Tesis Muzairoh
Tesis Muzairoh
TESIS
OLEH:
MUZAIROH
NIM: 201941940022
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
MUZAIROH
NIM: 201941940022
Tesis oleh MUZAIROH ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Pembimbing I
1
2
Tesis oleh Muzairoh ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 10
Maret 2021
Dewan Penguji
Dr. Muhajir, M. Ed
NIDN: 0714077603
Mengetahui
Dekan FKIP
Nama : MUZAIROH
NIM : 201941940022
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis yang saya tulis ini benar-benar hasil
karya sendiri, dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian ataupun keseluruhan.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Tesis ini hasil plagiasi,
baik sebagian atau keseluruhan, maka saya besedia meneima sanksi atas perbuatan
Materai
6000
Muzairoh
4
MOTTO
PERSEMBAHAN
doa-doa teristijabahnya.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakngi oleh adanya rasa ingin tahu tentang kepribadian
tokoh utama dalam novel Fatimah az-Zahra karya Sibel Eraslan. Novel ini merupakan
salah satu karya sastra yang begitu digemari oleh kalangan perempuan. Terlebih
perempuan yang mengidolakan sosok Fatimah Az-Zahra.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan kepribadian
tokoh utama mengenai id, ego, dan superego tokoh utama dalam novel Fatimah Az-
Zahra Karya Sibel Eraslan dengan menggunakan psikologi sastra. Jenis penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskripsi kualitatif. Data yang diperoleh dari penelitian ini
menghasilkan analisis psikologi sastra yang terdapat dalam novel Fatimah Az-Zahra
Karya Sibel Eraslan. Terdapat tiga struktur kejiwaan seseorang yang terdapat pada
psikologi sastra, yaitu id, ego dan superego.
7
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Alla SWT. Yang telah memberi rahmat serta
anugrahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “
Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Siti Fatimah Az-Zahra karya Sibel Eraslan
kaijan Psikologi Sastra”.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu, memberi serta mendoakan dan juga membimbing penulis sehingga penulis
mampu menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik. Kepada Dosen, teman, saudaraku
dan yang paling utama adalah kepada kedua orang tuaku yang selalu mendoakan saya.
Dengan segenap kerendahan hati penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Terutama dari Bapak/Ibu Dosen pembimbing dan dosen
lainnya.
Muzairoh (201941940022)
8
DAFTAR ISI
BAB III....................................................................................................................................36
METODE PENELITIAN.........................................................................................................36
Pendekatan Penelitian..........................................................................................................36
Sumber Data dan Data Penelitian.........................................................................................36
Metode dan Teknik Pengumpulan Data...............................................................................36
Prosedur Pengumpulan Data................................................................................................36
Validasi Data ………………………………………………………………………………………………………..…………..37
Kepribadian tokoh utama yang meliputi id, ego dan superego dalam novel Siti Fatimah Az-
Zahra karya Sibel Eraslan....................................................................................................40
Id………………………………………………………………………………………………………………………………….40
Ego………………………………………………………………………………………………………..….………………….47
Superego ………………………………………………….………………………………………………………………….55
Hasil Penelitian……………………………………………………………………………………………………………….60
BAB V.....................................................................................................................................63
PENUTUP...............................................................................................................................63
Simpulan..............................................................................................................................63
Saran....................................................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................66
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang hadir untuk menghibur seorang pembaca. Sebagai bahan hiburan tentu
khayalnya agar hasil yang didapat mampu menciptakan perbedaan yang indah
menciptakan sebuah karya sastra. Namun tidak sulit pula bagi pengarang, sebab
Sementara itu, meskipun karya sastra merupakan karangan fiksi, ia tetap mampu
pendapat megenai karya sastra pada umumnya. Pertama, bahwa karya sastra
Dalam sebuah karya satra selalu memunculkan hal-hal yang indah dan
menarik. Karena sejatinya karya sastra dibuat untuk dinikmati dan diambil sari
inti dari hasil menikmatinya. Karya sastra yang indah tidak terjadi begitu saja,
akan tetapi ia diciptakan oleh seorang pengarang yang handal dengan pemberian
11
sebuah karya sastra. Tokoh merupakan pelaku dalam karya sastra. Tokoh akan
Khairil (2010), menyatakan bahwa tokoh adalah pelaku dalam karya sastra. Kita
dapat melihat bahwa tokoh dalam cerita memiliki variasi fungsi atau peran mulai
dari peran utama, penting, agak penting hingga pada tokoh bagian lucu. Baik
macam cara, ia bisa tergambar dengan suasana tempat ataupun suasana waktu.
Seperti dalam sebuah novel Siti Fatimah az-Zahra karya Sibel Easlan.dalam
novel tersebut memiliki suasana tempat yang begitu disenangi oleh banyak
orang yaitu, tempat dimana seorang nabi dan keluarganya hidup. Ketika
membaca novel tersebut, jiwa seakan berada di sana. Dan nama tempat tersebut
kebiasaan yang melekat pada individu secara mengakar. Setiap manusia tentu
akan memiliki sebuah kepribadian yang berbeda-beda. Ada yang baik dan ada
pula yang kurang baik, semua itu terjadi atas dasar manusia itu sendiri.
Kepribadian tersebut juga merupakan sesuatu yang bisa dipandang dari individu.
Dan biasanya manusia memandang orang lain atas dasar kepribadiannya. Karena
kepribadiaan adalah sesuatu yang melekat pada diri manusia, akan tetapi
kepribadian itu muncul sesuai dengan budaya atau kebiasaan yang dianut di
cenderung berlawanan dengan apa yang dianut oleh masyarakat setempat maka,
adalah sifat dan tingkah laku manusia yang membedakannya dengan orang lain,
kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang, segala sesuatu mengenai diri
bersikap dalam sebuah lingkungan dan keadaan. Bisa saja sikap seseorang
menjadi pemarah, suka menangis, tertawa bahkan sedih sekalipun, akan tetapi
Dalam sebuah karya sastra hal demikian itu sangat perlu diungkapkan
secara lengkap, supaya isi dari sebuah karya dapat tersalurkan dengan baik
kepada pembaca. Semisal tentang sifat seorang tokoh perempuan yang bernama
Fatimah yang menjadi pemimpin di syurga. Hal ini sunggu sangat menarik
ia mampu menjadi sosok rumah ternyaman bagi keluarga dan juga bisa menjadi
tersebut disebut sifat. Sifat alami perempuan sebenranya adalah lemah lembut,
penyayang, penyabar dan pemaaf. Akan tetapi, hal itu bisa berubah manakala ia
sini adalah bahwa perempuan juga perlu diakui keberadaanya sebagaimana laki-
laki yang selalu menjadi terdepan dalam semua urusan. Tidak hanya itu saja
perempuan juga memiliki keinginan untuk bekerja mencari uang supaya ia dapat
sama kepada keduanya, kecuali terdapat dalil syara yang memberi tuntutan dan
tuntunan khusus untuk perempuan dan laki-laki, yang jumlahnya sangat sedikit,
dan kebanyakan dalil syara tidak diciptakan khusus perempuan atau khusus laki-
Perempuan harus memiliki suri tauladan yang baik dan benar supaya ia
dapat meniru dan meneladani apa yang pernah dilakukan oleh pionernya. Seperti
tokoh perempuan yang terdapat dalam sebuah novel Fatimah Az-Zahra karya
yang sangat luar biasa ia adalah keturunan dari para utusan ia adalah putri
beliau tidak hanya terkenal di bagian dunia saja, akan tetapa seluruh jagad raya
pemimpin perempuan di surga. Dan sudah bukan hal naif lagi jika Fatimah
2018).
Dalam hal ini penulis sengaja mengambil novel Fatimah Az-Zahrah karya
Sibel Eraslan karena dirasa sangat butuh bagi seorang perempuan utnuk
14
kita juga bisa meneladani dan meniru perilaku-perilku baiknya. Hal lain yang
Az-Zahrah karya Sibel Eraslan adalah yang pertama peneliti tertarik terhadap
tidak pernah takut dalam menghadapi musuh sekalipun, hal itu terjadi ketika ia
Di dalam novel yang berjudul Fatimah AZ-Zahra karya Sibel Eraslan ini
menceritakan sebuah perjalanan orang-orang yang mencintai ahlul bait atau bisa
Hasim dan Nasibeh merupakan tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel tersebut.
yang paling mereka cintai yaitu Fatimah Az-Zahra. Di dalam novel tersebut
memang terdapat banyak tokoh, akan tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya
berfokus pada satu tokoh saja yaitu tokoh Fatimah (Eraslan. 2018)
Semoga dalam penelitian novel Fatimah Az-Zahrah karya Sibel Eraslan ini
sastra id, ego, dan superego, diharap lebih memahami kepribadian tokoh
Fatimah Az-Zahra.
15
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang di atas
C. Tujuan Penelitian
tokoh utama jika ditinjau dari psikologi sastra id dalam novel Fatimah
tokoh utama jika ditinjau dari psikologi sastra ego dalam novel Fatimah
tokoh utama jika ditinjau dari psikologi sastra superego dalam novel
D. Manfaat Penelitian
Eraslan” ini terdapat dua manfaat yaitu, secara teoritis dan praktis.
16
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini akan berguna bagi sebuah penelitian yang akan
2. Manfaat Praktis
lain dan juga sebagai acuan bagi seorang perempuan dalam menjalani
E. Batasan Masalah
memberi batasan agar penelitian jelas dan terarah. Adapun batasannya ialah
sesuai dengan ruang lingkup yang telah dijelaskan di dalam latar belakang awal
bahwa di dalam novel tersebut terdapat enam tokoh yang mengagumi satu tokoh
lagi yaitu Fatimah. Oleh sebab itu, penelitian ini hanya membahas pada
F. Definisi Istilah
menjadi pendorong bagi semua sikap dan juga tigkah laku dan saling
berkaitan.
17
3. Sifat adalah adalah sesuatu yang melekat dan merupakan suatu tanda
A. Kajian Pustaka
dengan penelitian ini. Diperlukan peninjauan terhadap penelitian yang sudah ada
dan sebagai bukti bahwa penelitian ini bukan merupakan plagiasi dari penelitian
yang lain. Penelitian tentang Kepribadian Tokoh pernah dilakukan oleh Fausiyah
Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Jagade Kanisthan karya Tulus Setiyadi
kajian Psikologi Sastra. Adapun hasil peneitian ini adalah (1) konflik batin dan
konflik sosial yang dialami tokoh utama. Konflik batin yang dialami oleh tokoh
utama dalam novel ini terjadi antara Widya dengan Widodo, Rudy, Kenda, dan
Ragita. (2) kepribadian utama yang meliputi, id, ego, dan superego. Widya
Utama dalam Roman Momo Karya Michael Ende kajian Analisis Psikologi
Sastra. Hasil penelitian ini ialah kepribadian tokoh utama Momo adalah praktis,
bijaksana, riang gembira, mudah mengerti, tidak tenang, teliti, ingatan baik,
suka menolong, pantang menyerah, dan persoalan terasa berat dan tipe
18
19
Adapun penelitian yang ke tiga yaitu oleh ini Devi Lusiana Sia H an
Tokoh Utama dalam Novel Pulang Karya Tere Liye: Kajian Psikologi Sastra.
Penelitian ini juga menggunakan kajian psikologi sastra. Penelitian ini mengkaji
tentang kepribadia tokoh utama Bujang dalam novel Pulang karya Tere Liye.
Adapun tujuan untuk mengathua kepribadia tokoh utama dan factor apa saja
yang mempengaruhi kepribadian tokoh utama. Adapun hasil dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa kepribadia meliputi dua alam yaitu kesadaran dan
kesadaran yaitu dipandang dari fungsi jiwa, kepribadia Bujang adalah perasa
dan perasaan yang mudah berubah-ubah. Sedangkan, dipandang dari sikap jiwa,
Bujang memilik kepribadian yang ekstrovet yaitu terbuka terhadap orang lain,
mudah bersosialisasi dengan orang di sekitarnya dan perduli terhadap orang lain.
Berdasarkan ketidak sadara terbagi menjadi dua yaitu ketidak sadaran pribadi
dan Bujang memiliki kepribadian tipe pemikir yang dibuktikan denga sifat-
sifatnya yatu rasa ingin tahu dan tidak sabar. Sedang ketidak sadara koilektifnya
sama-sama meneliti aspek psikologi id, ego dan superego tokoh utama.
B. Landasan Teori
landasan. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah, teori
1. Teori Strukturalisme
Struktur karya sastra merujuk pada suatu hubungan antara unsur intrinsik
berhubungan erat dan setiap unsur itu hanya mempunyai makna dalam
karya satra itu sendiri. Elemen itu disebut unsur instriksik. Yaitu unsur yang
membangun karya sastra itu sendiri. Adapun unsur-unsur instrinsik itu sendiri
a. Tema
kehidupan atau rangkaian nilai-nilai tertentu, yang membangun dasar atau ide
utama suatu karya sastra (Brooks, Pusher dan Warren dalam Tarigan, 2008:80).
tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan
yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut
dkk., 1996:25). Menurut Aminuddin (2002:91), tema adalah ide yang mendasari
karya fiksi ciptaannya. Sejalan dengan pendapat di atas tema adalah pokok
pikiran dalam sebuah cerita yang hendak disampaikan pengarang melalui jalan
cerita. Jadi, cerita tidak hanya berisi rentetan kejadian yang disusun dalam
gagasan dari sebuah cerita yang menjadi suatu pengantar sebuah cerita.
Tokoh adalah pelaku cerita. Setiap tokoh memiliki watak atau karakter.
Watak atau karakter setiap tokoh berbeda-beda. Adapun penokohan adalah cara
tokoh dalam cerita dijelaskan pengarang secara langsung dan tidak langsung.
masalah.
Tokoh cerita adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau
drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecendrungan
tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
dibedakan menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah tokoh sentral dan yang kedua
memimpin alur sebuah cerita disebut dengan tokoh utama atau protagonis.
Dalam kisahan cerita atau alur cerita tokoh protagonis selalu menjadi sorotan
dan selalu menjadi tokoh sentral dalam cerita. Seperti dalam novel Fatimah Az-
Zahra karya Sibel Eraslan bahwa tokoh sentral dari novel tersebut ialah sosok
Fatimah.
kejadian dalam cerita akan selalu hadir dan dapat ditemukan dalam setiap
halaman novel maupun buku cerita yang berkaitan. Tetapi ada juga yang tidak
pada setiap kejadian selalu hadir sebab tidak secara langsung ditunjukan pada
setiap bab demi bab dalam cerita itu, tetapi dalam cerita tokoh tambahan atau
tokoh lainnya selalu ada kaitannya dengan tokoh utama. Biasanya tokoh utama
yang terdapat dalam sebuah novel ada yang lebih dari satu. Oleh karena itu
cara menujukan dominasi tokoh utama dalam cerita. Dalam sebuah cerita untuk
tersebut dengan makana atau tema dalam cerita. Tokoh tersebut dapat
mendominasi semua hal yang terdapat dalam cerita sehingga tokoh utama secara
otomatis akan selalu berhubungan dengan tokoh tambahan atau tokoh lainnya.
Sehingga dari situlah pembaca dapat dengan mudah menentukan sendiri mana
23
yang menjadi tokoh utama dana mana yang menjadi tokoh tambahan dalam
sebuah cerita.
dan watak para tokoh, bagaimana mengembangkan dan membangun para tokoh
dalam sebuah cerita. Tema dan plot dalam suatu cerita tidak lengkap tanpa
tersebut. Dalam penokohan, watak atau karakter seorang tokoh dapat dilihat dari
tiga segi yaitu, dialog tokoh, penjelasan tokoh, dan penggambaran fisik. Ada dua
melukiskan sifat dan ciri fisik sang tokoh melalui reaksi tokoh lain terhadap
tokoh sentral, melalui gambaran lingkungan sekitar tokoh sentral, serta dapat
seperti merasa akrab, simpati, empati, benci, antipati, atau berbagai reaksi afektif
Adapun tokoh utama dalam novel Siti Fatimah Az-Zahra karya Sibel
Eraslan adalah Siti Fatimah itu sendiri. Fatimah adalah putri tersayang Nabi
Muhammad SAW yang paling ia sayangi. Arti nama Siti Fatimah Az Zahra
dalam Islam adalah gadis yang lembut hatinya dan selalu berseri-seri. Gadis ini
Fatimah ialah seorang anak, istri, ibu muslimah yang taat pada Allah dan
bernama Khadijah binti Khuwailid, salah satu dari empat wanita pemuka surga
Fatimah juga termasuk salah satunya. Suaminya adalah Ali bin Abi Thalib ra;
salah satu dari sepuluh orang Amirul Mukminin yang dijanjikan masuk surga.
Dua putranya adalah pemuka pemuda surga, yaitu Hasan ra dan Husain ra.
Pamannya ialah pemuka para syuhada bergelar Singa Allah dan Rasul-Nya;
Hamzah bin Abdul Muttalib ra. Kunyahnya (nama julukan yang menggunakan
ummu dan abu) adalah Ummu Abiha karena baktinya pada sang ayah.
c. Latar
adalah landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
Sedangkan menurut Budianta dkk. (2008:182) latar adalah waktu dan tempat
menjadi tiga yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
25
1) Latar Tempat
diceritakan dalam sebuah karya fiksi unsur tempat yang biasanya digunakan
berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, dan lokasi tertentu.
Latar yang berupa inisial tempat tertentu, biasanya berupa hurup awal (kapital)
nama suatu tempat, misalnya kota J, S, B, dan desa M. Latar tempat dengan
nama jelas biasanya hanya berupa penyebutan jenis dan sifat umum tempat-
tempat tertentu, misalnya desa, sungai, hutan, kota, kecamatan, dan sebagainya,
karya yang bersangkutan kurang meyakinkan. Deskripsi tempat secara teliti dan
realistis ini sangat penting untuk mengesankan pembaca seolah-olah hal yang
diceritakan itu sungguh-sungguh ada dan terjadi, yaitu tempat dan waktu seperti
yang diceritakan.
2) Latar Waktu
sesungguhnya sebagai acuan. Hal ini dikarenakan jika tidak ada kesesuaian
waktu dalam cerita dengan waktu terjadinya peristiwa akan menyebabkan cerita
menjadi tidak wajar bagi pembaca, bahkan mungkin sekali untuk tidak masuk
akal misalnya, pada suatu saaat, suatu ketika, pagi, siang sore, malam, maupun
bulan dan tahun. Dalam hal ini waktu berkaitan dengan berlangsungnya suatu
cerita rekaan karena tidak mungkin ada rentetan peristiwa tanpa hadirnya waktu.
3) Latar Sosial
kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi
berfikir, cara bersikap, dan lain-lain. Selain itu hubungan status sosial tokoh
perlu menguasai medan, hal itu juga berlaku untuk latar sosial, tepatnya sosial
tempat menjadi khas tipikal atau sebaliknya bersifat netral. Dengan kata lain,
27
untuk menjadi tipikal atau bersifat netral, deskripsi latar tempat harus sekaligus
disertai deskripsi latar sosial, tingkah laku kehidupan sosial masyarakat ditempat
yang bersangkutan.
yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehigga menjalin suatu cerita yang
(2007:110), alur merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tidak sedikit orang
yang lain. Alur dalam prosa naratif atau drama mengandung konflik yang
menjadi dasar kelakuan dan membuat tokoh terus bergerak dari satu peristiwa ke
keseluruhan isi cerita secara runtun dan jelas, sebab itulah dalam kegiatan
membaca novel atau karya fiksi lainya kita perlu mamahami alur dengan baik.
Adapun alur cerita yang terdapat dalam novel Fatimah Az-Zahra karya
Sibel Eraslan ialah alur campur. Yaitu di dalam novel cara pengarang
pada saat itu kemudia di dalam cerita itu sendiri ada sebuah cerita juga.
28
2. Psikologi Sastra
sebagai kegiatan kejiwaan baik dari sang penulis maupun para pembacanya
(Kinanti, 2006). Karya sastra, terutama yang berbentuk prosa seperti cerpen,
drama dan novel pasti selalu menampilkan kisah tokoh-tokoh dalam menjalani
menghadirkan tokoh dengan karakter dan perilaku yang unik untuk menambah
daya tarik pada cerita yang dituliskannya. Aspek inilah yang diangkat oleh
tindakan dan pikiran dari para tokoh dalam karya sastra terkait.
memiliki empat arti. Pertama, psikologi sastra adalah pemahaman kejiwaan sang
penulis sebagai pribadi atau tipe. Kedua, pengkajian terhadap proses kreatif dari
diterapkan dalam karya sastra. Dan keempat, psikologi sastra juga diartikan
sebagai studi atas dampak sastra terhadap kondisi kejiwaan daripada pembaca.
ilmu psikologi. Ini berarti penggunaan ilmu psikologi dalam melakukan analisa
terhadap karya sastra dari sisi kejiwaan pengarang, tokoh maupun para pembaca.
kejiwaan yang terdapat dalam sebuah tulisan. Secara hakiki, karya sastra
kejiwaan.
keadaan kejiwaan orang lain. Hanya perbedaannya, gejala kejiwaan yang ada
saling melengkapi dan saling mengisi untuk memperoleh pemahaman yang lebih
tertangkap oleh pengarang tidak mampu diamati oleh psikolog atau sebaliknya.
dan studi psikologi dalam kaitannya dengan inspirasi dan ilham. Dalam
metode analisa terhadap sebuah karya sastra. Sementara itu, cara kedua adalah
dengan menetapkan karya sastra yang akan digunakan sebagai objek penelitian
juga para tokoh dan kisahan yang disampaikan pengarang harus merupakan
Dengan kata lain, dapat juga dikatakan bahwa psikologi sastra melakukan
kajian terhadap kondisi kejiwaan dari penulis, tokoh maupun pembaca hasil
karya sastra. Secara umum dapat diambil kesimpulan adanya hubungan yang
erat antara ilmu psikologi dengan karya sastra. Merujuk dari berbagai pendapat
tokoh yang terdapat dalam karya sastra, yaitu novel Fatimah az-Zahra karya
Sibel Eraslan. Penelitian yang akan dilakukan ini memilih aspek-aspek yang
terdapat dalam ilmu psikologi dengan penerapannya pada karya sastra. Aspek ini
menekankan pada kepribadian yang ditinjau dari pandangan psikologi sastra id,
3. Kepribadian
personality secara etimologis berasal dan bahasa Latin “person” (kedok) dan
pada zaman kuno untuk memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter
31
itu bukan pribadi pemain itu sendiri, tetapi gambaran pribadi dan tipe manusia
pendapat.
lingkungan
risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri risiko yang
dihadapi.
lain.
merespond situasi yang sama yang mereka hadapi, dengan cara yang berbeda.
Ada orang yang pemalu, ada yang demikian percaya diri, dan ada pula yang
bertanggung jawab untuk masalah ini. Pakar lain berargumentasi bahwa pola
pikir atau cara pikir kita untuk memahami diri sendirilah yang menjadi kunci
secara relatif sebagai perpaduan semua dimensi berbagai perbedaan dalam diri
melalui kontribusi model dan peran kebudayaan serta kebudayaan itu sendiri
kepribadian yang unik dari seseorang menjadi organisasi yang unik, yang
muncul dari pergumulan antara id, ego, dan superego. Kedua, behaviorisme
mencirikan mansuai sebagai korban yang fleksibel, pasif, dan penurut terhadap
( 2018:9).
sadar yang berada di luar sadar, yang membuat struktur berpikir diwarnai oleh
seseorang harus diamati gelagat simbolis dan pikiran yang paling mendalam dari
(2018:9).
mencapai begiyu banyak hal hanya dalam setengah dari masa hidup?
yaitu kecendrungan memeriksa dan memeriksa ulang, sampai pada tahap berat,
35
oleh hal-hal yang bersifat ritual dengan akibat kehidupan normal menjadi serasa
mustahil.
historis masa lampau dan faktor kontemporer, analoginya faktor bawaan dan
Kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran: sadar, prasadar, dan tak
sadar. Pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain,
yakni: id, ego dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama
dan tujuannya. Pemikiran Freud yang beru entang jiwa yang merupakan akibat
dari refleksi lain yang seharusnya terdiri atas tiga bagian tersebut yaitu ego, id
dan superego. Id didefinisikan sebagai bagian tertua dari pkiran yang merupakan
Sadar (Conscious) tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita
cermati pada saat tertentu. Menurut Freud hanya sebagian kecil saja dari
jembatan antara sadar dan tak sadar. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian,
semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan pindah ke
dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian terpenting
itu berisi insting, impuls, dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-
a. Id (Das Es)
Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini
kemudian akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek
psikologi yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan
beroperasi dalam daerah tak sadar, mewakili subjektivitas yang tidak pernah
diwarisinya, yaitu yang sudah ada sejak lahir, dan terbentuk menurut aturan
tertentu, karena itu, naluri, yang berasal dari susunan saraf somatis dan yang
kita ketahui.
37
tidak mampu menilai atau membedakan benar- salah, tidak tahu moral. Alasan
Id merupakan sisi kepribadian kita yang gelap dan tidak dapat ditelusuri.
Yang sedikit kita ketahui mengei Id berasal dari uraian tentang cara kerja
berkaitan dengan sifat-sifat negatif dan hanya bisa dijelaskan sebagai sesuatu
yang berlawanan dengan ego. Id berisi energi yang diperolehnya dari naluri,
tetapi tidak teratur dan tidak menghasilkan kemauan kolektif, tetapi hanya usaha
untuk mencapai kepuasan atas kebutuhan naluri yang menjadi pokok perhatian
yang bertentangan, seperti gelap dengan terang, rendah dan tinggi sebagai
hanya bisa dicapai dengan pemuasan kebutuhan naluriah yang diiringi dengan
kegembiraan.
yang memiliki dua tugas utama ; pertama, memilih stimulus mana yang hendak
direspon dan atau insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas
bekerja untuk memuaskan id, karena itu ego yang tidak memiliki energi sendiri
sadar. Ego bekerja menggunakan proses skunder, yaitu pertimbangan, akal sehat,
dan kekuatan untuk menunda respons spontan atas rangsangan luar atau
terhadap desakan naluriah dari dalam. Pada mulanya ego bersal dari id. Freud
39
ego tumbuh sebagai hasil rangsangan dunia luar yang tertangkap pancaindera.
kesulitan atau penderitaan bagi dirinya sendiri. Ego berada di antara alam sadar
dan alam bawah sadar. Tugas ego memberi tempat pada fungsi mental utama,
alasan ini, ego merupakan pimpinan utama dalam kepribadian. Id dan ego tidak
memiliki moralitas karena keduany ini tidak mengenal nilai baik dan buruk.
ego menjadi kontrol atas tuntutan naluriah, dengan memutuskan apakah tuntutan
waktu dan situasi yang memungkinkan bagi dunia eksternal, atau meindas
beroperasi memakai prinsip idealistik (edialistic principle) sebagai lawan dari pri
nsip kepuasan id dan prinsip realistik dari ego. Superego berkembang dari ego,
dan seperti ego, ia tak punya sumber energinya sendiri. Akan tetapi, superego
berbeda dari ego dalam satu hal penting . Superego tidak punya kontak dengan
dunia luar sehingga tuntutan superego akan kesempurnaan pun menjadi tidak
realistis.
dari sebuah agen khusus yag berfungsi sebagai peranjangan pengaruh orang
halnya dengan hati nurani yang mengenali nilai baik dan buruk. Sebagaimana id,
hal realistik, kecuali ketika implus seksual dan agresif id dapat terpuaskan
Prinsip idealistik mempunyai dua sub prinsip yakni suara hati (conscience)
dan ego ideal. Freud tidak membedakan prinsip ini secara jelas tetapi secara
perilaku yang tidak pantas dan mengajari kita tentang hal-hal yang sebaiknya
imbalan atas perilaku yang tepat dan mengarahkan kita pada hal-hal yang
dilakukan maupun baru dalam fikiran. Ada tiga fungsi superego ; (1) mendorong
perhatian pada observasi diri yaitu dengan mengawasi ego dan memberi
keputusan apakah ego sesuai dengan ego ideal atau tidak, atau apakah ego
mengecewakan ego-ideal.
mulanya berasal dari kritik dan larangan orang tua. Karena masa
ketergantungan seseorang terjadi begitu lama, maka standar orang tua, dan
kemudian standar masyarakat, terserap ke alam bawah sadar dan menjadi bagian
dari psikis si subyek dengan akibat suara hatinya akan terdengar setiap kali ego
mengecewakan ego-ideal.
42
Mungkin Freud juga telah menggunakan yang sama dengan Ivan Pavlov.
Superego dapat diangap sebagai hasi perintah dan kritikan orang tua yang terjadi
telah meningalkan rumah sekian lamanya pun, masih akan tetap merasa kurang
Oleh sebab itu ego tidak mudah menyeimbangkan tiga agen ; dunia
bunga. Berbagai ujian hidup dan kehidupan telah dialaminya dengan wajah
cerah ceria. Tegar dan bersahaja membuat demikian perangainya. Saat masih
kecil, Fatimah telah menjadi saksi pembangkangan kafir Quraisy terhadap apa
yang dibawa oleh ayahnya. Ialah yang membersihkan pakaian Rasulullah SAW
saat kotoran ditimpakan padanya. Ia pula yang dengan lantang berorasi di depan
kaum kafir yang menyakiti baginda Rasulullah SAW. Sungguh wanita yang
proporsional olehnya.
rela untuk ditinggalkan sang ibu dan saudari-saudarinya satu per satu.
43
kurun waktu yang tidak telalu lama. Namun, bukan Fatimah namanya jika tidak
dari ayahandanya. Benar-benar contoh bakti yang luar biasa. Itulah sebabnya ia
terkenal dengan sebutan Ummu Abiha (anak yang menjadi seperti ibu bagi
ayahnya).
Beranjak dewasa, Fatimah tumbuh menjadi seorang gadis yang juga luar
biasa. Tentang masa mudanya juga tentang menjaga fitrahnya cinta. Rasa yang
ada di hati Fatimah, tersimpan sangat rapi. Kata cinta terucapkan hanya ketika ia
yang telah mengusik hatinya, hanya ketika dirinya telah bersiap sesungguh
hatinya. Pada akhirnya, Ali bin Abi Thalib, menjadi penyempurna separuh
agamanya.
Fatimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib setelah lamaran Abu Bakar
dan Umar untuknya ditolak oleh sang ayah. Ali seorang laki-laki kesatria, penuh
Kehidupan mereka ialah sederhana, gigih, dan tidak mengenal lelah. Ali bekerja
berbakti.
tangga secara mandiri; seperti menggiling jagung dan mengambil air dari sumur.
dengan perasaan haru, “Maukah kalian kuberi tahu sesuatu yang lebih baik dari
yang kamu minta? Bila hendak naik pembaringan, maka bertakbirlah 33 kali,
daripada seorang pembantu.” Sejak saat itu, Ali dan Fatimah mengamalkan
dzikir tersebut hingga akhir hayat. Tak pernah lagi Fatimah meminta pembantu.
menjauhi larangan-Nya hingga ajalnya tiba. Tidak lama setelah ayahnnya wafat,
Fatimah meninggal dunia, beberapa bulan setelah nabi wafat. Usianya tidak
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
secara kualitatif
Sumber data dalam penelitian ini ialah novel Siti Fatimah Az-Zahra
karya Sibel Eraslan. Seangkan data pada penelitian ini adalah berupa psikologi
D. Validasi Data
kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2002:78) menyatakan bahwa ada empat macam
teknik triangulasi, yaitu (1) trianggulasi data (data triangulation) yaitu peneliti
teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda, (3) triangulasi peneliti
45
46
beberapa peneliti, dan (4) triangulasi teori yaitu dalam menguji keabsahan data
permasalahan yang dikaji, sehingga dapat dianalisis dan ditarik kesimpulan yang
lebih utuh dan menyeluruh. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan
Sibel Eraslan.
2. Memberi tanda pada kalimat atau paragraf yang menjadi sebuah data
1. Reduksi data
yang tidak perlu data sedemikian rupa sehingga data tersebut menghasilkan
2. Display Data
kesimpulan.
yang dilakukan oleh peneliti untuk tetap memperoleh hasil akhir yang sesuai
Uniersitas Istanbul. Sibel Eraslan ini giat beraktivitas dalam bidang hak asasi
manusia, pendidikan, pemberian jaminan kerja, dan hak-hak kaum hawa. Aktif
menulis dalam majalah Tekif, Mza, Dergah, Mostar, dan Heje. Sampai sekarag
mendalam. Karena itu tidak heran jika karyanya disambut positif di negaranya.
sejarah dalam kemasan yang asik untuk dibaca. Series novelnya yang terkenal
dan menjadi best seller adalah mengenai 6 wanita penghuni Surga yaitu Fatimah,
Khadijah, Asiyah, Hajar, Aisyah dan Maryam. Saat terbitan awal di Turki, novel
ini langsung dicetak dalam jumlah yang sangat besar dan menjadi buku terlaris
dan membandingkan kembali peristiwa masa lalu dengan kehidupan masa kini.
B. Deskripsi Data
kualitatif. Data yang di peroleh dari penelitian ini merupakan hasil dari isi
sebuah novel dan atas bimbingan dari para dosen. Penelitian ini dilakukan pada
sebuah novel yang berjudul Fatimah Az-Zahra karya Sibel Eraslan yang di
48
49
cetak pada tahu 2018 di Jakarta. Data yang akan diteliti dalam hal ini adalah
tentang kepribadian tokoh utama jika ditinjau dari psikologi sastra id, ego, dan
C. Analisis Data
Menurut Ardhana12 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan
Berdasarkan penelitian ini, data yang dianalisi pada penelitian ini tentang
kepribadian tokoh utama dalam novel Fatimah az-Zahra karya Sibel Eraslan.
menentukan psikologi atau kepribadian tokoh ini yaitu Sigmund Freud yang
1. Kepribadian tokoh utama yang meliputi id, ego dan superego dalam
1.1 Id
Fatimah. Id yang terdapat pada tokoh Fatimah muncul secara alamiah, karena
adanya dorongan dari insting yang menggerakan Fatimah tidak tega jika
bahwa Fatimah menangis saat mendengar ayahandanya tidak disukai dan Abu
Jahal telah mengasut orang-orang agar membenci Rasulullah, maka karena sifat
oleh orang lain. Fatimah saat itu masih menjadi anak kecil namun hatinya sudah
sagat luas kasih sayangnya dan cintanya kepada sang ayah. Disini pengarang
hatinya yang sedang menangis karena kepikiran terhadap sang ayah. Seorang
ayah dan anak yang sama-sama memiliki sifat luar biasa. Yang saling merangkul
saat dalam keadaan apapun. Meski apapun yang datang kepada keduanya.
Dari kutipan di atas terdapat id yang melekat pada diri Fatimah. Hal itu
tertera pada saat Fatimah tidak ingin menghadiri undangan dari orang-orang
menyikapinya. Pada saat itu Fatimah yang hanya memiliki satu baju itu diundang
kebingungannya ia sempat tidak mau hadir, namun sang ayah yang merupakan
akhrinya iapun datang ke acara tersebut. Tetapi Allah merubah semua yang
nampak pada dirinya. Nah dari sinilah pengarang ingin menyampaikan bahwa
menjadi perempuan itu jangan terlalu mencintai dunia dan semua gemerlapnya.
Karena dunia itu hanya akan menjadi beban dalam hidup dan akan merusak
kehidupan baik di dunia ataupun akhiratnya. Bagitulah sifat tokoh Fatimah az-
Tokoh Fatimah. Yaitu secara tidak sadar sikap Fatimah yang lemah lembu itu
ternyata adalah atas didikan dari seorang ibu terkasihnya yaitu Khadijah.
Fatimah disebabkan karena adanya dorongan jiwa yang telah ditinggalkan oleh
ayah tersayangnya.
Dari kutipan di atas dijelaskan bahwa sikap Fatimah yang bersedih karena
ditinggal oleh seorang ayah. Apalagi sebelumnya ia juga sudah ditinngalkan oleh
ibunya sejak ia masih kecil. Seorang ibu yang selalu menemani ia ketika hendak
tidur dan seorang ibu yang menyisir rambutnya dengan penuh kasih kasih. Dan
saat ini ia juga telah ditinggal oelh ayahanya, tentu hal itu akan membuat ia
semakin bersedih. Jadi merupakan suatu sikap yang wajar jika tokoh Fatimah
kebutuhan hidup yatitu untuk makan, ia rela memupuk gandum demi bisa tetap
hidup. Keingina keras dalam menjalani hidup nampak pada tubuh Fatimah yang
mengeras.
Pada kutipan tersebut terdapat id yang melekat pada tokoh Fatimah, yang
nampak ketika ia merasa bahwa dirinya akan meninggalkan dunia ini. Keinginan
hatinya untuk selalu memandang wajah kedua putranya. Atas dorongan itulah ia
bgitu bersedih.
Seakan-akan ia ingin meninggalkanya. Dan iya hari itu adalah hari terakhir ia
bersama keluarganya. Fatimah tahu bahwa pada saat itu ia akan meninggalkan
keluargnya dan dunianya. Akan tetapi ia tidak sedikitpun bersedih akan tetapi ia
54
oleh insting dan nalurinya untuk memiliki seorang pembantu. Keinginan tersebut
ada pada diri fatimah secara tidak sadar. Tetapi untuk mewujudkan keinginanya
ia mengunjungi ayahandanya.
bekerja keras. Fatimah memang hanya seorang anak, tetapi ia sangat menyayangi
yahnya. Oleh sebab itu ia bersedih manakala yahanya tersiksa. Karena sikapnya
yang mulia ia berlari kerumahnya hanya utuk menangis supaya sang ayah tidak
Bukan Fatimah az-Zahra namanya jika ia tidak bisa berbagi kepada orang
lain dengan lembut. Ia juga bekerja keras dalam mebantu ayah dan suaminya
dalam berperang. Selain itu, Fatimah juga sering memberi infak kepada orang
segenap hatinya yang mulia. Harusnya tangan seorang az-Zahra itu lembut dan
halus. Tetapi disini Fatimah tidak mementingkan hal fisiknya, ia lebih suka
selalu me mberi wewangian pada yang melihatnya dan juga selalu memberi
melakukan semua itu. Akan tetapi, kesedihan pun nampak menjumpainya. Hal
hancur. Mendengar sang ayah meninggal dunia. Ia telah menjadi belahan jiwa
dari seorang ayah. Manjadi bunga bagi wangi yang harum. Namun ia teap tegar
hatinya. Karena tidak lama dari sang ayah meninggalkanya ia pun menyusul
sang ayah. Hal itu nampak pada kutipan berikut. Id yang meleka pada diri
Fatimah tersebut sangat jelas. Karena ia merasa dirinya sudah tak memiliki
1.2 Ego
yang memiliki dua tugas utama ; pertama, memilih stimuli mana yang hendak
direspon dan atau insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas
bekerja untuk memuaskan id, karena itu ego yang tidak memiliki energi sendiri
akan memperoleh energi dari id. Seperti yang etrdapat pada kutipan-kutipan
novel berikut;
Fatimah. Ego yang ada pada Ftimah tersebut nampak yaitu ketika Fatimah
hanya mengenakan baju seadanya untuk menghadiri pesta tersebut. Dari sini ia
merasa sudah bisa memenuhi keinginannya untuk hadir ke acara tersebut. Yaitu
sekedar memenuhi kebutuhannya saja. Sanga jelas ego pada kutipan di atas.
Bersabar adalah salah satu tindakan yang sangat sulit dilakukan oleh orang-orang
apalagi harus menempuh perjalanan yang begitu sulitnya. Itu adalah cara tokoh
Sabar adalah sifat Fatimah yang agung, ia yang abrar ia yang teguh dalam
rinci. Fatimah adalah sosok temah yang istimewa bagi teman-temannya. Seorang
peremuan yang dianggap lemah oleh sebagian orang, ternayata disini pengarang
seorang perempuan telah menjadi seseorang yang kuat dengan cara menjadi
penguat bagi yang lain. Dan hal ini juga mampu oleh pengarang paparkan bahwa
dari sisi fatimah inilah kaum perempuan jangan dianggap lemah. Karena disisi
lain ada sifatnya yang kuat dan juga dengan sifat sabar itupila ia mampu
melewati segala rintangan yang ada. Jangan sekali diri ini menganggap orang
Hal itu terlihat saat Fatimah menolong anak kecil yang teluka dengan cara
membalut luka tersebut supaya segera sembuh. Tindakan yang dilakukan tokoh
seorang Fatimah memiliki sifat penyang untuk orang lain. Fatimah selalu mampu
sepenuh hati. Datangnya seorang bocah yang terkena tusukan ranting ke rumah
baginda fatimah itu sangat benar sekali. Ia di rawat oleh fatimah dan luka yang
ada di tubuh sang bocah tadi juga ia sembuhkan. Dari sini pegarang mencoba
penyayang yang luar biasa. Hal ini supaya pembaca mampu mengikiti apa yang
telah melekat pada seorang fatimah az-Zahra. Hal tiu juga hampir sma dengan
kutipan berikut;
merupakan tokoh yang penuh belas kasih kepada orang lain. Tindakan Fatimah
dalam memeberi makan dan menyantuni anak yatim adalah hanya untuk
hidup untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Memberi merupakan bentukan
dari ego yang muncul atas rasa id yang selalu memberi keluasan dalam dirinya.
dijadikan mainan mereka, supaya keduanya senang. Fatimah memang sosok ibu
yang sangat penyayang dan juga berhati baik lemah lembut. Ia menjadi ibu bagi
kedua putranya dan juga ibu bagi semua anak-anak. Suatu sifat yang melekat
yang tinggi sehingga apa yang ingin disampaikannya bisa tersampaikan kepada
pembaca.
Hal itu juga nampak pada saat ini memberi harta kekayaan ibundanya
Pada kutipan tersebut sangat nampak ego yang ada pada sosok Fatimah.
Yaitu ia memberikan harta sepeninggalan ibunya hanya demi melihat orang lain
pada diri Fatimah. Yaitu demi memenuhi keinginannya untk bisa makan ia
Dari kutipan ini pengarang ingin menjelaskan bahwa ia yang sudah dijamin
oleh Allah untuk masuk syurga tetap saja harus bekerja keras dalam memenuhi
61
kebtuhan hidupnya selama di dunia. Perempuan ahli syurga bekerja keras bahkah
kepada sang suami apalagi orang lain. Karena baginya kehidupan yang ia jalani
adalah takdir yang memang telah Allah takdirkan untuk dirinya. Selaian itu ia
juga merupakan sosok menantu yang tidak manja, yang hanya bisa mengabiskan
menjalaninya dengan tabah dan sabar. Belum lagi ketika ia ditinggal oleh sang
suami untuk berpengang. Ia bekerja semakin keras. Hal itu nampak pada
tubuhnya yang semakin membungkuk. Tidak heran jika julukan az- Zahra ia
melenial ini. Tentu akan menjadi lelucon bagi ia yang melihatnya. Sebab zaman
yang sudah gila. Hal benarpun manjadi salah dan hal baikpun menjadi nampak
salah.
hantinya. Ia mencium keduanya dengan penuh kasih sayang itu adalah bentuk
ego. Ia dekap keduanya. Seakan-akan ia ingin meninggalkanya. Dan iya hari itu
adalah hari terakhir ia bersama keluarganya. Fatimah tahu bahwa pada saat itu ia
menghadapi situasi yang urgen ia memiliki keinginan keras untuk berpindah dari
kota mekah. Dan akhirnya ia berpindah. Karena orang-orang Qurasy pasti akan
menjadikan keduanya target untuk di bunuh. Selalu ada rintangan yang menjadi
musuh yang ganas. Tindakan berpindah itulah yang dimaksud dengan ego.
Fatimah. Ego yang ada pada tokoh Fatimah adalah keinginan hatinya untuk
memenuhi perintah dari sang ayah terkasihnya. Tokoh Fatimah rela memberikan
segalanya yang ada di dalam rumahnya. Serti selimut dan juga makanan, hingga
utusan dari Rasulullah yang harus ia rawat dengan sepenuh hatinya. Apapun ia
lakukan agar tamunya itu merasa senang. Keadaan Fatimah saat itu bukanlah
sebagai orang kaya harta, akan tetapi ia kaya akan hati. Oleh sebab itu
orang lain.
pada kutipan tersebut menandkan adanya ego yang terdapat pada sosok
Fatimah. Ego yang terdapat pada Fatimah ialah tindakan ia yang selalu memberi
Bukan Fatimah az-Zahra namanya jika ia tidak bisa berbagi kepada orang
lain dengan lembut. Ia juga bekerja keras dalam mebantu ayah dan suaminya
dalam berperang. Selain itu, Fatimah juga sering memberi infak kepada orang
segenap hatinya yang mulia. Harusnya tangan seorang az-Zahra itu lembut dan
halus. Tetapi disini Fatimah tidak mementingkan hal fisiknya, ia lebih suka
selalu memberi wewangian pada yang melihatnya dan juga selalu memberi
melakukan semua itu. Akan tetapi, kesedihan pun nampak menjumpainya. Hal
1.3 Superego
halya dengan hati nurani yang mengenali nilai baik dan buruk. Sebagaimana id,
hal realistik, kecuali ketika implus seksual dan agresif id dapat terpuaskan dalam
yaitu;
Pada kutipan di atas terdapat superego pada tokoh Fatimah hal itu terdapat
pada kalimat hati tidak akan menyempit dengan semakin mencintai. Terdapat
nilai moral yang baik. Karena disini fatimah mencoba memberi pemahaman
kepada orang-orang.
Dari kutipan tersebut terdapat sikap tokoh utama dalam menghadapi suatu
permasalahan dan sikap tokoh utama ketika memberi suatu arahan kepada orang
lain. Fatimah memang buka sosok perempuan yang bodoh, tetapi ia merupakan
tokoh yang sangat cerdas dan juga piawai dalam memberikan suatu pengertian
kepda orang lain. Hal itu nampak saat ia membei penengah kepada orang –oarng
65
tentang akibat dari mencintai kekasih Allah yaitu Muhammad saw. Karena
seseorang itu tidak akan pernha rugi karena mencintai Nami Muhammad, bahkan
ia akan menjadi orang yang luas dalam segala hal. Begitulah cara mengarang
menjelaskan sikap atau karakter tokoh Fatimah az-Zahra dalam menjadi seorang
Pada kutipan di atas terdapat superego yang ada. Yaitu pada kalimat
nilai-nilai moral yang begitu bak dan bagus. Yaitu ketika tokoh Fatimah berdiri
karena datangnya seorang ayah, kemudian ia mencium tangan sang ayah dan
memberikan tempat duduknya kepada sang ayah. Ini merupakan tindakan moral
Dari kutpan tersebut juga nampak bagaimana sikap seorang Fatimah ketika
dikunjungi oleh seorang ayahandanya. Berdiri dan mencium tang seorang ayah
adalah suatu perbuatang yang mulia. Sebab orang tua adalah kehormatan bagi
Mencium tangan orang tua tentunya perlu juga dibiasakana oleh perempuan-
perempuan yang menjadi seorang anak. Berdiri dari tempat duduk yang
66
sekaligus sebagai seorang ayah. Demikianpun yang dilakukan oleh seorang ayah
kepada buah hatinya Fatimah az-Zahra. Nah dari sini pengarang mencoba
menjelaskan bahwa sikap hormat yang dilakukan oleh seorang ayah akan
dilakukan pula oleh seorang anak. Dan hal ini akan menjadi sebuah contoh bagi
seorang anak.
Pada kutipan di atas terdapat superego. Yaitu pada kalimat Ia juga tidak
mungkin menyakiti salah satu dari keduanya sehingga keadaan yang sangat
sensitif ini ia selesaikan dengan cara yang paling damai. Pada kutipan kalimat
tersebut sangat jelas adanya superego yang melekat. Yaitu moral seorang tokoh
dari anaknya itu. Tindakan itu yang membuat fatimah menjadi sosok yang tidak
Dari kutipan di atas pengarang ingin menjelaskan seorang tokoh utama dari
sisi seorang anak. Selain menjadi seorang istri atau anak Fatimah juga merupak
sosok seorang ibu yang bijaksana bagi kedua anaknya. Sikapnya yang bijaksana
dalam memberi sebuah keputusan tentu menjadi sesuatu yang bernilai positif.
Hal itu nampak dari caranya dalam memutuskan siapa dari anatar Hasan dan
ingin salah satu dari keduanya kecewa ia meminta keduanya untuk mencari
mutiara yang ia taruk. Dan mutiara itulah yang akan menjadi penentu siapa yang
berhak menang. Namun hal itu bukanlah suatu pertanda Fatimah menyanjung
salah satu yang menang. Bagi Fatimah keduanya adalahsama-sama pandai dalam
sikap tokoh Fatimah dalam memutuskan sesuatu dengan bijaksana. Bukan hanya
Pada kutipan di atas terdapat superego pada tokoh Fatimah. Yaitu pada
Engkau telah menolong dua orang muslim. Yang pertama engkau meredakan
moral yang baik pada kalimat tersebut. Fatimah meyadari bahwa apa yang
dilakukan oleh suaminya adalah benar. Dengan menolong orang lain yaitu
dengan cara memberikan uang yang seharusnya ia bawa pulang untuk membeli
makan keluarganya, tapi ia berikan kepada orang lain. Bahkah Fatimah memuji
Fatimah menjadi teman hidup yang baik dalam bertumah tangga. Ia meredakan
kondisi suaminya yang sedih karena ia tidak bisa membawa makanan untuk
68
mereka. Namun karena ketabahan hati seorang Fatimah, ia pun mendekati sang
bersikap seperti itu dikalan suaminya sudah pulang baik ia datang dengan
suami tentu menjadi nilai yang sangat baik bagi Allah dan Rasulnya. Sikap baik
Fatimah tidak hanya kepada keluarganya saja, akan tetapi sikap baik tersebutpun
ia haturkan kepada orang lain atau tamu. Serti kutipan di bawah ini.
Pada kutipan tersebut terdapat superego pada tokoh Fatimah. Hal itu
serepti yang tedapat dalam kalimat Tangan yang semenjak hijrah selalu sibuk
makna seorang abrar; senantiasa memberi seperti mawar yang selalu memberi
apalagi putus asa. Pada kalimat tersebut terdapat nila-nilai moral dan ahlak yang
bagus. Yaitu ketika Fatimah mengajarkah kepda orang lain bahwa berinfak
adalah tindakan yang mulia dan sangat disukai oleh Allah dan Rasulnya.
Bersedekah adalah hal yang perlu diterapkan dalam kehidupan nyata. Begitulah
Bukan Fatimah az-Zahra namanya jika ia tidak bisa berbagi kepada orang
lain dengan lembut. Ia juga bekerja keras dalam mebantu ayah dan suaminya
dalam berperang. Selain itu, Fatimah juga sering memberi infak kepada orang
segenap hatinya yang mulia. Harusnya tangan seorang az-Zahra itu lembut dan
halus. Tetapi disini Fatimah tidak mementingkan hal fisiknya, ia lebih suka
selalu memberi wewangian pada yang melihatnya dan juga selalu memberi
melakukan semua itu. Akan tetapi, kesedihan pun nampak menjumpainya. Hal
dalam Novel Fatimah az-Zahra karya Sibel Eraslan. Penelitian ini menggunakan
teori struktural dan juga kepribadian tokoh, maka hal yang dikaji dalam
penelitian ini adalah tentang sifat dan sikap tokoh utama dalam novel Fatimah
az-Zahra karya Sibel Eraslan. Berdasarkan hasil penelitian yan dilakukan oleh
peneliti tentan novel tersebut adalah tentang tokoh utama yaitu Fatimah az-
Zahra.
70
Az-Zahra adalah seorang anak dari dua manusia agung. Ia lahir dari rahim
Khadijah. Beliau adalah seorang wanita terhormat yang melahirkan Fatimah Az-
memiliki akhlak yang khusus, jiwa yang agung, semangat yang tinggi,
keberanian serta semua kelebihan yang dimiliki Rasulullah yang telah diketahui
oleh setiap Muslim, bahkan oleh non muslim yang mengkaji dan mengenalnya.
Ketekunan dalam beribadah adalah sifat yang khas bagi para anggota
sejernih-jernihnya dengan Allah dan menjadi tujuan hidup yang utama. Fatimah
Az-Zahra sebagai seorang wanita yang penuh bakti, beliau banyak melakukan
ibadah kepada Allah sebagai bukti pengabdian dan penyerahannya yang begitu
tulus kepada Allah. Wajar saja Fatimah demikian karena dia tumbuh di sebuah
rumah dimana Alquran diturunkan. Ia diasuh oleh Alquran dan pemimpin semua
panutan bagi ummat. Fatimah merupakan seorang anak yang sangat menyayangi
ayahnya dan keluarganya. Sifat yang melekat pada dirinya tak pernah lenyap
lemut, penyabar, tangguh, dan penyayang bagi semua orang. Fatimah Az-Zahra
71
sangat sederhana dan kehidupan sehari-hari yang serba berat maka terbentuklah
Dari sifat yang demikian itu maka nampaklah sikap Fatimah az-Zahra
yang begitu indah. Meskipun ia hidup di dalam keluarga yang telah Allah jaga
semuanya, tetap ia tetap memiliki sikap yang santun dan bijak sana kepada
miliki kepada orang lain yang membutuhkannya. Ia juag bekerja keras tanpa
orang-orang yang membaca novel ini ingin sekali serti dirinya. Dialah
pembahasan yang dapat peeliti uraikan tentang kepribadian tokoh utama dalam
A. Simpulan
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tentang Keribadian Tokoh Utama
Fatimah az-Zahra atau yang kerap disebut perempuan yang lembut hatinya
dengan wajah yang selalu berseri-seri. Fatimah merupakan putri dari dua orang
yang sangat mulia. Ia adalah Muhammad dan Khadijah. Fatimah dibesarkan oleh
orang-orang yang lembut prilakunya oleh sebab itu, Fatimah tumbuh dengan hati
yang lemut dan prilaku atau tutur kata hingga perbuatannya sangat lembut.
Fatimah merupakan putri dari seorang yang sangat kaya raya, akan tetapi
ia tidak menikmati harta peninggalan sang ibu tersebut, ia lebih suka harta
72
73
Artinya kita sebagai manusia jangan pernah bosan dalam membantu orang lain.
Sejak kecil Fatimah sudah mengalami coban yang luar biasa, sejak
perempuan yang bijaksana, sabar, dan kuat. Ia tak gentar membela kebenaran,
beliu. Hingga akhirnya akan terbentuk kehidupan yang indah. Sebab saling
B. Saran
Setelah peneliti melakukan penelitian dan sudah mengetahui hasil dan juga
novel tersebut sangtlah bagus. Terutama bagi seorang ibu, istri dan juga bagi
seorang guru.
sumber yang lebih banyak lagi, sehingga lebih mengembangkan isi dari novel
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Baru Algesindo.
Himmelfard.https://arerariena.wordpress.com/2011/02/02/strukturalisme/
#:~:text=Penutu,Strukturalisme%20adalah%20cara%20berpikir
%20tentang%20dunia%20yang%20terutama%20berhubungan
%20dengan,sebagai%20unsur%20pembangun%20karya
di Galis.
---------https://www.dkampus.com/2017/01/unsur-pembangun-roman/
https://www.kompasiana.com/ginayustiana/5d1376ba0d82304a835
75
76
https://www.kartunet.com/sikap3765/#:~:text=Sikap%20adalah
%20perilaku%20dari%20hasil,dan%20masalah%2Dmasalah
%20dalam%20lingkungannya.&text=Sikap%20memiliki
%20tiga%20komponen%20yakni,%2C%20pengaruh
https://www.kompasiana.com/ginayustiana/5d1376ba0d82304a835
Jakarta:
Pelajar
Malang