Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ceri Maylia Putri

NIM : C1M022041
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

PUTRI MANDALIKA

Pada zaman dahulu hidup seorang Putri bernama Mandalika. Ia merupakan putri dari
pasangan Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting dari Kerajaan Sekat Kuning. Raja ini terkenal
karena kebijaksanaannya, sehingga rakyatnya sangat mencintainya karena mereka hidup
makmur.

Putri Mandalika tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik dan mempesona,
serta memiliki sikap yang santun dan lemah lembut. Berita tentang kecantikan dan kebaikan
Putri Mandalika ini tersebar hingga ke seluruh Lombok sehingga pangeran-pangeran dari
berbagai Kerajaan seperti Kerajaan Johor, Kerajaan Lipur, Kerajaan Pane, Kerajaan Kuripan,
Kerajaan Daha, dan Kerajaan Beru berniat untuk mempersuntingnya. Hal tersebut ternyata
membuat sang putri menjadi gusar, karena jika dia memilih satu diantara mereka maka akan
terjadi perpecahan dan pertempuran di Gumi Sasak.

Setelah berpikir panjang, akhirnya sang putri memutuskan untuk mengundang


seluruh pangeran beserta rakyat untuk berkumpul di Pantai Seger (saat ini dikenal sebagai
Pantai Kuta Lombok) pada tanggal 20 bulan ke 10 penanggalan Sasak. Mereka diminta
berkumpul pagi buta, sebelum azan Subuh berkumandang. Undangan tersebut disambut oleh
seluruh pangeran beserta rakyatnya sehingga tepat pada tanggal tersebut mereka berduyun-
duyun menuju lokasi undangan.

Setelah semua berkumpul, Putri Mandalika pun tiba, bersama raja, ratu, dan para
pengawalnya. Ia kemudian berdiri di atas batu besar dan menyambut para tamu. Tampil
dengan sangat cantik, sang putri menyampaikan beberapa kata yang kurang lebih berisi
harapan agar tidak ada perpecahan di pulau Lombok. Untuk itu, Putri Mandalika menerima
semua lamaran yang ditujukan padanya.
Sontak saja, hal tersebut membuat bingung semua orang yang hadir di tempat itu.
Masih dilanda kebingungan, tiba-tiba Putri Mandalika menjatuhkan dirinya ke laut dan
seketika hanyut ditelan ombak. Melihat hal itu, banyak orang yang juga turun ke laut untuk
mencari sang putri. Sayang, dirinya tidak ditemukan. Sesaat setelahnya, muncul binatang
kecil-kecil yang sangat banyak dari laut.

Binatang itu menyerupai cacing panjang berwarna-warni yang disebut masyarakat


sebagai nyale. Binatang tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai jelmaan Putri Mandalika
yang ingin memberi kebahagiaan bagi rakyatnya.

Untuk mengenang segala kebaikan sang putri, penduduk sekitar selalu Upacara
Nyale atau Bau Nyale. Hingga kini, Bau Nyale menjadi tradisi masyarakat Lombok, yang
dilakukan setiap tahun pada sekitar bulan Februari-Maret.

Anda mungkin juga menyukai