Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH

METODE NUMERIK

PRAKTIKUM 06 – SISTEM PERSAMAAN NON LINIER I

DISUSUN OLEH:

L0122056 – ERVAND AULIA NASUTION

PROGRAM STUDI INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN SAINS DATA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2023
BAB I

ANALISIS SOURCE CODE

1. Analisis Source Code “GrafikTunggalA”

Source code diatas adalah program untuk membuat grafik tunggal dari
persamaan non linear 𝑦 = 2𝑥 − 6𝑥 + 8𝑥 − 5 dengan 𝑦 = −2. Sehingga persamaan
tersebut menjadi 𝑦 = 2𝑥 − 6𝑥 + 8𝑥 − 3. Variable x digunakan untuk menghasilkan
array -1 hingga 4 sebagai rentang nilai x grafik. Variable f digunakan untuk menghitung
nilai persamaan y berdasarkan nilai x. Variable y digunakan untuk menghitung nilai y
untuk setiap nilai x dalam rentang yang telah ditentukan yang akan digunakan untuk
menggambar grafik.
Setelah itu, program akan membuat grafik dari data variable yang telah
didefinisikan dengan judul “Grafik Persamaan a”. Di dalam grafik, terdapat garis
horizontal di 𝑦 = 0 dengan x = -1 hingga 4, garis vertikal di 𝑥 = 0 dengan y = -50
hingga 65, dan kurva dari persamaan 𝑦 = 2𝑥 − 6𝑥 + 8𝑥 − 3.
2. Analisis Source Code “GrafikTunggalB”
Source code diatas adalah program untuk membuat grafik tunggal dari
persamaan non linear 𝑦 = 𝑒 − 𝑥 dengan 𝑦 = 0 . Variable x digunakan untuk
menghasilkan array -1 hingga 2 sebagai rentang nilai x grafik. Variable f digunakan
untuk menghitung nilai persamaan y berdasarkan nilai x. Variable y digunakan untuk
menghitung nilai y untuk setiap nilai x dalam rentang yang telah ditentukan yang akan
digunakan untuk menggambar grafik.

Setelah itu, program akan membuat grafik dari data variable yang telah
didefinisikan dengan judul “Grafik Persamaan b”. Di dalam grafik, terdapat garis
horizontal di 𝑦 = 0 dengan x = -1 hingga 2, garis vertikal di 𝑥 = 0 dengan y = -1
hingga 4, dan kurva dari persamaan 𝑦 = 𝑒 − 𝑥 .

3. Analisis Source Code “GrafikTunggalC”

Source code diatas adalah program untuk membuat grafik tunggal dari
persamaan non linear 𝑦 = log(𝑥 + 0.1) + 𝑥 − 2 dengan 𝑦 = 0. Variable x digunakan
untuk menghasilkan array -0.1 hingga 2 sebagai rentang nilai x grafik. Variable f
digunakan untuk menghitung nilai persamaan y berdasarkan nilai x. Variable y
digunakan untuk menghitung nilai y untuk setiap nilai x dalam rentang yang telah
ditentukan yang akan digunakan untuk menggambar grafik.
Setelah itu, program akan membuat grafik dari data variable yang telah
didefinisikan dengan judul “Grafik Persamaan c”. Di dalam grafik, terdapat garis
horizontal di 𝑦 = 0 dengan x = -0.5 hingga 2, garis vertikal di 𝑥 = 0 dengan y = -8
hingga 2, dan kurva dari persamaan 𝑦 = log(𝑥 + 0.1) + 𝑥 − 2 .
4. Analisis Source Code “GrafikGandaA”

Source code diatas adalah program untuk membuat grafik ganda dari persamaan
non linear 𝑦 = 2𝑥 − 6𝑥 + 8𝑥 − 5 dengan 𝑦 = −2 . Persamaan tersebut dipisah
menjadi dua persamaan yaitu 𝑦1 = 2𝑥 − 6𝑥 dan 𝑦2 = 8𝑥 − 5 . Variable x
digunakan untuk membuat vektor x yang berisi nilai -1 hingga 4 dengan langkah default
100 elemen yang akan digunakan sebagai domain fungsi. Variable f1 dan f2 digunakan
untuk menyimpan persamaan y1 dan y2. Variable y digunakan untuk menghitung nilai
f1 dan f2 pada nilai x.
Setelah itu, program akan membuat grafik dari data variable yang telah
didefinisikan dengan kedua kurfa dari f1 dan f2 diatas plot yang sama. line([-1, 4], [0,
0]) dan line([0, 0], [-30, 30]) digunakan untuk menggambar sumbu x dan sumbu-y
dengan garis horizontal dan vertikal pada posisi yang tepat. gtext('y1 = 2x^3 - 6x^2),
gtext('y2 = -8x + 3'), dan gtext('Akar') digunakan untuk menambahkan anotasi teks pada
plot. Dalam hal ini, menambahkan label untuk dua fungsi dan label "Akar" yang akan
menunjukkan di mana akar dari salah satu fungsi tersebut berada.
5. Analisis Source Code “GrafikGandaB”
Source code diatas adalah program untuk membuat grafik ganda dari persamaan
non linear 𝑦 = 𝑒 − 𝑥 dengan 𝑦 = 0 . Persamaan tersebut dipisah menjadi dua
persamaan yaitu 𝑦1 = 𝑒 dan 𝑦2 = 𝑥 . Variable x digunakan untuk membuat vektor x
yang berisi nilai -0.1 hingga 2 dengan langkah default 100 elemen yang akan digunakan
sebagai domain fungsi. Variable f1 dan f2 digunakan untuk menyimpan persamaan y1
dan y2. Variable y digunakan untuk menghitung nilai f1 dan f2 pada nilai x.
Setelah itu, program akan membuat grafik dari data variable yang telah
didefinisikan dengan kedua kurva dari f1 dan f2 diatas plot yang sama. line([-0.5, 2],
[0, 0]) dan line([0, 0], [-6, 8]) digunakan untuk menggambar sumbu x dan sumbu-y
dengan garis horizontal dan vertikal pada posisi yang tepat. gtext('y1 = exp(x'),
gtext('y2 = x^2'), dan gtext('Akar') digunakan untuk menambahkan anotasi teks pada
plot. Dalam hal ini, menambahkan label untuk dua fungsi dan label "Akar" yang akan
menunjukkan di mana akar dari salah satu fungsi tersebut berada.
6. Analisis Source Code “GrafikGandaC”

Source code diatas adalah program untuk membuat grafik ganda dari persamaan
non linear 𝑦 = log(𝑥 + 0.1) + 𝑥 − 2 dengan 𝑦 = 0 . Persamaan tersebut dipisah
menjadi dua persamaan yaitu 𝑦1 = log(𝑥 + 0.1) + 𝑥 dan 𝑦2 = −𝑥 + 2. Variable x
digunakan untuk membuat vektor x yang berisi nilai -0.1 hingga 4 dengan langkah
default 100 elemen yang akan digunakan sebagai domain fungsi. Variable f1 dan f2
digunakan untuk menyimpan persamaan y1 dan y2. Variable y digunakan untuk
menghitung nilai f1 dan f2 pada nilai x.
Setelah itu, program akan membuat grafik dari data variable yang telah
didefinisikan dengan kedua kurva dari f1 dan f2 diatas plot yang sama. line([-1, 4], [0,
0]) dan line([0, 0], [-10, 10]) digunakan untuk menggambar sumbu x dan sumbu-y
dengan garis horizontal dan vertikal pada posisi yang tepat. gtext('y1 = log(x + 0.1'),
gtext('y2 = -x + 2'), dan gtext('Akar') digunakan untuk menambahkan anotasi teks pada
plot. Dalam hal ini, menambahkan label untuk dua fungsi dan label "Akar" yang akan
menunjukkan di mana akar dari salah satu fungsi tersebut berada.
7. Analisis Source Code “Biseksi”

Source code diatas adalah program untuk mencari hasil akar fungsi dari
persamaan menggunakan metode Biseksi. Terdapat lima parameter yang didefinisikan
dalam fungsi tersebut yaitu f (fungsi yang akan dicari akarnya), a (titik awal rentang
pencarian), b (titik akhir rentang pencarian), n (jumlah iterasi maksimum), dan tol
(batas toleransi untuk error). Selain itu, terdapat fa dan fb yang digunakan untuk
menghitung nilai fungsi di titik a dan b yang kemudian disimpan dalam variabel fa dan
fb. Lalu, terdapat looping untuk memeriksa tanda fa dan fb. Jika fa dan fb memiliki
tanda yang sama (sama – sama negatif/sama – sama positif), program akan mencetak
peringatan bahwa tanda sama.
Setelah itu, terdapat iterasi utama menggunakan looping for i=1:n untuk
melakukan pencarian akar menggunakan metode Biseksi dengan langkah – langkah
sebagai berikut:

 Menghitung nilai tengah c menggunakan rumus metode biseksi.


 Menghitung nilai fungsi di titik tengah c dan simpan dalam fc.
 Mencetak informasi iterasi saat ini.
 Kondisi if abs(c-a) <= tol || abs(c-b) <= tol digunakan untuk menghentikan iterasi jika
error (perbedaan antara c dan a atau c dan b) sudah lebih kecil dari atau sama dengan
batas toleransi tol.

Lalu, terdapat looping untuk menghentikan iterasi jika fa atau fc bernilai 0 yang
berarti akar sudah ditemukan. elseif fa*fc < 0 dan else digunakan untuk memutuskan
apakah akar berada di antara a dan c atau di antara b dan c. Ini menggantikan nilai a
atau b dengan c sesuai dengan perbandingan tanda dari fa dan fc.

8. Analisis Source Code “Biseksi_A”

Source code diatas adalah program untuk mencari hasil akar fungsi dari
persamaan 𝑓 = 2𝑥 − 6𝑥 + 8𝑥 − 3 menggunakan metode Biseksi. Untuk interval
batas bawah menginisialisasi variabel a dengan batas nilai -2, sedangkan untuk interval
batas atas menginisialisasi variabel b dengan batas nilai 2. Maksimal iterasi yang akan
ditampilkan adalah 20 iterasi dengan nilai toleransi 0.0001. root_a_bisection =
Biseksi(f,a,b,n,tol) ini merupakan penyelesaian dengan cara memanggil fungsi Biseksi.
Hasil akar yang dihasilkan nantinya akan disimpan dalam variabel root_a_bisection.
9. Analisis Source Code “Biseksi_B”

Source code diatas adalah program untuk mencari hasil akar fungsi dari
persamaan 𝑓 = 𝑒 − 𝑥 menggunakan metode Biseksi. Untuk interval batas bawah
menginisialisasi variabel a dengan batas nilai -2, sedangkan untuk interval batas atas
menginisialisasi variabel b dengan batas nilai 2. Maksimal iterasi yang akan
ditampilkan adalah 20 iterasi dengan nilai toleransi 0.0001. root_b_bisection =
Biseksi(f,a,b,n,tol) ini merupakan penyelesaian dengan cara memanggil fungsi Biseksi.
Hasil akar yang dihasilkan nantinya akan disimpan dalam variabel root_b_bisection.

10. Analisis Source Code “Biseksi_C”

Source code diatas adalah program untuk mencari hasil akar fungsi dari
persamaan 𝑓 = log(𝑥 + 0.1) + 𝑥 − 2 menggunakan metode Biseksi. Untuk interval
batas bawah menginisialisasi variabel a dengan batas nilai 0, sedangkan untuk interval
batas atas menginisialisasi variabel b dengan batas nilai 2. Maksimal iterasi yang akan
ditampilkan adalah 20 iterasi dengan nilai toleransi 0.0001. root_c_bisection =
Biseksi(f,a,b,n,tol) ini merupakan penyelesaian dengan cara memanggil fungsi Biseksi
dari file Biseksi.m. Hasil akar yang dihasilkan nantinya akan disimpan dalam variabel
root_c_bisection.
11. Analisis Source Code “RegulaFalsi”

Source code diatas adalah program untuk mencari hasil akar fungsi dari
persamaan menggunakan metode Regula Falsi. Terdapat lima parameter yang
didefinisikan dalam fungsi tersebut yaitu f (fungsi yang akan dicari akarnya), a (titik
awal rentang pencarian), b (titik akhir rentang pencarian), n (jumlah iterasi maksimum),
dan tol (batas toleransi untuk error). Selain itu, terdapat fa dan fb yang digunakan untuk
menghitung nilai fungsi di titik a dan b yang kemudian disimpan dalam variabel fa dan
fb. Lalu, terdapat looping untuk memeriksa tanda fa dan fb. Jika fa dan fb memiliki
tanda yang sama (sama – sama negatif/sama – sama positif), program akan mencetak
peringatan bahwa tanda sama.

Setelah itu, terdapat iterasi utama menggunakan looping for i=1:n untuk
melakukan pencarian akar menggunakan metode Regula Falsi dengan langkah –
langkah sebagai berikut:
 Menghitung nilai c menggunakan rumus metode Regula Falsi.
 Menghitung nilai fungsi di titik c dan simpan dalam fc.
 Mencetak informasi iterasi saat ini.
 Kondisi if abs(c-a) <= tol || abs(c-b) <= tol digunakan untuk menghentikan iterasi jika
error (perbedaan antara c dan a atau c dan b) sudah lebih kecil dari atau sama dengan
batas toleransi tol.

Lalu, terdapat looping untuk menghentikan iterasi jika fa atau fc bernilai 0 yang
berarti akar sudah ditemukan. elseif fa*fc < 0 dan else digunakan untuk memutuskan
apakah akar berada di antara a dan c atau di antara b dan c. Ini menggantikan nilai a
atau b dengan c sesuai dengan perbandingan tanda dari fa dan fc.

12. Analisis Source Code “RegulaFalsi_A”

Source code diatas adalah program untuk mencari hasil akar fungsi dari
persamaan 𝑓 = 2𝑥 − 6𝑥 + 8𝑥 − 3 menggunakan metode Regula Falsi. Untuk
interval batas bawah menginisialisasi variabel a dengan batas nilai 0, sedangkan untuk
interval batas atas menginisialisasi variabel b dengan batas nilai 5. Maksimal iterasi
yang akan ditampilkan adalah 20 iterasi dengan nilai toleransi 0.0001. akar_a =
RegulaFalsi(f,a,b,n,tol) ini merupakan penyelesaian dengan cara memanggil fungsi
RegulaFalsi. Hasil akar yang dihasilkan nantinya akan disimpan dalam variabel akar_a.

13. Analisis Source Code “RegulaFalsi_B”


Source code diatas adalah program untuk mencari hasil akar fungsi dari
persamaan 𝑓 = 𝑒 − 𝑥 menggunakan metode Regula Falsi. Untuk interval batas
bawah menginisialisasi variabel a dengan batas nilai -1, sedangkan untuk interval batas
atas menginisialisasi variabel b dengan batas nilai 5. Maksimal iterasi yang akan
ditampilkan adalah 20 iterasi dengan nilai toleransi 0.0001. akar_b =
RegulaFalsi(f,a,b,n,tol) ini merupakan penyelesaian dengan cara memanggil fungsi
RegulaFalsi. Hasil akar yang dihasilkan nantinya akan disimpan dalam variabel akar_b.

14. Analisis Source Code “RegulaFalsi_C”

Source code diatas adalah program untuk mencari hasil akar fungsi dari
persamaan 𝑓 = log(𝑥 + 0.1) + 𝑥 − 2 menggunakan metode Regula Falsi. . Untuk
interval batas bawah menginisialisasi variabel a dengan batas nilai 0, sedangkan untuk
interval batas atas menginisialisasi variabel b dengan batas nilai 3. Maksimal iterasi
yang akan ditampilkan adalah 20 iterasi dengan nilai toleransi 0.0001. akar_c =
RegulaFalsi(f,a,b,n,tol) ini merupakan penyelesaian dengan cara memanggil fungsi
Regula Falsi dari file RegulaFalsi.m. Hasil akar yang dihasilkan nantinya akan
disimpan dalam variabel akar_c.
BAB II

ANALISIS PRAKTIKUM

1. Analisis Hasil “GrafikTunggalA”

Saat program dijalankan, maka source code akan menampilkan plot (x, y) yang
menggambarkan grafik tunggal 𝑦 = 2𝑥 − 6𝑥 + 8𝑥 − 3 . Plot ini akan memiliki
sumbu X dengan garis horizontal dari x = -1 hingga x = 4, dan sumbu Y dengan garis
vertikal dari y = -50 hingga y = 65. Sumbu sumbu Y ini akan berada pada nilai x = 0.
Hasil plot akan menunjukkan pola kenaikan yang sesuai dengan bentuk kurva dari
persamaan f.
2. Analisis Hasil “GrafikTunggalB”

Saat program dijalankan, maka source code akan menampilkan plot (x, y) yang
menggambarkan grafik tunggal 𝑦 = 𝑒 − 𝑥 . Plot ini akan memiliki sumbu X dengan
garis horizontal dari x = -1 hingga x = 2, dan sumbu Y dengan garis vertikal dari y = 1
hingga y = 4. Sumbu sumbu Y ini akan berada pada nilai x = 0. Hasil plot akan
menunjukkan pola kenaikan yang sesuai dengan bentuk kurva dari persamaan f.
3. Analisis Hasil “GrafikTunggalC”

Saat program dijalankan, maka source code akan menampilkan plot (x, y) yang
menggambarkan grafik tunggal 𝑦 = log(𝑥 + 0.1) + 𝑥 − 2 . Plot ini akan memiliki
sumbu X dengan garis horizontal dari x = -0.5 hingga x = 2, dan sumbu Y dengan garis
vertikal dari y = -8 hingga y = 2. Sumbu sumbu Y ini akan berada pada nilai x = 0.
Hasil plot akan menunjukkan pola kenaikan yang sesuai dengan bentuk kurva dari
persamaan f.
4. Analisis Hasil “GrafikGandaA”

Saat program dijalankan, maka source code akan menampilkan plot (x, y) yang
menggambarkan grafik ganda dari persamaan 𝑦1 = 2𝑥 − 6𝑥 dan 𝑦2 = 8𝑥 − 5. Plot
ini akan memiliki sumbu X dengan garis horizontal dari x = -1 hingga x = 4, dan sumbu
Y dengan garis vertikal dari y = -30 hingga y = 30. Sumbu sumbu Y ini akan berada
pada nilai x = 0. Hasil plot diatas merupakan pertemuan sumbu Akar fungsi dari
persamaan f1 dan f2 mendekati angka x = 0.5.
5. Analisis Hasil “GrafikGandaB”

Saat program dijalankan, maka source code akan menampilkan plot (x, y) yang
menggambarkan grafik ganda dari persamaan 𝑦1 = 𝑒 dan 𝑦2 = 𝑥 . Plot ini akan
memiliki sumbu X dengan garis horizontal dari x = -0.5 hingga x = 2, dan sumbu Y
dengan garis vertikal dari y = -6 hingga y = 8. Sumbu sumbu Y ini akan berada pada
nilai x = 0. Hasil plot diatas tidak ada pertemuan antara f1 dan f2 sehingga tidak ada
akar yang bertemu.

6. Analisis Hasil “GrafikGandaC”

Saat program dijalankan, maka source code akan menampilkan plot (x, y) yang
menggambarkan grafik ganda dari persamaan 𝑦1 = log(𝑥 + 0.1) dan 𝑦2 = −𝑥 + 2.
Plot ini akan memiliki sumbu X dengan garis horizontal dari x = -1 hingga x = 4, dan
sumbu Y dengan garis vertikal dari y = -10 hingga y = 10. Sumbu sumbu Y ini akan
berada pada nilai x = 0. Hasil plot diatas terdapat pertemuan antara f1 dan f2 sehingga
menghasilkan titik potong menjadi nilai akar fungsi mendekati x = 1.5.
7. Analisis Hasil “Biseksi_A”

Saat program dijalankan, maka source code akan menampilkan data jumlah
iterasi, a (titik awal rentang pencarian), b (titik akhir rentang pencarian), fa (nilai fungsi
di titik a), fb (nilai fungsi di titik b), c (hasil perhitungan menggunakan metode Biseksi),
dan fc (nilai fungsi di titik c) dari persamaan 𝑓 = 2𝑥 − 6𝑥 + 8𝑥 − 3 yang
menunjukkan bahwa hasil akar persamaan a dengan maksimal iterasi 20 dan nilai
tolerasi 0.0001 adalah 0.576111. Jumlah iterasi yang ditampilkan hanya sampai iterasi
ke-16 dikarenakan saat nilai diiterasikan sampai ke-16 dengan nilai batas -2 sampai 2
sudah ditemukan hasilnya dengan nilai toleransi yang sangat kecil.

8. Analisis Hasil “Biseksi_B”

Saat program dijalankan, maka source code akan menampilkan data jumlah
iterasi, a (titik awal rentang pencarian), b (titik akhir rentang pencarian), fa (nilai fungsi
di titik a), fb (nilai fungsi di titik b), c (hasil perhitungan menggunakan metode Biseksi),
dan fc (nilai fungsi di titik c) dari persamaan 𝑓 = 𝑒 − 𝑥 yang menunjukkan bahwa
hasil akar persamaan b dengan maksimal iterasi 20 dan nilai tolerasi 0.0001 adalah -
703430. Jumlah iterasi yang ditampilkan hanya sampai iterasi ke-16 dikarenakan saat
nilai diiterasikan sampai ke-16 dengan nilai batas -2 sampai 2 sudah ditemukan hasilnya
dengan nilai toleransi yang sangat kecil.

9. Analisis Hasil “Biseksi_C”

Saat program dijalankan, maka source code akan menampilkan data jumlah
iterasi, a (titik awal rentang pencarian), b (titik akhir rentang pencarian), fa (nilai fungsi
di titik a), fb (nilai fungsi di titik b), c (hasil perhitungan menggunakan metode Biseksi),
dan fc (nilai fungsi di titik c) dari persamaan 𝑓 = log(𝑥 + 0.1) + 𝑥 − 2 yang
menunjukkan bahwa hasil akar persamaan c dengan maksimal iterasi 20 dan nilai
tolerasi 0.0001 adalah 1.518494. Jumlah iterasi yang ditampilkan hanya sampai iterasi
ke-15 dikarenakan saat nilai diiterasikan sampai ke-15 dengan nilai batas 0 sampai 2
sudah ditemukan hasilnya dengan nilai toleransi yang sangat kecil.

10. Analisis Hasil “RegulaFalsi_A”


Saat program dijalankan, maka source code akan menampilkan data jumlah
iterasi, a (titik awal rentang pencarian), b (titik akhir rentang pencarian), fa (nilai fungsi
di titik a), fb (nilai fungsi di titik b), c (hasil perhitungan menggunakan metode Regula
Falsi), dan fc (nilai fungsi di titik c) dari persamaan 𝑓 = 2𝑥 − 6𝑥 + 8𝑥 − 3. Hasil
akar persamaan a menunjukkan bahwa setelah maksimal 20 iterasi dengan toleransi
sebesar 0.0001, ditemukan nilai sebesar 0.535284. Iterasi yang ditampilkan mencapai
batasan maksimal iterasi, yaitu iterasi ke-20. Hasil akhir ditemukan dengan toleransi
sangat kecil dalam rentang antara 0 hingga 5.

11. Analisis Hasil “RegulaFalsi_B”

Saat program dijalankan, maka source code akan menampilkan data jumlah
iterasi, a (titik awal rentang pencarian), b (titik akhir rentang pencarian), fa (nilai fungsi
di titik a), fb (nilai fungsi di titik b), c (hasil perhitungan menggunakan metode Regula
Falsi), dan fc (nilai fungsi di titik c) dari persamaan 𝑓 = 𝑒 − 𝑥 . Hasil akar persamaan
b menunjukkan bahwa setelah maksimal 20 iterasi dengan toleransi sebesar 0.0001,
ditemukan nilai sebesar -0.744142. Iterasi yang ditampilkan mencapai batasan
maksimal iterasi, yaitu iterasi ke-20. Hasil akhir ditemukan dengan toleransi sangat
kecil dalam rentang antara -1 hingga 5.
12. Analisis Hasil “RegulaFalsi_C”

Saat program dijalankan, maka source code akan menampilkan data jumlah
iterasi, a (titik awal rentang pencarian), b (titik akhir rentang pencarian), fa (nilai fungsi
di titik a), fb (nilai fungsi di titik b), c (hasil perhitungan menggunakan metode Regula
Falsi), dan fc (nilai fungsi di titik c) dari persamaan 𝑓 = log(𝑥 + 0.1) + 𝑥 − 2 . Hasil
akar persamaan c menunjukkan bahwa setelah maksimal 20 iterasi dengan toleransi
sebesar 0.0001, ditemukan nilai sebesar 1.518537. Iterasi yang ditampilkan hanya
sampai iterasi ke-12. Hasil akhir ditemukan dengan toleransi sangat kecil dalam rentang
antara 0 hingga 3.

Anda mungkin juga menyukai