Anda di halaman 1dari 26

6.

Muhammad Rizky 220403064 Teknik Industri PKN 43


Siregar
7. Rais Sauqi Hanif 230401072 Teknik Mesin Pend. Pancasila 22 – Pend.
Agama Islam 3 – B. Indonesia
1
8. Tegar Lindu 230403001 Teknik Industri Pend. Pancasila 9 – PKN 31 –
Pend. Agama Islam 19 – B.
Indonesia 55
9. Ramona Amanda 230403112 Teknik Industri Pend. Pancasila 53 – PKN 19 –
Sitanggang Pend. Agama Kristen 15 – B.
Indonesia 56
10. Muhammad 230404020 Teknik Sipil Pend. Pancasila 53 – B.
Bayuaji Indonesia
34
11. Elfando Joshua 230404069 Teknik Sipil Pend. Pancasila 55 – B.
Hamonangan Indonesia
Silaen 3
12. Brian Rumasingap 230404138 Teknik Sipil Pend. Pancasila 50 – B.
(Ketua) Indonesia
45
13. Latifah Hanum 230502031 Manajemen Pend. Pancasila 12 – B.
(Sekretaris) Indonesia
42
14. Abdu Rafli 230503171 Akuntansi Pend. Pancasila 4 – B.
Indonesia
52
15. Gifa Auzira Alivia 230705086 Sastra Inggris Pend. Pancasila 12 – B.
Indonesia
42
16. Michael Dian Arta 230802084 Kimia PKN 24 – Pend. Agama
Sitompul Protestan 21 – B. Indonesia 1
17. May Sarah Sihite 231000351 Kesehatan Pend. Pancasila 14 – B.
(Bendahara) Masyarakat Indonesia
47
18. Ahmad Rozan 231402002 Teknologi Pend. Pancasila 39 – B.
Raufansyah Informasi Indonesia
Nasution 42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MEDAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Proyek Mata Kuliah Wajib
Kurikulum tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur sebagai tugas dari Universitas
Sumatera Utara dimana Bapak Prof. Dr. Tan Kamello, S.H., M.S selaku dosen fasilitator, dan
Natanael Rapha Mendrofa selaku mentor sekaligus pengarah Proyek Industri, Inovasi, dan
Infrastruktur Kelompok 9. Proposal disusun secara sistematis sesuai dengan informasi dan
wawasan dari berbagai referensi pustaka terpercaya. Kami juga ingin menyampaikan ucapan
terima kasih Prof. Dr. Tan Kamello, S.H., M.S sebab telah senantiasa membimbing kami
dalam menyusun makalah Mata Kuliah Wajib Kurikulum Proyek Industri, Inovasi, dan
Infrastruktur ini.
Dalam proses penyusunan proposal ini, kami seringkali menemukan kesulitan dan
hambatan. Namun, kami telah berusaha untuk menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin
dengan harapan proposal ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai
Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.
Oleh karena itulah, kami mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan masukan agar
dapat menyempurnakan dan memperbaiki penyusunan proposal yang disusun di masa
mendatang. Semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang
membacanya.

Medan, 19 Oktober 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................................i


KATA PENGANTAR .........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4
1.3. Lokasi Kegiatan Proyek .................................................................................................... 4
1.4. Tujuan ............................................................................................................................... 5
1.5. Mekanisme dan Rancangan .............................................................................................. 5
1.6. Sumber Daya yang Diperlukan ......................................................................................... 6
1.7. Jadwal Pelaksanaan ........................................................................................................... 7
BAB II KERANGKA TEORI ........................................................................................................... 8
2.1. Pengertian Pendidikan Berkualitas ................................................................................... 8
2.2. Pentingnya Kemerataan dan Peningkatan Infrastruktur Dalam Pendidikan ................... 10
2.3. Faktor yang Menghambat Inovasi dan Perawatan Infrastruktur Sekolah Pada Saat Ini . 13
2.4. Bagaimana Cara Meningkatkan Inovasi dan Perawatan pada Infrastruktur Sekolah ..... 14
BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI .......................................................................... 16
3.1. Desain Proyek ................................................................................................................. 16
3.2. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................................. 16
3.3. Observasi ......................................................................................................................... 16
3.4. Wawancara ...................................................................................................................... 16
3.5. Dokumentasi ................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................... vii

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Kegiatan Proyek ..................................................................................................4

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pembagian Penulisan Laporan ........................................................................................... 6
Tabel 1.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Proyek ................................................................................ 7

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam pembangunan masyarakat. Dengan
pendidikan segala potensi dan bakat yang terpandang dapat bermanfaat bagi diri pribadi
maupun kepentingan orang banyak, dalam hal ini pendidikan menjadi faktor pendukung
manusia mengatasi segalah persoalan kehidupan baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara, Manusia membutukan pendidikan dalam kehidupannya, pendidikan
merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran dan atau dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan
merupakan suatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dalam kenyataannya
pendidikan telah mampu membawah manusia kearah kehidupan yang lebih beradap,
pendidikan telah ada seiringan dengan lahirnya manusia, ketika manusia muncul diranah itu
pulah pendidikan muncul, pendidikan juga merupakan investasi yang paling utama bagi bangsa,
apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang, pembangunan hanya dipersiapkan melalui
pendidikan, (Sri Minarti, 2011)
Pendidikan berkualitas adalah kondisi di mana seseorang memiliki motivasi untuk
belajar lebih baik demi membentuk masa depan yang cerah. Ini mencakup kualitas lingkungan
sekolah, kompetensi guru, fasilitas, serta metode pembelajaran yang digunakan untuk
memastikan bahwa siswa secara aktif mengembangkan potensi mereka dan siap menghadapi
perubahan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi dan pengetahuan. Untuk menciptakan
individu yang cerdas dan kompetitif di era globalisasi, pendidikan yang efektif sangat krusial.
Pendidikan memiliki peran kunci dalam membentuk karakter, meningkatkan kecerdasan, dan
perkembangan mental anak-anak, yang pada akhirnya akan tumbuh menjadi orang dewasa yang
dapat berinteraksi dan berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
Secara umum, istilah "infrastruktur" merujuk pada struktur yang berada di bawah
struktur utama. Definisi ini mengindikasikan bahwa ada tingkatan struktur yang berbeda,
seperti menyediakan dukungan atau layanan. Sri Minarti (2011) menjelaskan bahwa sarana
pendidikan adalah peralatan yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan, seperti
meja, kursi, dan alat pengajaran. Sementara itu, prasarana pendidikan adalah fasilitas yang
secara langsung mendukung jalannya proses pendidikan, seperti ruang kelas, perpustakaan,
ruang ibadah, dan fasilitas olahraga.

1
Sarana dan prasarana yang belum lengkap dan memadai sangat menghambat proses
belajar. Jika sekolah menyediakan segala macam kebutuhan belajar yang diperlukan maka guru
dapat mengajar dengan lancar dan siswa dapat belajar dengan baik. Fasilitas belajar
yang tersedia lengkap dan memadai untuk kelancaran proses belajar juga perlu
diperhatikan oleh setiap sekolah. Kelancaran proses kegiatan belajar mengajar akan
berdampak pada mutu pendidikan di sekolah tersebut yang akan menyebabkan
peningkatan prestasi belajar siswa. Namun, seringkali infrastruktur sekolah menghadapi
tantangan serius yang menghambat pengalaman belajar yang berkualitas. Tantangan
infrastruktur sekolah termasuk masalah seperti:
1. Kondisi Gedung Sekolah yang Memburuk: Banyak sekolah di berbagai daerah
menghadapi masalah kondisi fisik gedung yang buruk, seperti atap bocor, tembok rusak, dan
ruang kelas yang tidak layak.
2. Kekurangan Fasilitas: Sekolah seringkali kekurangan fasilitas seperti perpustakaan
yang memadai, ruang olahraga, atau fasilitas laboratorium yang memadai.
3. Kurangnya Aksesibilitas: Infrastruktur sekolah yang tidak ramah disabilitas dapat
menghambat akses siswa dengan kebutuhan khusus.
4. Perawatan yang Terbatas: Keterbatasan dana dan sumber daya seringkali mengarah pada
perawatan terbatas dan pemeliharaan gedung sekolah.
5. Kualitas Udara dan Kebersihan: Udara dalam ruangan dan kebersihan lingkungan
belajar merupakan faktor penting dalam kesehatan dan kenyamanan siswa dan staf sekolah.
Dalam konteks ini, perbaikan dan inovasi infrastruktur sekolah menjadi sangat penting.
Sekolah yang aman, nyaman, dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai dapat
meningkatkan motivasi siswa, membantu staf pengajar bekerja lebih efektif, dan menghasilkan
lingkungan pembelajaran yang lebih baik secara keseluruhan.
Upaya perbaikan infrastruktur sekolah juga mencerminkan komitmen pada masa depan
pendidikan. Ini adalah investasi jangka panjang yang dapat menghasilkan manfaat yang
berkelanjutan, termasuk peningkatan prestasi akademik siswa, peningkatan rasa kebanggaan
sekolah, dan peningkatan nilai properti di sekitar sekolah.
Selain itu, permasalahan lain dalam lingkungan sekolah adalah sampah. Kebiasaan siswa
dalam membuang sampah sembarangan masih sering terjadi dan pengetahuan dalam mengolah
sampah masih minim. Maka, diperlukan suatu inovasi yang dapat mengatasi tentang
permasalahan sampah ini seperti pembuatan tempat sampah yang kreatif dan memberi edukasi
mengenai pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Pemisahan jenis sampah ini

2
dilakukan agar dapat diolah dan dikendalikan sehingga permasalahan sampah tidak semakin
memburuk dan membuat lingkungan sekolah menjadi terawat.
Inovasi dalam membuat pemisahan tempat sampah dan edukasinya dalam mengolah
sampah haruslah dibuat dan disampaikan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar serta dengan istilah-istilah yang sesuai dengan kaidah kebahasaan agar selain
mengedukasi dalam mengolah dan memisahkan jenis sampah, siswa-siswi juga dapat
mengetahui makna berbagai istilah yang biasanya digunakan dalam bahasa asing. Karena
sebagai warga negara Indonesia yang baik, diperlukan pemberdayaan bahasa meskipun dalam
hal kecil sekalipun.
Kesadaran akan perawatan infrastruktur sekolah dan sampah ini perlu dan harus dimiliki
setiap siswa sebagai umat yang beragama, karena di setiap agama tentunya memiliki ajaran
mengenai kebersihan dan kepedulian terhadap lingkungan. Selain itu, pembangunan dan
perawatan infrastruktur sekolah merupakan salah satu bentuk pengamalan butir Pancasila, yaitu
sila kelima (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia) dan juga diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana
untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
Maka dari itu, kegiatan yang akan kami lakukan ini dilakukan untuk mengetahui dan
menganalisis mengenai bagaimana kondisi infrastruktur sekolah saat ini dan bagaimana
siswasiswi sebagai generasi muda dalam merawat lingkungan sekolahnya dan sebagai
contohnya, kami akan melakukan observasi di SMA RAKSANA Medan. Meskipun mendasar
dan dalam lingkup kecil, namun dari tingkat ini lah perlu dilakukan perawatan dan inovasi
infrastruktur sebelum memasuki lingkup yang lebih luas. Selain itu, kami juga ingin
mewujudkan suatu perubahan karakter pada masyarakat dan menyesuaikan dengan Tema
“Gotong Royong Merawat Kebhinekaan Sebagai Modal Dasar Menuju Sumatera Utara
Maju, Aman, dan Bermatabat”.

3
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana melakukan pemerataan dan meningkatkan infrastruktur dalam pendidikan?
2) Apa saja faktor yang menghambat inovasi dan perawatan infrastruktur disekolah saat ini?
3) Bagaimana cara memastikan keberlanjutan pemeliharaan dan inovasi infrastruktur di masa
depan?
1.3. Lokasi Kegiatan Proyek
Lokasi dalam projek kami akan dilaksanakan di SMA RAKSANA Medan yang terletak
di JL. GAJAH MADA NO. 20, Petisah Tengah, Kec. Medan Petisah, Kota Medan Prov.
Sumatera Utara 20154.

Gambar 1.1 Lokasi Kegiatan Proyek

4
1.4. Tujuan
1) Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan pemerataan dan meningkatan
infrastruktur dalam pendidikan.
2) Untuk mengetahui apa saja faktor yang menghambat inovasi dan perawatan
infrastruktur di sekolah saat ini.
3) Untuk mengetahui bagaimana cara memastikan keberlanjutan pemeliharaan dan inovasi
infrastruktur di masa depan.

1.5. Mekanisme dan Rancangan


Dalam hal ini, kelompok 9 mengambil judul Inovasi dan perawatan infrastruktur sekolah
dalam proyek industri, inovasi, dan infrastruktur. Adapun mekanisme dan rancangan yang
dilakukan sebagai berikut:
1. Penentuan Judul
Sebelum membuat proposal proyek kami lebih dulu menentukan judul sebagai penentu
tujuan proyek yang akan kami lakukan. Penentuan judul dilakukan melalui diskusi kelompok
menggunakan aplikasi Whatsapp dan G-meet.
2. Pembagian Tugas
Untuk kelancaran dan kenyamanan anggota kelompok dilakukannya pembagian tugas agar
setiap anggota dapat berfokus dalam tugas yang diberikan dan memberikan hasil yang lebih
terarah. Pembagian tugas ini dilakukan melalui diskusi kelompok menggunakan aplikasi
Whatsapp. Penggunaan random picker juga kami lakukan untuk melakukan random pick
tugas tugas yang akan diberikan kepada masing masing anggota kelompok sehingga
menerapkan prinsip keadilan berdasarkan hasil musyawarah bersama.
3. Pengumpulan Hasil Tugas
Setelah tugas diberikan kepada masing-masing anggota kelompok, Hasil tugas tersebut
dikumpulkan dalam bentuk Ms. Word melalui aplikasi Whatsapp.
4. Survey Lokasi
Sebagai tempat dilakukannya kegiatan proyek, perlunya penentuan lokasi yang dituju untuk
keberlangsungan kegiatan proyek. Lokasi yang dituju adalah sekolah RAKSANA Medan.
5. Pembuatan Dokumenter
Untuk bukti dan hasil yang dapat di buat sebagai pembelajaran bagi orang lain ataupun
masyarakat, pembuatan dokumenter dilakukan dalam bentuk foto maupun video dan diedit
dengan menggunakan aplikasi sedemikian rupa.

5
1.6. Sumber Daya yang Diperlukan
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur
tertentu dalam kehidupan baik yang memiliki fisik maupun non-fisik. Dalam pengerjaan
proposal “Inovasi dan Perawatan Infrastruktur di SMA RAKSANA Medan” ini kami
menggunakan beberapa sumber daya seperti yang disajikan dalam Tabel 1.1

Tabel 1.1 Pembagian Penulisan Laporan


No Anggota Kegiatan
1. Muhammad Bayuaji Brian Latar Belakang
Rumasingap
2. May Sarah Sihite Rumusan Masalah
3. Muhammad Rizky Siregar Tujuan
4. Tegar Lindu Ahmad Mekanisme dan Perancangan
Rozan
5. Usama Alhuda Sumber Daya yang Diperlukan
6. Gifa Auzira Jadwal Pelaksanaan
7. Ramona Amanda Bab 2 ( Kerangka Terori )
Abdu Rafli
Adam Diocta
Rais Sauqi
Elfando Joshua
8. Latifah Hanum Bab 3 ( Pendekatan dan Metodologi )
Tanjiro Bastian
Muhammad Ardian
Michael Dian
9 Adeliani Kembaren Penyatuan Proposal
Selain sumber daya di atas, kami akan menggunakan sumber daya lainnya:
1) Tempat (SMA RAKSANA Medan)
2) Pelajar (Siswa-Siswi SMA RAKSANA Medan)
3) Motor
4) Handphone
5) Laptop
6) Kameramen
7) Editor (Anggota Kelompok 9)
8) Paket data internet
Beberapa sumber daya lainnya yang dibutuhkan beserta dukungan dananya, meliputi :

6
Keterangan Jumlah Harga
Print Surat Izin 2 lembar Rp 2.500,00
Print Proposal 25 lembar Rp 15.000,00
Biaya Konsumsi 72 buah Rp 230.000,00
Biaya Transportasi 2 angkutan kota Rp 90.000,00
Total Rp 337.500,00

1.7.Jadwal Pelaksanaan
Berikut adalah jadwal pelaksanaan kegiatan proyek yang disajikan pada Tabel
1.2 sebagai berikut:

Tabel 1.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Proyek


No Rencana Pelaksanaan Kegiatan Proyek Waktu Pelaksanaan
1. Pemilihan Judul 10 Oktober 2023

2. Pengajuan Judul 11-19 Oktober 2023

3. Perizinan Judul 14 Oktober 2023

4. Penyusunan dan Evaluasi Proposal 20-23 Oktober 2023

5. Pengumpulan Proposal 24 Oktober 2023

6. Melakukan Survei 24 Oktober 2023

7. Melakukan Sosialisasi dan Pengambilan 28 Oktober 2023


Video Dokumenter
8. Proses Editing 29-30 Oktober 2023

9. Unggah Video 31 Oktober 2023

7
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1. Pengertian Pendidikan Berkualitas


Dalam bahasa Inggris pendidikan berarti education. Sedangkan dalam bahasa latin
berarti educatum yang berasal dari kata E dan Duco, E berarti perkembangan dari luar dari
dalam ataupun perkembangan dari sedikit menuju banyak, sedangkan Duco berarti sedang
berkembang. Dari sinilah, pendidikan bisa juga disebut sebagai upaya guna mengembangkan
kemampuan diri.
Berikut ini beberapa pengertian pendidikan menurut KBBI, UU, dan beberapa ahli:
1) Menurut KBBI, Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran
maupun pelatihan
2) Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
3) Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan ialah tuntunan tumbuh dan
berkembangnya anak. Artinya, pendidikan merupakan upaya untuk menuntun
kekuatan kodrat pada diri setiap anak agar mereka mampu tumbuh dan berkembang
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat yang bisa mencapai
keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup mereka.
4) Menurut Ahmad D. Rimba, Pendidikan ialah bimbingan yang dilakukan secara sadar
oleh pendidik kepada peserta didik dengan tujuan membentuk kepribadian yang
utama secara jasmani dan rohani.
5) Menurut Martinus Jan Langeveld, Pendidikan ialah upaya untuk membantu peserta
didik agar mereka mampu mengerjakan tugas kehidupan secara mandiri dan
bertanggung jawab secara oral dan susila. Dalam hal ini, pendidikan juga diartikan
sebagai upaya untuk membangun anak agar lebih dewasa.
6) Menurut Carter V. Good, Pendidikan ialah sebuah upaya untuk mengembangkan
kecakapan individu, baik secara sikap maupun prilaku dalam bermasyarakat.
Dengan kata lain, pendidikan adalah proses sosial di mana lingkungan yang
teroganisir seperti sekolah dan rumah, mampu mempengaruhi seseorang untuk
8
mengembangkan kecakapan sikap dan perilaku dalam diri sendiri dan
bermasyarakat.
7) Menurut H. H. Horne, Pendidikan ialah sebuah alat di mana komunitas sosial
mampu melanjutkan keberadaan dalam mempengaruhi diri sendiri dan
mempertahankan idealisme.
8) Menurut Stella Van Petten Henderson, Pendidikan ialah sebuah kombinasi antara
pertumbuhan dan pengembangan diri serta warisan sosial.
Berikut ini beberapa pengertian kualitas menurut KBBI dan beberapa ahli:
1) Menurut KBBI, Kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat atau taraf
mutu. Berkualitas diartikan bahwa sesuatu mempunyai kualitas atau mutu yang baik.
2) Menurut Crosby (1979: 58), Kualitas adalah conformance to requirement, yaitu
sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas
apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas
meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi.
3) Menurut Deming (1982: 176), Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar.
Apabila Juran mendefinisakan kualitas sebagai fitness for use dan Crosby sebagai
conformance to requirement, maka Deming mendefisinikan kualitas sebagai
kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar
dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan
dihasilkan.
4) Menurut Feigenbaum (1986: 7), Kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya
(full customer satisfaction). Suatu produk dikatakan berkualitas apabila dapat
memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang
diharapkan konsumen atas suatu produk.
Pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang mampu melakukan proses pematangan
kualitas peserta didik yang dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari
ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran dan dari
buruknya akhlak dan keimanan.
Menurut Rusman, antara proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling berhubungan.
Akan tetapi, agar proses yang baik itu tidak salah arah, maka mutu dalam dalam artian hasil
(output) harus dirumuskan lebih dahulu oleh sekolah, dan harus jelas target yang akan dicapai
setiap tahun atau kurun waktu lainnya.

9
Menurut Hari Sudradjad pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu
menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau kompotensi, baik kompetensi akademik
maupun kompetensi kejuruan, yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, serta nilai-
nilai akhlak mulia, yang keseluruhannya merupakan kecakapan hidup (life skill), pendidikan
yang mampu menghasilkan manusia seutuhnya (manusia paripurna) atau manusia dengan
pribadi yang integral (integrated personality) mereka yang mampu mengintegralkan iman, ilmu,
dan amal.

2.2. Pentingnya Kemerataan dan Peningkatan Infrastruktur Dalam Pendidikan


Secara umum, istilah "infrastruktur" merujuk pada struktur yang berada di bawah
struktur utama. Definisi ini mengindikasikan bahwa ada tingkatan struktur yang berbeda,
seperti menyediakan dukungan atau layanan. Sri Minarti (2011) menjelaskan bahwa sarana
pendidikan adalah peralatan yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan, seperti
meja, kursi, dan alat pengajaran. Sementara itu, prasarana pendidikan adalah fasilitas yang
secara langsung mendukung jalannya proses pendidikan, seperti ruang kelas, perpustakaan,
ruang ibadah, dan fasilitas olahraga.
Menurut Dikdasmen Depdikbud (1997:7), sarana pendidikan seperti alat pembelajaran,
alat peraga, dan media pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Sarana dan prasarana pendidikan secara langsung berkontribusi pada kemudahan
dan kelancaran proses transfer pengetahuan dari guru kepada siswa di dalam kelas. Keberadaan
sarana pendidikan yang lengkap dan memadai memungkinkan guru untuk lebih efektif dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan
memiliki beberapa fungsi, yaitu: (1) sebagai alat yang membantu dalam menyampaikan
informasi pembelajaran dari guru ke siswa, (2) sebagai alat yang mempermudah pemahaman
konsep pembelajaran oleh siswa, (3) sebagai alat yang memperlancar proses pembelajaran
secara keseluruhan, dan (4) sebagai penghubung yang membantu siswa dalam memahami
konsep dari yang bersifat konkret ke yang bersifat abstrak.Sarana prasarana pendidikan
memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung tercapainya keberhasilan
belajar dengan adanya pemanfaatan sarana belajar yang tepat dalam pembelajaran
diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam menyerap materi yang disampaikan.
Mustari (2015) bahwa harus mempertimbangkan hal berikut; (1) Tujuan yang akan dicapai; (2)

10
Kesesuaian antara media yang akan digunakan dengan materi yang akan dibahas; (3)
Tersedianya sarana dan prasarana penunjang; (4) Karakteristik siswa.
Untuk memenuhi standar sarana dan prasarana dalam dunia pendidikan, diperlukan
evaluasi berdasarkan ketentuan dalam standar tersebut serta memastikan bahwa kondisi sarana
dan prasarana di lembaga pendidikan sesuai dengan nilai, kapasitas, dan kegunaannya. Setiap
lembaga pendidikan harus dilengkapi dengan peralatan pendidikan, materi, media
pembelajaran, buku, dan sumber belajar yang memadai, serta perlengkapan pendidikan lainnya.
Semua ini bertujuan untuk mendukung peserta didik dalam mengoptimalkan proses
pembelajaran agar berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
Mutu suatu sekolah juga dapat diukur berdasarkan kondisi sarana dan prasarana
pendidikan. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak sarana dan
prasarana yang belum dikelola dan dimaksimalkan dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan
pemahaman dan penerapan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang berbasis pada
kebutuhan sekolah. Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia telah mengeluarkan
peraturan-peraturan terkait dengan standar sarana dan prasarana, seperti:
- Peraturan Menteri Pendidikan NRI No. 24 Tahun 2007 yang mengatur Standar
Sarana dan Prasarana di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
- Peraturan Menteri Pendidikan NRI No. 40 Tahun 2008, yang mengatur Standar
Sarana Prasarana pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK).
- Peraturan Menteri Pendidikan NRI No. 33 Tahun 2008, yang mengatur Standar
Sarana Prasarana pada Sekolah Luar Biasa.

Bafadal (2008) juga mengungkapkan prinsip-prinsip yang mendasari pengelolaan


sarana dan prasarana pendidikan agar tujuan manajemen sarana dan prasarana dapat tercapai.
Prinsipprinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Prinsip Pencapaian Tujuan: Manajemen sarana dan prasarana pendidikan


bertujuan untuk menjaga semua fasilitas sekolah dalam kondisi yang mendukung
penggunaannya. Keberhasilan manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat

11
diukur dari kesiapan fasilitas pendidikan tersebut yang harus selalu siap digunakan
setiap saat oleh semua personil sekolah yang memerlukannya.
2. Prinsip Efisiensi: Efisiensi berarti bahwa semua kegiatan yang berkaitan dengan
perencanaan, pengadaan, dan pemakaian sarana dan prasarana pendidikan dilakukan
dengan cermat. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa fasilitas berkualitas tinggi
dapat diperoleh dengan biaya yang relatif murah. Prinsip efisiensi juga menekankan
pentingnya penggunaan sarana dan prasarana pendidikan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindari pemborosan. Sarana dan prasarana pendidikan harus dilengkapi dengan
petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaan yang harus diberikan kepada personel
sekolah yang akan menggunakannya.
3. Prinsip Administratif: Prinsip ini menekankan pentingnya mematuhi undang-
undang, peraturan, instruksi, dan pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah atau
lembaga pendidikan. Semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan harus memahami dan mengikuti peraturan-peraturan tersebut serta
menyampaikan informasi terkait kepada personel institusi pendidikan yang akan terlibat
dalam pengelolaan sarana dan prasarana.
4. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab: Mengingat banyak orang terlibat dalam
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, penting bahwa semua orang tersebut
memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing. Kerjasama yang baik antar
mereka diperlukan untuk mencapai tujuan manajemen sarana dan prasarana.
5. Prinsip Kekohesifan: Manajemen sarana dan prasarana pendidikan harus
berjalan secara terkoordinasi dan kompak. Meskipun setiap orang yang terlibat memiliki
tugas dan tanggung jawab sendiri, mereka harus bekerja sama dengan baik untuk
mencapai tujuan bersama.
Upaya meningkatkan mutu pembelajaran perlu dilakukannya pembelajaran yang baik
dalam meningkatkan kualitas peserta didik agar menjadi peserta didik yang unggul serta harus
adanya integritas dan strategi yang baik dalam pengaturan dana yang ada di setiap sekolah agar
pendidikan dapat teroptimalisasikan dalam peningkatan fasilitas atau sarana dan prasarana
menjadi lebih baik lagi atau memadai. Pemerintah wajib memperbaiki kualitas sarana dan
prasarana pada berbagai sekolah dengan harapan fasilitas yang memadai dapat menjadikan
lingkungan belajar yang lebih nyaman bagi peserta didik. Pemerintah harus mengoptimalkan
pendidikan di berbagai daerah dalam upaya meminimalisir kurangnya sarana dan prasarana di
berbagai sekolah. Masyarakat dan berbagai pihak pun perlu ikut dilibatkan dalam memajukan

12
kualitas pendidikan di Indonesia agar segala bentuk usaha yang telah direalisasikan bisa
meningkatkan kualitas dari sarana dan prasarana sekolah agar berjalan dengan baik dan
merata di berbagai daerah.

2.3. Faktor Yang Menghambat Inovasi dan Perawatan Infrastruktur Sekolah Pada Saat Ini
Berbagai macam permasalahan pendidikan di Indonesia menjadi tantangan terbesar
dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Permasalahan tersebut menjadi faktor
terbesar rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia saat ini. Hal tersebut tentu perlu menjadi
perhatian khusus bagi bangsa Indonesia. Pasalnya, kualitas manusia yang dihasilkan sangat
bergantung pada kualitas pendidikan itu sendiri (Sujanto 2021). Adapun permasalahan-
permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:
Ketidakmerataan infrastruktur sekolah pada saat ini dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Berikut adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap ketidakmerataan
infrastruktur sekolah:
1. Perbedaan Lokasi Geografis: Sekolah-sekolah di daerah pedesaan sering kali
menghadapi kendala dalam hal infrastruktur karena terbatasnya aksesibilitas, jarak yang
jauh, dan terbatasnya sumber daya. Di daerah perkotaan, kondisi infrastruktur mungkin
lebih baik karena akses yang lebih mudah dan ketersediaan sumber daya yang lebih
besar.
2. Kondisi Ekonomi Wilayah: Tingkat kemakmuran suatu wilayah memengaruhi
sumber daya keuangan yang tersedia untuk infrastruktur pendidikan. Daerah dengan
ekonomi yang kuat cenderung memiliki lebih banyak sumber daya untuk membangun
dan memelihara fasilitas pendidikan yang baik.
3. Ketidaksetaraan Sumber Daya: Ketersediaan dana, fasilitas, dan personel untuk
sekolah dapat bervariasi secara signifikan. Sekolah yang kurang didanai mungkin
kesulitan untuk memperbaiki atau memperbarui infrastrukturnya.
4. Prioritas dan Kebijakan Pemerintah: Prioritas dan kebijakan pemerintah dalam
alokasi anggaran dapat mempengaruhi tingkat investasi dalam infrastruktur pendidikan.
Ketika pendidikan bukan prioritas utama, infrastruktur sekolah mungkin terabaikan.
5. Ketidaksetaraan dalam Pendidikan: Perbedaan dalam tingkat pendidikan dan
kesempatan belajar di antara wilayah atau kelompok sosial tertentu dapat memengaruhi
ketersediaan dan kualitas infrastruktur pendidikan. Kelompok yang kurang beruntung
sering kali lebih mungkin menerima infrastruktur yang kurang baik.

13
6. Korupsi dan Tata Kelola yang Buruk: Praktek korupsi dan tata kelola yang buruk
dalam pengelolaan dana pendidikan dapat menyebabkan alokasi dana yang tidak efisien
dan penggunaan yang tidak sesuai. Hal ini dapat menghambat pembaruan dan
pemeliharaan infrastruktur sekolah.
Ketidakmerataan infrastruktur sekolah adalah masalah serius yang mempengaruhi
kesetaraan akses pendidikan. Solusi untuk mengatasi ketidakmerataan ini melibatkan upaya
untuk alokasi dana yang adil, perencanaan yang bijaksana, tata kelola yang baik, dan kebijakan
yang mendukung pembangunan infrastruktur sekolah yang merata, perubahan kurikulum
tersebut sering dianggap sebagai perubahan sosial atau social change (Mardiana and Sumiyatun
2017).

2.4. Bagaimana Cara Meningkatkan Inovasi dan Perawatan pada Infrastruktur Sekolah
Meningkatkan inovasi dan perawatan pada infrastruktur sekolah adalah langkah penting
untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang berkualitas dan berkelanjutan. Berikut
adalah beberapa cara untuk meningkatkan inovasi dan perawatan infrastruktur sekolah:

1. Pengalokasian Dana yang Bijaksana: Salah satu langkah pertama adalah memastikan
bahwa dana yang cukup dialokasikan untuk pemeliharaan dan inovasi infrastruktur
sekolah. Dana ini harus dikelola secara efisien dan transparan. Penyediaan Sarana dan
Prasarana yang Memadai.
2. Penyusunan Rencana Perawatan dan Inovasi: Penting untuk memiliki rencana
perawatan jangka panjang yang mencakup identifikasi kebutuhan, jadwal pemeliharaan,
dan perencanaan inovasi. Rencana ini harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti
usia bangunan, peralatan, dan perkembangan teknologi. Peningkatan Materi.
3. Pelatihan dan Pengembangan Staf: Memastikan bahwa staf sekolah memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merawat dan menggunakan
infrastruktur dengan baik. Ini termasuk pelatihan dalam pengoperasian peralatan,
keamanan, dan pengelolaan sumber daya, dan memastikan bahwa pengelolaan dan
perawatan infrastruktur sekolah berkelanjutan.
4. Evaluasi dan Umpan Balik: Rutin mengevaluasi efektivitas perawatan dan inovasi yang
telah dilakukan dan menerima umpan balik dari staf sekolah, siswa, dan komunitas. Hal
ini akan membantu untuk terus memperbaiki proses.

14
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan
pembelajaran yang aman, nyaman, dan mendukung inovasi yang diperlukan untuk pendidikan
yang berkualitas.

15
BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Penelitian dalam proyek ini akan melihat Inovasi dan Perawatan Infrastruktur di Sekolah
Menengah Atas RAKSANA Medan.
3.1. Desain Proyek
Penelitian ini mengadopsi metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pendekatan
kualitatif ini didasarkan pada pandangan konstruktivis, yang berfokus pada pemahaman makna
kolektif dari pengalaman individu, aspek sosial, serta sejarah dengan tujuan mengembangkan
teori atau pola tertentu.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2014:9), metode penelitian kualitatif
adalah metode yang didasarkan pada filsafat postpositivisme. Metode ini digunakan untuk
meneliti situasi alamiah, berbeda dari eksperimen yang cenderung mengontrol variabel. Dalam
penelitian kualitatif, peneliti sendiri berperan sebagai instrumen utama. Dalam konteks
penelitian kualitatif, manusia atau peneliti adalah instrumen utama yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam proyek penelitian ini
berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berikut penjelasan lebih terperinci tentang
Teknik penggunaan data yang digunakan:
3.3. Observasi
Menurut Sugiyono (2018:229), observasi adalah teknik pengumpulan data yang
memiliki karakteristik khusus jika dibandingkan dengan teknik lainnya. Dalam konteks
penelitian ini, observasi melibatkan pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan
pemahaman yang sebenarnya tentang kondisi Inovasi dan Perawatan Infrastruktur di Sekolah
Menengah Atas
RAKSANA Medan.
3.4. Wawancara
Penelitian ini menggunakan wawancara semiterstruktur (semistructure interview)
sebagai metode pengumpulan data. Sesuai dengan Sugiyono (2018:467), wawancara
semiterstruktur termasuk dalam kategori wawancara mendalam (in-depth interview). Dalam
jenis wawancara ini, pertanyaan diajukan dengan lebih fleksibel daripada wawancara
terstruktur, tetapi tetap mengikuti panduan wawancara yang telah disusun.

16
3.5. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:158), dokumentasi adalah upaya untuk mencari dan
mengumpulkan data melalui berbagai jenis dokumen, seperti catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, notulen, agenda, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, metode
dokumentasi melibatkan studi dokumen dengan mengacu pada jurnal sebagai sumber referensi,
dan data diperoleh melalui proses wawancara dan observasi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengolah Lembaga Pendidikan Secara Mandiri


(Yogyakarta: Ar-Razz Media, 2011)
Anjelita, C. (2022). Pendidikan yang Berkualitas. Diakses pada tanggal 07 November 2022,
dari
https://www.researchgate.net/publication/361555267_PENDIDIKAN_YANG_BERK
UA LITAS

Ardianto, S. S. (2013). Penerapan Sistem Strategi Pembelajaran Lightering The Learning


Climate Dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Siswa
kelas V SD. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2022, dari
http://eprints.ums.ac.id/22970/2/3._BAB_I.pdf.
Definisi, Tujuan, dan Fungsi Pendidikan. (2018, Juni 06). Diakses pada tanggal 07 November
2022, dari https://pgsd.upy.ac.id/index.php/jadwal/profil-lulusan/2-uncategorised/12-
pendidikan
Pengertian Pendidikan Menurut Ahli. (2018, Juni 06). Diakses pada tanggal 07 November
2022, dari https://pgsd.upy.ac.id/index.php/8-artikel-pendidikan/11-pengertian-pendidikan
Poewadarminta, W. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Siadari, C. (2019, Januari 04). Pengertian Kualitas Menurut Para Ahli. Diakses pada tanggal
07 November 2022, dari https://www.kumpulanpengertian.com/2019/01/pengertian-
kualitas- menurut-para-ahli.html?m=1

Bafadal, I. 2008. Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah . Jakarta: Bumu Aksara

UAS, A. P. P. D. A. PENGERTIAN PENDIDIKAN.LANDASAN PENDIDIKAN, 37

Manurung, R., Harahap, E., Tahrun, T., & Suharyadi, A. (2020). Manajemen Sarana
Prasarana di Sekolah Dasar Negeri 1 Kota Prabumulih. Jurnal Manajemen
Pendidikan: Jurnal Ilmiah Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan, 2(2), 168-177.

Rahayu, S. (2019). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Ristianah, N. (2018). Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan.Intizam, Jurnal


Manajemen Pendidikan Islam,2(1), 64-73.

Rohiyatun, B. (2019). Standar Sarana Dan Prasarana Pendidikan. In Jurnal Visionary:


Penelitian dan Pengembangan dibidang Administrasi Pendidikan(Vol. 4, Issue 1).

vii

Anda mungkin juga menyukai