Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN STUDI KASUS DIETETIK 1

Diabetes Melitus Tipe 2

Dosen Pengampu:
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD
Muti’ah Mustaqimatusy Syahadah, S.Gz, M.Gz
Angga Rizqiawan, S.Gz, M.Si

Disusun oleh:
Najwa Farah Diba 22030121120003

DEPARTEMEN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
I. LATAR BELAKANG
Tn. M berusia 53 tahun (BB: 214 lbs atau 97,07 kg; TB: 5’9” atau
175,26 cm) dengan diabetes Miletus tipe 2. Hal ini diketahui pada saat rekan
kerjanya khawatir ketika Tn. M tidak melapor untuk izin bekerja dan tidak
menjawab teleponnya. Oleh sebab itu, rekan kerjanya pergi kerumah Tn. M dan
menemukannya dalam kondisi mengantuk dan bingung. Akibatnya, rekan kerja
Tn. M membawanya ke UGD. Diketahui bahwa pasien memiliki glukosa serum
1.524 mg/dL. Tn. M memiliki riwayat Diabetes Miletus Tipe 2 sejak 1 tahun yang
lalu. Selain itu, Tn. M juga memiliki riwayat penyakit hipertensi, hiperlipdemia
dan asam urat. Tn. M pernah menjalani operasi ORIF (Open Reduction and
Internal Fixation) pada tulang ulna bagian kanan dan operasi perbaikan Hernia.
Terdapat beberapa obat yang diresepkan untuk Tn. M, namun Tn. M tidak
mengonsumsinya secara teratur. Obat-obatan yang dikonsumsi dirumah yaitu
Glyburide 20 mg/hari, Metformin 500 mg 2 kali/hari, dyazide 1x/hari (25
hydrochlorothiazide dan 37,5 mg triamterene) dan Lipitor 20 mg/hari. Tn. M
memiliki riwayat merokok selama 20 tahun dengan 1 bungkus per harinya, namun
saat ini sudah berhenti. Tn. M juga mengonsumsi alkohol 3–4 kali perminggunya.
Berdasarkan riwayat keluarga, Ayah Tn. M memiliki riwayat hipertensi dan CAD,
Sedangkan Ibu Tn. M memiliki riwayat Diabetes Mellitus Tipe 2. Tn. M berstatus
single dan tinggal sendirian. Tn. M telah menyelesaikan pendidikan selama 16
tahun. Tn. M adalah seorang pensiunan militer, dan saat ini bekerja sebagai
konsultan di perusahaan peralatan militer dengan jam kerja selama 5 – 8 jam
perharinya. Bahasa sehari-sehari yang digunakan Tn. M yaitu bahasa Inggris,
sedangkan Etnis Tn. M yaitu Kaukasia.
Hasil pemeriksaan fisik klinis Tn. M SMRS (suhu 100,5 0F; BP: 90/70;
HR: 105; RR: 26) sedangkan hasil pemeriksaan fisik klinis MRS Tn. M (suhu:
99,60F; BP: 129/92; HR: 83; RR: 25). Riwayat asupan makan Tn. M pada
beberapa bulan terakhir yaitu pagi hari Tn. M mengonsumsi kopi dengan half and
half, selingan bagel dengan krim keju dan 2-3 cup kopi, siang hari mengonsumsi
sandwich Jimmy John’s, makanan cepat saji, keripik dan soda. Sedangkan makan
malam Tn. M mengonsumsi ayam atau sapi panggang, salad, dan kentang, atau
nasi yang dimasak sendiri. Tn, MF juga menyukai makanan dari berbegai etnis
seperti Cina, Meksiko, India, atau Thailand. Tn. M tidak sedang mengikuti diet
ketat apa pun kecuali menghindari makanan tinggi kolesterol dan menjauhi
makanan penutup yang tinggi gula. Terkait riwayat edukasi, Tn. M menyatakan
bahwa belum ada yang memberinya informasi terkait DM Tipe 2, kecuali dokter
yang sedang merawatnya.

II. SKRINING (DATA UMUM)


A. Pemilihan metode skrining
Dalam kasus Tn. M, pemeriksaan awal dilakukan untuk menilai dan
menentukan status gizi pasien secara akurat, serta mendeteksi pasien yang
berisiko malnutrisi. Skrining yang digunakan adalah Malnutrition Universal
Screening Tool (MUST). Malnutrition Universal Screening Tool (MUST)
merupakan salah satu instrumen skrining yang digunakan untuk
mengidentifikasi defisiensi gizi, risiko kekurangan gizi, atau obesitas.
Pemilihan Malnutrition Universal Screening Tool (MUST) didasarkan pada
ketersediaan data dari pasien.
B. Pengisian kuesioner
Formulir skrining Malnutrition Universal Screening Tool (MUST)
terdiri dari 3 paramater dengan masing-masing parameter terdapat 3 poin
kategori pemberian skor. Total skor = 0 diinterpretasikan berisiko rendah, total
skor = 1 diinterpretasikan berisiko sedang, dan total skor = ≥ 2
diinterpretasikan berisiko tinggi.
Tabel 1. Skrining gizi

No
Parameter Skor
.
1. Skor IMT IMT > 20 (obesitas > 30) 0
IMT 18,5 – 20 1
IMT < 18,5 2
2. Skor kehilangan BB yang BB hilang < 5 % 0
tidak direncanakan 3-6 BB hilang 5 – 10 % 1
bulan terkahir BB hilang > 10 % 2
3. Pasien menderita penyakit berat dan/atau asupan makan 2
tidak adekuat
Total Skor 3
Keterangan:
- Skor 0 = Berisiko rendah; ulangi skrining setiap 7 hari
- Skor 1 = Berisiko sedang; monitoring asupan selama 3 hari. Jika tidak ada
peningkatan, asuhan gizi individual dan monitoring setiap 3 hari.
- Skor 2 = Berisiko tinggi; asuhan gizi individual dan monitoring setiap hari.
Ulangi skrining setiap 7 hari
C. Membuat kesimpulan kuesioner
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner MUST didapatkan nilai skor
total sebesar 3, yang berarti pasien berisiko tinggi malnutrisi.

III. ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI


A. Pengkajian riwayat terkait gizi/makanan (FH)
Tabel 2. Pengkajian Data Asupan Tn. M

No. Domain Data


1. FH-1.2.1 1. Kopi 2 – 3 cup
Fluid/beverage intake 2. Soda
3. Alkohol
2. FH-1.2.2.1 1. Pagi: Kopi dengan half and half
Amount of food 2. Selingan: Begel dengan krim keju, 2 –
3 cangkir kopi
3. Siang: Sandwich jimmy john atau fast
food, kripik dan soda
4. Malam: Ayam panggang/daging sapi,
salad kentang atau nasi
3. FH-1.2.2.3 3x sehari
Meal pattern
4. FH-1.3.2.2 Daily total intake = 4.335 (mL/kg)
IV fluids
5. FH-1.4.1.2 3 – 4 kali perminggu
Frequency alcohol
intake
6. FH-1.4.3 Tn. M memiliki kebiasaan mengonsumsi
Caffein intake kopi di pagi dan siang hari.
7. FH-3.1.1 1. Glyburide 20 mg
Prescription medication 2. Metformin 500 mg 2 kali sehari
use
3. Dyazide sekali sehari (25 mg
hydrochlorothiazide dan 37,5 mg
triamterene)
4. Lipitor 20 mg per hari
8. FH-4.1.2 Belum pernah dapat informasi terkait
Nutrition-related dengan diabetes kecuali dari dokternya.
knowledge
9. FH-4.2.7 Mulai membatasi makanan tinggi garam,
Readiness to change kolesterol, dan makanan penutup yang
nutrition-related manis.
behaviors
10. FH-4.2.12 Menyukai makanan dari berbagai etnis
Food preferences seperti Cina, Meksiko, India, dan Thailand
11. FH-5.2.2 Makanan tinggi gula, garam, dan kolesterol
Restrictive eating
Kesimpulan:
Asupan makan Tn. M masih belum sesuai dengan kebutuhan, cenderung
memilih makanan tinggi kalori seperti makanan cepat saji, soft drink, dan
alkohol. Tn. M sudah mulai menerapkan beberapa anjuran diet seperti
mengurangi garam, makanan tinggi kolesterol dan gula. Saat di rumah sakit,
Tn. M diberikan obat-obatan dan cairan IV untuk menjaga keseimbangan
cairan dan elektrolitnya.

B. Pengkajian antropometri (AD)


Tabel 3. Pengkajian Data Antropometri Tn. M

No. Domain Data Interpretasi Keterangan


1. AD-1.1.1 5’9”
Tinggi Badan 175,26 cm
2. AD-1.1.2 214 lbs
Berat Badan 97,07 kg
4. AD-1.1.5 31,6 kg/m2 Obesitas I Berdasarkan WHO
BMI th 2004
Kesimpulan:
Berdasarkan BMI, Tn. M dikategorikan obesitas I

C. Pengkajian data biokimia (BD)


Tabel 4. Pengkajian Data Biokimia Tn. M

No. Domain Data Nilai Satuan Interpretasi


Normal
1. BD-1.2.1 SMRS: 31 8 – 18 mg/dl Tinggi
BUN MRS: 20
2. BD-1.2.5 SMRS: 132 136 – 145 mmol/l Rendah
Sodium MRS: 134
3. BD-1.2.6 SMRS: 101 95 – 105 mmol/l Normal
Chloride MRS:100
4. BD-1.2.7 SMRS: 3,9 3,5 – 5,5 mmol/l Normal
Potassium MRS:4,0
5. BD-1.5.1 SMRS: 1524 70 – 100 mg/dl Tinggi
Glucose, MRS: 475
fasting
6. BD-1.5.3 15,2 3,9 – 5,2 % Tinggi
HgbA1C
7. BD-1.7.1 205 120 – 199 mg/dl Tinggi
Cholesterol
serum
8. BD-1.7.2 55 >45 mg/dl Normal
Cholesterol,
HDL
9. BD-1.7.3 123 <130 mg/dl Normal
Cholesterol,
LDL
10. BD-1.7.7 185 40 – 160 mg/dl Tinggi
Trigliserida
11. BD-1.10.1 14,5 14 – 17 g/dl Normal
Hemoglobin
12. BD-1.10.2 57 40 – 54 % Tinggi
Hematocrit
13. White 13,5 4,8 – 11,8 rb/µL Tinggi
Blood Cell
14. BD-1.12.1 Kuning
Urine color
15. BD-1.12.3 1,045 1,003- Tinggi
Urine 1,030
specific
gravity
Kesimpulan:
Berdasarkan data biokimia diketahui bahwa Tn. M memiliki nilai BUN,
glukosa, HbA1C, kolesterol total, trigliserida, hematokrit, dan leukosit yang
tinggi, sedangkan kadar sodium yang rendah. Warna urin Tn. M adalah
kuning dengan specific gravity tergolong tinggi. Hal ini berkaitan dengan
kondisi kesehatan Tn. M yaitu DM tipe 2, hiperlipidemia, dan hiperosmolar.

D. Pengkajian dara klinis/fisik (PD)


Tabel 5. Pengkajian Data Fisik dan Klinis Tn. M

No Domain Data Nilai Satuan Interpretasi


. Norm
al
1. PD-1.1.1 Gemuk (mildly - - Kelebihan
Overall obese) berat badan
appearance
2. PD-1.1.5 Muntah - -
Digestive
System
3. PD-1.1.3 Detak dan ritme - - Normal
Cardiovascular- jantung teratur
pulmonary
4. PD-1.1.6 Tidak ada - - Normal
Head and Eyes keluhan
5. PD-1.1.7 Tn. M terlihat - - -
Nerves and kebingungan
Cognition dan mengantuk
saat didatangi
temannya di
rumah
6. PD-1.1.8 Kering dan - - -
Skin hangat,
mengalami
keringat dingin
7. PD-1.1.9 SMRS: 90/70 120/8 mmHg Rendah
Vital Sign MRS: 129/92 0 Pra-
(Blood Hipertensi
Pressure)
8. PD-1.1.9 SMRS: 26 14 – x/menit Cepat
Vital Sign (RR) MRS: 25 20
Vital Sign SMRS: 105 60 – x/menit Tinggi
(Heart Rate) MRS: 83 100 Normal
0 0
Vital Sign SMRS: 100,5 F 97 – F Tinggi
0
(Temperature) MRS: 99,6 F 99
Kesimpulan:
Secara fisik, Tn. M memiliki perawakan gemuk (mildly obese) dengan
kondisi SMRS tekanan darah rendah, respiratory rate cepat, denyut nadi
tinggi, dan suhu tubuh yang tinggi. Sedangkan kondisi MRS tekanan darah
normal ke pra-hipertensi, respiratory rate cepat, denyut nadi normal, dan
suhu tubuh yang tinggi. Tn. M memiliki keluhan muntah, kulit kering dan
hangat, serta terlihat kebingungan dan mengantuk saat didatangi temannya
di rumah.

E. Pengkajian data riwayat pasien (CH)


Tabel 6. Pengkajian Data Riwayat Tn. M

No Domain Data Interpretasi


.
1. CH-1.1.1 53 Dewasa
Age
2. CH-1.1.2 Laki-laki -
Gender
3. CH-1.1.3 Kaukasian -
Race/Ethnicity
4. CH-1.1.4 Bahasa Inggris
Language
5. CH-1.1.8 1 pack per hari
Tobacco Use selama 20 th –
sekarang berhenti
6. CH-1.1.6 16 tahun Memiliki tingkat
Education pendidikan yang tinggi
7. CH-2.1.2 Hiperlipidemia Ayah pasien memiliki
Patient/Family Medical riwayat hipertensi dan
Health History penyakit jantung,
(Cardiovascular) sedangkan pasien Tn.
M juga memiliki
penyakit CVD yaitu
hiperlipidemia
8. CH-2.1.3 DM Tipe 2 Ibu pasien memiliki
Patient/Family Medical riwayat DM Tipe 2,
Health History dan penyakit ini juga
(Endocrine/metabolism) ditemukan pada Tn. M
9. CH-2.2.2 - Open Reduction Memiliki riwayat
Surgical Treatments Internal Fixation operasi untuk
pada ulna memperbaiki atau
- Hernia repair mengembalikan
fraktur tulang dan
memperkuat dinding
otot karena hernia
10. CH-3.1.2 Tinggal sendiri -
Living/housing
situation
11. CH-3.1.6 Mantan Tentara Sekarang bekerja
Occupation sebagai konsultan di
perusahaan peralatan
militer dengan jam
kerja 8 – 5 jam per
hari
Kesimpulan:
Tn. M berusia 53 tahun dengan diagnosis medis DM Tipe 2 dan
hiperlipidemia. Tn MF memiliki riwayat kebiasaan merokok 1 pack per hari
selama 20 tahun, namun sekarang sudah berhenti. Ayah Tn. M memiliki
riwayat penyakit jantung dan hipertensi, sedangkan ibu Tn. M memiliki
riwayat penyakit DM Tipe 2. Tn. M sekarang tinggal sendiri dan pernah
menjalani operasi Open Reduction Internal Fixation pada ulna dan hernia
repair.

F. Comparative standard (CS)


Tabel 7. Komparasi Standar Tn. M

No. Domain Data Interpretasi


1. CS-1.1.1 Kebutuhan: 1930,3 kkal
Total Energy
Estimated Needs
2. CS-1.1.2 BMR = 30 kkal/kg Berdasarkan
Method for BBI PERKENI th 2021
estimating needs
TEE = BMR + 20%
(F. Aktivitas) – 5%
(Usia) – 30% (Koreksi
BB) + 10% (Stress
Metabolik)

3. CS-2.1.1 Kebutuhan: 42,9 gram


Total Fat
Estimated Needs
4. CS-2.1.3 20% TEE / 9
Method for
estimating needs
5. CS-2.2.2 Kebutuhan: 77,7 gram
Total Protein
Estimated Needs
6. CS-2.2.3 0,8 g/kgBB
Method for
estimating needs
7. CS-2.3.1 Kebutuhan: 308,4 gram
Total Carbohydrate
Estimated Needs
8. CS-2.3.3 (TEE – (protein +
Method for lemak))/4
estimating needs
9. CS-2.4.1 Kebutuhan: 27,02 gram
Total Fiber
Estimated Needs
10. CS-2.4.3 14 g / 1000 kkal
Method for
estimating needs
11. CS-3.1.1 Kebutuhan: 2500 ml
Total Fluids
Estimated Needs
12. CS-3.1.2 PERKENI
Method for
estimating needs
13. CS-4.1.2 Kebutuhan: 90 mg
Estimated Vitamin
C Needs
14. CS-4.1.3 Kebutuhan: 15 mcg
Estimated Vitamin
D Needs
15. CS-4.1.4 Kebutuhan: 15 mcg
Estimated Vitamin
E Needs
16. CS-4.1.6 Kebutuhan: 1,2 mg
Estimated Thiamin
Needs
17. CS-4.1.11 Kebutuhan: 4,0 mcg
Estimated Vitamin
B12 Needs
18. CS-4.2.1 Kebutuhan: 1200 mg
Estimated
Calcium Needs
19. CS-4.2.3 Kebutuhan: 9 mg
Estimated Iron
Needs
20. CS-4.2.4 Kebutuhan: 360 mg
Estimated
Magnesium Needs
21. CS-4.2.5 Kebutuhan: 4700 mg
Estimated
Potassium Needs
22. CS-4.2.7 Kebutuhan: <1300 mg
Estimated Sodium
Needs
Kesimpulan:
Terdapat beberapa pembatasan kebutuhan asupan pada Tn. M, seperti lemak
karena berkaitan dengan hiperlipidemia, protein berkaitan dengan nefropati
diabetic, dan sodium berkaitan dengan hipertensi.

IV. DIAGNOSIS GIZI


1. NC-3.3 Obesitas berkaitan dengan pola makan yang kurang sehat ditandai
dengan IMT 31.6 kg/m2 (>30 kg/m2).
2. NB 1.3 Kurangnya kesiapan untuk merubah pola makan atau gaya hidup sehat
berkaitan dengan pemilihan makanan yang belum tepat dan konsumsi obat
diabetes yang tidak teratur ditandai dengan kadar glukosa serum (GDS) 1524
mg/dL (>200 mg/dL).

V. INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan (Planning)
1. Tujuan Intervensi Gizi
a. Mencapai status gizi normal.
b. Mendukung pola makan yang sehat dengan menekankan variasi
makanan padat nutrisi dalam ukuran porsi yang sesuai.
c. Mempertahankan outcome metabolik pada glukosa darah, profil
lipid, dan tekanan darah normal pasien.
2. Preskripsi Diet
a. Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45 – 65% total asupan energi.
b. Membatasi karbohidrat sederhana, daging berlemak, kopi, dan
alkohol ringan hingga sedang.
c. Asupan lemak sekitar 20 – 25% kebutuhan kalori, dan tidak
diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.
d. Lemak jenuh diberikan <7% kebutuhan kalori, lemak tidak jenuh
ganda <10%, dan kolesterol <200 mg/hari.
e. Protein diberikan 0,8 g/kgBB pada pasien dengan neforpati diabetic
dan protein 1 – 1,2 g/kgBB jika sudah menjalani hemodialisis.
f. Jumlah konsumsi serat yang disarankan adalah 20 - 35 gram per
hari.
g. Melakukan aktivitas fisik secara teratur (200 - 300 menit/minggu).
h. Mengelola berat badan dan mencapai berat badan yang normal (IMT
18,5 – 24,9).
i. Menjaga tekanan darah normal (<130/80 mmHg).
j. Pemberian pendidikan gizi mengenai perhitungan karbohidrat dan
modifikasi lemak.
k. Konseling dan motivasi nutrisi berkelanjutkan untuk mendorong
perubahan perilaku untuk membuat pilihan makanan dan olahraga
yang lebih baik.
B. Rencana Implementasi
1. Pemberian Diit
a. Jenis diet : Diet 3J, Diet Rendah Lemak
b. Bentuk makanan : Biasa
c. Rute pemberian makanan : Oral
d. Frekuensi : 3x makanan utama dan 3x selingan
e. Menu
Tabel 8. Contoh Menu Sehari Tn. M

Waktu Menu Bahan URT Berat (g)


Makan Makanan
Makan Sandwich Roti gandum 2 iris 120
pagi alpukat Telur ayam 2 btr 80
dan putih bagian putih
telur Minyak 1 sdt 5
Alpukat ½ bh 50
Garam
Lada
Air minum Air minum 1 gls 225
Selingan Apel Apel 1 bh 100
Makan Nasi putih Beras putih 1 prg sdg 175
siang giling
Tumis Dada ayam ½ ptg 50
dada ayam Bombay 12,5
Bw. Putih 1
Cabe rawit 5
Cabe merah 10
Garam 0,125
Lada 1
Daun bawang 15
Minyak 1
Sawi rebus Sawi putih 5 lbr 100
Jeruk Jeruk 1 bh 100
Air putih Air putih 1 gls 225
Selingan Fruit Yogurt 2 sdm 40
sore smoothie Susu skim 1 gls 120
Pisang 1 bh 100
Strawberry 5 bh 50
Makan Nasi putih Beras putih 1 prg sdg 175
sore giling
Ikan patin Ikan patin 1 ptg 80
bumbu Bw. Putih 10
kuning Bw. Merah 25
Tomat 50
Daun bawang 15
Minyak 2
Garam 0,25
Lada 1,5
Jeruk nipis 1
Kunyit 2
Laos 1
Jahe 1
Tahu 50
Ketimun 50
Wortel 30
Kemiri 4
Sereh 5
Gula merah 2
Air putih Air putih 1 gls 225
Selingan Melon Melon 1 bh 100
malam

2. Pendidikan Gizi
Tabel 9. Pendidikan Gizi

Pelaksanaan Pendidikan Gizi


Tujuan Meningkatkan pemahaman dan keterampilan pasien
mengenai manajemen DM
Materi 1. Pedoman makanan dasar dan rencana makan
2. Pedoman aktivitas fisik atau olahraga
3. Pendidikan bagi pengguna insulin mengenai
tanda, gejala, pengobatan, dan pencegahan
hipoglikemia
Media Leaflet dan buku pedoman diet
Metode Penjelasan secara langsung
Sasaran Pasien (Tn. M) dan pendamping pasien (jika ada)
Tempat Ruang rawat inap pasien
Durasi 30 menit
Evaluasi Pasien memahami dengan baik materi yang
diberikan

3. Konseling Gizi
Tabel 10. Konseling Gizi

Pelaksanaan Konseling Gizi


Tujuan Mencapai kesepakatan, kesanggupan, dan komitmen
pasien untuk menjalankan pola makan yang sehat
dengan menekankan variasi makanan padat nutrisi
dalam ukuran porsi yang sesuai.
Strategi Self-monitoring
Materi - Penjelasan mengenai kebutuhan gizi Tn. M
- Koreksi dan penjelasan terkait pemilihan
makanan Tn. M yang belum tepat
- Penjelasan menganai jenis diet yang
direkomendasikan untuk Tn. M
- Pemberian motivasi kepada Tn. M untuk
menjaga pola hidup sehat
Media Leaflet dan DBMP
Tempat Ruang konseling gizi
Durasi 30-45 menit
Evaluasi - Pasien memahami dan menjalani prinsip diet
yang diberikan
- Pasien termotivasi untuk konsisten dalam
menjalankan program dietnya dengan
memperhatikan variasi dan porsi makan serta
aspek penunjang lainnya seperti aktivitas fisik

4. Koordinasi dengan tim Kesehatan lain


Tabel 11. Koordinasi dengan Tim Kesehatan

Pertemuan Hal yang Solusi Profesi


Ke- didiskusikan Kesehatan
1 Patogenesis, Pemberian edukasi Dokter
diagnosis, dan kepada pasien dan
pengobatan keluarga
pasien
Pencatatan Pemantauan
rekam medis antropometri,
dan biokimia dan klinis
2 perkembangan pasien Perawat
kondisi klinis,
serta monitoring
keluhan pasien
Kesesuaian Monitoring
makanan yang pengolahan dan
3 disajikan dengan penyajian makanan Ahli gizi
preskripsi diet
pasien
Interaksi obat Penatalaksanaan
dan makanan pemberian obat dan
4 makanan yang Apoteker
fungsinya tidak
bertentangan

VI. PERENCANAAN MONITORING – EVALUASI GIZI


Tabel 12. Rencana Monitoring-Evaluasi Asupan Makanan Tn. M

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target Pencapaian


Antropometri:
BB Penimbangan 1 minggu Terjadi penurunan
berat badan sekali BB 0,5 – 1 kg
Biokimia:
BUN, glukosa, Tes Tes Indikator biokimia
HbA1C, laboratorium laboratorium dalam rentang
kolesterol total, dilakukan normal
trigliserida, rutin
hematokrit,
leukosit, dan
sodium
Fisik klinis:
Muntah dan Mendata Menanyakan Gejala yang dialami
tekanan darah keluhan kondisi pasien berangsur-
pasien dan pasien dan angsur membaik dan
mengukur mengukur tekanan darah dalam
tekanan darah tekanan darah rentang normal
setiap saat
kontrol
Asupan makan:
Pemantauan Visual Visual Asupan makan yang
asupan dan comstock comstock cukup dengan
pemilihan makan (jika masih di (setiap selesai kebutuhan dan
pasien RS) atau makan) dan pemilihan makan
Recall 24 Recall setiap yang tepat
hours kali saat
kontrol

VII. PEMBAHASAN KASUS


Tn. M berusia 53 tahun dengan berat badan 97,07 kg dan tinggi badan
175,26 cm. Dari data tersebut, diperoleh IMT Tn. M adalah 31,6 kg/m 2 dengan
kategori obesitas I. Obesitas merupakan penyakit multifaktoria kompleks
ditandai dengan akumulasi lemak yang berlebihan dan dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan. Obesitas dapat diakibatkan adanya
ketidakseimbangan asupan energi (energi intake) dengan energi yang
digunakan (energi expenditure) dalam waktu lama, riwayat keluarga (genetik),
gaya hidup (kebiasaan makan atau olahraga yang buruk), serta faktor psikologi
yang berpengaruh pada stress dan pola tidur.1
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko diabetes melitus. Diabetes
melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat mengubah metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya sekresi
insulin karena ketidakmampuan sel pulau β-Langerhans pankreas yang
progresif atau nyata untuk memproduksi insulin, atau karena kerusakan pada
pengambilan insulin di jaringan perifer. DM diklasifikasikan dalam dua
kategori, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Resistensi insulin dengan kelainan
lipid (yaitu, rendahnya kadar lipoprotein densitas tinggi, dan tingginya kadar
lipoprotein densitas rendah dan trigliserida), kelainan trombotik, serta faktor
risiko aterosklerotik (misalnya, merokok, riwayat keluarga, dan hipertensi)
menentukan risiko kardiovaskular pada pasien. Risiko kardiovaskular
dikaitkan dengan perkembangan resistensi insulin bahkan sebelum terjadi
hiperglikemia.2
Berdasarkan data riwayat makan, Tn. M memiliki kebiasaan
mengonsumsi kopi, bagel dengan cream cheese, membeli makan seperti
sandwich, makanan cepat saji, keripik, dan soda, tetapi terkadang Tn. M juga
memasak seperti daging ayam atau sapi panggang, salad, dan kentang atau
nasi. Selain itu, Tn. M memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol
3-4x/minggu. Tn. M mengonsumsi obat-obatan untuk diabetes mellitus seperti
glyburide, metformin, dyazide, lipitor, insulin lispro, dan glargine tetapi Tn. M
tidak mengonsumsinya secara teratur.
Berdasarkan data biokimia, Tn. M memiliki kadar BUN, kreatinin,
glukosa, HbA1c, osmolalitas, kolesterol, trigliserida, dan hematokrit yang
tinggi. Hal ini berkaitan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pada Tn. M.
DM tipe 2 merupakan penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan
kenaikan kadar glukosa darah akibat gangguan fungsi insulin (resistensi
insulin). DM tipe 2 mungkin disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor
seperti kelebihan berat badan atau obesitas, aktivitas fisik rendah, serta adanya
riwayat keluarga.3 Kreatinin serum pada Tn. M yaitu 1,9 mg/ dL tergolong
tinggi. Pengecekan kreatinin serum pada penyakit diabetes mellitus berfungsi
sebagai indikator penyakit diabetes mellitus tipe 2 apakah berpotensi
mengalami gagal ginjal dan sebagai kontrol fungsi ginjal pada penderita
diabetes mellitus tipe 2.4 Kadar HbA1c pada Tn. M tergolong tinggi yaitu
15,2%. HbA1c mencerminkan kadar glukosa darah selama 2 hingga 3 bulan
terakhir. HbA1c digunakan untuk menilai risiko kerusakan jaringan yang
disebabkan karena tingginya kadar gula darah.5
Dari data asesmen, prioritas masalah/diagnosis Tn. M adalah NC-3.3
Obesitas berkaitan dengan kelebihan asupan energi ditandai dengan IMT 31.6
kg/m2 (>30 kg/m2), dan NB 1.3 Kurangnya kesiapan untuk merubah pola
makan atau gaya hidup sehat berkaitan dengan pemilihan makanan yang
belum tepat dan konsumsi obat diabetes yang tidak teratur ditandai dengan
glukosa serum (GDS) 1524 mg/dL (>200 mg/dL).
Intervensi dan penatalaksanaan diet yang dapat diberikan kepada Tn.
M adalah diet 3J (Jumlah, Jenis, Jadwal) dan diet rendah lemak, edukasi gizi,
serta konseling gizi. Tujuan dari diberikannya intervensi adalah mencapai
status gizi normal, mendukung pola makan yang sehat dengan menekankan
variasi makanan padat nutrisi dalam ukuran porsi yang sesuai, serta
mempertahankan outcome metabolik pada glukosa darah, profil lipid, dan
tekanan darah normal pasien. Preskripsi diet disesuaikan dengan kebutuhan
Tn. M dan kondisi DM tipe 2 dan obesitas yang sedang dialami Tn. M.
Edukasi dan konseling diberikan kepada Tn. M dengan harapan Tn. M dapat
memahami serta menyepakati diet yang akan dilakukan, merubah pola
hidupnya, patuh dalam mengonsumsi makanan yang sudah dianjurkan, dan
mencapai target yang sudah disepakati bersama. Tn. M juga diberikan
rekomendasi menu sesuai dengan kebutuhannya.

VIII. PERTANYAAN KASUS


A. Understanding the Diagnosis and Pathophysiology
1. Apa kriteria diagnostik standar untuk T2DM? Yang ditemukan dalam
catatan medis Tn. Mitch?
Kriteria diagnostik standar untuk DM tipe 2 meliputi (Perkeni,2021):
a. GDP : ≥126 mg/dL
b. GD 2-h PP : ≥200 mg/dL
c. GDS: ≥200 mg/dL
d. HbA1c: ≥6,5% dengan metode terstandardisasi
Pada Tn. Mitch, tercatat memiliki glukosa serum (GDS) 1524
mg/dL yang jauh lebih tinggi dari batas diagnosis diabetes yaitu 200
mg/dL. Sn. Mitch tercatat memiliki HbA1c 15,2% yang lebih tinggi dari
batasnya yaitu 6,5%.

2. Mitch sebelumnya didiagnosis menderita T2DM. Dia mengaku sering


tidak minum obat. Jenis obat apa itu metformin dan glyburide? Jelaskan
mekanismenya serta potensi efek sampingnya / interaksi obat-nutrisinya.
a. Mekanisme metformin dan glyburide:
Kombinasi glyburide dan metformin digunakan untuk
mengobati diabetes tipe 2 (kondisi di mana tubuh tidak menggunakan
insulin secara normal sehingga tidak dapat mengontrol jumlah gula
dalam darah) pada penderita diabetes yang tidak dapat dikontrol
hanya dengan pola makan dan olahraga. Glyburide termasuk dalam
golongan obat yang disebut sulfonilurea, dan metformin termasuk
dalam golongan obat yang disebut biguanida. Glyburide menurunkan
gula darah dengan menyebabkan pankreas memproduksi insulin (zat
alami yang dibutuhkan untuk memecah gula dalam tubuh) dan
membantu tubuh menggunakan insulin secara efisien. Obat ini hanya
akan membantu menurunkan gula darah pada orang yang tubuhnya
memproduksi insulin secara alami. Metformin membantu tubuh
mengontrol jumlah glukosa dalam darah, mengurangi jumlah glukosa
yang diserap dari makanan dan jumlah glukosa yang dibuat oleh hati.
Obat ini juga membantu tubuh untuk menggunakan insulinnya sendiri
dengan lebih efektif.6
b. Efek samping:
Sakit perut, mual atau muntah, diare, pusing, nyeri dada,
ruam, menguningnya kulit atau mata, tinja berwarna terang, urin
berwarna gelap, nyeri di perut bagian kanan atas, pendarahan atau
memar yang tidak biasa, demam, sakit tenggorokan, pembengkakan
pada mata, wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. Selain itu, overdosis
obat ini dapat menyebabkan hipoglikemia karena meningkatnya
produksi insulin.6
c. Interaksi obat-nutrisi:
Konsumsi alkohol, dapat meningkatkan risiko terkena lactic
acidosis atau dapat menyebabkan penurunan gula darah.
Mengonsumsi alkohol saat mengonsumsi glyburide dan metformin
juga jarang dapat menimbulkan gejala seperti flushing (wajah
memerah), sakit kepala, mual, muntah, nyeri dada, lemas, penglihatan
kabur, kebingungan mental, berkeringat, tersedak, kesulitan bernapas,
dan kecemasan.6

3. Obat lain apa yang diminum Mitch? Buat daftar mekanisme dan potensi
efek sampingnya / interaksi obat-nutrisi.
a. Dyazide (hydrochlorothiazide and triamterene)
- Mekanisme: kombinasi hydrochlorothiazide and triamterene
digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan edema
(retensi cairan; kelebihan cairan yang tertahan di jaringan tubuh)
pada pasien yang memiliki jumlah kalium lebih rendah dalam
tubuh. Kombinasi hydrochlorothiazide and triamterene termasuk
dalam kelas obat yang disebut diuretik, Obat ini bekerja dengan
menyebabkan ginjal membuang air dan garam yang tidak
dibutuhkan tubuh melalui urin.7
- Efek samping: sering buang air kecil, sakit kepala, mulut kering,
haus, mual, muntah, kelelahan, kantuk, nyeri, ruam, gatal,
demam, gejala mirip flu, dan lainnya. Dalam keadaan overdosis,
mungkin akan terjadi peningkatan buang air kecil, sakit perut,
muntah, kelemahan atau kelelahan, dan demam.7
- Interaksi obat-nutrisi: konsumsi alkohol dengan obat ini dapat
menurunkan tekanan darah secara drastis dan memungkinkan
terjadinya sakit kepala, pusing, sakit kepala ringan, pingsan,
dan/atau perubahan denyut nadi atau detak jantung.7
b. Lipitor (atorvastatin)
- Mekanisme: atorvastatin digunakaan bersamaan dengan diet,
penurunan berat badan, dan olahraga untuk mengurangi risiko
serangan jantung dan stroke. Atorvastatin juga digunakan untuk
menurunkan jumlah zat lemak seperti LDL dan trigliserida dalam
darah dan untuk meningkatkan jumlah HDL di dalam darah.
Atorvastatin termasuk dalam kelas obat yang disebut HMG-CoA
reductase inhibitors (statin). Obat ini bekerja dengan
memperlambat produksi kolesterol dalam tubuh untuk
menurunkan jumlah kolesterol yang mungkin menumpuk di
dinding arteri yang menghalangi aliran darah ke jantung, otak,
dan bagian tubuh lainnya.8
- Efek samping: diare, nyeri sendi, nyeri otot, demam, nyeri dada,
mual, kelelahan atau kelemahan, nyeri di perut bagian kanan atas,
gejala mirip flu, gatal, suara serak, ruam, urin berwarna gelap, dan
lainnya. 8
- Interaksi obat-nutrisi: atorvastatin berinteraksi dengan
grapefruit juice. Grapefruit juice dapat menurunkan kecepatan
tubuh memecah atorvastatin (level atorvastatin dalam darah
meningkat) sehingga meningkatkan terjadinya efek samping.9
4. Jelaskan peristiwa metabolisme yang menyebabkan gejala Tn. Mitch dan
selanjutnya masuk ke UGD dengan diagnosis T2DM yang tidak
terkontrol dengan HHS.
Tn. Mitch dirawat di rumah sakit karena hiperglikemia akut. Tn.
Mitch mengaku bahwa dia tidak rutin meminum obat-obatan yang
diresepkan untuk diabetesnya. Tn. Mitch menyebutkan bahwa dia
mengalami muntah-muntah yang parah. Muntah parah yang dialami Tn.
Mitch dapat dipastikan dengan gejala dehidrasi yang ditemukan di hasil
laboratorium (kadar natrium rendah dan warna urin kuning) dan hasil
tanda-tanda vital (skin: warm and dry, poor turgor).
HHS (Hyperosmolar Hyperglycemic State)
HHS merupakan kondisi klinis yang muncul akibat komplikasi
DM ditandai dengan gejala yang parah hiperglikemia, hiperosmolaritas
dan dehidrasi tanpa adanya ketoasidosis. Gangguan metabolik ini
diakibatkan oleh faktor sinergis defisiensi insulin dan peningkatan
hormon kontraregulasi (glukagon, katekolamin, kortisol, dan hormon
pertumbuhan). Hiperglikemia berkembang karena terjadi peningkatan
glukoneogenesis dan percepatan konversi glikogen menjadi glukosa
(glikogenolisis) dan penggunaan glukosa oleh jaringan perifer (otot)
yang tidak memadai.10 HHS didefinisikan sebagai kadar glukosa
plasma >600 mg/dL dan osmolaritas efektif plasma >320 mOsm/L.
Semakin tinggi kadar glukosa, semakin besar osmolaritas serum dan
semakin tinggi derajat dehidrasi.11

5. HHS dan DKA adalah komplikasi metabolik umum yang terkait dengan
diabetes. Diskusikan masing-masing keadaan darurat klinis ini. Jelaskan
informasi dalam bagan Mitch yang mendukung diagnosis HHS.
a. HHS (Hyperosmolar Hyperglycemic State)
HHS merupakan kondisi klinis yang muncul akibat komplikasi
DM (umumnya DM tipe 2) ditandai dengan gejala yang parah
hiperglikemia, hiperosmolaritas dan dehidrasi tanpa adanya
ketoasidosis.10 HHS didefinisikan sebagai kadar glukosa plasma >600
mg/dL dan osmolaritas efektif plasma >320 mOsm/L. Kondisi ini
sering terlihat pada pasien dengan obesitas atau IMT yang tinggi
karena terjadi resistensi jaringan perifer terhadap kerja insulin. Sel
beta di pancreas terus memproduksi insulin, akan tetapi jumlahnya
tidak cukup untuk melawan efek resistensi. 11 Faktor risiko HHS
meliputi infeksi, pengobatan, ketidakpatuhan terhadap terhadap
terapi, diabetes yang tidak terdiagnosis, penyalahgunaan zat, dan
penyakit penyerta.12
Diagnosis HHS pada Tn. Mitch:
- Hiperglikemia: 1524 mg/dL (>600 mg/dL)
- Hematokrit tinggi: 57%
- Infeksi: WBC meningkat: 13,5x103/mm3
- Kehadiran glukosa dalam urin: positif
- Osmolalitas tinggi: 360 mmol/kg/H2O
- Rendahnya level natrium dalam darah: 132 mEq/L
- BUN (31 mg/dL) dan kreatinin (1,9 mg/dL) tinggi
- Poor skin turgor
- Dehidrasi: muntah parah, membran mukosa kering
- Tidak rutin meminum obat diabetes (ketidakpatuhan terhadap
terapi)
b. DKA (Diabetic Ketoacidosis)
DKA adalah keadaan defisiensi insulin relatif atau absolut
yang diperburuk oleh hiperglikemia, dehidrasi, dan asidosis. DKA
ditandai dengan hiperglikemia yang tidak terkontrol, asidosis
metabolik, dan peningkatan keton tubuh. DKA merupakan
komplikasi diabetes yang umumnya terlihat pada pasien DM tipe 1.
Faktor risiko dari DKA meliputi adanya infeksi, new-onset diabetes,
atau kurangnya kepatuhan terhadap pengobatan. Kriteria umum untuk
DKA adalah glukosa dara >250 mg/dL, pH arteri kurang dari 7,3,
serum bikarbonat <15 mEq/L, dan peningkatan asidosis metabolik
anion gap. Pasien dengan DKA mungkin memiliki gejala
hiperglikemia seperti polifagia, poliuria, atau polidipsia, dan gejala
lain seperti penurunan keluaran urin, mulut kering, penurunan
keringan, anoreksia, mual, muntah, sakit perut, dan penurunan berat
badan.13
6. HHS sering dikaitkan dengan dehidrasi. Setelah membaca bagan Tn.
Mitch, buat daftar data yang konsisten dengan dehidrasi. Faktor-faktor
apa dalam sejarah Tn. Mitch yang mungkin menyebabkan dehidrasinya?
a. Data yang berhubungan dengan kondisi dehidrasi Tn. Mitch:
- Kulit: turgor buruk, hangat dan kering
- Neurologis: mengantuk, kebingungan ringan
- Pernapasan cepat: 26 x/menit (>20 x/menit)
- Tekanan darah optimal menuju rendah: 90/70
- Suhu tubuh tinggi: 100,5°F / 38°C (normal: 97-99°F / 36,1 –
37,2°C)
- Hematokrit tinggi: 57%
- BUN tinggi: 31 mg/dL
- Serum kreatinin tinggi: 1,9 mg/dL
- Kadar natrium rendah: 132 mEq/L
- Urin berwarna kuning
b. Riwayat Tn. Mitch yang menyebabkan dehidrasi:14
- Muntah berlebihan
- Obat diuretik (dyazide) yang menyebabkan Tn. Mitch buang air
kecil dan lebih sering mengeluarkan cairan
- Menderita diabetes
- Konsumsi alkohol
- Usia: beberapa orang kehilangan rasa haus seiring bertambahnya
usia

7. Nilai catatan intake/output Tn. Mitch selama 24 jam pertama


penerimaannya. Apa yang dikatakan ini kepada Anda? Dengan asumsi
Mitch memberi tahu Anda bahwa berat badannya biasanya adalah 228
pon, dapatkah Anda memperkirakan volume dehidrasinya?
Intake/output:
- Intake cairan: 4.335
- Output cairan: 2.195
- Intake – output = 2.140
- Keseimbangan positif
Perhitungan volume dehidrasi:
BB biasa: 228 lbs / 103,42 kg
BB saat ini: 214 lbs / 97,07 kg
BB biasa – BB saat ini = 14 lbs / 6,35 kg
Kehilangan berat badan 6,14% dari BB biasa
Volume dehidrasi = 6,35 L (1 kg BB hilang = 1 L cairan)

8. Tn. Mitch dimulai dengan salin normal dengan kalium serta infus insulin.
Mengapa cairan ini merupakan komponen rehidrasi dan koreksi HHS?
a. Salin normal dengan kalium
Cairan salin normal merupakan cairan kristaloid yang
digunakan secara intravenas sebagai sumber hidrasi dan gangguan
elektrolit (pengelolaan dan pengobatan dehidrasi, serta deplesi
natrium ringan).15 Terapi insulin dapat meningkatkan risiko
hipokalemia berat, terutama pada pasien dengan konsentrasi kalium
serum normal atau rendah saat masuk rumah sakit. 16 Oleh karena itu,
untuk mencegah hipokalemia maka kalium ditambahkan ke dalam
salurat salin normal untuk memastikan ketersediaan kalium.
b. Infus insulin
Insulin merupakan pengobatan pilihan yang digunakan untuk
menurunkan glukosa darah, efektif cepat, mudah dititrasi, dan tidak
memiliki kontraindikasi absolut. Infus IV insulin merupakan rute
pemberian insulin yang memiliki onset cepat dan durasi kerja yang
singkat serta memungkinkan penyesuaian kebutuhan insulin dengan
perubahan kadar glukosa yang cepat.17

9. Jelaskan terapi insulin yang dimulai untuk Tn. Mitch. Apa itu Lispro?
Apa itu glargine? Seberapa besar kemungkinan Tn. Mitch perlu
melanjutkan terapi insulin?
a. Lispro
Produk injeksi insulin lispro digunakan untuk mengobati
penderita DM tipe 2 untuk mengontrol diabetesnya. Injeksi insulin
lispro ini bekerja dengan menggantikan insulin yang biasanya
diproduksi oleh tubuh dan membantu memindahkan gula dari darah
ke jaringan tubuh lain untuk digunakan sebagai energi. Lispro juga
menghentikan hati memproduksi lebih banyak gula. Insulin lispro
bersifat short-acting. Insulin lispro berbentuk larutan (cair) dan
suspense (cairan dengan partikel yang akan mengendap jika
didiamkan) untuk disuntikkan secara subkutan.18

b. Glargine
Produk insulin glargine digunakan untuk mengobati penderita
DM tipe 2 untuk mengontrol diabetesnya. Injeksi insulin glargine ini
bekerja dengan menggantikan insulin yang biasanya diproduksi oleh
tubuh dan membantu memindahkan gula dari darah ke jaringan tubuh
lain untuk digunakan sebagai energi. Glargine juga menghentikan hati
memproduksi lebih banyak gula. Insulin glargine bersifat long-acting.
Insulin glargine berbentuk larutan (cair) untuk disuntikkan secara
subkutan.19
Terapi insulin pada Tn. Mitch: Tn. Mitch harus tetap menjalani
terapi insulin karena kadar HbA1c dan glukosa darah yang sangat
tinggi. Terapi insulin harus tetap dilakukan meskipun merasa sehat dan
jangan berhenti menggunakan insulin tanpa berkonsultasi dengan
dokter.

B. Understanding the Nutrition Therapy


10. Mitch adalah NPO saat dirawat di rumah sakit. Apa artinya ini? Apa saja
tanda-tanda yang akan mengingatkan RD dan dokter bahwa Tn. Mitch
mungkin siap untuk makan?
NPO (nothing per oral) adalah tahapan pemberian diet secara
parenteral biasa diberikan pada fase akut. 20 Status NPO akan mencegah
muntah, aspirasi, dan kematian akibat pneumonia aspirasi . Tn. Mitch akan
siap untuk makan apabila sudah tidak mengalami muntah, elektrolit dan
osmolalitas normal, dan bisa dimulai dengan makanan enteral.21

11. Garis besar prinsip-prinsip dasar terapi nutrisi Tn. Mitch untuk membantu
mengendalikan DM-nya.
Prinsip dasar terapi nutrisi untuk mengendalikan DM tipe 2: 22, 23
a. Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45 – 65% total asupan energi.
b. Membatasi karbohidrat sederhana, daging berlemak, kopi, dan
alkohol ringan hingga sedang.
c. Asupan lemak sekitar 20 – 25% kebutuhan kalori, dan tidak
diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.
d. Lemak jenuh diberikan <7% kebutuhan kalori, lemak tidak jenuh
ganda <10%, dan kolesterol <200 mg/hari.
e. Protein diberikan 0,8 g/kgBB pada pasien dengan neforpati diabetic
dan protein 1 – 1,2 g/kgBB jika sudah menjalani hemodialisis.
f. Jumlah konsumsi serat yang disarankan adalah 20 - 35 gram per hari.
g. Melakukan aktivitas fisik secara teratur (200 - 300 menit/minggu).
h. Mengelola berat badan dan mencapai berat badan yang normal (IMT
18,5 – 24,9)
i. Menjaga tekanan darah normal (<130/80 mmHg).
j. Pemberian pendidikan gizi mengenai perhitungan karbohidrat dan
modifikasi lemak.
k. Konseling dan motivasi nutrisi berkelanjutkan untuk mendorong
perubahan perilaku untuk membuat pilihan makanan dan olahraga
yang lebih baik.

C. Nutrition Assesment
12. Nilai berat badan dan BMI Mitch. Berapa kisaran berat badan yang sehat
untuk Tn. Mitch?
IMT = BB/TB2
= 97,07/1,75262
= 31,6 kg/m2 (Obesitas I, berdasarkan WHO th 2004)
Normal IMT: 18,5 – 24,9
BBI = 90% x (TB – 100) x 1
= 90% x (175,26 – 100) x 1
= 67,73 kg
13. Identifikasi dan diskusikan setiap nilai laboratorium abnormal yang
diukur saat Tn. Mitch masuk. Bagaimana mereka berubah setelah hidrasi
dan perawatan awal HHS-nya?
Tabel 14. Nilai Laboratorium Abnormal Tn. Mitch
Ref. 4/12 4/13 Keterangan
Range
Sodium (mEq/L) 136-145 132 134 Berkaitan dengan kondisi
dehidrasi.
Sodium masih rendah,
akan tetapi ada
peningkatan
BUN (mg/dL) 8-18 31 20 Berkaitan dengan kondisi
dehidrasi dan
hiperglikemia.
BUN masih tinggi, tetapi
sudah mengalami
penurunan
Creatinine serum 0,6-1,2 1,9 1,3 Berkaitan dengan kondisi
(mg/dL) dehidrasi.
Kreatinin masih tinggi,
tetapi sudah mengalami
penurunan
Glucose (mg/dL) 70-110 1524 475 Berkaitan dengan kondisi
HHS.
Glukosa masih tinggi,
tetapi sudah mengalami
penurunan signifikan
Phospate, inorganic 2,3-4,7 1,8 2,1 Berkaitan dengan kondisi
(mg/dL) hiperglikemia.
Fosfat masih rendah,
akan tetapi ada
peningkatan
Osmolality 285-295 360 304 Berkaitan dengan kondisi
(mmol/kg/H2O) dehidrasi dan
hiperglikemia.
Osmolalitas masih tinggi,
tetapi sudah mengalami
penurunan
Cholesterol 120-199 205 Berkaitan dengan
(mg/dL) obesitas dan pola makan
Triglycerides 35-135 F 185 Berkaitan dengan
(mg/dL) 40-160 M obesitas dan pola makan
HbA1c 3,9-5,2 15,2 Indikasi diabetes
WBC 4,8-11,8 13,5 Dapat berkaitan dengan
stress dan dehidrasi
Hematocrit (Hct, 37-47 F 57 Berkaitan dengan kondisi
%) 40-54 M dehidrasi
Spesific gravity 1,003- 1,045 Berkaitan dengan kondisi
1,030 dehidrasi
pH 5-7 5 Indikasi keasaman
Protein (mg/dL) Neg 10 Kemungkinan terdapat
gangguan pada ginjal
Glucose (mg/dL) Neg + Berkaitan dengan kondisi
diabetes
Ketones Neg + Keton yang terlalu tinggi
dalam urin menandakan
tubuh terlalu asam
(ketoasidosis). Jenis
ketoasidosis yang paling
umum adalah komplikasi
diabetes yang disebut
ketoasidosis diabetik
(DKA)
Prot chk Neg + Kemungkinan terdapat
gangguan pada ginjal

14. Tentukan kebutuhan energi dan protein Tn. Mitch untuk pemeliharaan
berat badan. Asupan energi dan protein apa yang akan Anda
rekomendasikan untuk membantu penurunan berat badan?
BMR = 30 kal/kgBB
= 30 x 67,73
= 2031,9
TEE = BMR – faktor usia + faktor aktivitas + faktor stress metabolik
– faktor koreksi BB
= 2031,9 – (2031,9x5%) + (2031,9x20%) + (2031,9x10%) –
(2031,9x30%)
= 1930,3 kkal
Protein = 0,8 g/kgBB
= 0,8 x 67,73
= 54,2 gram

D. Nutrition Diagnosis
15. Prioritaskan dua masalah gizi dan lengkapi pernyataan PES untuk
masing-masingnya.
a. NC-3.3 Obesitas berkaitan dengan kelebihan asupan energi ditandai
dengan IMT 31.6 kg/m2 (>30 kg/m2).
b. NB 1.3 Kurangnya kesiapan untuk merubah pola makan atau gaya
hidup sehat berkaitan dengan pemilihan makanan yang belum tepat
dan konsumsi obat diabetes yang tidak teratur ditandai dengan
glukosa serum (GDS) 1524 mg/dL (>200 mg/dL).

E. Nutrition Intervention
16. Tentukan CHO awal Tn. Mitch menggunakan riwayat dietnya serta
penilaian Anda terhadap kebutuhan energinya.
Kebutuhan energi = 1930,3 kkal
Kebutuhan karbohidrat = 308,4 gram
Carbohydrate counting = 308,4/15
= 20 porsi
Tabel x. Distribusi CHO Berdasarkan Riwayat Makan Tn. Mitch
Waktu Makan % KH (g) Unit Carbing
Makan pagi 20% 61,68 4
Selingan 5% 15,42 1
Makan siang 30% 92,52 6
Selingan 15% 46,26 3
Makan malam 25% 77,1 5
Selingan 5% 15,42 1
Total 100% 308,4 20

17. Identifikasi dua tujuan nutrisi awal untuk membantu penurunan berat
badan.
a. Mendukung pola makan yang sehat dengan menekankan variasi
makanan padat nutrisi dalam ukuran porsi yang sesuai.
b. Mendukung aktivitas fisik secara teratur (200 - 300 menit/minggu).

18. Tn. Mitch juga menderita hipertensi dan kadar kolesterol tinggi. Jelaskan
bagaimana intervensi nutrisi Anda untuk diabetes dapat mencakup terapi
nutrisi untuk kondisinya yang lain.23
a. Pembatasan asupan natrium untuk manajemen hipertensi
b. Pembatasan asupan lemak jenuh (<7%) dan lemak trans (<1%)
c. Meningkatkan asupan asam lemak omega-3 dan serat (20 – 35
gram/hari)
d. Meningkatkan aktivitas fisik (200 - 300 menit/minggu)
e. Konsumsi kolesterol <200 mg/hari

IX. PENUTUP/ KESIMPULAN


A. Simpulan
Berdasarkan hasil PAGT diperoleh hasil bahwa Tn. M berisiko
malnutrisi. Tn. M mengalami DM tipe 2, hiperlipidemia, dan obesitas.
Intervensi yang diberikan kepada Tn. M adalah diet 3J (Jumlah, Jenis,
Jadwal) dan diet rendah lemak dengan tujuan untuk memperbaiki outcome
metabolik yaitu glukosa darah, profil lipid, dan tekanan darah. Selain itu,
dilakukan juga manajemen untuk penurunan berat badan secara bertahap
(0,5-1 kg/minggu) dengan pengaturan makan dan peningkatan aktivitas
fisik. Edukasi dan motivasi diberikan kepada pasien agar dapat konsisten
dalam menjalani pola makan dan pola hidup yang sehat.

B. Saran
Diperlukan pengumpulan data-data yang lebih detail seperti data
asupan makan untuk mengetahui kecukupan gizi pasien. Selain itu, Tn. M
perlu meningkatkan monitoring dirinya dalam hal pengaturan makan
maupun medikasinya untuk mengoptimalkan manajemen kondisi
penyakitnya.

X. LAMPIRAN
1. LEAFLET DIET
2. LEAFLET URT
3. PERHITUNGAN PENILAIAN STATUS GIZI
IMT = BB / TB2
= 97,07 / (1,7526x 1,7526)
= 31,6 kg/m2

4. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI


BBI = 90% x (TB – 100) x 1
= 90% x (175,26 – 100) x 1
= 67,73 kg
BMR = 30 kkal/kgBBI
= 30 x 67,73
= 2031,9 kkal
FA (ringan) = 2031,9 kkal x 20% = 406,3 kkal
FU (40 – 59 Tahun) = 2031,9 kkal x 5% = 101,6 kkal
F Koreksi BB = 2031,9 kkal x 30% = 609,5 kkal
F Stress Metabolik = 2031,9 kkal x 10% = 203,19 kkal
TEE = BMR + Faktor Aktivitas – Faktor Usia –
Faktor Koreksi BB + Faktor Stres Metabolik
= 2031,9 + 406,3 – 101,6 – 609,5 + 203,19
= 1930,3 kkal
Protein = 0,8 g/kg BB
= 0,8 x 97,07
= 77,7 gram
Lemak = 20% x TEE / 9
= 20% x 1930,3 / 9
= 42,9 gram
Karbohidrat = (TEE – (protein + lemak))/4
= (1930,3 - (310,8+386)) /4
= 308,4 gram
Serat = 14 g/1000 kkal
= 1930,3/1000 x 14
= 27,07 gram
5. NUTRISURVEY REKOMENDASI MENU

==================================================================
===
Analysis of the food record
==================================================================
===
Food Amount energy carbohydr.
___________________________________________________________________________
___

BREAKFAST
White wheaten bread 120 g 282,5 kcal 57,7 g
telur ayam bagian putih 80 g 40,0 kcal 0,8 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g
Avocado fresh 50 g 108,6 kcal 0,2 g
garam 0,125 g 0,0 kcal 0,0 g
merica halus 0,5 g 1,6 kcal 0,3 g
Drinking water 225 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 475,8 kcal (28 %), carbohydrate 59,0 g (22 %)

1. BREAK
Apple fresh 100 g 51,9 kcal 11,4 g
Drinking water 225 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 51,9 kcal (3 %), carbohydrate 11,4 g (4 %)

LUNCH
beras putih giling 70 g 252,6 kcal 55,7 g
daging ayam bagian dada 50 g 97,5 kcal 0,0 g
Onions fresh 12,5 g 3,5 kcal 0,6 g
bawang putih 1g 0,9 kcal 0,2 g
cabe rawit 5g 15,9 kcal 2,8 g
cabe merah 10 g 2,7 kcal 0,6 g
garam 0,125 g 0,0 kcal 0,0 g
merica halus 1g 3,3 kcal 0,6 g
daun bawang 15 g 3,2 kcal 0,8 g
minyak kelapa sawit 1g 8,6 kcal 0,0 g
sawi putih mentah 100 g 15,1 kcal 2,1 g
jeruk manis 100 g 47,1 kcal 11,8 g
Drinking water 225 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 450,3 kcal (26 %), carbohydrate 75,1 g (28 %)

2. BREAK
Yoghurt skimmed 40 g 15,2 kcal 1,7 g
susu skim / tak berlemak cair 120 g 41,9 kcal 5,9 g
pisang ambon 100 g 92,0 kcal 23,4 g
Strawberry fresh 50 g 16,0 kcal 2,8 g
Drinking water 225 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 165,1 kcal (10 %), carbohydrate 33,7 g (13 %)

DINNER
beras putih giling 70 g 252,6 kcal 55,7 g
ikan patin segar 80 g 105,5 kcal 0,9 g
bawang putih 5g 4,4 kcal 1,0 g
bawang merah 15 g 6,6 kcal 1,5 g
cabe rawit 5g 15,9 kcal 2,8 g
cabe merah 10 g 2,7 kcal 0,6 g
Tomatoes fresh cooked 30 g 5,9 kcal 0,9 g
daun bawang 15 g 3,2 kcal 0,8 g
minyak kelapa sawit 1g 8,6 kcal 0,0 g
garam 0,125 g 0,0 kcal 0,0 g
merica halus 0,5 g 1,6 kcal 0,3 g
jeruk nipis 1g 0,3 kcal 0,1 g
kunyit 1g 3,3 kcal 0,6 g
laos 1g 3,3 kcal 0,6 g
jahe 1g 0,7 kcal 0,2 g
tahu 50 g 38,0 kcal 0,9 g
ketimun mentah 50 g 6,5 kcal 1,4 g
Carrot fresh 30 g 7,7 kcal 1,4 g
bawang putih 5g 4,4 kcal 1,0 g
bawang merah 10 g 4,4 kcal 1,0 g
kemiri 4g 23,6 kcal 0,8 g
cabe rawit 5g 15,9 kcal 2,8 g
Tomatoes fresh cooked 20 g 3,9 kcal 0,6 g
gula merah tebu belum dimurnikan 2g 7,5 kcal 1,9 g
sereh 5g 6,9 kcal 1,3 g
garam 0,125 g 0,0 kcal 0,0 g
merica halus 1g 3,3 kcal 0,6 g
kunyit 1g 3,3 kcal 0,6 g
minyak kelapa sawit 1g 8,6 kcal 0,0 g
Drinking water 150 g 0,0 kcal 0,0 g
Drinking water 225 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 548,4 kcal (32 %), carbohydrate 80,3 g (30 %)

IN BETWEEN
Melon fresh 100 g 38,2 kcal 8,3 g
Drinking water 225 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 38,2 kcal (2 %), carbohydrate 8,3 g (3 %)

==================================================================
===
Result
==================================================================
===
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
___________________________________________________________________________
___
energy 1729,7 kcal 2036,3 kcal 85 %
water 1981,9 g 2250,0 g 88 %
protein 77,5 g(18%) 60,1 g(12 %) 129 %
fat 41,8 g(21%) 69,1 g(< 30 %) 61 %
carbohydr. 267,8 g(61%) 290,7 g(> 55 %) 92 %
dietary fiber 27,5 g 30,0 g 92 %
alcohol 0,0 g - -
cholesterol 2,8 mg - -
Vit. A 2117,7 µg 1000,0 µg 212 %
Vit. K 94,0 µg 80,0 µg 118 %
Vit. D 0,0 µg 5,0 µg 0%
carotene 2,9 mg - -
Vit. B1 0,9 mg 1,1 mg 84 %
Vit. B12 0,6 µg 3,0 µg 21 %
retinol 5,2 µg - -
Vit. B2 1,5 mg 1,3 mg 113 %
Vit. B6 2,2 mg 1,5 mg 147 %
tot. fol.acid 300,2 µg 400,0 µg 75 %
Vit. C 208,2 mg 100,0 mg 208 %
m.uns.f.acids 12,9 g - -
sodium 1271,0 mg 2000,0 mg 64 %
potassium 3442,8 mg 3500,0 mg 98 %
calcium 695,9 mg 1000,0 mg 70 %
Se 0,0 µg - -
magnesium 337,8 mg 350,0 mg 97 %
phosphorus 886,3 mg 700,0 mg 127 %
iron 16,8 mg 10,0 mg 168 %
Vit. E (eq.) 6,4 mg 13,0 mg 49 %
Chromium 0,0 µg - -
sat. FA 10,9 g - -
zinc 8,2 mg 10,0 mg 82 %
PUFA 6,4 g 10,0 g 64 %
6. ANALISIS KECUKUPAN GIZI REKOMENDASI MENU

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Kecukupan Interpretasi

Energy (kcal) 1930,3 1729,7 89,61% Cukup

Water (g) 2500 1981,9 79,28% Cukup

Protein (g) 77,7 77,5 99,74% Cukup

Fat (g) 42,9 41,8 97,44% Cukup

Karbohidrat (g) 308,4 267,8 86,84% Cukup

Serat (g) 27,02 27,5 101,78% Cukup

Vitamin C (mg) 90 208,2 231,3% Cukup

Vitamin D (mcg) 15 - - -

Vitamin E (mcg) 15 6,4 42,67% Defisit

Vitamin B1 (mg) 1,2 0,9 75% Defisit

Vitamin B12 (mcg) 4,0 0,6 15% Defisit

Calsium (mg) 1200 682,2 56,85% Defisit

Iron (mg) 9 16,8 186,67% Cukup

Magnesium (mg) 360 335,1 93,08% Cukup

Potassium (mg) 4700 3442,8 73,25% Defisit

Sodium (mg) <1300 1268,2 - Cukup

Chromium (mcg) 29 - - -

Keterangan: pemberian cairan sebesar 2000-2500 mL diberikan setelah rehidrasi

DAFTAR PUSTAKA
1. Lin X, Li H. Obesity: Epidemiology, Pathophysiology, and Therapeutics. Frontiers in
Endocrinology. 2021; 12:1-9.
2. Al-Goblan A, Al-Alfi M, Khan M. Mechanism linking diabetes mellitus and obesity.
Diabetes Metab Syndr Obes. 2014; 7:587-591.
3. MedlinePlus. Diabetes Type 2. National Library of Medicine (National Institutes of
Health). 2021.
4. Arjani I. Gambaran Kadar Kreatinin Serum Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Meditory J Med Lab.
2018;5(2):107–17.
5. Sarihati I, Karimah H, Habibah N. Gambaran Kadar HbA1c pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 Di Rsud Wangaya. Meditory J Med Lab. 2019;6(2):88–98.
6. MedlinePlus. Glyburide and Metformin. National Library of Medicine (National
Institutes of Health). 2017.
7. MedlinePlus. Triamterene and Hydrochlorothiazide. National Library of Medicine
(National Institutes of Health). 2015.
8. MedlinePlus. Atorvastatin. National Library of Medicine (National Institutes of
Health). 2015.
9. MedlinePlus. Grapefruit. National Library of Medicine (National Institutes of Health).
2023.
10. Pasquel FJ, Umpierrez GE. Hyperosmolar Hyperglycemic State: A Historic Review
of the Clinical Presentation, Diagnosis, and Treatment. Diabetes Care. 2014;
37:3124-3131.
11. Adeyinka A, Kondamudi NP. Hyperosmolar Hyperglycemic Syndrome. [Updated
2023 Aug 12]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482142/
12. Stoner GD. Hyperosmolar Hyperglycemic State. American Family Physician. 2017;
96(11):729-736.
13. Lizzo JM, Goyal A, Gupta V. Ketoasidosis Diabetik Dewasa. [Diperbarui 2023 10
Juli]. Di: StatPearls [Internet]. Pulau Harta Karun (FL): Penerbitan StatPearls; 2023
Januari-. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560723/
14. MedlinePlus. Dehydration. National Library of Medicine (National Institutes of
Health). 2019.
15. Tonog P, Lakhkar AD. garam biasa. [Diperbarui 2022 16 Oktober]. Di: StatPearls
[Internet]. Pulau Harta Karun (FL): Penerbitan StatPearls; 2023 Januari-. Tersedia
dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545210/
16. Liamis G, Liberopoulos E, Barkas F, Elisaf M. Diabetes Aellitus and Electrolyte
Disorders. World Journal of Clinical Cases. 2014; 2(10):488-496.
17. Kelly JL. Continous Insulin Infusion: When, Where, and How?. Diabetes Spectr.
2014; 27(3):218-223.
18. MedlinePlus. Insulin Lispro Injection. National Library of Medicine (National
Institutes of Health). 2021.
19. MedlinePlus. Insulin Glargine (rDNA origin) injection. National Library of Medicine
(National Institutes of Health). 2022.
20. Mardalena, Suyani. Ilmu Gizi: Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Kementrian
Kesehat Republik Indonesia. 2016.
21. Traci D. Denton. Southern Hospitality: How We Changed the NPO Practice in the
Emergency Department. Journal of Emergency Nursing, 2015; 41(4): 317-322.
22. Barrea L, et al. Comprehensive Approach to Medical Nutrition Therapy in Patients
with Type 2 Diabetes Mellitus: From Diet to Bioactive Compounds. Antioxidants.
2023; 12(904):1-27.
23. Perkeni. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia
2021. PB. PERKENI. 2021.

Anda mungkin juga menyukai