Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR KESEHATAN MENTAL DAN KESEJAHTERAAN

SOSIAL NARAPIDANA
M Hendi Setiawan
4765
BAB I penjara yang keras dan
PENDAHULUAN kurangnya akses terhadap
perawatan kesehatan mental
A. Latar Belakang
yang memadai seringkali
Lembaga pemasyarakatan
memperburuk kondisi kesehatan
adalah entitas yang memiliki
mental narapidana. Akibatnya,
peran kritis dalam sistem
banyak narapidana mengalami
peradilan pidana di berbagai
peningkatan stres, kecemasan,
negara di seluruh dunia. Namun,
dan depresi, yang dapat
di balik pagar-pagar besi dan
memengaruhi perilaku mereka
dinding beton, terdapat tantangan
serta mempersulit upaya
yang serius terkait kesehatan
rehabilitasi.
mental dan kesejahteraan sosial
Disamping masalah
narapidana. Masalah ini telah
kesehatan mental, aspek
menjadi fokus perhatian luas,
kesejahteraan sosial narapidana
seiring dengan peningkatan
juga menjadi sorotan. Sistem
jumlah narapidana di berbagai
sosial di dalam lembaga
negara dan pergeseran dalam
pemasyarakatan, yang seringkali
pandangan masyarakat terhadap
penuh dengan ketidaksetaraan,
rehabilitasi dan pemulihan.
kekerasan, dan tekanan sosial,
Narapidana adalah
dapat memperburuk kondisi sosial
kelompok yang rentan terhadap
narapidana. Masalah seperti
berbagai masalah kesehatan
konflik antarrekayasa, gangguan
mental, dan banyak di antara
perilaku, dan kekerasan di dalam
mereka telah mengalami trauma,
penjara dapat menghambat upaya
depresi, kecanduan, dan
rehabilitasi dan persiapan
gangguan lainnya sebelum atau
narapidana untuk reintegrasi
selama masa penahanan. Proses
kembali ke masyarakat.
adaptasi dalam lingkungan

1
Oleh karena itu, essai ini hukuman penjara. Mereka
akan mengeksplorasi tantangan seringkali menghadapi tantangan
dan solusi terkait dengan khusus terkait kesehatan,
kesehatan mental dan kesejahteraan, dan reintegrasi ke
kesejahteraan sosial narapidana. dalam masyarakat setelah
Hal ini penting, karena pembebasan mereka (Irfansyah,
pemahaman yang lebih baik A. N, 2023).
tentang isu-isu ini dapat Warga Binaan
membantu perbaikan sistem Pemasyarakatan adalah
pemasyarakatan, dengan fokus Narapidana, Anak Didik
pada rehabilitasi, pengurangan Pemasyarakatan, dan Klien
penindakan kembali, dan Pemasyarakatan. Terpidana
pemberdayaan narapidana adalah seseorang yang dipidana
BAB II berdasarkan putusan pengadilan
LANDASAN TEORI yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap (Warniyanti, S.
A. Narapidana
2017). Narapidana merujuk
Lembaga pemasyarakatan
kepada individu yang telah
adalah institusi yang berfungsi
dihukum oleh sistem peradilan
sebagai tempat pemasyarakatan
pidana dan saat ini menjalani
dan rehabilitasi narapidana yang
masa tahanan di dalam lembaga
telah dijatuhi hukuman oleh
pemasyarakatan. Mereka
sistem peradilan. Di dalam
kehilangan kebebasan fisik
lingkungan lembaga
mereka sebagai konsekuensi dari
pemasyarakatan, beragam
pelanggaran hukum yang telah
kelompok narapidana tinggal
mereka lakukan.
bersama, dan salah satu
Narapidana hidup dalam
kelompok yang semakin
lingkungan penjara yang
mendapatkan perhatian adalah
beragam, seringkali dihadapkan
narapidana lanjut usia.
pada tantangan fisik dan
Narapidana lanjut usia adalah
psikologis yang unik. Mereka juga
mereka yang telah mencapai
dapat mengalami stigma sosial
usialanjut saat menjalani

2
dan ketidaksetaraan dalam hal sebagaimana tercantum dalam
akses terhadap berbagai layanan. Pancasila dan UUD 1945. Salah
Namun, konsep narapidana tidak satu aspek kesehatan yang
hanya terkait dengan hukuman, sangat penting bagi manusia
tetapi juga mencakup potensi selain kesehatan fisik adalah
rehabilitasi dan reintegrasi kesehatan mental. Apabila
mereka kembali ke dalam seseorang memiliki mental yang
masyarakat. Oleh karena itu, sehat maka aspek di dalam dirinya
pemahaman yang mendalam akan bekerja secara maksimaldan
tentang narapidana melibatkan mampu menyesuaikan diri dalam
sejumlah dimensi, termasuk menghadapi masalah yang akan
hukum, sosial, psikologis, dan ditemui dalam hidupnya
upaya rehabilitasi yang bertujuan (Prabowo, 2020).
untuk membantu mereka Kesehatan mental menurut
memperbaiki perilaku, menerima ahli bahasa dari mental
konsekuensi tindakan mereka, hygieneatau mental healt.
dan mempersiapkan diri untuk Definisi-definisi yang diajukan
kehidupan yang lebih positif para ahli diwarnai oleh keahlian
setelah pembebasan. masing-masing. Word Health
Organization (Winkel, 1991:1)
B. Kesehatan Mental
menyebutkan: Sehat adalah suatu
Narapidana
keadaan berupa kesejahteraan
Kesehatan mental
fisik, mentaldan sosial secara
narapidana adalah aspek kritis
penuh dan bukan semata-
yang memengaruhi kehidupan
mata berupa absensinya
mereka selama masa tahanan di
penyakit atau keadaan lemah
lembaga pemasyarakatan.
tertentu. Definisi ini memberikan
Kesehatan merupakan salah satu
gambarantentang keadaan sehat
hak asasi yang dimiliki oleh setiap
mencakup berbagai aspek
manusia dan menjadi salah satu
sehingga diharapkan dapat
unsur kesejahteraan yang harus
mewujudakan kesejahteraan
diwujudkan sesuai dengan cita-
cita bangsa Indonesia

3
fisik. kepada jiwa dalam hidup dan pengobatan masalah
(Adison, 2020). tersebut.
Masalah kesehatan mental Kesehatan mental yang
pada narapidana dalam buruk narapidana juga dapat
menghadapi masa tahanannya menghambat partisipasi mereka
adalah suatu keadaan dimana dalam program rehabilitasi dan
narapidana merasa tidak dapat persiapan untuk reintegrasi ke
menyeimbangkan antara situasi dalam masyarakat, mengurangi
yang menuntut dengan peluang keberhasilan mereka
perasaannya. Dan merasa bahwa setelah pembebasan. Oleh
dia berada dalam keadaan yang karena itu, pemahaman dan
terburuk dan memandang perhatian yang lebih baik
keadaan terburuk tersebut terhadap kesehatan mental
sebagai beban yang melebihi narapidana menjadi penting
kemampuannya. Berdasarkan dalam upaya untuk menciptakan
latar belakang yang telah penulis sistem pemasyarakatan yang
kemukakan (Sulistio, 2022). lebih manusiawi dan efektif serta
Narapidana seringkali membantu narapidana untuk
menghadapi tekanan psikologis mendapatkan kesempatan kedua
yang tinggi akibat isolasi, dalam hidup mereka setelah
ketidakpastian, serta kekerasan penahanan.
yang mungkin terjadi dalam BAB III
lingkungan penjara. Masalah
PEMBAHASAN
kesehatan mental seperti depresi,
A. Faktor- Faktor Yang
kecemasan, dan gangguan stres
Mempengaruhi Kesehatan
pascatrauma sering muncul
Mental Narapidana
dalam konteks ini. Akses terhadap
perawatan kesehatan mental di Kesehatan mental

dalam penjara mungkin terbatas, narapidana dalam sistem

dan stigma sosial terkait dengan pemasyarakatan adalah isu yang

gangguan kesehatan mental sangat kompleks dan seringkali

dapat mempersulit pengakuan terkait dengan berbagai faktor


yang memengaruhi kondisi

4
psikologis mereka selama masa gangguan kesehatan mental
tahanan. Dalam tulisan ini, kita seperti depresi, kecemasan, dan
akan menjelaskan faktor-faktor PTSD (Post-Traumatic Stress
utama yang memengaruhi Disorder).
kesehatan mental narapidana Faktor kedua adalah faktor
dalam sistem pemasyarakatan, sosial dan lingkungan di dalam
dengan merujuk pada latar penjara. Overcrowding, atau
belakang yang telah disebutkan penyempitan ruang hidup, sering
sebelumnya. terjadi di lembaga
Pertama, kondisi pemasyarakatan, dan hal ini dapat
penahanan di lembaga menciptakan konflik
pemasyarakatan merupakan antarrekayasa di antara
faktor utama yang mempengaruhi narapidana. Ketidaksetaraan
kesehatan mental narapidana. dalam distribusi sumber daya dan
Narapidana menjalani kehidupan hak-hak dasar juga dapat menjadi
yang sangat terbatas di dalam sel sumber ketegangan sosial di
penjara yang seringkali sempit dalam penjara. Lingkungan yang
dan penuh sesak. Mereka keras dan terkadang berpotensi
kehilangan kebebasan fisik dan berbahaya ini dapat berdampak
terbatas dalam berbagai hal, negatif pada kesehatan mental
termasuk akses terhadap narapidana. Mereka mungkin
lingkungan luar yang bisa mengalami tingkat stres yang
mendukung kesehatan mental tinggi, merasa terancam, atau
mereka. Isolasi sosial, bahkan menjadi korban
ketidakpastian hukuman, serta kekerasan oleh narapidana lain
kenyataan bahwa mereka atau petugas keamanan. Konflik
terpisah dari keluarga dan teman- dan ketidakstabilan emosional
teman mereka di luar penjara, yang mungkin timbul akibat faktor-
menciptakan tekanan psikologis faktor sosial ini dapat
yang signifikan. Kondisi berkontribusi pada gangguan
penahanan yang keras ini dapat kesehatan mental.
memicu atau memperburuk

5
Ketiga, akses terbatas terhadap juga mengalami gangguan
layanan kesehatan mental di kesehatan mental, stigma ini
dalam penjara adalah faktor yang dapat meningkat. Mereka
signifikan dalam mempengaruhi mungkin merasa terisolasi dan
kesehatan mental narapidana. merasa rendah diri, yang dapat
Latar belakang telah mencatat memperburuk kesehatan mental
bahwa narapidana seringkali mereka. Stigma sosial juga dapat
menghadapi kesulitan dalam memengaruhi dukungan yang
mendapatkan diagnosis dan mereka terima dari keluarga dan
perawatan yang tepat untuk teman-teman, yang pada
gangguan kesehatan mental gilirannya dapat mempengaruhi
mereka. Keterbatasan sumber proses reintegrasi mereka ke
daya, peraturan penjara, dan dalam masyarakat setelah
kurangnya personil medis yang pembebasan.
berkualifikasi dapat menghambat Kelima, ketidaksetaraan
upaya pengobatan dan dan konflik antarrekayasa dalam
pemahaman masalah kesehatan lingkungan penjara juga dapat
mental narapidana. Keadaan ini memengaruhi kesehatan mental
menciptakan tantangan serius narapidana. Ketidaksetaraan
dalam mengatasi gangguan dalam distribusi sumber daya dan
kesehatan mental yang mungkin akses terhadap peluang atau
ada di antara populasi fasilitas tertentu dapat
narapidana. menciptakan tekanan sosial di
Faktor keempat adalah antara narapidana. Hal ini dapat
stigma sosial terhadap menciptakan lingkungan yang
narapidana dan gangguan tidak stabil dan berkontribusi pada
kesehatan mental. Narapidana ketidaksetaraan sosial yang dapat
seringkali dihadapkan pada merusak kesehatan mental.
pandangan masyarakat yang
negatif dan diskriminasi karena
status mereka sebagai
narapidana. Ketika narapidana

6
B. Bagaimana pengaruh Kondisi ini dapat mengganggu
kesehatan mental narapidana konsentrasi, motivasi, dan
terhadap upaya rehabilitasi dan kemampuan mereka untuk
persiapan mereka untuk memanfaatkan pelatihan
reintegrasi ke dalam keterampilan, pendidikan, atau
masyarakat program terapi yang ditawarkan.
. Pengaruh kesehatan Hasilnya, mereka mungkin tidak
mental narapidana terhadap mendapatkan manfaat penuh dari
upaya rehabilitasi dan persiapan upaya rehabilitasi.
mereka untuk reintegrasi ke Kepatuhan pada Peraturan
dalam masyarakat adalah faktor dan Disiplin: Gangguan
kunci yang memengaruhi kesehatan mental narapidana
kesuksesan proses reintegrasi. juga dapat memengaruhi perilaku
Gangguan kesehatan mental mereka di dalam penjara. Mereka
narapidana dapat membawa mungkin menjadi lebih rentan
dampak serius pada proses terhadap konflik atau melanggar
rehabilitasi dan persiapan mereka peraturan, yang dapat berdampak
untuk kembali menjadi anggota pada status disiplin mereka di
masyarakat yang produktif. Dalam dalam penjara. Kedisiplinan yang
konteks ini, faktor-faktor berikut buruk dapat menghambat
menjelaskan bagaimana kemajuan mereka dalam program
kesehatan mental narapidana rehabilitasi dan persiapan untuk
dapat memengaruhi reintegrasi reintegrasi.
mereka: Risiko Penindakan
Partisipasi dalam Program Kembali: Narapidana dengan
Rehabilitasi: Gangguan gangguan kesehatan mental yang
kesehatan mental narapidana, tidak diatasi dengan baik mungkin
seperti depresi dan kecemasan, memiliki risiko lebih tinggi untuk
dapat menghambat kemampuan melakukan tindakan kriminal lagi
mereka untuk berpartisipasi setelah pembebasan. Kondisi
secara efektif dalam program kesehatan mental yang buruk,
rehabilitasi di dalam penjara. terutama jika tidak dikelola

7
dengan baik selama masa kembali ke dunia kriminal. Oleh
tahanan, dapat membuat mereka karena itu, diperlukan perubahan
rentan terhadap pola perilaku dalam pendekatan terhadap
kriminal yang berulang, seperti kesehatan mental narapidana
penyalahgunaan obat-obatan dalam sistem pemasyarakatan.
atau pelanggaran hukum lainnya.
Ini dapat menjadi hambatan serius Saran:
bagi proses reintegrasi yang Peningkatan Akses
sukses. Terhadap Layanan Kesehatan
BAB IV Mental: Lebih banyak investasi
PENUTUP harus dilakukan untuk
meningkatkan akses narapidana
A. KESIMPULAN dan SARAN
terhadap layanan kesehatan
Kesimpulan:
mental yang berkualitas di dalam
Kesehatan mental
lembaga pemasyarakatan. Ini
narapidana dalam sistem
termasuk pengadaan perawatan,
pemasyarakatan memiliki dampak
terapi, dan konseling yang sesuai
yang signifikan pada keberhasilan
dengan kebutuhan individu.
upaya rehabilitasi dan persiapan
Diperlukan pendekatan preventif
mereka untuk reintegrasi ke
yang kuat untuk mengidentifikasi
dalam masyarakat. Faktor-faktor
dan mengelola gangguan
seperti kondisi penahanan yang
kesehatan mental sejak dini.
keras, ketidaksetaraan, stigma
Program skrining dan evaluasi
sosial, dan akses terbatas
psikologis yang berkala harus
terhadap layanan kesehatan
diterapkan untuk mengenali
mental dapat menciptakan
masalah kesehatan mental
tantangan yang serius. Gangguan
narapidana sebelum berkembang
kesehatan mental narapidana
menjadi lebih serius.
dapat menghambat partisipasi
dalam program rehabilitasi,
DAFTAR REFERENSI
meningkatkan risiko pelanggaran
disiplin, dan bahkan Adison, J., & Suryadi, S. (2020).
meningkatkan risiko penindakan Gambaran kesehatan mental narapidana

8
ditinjau dari emosi psikis di polisi resort
painan. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(5),
925-932.

Irfansyah, A. N., & Subroto, M. (2023).


METODE PEMBINAAN DAN
PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP
NARAPIDANA LANJUT USIA GUNA
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
DAN KESEHATAN DI LEMBAGA
PEMASYARAKATAN. Jurnal
Komunikasi Hukum (JKH), 9(2), 221-
229.

Prabowo, S. A., & Subarkah, M. Z.


(2020). Hubungan Aktivitas Keagamaan
dengan Kesehatan Mental
Narapidana. Jurnal RAP (Riset Aktual
Psikologi Universitas Negeri
Padang), 11(1), 35-45.

Sulistio, P., & Anwar, U. (2022). Faktor


Yang Mempengaruhi Masalah
Kesehatan Mental Pada Narapidana Blok
Resiko Tinggi Di Lapas Kelas I
Semarang. SOSIOEDUKASI JURNAL
ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN
SOSIAL, 11(2), 163-167.

Warniyanti, S. (2017). Pentingnya


Layanan Konseling Berbasis Kesehatan
Mental di Lembaga
Pemasyarakatan. SCHOULID:
Indonesian Journal of School
Counseling, 2(3), 31.

Anda mungkin juga menyukai