Anda di halaman 1dari 43

BAB.

I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Penyaluran energi listrik ke konsumen harus sedemikan terasa aman bagi manusia, peralatan dan lingkungan. Oleh
karenanya sistem harus dibuat sedemikian agar penyaluran energi listrik dapat kontinyu dan tidak terganggu. Jika ada bagian yang
terganggu dari sistem kelistrikan yang ada, maka harus dapat terisolir gangguan tersebut tidak menjalar ke rangkaian yang lain.
Faktor yang sangat penting adalah bagaimana cara memelihara peralatan listrik itu sendiri. Misalnya bagaimana memelihara peralatan
panel listrik.
Dalam modul ini berjudul Memelihara Panel Listrik merupakan modul teori dan praktikum yang memuat tentang
pengenalan tata letak komponen, pengenalan komponen, pengenalan prinsip kerja komponen, prosedur pengetesan komponen,
prosedur pemutusan tenaga dan mencari gangguan/trobel shooting pada panel listrik. Modul terdiri dari tiga kegiatan pemelajaran,
kegiatan pemelajaran 1 mencakup materi panel distribusi listrik, kegiatan pemelajaran 2 mencakup materi panel kontrol dan
kegiatan pemelajaran ke 3 tentang pemeliharaan panel distribusi daya dan panel kontrol listrik.
Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta diklat dapat memahami dan mampu merawat, memelihara panel distribusi
listrik dan panel kontrol listrik, sehingga dapat menjaga kondisi peralatan listrik tetap baik dan awet serta menjaga kontinyuitas
penyaluran energi listrik pada konsumen/peralatan listrik.
B. Prasyarat
Untuk dapat memahami dan menguasai modul pemeliharaan peralatan panel distribusi dan panel kontrol listrik, memerlukan
kemampuan awal yang harus dimiliki bagi setiap peserta diklat antara lain:
a. Peserta diklat telah mengetahui dan memahami tentang K3
b. Peserta diklat telah mengetahui tentang pengetahuan kelistrikan dan komponen listrik
c. Peserta diklat telah mampu menggunakan peralatan tangan ringan
d. Peserta diklat telah mampu menggunakan alat ukur listrik.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan teliti. Karena dalam skema modul akan nampak kedudukan
modul yang sedang kalian pelajari dengan modul lainnya
2. Coba kerjakan soal-soal tes kemampuan untuk mengukur sampai sejauh mana pengetahuan yang kalian miliki tentang panel listrik
3. Apabila jawaban kalian dari soal tes kemampuan dapat anda kerjakan 70 % terjawab dengan benar, maka kalian dapat langsung
menuju evaluasi. Namun bila kurang dari 70 % kalian harus mempelajari modul ini dengan teliti dan ikuti tahapan pemelajaran
sampai selesai.
4. Pahami setiap langkah dan teori dasar setiap materi yang menunjang dalam penguasaan suatu tugas dengan membaca dengan
teliti, kemudian kerjakan soal-soal evaluasi sebagai latihan.
5. Dalam menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang singkat, jelas dan kerjakan sesuai dengan kemampuan kalian
setelah mempelajari modul ini.
6. Bila ada penugasan kerjakan dengan baik dan bila perlu konsultasikan dengan guru/instruktur
7. Catatlah kesulitan yang kalian dapatkan selama mempelajari modul ini dan kemudian tanyakan pada instruktur. Bacalah referensi
buku-buku lain yang relevan untuk menunjang dan menambah pengetahuan kalian.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat dapat:
1. Memahami perencanaan pemeliharaan peralatan panel listrik
2. Memahami Kebijakan dan prosedur K3 dalam pemeliharaan peralatan panel listrik.
3. Memahami pemeriksaan perawatan panel listrik
4. Memahami kebutuhan bahan dan identifikasi kebutuhan perkakas/ perlengkapan
5. Memahami cara mengatasi kondisi yang tak terduga
6. Mengetahui pihak-pihak yang terkait dalam pemeliharaan panel listrik

E. Kompetensi

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 1
Unit kompetensi : Memelihara panel listrik
Kode kompetensi : M.PTL.HAR.009 (A).01
Sub kompetensi :
1. Merencanakan dan mempersiapkan pekerjaan
2. Merawat panel distribusi dan kontrol
3. Memeriksa dan melaporkan penyelesaian pekerjaan (lihat tabel berikut ini)
E. Cek Kemampuan Akhir
1. Jelaskan fungsi panel distribusi listrik!
2. Jelaskan fungsi pemeliharaan panel distribusi listrik?
3. Bolehkah panel instalasi tenaga dan instalasi penerangan menjadi satu, mengapa?
4. Jelaskan ketentuan menurut PUIL tentang panel listrik!
5. Sebutkan komponen pada panel distribusi listrik!
6. Sebutkan jenis kabel yang digunakan dalam pengawatan panel istrik!
7. Jelaskan tiga hal penting untuk memilih Termorelai!
8. Ada berapa jenis pemeliharaan panel distribusi daya dan kontrol listrik, jelaskan!
9. Jelaskan langkah yang ditempuh sebelum melakukan pemeliharaan panel distribusi listrik!
10. Peralatan apa saja yang diperlukan saat melakukan pemeliharaan panel bertegangan!
Kunci Jawaban
1) Panel distribusi daya adalah tempat menyalurkan dan berfungsi untuk mendistribusikan energi listrik dari panel daya atau
sumber listrik ke beban (konsumen) baik untuk instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan
2) Fungsi pemeliharaan peralatan panel daya listrik adalah untuk menjamin kontinyuitas penyaluran tenaga listrik dan keandalan
3) Tidak boleh, karena antara rangkaian instalasi tenaga dan instalasi penerangan harus dipisahkan, hal ini agar tidak saling
ketergantungan satu dengan yang lain.
4) Panel ditribusi listrik harus memperhatikan persyaratan sesuai dengan PUIL yaitu:
a) Semua penghantar/kabel harus disusun rapi
b) Semua komponen harus dipasang rapi
c) Semua bagian yang bertegangan harus terlindung
d) Semua komponen terpasang dengan kuat
e) Jika tejadi gangguan tidak akan meluas
f) Mudah diperluas/dikembangkan jika diperlukan
g) Mempunyai keandalan yang tinggi
5) Saklar utama, magnetik kontaktor, pengaman, busbar,kabel, lampu indikator, tombol ON dan OFF, terminal.
6) NYA NYAF, NSYA NSAF, NYM NYBUY, NYMHY, NYMT,Si A, Si AF,
7) Tiga hal penting untuk memilih Termorelai.

a) Kemampuan hantar arus (KHA).

b) Tegangan kerja nominal.


c) Nilai nominal arus beban lebih (seting arus beban lebih).
8) Ada empat jenis pemeliharaan yaitu:
a. Predective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredeksi kondisi suatu peralatan listrik.
b. Preventive Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peralatan secara tiba-tiba dan
untuk memeper-tahankan untuk kerja peralatan yang optmum sesuai umur teknis peralatannya.
c. Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berencana pada waktu-waktu tertentu
d. Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak
tertentu dan sifatnya darurat.
9) Prosedur yang harus ditempuh sebelum malksanakan pemeliharaan panel distribusi daya dan panel kontrol adalah:
1) Lapor ke instansi terkait, PLN bagian distribusi.
2) Menginformasikan pada pimpinan Industri dan pada konsumen yang bersangkutan
3) Siapkan tulisan/petunjuk/informasi umum yang diperlukan
4) Siapkan peralatan yang diperlukan

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 2
5) Fahami langkah kerja dan K3 yang berkaitan dengan panel
10) Peralatan yang diperlukan saat pemeliharaan panel bertegangan adalah: Alat ukur Volt meter, Sarung tangan karet, Tespen,
Clear contac, pengaman untuk melindungi badan dari sentuhan listrik, bila saat panel dalam keadaan tidak bertegangan dengan
alat pembersih panel, Obeng, meger ohm, Clear contak, dan alat tangan lainnya.
BAB. II
PEMELAJARAN

A. Rencana Kegiatan Belajar Siswa


Kompetensi : Memelihara Panel Listrik
Sub kompetensi :
1. Merencanakan dan mempersiapkan pekerjaan
2. Merawat panel distribusi dan kontrol
3. Memeriksa dan melaporkan penyelesaian pekerjaan
B. KEGIATAN BELAJAR

KEGIATAN BELAJAR 1

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta diklat:
1) Dapat menyebutkan fungsi panel distribusi
2) Dapat menyebutkan komponen panel distribusi listrik
3) Dapat menjelaskan fungsi komponen panel distribusi listrik
4) Dapat menjelaskan prinsip kerja dari komponen panel distribusi
5) Dapat menjelaskan tata letak komponen panel distribusi listrik
6) Dapat mencari gangguan kelistrikan pada panel distribusi listrik
7) Dapat merawat/memelihara panel distribusi listrik
8) Dapat menjelaskan prosedur pemutusan tenaga pada panel distribusi listrik
9) Dapat menyusun prosedur/langkah perawatan panel distribusi listrik.
b. Uraian Materi
1)PANEL DISTRIBUSI LISTRIK

Untuk mengalirkan energi listrik dari pusat atau gardu induk step down (GI Step down) ke beban Listrik
(konsumen) harus melewati panel daya dan panel distribusi listrik. Panel daya adalah tempat untuk menyalurkan dan
mendistribusikan energi listrik dari gardu listrik step down ke panel-panel distribusinya. Sedangkan yang dimaksud
panel distribusi daya adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari panel daya ke beban
(konsumen) baik untuk instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan. Perhatikan gambar diagram satu garis
panel daya dan panel distribusi daya listrik dibawah ini.

Gambar 1. Diagram satu garis Panel Daya dan Panel distribusi daya listrik
Panel daya maupun panel distribusi daya merupakan keharusan, hal tersebut akan memudahkan:
a) Pembagian energi listrik secara merata dan tepat
b) Pengamanan instalasi dan pemakaian listrik

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 3
c) Pemeriksaan, perbaikan atau pemeliharaan
Untuk itu didalam pembuatan panel harus diperhatikan hal-hal yang penting agar:
a) Mudah dilayani dan aman
b) Dipasang pada tempat yang mudah dicapai
c) Di depan panel ruangannya harus bebas
d) Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab
Perlu diketahui juga dalam pemasangan instalasi panel ditribusi listrik harus memperhatikan persyaratan
sesuai dengan PUIL.
a) Semua penghantar/kabel harus disusun rapi
b) Semua komponen harus dipasang rapi
c) Semua bagian yang bertegangan harus terlindung
d) Semua komponen terpasang dengan kuat
e) Jika tejadi gangguan tidak akan meluas
f) Mudah diperluas/dikembangkan jika diperlukan
g) Mempunyai keandalan yang tinggi

2)KONSTRUKSI

Ada beberapa komponen yang dipasang pada panel distribusi listrik antara lain: Saklar utama/pemisah,
Pembatas arus Miniatur Circuit Breaker (MCB), Eart Leak Circuit Breaker (ELCB), Saklar Terminal, rel omega,
busbar, yang semuanya berada didalam panel. Rangka bagian depan, atas bawah dan bagian belakang tertutup
rapat, sehinga petugas pelayanan akan terlindung dari bahaya sentuh bagian-bagian aktif. Untuk panel distribusi
tertutup pasangan dalam biasanya pada bagian depan terpasang alat ukur, tombol dan saklar. Perhatikan Gambar
2.

Gambar 2. Panel Daya Tertutup bentuk almari


Sedangkan konstruksi panel pasangan luar harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:
a) Rangka terbuat dari bahan yang tahan cuaca luar
b) Lubang ventilasi harus dilindungi, agar binatang atau benda-benda kecil serta air yang jatuh tidak mudah jatuh
didalamnya.
c) Semua komponen di dalam panel, yang hanya dapat dilayanai dengan jalan membuka tutup yang terkunci
(ayat 610 c 11 sub 3)
d) Rangka panel harus terbuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembab dan kokoh (610 A1)

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 4
Gambar 3. Panel harus kuat dan kokoh
 Konstruksi Panel pada ruang lembab:

• Harus berbentuk LEMARI ATAU KOTAK TERTUTUP dengan bahan yang memadai (ayat 821 A5)

• Saluran kabel ditutup dengan paking kedap air


 Konstruksi Panel pada ruang berdebu:

• harus dari jenis TERTUTUP DAN KEDAP DEBU (ayat 823 A2)

 Konstruksi Panel pada ruang dengan bahan debu gas korosif:


• rangka dari bahan bahan TAHAN KOROSI ATAU DILINDUNGI sehingga cukup bebas dari korosi dan
tertutup RAPAT (ayat 824 A1)

 Konstruksi Panel pada perusahaan kasar


• berupa LEMARI HUBUNG BAGI YANG TERTUTUP DAN TAHAN KERUSAKAN MEKANIS (ayat 830 A1)

• Jika PHB terbuat dari bahan dan konstruksi biasa harus diberi perlindungan sehingga tahan gangguan
mekanis (ayat 610 B 2)
 Konstruksi Panel pada ruang/tempat pekerjaan
pembangunan,
• Lemari hubung bagi harus diberi perlindungan terhadap PERCIKAN AIR (ayat 845 A6), Perhatikan
gambar sebagai berikut,

Gambar 4. Panel pada pekerjaan bangunan

3). PENEMPATAN PANEL DISTRIBUSI


Berdasarkan peraturan (PUIL1987) penempatan kotak hubung bagi adalah
a) Mudah dicapai
b) Setinggi-tingginya 1,5 meter dari lantai untuk rumah

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 5
c) Setinggi-tingginya 1,2 meter dari lantai untuk tempat umum
d) Panel distribusi dilarang dipasang pada kamar mandi, kamar kecil, diatas kompor (PUIL 640 b 6)
e) Ditempat-tempat untuk pekerjaan kasar dengan adanya gangguan mekanis panel hubung bagi konstruksinya
harus kuat atau diberi perlindungan terhadap mekanis. Panel yang kokoh dengan pengaman untuk bagian
yang bertegangan dan terdapat beberapa pengaman ELCB, MCB, lihat gambar berikut ini:

Gambar 5. Panel dengan dilengkapi pengaman ELCB

Sedangkan gambar berikut ini contoh Panel yang mempunyai pengaman beberapa kelompok dan harus ada daftar
nomor untuk tiap kelompok untuk melayani tiap ruangan atau beban dan nomor alat pengaman yang dilayani,
sehingga mudah dalam pelaksanaan pemeliharaan dan pengujian. Lihatlah konstruksi panel yang dilengkapi daftar
nomor berikut ini:

Nomor kelompok
Gambar 6. Panel dilengkapi dengan daftar nomor pengaman

Gambar 7. Panel yang dilengkapi dengan alat ukur pandangan dari dalam.

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 6
4). FUNGSI DAN SPESIFIKASI BEBAN PANEL
Pada sebuah industri yang mempunyai beberapa bengkel panel daya mapun panel distribusi listrik yang
melayani beban listrik penerangan, yang berupa lampu-lampu penerangan maupun beban-beban listrik tenaga
yang berupa motor-motor listrik sebagai penggerak mesin.
Menurut PUIL Panel harus dipasang sakelar apabila:
a) Saluran itu mendistribusikan daya kepada dua motor atau lebih dari dua peralatan listrik tegangan rendah.
Kecuali motor-motor/peralatan itu tidak dalam satu ruangan dan daya masing-masing tidak melebihi 1,5 KW
b) Saluran dihubungkan lebih dari 2 kotak-kontak yang masing-masing memiliki KHA nominal lebih dari 16 A
c) Saluran sama dengan atau 100 A per fasa
Sebaiknya dalam satu panel yang melayani untuk beban penerangan dan instalasi tenaga terdapat pemisah
saluran. Hal ini dimaksudkan agar gangguan pada mesin tidak mempengaruhi penerangan ditempat itu atau
sebaliknya. Gambar skema dapat diperhatikan dibawah ini:

Gambar 8. Diagram satu garis panel penerangan dan Tenaga


5). FUNGSI DAN SPESIFIKASI KOMPONEN PANEL
Telah kita ketahui panel berfungsi untuk membagi daya instalasi. Disuatu industri pada umumnya
perlengkapan hubung baginya dibagi atas panel untuk penerangan dan panel untuk tenaga (motor-motor). Dan
pada umumnya panel tenaga diberi pengaman tegangan nol. Dengan terpisahnya panel penerangan dan tenaga,
maka jika terjadi ganguan dari panel tenaga tidak mempengaruhi penerangan. Perhatikan Gambar diagram
sebagai berikut:

Gambar 9. Diagram instalasi panel tenaga dan penerangan terpisah

Untuk instalasi yang lebih besar dipasang perlengkapan hubung bagi (panel) utama yang memberi suplai
kepada dua panel utama lainnya yaitu panel tenaga dan panel penerangan. Perlengkapan panel ini juga dilengkapi
dengan saklar utama. Dalam penentuan komponen atau peralatan dalam panel seperti saklar, pengaman, penghantar
dan lainya harus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku (PUIL).

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 7
Sebagai pengaman lainnya panel harus dihubung tanahkan yang berfungsi untuk memperkecil tegangan
sentuh listrik bila terjadi kebocoran isolasi. Besar penampang penghantar harus disesuaikan PUIL. Guna mengetahui
besar tegangan antar fasa, arus dan lainnya dapat dengan mudah diketahui maka panel dilengkapi dengan instrumen
pengukur, misalnya Volt meter, ampere meter, lampu indikator.

6). FUNGSI KOMPONEN PADA PANEL


a) SYARAT KOMPONEN:
(a) Jenis komponen harus sesuai dengan PENGGUNAANNYA

(b) Kemampuan harus sesuai dengan keperluannya, misalnya: KEMAMPUAN SAKELAR HARUS SESUAI
DENGAN BEBAN

b) MACAM-MACAM KOMPONEN

(a)Sakelar: Jumlah kutub minimun sama dengan JUMLAH FASA (ayat 630 B1)

(b)Kemampuan: minimun sama dengan PENGAMAN LEBUR, tetapi paling kecil 10 A (ayat 601 D2)

1 Kutub 16 A
1 Kutub 10 A
1 Kutub 16 A

1 Kutub 10 A
1 Kutub 16 A

3 Kutub 16 A
Gambar 10. Diagram Saklar masuk dan keluar pada panel
Pada penggunaan saklar utama masuk pada umumnya menggunakan saklar rotari jumlah kutubnya sesuai
fasenya. Saklar ini berfungsi untuk menghubungkan dan atau memutuskan arus utama yang masuk ke rangkaian
komponen panel. Untuk panel yang besar pada umumnya menggunakan NFB sekaligus saklar dan pengaman
dengan kapasitas arus yang memadai. Konstruksi Saklar utama pada panel seperti terlihat dalam gambar berilkut
ini:

Gambar 11. Bentuk saklar utama pada panel Distribusi daya


Listrik

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 8
Sedangkan konstruksi No Fuse Breaker (NFB) adalah sebagai berikut:

Gambar 12. Bentuk NFB dengan kapasitas 100 A


c) Pengaman lebur dan pemutus tenaga:
(a). Kemampuan:
 Daya pemutusan harus sama dengan DAYA HUBUNG PENDEK/SINGKAT pada tempat kejadian (ayat 630 B9
sub 1)
 Besarnya pengaman tidak boleh lebih dari KHA KABEL YANG DILINDUNGI (ayat 412 C 2, ayat 412 C 5)

10 A NYA 1.5 mm 2 (o) 20 A NYA 1.5 mm 2 (o) 16 A 2


(o)
NYA 2.5 mm

a) Boleh b) Tidak boleh c) Boleh

Pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila ada arus yang mengalir dalam rangkaian
atau beban listrik melebihi dari kemampuan. Misalnya adanya konsleting dan lainnya. Pemutus tenaga ada yang
untuk satu phase dan ada yang untuk 3 phase. Untuk 3 phase terdiri dari tiga buah pemutus tenaga 1 phase yang
disusun menjadi satu kesatuan. Pemutus tenaga/MCB mempunyai posisi saat menghubungkan maka antara
terminal masukan dan terminal keluaran MCB akan kontak. Pada posisi saat ini MCB pada kedudukan 1 (ON), dan
saat ada gangguan MCB dengan sendirinya akan melepas rangkaian secara otomatis kedudukan saklarnya 0 (OFF),
saat ini posisi terminal masukan dan keluaran MCB tidak sambung.

Gambar dibawah menunjukan MCB saat posisi OFF, dengan tanda angka nol (0) pada tuas.

Gambar 13. konstruksi Pemutus tenaga dengan MCB 3 phase, 1 phase

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 9
Gambar14. Konstruksi MCB 1, 2, 3, 4 kelompok

(b). Pengaman lebur arus nominal 25 A atau kurang , harus menggunakan tipe D (630 B 19)
C.
Pengepas patron pengaman tipe D
untuk melindungi agar patron tidak
tertukar dengan kemampuan
yang lebih besar.

Tidak masuk

Alat Ukur Indikator:


 Harus jelas petunjuk besaran yang diukur, misalnya: ampermeter, Voltmeter (ayat 630 C 1)
 Voltmeter untuk mengetahui besarnya tagangan kerja
 Voltmeter penyambungannya harus diparalel dengan yang akan diukur
 Ampermeter berfungsi untuk mengetahui besarnya arus yang mengalir kebeban.
 Amperemeter penyambungannya harus diseri dengan besaran arus listrik yang akan diukur pada arus yang kecil.
Sedangkan untuk arus listrik yang besar diperlukan peralatan listrik transformator arus.

Gambar 15. Konstruksi alat-alat ukur pada panel


d). Komponen Alat Kontrol:
Komponen alat kontrol yang dimaksudkan yaitu: SAKELAR, TOMBOL, LAMPU SINYAL, SAKLAR MAGNET DAN KAWAT
PENGHUBUNG.
(1) Spesifikasi Alat Kontrol:
(a) Kemampuan:
Sesuai dengan penggunaannya (ayat 630 E1)
(b) Tanda

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 10
Harus mempunyai tanda/warna yang sesuai, misalnya tombol warna merah untuk mematikan (OFF),
tombol warna hijau untuk MENGHIDUPKAN (ON), sehingga mempermudah petugas pelayanan (ayat
630 E2)

(2) Jenis Alat Kontrol:

(a) Saklar Tombol

Saklar tombol sering dinamakan tombol tekan (push button), ada dua macam yaitu tombol tekan
normally open (NO) dan tombol tekan normally close (NC). Konstruksinya tombol tekan ada beberapa
jenis, yaitu jenis tunggal ON dan OFF dibuat secara terpisah dan ada juga yang dibuat satu tempat.
Jenis ini untuk satu tombol dapat untuk ON dan OFF tergantung keinginan penggunaannya. Tombol
tekan tunggal terdiri dari dua terminal, sedang tombol tekan ganda terdiri dari empat terminal.

Terminal Saklar

ON

OFF
Gambar 16. Konstruksi saklar tombol (Push Button)
(b) Lampu Indikator
Lampu tanda/indikator berfungsi untuk memberi tanda bagi operator bahwa panel dalam keadaan
kerja/bertegangan atau tidak. Warna merah sebagai tanda panel dalam keadaan kerja, maka harus hati-
hati. Sedangkan warna hijau bahwa panel dalam keadaan ON arus mengalir kerangkaian beban listrik.
Lampu indikator ini juga berfungsi sebagai tanda tegangan kerja 3 phase, dengan warna lampu merah,
kuning, hijau.

Gambar 17. Lampu indikator pada panel Listrik


(c) Saklar Magnet
Saklar magnet bekerja berdasarkan magnet listrik. Saklar Magnet terdiri dari kumparan magnet
dan beberapa terminal. Bagian yang penting ialah kontak utama dan kontak bantu.

Kontaktor magnet banyak variasinya diantaranya ada yang dilengkapi dengan 3 kontak utama dan 1
kontak bantu. Kontak utama dengan terminal 1 3 5 untuk disambung pada 2 4 6 yang disambung ke
beban. Kontak bantu dengan kode 13-14 yang berfungsi untuk mengunci saklar magnet, agar magnet
pada kontaktor tetap kerja walaupun tombol tekan ON dilepas.

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 11
Gambar 18. Konstruksi Magnetik Kontaktor
(d) Kabel kontrol:
Minimun 1,0 mm kecuali kabel yang sudah terpasang dalam komponen alat kontrol (ayat 630 E 3)

(e) Pengaman:
− Harus terpisah dari pengaman lain (ayat 630 E4)

L1 R R
L2 S S
L3 T T
N N N

So So

S1 S1

Benar Salah

Gambar 18. Rangkaian pengaman harus terpisah

(f) Hantaran dan rel:


i. Penampang kabel:
Sesuai dengan pengaman yang melindunginya

20 A 2 20 A 2
NYA 2.5 mm ( 0 ) NYA 1.5 mm ( 0 )

ii. Warna kabel dan rel (ayat 701 E 1):


− Merah untuk inti (rel) FASA R
− Kuning untuk inti (rel) FASA S
− Hitam untuk inti (rel) FASA T
− Biru untuk inti (rel) NETRAL
− Hijau - kuning inti (rel) PENGHANTAR BUMI

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 12
iii. Bahan dan kemampuan rel:
− Dari bahan TEMBAGA ATAU LOGAM LAIN YANG MEMENUHI SYARAT PENGHANTAR
LISTRIK (ayat 630 D1)

− Kemampuan harus sesuai dengan ARUS YANG MENGALIR (Lihat PUIL 87 daftar 630-1)

REL dari Tembaga

Gambar 19. Tata letak Rel dalam panel daya listrik

iv. Penggunaan rel (ayat 630 D3):

Sedapat mungkin PHB menggunakan rel kecuali:

 Penghantar dibelakang pengaman mempunyai kemampuan dibawah 63 A.

 Penghantar penghubung yang dipasang dibelakang atau pada dinding PHB.

 Saluran pembantu, saluran sinyal dan saluran untuk pengukuran.

(g) Terminal:

Untuk mempermudah penyambungan saluran masuk dan keluar agar teratur dan aman, harus
menggunakan TERMINAL (ayat 601 A4)

(h) Bahan (ayat 630 F1)

Dari TEMBAGA ATAU LOGAM YANG MEMENUHI STANDART

(i) Kemampuan (ayat 630 F3)

Minimum sama dengan kemampuan SAKELAR dari rangkaian yang bersangkutan.

7. KOORDINASI PENGHANTAR DENGAN PENGAMAN BEBAN/DAYA MOTOR


Supaya mesin yang dijalankan oleh motor listrik dapat berjalan dengan baik dan aman serta efisien tinggi
maka pemilihan/penentuan penghantar, alat pengaman dan lainnya harus dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan keadaan beban motornya.
Untuk hal tersebut setiap pemasangan instalasi motor listrik harus ditentukan:
a. Jenis kabel yang sesuai
b. Kemampuan hantar arus
c. Nilai nominal pengaman beban

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 13
a. MENENTUKAN JENIS KABEL
Dalam menentukan kabel penghantar listrik harus diperhatikan:
1) Dari segi kelistrikan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku (PUIL)
2) Dari segi keandalan tahan terhadap gangguan mekanis, panas, lembab dan lain sebagainya
3) Dari segi rugi tegangan tidak melebihi 2% untuk penerangan dan 5% untuk instalasi tenaga.

Contoh jenis penghantar yang sering digunakan:


No. Type Keterangan
1. NYA NYAF, Kabel dengan isolasi plastik tahan panas
2. NSYA NSAF Kabel tahan lembab
3. NYM NYBUY Kabel fleksibel untuk perlengkapan portabel
NYMHY, NYMT
4. Si A, Si AF, Si AFUL, Si NH Kabel type Sinotherm yaitu kabel dengan isolasi tahan panas
NYY Kabel protodur tanpa sarung logam
5. NYCY Kabel protodur dengan dua lapis pelindung pita CU Kabel saluran timbel urat karet
6. SRLL dengan bahan baja
7. ORL Kabel saluran urat karet beranyam
8.

b. MENGHITUNG KEMAMPUAN PENGHANTAR


Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih penghantar
1) Ukuran penampang penghantar
Ukuran yang dipilih untuk melayani instalasi motor listrik minimum penghantar tersebut harus dapat dialiri arus
sebesar 125% x arus nominal (beban penuh). Untuk penampang penghantar pencabangan/pengisi harus mapu
dialiri arus sebesar 125% x arus nominal dari motor terbesar ditambah arus beban penuh motor-motor yang
lainnya.
2) Ukuran panjang penghantar
Kerugian yang diijinkan untuk instalasi tenaga hanya 5%, maka harus dicek besar kerugiannya.
Sedangkan panjang penghantar ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

L=Ur.A/2.In.p untuk ac 1 fasa

L=Ur.A/√3.In.p untuk ac 3 fasa

Dimana L = panjang penghantar (m)


Ur = drop tegangan rata-rata (Volt)
A = luas penampang (mm²)
In = arus nominal (A)
ρ = tahanan jenis tembaga (ohm)
3) Sedangkan untuk menentukan arus nominal sebagai berikut:
Untuk arus bolak-balik satu fasa
P
In=
U x Cos ϕ

Untuk arus bolak-balik tiga fasa


P
In=
√3 x U x Cos ϕ

Untuk arus searah.


P

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 14
In =
U
Keterangan:
In = arus nominal (A)
P = daya (watt)
U = tegangan (volt)
Cosϕ = faktor daya listrik
c. Menentukan besar Nilai Nominal pengaman Beban
Yang dimaksud dengan nilai nominal pengaman beban cabang adalah berupa alat pemutus arus yang dapat
menahan besarnya arus pengasut pada saat motor mulai jalan. Besarnya nilai nominal pengaman beban cabang
bergantung dari:
1) Macam dan jenis motor yang diamankan dimana setiap cabang mempunyai arus asut yang berbeda
2) Macam dan jenis alat pengasutnya
Adapun cara untuk menentukan ukuran nominal pengaman beban cabang adalah
IA= k. In
Dimana:
IΑ = arus pengaman
k = konstanta (125%)
In = arus nominal
d. Menentukan Pengawatan Pada panel
Kabel untuk pengawatan suatu panel biasanya digunakan jenisnya. Sedangkan ukurannya harus dipilih
sedemikian rupa hingga penghantar tersebut mampu dialiri arus listrik minimum 125% kali arus beban penuh.
Penghantar cabang/pengisi ukuran penampang harus mampu melewatkan arus 125 % dari arus beban penuh dari
salah satu beban yang terbesar ditambah arus beban penuh beban-beban lainnya. Demikian juga berlaku untuk
pengaman untuk komponen lainnya, pengaman atau penghubung, misal motor 30 HP tegangan 380 Volt arus beban
38,4 A setelah dianalisa penampang penghantarnya 16 mm2 alat pengaman/penghubung 60 A.
Menata penghantar maupun pengaman pada Panel. Dalam menentukan ukuran maupun tata letak
komponen dan penghantar tidak lepas dari bagaimana cara mencabangkan/mengelompokan beban-beban tersebut
Lihat gambar sebagai berikut:

Gambar 20. Rangkaian pengelompokan beban

Dari pengelompokan tersebut ukuran penampang penghantar maupun pengaman atau penghubung cabang
I, cabang II, dan cabang III ukurannya sama yaitu penampang penghantar masing-masing 16 mm2 dan alat

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 15
pengaman/penghubung masing-masing 60 A. Pada titik pengisi penampang penghantarnya 95 mm2 jenis NSYA
pemutus canai digunakan 250 A. Gambar tata letak komponen pada panel daya listrik sebagai berikut:

4
1

3
2

Gambar 21. Contoh rangkaian pengawatan dalam panel


Distribusi

Keterangan:
1. Penghantar ke beban
2. MCB 3 phase
3. Busbar (R-S-T)
4. Penghantar pada lampu indikator
5. Lampu indikator fase
6. Busbar netral
7. Saklar utama

e. Rangkuman

Panel distribusi daya listrik berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari panel daya ke beban
(konsumen) baik untuk instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan. Dengan adanya panel distribusi daya listrik
akan memudahkan dalam:
1) Pembagian energi listrik secara merata dan tepat
2) Pengamanan instalasi dan pemakaian listrik
3) Pemeriksaan, perbaikan atau pemeliharaan
Untuk itu didalam pembuatan panel harus diperhatikan hal-hal yang penting agar:

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 16
1) Mudah dilayani dan aman
2) Dipasang pada tempat yang mudah dicapai
3) Di depan panel ruangannya harus bebas
4) Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab
Komponen panel distribusi daya baik dalam memilih bahan dan tata letak harus mengikuti aturan standar yang berlaku
yaitu PUIL
f. Tugas
Amatilah panel distribusi daya listrik di sekolah kalian kemudian coba gambarkan:
1) Tata letak komponen yang ada.
2) Rangkaian diagramnya
3) Catat semua komponen yang ada dalam panel,
4) Berikan penjelasan cara kerja rangkaian.
g. Tes formatif
1) Jelaskan fungsi Panel distribusi daya listrik!
2) Sebutkan beberapa ketentuan tentang panel menurut PUIL!
3) Bolehkah instalasi tenaga dan instalasi penerangan menjadi satu, jelaskan!
4) Sebutkan konstruksi panel distribusi daya listrik!
5) Sebutkan lima jenis kabel yang digunakan dalam pemasangan panel daya listrik!
h. Kunci Jawaban
8) Panel distribusi daya adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari panel daya ke beban
(konsumen) baik untuk instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan
9) Panel ditribusi listrik harus memperhatikan persyaratan sesuai dengan PUIL antara lain:
a) Semua penghantar/kabel harus disusun rapi
b) Semua komponen harus dipasang rapi
c) Semua bagian yang bertegangan harus terlindung
d) Semua komponen terpasang dengan kuat
e) Jika terjadi gangguan tidak akan meluas
f) Mudah diperluas/dikembangkan jika diperlukan
g) Mempunyai keandalan yang tinggi
10) Tidak boleh, karena antara rangkaian instalasi tenaga dan instalasi penerangan harus dipisahkan, hal ini agar tidak
saling ketergantungan satu dengan yang lain.
11) Panel tertutup dan panel terbuka
12) NYA NYAF, NSYA NSAF, NYM NYBUY, NYMHY, NYMT,Si A, Si AF, Si AFUL, Si NH
i. Lembar Kerja: Pengamatan Panel Distribusi Listrik

a) Alat

(a) Alat tulis dan gambar

(b) Papan kerja untuk menggambar

b) Bahan

(a) Kertas gambar

c) Keselamatan Kerja

(a) Taatilah langkah kerja yang ada

(b) Hati-hati dengan tegangan kerja panel

(c) Hindari tegangan sentuh pada bagian panel

d) Langkah Kerja

(a) Siapkan alat dan bahan

(b) Amatilah dengan teliti kondisi panel

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 17
(c) Gambarlah konstruksi luar dari panel

(d) Bukalah pintu dan pelindung instalasi panel

(e) Catatlah semua komponen yang ada dalam panel

(f) Gambarlah rangkaian kelistrikan dalam panel

(g) Pelajari dan tulislah kerja rangkaian

(h) Tutuplah pintu panel seperti semula

(i) Rapikan alat dan bahan yang digunakan.

KEGIATAN BELAJAR 2
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Diharapkan setelah mempelajari materi ini peserta diklat dapat:
1. Menjelaskan fungsi panel kontrol listrik
2. Menyebutkan komponen panel kontrol listrik
3. Menjelaskan prinsip kerja komponen panel kontrol listrik
4. Menggunakan komponen panel kontrol listrik untuk keperluan instalasi motor listrik
5. Menjelaskan prinsip kerja rangkaian panel kontrol listrik putar kanan dan kiri
6. Melakukan pengetesan komponen panel kontrol listrik untuk putar kanan dan mencari gangguan/trobel shooting pada
panel kontrol listrik
b. Uraian Materi

Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan beban listrik di bengkel listrik
atau industri yang menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya. Setiap beban motor listrik berdaya besar diindustri
selalu dilengkapi dengan panel kontrol listrik. Guna mengoperasikan motor listrik dimana motor listrik dapat dikendalikan
dari dekat maupun jauh diperlukan alat kontrol sebagai penghubung sekaligus sebagi pengatur. Agar motor dan alat
kontrolnya dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya, banyak faktor yang harus dipertimbangkan baik mesin
maupun alat kontrolnya. Dalam praktek penggunaan alat kontrol disesuaikan kebutuhannya contohnya:
1. Pengontrolan permulaan jalan (start)
2. Pengontrolan berhenti (Stop)
3. Pengontrolan membalik arah putaran (Forward Reverse)
4. Pengontrolan pengaturan kecepatan (speed regulation)

Gambar 22. Panel kontrol motor 3 phase putar kanan dan


kiri (Forward dan Reverse)
Pada umumnya pengontrolan di industri ada dua jenis yaitu jenis manual dan jenis otomatis.
1. Pengontrolan manual

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 18
Yang dimaksud pengontrolan manual adalah pengontrolan motor listrik yang dilayani dengan alat kontrol manual.
Alat kontrol manual anatara lain menggunakan: TPDT, Saklar pisau, Saklar ON/OFF, Pengontrolan tromol (drum
controller)
2. Pengontrolan otomatis
Pengontrolan otomatis adalah pengontrolan motor listrik yang menggunakan peralatan listrik tanpa melibatkan
manual. Untuk komponen pengontrolan otomatis atau pada panel kontrol motor umumnya ada sebagian yang sama
dengan komponen pada panel distribusi, bedanya pada panel kontrol motor dilengkapi dengan pengaman motor SPM
atau Over Load dan ELCB sesuai kebutuhan pada beban yang dikontrol.
Komponen-komponen utama antara lain:
1. Saklar magnet/Magnetic Contactor
2. Pengaman motor
3. Time Delay relay (TDR)
4. Tombol tekan ON (Push button on)
5. Tombol tekan OFF (Push button off)
6. Lampu indikator
7. Konduktor/Kabel
8. Rel omega
9. Rel sirip
10. Terminal deret legrand
1) Fungsi Komponen pada panel kontrol listrik
a) Saklar magnet/Magnetic Contactor
Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung rangkaian listrik(saklar) yang bekerja atas dasar magnet lstrik.
Kontaktor itu ada dua jenis yaitu kontaktor magnet arus searah dan kontaktor dengan arus bolak-balik.
Kontaktor arus searah kumparannya tidak menggunakan kumparan hubung singkat, sedang kontaktor arus
bolak-balik inti magnet dipasang kumparan hubung singkat.
b) Kontaktor dibedakan menjadi 2 (dua) bagian:

 Kontaktor utama
 Kontaktor bantu

i. Kode angka yang terdapat pada kontaktor:


Masukan kontaktor utama biasanya dihubungkan dengan nomor kode terminal 1, 3, 5 atau L1, L2, L3 dan untuk
keluarannya melalui nomor kode terminal tersendiri yaitu 2, 4, 6 atau T1, T2, T3.

Nomor kode terminal berikut ini untuk menunjukkan jenis normal kontaknya, yaitu untuk kontak NC atau NO pada
kontaktor utama maupun kontaktor bantu.

Misalnya dengan angka satuan 1, 2, 3, 4 (lihat contoh berikut):

21 Angka satuan satu dan dua menunjukkan jenis kontak yang


normalnya menutup (NC).
22
13 Angka satuan tiga dan empat menunjukkan jenis kontak yang
normalnya membuka (NO).
14

ii. Untuk mengetahui adanya kontak bantu yang dimiliki kontaktor utama biasanya tertera pada tabel data kontaktor
tersebut, yaitu ditulis dengan angka 01 artinya terdapat satu kontak bantu NC dan atau dengan angka 10 yaitu

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 19
terdapat satu kontak bantu NO. Untuk lebih jelasnya kontak NO ditunjukkan pada angka puluhannya sedangkan kontak
NC dilihat pada angka satuannya.

iii. Pemilihan kontaktor

Untuk memilih kontaktor harus memperhatikan beberapa hal:

a) Tegangan kerja

b) Besarnya daya

c) Kemampuan hantar arus (kontaknya)

d) Jumlah kontak bantu yang dimiliki.

iv. Pemilihan termorelai, yang harus diperhatikan:

a) Kemampuan hantar arus (KHA)

b) Tegangan kerja nominal

c) Nilai nominal arus beban lebih (seting arus beban lebih).


Termorelai hanya mempunyai kontak bantu saja dan diagram kontak-kontak termorelai diberi penomoran seperti
berikut:

• Kontak nomor 95−96 disebut kontak pembuka (NC)

• Kontak nomor 97−98 disebut kontak penutup (NO)

• Kontak nomor 95–96–98 disebut kontak tukar (NO/NC)

Perhatikan diagram kontak dan konstruksi dari termorelai pada gambar berikut ini:

95 97 95

96 98 96 98

b. Diagram kontak-kontak
a. Konstruksi

Gambar 23. Konstruksi dan diagram kontak termorelai


Gambar berikut rangkaian kontaktor dengan thermorelay

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 20
A1 1 3 5

97 95
A2

2 4 6 98 96

Diagram kontak

Konstruksi

Gambar 24. Konstruksi kontaktor dengan termorelai dan diagram kontak

Penulisan kode pada kontaktor utama dan termorelai dapat diartikan sebagai berikut:

CA 3 - 12 - .. V .. - 10 + CT 3 / 0,16 A
Kontaktor
Fungsi
utama
Konstruksi 3
Kemampuan
hantar arus (A)
Tegangan
kerja kontak (V)

NO
Kontak bantu :
NC

Termorelai
konstruksi 3
Seting
arus maksimum

Gambar 25. Simbol dan Konstruksi Magnetik Kontaktor

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 21
b)Pengaman motor
Over Load/saklar termis selalu dipasang seri dengan beban yang berfungsi sebagai pengaman. Apabila terjadi
kelebihan beban, hubung singkat atau gangguan lainnya yang mengakibatkan naik arus secara otomatis, saklar
termis akan bekerja memutuskan arus listrik dengan beban sehingga keamanan beban terjaga.
Adapun saklar termis bekerja atas dasar panas. Saklar termis ini dibuat dari dua logam yang disatukan yang dikenal
dengan bimetal yang masing-masing mempunyai koefisien muai yang berbeda (yang satu mudah memuai dan yang
lainya tidak mudah memuai). Dengan demikian apabila kena panas akibat arus listrik melewati ketentuan, plat bimetal
akan membengkok menjauhi plat yang tidak mudah memuai akhirnya plat tidak sambung, dan apabila arus yang
mengalir normal atau panas normal maka plat tersebut akan ke posisi semula yang akhirnya arus listrik akan mengalir
lagi.

Perhatikan gambar:

a) b)

Gambar 26. Simbol dan konstruksi saklar termis (OL)


c)MCB/miniatur circuit breaker
MCB atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam
rangkaian atau beban listrik melebihi dari kemampuan. Misalnya adanya konsleting dan lainnya. Pemutus tenaga
ada yang untuk satu phase dan ada yang untuk 3 phase. Untuk 3 phase terdiri dari tiga buah pemutus tenaga 1
phase yang disusun menjadi satu kesatuan. Pemutus tenaga mempunyai posisi saat menghubungkan maka
antara terminal masukan dan terminal keluaran MCB akan kontak. Pada posisi saat ini MCB pada kedudukan 1
(ON), dan saat ada gangguan MCB dengan sendirinya akan melepas rangkaian secara otomatis kedudukan
saklarnya 0 (OFF), saat ini posisi terminal masukan dan keluaran MCB tidak sambung.

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 22
Simbol MCB

Gambar 27. Simbol dan konstruksi Pemutus tenaga dengan MCB

Gambar 28. Konstruksi MCB 3 phase dan MCB 1 phase

d)Time Delay relay (TDR)


Relai penunda waktu digunakan untuk memperoleh periode waktu yang dapat diatus/sistel menurut kebutuhan.
Setelah distel ia tidak boleh dirubah sampai pada saat yang ditentukan, posisinya akan berubah sendiri.

Relai ini dapat digunakan untuk instalasi otomatis seperti:


1. Mengubah hubungan bintang segitiga secara otomatis pada motor
2. Mengubah arah putaran motor secara otomatis
3. Mengubah kecepatan putaran motor secara otomatis dan sebagainya.
Cara kerja relai penunda waktu (lihat gambar berikut ini)

Gambar 29. Rangkaian kelistrikan Time Delay Relay (TDR)

Apabila arus listrik mengalir pada terminal 2 dan 7(kumparan) dan waktu sudah diatus maka posisi semula titik 3–1 dan
6–8 terbuka sedangkan titik 4–1 dan titik 5-8 tertutup. Setelah waktunya sudah tercapai maka posisi sekarang menjadi:
titik 3–1 dan 6-8 menutup dan titik 4–1 dan 5–8 membuka. Posisi tersebut akan tidak berubah, kecuali aliran listriknya
terputus posisinya kembali ke semula. Coba perhatikan gambar konstruksi dari soket/kedudukan TDR dan TDR dibawah
ini:

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 23
a
b

Gambar 30. a. Socket TDR b. konstruksi TDR


e)Tombol
Saklar tekan/tombol (push button), ada dua macam yaitu tombol tekan normally open (NO) dan tombol tekan normallly
close (NC). Konstruksinya tombol tekan ada beberapa jenis, yaitu jenis tunggal ON dan OFF dibuat secara terpisah dan
ada juga yang dibuat satu tempat. Jenis ini untuk satu tombol dapat untuk ON dan OFF tergantung keinginan
penggunaannya. Tombol tekan tunggal terdiri dari dua terminal, sedang tombol tekan ganda terdiri dari empat terminal

a) b) Simbol tombol ON dan Tombol OFF

Simbol tombol ON dan OFF (jogging)

f)Lampu indikator
Lampu tanda indikator berfungsi untuk memberi tanda bagi operator bahwa panel dalam keadaan kerja/bertegangan
atau tidak. Warna merah sebagai tanda panel dalam keadaan kerja, maka harus hati-hati. Sedangkan warna hijau bahwa
panel dalam keadaan ON arus mengalir kerangkaian/beban listrik. Lampu indikator ini juga berfungsi sebagai tanda
tegangan kerja 3 phase dengan warna lampu merah kuning hijau.

Simbol lampu indikator

Tata letak komponen panel kontrol


Tata letak komponen pada panel kontrol motor 3 phase putar kanan-kiri dengan tombol tekan dan pengaman Relai
thermo beban lebih, harus diatur sedemikian rupa sehingga dalam pengerjaan dan pemeliharaaan dan perawatan panel
tersebut mudah dilaksanakan. Maka letak komponen harus diperhatikan:
a. Pemasangan komponen
1. Letak komponen MCB dan kontaktor terpasang dari kanan dengan jarak 0–15 mm dari tepi kanal
2. Penyusunan komponen tidak terbalik posisinya
3. Pemasangannya semua komponen harus sesuai dengan ukuran tata letak dengan toleransi 5 mm, misalnya kanal
dengan kanal, rel omega dengan kanal atas dan bawah dan sebagainya
4. Pemasangan semua komponen harus kuat, rapi.
5. Pemasangan terminal dengan urutan terminal utama sebelah kiri dan terminal kontrol sebelah kanan terminal
utama.
b. Pengawatan
1. Gunakan sepatu kabel pada terminal-terminal: MCB, MC dan Thermo relai, dan komponen terminal I/O

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 24
2. Semua sambungan pada semua komponen harus kuat
3. Mengunakan warna kabel harus sesuai PUIL dan rapi, pada kabel pada pintu harus dibungkus dengan spiral
plastik dan ditempel pada pintu panel dengan isolasi perekat
4. Perlu label setiap komponen
5. Kabel PE pada pintu dan landasan panel harus kuat.
c. Sambungan rangkaian
1. Rangkaian sumber daya
Rangkaian pengaman baik pada F0, F1 , F2 harus sesuai dengan fungsinya
2. Rangkaian utama
Rangkaian ini harus kuat dengan penghantar yang sesuai PUIL dan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.
3. Rangkaian Kontrol
Rangkaian kontrol tidak dapat terbalik. Rangkaian kontrol harus terpisah dengan rangkaian utama. Semua
komponen pada rangkaian kontrol harus sesuai dengan fungsinya.
4. Rangkaian indikator
Rangkaian indikator harus berfungsi sebagai indikator sesuai rencana.
Misal untuk putar kiri, putar kanan, over load bekerja, indikator sumber tegangan ada. Perhatikan tata letak
komponen sebagai berikut:
30 mm 310 mm 40 mm

Kanal Sirip

Rel Omega

MCB 3 f MCB 3 f MCB 1 f

Kanal Sirip

Rel Omega

Kanal Sirip

Rel Omega

Terminal Deret

Rel Klem

380 mm

Gambar 33. Tata letak komponen panel kontrol putar kanan-


kiri

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 25
Gambar 34. Panel lengkap dengan rangkaian kontrol motor tiga phase putar kanan-kiri dengan tombol tekan dan pengaman Relai
Thermis beban lebih

TEORI DASAR

a. Motor menggerakkan mesin-mesin kebanyakan digunakan motor arus bolak balik 3 fase.
Stator motor ini membangkitkan suatu medan magnit putar.
Motor ini dihubungkan dengan jaringan arus bolak-balik 3 fase.
Kalau jaringannya terdiri dari empat hantaran maka hanya hantaran-hantaran fasenya saja yang dihubungkan.

b. Untuk membalik arah putar dari motor jenis ini hanya dengan menukar dua fasenya saja misalnya: L1 dan L2 sedangkan L3
dibuat tetap.

Gambar 35. Rangkaian cara membalik arah putaran motor 3 phase

c. Arah putar motor dapat menghadap sisi puli porosnya, akan berputar kekanan kalau terminal U dihubungkan dengan L1,
terminal V dihubungkan dengan L2 dan terminal W dihubungkan dengan L3.

d. Untuk dua arah putaran yang menggunakan tombol tekan ini harus diperhatikan bahwa jika kedua tombol start ditekan
bersama-sama motor tidak akan bekerja, hal ini harus diperhatikan pemakaian/ pemilihan tombol tekan.
Dari gambar skema bisa diperhatikan pemilihan tombol tekan tersebut.

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 26
Tombol tekan ON

Tombol tekan Off


Tombol tekan seporos diperbolehkan
(Pemilihan yang benar)

Tidak diperbolehkan
(Pemilihan yang salah)

Untuk mempermudah didalam memahami cara kerja rangkaian kontrol, setelah kita mempelajari fungsi masing-masing
komponen didalam panel kontrol maka kita mengenal dua macam gambar rangkaian, yaitu rangkaian diagram lingkaran arus
atau rangkaian pengendali dan rangkaian utama. Rangkaian pengendali yaitu rangkaian yang berhubungan dengan kontrol saja,
dan pada umumnya menggunakan arus dan penghantar yang tidak terlalu besar. Sedangkan rangkaian utama adalah rangkaian
yang dikendalikan. Pada umumnya arus yang mengalir adalah cukup besar tergantung yang dikendalikan, maka penghantarnya
harus menyesuaikan dan mengikuti kaidah yang berlaku (PUIL). Misalnya beban motor-motor listrik di suatu industri.

Untuk lebih jelas perhatikan gambar rangkaian pengendali di lembar berikut ini:
3 4 5 6 7 8 9

95

96
1

13 13 53 53 97

14 14 54 54 98

71

72
4 3

61 61 71

62 62 72
5 6 7
A1 A1

A2 A2

8
K . U t am a NC NO K . U tam a NC NO
1 5 4 2 3 6
9 7 9 8

Gambar 35. Rangkaian Kontrol Motor Tiga Fase Dua Arah Putar Dengan Tombol Tekan.

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 27
1 2

Gambar 36. Rangkaian Daya Motor Tiga Fase Dua Arah Putar Dengan Tombol Tekan

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 28
CARA KERJA RANGKAIAN
Cara kerja rangkaian motor putar kanan-kiri adalah sebagai berikut:
• Tombol “START” S1 ditekan motor berputar ke kanan,

• Tombol “START” S2 ditekan motor berputar ke kiri,

• Untuk memindah arah putaran dari putar kanan ke kiri harus menekan tombol “STOP” dahulu, begitu sebaliknya,

• Tombol S1 dan S2 ditekan bersama-sama, motor tidak berputar,

• Motor berputar kekanan, lampu tanda H1 menyala, motor berputar kekiri, lampu H2 menyala, motor terjadi gangguan beban lebih
lampu H3 menyala.

Cara pengujian rangkaian panel:

a.Hubungkan terminal panel motor U1, V1, W1 ke motor 3 fase,

b.Hubungkan terminal panel (1-2) ke tombol “STOP”,

c.Hubungkan terminal panel (3-4-5-6) ke tombol “START “ S1 ,

d.Hubungkan terminal panel (7-8-9-10) ke tombol “START “ S2,

e.Hubungkan terminal panel: 11-14 ke lampu H1, 12 - 14 ke lampu H2, 13 - 14 ke lampu H3,

f.Hubungkan terminal panel (L1, L2, L3, N dan PE) ke sumber tegangan 3 fase,

g.Semua MCB pada posisi “ON”

h.Coba dengan:

• Menekan tombol “START” S1 (awal motor berhenti) motor harus berputar ke kanan dan lampu H1 menyala,

• Menekan tombol “START” S2 (awal motor berhenti) motor harus berputar ke kiri dan lampu H2 menyala,

• Menekan tombol “STOP” motor harus berhenti dan lampu tanda H1 atau H2 mati,

• Menekan tombol S1 dan S2 bersama-sama (awal motor berhenti), motor harus berhenti,

• menekan tombol tes relai thermis, motor harus berhenti dan lampu H3 menyala.

h) Rangkuman
Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau
industri yang mengunakan motor listrik sebagai penggeraknya.
Pada umumnya pengontrolan di industri ada dua jenis yaitu jenis manual dan jenis otomatis.
Pengontrolan manual adalah pengontrolan motor listrik yang dilayani dengan alat kontrol manual. Alat kontrol manual antara lain
menggunakan: TPDT, Saklar pisau, Saklar ON/OFF, Pengontrolan tromol (drum controller)
Pengontrolan otomatis adalah pengontrolan motor listrik yang menggunakan peralatan listrik tanpa melibatkan manual.
Komponen dalam panel kontrol antara lain: Saklar magnet/Magnetic Contactor, Pengaman motor, Time Delay relay (TDR),
Tombol tekan ON (Push button on), Tombol tekan OFF(Push button off), Lampu indikator, Konduktor/Kabel, Rel omega, Rel sirip,
Terminal deret legrand.

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 29
i) Tugas
Periksalah dan telitilah panel kontrol mesin bubut di Laboratorium mesin sekolah kalian
a) Tata letak komponen yang ada
b) Rangkaian diagram kontrol dan utamnya
c) Catat semua komponen yang ada dalam panel,
d) Berikan penjelasan cara kerja rangkaian.

j) Tes formatif
1. Sebutkan empat hal penting untuk memilih kontaktor!
2. Jelaskan tiga hal penting untuk memilih Termorelai!
3. Berikan kode terminal jenis kontak bantu pada diagram kontak termorelai!
4. Gambar diagram kontak dari rangkaian kontaktor dengan termorelai!
5. Jelaskan artinya penulisan kode pada kontaktor utama & termo relai!
6. Gambarkan rangkaian pengendali motor 3 phase putar kanan kiri!
7. Jelaskan cara kerja rangkaian utama dan pengendali!
8. Jelaskan cara pengujian rangkaian motor putar kanan–kiri!
k) Kunci Jawaban

1) Empat hal penting untuk memilih kontaktor

a) Tegangan kerja

b) Besarnya daya

c) Kemampuan hantar arus (kontaknya),

d) Jumlah kontak bantu yang dimiliki.

2) Tiga hal penting untuk memilih Termorelai

a) Kemampuan hantar arus (KHA)

b) Tegangan kerja nominal,

c) Nilai nominal arus beban lebih (seting arus beban lebih).

3) Jenis kontak bantu pada diagram kontak termorelai

a) Kontak nomor 95 − 96 disebut kontak pembuka (NC)

b) Kontak nomor 97 − 98 disebut kontak penutup (NO)

c) Kontak nomor 95 - 96 – 98 disebut kontak-tukar (NO/NC)

4) Gambar diagram kontak dari rangkaian kontaktor dengan termorelai

A1 1 3 5

97 95
A2

2 4 6 98 96

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 30
5) Penulisan kode pada kontaktor utama dan termorelai diartikan sebagai berikut:

a. Kontaktor fungsi utama

b. Konstruksi dan kemampuan hantar arus (A)

c. Tegangan kerja kontak (V),

d. Jumlah kontak bantu (NO/NC).

Seting arus maksimum termorelai.


6) Gambar Rangkaian Kontrol Motor Tiga Fase Dua Arah Putar Dengan Tombol Tekan

3 4 5 6 7 8 9

95

96
1

13 13 53 53 97

14 14 54 54 98

71

72
4 3

61 61 71

62 62 72
5 6 7
A1 A1

A2 A2

8
K . Ut am a NC NO K .U tam a NC NO
1 5 4 2 3 6
9 7 9 8

7) CARA KERJA RANGKAIAN


Cara kerja rangkaian motor putar kanan-kiri adalah sebagai berikut:

1. Tombol “START” S1 ditekan motor berputar ke kanan,

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 31
2. Tombol “START” S2 ditekan motor berputar ke kiri,

3. Untuk memindah arah putaran dari putar kanan ke kiri harus menekan tombol “STOP” dahulu, begitu sebaliknya,

4. Tombol S1 dan S2 ditekan bersama-sama, motor tidak berputar,

5. Motor berputar kekanan, lampu tanda H1 menyala, motor berputar kekiri , lampu H2 menyala, motor terjadi gangguan
beban lebih lampu H3 menyala.

8) Cara pengujian rangkaian panel:

1. Hubungkan terminal panel motor U1, V1, W1 ke motor 3 fase,

2. Hubungkan terminal panel (1-2) ke tombol “STOP”,

3. Hubungkan terminal panel (3-4-5-6) ke tombol “START “ S1,

4. Hubungkan terminal panel (7-8-9-10) ke tombol “START “ S2,

5. Hubungkan terminal panel: 11-14 ke lampu H1, 12 - 14 ke lampu H2, 13 - 14 ke lampu H3,

6. Hubungkan terminal panel (L1, L2, L3, N dan PE) ke sumber tegangan 3 fase,

7. Semua MCB pada posisi “ON”

8. Coba dengan:

• Menekan tombol “START” S1 (awal motor berhenti) motor harus berputar ke kanan dan lampu H1 menyala,

• Menekan tombol “START” S2 (awal motor berhenti) motor harus berputar ke kiri dan lampu H2 menyala,

g)Lembar Kerja: Pengamatan Panel Kontrol Listrik

a) Alat
(a) Alat tulis dan gambar
(b) Papan kerja untuk menggambar
b) Bahan
(a) Kertas gambar
c) Keselamatan Kerja
(a) Taatilah langkah kerja yang ada
(b) Hati-hati dengan tegangan kerja panel
(c) Jangan menyentuh bagian yang bertegangan
d) Langkah Kerja
(a) Siapkan alat dan bahan
(b) Yakinkan panel tidak bertegangan
(c) Amatilah dengan teliti kondisi panel
(d) Gambarlah konstruksi luar dari panel
(e) Catatlah semua komponen yang ada dalam panel
(f) Gambarlah rangkaian kelistrikan dalam panel
(g) Pelajari dan tulislah kerja rangkaian
(h) Rapikan alat dan bahan yang digunakan.

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 32
KEGIATAN BELAJAR 3

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran

Tujuan pemeliharaan peralatan panel daya listrik adalah untuk menjamin kontinyuitas penyaluran tenaga listrik dan
keandalan antara lain:
1. Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency
2. Untuk memperpanjang umur peralatan
3. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan
4. Meningkatkan safety peralatan
5. Mengurangi lama waktu padam akibat adanya gangguan pada panel

b. Uraian materi

PEMELIHARAAN PANEL

1. Pengertian
Pemeliharaan peralatan listrik panel adalah rangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk
mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan panel dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga
dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan pada panel listrik.
Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik pada panel adalah pada sistem isolasi. Isolasi disini
meliputi isolasi keras/padat. Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat bagus, dari isolasi inilah dapat
ditentukan sebagai dasar pengoperasian peralatan. Dengan demikian isolasi merupakan bagian yang terpenting dan
sangat menentukan umur peralatan. Untuk itu kita harus memper-hatikan/memelihara sistem isolasi sebaik mungkin,
baik terhadap isolasinya maupun penyebab kerusakan isolasi.

Dalam pemeliharaan perlatan listrik pada panel kita membedakan antara pemeriksaan/monitoring (melihat,
mencatat, meraba serta mendengar) dalam keadaan operasi dan memelihara (pengujian, koreksi serta memperbaiki,
membersihkan) dalam keadaan padam/ panel tidak bekerja.
Pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh petugas setiap hari dengan sisten cheklist atau catatan saja.
Sedangkan pemeliharaan dilaksanakan oleh petugas pemeliharaan.

2. JENIS-JENIS PEMELIHARAAN PANEL LISTRIK

a.Predective Maintenance (Conditional Maintenance)


Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredeksi kondisi suatu perlatan listrik. Apakah dan kapan
kemungkinan peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan mempredeksi tersebut dapt diketahui gejala
kerusakan secara dini. Cara ini biasa dipakai adalah monitor kondisi secara online baik dalam peralatan
beroperasi maupun tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil untuk analisa. Pemeliharaan ini
disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Conditional Base Maintenance).

b.Preventive Maintenance (Time Base Maintenance)


Adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peralatan secara tiba-tiba dan untuk
memepertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknis peralatannya. Kegiatan ini dilakukan
secara berkala dengan berpedoman kepada: Instructional Manual dari pabrik, Standar-standar yang ada dan
pengalaman operasi dilapangan. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base
Maintenance).

c. Corrective Maintenance

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 33
Adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berencana pada waktu-waktu tertentu, ketika peralatan listrik
mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk
mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut
juga Currative Maintenance, yang berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau
kurang berfungsi yang dilaksanakan secara terencana.

d. Breakdown Maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan
sifatnya darurat.
Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dilakukan menjadi 2 macam:
1) Pemeliharaan yang berupa monitoring, yang dilakukan oleh petugas operator pada panel-panel listrik
2) Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan
peralatan listrik.

3. PEMELIHARAAN KOMPONEN PANEL DISTRIBUSI LISTRIK

a. Pemeliharaan saat tidak bertegangan


Dalam pemeliharaan panel distribusi listrik perlu diketahui prosedur/langkah yang ditempuh sebelum petugas
memulai pekerjaan. Prosedur pemeliharaan saat tidak bertegangan yaitu:

1. Perlu dikoordinasikan dengan pimpinan instansi terkait


2. Berikan informasi bagi konsumen atau pengguna tentang waktu atau hari serta jam, bahwa akan ada
pemutusan tenaga listrik untuk pemeriksaan pane, jauh sebelum pekerjaan dilaksanakan
3. Siapkan petugas dalam melakukan pemeliharaan

4. Siapkan peralatan pendukung dalam melaksanakan pemeliharaan misalnya alat tangan, alat ukur, tulisan-
tulisan yang perlu ”ADA PERBAIKAN PANEL”, “AWAS JANGAN MASUKAN ARUS LISTRIK”, “MAAF ALIRAN
LISRIK TERGANGGU” dan sebagainya sesuai kondisi
5. Letakan tulisan tersebut pada tempat yang tepat, sehingga pelaksanaan pemeliharaan berjalan dengan
lancar
6. Mulailah bekerja dengan langkah sebagi berikut:

7. Putuskan aliran listrik yang masuk dengan memposisikan saklar utama panel pada OFF dan kuncilah tuas
saklar utama agar tidak berubah posisi (segel pengaman)
8. Ceklah dan yakinkan bahwa semua komponen dalam panel bebas tegangan

9. Posisikan MCB dan yang lain dalam posisi off/tidak bekerja

10. Lakukan pemeriksaan semua komponen panel seperti tabel berikut ini:

KONDISI
NO. KOMPONEN CARA PELAKSANAAN
YA TIDAK
1. Box panel • Periksa apakah masih kokoh dan kuat
• Periksa apakah tempat pemasangan masih meme-nuhi
standar/sesuai PUIL
• Periksa apakah masih dalam kondisi bersih jika kotor bersihkan
• Periksa apakah kabel groun-ding masih terpasang kuat dan baik
• Periksa apakah semua kom-ponen masih terpasang kokoh dan
lengkap
• Periksa apakah diagram rangkaian panel masih di tempel pada
bagian dalam pintu panel
• Periksa kunci panel masih berfungsi baik
• Periksa apakah masih ada petunjuk pengaman panel
• Periksa keadaan panel bila ada kotoran dan binatang kecil
dibersihkan

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 34
NO. KOMPONEN PANEL CARA PELAKSANAAN YA TIDAK

• Coba cek kontak-kontaknya masih bekerja sesuai fungsinya atau


1. Saklar Utama/ masuk tidak
• Bila terminal kontak korosi, bersihkan dengan clear contac
• Coba periksa masih kuat kokoh atau tidak
2. Busbar
• Periksa skrup penguatnya masih kokoh atau tidak
3. Rel omega • Coba periksa masih kuat kokoh atau tidak
4. MCB 1 phase • Coba periksa fungsinya saat ON dan OFF
• Coba periksa fungsinya saat ON dan OFF
5. MCB 3 phase
• Cek tahanan isolasi antara MCB satu dengan yang lain.
• Coba cek kontak-kontaknya masih bekerja sesuai fungsinya atau
tidak
• Bila terminal kontak korosi, bersihkan dengan clear contac
6. Kontaktor Magnet
• Periksa lilitan magnet masih baik/tidak
• Cek tahanan isolasi antara kontak satu dengan kontak urutan phase
yang lain.
• Periksa kontak-kontak masih baik atau tidak
7. ELCB • Bila korosi bersihkan dengan clear contact
• Periksa sambungan groundnya
• Coba cek kontak-kontaknya masih bekerja sesuai fungsinya atau
8. Tombol on tidak
• Bila terminal kontak korosi, bersihkan dengan clear contact
• Coba cek kontak-kontaknya masih bekerja sesuai fungsinya atau
9. Tombol Off tidak
• Bila terminal kontak korosi, bersihkan dengan clear contact
• Periksa kelengkapan armaturnya
10. Lampu indikator
• Periksa filamen lamup atau lektode lampu
• Periksa masih kuat dan kokoh
11. Terminal
• Coba cek kontak-kontaknya masih bekerja dan berfungsi
• Periksa sambungan kabel masih kuat dan kokoh
12. Sambungan Kabel
• Periksa sepatu kabel masih kuat dan kokoh

• Periksa sambungan kabel grounding masih kuat dan kokoh


13. Sambungan Grounding
• Periksa tahanan tanah pada elektrodenya masih baik/tidak

• Periksa terminal pada alat ukur masih tersambung kuat atau tidak
• Periksa posisi penunjuk jarum masih normal baik saat tidak
14. Alat Ukur
bekerja/bekerja.
• Periksa alat ukur masih berfungsi sesuai standar

b. Pemeliharaan saat bertegangan


Dalam pemeliharaan panel distribusi listrik perlu diketahui prosedur/ langkah yang ditempuh sebelum petugas memulai
pekerjaan.Terlebih pemeliharaan saat panel dalam kondisi kerja.

Prosedur pemeliharaan saat bertegangan yaitu:


1). Perlu dikoordinasikan dengan pimpinan instansi terkait secara vertikal misal pimpinan industri, PLN.

2). Berikan informasi kepada konsumen/pengguna listrik, waktu dan jam akan ada pemeliharaan/pemeriksaan panel lsitrik
3). Siapkan petugas pemeliharaan dengan baik
4). Siapkan peralatan untuk mengadakan pemeriksaan panel saat bertegangan misalnya sarung tangan dari karet, tespen
dan alat tangan lainnya yang mendukung harus dalam kondisi tahanan isolasinya baik

5). Siapkan tulisan/informasi untuk umum yang dipasang dekat panel saat melakukan pengecekan panel, misal” HATI-
HATI ADA TEGANGAN LISTRIK”, “AWAS BAHAYA LISTRIK” dll.
6). Hidupkan saklar masukan/utama panel
7). Periksa dan cek terminal setiap saklar dan semua komponen dalam panel masih kerja baik atau tidak
8). Bila sudah siap lakukan pekerjaan pengecekan panel sesuai tabel pengamatan dibawah ini:

NO KOMPONEN CARA PELAKSANAAN PERLATAN KERJA

1. Box panel • Periksa tegangan bocor/sentuh masih memenuhi standar/tidak Earth meter

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 35
KOMPONEN PANEL CARA PELAKSANAAN
• Ukurlah tegangan masuk dan keluar pada saklar utama Tespen,
Saklar Utama/
1. • Bila tegangan output masih normal artinya saklar utama masih Volmeter,
masuk
bekerja baik Sarung tangan karet
• Tes tegangan antara busbar satu dengan yang lain, bila tegangan Tespen,
2. Busbar normal berarti kontak-kontak kabel tersam-bung baik dengan Volmeter,
busbar Sarung tangan karet
Tespen,
• Periksa tegangan antara terminal MCB dengan hantaran netral, bila
3. MCB 1 phase Volmeter,
tegangan normal berati MCB masih dapat kontak sempurna
Sarung tangan karet
• Periksa tegangan antara terminal MCB dengan hantaran netra, bila
Tespen,
tegangan normal berati MCB masih dapat kontak sempurna
4. MCB 3 phase Volmeter,
• Periksa tegangan antar terminal MCB, bila tegangan normal, bearti
Sarung tangan karet
MCB masih dapat kontak dengan baik
• Ukurlah tegangan kerja pada kum-paran magnetnya, masih aman
sesuai standar/tidak
Tespen,
• Periksa tegangan antar terminal utama baik masuk maupun
5. Kontaktor Voltmeter,
terminal keluaran. Bila tegangan normal berarti kontaktor masih
Sarung tangan karet
dapat bekerja baik
• Periksa apakah ada suara dengung saat bertegangan
Tespen,
Voltmeter,
6. ELCB • Periksa besar tegangan/arus apakah sesuai standar
Ampermeter,
Sarung tangan
Tespen,
• Periksa keadaan tegangan antara masing-masing terminal tombol
7. Tombol on Volmeter,
tekan on
Sarung tangan karet

Tespen,
• Periksa keadaan tegangan antara masing-masing terminal tombol
8. Tombol Off Volmeter,
tekan off
Sarung tangan karet

Tespen,
• Periksa tegangan kerja pada terminal lampu indikator
9. Lampu indikator Volmeter,
• Periksa menyala/tidak lampu indikator sesuai fungsinya
Sarung tangan karet
Tespen,
• Periksa arus/tegangan pada masing-masing terminal input mapun
10. Terminal Volmeter,
output pada komponen listrik
Sarung tangan karet
Tespen,
• Periksa dan ukurlah tegangan pada titik setelah sambungan
11. Sambungan Kabel Volmeter,
kabelnya, bila ada tegangan berarti sambungannya baik
Sarung tangan karet
Tespen,
• Ukurlah besar tegangan/arus goundingnya, masih memenuhi sesuai Volmeter,
12. Sambungan Grounding
standar/tidak Earth meter
Sarung tangan karet
• Periksa dan ukur besar tegangan pada masing-masing terminal alat
Tespen,
ukur masih normal sesuai fungsi standar/tidak
13. Alat Ukur Volmeter,
• Periksa skala meter masih baik atau tidak
Sarung tangan karet
• Periksa jarum penunjukan skala masih presisi atau ada kesalahan

c. Rangkuman

Pemeliharaan peralatan listrik panel adalah rangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan
meyakinkan bahwa peralatan panel dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan
yang menyebabkan kerusakan pada panel listrik.
Hal yang penting dalam pemeliharaan peralatan panel adalah kondisi isolasi. Semakin tinggi daya sekat/isolasi suatu
peralatan panel listrik semakin baik.

Ada empat jenis pemeliharaan yaitu:

1.Predective Maintenance (Conditional Maintenance)


Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredeksi kondisi suatu perlatan listrik. Apakah dan kapan
kemungkinan peralatan listrik tersebut menuju kegagalan pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan
kondisi

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 36
2.Preventive Maintenance (Time Base maintenace)
Adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peralatan secara tiba-tiba dan untuk
memeprtahankan unjuk kerja peralatan yang optmum sesuai umur teknis peralatannya. Pemeliharaan ini disebut juga
pemeliharaan berdasarkan waktu
3. Corrective Maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berencana pada waktu-waktu tertentu. Pemeliharaan ini disebut juga
Currative Maintenance, yang berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang
berfungsi yang dilaksanakan secara terencana.
4. Breakdown Maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan
sifatnya darurat.

Pemeliharaan panel distribusi daya dan panel kontrol dapat dilakukan saat tegangan kerja sedang aktif, dengan menggunakan
alat ukur listrik, atau saat panel dalam keadaan bebas tegangan/tanpa tegangan. Untuk itu perlu diperhatikan prosedur dan K3
yang harus dipersiapkan sebelum memulai pekerjaan pemeliharaan.

d. Tugas

Periksalah panel distribusi daya listrik di sekolah kalian dan panel kontrol di bengkel kalian, kemudian lakukan:
1) Panel dalam keadaan Kerja bertegangan;
a) Tes tegangan pada semua komponen dalam panel distribusi dan panel kontrol
b) Buatlah tabel pengujian/pengamatan yang kalian lakukan
2) Dalam keadaan panel OFF, lakukan:
a) Pemeriksaan kontak-kontak terminal komponen
b) Uji tahanan isolasi antara komponen
c) Uji tahanan pentanahan/grounding
d) Buatlah tabel pemeriksaan yang kalian lakukan
e) Buatlah laporan bahwa pelaksanaan pengujian dan pemeriksaan sudah selesai.

e. Tes formatif
1) Apakah yang dimaksud dengan pemeliharaan panel distribusi daya listrik?
2) Jelaskan fungsi pemeliharaan panel distribusi dan panel kontrol listrik?
3) Ada berapa jenis pemeliharaan panel distribusi daya dan kontrol listrik, jelaskan!
4) Jelaskan langkah yang ditempuh sebelum melakukan pemeliharaan panel distribusi listrik?
5) Peralatan apa saja yang diperlukan saat melakukan pemeliharaan panel bertegangan?

f. Kunci Jawaban

1) Pemeliharaan peralatan listrik panel adalah rangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi
dan meyakinkan bahwa peralatan panel dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya
gangguan yang menyebabkan kerusakan pada panel listrik.
2) Tujuan Pemeliharaan peralatan panel daya listrik adalah untuk menjamin kontinyuitas penyaluran tenaga listrik dan
keandalan antara lain:

a) Untuk meningkatkan reliability, availability dan effisiensi

b) Untuk memperpanjang umur peralatan


c) Mengurangi resiko terjadinya kegagaln atau kerusakan peralatan
d) Meningkatlan safety peralatan
e) Mengurangi lama waktu padam akibat adanya gangguan pada panel
3) Ada empat jenis pemeliharaan yaitu:

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 37
a) Predective Maintenance (Conditional Maintenance)
Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredeksi kondisi suatu perlatan listrik. Apakah dan kapan
kemungkinan peralatan listrik tersebut menuju kegagalan pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan
berdasarkan kondisi
b) Preventive Maintenance (Time Base maintenace)
Adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peralatan secara tiba-tiba dan untuk
mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknis peralatannya. Pemeliharaan ini
disebut juga pemeliharaan berdasarkan waktu.

c) Corrective Maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berencana pada waktu-waktu tertentu. Pemeliharaan ini disebut
juga Currative Maintenance, yang berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau
kurang berfungsi yang dilaksanakan secara terencana.
d) Breakdown Maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan
sifatnya darurat.
4). Prosedur yang harus ditempuh sebelum melaksanakan pemeliharaan panel distribusi daya dan panel kontrol adalah:
6) Lapor ke instansi terkait, PLN bagian distribusi
7) Menginformasikan pada pimpinan Industri dan pada konsumen yang bersangkutan
8) Siapkan tulisan/petunjuk/informasi umum yang diperlukan
9) Siapkan peralatan yang diperlukan
10) Pahami langkah kerja dan K3 yang berkaitan dengan panel
5). Peralatan yang diperlukan saat pemeliharaan panel bertegangan adalah: Alat ukur Volt meter, Sarung tangan karet,
Tespen, Clear contac, pengaman untuk melindungi badan dari sentuhan listrik, bila saat panel dalam keadaan tidak
bertegangan dengan alat pembersih panel, obeng, meger ohm, clear contact, dan alat tangan lainnya.

g. Lembar Kerja

a) Alat
(a) Volt meter
(b) Tespen
(c) Sarung tangan karet
(d) Meger ohm
(e) Earht meter
(f) Alat kerja tangan
b) Bahan
(a) Bahan pembersih/Clear contac
c) Keselamatan Kerja
(a) Taatilah langkah kerja dan K3
(b) Hati-hati dengan tegangan kerja panel
(c) Jangan menyentuh bagian yang bertegangan
(d) Perhatikan fungsi alat ukur dan cara pemasangannya
d) Langkah Kerja
(a) Siapkan alat dan bahan

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 38
(b) Pakailah alat pengaman diri seperlunya
(c) Lakukan pengetesan tegangan dari saklar masuk sampai kesemua komponen secara berurutan
(d) Lakukan pengukuran tegangan pada terminal dari saklar utama sampai ke terminal lainnya
(e) Catat dalam tabel pengukuran
(f) Panel posisikan tidak bertegangan
(g) Yakinkan panel benar-benar tidak bertegangan
(h) Lakukan pemeriksaan terminal komponen, kendor, kurang kontak, kotor dll
(i) Bersihkan kontak terminal dengan clear contact seperlunya
(j) Ukurlah tahanan isolasi dari terminal komponen dengan komponen lainnya
(k) Ukur tahanan pentanahan
(l) Catatlah semua pemeriksaan dan pengukuran komponen yang ada dalam panel
(m) Buatlah tabel laporan pelaksanaan pemeriksaan panel
(n) Rapikan alat dan bahan yang digunakan.

BAB. III
EVALUASI

A. Tes Tertulis

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas


1. Sebutkan macam panel daya listrik!
2. Jelaskan fungsi Panel distribusi daya listrik!
3. Sebutkan beberapa ketentuan tentang panel menurut PUIL!
4. Jelaskan alasannya, instalasi tenaga dan instalasi penerangan harus terpisah dan gambarkan diagram kelistrikannya!
5. Gambar diagram kontak dari rangkaian kontaktor dengan thermorelai!
6. Gambarkan rangkaian pengendali membalik arah putaran motor 3 phase pada panel!
7. Jelaskan cara kerja rangkaian pengendali pada panel kontrol dua arah putaran kanan-kiri!
8. Jelaskan cara pengujian rangkaian motor putar kanan–kiri!
9. Jelaskan fungsi pemeliharaan panel distribusi dan panel kontrol listrik!
10.Jelaskan jenis pemeliharaan panel distribusi daya dan kontrol listrik!
11.Jelaskan prosedur yang ditempuh sebelum melakukan pemeliharaan panel distribusi listrik!
12.Peralatan apa saja yang diperlukan saat melakukan pemeliharaan panel bertegangan!
13.Buatlah format tabel pemeliharaan panel daya listrik!
14.Buatlah format uraian kegiatan pelaksanaan pemeliharaan panel!
15.Buatlah format laporan hasil pemeliharaan panel!

B. Tes praktik
Pada suatu bengkel mesin panel distribusi daya listriknya belum pernah diadakan pemeliharaan khusus, sehingga untuk menunjang
proses produksi perlu adanya pengecekan kondisi semua komponen bengkel. Apabila kalian seorang juru listrik atau yang tahu listrik
coba buatlah: Cara pemeliharaan Panel distribusi listrik yang meliputi unsur-unsur:
a. Langkah/prosedur yang dilakukan
b. Persiapan sebelum pemeliharaan
c. Cara melaksanakan pemeliharaan
d. Cara pelaporan pemeliharaan telah selesai.

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 39
C. Kunci Jawaban tertulis
1. Secara garis besar ada panel daya listrik terbuka dan tertutup

2. Fungsi panel distribusi daya adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari panel daya ke beban (konsumen)
baik untuk instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan

3. Panel ditribusi listrik harus memperhatikan persyaratan sesuai dengan PUIL yaitu:
a.Semua penghantar/kabel harus disusun rapi
b.Semua komponen harus dipasang rapi
c.Semua bagian yang bertegangan harus terlindung
d.Semua komponen terpasang dengan kuat
e.Jika tejadi gangguan tidak akan meluas
f.Mudah diperluas/dikembangkan jika diperlukan
g.Mempunyai keandalan yang tinggi

3. karena antara rangkaian instalasi tenaga dan instalasi penerangan harus dipisahkan, hal ini agar tidak saling ketergantungan satu
dengan yang lain, perhatikan gambar rangkaiannya dibawah ini:

Gambar instalasi tenaga dan instalasi penerangan terpisah

5. Jenis kontak bantu pada diagram kontak termorelai

d) Kontak nomor 95 − 96 disebut kontak pembuka (NC)

e) Kontak nomor 97 − 98 disebut kontak penutup (NO)

f) Kontak nomor 95 - 96 – 98 disebut kontak-tukar (NO/NC)

Gambar diagram kontak dari rangkaian kontaktor dengan termorelai

A1 1 3 5

97 95
A2

2 4 6 98 96

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 40
6. Gambar Rangkaian Kontrol Motor Tiga Fase Dua Arah Putar Dengan Tombol Tekan.

3 4 5 6 7 8 9

95

96
1

13 13 53 53 97

14 14 54 54 98

71

72
4 3

61 61 71

62 62 72
5 6 7
A1 A1

A2 A2

8
K . Ut am a NC NO K . Utam a NC NO
1 5 4 2 3 6
9 7 9 8

7. cara kerja rangkaian


Cara kerja rangkaian motor putar kanan-kiri adalah sebagai berikut:

9) Tombol “START” S1 ditekan motor berputar ke kanan,

10) Tombol “START” S2 ditekan motor berputar ke kiri,

11) Untuk memindah arah putaran dari putar kanan ke kiri harus menekan tombol “STOP” dahulu, begitu sebaliknya,

12) Tombol S1 dan S2 ditekan bersama-sama, motor tidak berputar,

13) Motor berputar kekanan, lampu tanda H1 menyala, motor berputar kekiri , lampu H2 menyala, Motor terjadi gangguan
beban lebih lampu H3 menyala.

8. Cara pengujian rangkaian panel:

1. hubungkan terminal panel motor U1, V1, W1 ke motor 3 fase,

2. hubungkan terminal panel ( 1-2 ) ke tombol “STOP”,

3. hubungkan terminal panel (3-4-5-6 ) ketombol “START“ S1,

4. hubungkan terminal panel (7-8-9-10 ) ketombol “START“ S2,

5. hubungkan terminal panel: 11-14 ke lampu H1, 12 - 14 ke lampu H2, 13 - 14 ke lampu H3 ,

6. hubungkan terminal panel ( L1, L2, L3, N dan PE ) ke sumber tegangan 3 fase,

7. semua MCB pada posisi “ON”

8. coba dengan:

 menekan tombol “START” S1 ( awal motor berhenti ) motor harus berputar ke kanan dan lampu H1 menyala,

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 41
 menekan tombol “START” S2 (awal motor berhenti ) motor harus berputar ke kiri dan lampu H2 menyala,

9. Fungsi Pemeliharaan peralatan panel daya listrik adalah untuk menjamin kontinyuitas penyaluran tenaga listrik dan
keandalan antara lain:
f) Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency
g) Untuk memperpanjang umur peralatan
h) Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan
i) Meningkatlan safety peralatan
j) Mengurangi lama waktu padam akibat adanya gangguan pada panel.
10. Jenis pemeliharaan antara lain
a. Predective Maintenance (Conditional Maintenance)
Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredeksi kondisi suatu perlatan listrik. Apakah dan
kapan kemungkinan peralatan listrik tersebut menuju kegagalan Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan
berdasarkan kondisi
b. Preventive Maintenance (Time Base maintenace)
Adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peralatan secara tiba-tiba dan untuk
mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optmum sesuai umur teknis peralatannya. Pemeliharaan ini
disbut juga pemeliharaan berdasarkan waktu
c. Corrective Maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berencana pada waktu-waktu tertentu. Pemeliharaan ini disebut
juga Currative Maintenance, yang berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau
kurang berfungsi yang dilaksanakan secara terencana.
d. Breakdown Maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu
dan sifatnya darurat.
11. Prosedur yang harus ditempuh sebelum melaksanakan pemeliharaan panel distribusi daya dan panel kontrol
adalah:
11) Lapor ke instansi terkait, misal PLN bagian distribusi.
12) Menginformasikan pada pimpinan Industri dan pada konsumen yang bersangkutan
13) Siapkan tulisan/petunjuk/informasi umum yang diperlukan
14) Siapkan peralatan yang diperlukan
15) Fahami langkah kerja dan K3 yang berkaitan dengan panel.
12. Peralatan yang diperlukan saat pemeliharaan panel bertegangan adalah: Alat ukur Volt meter, Sarung tangan
karet, Tespen, Clear contac, pengaman untuk melindungi badan dari sentuhan listrik, bila saat panel dalam
keadaan tidak bertegangan dengan alat pembersih panel, Obeng, meger ohm, Clear contak, dan alat tangan
lainnya.

MODUL. PTL.HAR.009(A).01 42
MODUL. PTL.HAR.009(A).01 43

Anda mungkin juga menyukai