Dosen Pengampu:
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD
Muti’ah Mustaqimatusy Syahadah, S.Gz, M.Gz
Angga Rizqiawan, S.Gz, M.Si
Disusun oleh:
Najwa Farah Diba 22030121120003
No
Parameter Skor
.
1. Skor IMT IMT > 20 (obesitas > 30) 0
IMT 18,5 – 20 1
IMT < 18,5 2
2. Skor kehilangan BB yang BB hilang < 5 % 0
tidak direncanakan 3-6 BB hilang 5 – 10 % 1
bulan terkahir BB hilang > 10 % 2
3. Pasien menderita penyakit berat dan/atau asupan makan 2
tidak adekuat
Total Skor 3
Keterangan:
- Skor 0 = Berisiko rendah; ulangi skrining setiap 7 hari
- Skor 1 = Berisiko sedang; monitoring asupan selama 3 hari. Jika tidak ada
peningkatan, asuhan gizi individual dan monitoring setiap 3 hari.
- Skor 2 = Berisiko tinggi; asuhan gizi individual dan monitoring setiap hari.
Ulangi skrining setiap 7 hari
C. Membuat kesimpulan kuesioner
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner MUST didapatkan nilai skor
total sebesar 3, yang berarti pasien berisiko tinggi malnutrisi.
V. INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan (Planning)
1. Tujuan Intervensi Gizi
a. Mencapai status gizi normal.
b. Mendukung pola makan yang sehat dengan menekankan variasi
makanan padat nutrisi dalam ukuran porsi yang sesuai.
c. Mempertahankan outcome metabolik pada glukosa darah, profil
lipid, dan tekanan darah normal pasien.
2. Preskripsi Diet
a. Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45 – 65% total asupan energi.
b. Membatasi karbohidrat sederhana, daging berlemak, kopi, dan
alkohol ringan hingga sedang.
c. Asupan lemak sekitar 20 – 25% kebutuhan kalori, dan tidak
diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.
d. Lemak jenuh diberikan <7% kebutuhan kalori, lemak tidak jenuh
ganda <10%, dan kolesterol <200 mg/hari.
e. Protein diberikan 0,8 g/kgBB pada pasien dengan neforpati diabetic
dan protein 1 – 1,2 g/kgBB jika sudah menjalani hemodialisis.
f. Jumlah konsumsi serat yang disarankan adalah 20 - 35 gram per
hari.
g. Melakukan aktivitas fisik secara teratur (200 - 300 menit/minggu).
h. Mengelola berat badan dan mencapai berat badan yang normal (IMT
18,5 – 24,9).
i. Menjaga tekanan darah normal (<130/80 mmHg).
j. Pemberian pendidikan gizi mengenai perhitungan karbohidrat dan
modifikasi lemak.
k. Konseling dan motivasi nutrisi berkelanjutkan untuk mendorong
perubahan perilaku untuk membuat pilihan makanan dan olahraga
yang lebih baik.
B. Rencana Implementasi
1. Pemberian Diit
a. Jenis diet : Diet 3J, Diet Rendah Lemak
b. Bentuk makanan : Biasa
c. Rute pemberian makanan : Oral
d. Frekuensi : 3x makanan utama dan 3x selingan
e. Menu
Tabel 8. Contoh Menu Sehari Tn. M
2. Pendidikan Gizi
Tabel 9. Pendidikan Gizi
3. Konseling Gizi
Tabel 10. Konseling Gizi
3. Obat lain apa yang diminum Mitch? Buat daftar mekanisme dan potensi
efek sampingnya / interaksi obat-nutrisi.
a. Dyazide (hydrochlorothiazide and triamterene)
- Mekanisme: kombinasi hydrochlorothiazide and triamterene
digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan edema
(retensi cairan; kelebihan cairan yang tertahan di jaringan tubuh)
pada pasien yang memiliki jumlah kalium lebih rendah dalam
tubuh. Kombinasi hydrochlorothiazide and triamterene termasuk
dalam kelas obat yang disebut diuretik, Obat ini bekerja dengan
menyebabkan ginjal membuang air dan garam yang tidak
dibutuhkan tubuh melalui urin.7
- Efek samping: sering buang air kecil, sakit kepala, mulut kering,
haus, mual, muntah, kelelahan, kantuk, nyeri, ruam, gatal,
demam, gejala mirip flu, dan lainnya. Dalam keadaan overdosis,
mungkin akan terjadi peningkatan buang air kecil, sakit perut,
muntah, kelemahan atau kelelahan, dan demam.7
- Interaksi obat-nutrisi: konsumsi alkohol dengan obat ini dapat
menurunkan tekanan darah secara drastis dan memungkinkan
terjadinya sakit kepala, pusing, sakit kepala ringan, pingsan,
dan/atau perubahan denyut nadi atau detak jantung.7
b. Lipitor (atorvastatin)
- Mekanisme: atorvastatin digunakaan bersamaan dengan diet,
penurunan berat badan, dan olahraga untuk mengurangi risiko
serangan jantung dan stroke. Atorvastatin juga digunakan untuk
menurunkan jumlah zat lemak seperti LDL dan trigliserida dalam
darah dan untuk meningkatkan jumlah HDL di dalam darah.
Atorvastatin termasuk dalam kelas obat yang disebut HMG-CoA
reductase inhibitors (statin). Obat ini bekerja dengan
memperlambat produksi kolesterol dalam tubuh untuk
menurunkan jumlah kolesterol yang mungkin menumpuk di
dinding arteri yang menghalangi aliran darah ke jantung, otak,
dan bagian tubuh lainnya.8
- Efek samping: diare, nyeri sendi, nyeri otot, demam, nyeri dada,
mual, kelelahan atau kelemahan, nyeri di perut bagian kanan atas,
gejala mirip flu, gatal, suara serak, ruam, urin berwarna gelap, dan
lainnya. 8
- Interaksi obat-nutrisi: atorvastatin berinteraksi dengan
grapefruit juice. Grapefruit juice dapat menurunkan kecepatan
tubuh memecah atorvastatin (level atorvastatin dalam darah
meningkat) sehingga meningkatkan terjadinya efek samping.9
4. Jelaskan peristiwa metabolisme yang menyebabkan gejala Tn. Mitch dan
selanjutnya masuk ke UGD dengan diagnosis T2DM yang tidak
terkontrol dengan HHS.
Tn. Mitch dirawat di rumah sakit karena hiperglikemia akut. Tn.
Mitch mengaku bahwa dia tidak rutin meminum obat-obatan yang
diresepkan untuk diabetesnya. Tn. Mitch menyebutkan bahwa dia
mengalami muntah-muntah yang parah. Muntah parah yang dialami Tn.
Mitch dapat dipastikan dengan gejala dehidrasi yang ditemukan di hasil
laboratorium (kadar natrium rendah dan warna urin kuning) dan hasil
tanda-tanda vital (skin: warm and dry, poor turgor).
HHS (Hyperosmolar Hyperglycemic State)
HHS merupakan kondisi klinis yang muncul akibat komplikasi
DM ditandai dengan gejala yang parah hiperglikemia, hiperosmolaritas
dan dehidrasi tanpa adanya ketoasidosis. Gangguan metabolik ini
diakibatkan oleh faktor sinergis defisiensi insulin dan peningkatan
hormon kontraregulasi (glukagon, katekolamin, kortisol, dan hormon
pertumbuhan). Hiperglikemia berkembang karena terjadi peningkatan
glukoneogenesis dan percepatan konversi glikogen menjadi glukosa
(glikogenolisis) dan penggunaan glukosa oleh jaringan perifer (otot)
yang tidak memadai.10 HHS didefinisikan sebagai kadar glukosa
plasma >600 mg/dL dan osmolaritas efektif plasma >320 mOsm/L.
Semakin tinggi kadar glukosa, semakin besar osmolaritas serum dan
semakin tinggi derajat dehidrasi.11
5. HHS dan DKA adalah komplikasi metabolik umum yang terkait dengan
diabetes. Diskusikan masing-masing keadaan darurat klinis ini. Jelaskan
informasi dalam bagan Mitch yang mendukung diagnosis HHS.
a. HHS (Hyperosmolar Hyperglycemic State)
HHS merupakan kondisi klinis yang muncul akibat komplikasi
DM (umumnya DM tipe 2) ditandai dengan gejala yang parah
hiperglikemia, hiperosmolaritas dan dehidrasi tanpa adanya
ketoasidosis.10 HHS didefinisikan sebagai kadar glukosa plasma >600
mg/dL dan osmolaritas efektif plasma >320 mOsm/L. Kondisi ini
sering terlihat pada pasien dengan obesitas atau IMT yang tinggi
karena terjadi resistensi jaringan perifer terhadap kerja insulin. Sel
beta di pancreas terus memproduksi insulin, akan tetapi jumlahnya
tidak cukup untuk melawan efek resistensi. 11 Faktor risiko HHS
meliputi infeksi, pengobatan, ketidakpatuhan terhadap terhadap
terapi, diabetes yang tidak terdiagnosis, penyalahgunaan zat, dan
penyakit penyerta.12
Diagnosis HHS pada Tn. Mitch:
- Hiperglikemia: 1524 mg/dL (>600 mg/dL)
- Hematokrit tinggi: 57%
- Infeksi: WBC meningkat: 13,5x103/mm3
- Kehadiran glukosa dalam urin: positif
- Osmolalitas tinggi: 360 mmol/kg/H2O
- Rendahnya level natrium dalam darah: 132 mEq/L
- BUN (31 mg/dL) dan kreatinin (1,9 mg/dL) tinggi
- Poor skin turgor
- Dehidrasi: muntah parah, membran mukosa kering
- Tidak rutin meminum obat diabetes (ketidakpatuhan terhadap
terapi)
b. DKA (Diabetic Ketoacidosis)
DKA adalah keadaan defisiensi insulin relatif atau absolut
yang diperburuk oleh hiperglikemia, dehidrasi, dan asidosis. DKA
ditandai dengan hiperglikemia yang tidak terkontrol, asidosis
metabolik, dan peningkatan keton tubuh. DKA merupakan
komplikasi diabetes yang umumnya terlihat pada pasien DM tipe 1.
Faktor risiko dari DKA meliputi adanya infeksi, new-onset diabetes,
atau kurangnya kepatuhan terhadap pengobatan. Kriteria umum untuk
DKA adalah glukosa dara >250 mg/dL, pH arteri kurang dari 7,3,
serum bikarbonat <15 mEq/L, dan peningkatan asidosis metabolik
anion gap. Pasien dengan DKA mungkin memiliki gejala
hiperglikemia seperti polifagia, poliuria, atau polidipsia, dan gejala
lain seperti penurunan keluaran urin, mulut kering, penurunan
keringan, anoreksia, mual, muntah, sakit perut, dan penurunan berat
badan.13
6. HHS sering dikaitkan dengan dehidrasi. Setelah membaca bagan Tn.
Mitch, buat daftar data yang konsisten dengan dehidrasi. Faktor-faktor
apa dalam sejarah Tn. Mitch yang mungkin menyebabkan dehidrasinya?
a. Data yang berhubungan dengan kondisi dehidrasi Tn. Mitch:
- Kulit: turgor buruk, hangat dan kering
- Neurologis: mengantuk, kebingungan ringan
- Pernapasan cepat: 26 x/menit (>20 x/menit)
- Tekanan darah optimal menuju rendah: 90/70
- Suhu tubuh tinggi: 100,5°F / 38°C (normal: 97-99°F / 36,1 –
37,2°C)
- Hematokrit tinggi: 57%
- BUN tinggi: 31 mg/dL
- Serum kreatinin tinggi: 1,9 mg/dL
- Kadar natrium rendah: 132 mEq/L
- Urin berwarna kuning
b. Riwayat Tn. Mitch yang menyebabkan dehidrasi:14
- Muntah berlebihan
- Obat diuretik (dyazide) yang menyebabkan Tn. Mitch buang air
kecil dan lebih sering mengeluarkan cairan
- Menderita diabetes
- Konsumsi alkohol
- Usia: beberapa orang kehilangan rasa haus seiring bertambahnya
usia
8. Tn. Mitch dimulai dengan salin normal dengan kalium serta infus insulin.
Mengapa cairan ini merupakan komponen rehidrasi dan koreksi HHS?
a. Salin normal dengan kalium
Cairan salin normal merupakan cairan kristaloid yang
digunakan secara intravenas sebagai sumber hidrasi dan gangguan
elektrolit (pengelolaan dan pengobatan dehidrasi, serta deplesi
natrium ringan).15 Terapi insulin dapat meningkatkan risiko
hipokalemia berat, terutama pada pasien dengan konsentrasi kalium
serum normal atau rendah saat masuk rumah sakit. 16 Oleh karena itu,
untuk mencegah hipokalemia maka kalium ditambahkan ke dalam
salurat salin normal untuk memastikan ketersediaan kalium.
b. Infus insulin
Insulin merupakan pengobatan pilihan yang digunakan untuk
menurunkan glukosa darah, efektif cepat, mudah dititrasi, dan tidak
memiliki kontraindikasi absolut. Infus IV insulin merupakan rute
pemberian insulin yang memiliki onset cepat dan durasi kerja yang
singkat serta memungkinkan penyesuaian kebutuhan insulin dengan
perubahan kadar glukosa yang cepat.17
9. Jelaskan terapi insulin yang dimulai untuk Tn. Mitch. Apa itu Lispro?
Apa itu glargine? Seberapa besar kemungkinan Tn. Mitch perlu
melanjutkan terapi insulin?
a. Lispro
Produk injeksi insulin lispro digunakan untuk mengobati
penderita DM tipe 2 untuk mengontrol diabetesnya. Injeksi insulin
lispro ini bekerja dengan menggantikan insulin yang biasanya
diproduksi oleh tubuh dan membantu memindahkan gula dari darah
ke jaringan tubuh lain untuk digunakan sebagai energi. Lispro juga
menghentikan hati memproduksi lebih banyak gula. Insulin lispro
bersifat short-acting. Insulin lispro berbentuk larutan (cair) dan
suspense (cairan dengan partikel yang akan mengendap jika
didiamkan) untuk disuntikkan secara subkutan.18
b. Glargine
Produk insulin glargine digunakan untuk mengobati penderita
DM tipe 2 untuk mengontrol diabetesnya. Injeksi insulin glargine ini
bekerja dengan menggantikan insulin yang biasanya diproduksi oleh
tubuh dan membantu memindahkan gula dari darah ke jaringan tubuh
lain untuk digunakan sebagai energi. Glargine juga menghentikan hati
memproduksi lebih banyak gula. Insulin glargine bersifat long-acting.
Insulin glargine berbentuk larutan (cair) untuk disuntikkan secara
subkutan.19
Terapi insulin pada Tn. Mitch: Tn. Mitch harus tetap menjalani
terapi insulin karena kadar HbA1c dan glukosa darah yang sangat
tinggi. Terapi insulin harus tetap dilakukan meskipun merasa sehat dan
jangan berhenti menggunakan insulin tanpa berkonsultasi dengan
dokter.
11. Garis besar prinsip-prinsip dasar terapi nutrisi Tn. Mitch untuk membantu
mengendalikan DM-nya.
Prinsip dasar terapi nutrisi untuk mengendalikan DM tipe 2: 22, 23
a. Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45 – 65% total asupan energi.
b. Membatasi karbohidrat sederhana, daging berlemak, kopi, dan
alkohol ringan hingga sedang.
c. Asupan lemak sekitar 20 – 25% kebutuhan kalori, dan tidak
diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.
d. Lemak jenuh diberikan <7% kebutuhan kalori, lemak tidak jenuh
ganda <10%, dan kolesterol <200 mg/hari.
e. Protein diberikan 0,8 g/kgBB pada pasien dengan neforpati diabetic
dan protein 1 – 1,2 g/kgBB jika sudah menjalani hemodialisis.
f. Jumlah konsumsi serat yang disarankan adalah 20 - 35 gram per hari.
g. Melakukan aktivitas fisik secara teratur (200 - 300 menit/minggu).
h. Mengelola berat badan dan mencapai berat badan yang normal (IMT
18,5 – 24,9)
i. Menjaga tekanan darah normal (<130/80 mmHg).
j. Pemberian pendidikan gizi mengenai perhitungan karbohidrat dan
modifikasi lemak.
k. Konseling dan motivasi nutrisi berkelanjutkan untuk mendorong
perubahan perilaku untuk membuat pilihan makanan dan olahraga
yang lebih baik.
C. Nutrition Assesment
12. Nilai berat badan dan BMI Mitch. Berapa kisaran berat badan yang sehat
untuk Tn. Mitch?
IMT = BB/TB2
= 97,07/1,75262
= 31,6 kg/m2 (Obesitas I, berdasarkan WHO th 2004)
Normal IMT: 18,5 – 24,9
BBI = 90% x (TB – 100) x 1
= 90% x (175,26 – 100) x 1
= 67,73 kg
13. Identifikasi dan diskusikan setiap nilai laboratorium abnormal yang
diukur saat Tn. Mitch masuk. Bagaimana mereka berubah setelah hidrasi
dan perawatan awal HHS-nya?
Tabel 14. Nilai Laboratorium Abnormal Tn. Mitch
Ref. 4/12 4/13 Keterangan
Range
Sodium (mEq/L) 136-145 132 134 Berkaitan dengan kondisi
dehidrasi.
Sodium masih rendah,
akan tetapi ada
peningkatan
BUN (mg/dL) 8-18 31 20 Berkaitan dengan kondisi
dehidrasi dan
hiperglikemia.
BUN masih tinggi, tetapi
sudah mengalami
penurunan
Creatinine serum 0,6-1,2 1,9 1,3 Berkaitan dengan kondisi
(mg/dL) dehidrasi.
Kreatinin masih tinggi,
tetapi sudah mengalami
penurunan
Glucose (mg/dL) 70-110 1524 475 Berkaitan dengan kondisi
HHS.
Glukosa masih tinggi,
tetapi sudah mengalami
penurunan signifikan
Phospate, inorganic 2,3-4,7 1,8 2,1 Berkaitan dengan kondisi
(mg/dL) hiperglikemia.
Fosfat masih rendah,
akan tetapi ada
peningkatan
Osmolality 285-295 360 304 Berkaitan dengan kondisi
(mmol/kg/H2O) dehidrasi dan
hiperglikemia.
Osmolalitas masih tinggi,
tetapi sudah mengalami
penurunan
Cholesterol 120-199 205 Berkaitan dengan
(mg/dL) obesitas dan pola makan
Triglycerides 35-135 F 185 Berkaitan dengan
(mg/dL) 40-160 M obesitas dan pola makan
HbA1c 3,9-5,2 15,2 Indikasi diabetes
WBC 4,8-11,8 13,5 Dapat berkaitan dengan
stress dan dehidrasi
Hematocrit (Hct, 37-47 F 57 Berkaitan dengan kondisi
%) 40-54 M dehidrasi
Spesific gravity 1,003- 1,045 Berkaitan dengan kondisi
1,030 dehidrasi
pH 5-7 5 Indikasi keasaman
Protein (mg/dL) Neg 10 Kemungkinan terdapat
gangguan pada ginjal
Glucose (mg/dL) Neg + Berkaitan dengan kondisi
diabetes
Ketones Neg + Keton yang terlalu tinggi
dalam urin menandakan
tubuh terlalu asam
(ketoasidosis). Jenis
ketoasidosis yang paling
umum adalah komplikasi
diabetes yang disebut
ketoasidosis diabetik
(DKA)
Prot chk Neg + Kemungkinan terdapat
gangguan pada ginjal
14. Tentukan kebutuhan energi dan protein Tn. Mitch untuk pemeliharaan
berat badan. Asupan energi dan protein apa yang akan Anda
rekomendasikan untuk membantu penurunan berat badan?
BMR = 30 kal/kgBB
= 30 x 67,73
= 2031,9
TEE = BMR – faktor usia + faktor aktivitas + faktor stress metabolik
– faktor koreksi BB
= 2031,9 – (2031,9x5%) + (2031,9x20%) + (2031,9x10%) –
(2031,9x30%)
= 1930,3 kkal
Protein = 0,8 g/kgBB
= 0,8 x 67,73
= 54,2 gram
D. Nutrition Diagnosis
15. Prioritaskan dua masalah gizi dan lengkapi pernyataan PES untuk
masing-masingnya.
a. NC-3.3 Obesitas berkaitan dengan kelebihan asupan energi ditandai
dengan IMT 31.6 kg/m2 (>30 kg/m2).
b. NB 1.3 Kurangnya kesiapan untuk merubah pola makan atau gaya
hidup sehat berkaitan dengan pemilihan makanan yang belum tepat
dan konsumsi obat diabetes yang tidak teratur ditandai dengan
glukosa serum (GDS) 1524 mg/dL (>200 mg/dL).
E. Nutrition Intervention
16. Tentukan CHO awal Tn. Mitch menggunakan riwayat dietnya serta
penilaian Anda terhadap kebutuhan energinya.
Kebutuhan energi = 1930,3 kkal
Kebutuhan karbohidrat = 308,4 gram
Carbohydrate counting = 308,4/15
= 20 porsi
Tabel x. Distribusi CHO Berdasarkan Riwayat Makan Tn. Mitch
Waktu Makan % KH (g) Unit Carbing
Makan pagi 20% 61,68 4
Selingan 5% 15,42 1
Makan siang 30% 92,52 6
Selingan 15% 46,26 3
Makan malam 25% 77,1 5
Selingan 5% 15,42 1
Total 100% 308,4 20
17. Identifikasi dua tujuan nutrisi awal untuk membantu penurunan berat
badan.
a. Mendukung pola makan yang sehat dengan menekankan variasi
makanan padat nutrisi dalam ukuran porsi yang sesuai.
b. Mendukung aktivitas fisik secara teratur (200 - 300 menit/minggu).
18. Tn. Mitch juga menderita hipertensi dan kadar kolesterol tinggi. Jelaskan
bagaimana intervensi nutrisi Anda untuk diabetes dapat mencakup terapi
nutrisi untuk kondisinya yang lain.23
a. Pembatasan asupan natrium untuk manajemen hipertensi
b. Pembatasan asupan lemak jenuh (<7%) dan lemak trans (<1%)
c. Meningkatkan asupan asam lemak omega-3 dan serat (20 – 35
gram/hari)
d. Meningkatkan aktivitas fisik (200 - 300 menit/minggu)
e. Konsumsi kolesterol <200 mg/hari
B. Saran
Diperlukan pengumpulan data-data yang lebih detail seperti data
asupan makan untuk mengetahui kecukupan gizi pasien. Selain itu, Tn. M
perlu meningkatkan monitoring dirinya dalam hal pengaturan makan
maupun medikasinya untuk mengoptimalkan manajemen kondisi
penyakitnya.
X. LAMPIRAN
1. LEAFLET DIET
2. LEAFLET URT
3. PERHITUNGAN PENILAIAN STATUS GIZI
IMT = BB / TB2
= 97,07 / (1,7526x 1,7526)
= 31,6 kg/m2
==================================================================
===
Analysis of the food record
==================================================================
===
Food Amount energy carbohydr.
___________________________________________________________________________
___
BREAKFAST
White wheaten bread 120 g 282,5 kcal 57,7 g
telur ayam bagian putih 80 g 40,0 kcal 0,8 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g
Avocado fresh 50 g 108,6 kcal 0,2 g
garam 0,125 g 0,0 kcal 0,0 g
merica halus 0,5 g 1,6 kcal 0,3 g
Drinking water 225 g 0,0 kcal 0,0 g
Meal analysis: energy 475,8 kcal (28 %), carbohydrate 59,0 g (22 %)
1. BREAK
Apple fresh 100 g 51,9 kcal 11,4 g
Drinking water 225 g 0,0 kcal 0,0 g
LUNCH
beras putih giling 70 g 252,6 kcal 55,7 g
daging ayam bagian dada 50 g 97,5 kcal 0,0 g
Onions fresh 12,5 g 3,5 kcal 0,6 g
bawang putih 1g 0,9 kcal 0,2 g
cabe rawit 5g 15,9 kcal 2,8 g
cabe merah 10 g 2,7 kcal 0,6 g
garam 0,125 g 0,0 kcal 0,0 g
merica halus 1g 3,3 kcal 0,6 g
daun bawang 15 g 3,2 kcal 0,8 g
minyak kelapa sawit 1g 8,6 kcal 0,0 g
sawi putih mentah 100 g 15,1 kcal 2,1 g
jeruk manis 100 g 47,1 kcal 11,8 g
Drinking water 225 g 0,0 kcal 0,0 g
Meal analysis: energy 450,3 kcal (26 %), carbohydrate 75,1 g (28 %)
2. BREAK
Yoghurt skimmed 40 g 15,2 kcal 1,7 g
susu skim / tak berlemak cair 120 g 41,9 kcal 5,9 g
pisang ambon 100 g 92,0 kcal 23,4 g
Strawberry fresh 50 g 16,0 kcal 2,8 g
Drinking water 225 g 0,0 kcal 0,0 g
Meal analysis: energy 165,1 kcal (10 %), carbohydrate 33,7 g (13 %)
DINNER
beras putih giling 70 g 252,6 kcal 55,7 g
ikan patin segar 80 g 105,5 kcal 0,9 g
bawang putih 5g 4,4 kcal 1,0 g
bawang merah 15 g 6,6 kcal 1,5 g
cabe rawit 5g 15,9 kcal 2,8 g
cabe merah 10 g 2,7 kcal 0,6 g
Tomatoes fresh cooked 30 g 5,9 kcal 0,9 g
daun bawang 15 g 3,2 kcal 0,8 g
minyak kelapa sawit 1g 8,6 kcal 0,0 g
garam 0,125 g 0,0 kcal 0,0 g
merica halus 0,5 g 1,6 kcal 0,3 g
jeruk nipis 1g 0,3 kcal 0,1 g
kunyit 1g 3,3 kcal 0,6 g
laos 1g 3,3 kcal 0,6 g
jahe 1g 0,7 kcal 0,2 g
tahu 50 g 38,0 kcal 0,9 g
ketimun mentah 50 g 6,5 kcal 1,4 g
Carrot fresh 30 g 7,7 kcal 1,4 g
bawang putih 5g 4,4 kcal 1,0 g
bawang merah 10 g 4,4 kcal 1,0 g
kemiri 4g 23,6 kcal 0,8 g
cabe rawit 5g 15,9 kcal 2,8 g
Tomatoes fresh cooked 20 g 3,9 kcal 0,6 g
gula merah tebu belum dimurnikan 2g 7,5 kcal 1,9 g
sereh 5g 6,9 kcal 1,3 g
garam 0,125 g 0,0 kcal 0,0 g
merica halus 1g 3,3 kcal 0,6 g
kunyit 1g 3,3 kcal 0,6 g
minyak kelapa sawit 1g 8,6 kcal 0,0 g
Drinking water 150 g 0,0 kcal 0,0 g
Drinking water 225 g 0,0 kcal 0,0 g
Meal analysis: energy 548,4 kcal (32 %), carbohydrate 80,3 g (30 %)
IN BETWEEN
Melon fresh 100 g 38,2 kcal 8,3 g
Drinking water 225 g 0,0 kcal 0,0 g
==================================================================
===
Result
==================================================================
===
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
___________________________________________________________________________
___
energy 1729,7 kcal 2036,3 kcal 85 %
water 1981,9 g 2250,0 g 88 %
protein 77,5 g(18%) 60,1 g(12 %) 129 %
fat 41,8 g(21%) 69,1 g(< 30 %) 61 %
carbohydr. 267,8 g(61%) 290,7 g(> 55 %) 92 %
dietary fiber 27,5 g 30,0 g 92 %
alcohol 0,0 g - -
cholesterol 2,8 mg - -
Vit. A 2117,7 µg 1000,0 µg 212 %
Vit. K 94,0 µg 80,0 µg 118 %
Vit. D 0,0 µg 5,0 µg 0%
carotene 2,9 mg - -
Vit. B1 0,9 mg 1,1 mg 84 %
Vit. B12 0,6 µg 3,0 µg 21 %
retinol 5,2 µg - -
Vit. B2 1,5 mg 1,3 mg 113 %
Vit. B6 2,2 mg 1,5 mg 147 %
tot. fol.acid 300,2 µg 400,0 µg 75 %
Vit. C 208,2 mg 100,0 mg 208 %
m.uns.f.acids 12,9 g - -
sodium 1271,0 mg 2000,0 mg 64 %
potassium 3442,8 mg 3500,0 mg 98 %
calcium 695,9 mg 1000,0 mg 70 %
Se 0,0 µg - -
magnesium 337,8 mg 350,0 mg 97 %
phosphorus 886,3 mg 700,0 mg 127 %
iron 16,8 mg 10,0 mg 168 %
Vit. E (eq.) 6,4 mg 13,0 mg 49 %
Chromium 0,0 µg - -
sat. FA 10,9 g - -
zinc 8,2 mg 10,0 mg 82 %
PUFA 6,4 g 10,0 g 64 %
6. ANALISIS KECUKUPAN GIZI REKOMENDASI MENU
Vitamin D (mcg) 15 - - -
Chromium (mcg) 29 - - -
DAFTAR PUSTAKA
1. Lin X, Li H. Obesity: Epidemiology, Pathophysiology, and Therapeutics. Frontiers in
Endocrinology. 2021; 12:1-9.
2. Al-Goblan A, Al-Alfi M, Khan M. Mechanism linking diabetes mellitus and obesity.
Diabetes Metab Syndr Obes. 2014; 7:587-591.
3. MedlinePlus. Diabetes Type 2. National Library of Medicine (National Institutes of
Health). 2021.
4. Arjani I. Gambaran Kadar Kreatinin Serum Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Meditory J Med Lab.
2018;5(2):107–17.
5. Sarihati I, Karimah H, Habibah N. Gambaran Kadar HbA1c pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 Di Rsud Wangaya. Meditory J Med Lab. 2019;6(2):88–98.
6. MedlinePlus. Glyburide and Metformin. National Library of Medicine (National
Institutes of Health). 2017.
7. MedlinePlus. Triamterene and Hydrochlorothiazide. National Library of Medicine
(National Institutes of Health). 2015.
8. MedlinePlus. Atorvastatin. National Library of Medicine (National Institutes of
Health). 2015.
9. MedlinePlus. Grapefruit. National Library of Medicine (National Institutes of Health).
2023.
10. Pasquel FJ, Umpierrez GE. Hyperosmolar Hyperglycemic State: A Historic Review
of the Clinical Presentation, Diagnosis, and Treatment. Diabetes Care. 2014;
37:3124-3131.
11. Adeyinka A, Kondamudi NP. Hyperosmolar Hyperglycemic Syndrome. [Updated
2023 Aug 12]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482142/
12. Stoner GD. Hyperosmolar Hyperglycemic State. American Family Physician. 2017;
96(11):729-736.
13. Lizzo JM, Goyal A, Gupta V. Ketoasidosis Diabetik Dewasa. [Diperbarui 2023 10
Juli]. Di: StatPearls [Internet]. Pulau Harta Karun (FL): Penerbitan StatPearls; 2023
Januari-. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560723/
14. MedlinePlus. Dehydration. National Library of Medicine (National Institutes of
Health). 2019.
15. Tonog P, Lakhkar AD. garam biasa. [Diperbarui 2022 16 Oktober]. Di: StatPearls
[Internet]. Pulau Harta Karun (FL): Penerbitan StatPearls; 2023 Januari-. Tersedia
dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545210/
16. Liamis G, Liberopoulos E, Barkas F, Elisaf M. Diabetes Aellitus and Electrolyte
Disorders. World Journal of Clinical Cases. 2014; 2(10):488-496.
17. Kelly JL. Continous Insulin Infusion: When, Where, and How?. Diabetes Spectr.
2014; 27(3):218-223.
18. MedlinePlus. Insulin Lispro Injection. National Library of Medicine (National
Institutes of Health). 2021.
19. MedlinePlus. Insulin Glargine (rDNA origin) injection. National Library of Medicine
(National Institutes of Health). 2022.
20. Mardalena, Suyani. Ilmu Gizi: Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Kementrian
Kesehat Republik Indonesia. 2016.
21. Traci D. Denton. Southern Hospitality: How We Changed the NPO Practice in the
Emergency Department. Journal of Emergency Nursing, 2015; 41(4): 317-322.
22. Barrea L, et al. Comprehensive Approach to Medical Nutrition Therapy in Patients
with Type 2 Diabetes Mellitus: From Diet to Bioactive Compounds. Antioxidants.
2023; 12(904):1-27.
23. Perkeni. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia
2021. PB. PERKENI. 2021.