Anda di halaman 1dari 3

Case Report

Go Pro
Group 4 : Miykel Poluan, Merry Yasuwito, Hanna Kambey, Derby Rampen

GoPro, Inc. didirikan pada tahun 2002 oleh Nick Woodman dan telah berkembang menjadi produsen
kamera aksi digital terkemuka. Perusahaan ini berawal dari ketidakpuasan Woodman terhadap pilihan
kamera yang ada saat berselancar di Australia. Visi GoPro adalah memungkinkan orang berbagi
pengalaman hidup mereka melalui foto dan video berkualitas tinggi yang diambil dengan kamera
serbaguna. Meskipun awalnya terdapat kekhawatiran mengenai pangsa pasar global, GoPro telah
memperluas kehadiran dan lini produknya, meraih kesuksesan namun menghadapi persaingan yang
ketat.

Vision and Mission:

Vision: Memberikan alat yang inovatif dan berkualitas tinggi bagi pengguna untuk merekam, berbagi,
dan merasakan momen-momen aksi dan petualangan dalam kehidupan mereka.

Mission: Mengembangkan teknologi yang memungkinkan pengguna untuk merekam momen-momen


pribadi dan petualangan dengan kualitas visual yang superior dan memberikan platform bagi pengguna
GoPro untuk berbagi konten, mendapatkan inspirasi, dan terlibat dalam komunitas yang terhubung,
serta Menawarkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup individu yang aktif
dan berpetualang.

Statement of the Problem: GoPro sangat bergantung pada lini Hero-nya, dan penurunan penjualan Hero
dapat menyebabkan kerugian finansial.

Objectives:

Short Term:

- Increase Asia Pacific revenue by 5%.


- Establish partnerships with large distributors like Walmart, Target, and Amazon.
- Advertise content captured by cameras through sports coverage and professional broadcasting.

Long Term:

- Focus on R&D for new market segments like medical and law enforcement.
- Expand further in APAC through retail outlets.

Strengths:

- Merek yang kuat: GoPro memiliki reputasi yang kuat dalam menghasilkan produk kelas atas dan
menawarkan layanan konsumen yang sangat baik.
- Jaringan distribusi yang baik: GoPro telah membangun jaringan distribusi yang andal yang
mencakup berbagai wilayah, sehingga meningkatkan kehadiran pasarnya.
- Kemitraan dengan perusahaan teknologi: Merger dan akuisisi yang sukses, seperti dengan
General Things, Inc., berkontribusi terhadap peningkatan operasional.
- Hubungan pelanggan yang baik: Keterlibatan pelanggan yang tinggi, terutama di media sosial,
memperkuat identitas merek.
- Sistem TI yang mapan: Operasi internal dan eksternal yang efisien dipastikan melalui sistem TI
GoPro yang mudah digunakan.

Weakness:

- Penelitian dan Pengembangan: GoPro perlu berinvestasi lebih banyak dalam Penelitian dan
Pengembangan agar tetap kompetitif dan memperkenalkan produk inovatif yang lebih luas.
- Harga mahal: Kamera GoPro dihargai lebih tinggi dibandingkan model setara, sehingga
berpotensi mengarahkan pelanggan ke pesaing.
- Rendahnya investasi pada teknologi baru: Terbatasnya fokus pada investasi pada teknologi baru
menghambat inovasi dan pemeliharaan kualitas.
- Tingkat pergantian karyawan yang tinggi: GoPro menghadapi tingkat pergantian staf yang lebih
tinggi dibandingkan pesaing, sehingga menyebabkan peningkatan biaya pelatihan.
- Kurangnya riset pasar: Kurangnya fokus pada riset pasar internasional menghambat
pemahaman preferensi pelanggan dan minat yang terus berkembang.

Opportunity:

- Pengenalan merek: GoPro telah mencapai pengakuan merek yang signifikan, menguasai 30,4%
pangsa pasar camcorder.
- Peningkatan pendapatan: Produk tahan lama yang melayani aktivitas luar ruangan yang ekstrem
berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan.
- Pengembangan produk: Memperkenalkan drone helikopter yang dilengkapi kamera GoPro
memperluas lini produk.
- Pemasaran jaringan: Memanfaatkan pasar olahraga yang meningkat dan kepercayaan dari para
pemain dan penyiar olahraga berkontribusi terhadap pembangunan.
- Kemajuan dalam kemampuan produk: Peningkatan kemampuan pengeditan dan perangkat
lunak melalui merger meningkatkan pengalaman pelanggan.

Threats:

- Persaingan yang tinggi: Persaingan yang ketat dalam industri kamera dari pesaing seperti ION
America, Garmin, dan Canon memberikan ancaman.
- Tidak termasuk dalam pasar global: Pangsa pasar global GoPro saat ini hanya 7%, tertinggal dari
pesaing yang diakui secara global.
- Meningkatnya permintaan terhadap ponsel pintar: Ponsel pintar canggih menimbulkan
ancaman bagi GoPro dan berpotensi menggantikan kamera khusus.
- Satu lini produk: Mengandalkan satu lini produk membatasi pilihan konsumen dan dapat
menyebabkan hilangnya pelanggan karena pesaing.
- Perubahan peraturan perdagangan internasional: Perubahan berkelanjutan dalam kebijakan
perdagangan global memerlukan kemampuan beradaptasi agar operasi global dapat
berkelanjutan.
Strategy:

Inovasi Produk:
- Pengembangan Teknologi Kamera yang Inovatif: Fokus pada pengembangan teknologi kamera yang
unggul untuk menangkap momen petualangan, aksi, dan pengalaman yang menarik.
- Diversifikasi Produk: Perluasan portofolio produk untuk mencakup berbagai model kamera dengan
fitur-fitur yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam.

Pemasaran yang Kuat:


- Mempromosikan Gaya Hidup Aktif: Strategi pemasaran yang menekankan gaya hidup aktif,
petualangan, dan momen-momen aksi melalui konten yang menarik.
- Kolaborasi dengan Atlet dan Pengguna Terkenal: Menggandeng atlet, selebriti, dan pengguna terkenal
untuk memperluas jangkauan dan membangun citra merek yang kuat.

Diversifikasi Pemasaran dan Penjualan:


- Ekspansi ke Pemasaran Digital dan Ritel: Diversifikasi strategi pemasaran dengan fokus pada penjualan
online serta melalui toko ritel dan mitra distribusi global.
- Kemitraan dengan Penyedia Layanan Streaming: Kolaborasi dengan platform streaming untuk
meningkatkan konten yang dihasilkan oleh pengguna GoPro.

Fokus pada Kualitas dan Kepuasan Pelanggan:


- Peningkatan Kualitas Produk: Berfokus pada inovasi dan perbaikan produk untuk memastikan kualitas
yang optimal bagi pengguna.
- Layanan Pelanggan yang Unggul: Memberikan layanan pelanggan yang responsif dan berkualitas tinggi
untuk memastikan kepuasan dan loyalitas pengguna.

Anda mungkin juga menyukai