Anda di halaman 1dari 19

KEPUTUSAN

MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL NOMOR: 232/U/2000

Tentang

PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PERGURUAN


TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL

MENIMBANG : Bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 13 dan pasal 14 Peraturan


Pemerintah No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi dipandang
perlu menetapkan kembali Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi
dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaga Negara Tahun 1989 Nomor 6/ 1989, Tambahan
Lembaran Negara 5859).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3858).

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN
TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA.

BAB I
KETENTUANUMUM
Pasal 1

Dalam keputusan yang dimaksud dengan:


1. Pendidikan Tinggi adalah lanjutan pendidikan menengah yang
diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan / atau profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan / atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan / atau kesenian.
2. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi,
institut atau universitas.
3. Pendidikan akademik adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada
penguasaan ilmu pengetahuan, teknomogi dan/ atau kesenian dan
diselenggarakan oleh sekolah tinggi, institut dan universitas.
4. Pendidikan Profesional adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada
kesiapan penerapan keahlian tertentu dan diselenggarakan oleh akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.
5. Program Studi adalah kesatuan rencana belajar sebagai pedoman,
penyelenggaraan pendidikan akademik dan / atau profesional yang
diselenggarakan atas dasar kurikulum serta ditunjukan agar mahasiswa dapat
menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan kurikulum.
6. Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara
penyampainnya dan penilainannya yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi.
7. Kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian (MKP) adalah
kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia
Indonesia yang beriman dan beraqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri serta mempunyai rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
8. Kelompok mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK) adalah
kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditemukan terutama untuk
memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu.
9. Kelompok mata kuliah keahlian berkarya (MKB) adalah kelompok bahan kajian
dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan
berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai.
10. Kelompok mata kuliah perilaku berkarya (MKB) adalah kelompok bahan
yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian
berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai.
11. Kelompok mata kuliah berkehidupan (MBB) adalah kelompok bahan kajian
dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah
berkehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam berkarya.
12.Sistem kredit semester adalah suatu system penyelenggaraan pendidikan dengan
menggunakan satuan kredit semester (SKS) utuk menyatakan beban studi
mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar dan beban pengyelenggaraan
program.
13. Semester adalah satuan kegiatan yang terdiri atas 16 sampai 19 minggu kuliah
atau kegiatan terjadwal lainnya, berkut kegiatan iringannya, termasuk 2
sampai 3 minggu kegiatan penilaiaan.
14. Satuan kredit semester selanjutnya disingkat SKS adalah takaran
penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu
semester melalui kegiatan terjadwal perminggu sebanyajk 1 jam
perkuliahan atau 2 jam praktikum,
15. Menteri adalah Menteri Pendidikan Nasional

BAB II

TUJUAN DAN ARAH PENDIDIKAN

Pasal 2

1. Pendidikan akademik bertujuan menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota


masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan,
mengembangkan dan / atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian serta menyebarluaskan dan mengupayakan
penggunaan untuk taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan
nasional.
2. Pendidikan profesional bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang kemampuan profesional yang menerapkan
mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi dan / atau kesenian serta
mengupayakan penggunaanya untu meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Pasal 3
1. Program Akademik terdiri atas program sarjana, program magister dan program
doctor.
2. Program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai
berikut:
a. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan bidang keahlian tertentu
sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan
cara penyelesaian masalah yang ada dikawasan keahlian.
b. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan
pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan
tata kehidupan bersama.
c. Mampu bersikap dan berprilaku dalam membawa diri berkarya
dibidang keahliannya maupun dalam kehidupan bersama
dimasyarakat. d. Mampu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian yang merupakan keahliannya.

3. Program magister diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki ciri-


ciri sebagai berikut:
a. Mempunyai kemampuan mengembangkan dan memutakhirkan ilmu
pengetahuan teknologi dan/ atau kesenian dengan cara menguasai dan
memahami, pendekatan, metode, kaidah ilmiah disertai keterampilan
penerapannya
b. Mempunyai kemampuan memecahkan permasalahan dibidang
keahliannya melalui kegiatan penelitian dan pengembangan
berdasarkan kaidah ilmiah.

c. Mempunyai kemampuan mengembangkan kinerja profesiolnya yang


ditujukan dengan ketajaman analisis permasalahan, keserbacukupan
ditinjau, kepaduan memecahkan masalah dan profesi yang serupa.

4. Program doktor diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kemampuan sebagai
berikut:
a. Mempunyai kemampuan mengembangkan konsep ilmu, teknologi, dan /
atau kesenian baru dalam bidang keahlianya melalui penelitian.
b. Mempunyai kemampuan memimpin dan mengembangkan program
penelitian.
c. Mempunyai kemampuan pendekatan indisipliner dalam berkarya dibidang
keahliannya.

Pasal 4
1. Pendidikan profesional terdiri atas Diploma I, Diploma II, Diploma
III dan Diploma IV.
2. Program Diploma I diarahkan pada hasil lulusan yang bersifat menguasai
kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin, atau
memecahkan masalah yang sudah akurat dan konseptual dalam
bimbingan.
3. Program Diploma II diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai kempuan
dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin, atau memcahkan
masalah yang sudah akrab sifat-sifat konseptual secara mandiri, baik dalam
bentuk pelaksanaan maupun tanggung jawab pekerjaan.
4. Program Diploma III diarahkan kepada lulusan yang menguasai
kemampuan dalam bidang kerja yang bersifat rutin maupun yang belum akrab
dengan sifat-sifat maupun konseptualnua, secara mandiri dalam pelaksanaan
maupun tanggung jawab pekerjaanya, serta mampu melaksanakan
pengawasan dan bimbingan atas dasar keterampilan manajerial yang
dimiliknya.
5. Program Diploma IV diarahkan kepada hal lulusan yang menguasai
kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang komplek dengan dasar
kemampuan profesional tertentu, termasuk keterampilan merencanakan,
melaksanakan kegiatan, memecahkan masalah dengan tanggung jawab
mandiri pada tingkat tertentu, memiliki kemampuan manajerial, serta
mampua mengikuti perkembangan, pengetahuan dan teknologi didalams
bidang keahliannya
BAB III
BEBAN DAN MASA STUDI
Pasal 5

1. Beban studi program sarjana sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh


empat) SKS dan sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh) SKS yang
dijadwalkan untuk 8 (delapan) semester dan dapat ditempuh waktu kurang
dari 8 (delapan) semester dan selama-lamanya 14 (empat belas) semester
setelah pendidikan menengah.

2. Beban studi program magister sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh enam) SKS


dan sebanyak-banyaknya 50 (lima puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 4
(empat) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 4 (empat)
semester dan selama-lamanya 10 (sepuluh) semester termasuk penyusunan
tesis, setelah program sarjana dan sederajat.

3. Beban studi program doktor adalah sebagai berikut:


a. Beban studi doktor bagi peserta berpendidikan sarjana (S1) dibidang sekurang-
kurangnya 76 (tujuh puluh enam) SKS yang dijadwalkan untuk 8
(delapan) semester dan dapat ditermph kurang dari 8 (delapan) semester
dengan lama studi selama-lamanya 12 (dua belas) semester.
b. Beban studi program doktor bagi peserta berpendidikan sarjana (S1)
tidak sebidang sekurang-kurangnya 88 (delapan puluh delapan) SKS yang
dijadwalkan untuk 9 (sembilan) semester dan dapat ditempuh kurang 9
(sembilan) semester dengan lama studi selama-lamanya 13 (tiga belas )
semester.
c. Beban studi program doktor bagi peserta berpendidikan magister (S2) dibidang
sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 4 (empat)
semester dan dapat ditempuh kurang dari 4 (empat) semester dengan lama
studi selama-lamanya 11 (sebelas) semester.
d. Beban studi program doktor bagi peserta berpendidikan magister (S2) tidak
sebidang sekurang-kurangnya 52 (lima puluh dua) SKS yang dijadwalkan
untuk 5 (lima) semester dan dapat ditempuh kurang dari 5 (lima) semester
dengan lama studi selama-lamanya 11 (sebelas) semester.

Pasal 6
1. Beban studi program diploma 1 sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) SKS
dan sebanyak-banyaknya 50 (lima puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 2
(dua) semester dan dapat ditempuh dalam waktu sekurang- kurangnya 2
(dua) semester dan selama-lamanya 4 (empat) semester setelah pendidikan
menengah
2. Beban studi program diploma II sekurang-kurangnya 80 (delapan puluh) SKS
dan sebanyak- banyaknya 50 (lima puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 2
(dua) semester dan selama-lamanya 4 (empat) semester setelah pendidikan
menengah.

3. Beban studi program diploma III sekurang-kurangnya 110 (seratus sepuluh)


SKS dan sebanyak-banyaknya 120 (seratus dua puluh) SKS yang dijadwalkan
untuk 6 (enam) semester dan dapat ditempuh dalam waktu sekurang-kurangnya
6 (enam) semester dan selama-lamanya 10 (sepuluh) semester setelah pendidikan
menengah.

4. Beban studi program diploma IV sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh


empat) SKS dan sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh) SKS yang
dijadwalkan untuk 8 (delapan) semester dan selama-lamanya 14 (empat belas)
setelah pendidikan menengah.

BAB IV
KURIKULUM INTI DAN KURIKULUM INSTITUTIONAL
Pasal 7

1. Kurikulum pendidikan tinggi yang menjadi dasar program studi terdiri atas:
a. Kurikulum inti
b. Kurikulum institusional
2. Kurikulum inti merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran harus dicakup
dalam suatu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku
secara nasional.
3. Kurikulum inti terdiri atas kelompok mata kuliah pengembangan
kepribadian, kelompok mata kuliah yang mencirikan tujuan pendidikan dalam
bentuk penciri ilmu pengetahuan dan keterampilan, keahlian berkarya dan
cara berkehidupan bermasyarakat sebagai persyaratan minimal yang harus
dicapai peserta didik dalam penyelesaian program studi.
4. Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang
merupakan bagian dari kurikulum pendidikan program tinggi, terdiri atas
tambahan kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan
memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas
perguruan tinggi yang bersangkutan.

Pasal 8
1. Kurikulum inti program sarjana dan program diploma terdiri atas:
a. Kelompok MPK
b. Kelompok MKK
c. Kelompok MKB
d. Kelompok MPB
e. Kelompok MBB
2. Kurikulum inti program sarjana sebagai mana dimaksud dalam ayat (1)
berkisar 40 % - 80 % dari jumlah SKS program sarjana.
3. Kurikulum inti program sarjana sekurang-kurangnya 40 % dari jumlah
SKS kurikulum program diploma.

Pasal 9
Kurikulum institusional program sarjana dan program diploma atau SKS
keseluruhan atau sebagian dari:

a. Kelompok MPK yang terdiri atas mata kuliah yang relevan dengan tujuan
pengayaan wawasan pendalaman intensitas pemahaman dan penghayatan MPK
inti.
b. Kelompok MKK yang terdiri atas mata kuliah yang relevan untuk
memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keilmuan atas
dasar keunggulan kompetitif serta kompertif penyelenggaraan program
studi yang bersangkutan.
c. Kelompok MKB terdiri atas mata kuliah yang relevan, bertujuan untuk
memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keahlian dalam
berkarya dimasyarakat sesuai dengan keunggulan kompetitif serta komperatif
penyelenggaraan program studi yang bersangkutan.
d. Kelompok MPB yang terdiri atas mata kuliah yang relevan, yang
bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan perilaku
berkarya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dimasyarakat untuk setiap
program studi.
e. Kelompok MBB yang terdiri atas mata kuliah yang relevan dengan upaya
pemahaman serta penguasaan ketentuan yang berlaku dalam
berkehidupan dimasyarakat, baik secara nasional maupun global yang
membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi
keahliannya.

Pasal 10
1. Kelompok MPK pada kurikulum inti yang wajib diberikan dalam kurikulum
setiap program studi/ sekelompok program studi terdiri atas Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganeraan.
2. Dalam kelompok MPK secara institusional dapat termasuk Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Alamiah Dasar,
Filsafat Ilmu, Olah Raga dan sebagainya.

Pasal 11
1. Kurikulum inti untuk setiap program studi pada program sarjana, program
magister, program doktor dan program diploma oleh menteri.

2. Kelompok institusional untuk setiap program sarjana, program magister, program


doktor, dan program diploma ditetapkan masing-masing perguruan tinggi.
BAB V

PENILAIAN HASIL BELAJA MAHASISWA

Pasal 12

1. Terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan penilaian secara


barkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas dan pengamatan
oleh dosen.

2. Ujian dapat dilaksanakan melalui ujian tengah semester, ujian akhir semester,
ujian akhir program studi, ujian skripsi, ujian tesis dan ujian disertasi.

3. Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf A, B, C, D dan E yang masing-


masing bernilai 4, 3, 2, 1 dan 0.

Pasal 13
Masing-masing pimpinan perguruan tinggi dapat menetapkan mahasiswa putus
kuliah berdasarkan kriteria yang diatur dalam keputusan pimpinan perguruan
tinggi.

Pasal 14
1. Syarat kelulusan program pendidikan ditetapkan atas pemenuhan jumlah SKS
yang diisyaratkan dan indeks prestasi kumulatif (IPK minimum.
2. Perguruan tinggi menetapkan jumlah SKS yang ditempuh sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dengan berpedoman pada kisaran beban studi masing-
masing program sebagai mana ditetapkan pada pasal 5, pasal 6 dan pasal 8.
3. IPK minimum sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh masing-
masing perguruan tinggi, sama atau lebih tinggi dari 2,75 untuk program
magister.

Pasal 15
1. Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat, yaitu: memuaskan, sangant
memuaskan dan dengan pujian, yang dinyatakan pada transkrip akademik.

2. IPK yang menentukan predikat kelulusan program sarjana dan program diploma
adalah:
a. IPK 2,00 – 2,75 : Memuaskan
b. IPK 2,76 – 3,50 : SangatMemuaskan
c. IPK 3,51 – 4,00 : Dengan Pujian
3. Predikat kelulusan untuk program magister:
a. IPK 2,75 – 3,40 : Memuaskan
b. IPK 3,41 – 3,70 : Sangat Memuaskan
c. IPK 3,71 – 4,00 : Dengan Pujian

4. Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan juga dengan memperhatikan masa


studi maksimum yaitu n tahun (masa studi minimum) ditambah 1 tahun untuk
program sarjana dan ditambah 0,5 tahun untuk program magister.

5. Predikat kelulusan untuk program doktor diatur oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan.

Pasal 16
1. Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan
berkesinambungan dengan cara yang sesuai dengan karakteristik pendidikan
yang bersangkutan.

2. Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih tinggi dapat


dikembangkan sistem penghargaan pada mahasiswa dan lulusan yang
memperoleh prestasi tinggi.

BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17

Dengan berlakunya keputusan ini, kurikulum yang berlaku secara nasional program
sarjana, program magister, program diploma yang telah ada masih tetap berlaku
dan disesuaikan dengan keputusan ini paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak
berlakunya keputusan ini.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18

Dengan berlakunya keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan


Kebudayaan Nomor 056/U/1994 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dinyatakan tidak
berlaku.
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 38/DIKTI/Kep/2002
TENTANG
RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN MATA KULIAH PENGEMBANGAN
KEPRIBADIAN DI PERGURUAN TINGGI

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

Menimbang : 1. Bahwa berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
telah ditetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan kelompok Matakulian Pengembangan Kepribadian yang
wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi/kelompok program studi;
2. Bahwa sebagai pelaksanaan dari butir satu di atas dipandang perlu pemetapkan
rambu-rambu pelaksanaan Matakuliah Pengembangan Kepribadian di perguruan
tinggi.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Tahun 1989 Nomor 6, tambahan Lembaran Negara Nomor 3374);
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 115, tambahan
Lembaran Negara Nomor 3859);
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia :
a. Nomor 85/M Tahun 1999;
b. Nomor 102 Tahun 2001;
4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : a.
Nomor 0176/O/2000;
b. Nomor 232/U/2000;
c. Nomor 045/U/2000.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN KELOMPOK MATAKULIAH
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DI PERGURUAN TINGGI
Pasal 1

Visi Matakuliah Kelompok Pengembangan Kepribadian (MPK)

Visi kelompok MPK di perguruan tinggi menjadi sumber nilai pedoman bagi penyelenggaraan program studi
dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya.
Pasal 2

Misi Matakuliah Kelompok Pengembangan Kepribadian (MPK)

Misi kelompok MPK di perguruan tinggi bertujuan membantu mahasiswa agar mampu mewujudkan nilai dasar
agama dan kebudayaan serta kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni yang dikuasainya dengan rasa tanggung jawab kemanusiaan.
Pasal 3

Kompetensi Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)

Kompetensi kelompok MPK bertujuan menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis,
berpandangan luas sebagai manusia intelektual.

(1) Pendidikan Agama


Mengantarkan mahasiswa sebagai modal (kapital) intelektual melaksanakan proses belajar sepanjang hayat
untuk menjadi ilmuwan yang berkepribadian dewasa yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan
kehidupan.

(2) Pendidikan Pancasila


a. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung
jawab sesuai dengan hati nuraninya;
b. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya;
c. Mengantarkan mahasiswa mampu mengenali perubahan-perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;
d. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-
nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.

(3) Pendidikan Kewarganegaraan


a. Mengantarkan peserta didik memiliki wawasan kesadaran bernegara untukb bela negara
dan memiliki pola piker, pola sikap dan perilaku untuk cinta tanah air Indonesia;
b. Menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara sehingga
terbentuk daya tangkal sebagai ketahanan nasional;
c. Menumbuhkembangkan peserta didik untuk mempunyai pola sikap dan pola piker yang
komprehensif, integral pada aspek kehidupan nasional.
Pasal 4

Dasar Substansi Kajian Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)

(1) Pendidikan Agama


a. Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
- Keimanan dan Ketaqwaan
- Filsafat Ketuhanan (Teologi)
b. Manusia
- Hakekat manusia
- Hakekat dan martabat manusia
- Tanggung jawab manusia
c. Moral
- Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan bersama sehari-hari
d. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
- Iman, ilmu, dan amal sebagai kesatuan
- Kewajian menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu
- Tanggungjawab terhadap alam dan lingkungan
e. Kerukunan antar umat beragama
- Agama merupakan rahmat bagi semua
- Hakekat kebersamaan dalam pluraritas beragama
f. Masyarakat
- Peran umat beragama dalam mewujudkan masyarakat madani yang sejahtera
- Tanggungjawab umat beragama dalam mewujudkan hak-hak asasi manusia (HAM)
dan demokrasi.
g. Budaya
- Tanggungjawab umat beragama dalam mewujudkan cara berpikir kritis
(akademik), bekerja keras dan bersikap fair.
h. Politik
- Kontribusi agama dalam kehidupan politik berbangsa dan bernegara.
i. Hukum
- Menumbuhkan kesadaran untuk taat hokum Tuhan
- Peran agama dalam perumusan dan penegakan hukum yang adil
- Fungsi profetik agama dalam hukum

(2) Pendidikan Pancasila


Pendidikan Pancasila meliputi pokok-pokok bahasan sebagai berikut :
a. Landasan dan tujuan pendidikan Pancasila
b. Pancasila sebagai filsafat
c. Pancasila sebagai etika politiik
d. Pancasila sebagai ideologi nasional
e. Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia
f. Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI
g. Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam masyarakat berbangsa dan bernegara

(3) Pendidikan Kewarganegaraan


a. Pengantar
- Pendidikan Kewarganegaraan sebagai dasar kelompok MPK
- Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
b. Hak Asasi Manusia
- Pengakuan atas martabat dan hak-hak yang sama sebagai manusia hidup di dunia
- Penghargaan dan penghormatan atas hak-hak manusia dengan perlindungan hukum.
c. Hak dan Kewajiban Warganegara Indonesia
- Proses berbangsa dan bernegara
- Hak
- Kewajiban
d. Belanegara
- Makna Bela Negara
- Implementasi Belanegara
e. Demokrasi
- Konsep demokrasi
- Demokrasi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
f. Wawasan Nusantara
- Latarbelakang filosofi wawasan Nusantara
- Implementasi wawasan Nusantara dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa
g. Ketahanan Nasional
- Konsep ketahanan nasional yang dikembangkan untuk menjamin kelangsungan hidup
menuju kejayaan bangsa dan negara.
- Fungsi ketahanan nasional sebagai kondisi doktrin dan metode dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
h. Politik Strategi Nasional
- Politik dan Strategi Nasional sebagai politik nasional dan strategi nasional untuk
mengantisipasi perkembangan globalisasi kehidupan dan perdagangan bebas
- Politik Nasional sebagai hakekat materiil politik negara
- Strategi nasional sebagai hakekat seni dan ilmu Politik Pembangunan Nasional.

Pasal 5
Metodologi Pembelajaran Matakuliah Pengembangan Kepribadian
(1)Pendekatan : menempatkan mahasiswa sebagai subyek pendidikan, mitra dalam proses
pembelajaran, dan sebagai umat, anggota keluarga, masyarakat dan warga negara.
(2)Metode proses pembelajaran : pembahasan secara kritis analitis, induktif, deduktif dan reflektid
melalui dialog kreatif yang bersifat partisipatoris untuk meyakini kebenaran substansi dasar kajian.
(3)Bentuk aktivitas proses pembelajaran : kuliah tatap muka, ceramah, dialog (diskusi) interaktif, studi kasus,
penugasan mandiri, seminar kecil dan evaluasi proses belajar.
(4)Motivasi : menumbuhkan kesadaran bahwa proses belajar mengembangkan kepribadian
merupakan kebutuhan hidup
Pasal 6 Beban
Studi Minimal

Beban studi minimal untuk matakuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan
Kewarganegaraan masing-masing sebanyak 2 (dua) sks.

Pasal 7
Persyaratan Kualifikasi Dosen Matakuliah Pengembangan Kepribadian

(1)Pendidikan Agama
Minimal S1 Agama atau cendekiawan agama yang kompeten sebagai dosen, atau seseorang yang
direkomendasikan oleh lembaga keagamaan untuk diberi mandat sebagai dosen Matakuliah Pendidikan
Agama.
(2)Pendidikan Pancasila
Minimal S1 yang berdasarkan latar belakang akademik, pengalaman kerja, dan integritas pribadi sebagai
dosen dinilai kompeten oleh Perguruan Tinggi yang bersangkutan.
(3)Pendidikan Kewarganegaraan
a. Minimal S1 yang dibekali khusus sebagai dosen Pendidikan Kewarganegaraan, atau lulusan
kerja, dan integritas pribadi sebagai dosen dinilai kompeten oleh Perguruan Tinggi yang
bersangkutan.
b. S2 Pengkajian Ketahanan Nasional dan S2 lainnya yang dibekali khusus Pendidikan
Kewarganegaraan.
c.
Pasal 8
Fasilitas Pembelajaran Matakuliah Pengembangan Kepribadian
(1)Pendidikan Agama
a. Perguruan tinggi mengupayakan terwujudnya suasana lingkungan kampus yang kondusif dan
tersedianya fasilitas yang mampu menumbuhkan interaksi akademik lintas agama yang religius
untuk seluruh civitas akademika.
b. Sarana fisik yang diperlukan antara lain berupa perpustakaan dengan literature berbagai akademik
secara kelompok dan/atau bersama.
c. Sarana non-fisik yang diperlukan berupa adanya system interaksi akademik yang religius.
(2)Pendidikan Pancasila
a. Fasilitas fisik antara lain ruang kuliah besar, ruang kerja bagi kelompok pengampu,
dan perpustakaan dengan berbagai literature yang relevan dalam jumlah yang
memadai.
b. Fasilitas Non-fisik utama kesempatan pengembangan karir akademik
(3)Pendidikan Kewarganegaraan
Memenuhi syarat minimal perlengkapan instruksional akademik.
Pasal 9
Dengan berlakunya keputusan ini, Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi :
a. No. 263/DIKTI/Kep/2000 tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti Matakuliah Pengembangan
Kepribadian Pendidikan Agama pada Perguruan Tinggi di Indonesia;
b. No. 265/DIKTI/Kep/2000 tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti Matakuliah Pengembangan
Kepribadian Pendidikan Pancasila pada Perguruan Tinggi di Indonesia;
c. No. 267/DIKTI/Kep/2000 tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti Matakuliah Pengembangan
Kepribadian Pendidikan Kewarganegaraan pada Perguruan Tinggi di Indonesia;
Dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 10
Keputusan ini mulai berlaku tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta Pada


tanggal : 18 Juli 2002

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI


Ttd,

SATRYO SOEMANTRI BRODJONEGORO NIP.


130 889 802
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada :
1. Sekretariat Negara;
2. Sekretariat Kabinet;
3. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat;
4. Menteri Pendidikan Nasional;
5. Inspektur Jenderal Depdiknas;
6. Sekretaris Jenderal Depdiknas;
7. Kepala Balitbang Depdiknas;
8. Semua Sekretaris Ditjen, Itjen dan Balitbang Depdiknas;
9. Semua Direktur dalam lingkungan Ditjen Dikti Depdiknas;
10. Semua Koordinator Perguruan Tinggi Swasta;
11. Semua Universitas/Institut, Sekolah Tinggi, Akademi dan Politeknik Negeri dalam lingkungan
Depdiknas;
12. Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan Departemen Keuangan;
13. Ditjen Anggaran;
14. Dit. Perbendaharaan Negara dan Tatalaksana Anggaran;
15. Badan Administrasi Kepegawaian Negara

Anda mungkin juga menyukai