Oleh :
Latar Belakang
Kini realitas telah menyatu dengan dunia virtual, pergeseran dunia realitas
telah membawa masyarakat ke dunia tanpa batas. Dunia yang mulai kehilangan
tumpuan atas realita itu sendiri, fenomena realitas merupakan cara masyarakat dalam
menjalani realita yang dihadapi. Realita yang dipenuhi dengan pemenuhan harapan
simbolik terhadap sebuah benda yang melebihi ketentuannya, realitas yang mulai
kehilangan tumpuan atas realitasnya merupakan realitas oleh Jean Baudrillard atau
yang disebut hiperealitas.
Pembahasan
Seringkali orang berpikir bahwa Ilusi merupakan suatu hal yang abstrak.
Sebuah angan-angan, sebuah khayalan akan sesuatu yang ada. Suatu hal yang akan
dipatahkan ketika menghadapi realitas yang ada namun seringkali tidak sesuai yang
dikhayalkan. Realitas dan ilusi adalah dua konsep yang sering kali sulit dibedakan.
Mereka memiliki perbedaan yang mendasar, namun keduanya bisa terjalin secara
kompleks dalam pengalaman manusia. Menurut Sarlito W. Sarwono dalam buku
pengantar Psikologi Umum (2010), illusi merupakan gejala normal yang dialami oleh
manusia dan setiap orang pasti merasakannya.
Realitas merujuk pada keberadaan yang obyektif dan independen dari persepsi
atau pikiran kita. Sementara itu, ilusi adalah kesalahan persepsi atau interpretasi
terhadap realitas. Dalam istilah sederhana, realitas adalah "apa adanya", sedangkan
ilusi adalah "yang kita kira ada". Untuk mengetahui apakah sesuatu itu realitas atau
ilusi, kita perlu mempertimbangkan beberapa faktor:
1. Puisi Lama
2. Puisi Baru
Puisi baru merupakan sebuah karya sastra yang mengungkapkan
perasaan serta pikiran yang menggunakan bahasa dengan
memperhatikan irama, mantra, penyusunan lirik hingga makna di
dalam puisi tersebut. Puisi baru memiliki beberapa ciri-ciri, seperti
menggunakan puisi empat seuntai, tiap barisnya atas sebuah gatra
yang terdiri dari 4-5 suku kata.
3. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer adalah puisi yang selalu berusaha menyesuaikan
perkembangan zaman atau keluar dari ikatan konvensional. Umumnya
jenis puisi ini tidak lagi mementingkan irama serta gaya bahasa seperti
puisi lama dan puisi baru. Adapun klasifikasi puisi kontemporer meliputi
puisi konkret, puisi lama dan puisi mbeling atau puisi yang tidak
mengikuti aturan umum.
C. Teori Hiperrealitas
Hiperealitas merupakan dunia yang dipenuhi dengan citraan dan ilusi.
Dunia yang di dalamnya terdapat kesenjangan. Ilusi dianggap sebagai suatu
kebenaran dalam hidup masyarakat. Sebagaimana yang dijelaskan Baudrillard
Ilusi yang sebenarnya berlawanan dengan ilusi penampilanya. Tidak ada yang
disembunyikan di sana, tidak ada rahasia, tak ada ketiadaan. Tujuanya adalah
mengkloning realitas, mengkloning yang nyata lewat hiperealnya dan
memusnahkan yang nyata lewat penggandaannya.
Dunia hiperealitas merupakan dunia pengganda. Dunia yang
diciptakan dari salin menyalincopy. Akan tetapi, pengganda ini tidak lagi
memiliki rujukan akan realitas sehingga masyarakat kehilangan pondasi
realitasnya. Sebagaimana yang diungkapkan Baudrillard dalam Piliang, bahwa
realitas masyarakat, bagi Baudrillard tak lagi memiliki pondasi yang pejal.
Basisnya adalah tak lain salinan citrawi. Inilah yang kemudian ia sebut
simulakrum, yakni salinan yang tidak lagi memiliki hubungan sama sekali
dengan hal asli yang disalinnya. Dunia hiperealitas seperti yang dikatakan
oleh Baudrillard ini akan digunakan sebagai teori pendekatan dalam melihat
perilaku masyarakat, khususnya masyarakat di Indonesia.
Penutup
Sebagai karya sastra puisi bersumber pada fenomena hiperealitas ,yang mana
merupakan sebuah proses kreatif yang tidak sederhana. Proses kreatif yang melewati
pengamatan dan rasa pada fenomena sosial. Penciptaan yang berdasar pada fenomena
sosial biasanya mengacu pada pengalaman yang bersifat pribadi, persoalan
hiperealitas sangat mungkin dialami oleh semua orang pada era postmodern ini.
Hanya saja kesadaran dalam memahami kesenjangan dalam fenomena tersebut tidak
dimiliki oleh semua orang. Kenyataan bahwa hampir setiap orang tentunya memiliki
ilusi terhadap realitas yang ada. Kenyataan-kenyataan tersebut yang meyakinkan
pilihan untuk tidak menghadirkan fenomena hiperealitas dalam satu sisi yang stagnan.
Permasalahan di dalam fenomena hiperealitas sangat mungkin berkembang dengan
cepat sebagaimana perkembangan dalam hidup kita yang juga sangat cepat. Akhirnya
pembicaraan mengenai fenomena hiperealitas tidak akan berhenti di dalam sebuah
karya puisi. Sebab, fenomena hiperealitas adalah sebuah kenyataan baru yang
memungkinkan perubahan-perubahan dalam setiap detik di dalam dunia simulasi
yang diciptakan teknologi canggih saat ini.
Sumber Pustaka
Anonim. 2023. Apa yang membedakan antara realitas dan ilusi? Bagaimana kita
tahu bahwa apa yang kita anggap sebagai realitas benar-benar nyata?.
https://id.quora.com/Apa-yang-membedakan-antara-realitas-dan-ilusi-
Bagaimana-kita-tahu-bahwa-apa-yang-kita-anggap-sebagai-realitas-benar-
benar-nyata. Diakses pada 13 mei 2023.
Jaconiah, Iwan. 2022. Tak Ada Sesuatu Yang Baru Dibawah Matahari.
https://m.mediaindonesia.com/sajak-kofe/462705/tak-ada-sesuatu-yang-
baru-di-bawah-matahari. Diakses pada 13 mei 2023.
Nughara, Jevi. 2020. Puisi Adalah Karya Sastra yang Memiliki Makna, Kenali Jenis
dan Cara Membuatnya. https://www.merdeka.com/jateng/puisi-adalah-
karya-sastra-yang-memiliki-makna-kenali-jenis-dan-cara-membuatnya-
kln.html. Diakses pada 13 mei 2023.