per sejuta jam kerja orang.
Sama dengan ANZI Z16.1, ILO berdasarkan 1.000.000 Jam kerja Orang
ANSI Z16.4 dan OSHA menggunakan basis 200.000 Jam Orang kerja, yaitu
= (50 minggu/tahun) x (40 jam/minggu) x 100 pekerja
= 200.000 Jam Orang
26
20.10.5. FR dan SR berdasarkan OHSAS 18001 (British
Standard-Occupational Health and Safety assessment
Series)
Kewajiban untuk melakukan pengukuran kinerja K3 tertuang dalam Klausul 4.5-BS OHSAS
18001 (Guide to implementing a helath and safety management system), Klausul 4.5-ISO
14001, dan juga Klausul 8-ISO 9001.
27
20.10.6. FR & SR berdasarkan PerMen Tenaga Kerja No.3 tahun
1998
Keharusan menghitung FR dan SR ada pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja
RepublikIndonesia No.03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan.
28
29
30
20.10.8. Contoh Perhitungan FR dan SR
1). Suatu perusahaan dengan 500 orang tenaga kerja. Dalam setahun bekerja selam 50
minggu dan 48 jam/minggu. Selama 1 tahun telah terjadi kecelakaan 60 peristiwa. Absensi
tenaga kerja karena ijin, sakit, dan sebab-seba lain sejumlah 5% dari jumlah seluruh jam
kerja.
Apabila dalam kasus tersebut diatas terdapat korban kecelakaan seperti rincian dibawah ini,
maka hitunglah nilai SR nya.
Artinya bahwa SEOLAH-OLAH dalam setahun (yang hanya 365 hari) terdapat 17.670 hari
kerja yang hilang untuk setiap 1.000.000 jam orang.
31
Pengertiannya :
Terdapat 17.670 hari kerja yang hilang, sejatinya perusahaan itu merugi sebanyak 17.670
hari atau 48 tahun (17.670 hari : 365 hari/tahun = 48 tahun), karena waktu yang digunakan
untuk mendapatkan seorang pekerja apalagi yang sudah professional cukup lama, waktu
untuk rekruitmen, pelatihan, pengembangan karir, dan lain-lain.
2). Sebuah perusahaan yang memiliki 500 orang tenaga kerja, system 5 hari dalam
seminggu dan 8 jam sehari, mempunyai data kecelakaan sebagai berikut, dalam tahun
2012, terdapat 60 kali terjadi kecelakaan, dengan perincian :
2 orang meninggal dunia
1 orang mengalami cacat mata sebelah kanan
3 orang mengalami cacat bunting pada bagian jari telunjuk
4 orang mengalami cacat bunting kaki kanan sampai lutut
5 orang dirawat dirumah sakit masing 8 hari
Hitung FR dan SR nya
Catatan :
Meninggal dunia = 6.000 hari
Cacat mata sebelah = 1.800 hari
Cacat bunting bagian jari telunjuk = 400 hari
Cacat bunting kaki sampai lutut = 3.000 hari
JAWAB :
Pengertiannya :
Terdapat 28.167 hari kerja yang hilang, sejatinya perusahaan itu merugi sebanyak 28.167
hari atau 77 tahun (28.167 hari : 365 hari/tahun = 77 tahun), karena waktu yang digunakan
untuk mendapatkan seorang pekerja apalagi yang sudah professional cukup lama, waktu
untuk rekruitmen, pelatihan, pengembangan karir, dan lain-lain.
32
3). Sebuah perusahaan yang memiliki 1000 orang tenaga kerja, sistem kerja 5 hari dalam
seminggu dan 8 jam sehari, 50 bulan minggu setahun, mempunyai data kecelakaan sebagai
berikut, dalam tahun 2016, tercatat :
• 2 orang mengalami cacat mata sebelah kiri
• 2 orang mengalami cacat buntung kaki kiri pada bagian ibu jari sampai pangkal
• 5 orang dirawat dirumah sakit masing-masing 10 hari
• 5 lainnya tidak menimbulkan kehilangan hari kerja
JAWAB :
--------------------------------------- = --------------------------- = 7
Artinya bahwa SEOLAH-OLAH dalam setahun (yang hanya 365 hari) terdapat 2.125 hari
kerja yang hilang untuk setiap 1.000.000 jam orang.
Pengertiannya :
Terdapat 2.125 hari kerja yang hilang, sejatinya perusahaan itu merugi sebanyak 2.125 hari
atau 5,8 tahun (2.125 hari : 365 hari/tahun = 5,8 tahun), karena waktu yang digunakan
untuk mendapatkan seorang pekerja apalagi yang sudah professional cukup lama, waktu
untuk rekruitmen, pelatihan, pengembangan karir, dan lain-lain.
==oo00oo==
33