Anda di halaman 1dari 1

Arti sebuah Kejujuran

Karya : Nabilah Alisya Sari

Orang bijak berkata, kejujuran adalah mata uang yang berlaku di mana-mana. Pepatah ini nyata
adanya, bahkan aku sendiri mengalaminya sejak di bangku SMP, terutama pada waktu ujian
akhir sekolah.

Perkenalkan, namaku Hilal, seorang siswa kelas 9 yang berambisi untuk mendapat nilai ujian terbaik
dalam satu angkatan. Hanya saja, untuk mendapatkan nilai tertinggi tersebut tentu saja tidak
semudah membalikkan telapak tangan. Pilihan untuk berbohong dan jujur, hal itulah yang
aku hadapi ketika menghadapi ujian. Saat itu, teman-teman sekelas banyak yang melakukan
berbagai cara untuk mendapat contekan. Mulai dari membawa catatan kecil, bahkan
menyembunyikan buku di laci meja

“Dim, lu mau contekan kaga? Nih gue bawa bisik Evan di sebelahku sesaat sebelum ujian
berlangsung.

“Hm, boleh boleh. Mau deh!" ucapku sambil mengambil catatan kecil darinya.

Saat itu, aku memang masih belum percaya buah dari sebuah kejujuran. Bahkan tidak jarang
aku mencontek di beberapa mata pelajaran yang kurang begitu aku suka seperti matematika,
fisika, hingga kimia. Itu pun karena aku juga duduk di bagian belakang sehingga ada
kesempatan besar untuk melihat contekanBeberapa hari kemudian, wali kelas mengumumkan
nilai ujian tersebut. Aku dan teman-teman sama-sama tegang ketika nilai tersebut akan
diumumkan.Secara umum, nilai ujian kami tidak terlalu mengecewakan, namun berbeda dengan
nilaiku, sebab dari semua nilai, justru mata pelajaran matematika jauh dari ekspektasi. Padahal,
sewaktu jian mata pelajaran itulah aku membawa catatan lengkap di dalam laci meja
.
Saat itu aku hanya dapat termenung, mengingat kembali momen ujian di mana aku mencontek
namun mendapatkan nilai buruk. Sementara di mata pelajaran lain yang aku kerjakan sendiri,
hasilnya justru di luar dugaan begitu baik.Aku pun bertekad untuk menghadapi ujian berikutnya
dengan usaha sendiri. Aku pun berniat untuk berusaha lebih jujur ketika mengerjakan soal-soal
yang diberikan, sesulit apapun itu. Terlebih ujian yang akan kuhadapi nanti merupakan ujian
penentu kelulusan dengan pengawas eksternal dari sekolah lain. Jadi jika aku mencontek,
kemungkinan akan ketahuan juga akan jauh lebih besar.

Semenjak itu, aku selalu mempelajari kembali materi yang sudah diajarkan guru di kelas. Aku a
selalu berlatih mengerjakan soal-soal latihan setiap hari demi mengejar tekadu kuntuk menjad

Anda mungkin juga menyukai