NAMA : MOCH KHOIRUL YAZID
NIM : 22308404111005
PRODI : KOMUNIKASI PENYIARAN
ISLAM (KPI)
TEKS ASLI
Literasi, kini, menjadi terma bersaing,
terma yang telah meninggalkan makna
muasalnya sejak dekade ke-15. ia tak
lagi sekadar pengetahuan tentang
aksara, tak cuma merujuk ragam
kualitas: terdidik atau tak terdidik,
adab aksara atausakit aksara, literacy
atau illiteracy. Literasi, kini, menjadi
terma payung, jangkar bagi segenap
kualitas transdisiplin. Ia bisa bermatra
kultural, bergatra politikal,
berdimensi ekonomikal. Berperspektif
sosial. Literasi, sekarang, menjadi aksi
untuk membaca sekalian menakar
gerak-gerik peradaban. (Alwy
Rachman, Literasi Tiga Jendela)
Adakah dunia tanpa kekerasan?
Pertanyaan ini pasti utopis, sama
utopisnya dengan senandung John
Lennon dalam Imagine, senandung
yang berkehendak mengeritik
agama-agama dan negara-negara
pelaku kekerasan. Imagine bukan lagi
mimpi tentang manusia yang setia
pada ideologi. Ia adalah suara lirih
utopis yang berkehendak menarik
manusia keluar dari kekerasan.
Ideologi dan utopia adalah soal cara
pikir, ibarat berpikir di atas permainan
teka-teki serupa tapi tak sama, genre
yang pertama kali muncul di media
cetak New York World pada tahun
1913, edisi hari Minggu. Ideologi
bukan utopia. Ideologi adalah cita-cita
SADURAN(PARAFRASE)
Literasi saat ini sudah tidak relevan
lagi, sebab banyak orang yang sudah
terpengaruh oleh kemajuan zaman,
sehingga manusia sekarang tidak bisa
membedakan antara buta huruf dan
melihat huruf. Yang mana literasi itu
sangat penting dalam disiplin
keilmuan. Diantaranya literasi untuk
mahir alur peradapan digital, literasi
untuk orang-orang ahli menulis, dan
lain sebagainya. Semua ini dibutukan
literasi, untuk mahir dalam bidang
tertentu. Selain itu literasi dapat
digolongkan sebagai ranah
kultural,politik, ekonomi, dan sosial.
Tergantung kita memahami dan
menyampaikan.
Dunia itu keras! Peryataan ini sangat
jelas, sebagai mana Imagine John
Lennon besenandung pada tahun 1971,
mana liriknya utopis dengan
berimajinasi sebuah dunia tanpa
kekerasan, berdasarkan harapan
manusia di dalam dunia kegelapan.
Lirik yang utopis dengan penuh
harapan mengeluarkan manusia dari
lubang kekerasan
Utopia dan ideologi tidak asing lagi di
dalam dunia filsafat yang mana
keduanya serupa namun tak sama.
Ideologi yaitu sebuah harapan
berdasarkan pengalaman, sedangkan
utopia sebuah harapan yang tidak ada
pengalaman. Namun keduanya
bersama, tentang masa depan memiliki tujuan untuk masa depan
berdasarkan pengalaman, sementara
utopia adalah cita-cita bersama, juga
di masa depan, tapi tak didasarkan
pada pengalaman.
Imagine adalah genre yang tak lagi Di dalam Imagine sebuah lirik yang
percaya bahwa manusia masih digambarkan oleh John Lennon, yang
menaruh hormat pada pengalaman mana jiwa manusia telah retak
manusiawi. Di sini, manusia kemanusiawianyan
didakukan telah tersungkir dari
pengalaman hidup bersama,
kehilangan kapasitasnya sendiri
sebagai makhluk yang berpotensi
sebagai manusia. Imagine adalah
cermin retak, tempat manusia bisa
memandang dirinya yang hadir
sebagai makhluk lain yang biadab
terhadap sesama. (Alwy Rachman,
Anak-anak di Meja “Sarapan Pagi”)