Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL FIELD STUDY

PERAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TPS SRIKANA DALAM


MEWUJUDKAN CINTA TANAH AIR: ANALISIS KESADARAN
LINGKUNGAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Disusun oleh Kelompok 5 PDB 45 :


Najwa A'sal Aurora (002231090)
M. Fadhlan Wahyudi (111231177)
Adisti Putri Sasikirani (121231161)
Handika Martha Wasisa (131231213)
Suqya Rahma Alfiani (144231211)
Riesya Mardhatillah (161231145)
Ahmad Idris Al-Hammad (174231011)
Amanda Noviana (185231081)
Muhammad Hernanda Bagus Arifin (421231075)

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Kegiatan Field Study ini

dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih

terhadap bantuan dari pihak-pihak yang turut berkontribusi dalam memberikan

sumbangan baik berupa pikiran maupun materi.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca, serta penulis juga berharap lebih jauh lagi agar laporan

ini bisa bermanfaat bagi pembaca dalam menyediakan bahan rujukan untuk

menyelesaikan kasus di kehidupan sehari-hari yang memiliki sub isu yang sama.

Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan

ini, karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan wawasan. Untuk itu, penulis

senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan laporan ini.

Surabaya, 12 November 2023

Penulis

ii
RINGKASAN

Tingginya produksi sampah di Kota Surabaya, khususnya di TPS Srikana,


yang menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan dan sosial. Metode yaitu
melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi di lokasi penelitian. Tujuan
penulisan adalah untuk mengkaji sistem pengelolaan sampah secara teknis di TPS
Srikana, serta menganalisis tingkat kesadaran lingkungan dan partisipasi
masyarakat setempat dalam pemilahan sampah. Surabaya adalah kota dengan
penduduk terbesar kedua di Indonesia dan pemasok sampah terbesar di
Indonesia. TPS Srikana salah satu tempat pembuangan sampah yang
menyumbang 70 ton sampah per hari di Surabaya. Permasalahan yang dihadapi
adalah kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan
sampah dan pemilahan sampah. Upaya yang perlu dilakukan adalah melibatkan
masyarakat dalam kesadaran dan partisipasi yang optimal akan pentingnya
pemilahan sampah dan efektivitas pengelolaan sampah.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
RINGKASAN ............................................................................................................iii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................1


1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Formulasi Isu ........................................................................................2
1.3 Tujuan Kegiatan ....................................................................................2
BAB II. GAMBARAN LOKASI DAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN ......3
2.1 Gambaran Lokasi ..................................................................................3
2.2 Kegiatan yang Dilakukan......................................................................3
2.2.1 Wawancara Kepada Pengepul 1 di TPS Srikana ......................4
2.2.2 Wawancara Kepada Pengepul 2 di TPS Srikana ......................5
2.2.3 Wawancara Kepada Warga Sekitar TPS Srikana .....................5
2.2.4 Wawancara Kepada Ibu di Bank Sampah Srikana....................6
2.2.5 Wawancara Kepada Tukang Parkir UNAIR Kampus B ...........7
BAB III. REFLEKSI PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT .............................9
3.1 Refleksi .................................................................................................9
3.2 Pembelajaran yang Didapat ..................................................................10

REFERENSI
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Surabaya merupakan kota dengan penduduk terbesar kedua di

Indonesia setelah kawasan metropolitan Jabodetabek dengan penduduk

mencapai 2.972.801 jiwa di tahun 2022 menurut Data Kementerian Bersih

(DKB) Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian

Dalam Negeri. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar tersebut produksi

sampah yang dihasilkan penduduk di wilayah Surabaya pada tahun 2023

mencapai 1.600 ton/hari. Salah satu Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang

menjadi penyumbang cukup besar adalah TPS Srikana yang berlokasi di Jl.

Srikana, Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng. Berdasarkan informasi dari

laman website Pemerintah Kota Surabaya, rata-rata dalam sehari volume

sampah di TPS Srikana bisa mencapai sekitar 70 ton dengan rata-rata angkutan

truk 12-13 rit.

Dari pemaparan tersebut dapat diketahui, bahwa Kota Surabaya

menjadi salah satu kota pemasok sampah terbesar di Indonesia. Semua itu tentu

diliputi dengan beberapa permasalahan lainnya, diantaranya kurangnya

kesadaran masyarakat setempat dalam melakukan pengelolaan sampah dengan

baik hingga minimnya pengetahuan yang mereka miliki dalam memilah sampah

sesuai dengan jenis dan komposisinya.

Guna pengelolaan sampah di TPS Srikana dapat berjalan dengan baik

serta ekosistem di kawasan tersebut senantiasa tertib dan asri, maka perlu

dilakukan upaya dalam melibatkan unsur masyarakat setempat terkait

1
2

kesadaran dan partisipasi yang optimal akan pentingnya melakukan pemilahan

sampah, sehingga disamping jumlah produksi sampah dapat ditekan, efektivitas

pengelolaan sampah juga dapat berjalan dengan baik atau bahkan mampu

menjadi ladang pendapatan bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, dalam

kegiatan field study ini selain mengutarakan sistem pengelolaan sampah secara

teknis di TPS Srikana, juga dilakukan analisis terhadap tingkat kesadaran

lingkungan dan partisipasi masyarakat setempat.

1.2 Formulasi Isu

Dari latar belakang yang telah dipaparkan dapat dirumuskan beberapa formulasi

isu sebagai berikut:

1. Bagaimana teknis pengelolaan sampah di TPS Srikana?


2. Bagaimana kesadaran akan kebersihan lingkungan dan partisipasi
masyarakat sekitar di TPS Srikana?

1.3 Tujuan Kegiatan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan penulisan

adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui teknis pengelolaan sampah di TPS Srikana.


2. Mengetahui kesadaran akan kebersihan lingkungan dan partisipasi
masyarakat sekitar di TPS Srikana.
BAB II

GAMBARAN LOKASI DAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN

2.1 Gambaran Lokasi

Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Srikana, terletak di wilayah

Srikana dimana lokasi tersebut sangat berdampingan dengan kampus B

Universitas Airlangga. Lokasi ini dipilih oleh Pemerintah Kota (Pemkot)

Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menangani sampah

di daerah Srikana dan sekitarnya sebagai upaya mencegah penumpukan

volume sampah di TPS pusat Surabaya. Tempat ini terdiri dari beberapa area

untuk penumpukan sampah umum, beberapa fasilitas, dan tempat

penyimpanan sementara sebelum pemrosesan lebih lanjut.

Kami memilih lokasi tersebut karena dapat dijangkau dengan lebih

cepat dan mudah, sehingga meminimalkan waktu perjalanan menuju lokasi

tersebut. Selain itu kegiatan field study dapat berjalan lebih efesien. Dengan

field study di TPS terdekat dapat memberikan pemahaman langsung tentang

masalah sampah yang mungkin dihadapi oleh masyarakat lokal, membuat

penelitian lebih relevan dengan situasi sehari-hari, dan kebutuhan masyarakat

setempat. Hal ini memungkinkan mereka melihat dan memahami proses

pengelolaan sampah dari dekat, termasuk aspek praktis dan masalah yang

dihadapi.

2.2 Kegiatan yang Dilakukan

Di TPS Srikana, kami melakukan observasi dan wawancara kepada

pengepul dan warga yang berada disekitar TPS tersebut. Kami mengobservasi

3
4

wilayah disekitar TPS Srikana. Kami menemukan adanya berpuluh-puluh

gerobak sampah dan berkilo-kilo sampah yang ada disana, mulai dari sampah

plastik, organik, hingga sampah non-organik. Setelah melakukan observasi,

kami mewawancarai 5 narasumber yang sebelum kami wawancarai kami

meminta izin terlebih dahulu kepada yang bersangkutan. Berikut adalah

penjabaran hasil yang kami dapatkan.

2.2.1 Wawancara Kepada Pengepul 1 di TPS Srikana

Narasumber yang pertama, yakni bapak yang bekerja sebagai


pengepul di TPS Srikana. Pertama-tama, kami bertanya mengenai
dampak dengan adanya TPS Srikana terhadap masyarakat sekitar.
Narasumber menjawab bahwa dia sudah bekerja sebagai pengepul sejak
tahun 90-an. Oleh karena itu, dia sudah terbiasa dengan sampah. Kami
lalu bertanya mengenai jadwal pengumpulan sampah di TPS Srikana.
Bapak tersebut menjawab bahwa tidak ada jadwal pasti dalam
mengumpulkan sampah, murni dari kesadaran dan inisiatif pengepulnya
sendiri. RT mana saja yang akan diambil sampahnya sudah diketahui,
inisiatif dari pengepulnya saja untuk mengambil sampahnya. TPS
Srikana sendiri memiliki kurang lebih 150 orang yang bekerja sebagai
pengepul yang berasal dari berbagai daerah, mulai dari warga sekitar TPS
Srikana, Surabaya, Jombang, Bojonegoro hingga ke daerah Jawa Tengah.
Ini mengisyaratkan bahwa adanya kesadaran sendiri masyarakat diluar
wilayah TPS Srikana untuk membantu mengumpulkan sampah. Lalu,
kami bertanya mengenai pengolahan sampah di TPS Srikana, apakah
sudah ada pemilahan sampahnya. Dia mengatakan bahwa pemilahan
sampah itu bergantung kepada pengepulnya, kalau pengepulnya mau
memilah baru dipilah, tetapi kebanyakan tidak mau dipilah dan langsung
saja diangkut untuk dibawa ke TPA Benowo. Ini mengisyaratkan bahwa
minimnya kesadaran pengepul dalam memilah sampah-sampah yang
masuk kedalam TPS Srikana. Narasumber tersebut juga memberitahu
bahwa TPS Srikana ini mengumpulkan sampah dari berbagai daerah
5

disekitar Srikana, seperti Gubeng, Airlangga, Kertajaya, dan Jojoran.


TPS Srikana tidak mengelola sampah yang masuk, tetapi hanya sebagai
tempat penyaluran sampah. Kami lalu bertanya mengenai berapa banyak
sampah yang masuk ke TPS Srikana. Narasumber menjawab tidak
menentu, biasanya mereka berangkat untuk mengumpulkan sampah di
sore hari hingga malam hari dan mendapatkan sampah dengan jumlah
yang berbeda-beda. Dikutip dari (surabaya.go.id, 2023), sampah yang
masuk ke TPS Srikana bisa sampai 70 ton per hari. Minimnya kesadaran
masyarakat untuk memilah sampah sebelum dikirm ke TPS akan
mengakibatkan masalah dikedepan harinya.
2.2.2 Wawancara Kepada Pengepul 2 di TPS Srikana

Narasumber yang kedua, yakni bapak yang juga bekerja sebagai


pengepul di TPS Srikana. Pertama-tama kami bertanya mengenai apa
saja jenis sampah yang dikumpulkan di TPS Srikana. Narasumber
menjawab bahwa ada sampah botol, kardus,… Lalu, kami bertanya dari
mana asal sampah-sampah tersebut. Narasumber menjawab sampahnya
dikumpulkan dari daerah Jojoran, Gubeng, Airlangga, dan Pucang.
Narasumber memberitahu bahwa TPS Srikana adalah milik pemerintah
dan TPS Srikana hanya sebagai tempat transit untuk selanjutnya sampah-
sampah yang sudah dikumpulkan akan dipindahkan untuk diolah di TPA
Benowo.
2.2.3 Wawancara Kepada Warga Sekitar TPS Srikana

Narasumber yang ketiga, yakni ibu warga sekitar TPS Srikana.


Kami bertanya mengenai dampak dengan adanya TPS Srikana terhadap
masyarakat sekitar. Narasumber menjawab bahwa dia sudah tinggal lama
disini dan memang sudah terbiasa dengan dampak negatif yang ada
disini, yaitu dari baunya karena memang sudah sedari kecil berada di
daerah sana. Kami lalu bertanya mengenai jadwal pengangkutan sampah
di TPS Srikana, ibu tersebut menjawab bahwa sampah di TPS Srikana
diangkut setiap hari dan warga daerah sekitar Srikana membuang
sampahnya langsung ke TPS Srikana tanpa dipilah terlebih dahulu. Ini
mengisyaratkan bahwa minimnya kesadaran masyarakat untuk memilah
6

mandiri sampah/limbah rumah tangga yang mereka hasilkan. Setelah


diangkut dari berbagai daerah, sampah tersebut langsung dibawa ke TPA
Benowo. Jadi, TPS Srikana berfungsi sebagai tempat pengumpulan
sampah dari berbagai daerah disekitar TPS tersebut.
2.2.4 Wawancara Kepada Ibu di Bank Sampah Srikana

Narasumber yang keempat yaitu seorang ibu yang berada di Bank


Sampah Srikana. Pertama, kami bertanya mengenai adanya penanggung
jawab di Bank Sampah Srikana. Narasumber menjawab bahwa tidak ada
penanggung jawab tetap di Bank Sampah Srikana. Kedua, kami bertanya
mengenai sampah yang dikumpulkan di Bank Srikana biasanya dipilah
terlebih dahulu atau langsung diangkut menuju TPA. Narasumber
menjawab jika sampah yang ada di Bank Sampah Srikana belum dipilah,
pada umumnya sampah akan diangkut oleh pengepul dari tempat satu ke
tempat lainnya lalu dikumpulkan di Bank Sampah Srikana. Ketiga, kami
bertanya mengenai cakupan daerah Bank Sampah Srikana. Narasumber
menjawab jika Bank Sampah Srikana mencakup daerah Srikana,
Gubeng, dan daerah lain yang ada di sekitar Bank Sampah Srikana.
Kelima, kami bertanya berapa banyak pengepul yang bekerja di Bank
Sampah Srikana. Narasumber menjawab bahwa beliau kurang mengerti
berapa banyak jumlah pengepul yang bekerja di Bank Sampah Srikana.
Narasumber juga menjelaskan bahwa pusat dari bank sampah induk di
Kantor DKP, sementara tempat pembuangan akhir sampah berada di
Benowo. Bank sampah induk merupakan tempat pengumpulan seperti
botol-botol, plastik, dan barang rongsokan lainnya. Sementara sampah-
sampah lainnya akan dibawa ke tempat pembuangan akhir di Benowo.
Keenam, kami juga bertanya mengenai sistem pemberian upah kepada
pengepul di Bank Sampah Srikana. Narasumber menjawab bahwa besar
upah diberikan berdasarkan banyaknya sampah yang dikumpulkan oleh
pengepul, setelah itu pengepul akan menyerahkan sampah yang sudah
mereka kumpulkan ke Bank Sampah Srikana dan akan langsung
diberikan upah.
.
7

2.2.5 Wawancara Kepada Tukang Parkir UNAIR Kampus B

Pada narasumber yang kelima atau yang terakhir, kami memilih

bapak penjaga parkiran di dekat Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Kampus B. Dimana parkiran tersebut berlokasi di dekat Bank Sampah

Srikana. Pertanyaan pertama yang kami ajukan ialah mengenai adanya

dampak postif dan negatif dari keberadaan Bank Sampah Srikana.

Narasumber menjawab bahwa dampak negatif yang beliau rasakan ialah

mengenai bau dari sampah-sampah tersebut saat proses pemindahan dari

Bank Sampah Srikana ke TPA Benowo, sementara dampak positifnya

ialah dengan keberadaan Bank Sampah Srikana memudahkan

pembuangan sampah dari Kampus B Universitas Airlangga karena

keberadaannya yang bersebelahan. Narasumber juga menjelaskan bahwa

biasanya sampah-sampah plastik yang dikumpulkan oleh pengepul akan

ditimbang lalu dijual sehingga membawa dampak positif terhadap

perekonomian warga sekitar. Narasumber menambahkan bahwa beliau

tidak terlalu terganggu dengan bau dari Bank Sampah Srikana sebab

sampah yang telah dikumpulkan akan dimasukkan ke Bank Sampah

Srikana, jika sudah terkumpul beberapa kotak maka sampah akan

diangkut ke TPA Benowo. Kami berlanjut ke pertanyaan kedua

mengenai adanya pemilahan sampah di Bank Sampah Srikana.

Narasumber menjawab bahwa ada pemilahan sampah di Bank Sampah

Srikana, sampah-sampah seperti plastik, seng, dan segala sampah yang

bisa dimanfaatkan kembali akan dipilah. Narasumber juga menjelaskan

bahwa umumnya sampah-sampah plastik akan dibeli oleh pembeli dari


8

Madura dan akan dibawa ke Madura, di sana sampah-sampah tersebut

akan diolah untuk dijadikan biji plastik, dan dijual kembali.


BAB III

REFLEKSI DAN PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT

3.1 Refleksi

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia, tentu

permasalahan sampah tidak bisa dihindari. Sampah-sampah rumah tangga tiap

hari bertambah akan menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir apabila sampah-

sampah tersebut tidak diolah kembali. Di Surabaya sendiri, pemerintah telah

mengusahakan berbagai cara, salah satunya dengan mendirikan bank sampah di

setiap kecamatan. Pemerintah Kota Surabaya juga memiliki bank sampah

induk. Bank sampah ini berguna untuk mendaur ulang sampah-sampah yang

lama terurai untuk dijadikan barang-barang yang bernilai ekonomis. Tentu ini

bisa menjadi solusi bagi pemerintah kota atau kabupaten lain dalam mengatasi

permasalahan sampah di TPA yang semakin menggunung. Dengan adanya bank

sampah ini, pemerintah juga dapat memberdayakan masyarakat untuk

mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomis dan dapat di jual.

Namun, berdasarkan apa yang kami amati di lapangan, kami

menemukan bahwa pemilahan sampah yang ada di TPS Srikana belum

dilakukan dengan baik. Hanya sampah botol plastik yang dipilah untuk dijual

kembali oleh para pengepul. Sampah organik dan sampah anorganik non botol

plastik tidak dilakukan pemilahan yang padahal sangat penting dilakukan. Perlu

adanya kesadaran antara masyarakat dan stakeholder terkait untuk memilah-

milah sampah agar sampah-sampah tersebut dapat dimanfaatkan kembali

dengan baik.

9
10

3.2 Pembelajaran yang Didapat

Kegiatan field study yang telah kami lakukan di TPS Srikana

memberikan banyak pembelajaran bagi kami selaku peserta kunjungan study

pada khususnya dan para stakeholder pada umumnya. Kegiatan ini

mengajarkan kita sebagai generasi muda untuk mencintai tanah air melalui

pengelolaan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS). Sikap cinta

tanah air tidak hanya diwujudkan ke dalam sikap rela berkorban untuk

melindungi wilayahnya dari berbagai macam gangguan dan juga ancaman,

namun juga tercermin dalam memelihara, menjaga serta melindungi tanah air.

Peduli terhadap sampah dan pengelolaannya merupakan karakter

nasionalis cinta tanah air. Wujud dari cinta tanah air dalam hal ini yaitu dengan

diterapkannya kegiatan mengambil sampah serta membuangnya secara terpilah.

Melihat langsung bagaimana sampah diolah bisa menjadi pengalaman

pembelajaran yang sangat berharga bagi generasi muda. Ini dapat meningkatkan

pemahaman kita tentang pentingnya pengelolaan sampah dan memberikan

wawasan langsung tentang dampak dari tindakan kita terhadap lingkungan.


REFERENSI

Hermiyanty, Ayu Bertin, W., & Sinta, D. (2017). Optimalisasi Pengangkutan


Sampah Di Wilayah Kota Surayaba Bagian Selatan. Journal of Chemical
Information and Modeling, 8(9), 1–58.

Latifah, H. (2021). Peningkatan Karakter Nasionalis Cinta Tanah Air Peduli


Sampah Melalui Gerakan Ambil Sampah 15 Menit (GAS 15 M). JEID:
Journal of Educational Integration and …, 1(3), 158–170.
https://www.embada.com/index.php/jeid/article/view/93.

Surabaya.go.id. (2023). Antisipasi Penumpukan Volume Sampah di TPS, DLH


Surabaya Siapkan Petugas Checklist. Www.Surabaya.Go.Id.
https://www.surabaya.go.id/id/berita/73970/antisipasi-penumpukan-volume-
sampah-di-tps-dlh-surabaya-siapkan-petugas-checklist.

Yusuf, M. (2021). Pengertian Cinta Tanah Air: Manfaat, Contoh, dan Cara
Menerapkannya. Gramedia.Com.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-cinta-tanah/.

11
LAMPIRAN

Gambar 1. TPS Srikana

Gambar 2. Kawasan Area TPS Srikana

Gambar 3. Wawancara Pengepul di TPS Srikana

12
Gambar 4. Wawancara Warga Sekitar TPS Srikana

Gambar 5. Selfie Anggota Kelompok

13

Anda mungkin juga menyukai