Anda di halaman 1dari 10

Lex Privatum, Vol. III/No.

4/Okt/2015

WAKAF ATAS TANAH MENURUT mengenai hukum perwakafan yang berlaku bagi
HUKUM ISLAM1 umat Islam Indonesia. Dari hasil penelitian
Oleh: Cipto Genandi Gonibala2 dapat ditarik kesimpulan bahwa perspektif
kompilasi Hukum Islam maupun hukum Islam
ABSTRAK pada umumnya, harta benda milik yang di-
Salah satu masalah di bidang keagamaan yang wakaf-kan tidak harus dalam bentuk benda
menyangkut pelaksanaan tugas-tugas tidak bergerak (benda tetap), misalnya tanah,
keagrarian adalah perwakafan tanah milik. namun benda pada umumnya dapat di-wakaf-
Praktik wakaf yang terjadi dalam kehidupan kan. Wakaf lazimnya diperuntukkan untuk
masyarakat belum sepenuhnya berjalan tertib kepentingan keagamaan sosial (umum) yang
dan efisien, sehingga dalam berbagai kasus dikelola oleh nadzir/nazhir terdiri dari satu
harta wakaf tidak terpelihara sebagaimana orang atau lebih. Wakaf hak milik atas tanah
mestinya, terlantar atau beralih ke tangan harus bersertifikat (diutamakan), dan
pihak ketiga dengan cara melawan hukum. didaftarkan melalui kantor kecamatan; kantor
Yang menjadi permasalahan dalam karya tulis agama dalam wilayahnya dan selanjutnya
ini yaitu bagaimana peralihan hak milik atas dibuat akte ikrar wakaf. Perwakafan atas tanah
tanah perspektif hukum Islam dan bagaimana hak milik menurut hukum Islam dan Kompilasi
perwakafan atas tanah menurut hukum Islam Hukum Islam, yang diperuntukkan keperluan
dan kompilasi hukum Islam. Penelitian ini suci, dan sosial keagamaan yang diakui dan
adalah merupakan penelitian hukum, karena dilindungi dan diatur dengan peraturan
ilmu hukum memiliki karakter yang khusus. perundang-undangan.
Penulis menggunakan pendekatan yuridis
normatif atau norma hukum yang berlaku pada A. PENDAHULUAN
objek penelitian sebagaimana dalam bahan Salah satu masalah di bidang keagamaan
hukum primer untuk tercapainya suatu tujuan yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas
penelitian sesuai dengan metode yang keagrarian adalah perwakafan tanah milik.
digunakan. Hasil penelitian menunjukkan Begitu pentingnya masalah perwakafan tanah
bahwa Hukum Islam dikenal beberapa titel milik tersebut ditinjau dari sudut Undang-
transaksi untuk memperoleh atau peralihan hak Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
milik, yaitu dari yang klasik sampai dengan Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Pada
cara-cara yang lazim dipraktikkan dewasa ini. waktu yang lampau, pengaturan tentang
Hukum Islam tidak secara khusus membedakan perwakafan tanah milik ini tidak diatur secara
mana titel memperoleh hak yang hanya untuk tuntas dalam bentuk suatu peraturan
tanah saja dan mana yang untuk benda lain perundang-undangan, sehingga memudahkan
non-tanah. Dengan adanya akad (perjanjian), terjadinya penyimpangan dari hakekat dan
seseorang dapat memperoleh hak, misalnya tujuan wakaf itu sendiri, terutama sekali
dengan melakukan perjanjian jual beli, sewa- disebabkan terdapatnya beraneka ragam
menyewa tukar menukar, dan sebagainya. bentuk perwakafan dan tidak adanya
Hukum Islam terdapat suatu pranata hukum keharusan untuk didaftarkannya benda-benda
yang dinamakan dengan wakaf, merupakan yang diwakafkan, sehingga banyaklah benda-
salah satu cara peralihan dan perolehan hak benda wakaf yang tidak diketahui lagi
atas tanah, di samping cara lainnya. Wakaf keadaannya.
sebagai sebuah pranata yang berasal dari Praktik wakaf yang terjadi dalam kehidupan
hukum Islam memegang peranan penting masyarakat belum sepenuhnya berjalan tertib
dalam kehidupan keagamaan dan sosial umat dan efisien, sehingga dalam berbagai kasus
Islam. Oleh karena itu, Pemerintah berupaya harta wakaf tidak terpelihara sebagaimana
untuk mempositifkan hukum Islam sebagai mestinya, terlantar atau beralih ke tangan
bagian dari hukum nasional. Pengaturan pihak ketiga dengan cara melawan hukum.
Keadaan demikian disebabkan tidak hanya
1
Atikel Skripsi karena kelalaian atau ketidakmampuan
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. nazhirdalam mengelola dan mengembangkan
090711440

120
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

benda wakaf, melainkan juga sikap masyarakat discipline).3 Merupakan suatu penelitian untuk
yang kurang peduli atau belum memahami menganalisis peraturan perundang-undangan,4
status benda wakaf yang seharusnya dilindungi pada prinsipnya penelitian hukum berbeda
demi untuk kesejahteraan umum sesuai dengan dengan penelitian sosial.5 Untuk itu peneliti
tujuan, fungsi, dan peruntukan wakaf. menggunakan pendekatan yuridis normatif
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas atau norma hukum yang berlaku pada objek
dan untuk memenuhi kebutuhan hukum dalam penelitian sebagaimana dalam bahan hukum
rangka pembangunan hukum nasional perlu primer untuk tercapainya suatu tujuan
dibentuk Undang-Undang tentang Wakaf. penelitian sesuai dengan metode yang
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 digunakan tersebut di atas, diperoleh dari
tentang Wakaf memuat beberapa ketentuan kepustakaan seperti peraturan perundang-
dalam Pasal 14, Pasal 21, Pasal 31, Pasal 39, undangan yang terkait dengan apa yang diteliti
Pasal 41, Pasal 46, Pasal 66 dan Pasal 68 yang dan buku, jurnal, artikel. Adapun bahan hukum
perlu diatur lebih lanjut dengan Peraturan sekunder seperti yurisprudensi, makalah,
Pemerintah. Keseluruhan peraturan majalah sebagaimana digunakan dalam bahan
pelaksanaan tersebut diintegrasikan ke dalam penulisan penelitian dan bahan hukum tertier
satu peraturan pemerintah sebagai adalah bahan hukum yang memberikan
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun petunjuk terhadap bahan hukum primer dan
2004. Hal itu dimaksudkan untuk sekunder seperti kamus, ensiklopedia dan
menyederhanakan pengaturan yang mudah semacam atau sejenisnya.
dipahami masyarakat, organisasi dan badan
hukum, serta pejabat pemerintahan yang PEMBAHASAN
mengurus wakaf, BWI, dan LKS, sekaligus 1. Peralihan Hak Milik Atas Tanah Perspektif
menghindari berbagai kemungkinan perbedaan Hukum Islam
penafsiran terhadap ketentuan yang berlaku. Peralihan Hak Milik Dalam Perspektif Hukum
Sesuai dengan prinsip Undang-Undang Islam
Nomor 41 Tahun 2004 yang tidak memisahkan Menurut hukum Islam yang dimaksud
antara wakaf ahli yang pengelolaan dan dengan milik atau hak itu secara etimologis
pemanfaatan harta benda wakaf terbatas untuk adalah memiliki sesuatu dan sanggup bertindak
kaum kerabat (ahli waris) dengan wakaf khairi secara bebas terhadapnya.6 Adapun dari segi
yang dimaksudkan untuk kepentingan istilah yang dimaksud dengan milik atau hak
masyarakat umum sesuai dengan tujuan dan adalah suatu kekhususan terhadap sesuatu
fungsi wakaf, maka pernyataan kehendak Wakif yang memberi kemungkinan kepada
dalam Majelis Ikrar Wakaf harus dijelaskan pemangkunya menurut hukum Syara’ untuk
maksudnya, apakah Mauquf alaihadalah secara bebas bertindak hukum terhadap
masyarakat umum atau untuk karib kerabat sesuatu dimaksud serta mengambil manfaatnya
berdasarkan hubungan darah (nasab) dengan sepanjang tidak terdapat penghalang dari
Wakif. Ini berarti bahwa pengaturan mengenai Syar’iy.7
wakaf berlaku baik untuk wakaf khairimaupun Dengan demikian, seseorang yang telah
wakaf ahli. mendapat sesuatu secara khusus maka
3
B. PERUMUSAN MASALAH Philipus Hadjon, Pengkajian Ilmu Hukum, Makalah
1. Bagaimana peralihan hak milik atas tanah Pelatihan Metode Penelitian Hukum Normatif, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Ilmu Hukum, Lembaga
perspektif hukum Islam? Penelitian Airlangga bekerjasama dengan Fakultas Hukum
2. Bagaimana perwakafan atas tanah menurut Universitas Airlangga, 11-12 Juni 1997.
4
hukum Islam dan kompilasi hukum Islam? Peter Mahmud Marzuki, Jurisprudence as sui Generis
Dicipline, Yudika, Vol. 17 No. 4 Juli 2002, hal. 312-314.
5
C. METODE PENELITIAN Peter Mahmud Marzuki, Metodologi Penelitian Hukum,
2006, hal. 7.
Penelitian ini adalah merupakan penelitian 6
T.M. Hasbi Ash Shiddiq, Pengantar Fiqh Muamalah, Bulan
hukum, karena ilmu hukum memiliki karakter Bintang, Jakarta, 1984, hal. 8
7
yang khusus (merupakan suatu sui generis Zahri Hamid, Perwakafan Tanah Dalam Hukum Politik
Agraria Nasional, Bina Usaha, Yogyakarta, 1985, hal. 4

121
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

kepadanya diberikan suatu kebebasan untuk 5. hadiah;


bertindak hukum mengasingkan sesuatu yang 6. wasiat;
khusus tersebut. Itulah yang dinamakan dengan 7. wakaf;
“milik” atau “hak’. Walaupun demikian harus 8. pewarisan;
diingatbahwa tidak semua sesuatu yang khusus 9. hibah;
tersebut (barang atau benda) dapat dikuasai 10.zakat;
secara pribadi sebagai miliknya. Ada barang- 11.ihyaul mawat11
barang tertentu yang dilarang untuk dimiliki Hukum Islam tidak secara khusus
secara pribadi-pribadi barang-barang tersebut membedakan mana titel memperoleh hak yang
harus diserahkan atau dikelola oleh Negara c.q. hanya untuk tanah saja dan mana yang untuk
Penguasa. Hal ini diterangkan dalam sebuah benda lain non-tanah. Namun dari bentuk-
Hadis Nabi: Muhammad SAW yang artinya: bentuk di atas, ihyaul mawat satu-satunya cara
“Manusia itu bersama-sama memiliki tiga yang langsung dihubungkan dengan tanah.
macam barang, yaitu air,rumput (tanah), dan Adapun zakat, kalau dikaitkan dengan tanah,
api.”8 lazimnya yang dizakatkan atau
Apabila ketentuan dalam hadis Nabi dipindahkanhaknya bukanlah tanahnya sendiri,
Muhammad SAW, tersebut dibandingkan tetapi hanya hasil tanah seperti pertanian atau
dengan ketentuan dalam UUD 1945terdapat perkebunan. Titel lainnya secara umum dapat
kesamaannya. Ketentuan yang demikian dilakukan, baik untuk tanah maupun benda
terdapat dalam Pasal (3) ayat (2) dan ayat (3) lainnya non-tanah.12
UUD 1945. Dalam ketentuan Pasal 33 ayat (2) Cara yang klasik memperoleh hak, yaitu
UUD 1945 ditetapkan, bahwa cabang-cabang dengan memungut hasil dari alam (toeeigening)
produksi yang penting bagi Negara dan yang atau ihrazul mubahat, yaitu memiliki benda-
menguasai hajat hidup orangbanyak dikuasai benda yang boleh dimiliki, atau menempatkan
oleh negara.9 Selanjutnya Pasal 33 ayat (3) UUD sesuatu yang boleh dimiliki di sesuatu tempat
1945 menetapkan, bahwa bumi dan air dan untuk dimiliki.13Ihrazul mubahat ini merupakan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya cara memperoleh hak yang berhubungan
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk dengan tanah, yaitu terhadap benda-benda
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.10 yang dihasilkan dari alam yang secara langsung
Ketentuan ini dijabarkan dalam ketentuan dapat dipungut oleh seseorang karena tidak
Pasal6 UUPA yang menetapkan, bahwa semua ada orang lain yang memilikinya, misalnya
hak atas tanah mempunyai fungsi sosial. menangkap ikan-ikan di laut, binatang buruan
Berdasarkan ketentuan tersebut dikemukakan, di hutan.
bahwa kiranya di dalam menggunakan tanah Dengan adanya akad (perjanjian), seseorang
harus disesuaikan dengan keadaandan sifatnya dapat memperoleh hak, misalnya dengan
daripada haknya, hingga tanah tersebut melakukan perjanjian jual beli, sewa-menyewa
bermanfaat pula bagi masyarakat dan negara. tukar menukar, dan sebagainya. Adapun “objek
Hukum Islam dikenal beberapa titel akad” yang menyebabkan berpindahnya hak
transaksi untuk memperoleh atau peralihan hak milik itu ialah harta-harta mtaqawwim,yaitu
milik, yaitu dari yang klasik sampai dengan harta milik yang dibolehkan mengambil
cara-cara yang lazim dipraktikkan dewasa ini. manfaatnya, sehingga dengan akad itu
Peralihan hak milik tersebut dapat melalui cara- berpindah pemilikan terhadap harta itu dari
cara berikut, antara lain: tanganseseorang ke tangan orang lain
1. jual beli; berdasarkan kerelaan keduanya”.14
2. tukar-menukar; Pemindahan pemilikan harta adakalanya
3. infak; dengan jalan meng-infaq-kannya bagi diri dan
4. sedekah orang yang diwajibkan untuk meng-infaq-

8 11
Masjfuh Zuhdi, Studi Islam, Rajawali, Jakarta, 1988, hal. Abijani M. Alabij, Op Cit, hal. 15
12
88 Abijani M. Alabij, Ibid, hal. 15
9 13
Pasal 33 ayat (2) UUD 1945 T.M. Hasbi Ash Shiddiqey, Op Cit, hal. 9
10 14
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 Abijani M. Alabij, Op Cit, hal. 74

122
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

kannyakepadanya. Pelaksanaan adakalanya di Bupati/Walikota c.q. Kantor Badan Pertanahan


waktu dia hidup, seperti hibah,hadiah dan Nasional setempat untuk mendaftarkan
sedekah, dan adakalanya sesudah dia mati, perwakafan tanah milik yang bersangkutan
seperti wasiatatau hibah wasiat. 15 menurut ketentuan dalam Peraturan
Sedekah, hibah, dan hadiah merupakan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang
bentuk pemberian secara umum. Sedekah Pendaftaran Tanah sebagaimana telah diganti
adalah memberikan satu benda atau hak dan disempurnakan dengan Peraturan
milik,semata-mata karena mengharapkan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
keridaan dan balasan dari Allah SWT. Sedekah Pendaftaran Tanah. Permohonan pendaftaran
ini merupakan kebajikan yang sangat tanah yang diwakafkan tersebut harus
dianjurkan oleh Islam. Adapun hibah ialah disampaikan selambat-lambatnya dalam jangka
memberikan harta secara sukarela waktu 3 (tiga) bulan sejak dibuatnya Akta Ikrar
ketikamasihhidup kepada seseorang. Menurut Wakaf.
Imam Abu Hanifah danAhmad, hibah baru sah Untuk keperluan pendaftaran perwakafan
kalau ada ijab, kabul, dan penyerahan barang. tanah-tanah hak milik, maka kepada Kantor
Pertanahan setempat, harus diserahkan pula:
Pendaftaran dan Perubahan Peruntukan a. sertifikat tanah yang bersangkutan;
Wakaf Tanah Milik b. Akta Ikrar Wakaf yang dibuat oleh Pejabat
Salah satu hal yang selama ini belum pernah Pembuat Akta IkrarWakaf;
diatur dan dilaksanakan secara saksama adalah c. Suratpengesahan dari Kantor Urusan
pendaftaran tanah-tanah yang diwakafkan AgamaKecamatan setempat mengenai
menurut ketentuan UUPA. Pendaftaran tanah nadzir yang bersangkutan.
perwakafan ini sangat penting artinya, baik Terhadap tanah milik yang diwakafkan yang
ditinjau dari segi tertib hukum maupun dari segi belum mempunyaisertifikat, maka pencatatan
administrasi penguasaan dan penggunaan dilakukan setelah untuk tanah
tanah sesuai dengan peraturan perundang- tersebutdibuatkan sertifikatnya. Menurut
undangan agraria. ketentuan dalam Pasal 4 PeraturanMenteri
Kitab fiqh diterangkan bahwa wakaf telah Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1977,
berlaku dengan sebuah lafazh, walaupun tidak permohonan pendaftaran perwakafan tanah-
diumumkan oleh hakim dan hilang miliknya tanah yang belum terdaftar di Kantor
wakif darinya walaupun barang tersebut masih Pertanahan setempat atau belum ada
ada di tangannya. Demikian pendapat Asy- sertifikatnya, dilakukanbersama-sama
Syafi’i yang diikuti oleh Imam Malik dan denganpermohonan pendaftaran haknya
Imam,16tetapi, Abu Hanifah berpendapat, kepada Kantor Pertanahan setempatmenurut
bahwa tidak berlaku wakaf itu apabila tidak ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10
terlepas dari milik wakif, apabila hakim Tahun 1961sebagaimana diganti dan
memberikan putusan dengan mengumumkan disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah
barang wakaf tersebut. Nomor 24 Tahun 1997.
Kewajiban pendaftaran wakaf tanah milik ini Untuk keperluan tersebut, kepada Kantor
diatur dalam Pasal 10 Peraturan Pemerintah Pertanahan setempat harus diserahkan:
Nomor 28 Tahun 1977, yang kemudian a. surat permohonan konversi/penegasan
dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan haknya atas tanah;
Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1977 b. surat-surat bukti pemilikan tanahnya
tentang Tata Cara Pendaftaran Tanah serta surat-surat keterangan lainnya yang
Mengenai Perwakafan Tanah Milik. diperlukan sehubungan dengan
Setelah Akta Ikrar wakaf dilaksanakan, maka permohonan konversi dan pendaftaran
Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf atas nama hak atas tanahnya;
nadzir (nazhir) yang bersangkutan, diharuskan c. Akta Ikrar Wakaf yang dibuat oleh
mengajukan permohonan kepada Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf
setempat;
15
Ibid, hal. 145
16
Masjfuh Zuhdi,Op Cit, hal. 159

123
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

d. surat pengesahan dari Kantor Urusan secara tertulis atas permohonan perubahan
Agama Kecamatan setempat mengenai status tanah wakaf yang dimohonkan.
nadzir yang bersangkutan.17 Menurut ketentuan dalam Pasal 13 ayat (3)
Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun
Setelah menerima permohonan pendaftaran 1978, perubahan status tanah wakaf dapat
perwakafan tanah milik tersebut, Kepala Kantor diizinkan apabila diberikan penggantian yang
Pertanahan setempat mencatat perwakafan sekurang-kurangnya senilai dan seimbang
tanah milik yang bersangkutan pada buku dengan kegunaannya sesuai dengan ikrar
tanah dan sertifikatnya. wakaf.19
Menurut ketentuan dalam Pasal 7 ayat (2) Apabila terjadi perubahan status tanah milik
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 yang telah diwakafkan dan perubahan
Tahun 1977, terhadap tanah milik yang penggunaannya sebagai akibat dari
diwakafkan sebelum terdaftar di Kantor penyimpangan karena dilakukan dalam hal-hal
Pertanahan setempat, maka pencatatan yang tertentu, maka nadzir (nazhir) berkewajiban
dimaksudkan dilakukan setelah tanah tersebut untuk melaporkannya kepada Bupati/Walikota
dibuatkan sertifikatnya.18 c.q. Kepala Kantor Pertanahan setempat untuk
Berbagai penyimpangan dari ketentuan mendapatkan penyelesaian lebih lanjut.
tersebut dalam Pasal ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977, di samping 2. Perwakafan Atas Tanah Menurut Hukum
terkena sanksi seperti dimaksud dalam Pasal 15 Islam dan Kompilasi Hukum Islam
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977, Wakaf sebagai sebuah pranata yang berasal
juga perbuatan itu batal dengan sendirinya dari hukum Islam memegang peranan penting
menurut hukum. dalam kehidupan keagamaan dan sosial umat
Guna mengubah status dan penggunaan Islam. Oleh karena itu, Pemerintah berupaya
tanah wakaf, nadzi (nazhir) berkewajiban untuk mempositifkan hukum Islam sebagai
mengajukan permohonan kepada Kepala bagian dari hukum nasional. Pengaturan
KantorWilayah Departemen Agama c.q. Kepala mengenai hukum perwakafan yang berlaku bagi
Bidang Urusan Agama Islam melalui Kepala umat Islam Indonesia.
Kantor Urusan Agama dan Kepala Kantor Pengertian wakaf dirumuskan dalam
Departemen Agama secara hierarkhis kepada ketentuan Pasal 215 angka 1 Kompilasi Hukum
Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama c.q. Islam yang menyatakan bahwa wakaf adalah
Kepala Bidang Urusan Agama Islam dengar perbuatan hukum seseorang atau kelompok
disertai pertimbangan. Kepala Kantor Wilayah orang atau badan hukum yang memisahkan
Departemen Agama c.q. Kepala Bidang Urusan sebagian dari benda miliknyadan
Agama Islam diberi wewenang untuk memberi melembagakannya untuk selama-lamanya guna
persetujuan atau penolakan secara tertulis atas kepentingan ibadat atau keperluan umum
permohonan perubahan penggunaan tanah lainnya sesuai dengan ajaran agama. Ini berarti
wakaf. wakaf adalah suatu perbuatan hukum
Permohonan perubahan status tanah wakaf, yangdilakukan oleh seseorang, kelompok orang
Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama atau badan hukum dengan cara memisahkan
berkewajiban meneruskan kepada Menteri sebagian harta benda milik dan itu
Agama c.q. Direktorat Jenderal Bimbingan dilembagakan untuk selama-lamanya bagi
Masyarakat Islam dengan disertai kepentingan ibadat atau umum lainnya sesuai
pertimbangan. Kemudian Direktorat Jenderal dengan ajaran agama Islam.Benda milik yang
Bimbingan Masyarakat Islam diberi wewenang dimaksud tidak hanya benda tidak bergerak
untuk memberi persetujuan atau penolakan (benda tetap), tetapi juga dapat benda
bergerak asalkan benda yang bersangkutan
memiliki daya tahan yang tidak hanya sekali
17
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun pakai dan bernilai menurut ajaran Islam.
1961sebagaimana diganti dan disempurnakan dengan
19
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Pasal 13 ayat (13) Peraturan Menteri Agama No. 1
18
Pasal 7 ayat (2) Permendagri No. 6 Tahun 1977 Tahun 1978

124
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

Ketentuan dalam Pasal 215 angka 4Kompilasi - badan hukum.22


Hukum Islam menentukan, bahwa benda wakaf Adapun syarat-syaratnya sebagai wakif
adalah segala benda baik benda bergerak atau sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 217
tidak bcrgerak yang memiliki daya tanah yang ayat (1) dan ayat (2) Kompilasi Hukum Islam,
tidak hanya sekali pakai dan bernilai menurut yaitu
ajaran Islam.20 1. Apabila yang menjadi wakifituorang atau
Perspektif Kompilasi Hukum Islam maupun orang-orang, dipersyaratkan:
hukum Islam pada umumnya, harta benda milik - telah dewasa,
yang di-wakaf-kan tidak harus dalam bentuk - sehat akalnya;
benda tidak bergerak (benda tetap), misalnya - oleh hukum tidak terhalang untuk
tanah, namun benda pada umumnya dapat di- melakukan perbuatanhukum, dan
wakaf-kan. Dalam perspektif hukum Islam, - dilakukan atas kehendak sendiri. 23
benda-benda selain tanah dapat saja 2. Apabila yang menjadi wakif itu badan-badan
diwakafkan sepanjang benda tersebut bila hukum Indonesia, maka yang bertindak
digunakan atau saat diambil manfaatnya tidak untuk dan atas namanya adalah
seketika habis atau musnah. pengurusnya yang sah menurut hukum,
Apa fungsi dari wakafitudisebutkan dalam Mengenai benda yang diwakafkan bukan
ketentuan Pasal 216 Kompilasi Hukum Islam, benda sembarangan, melainkan benda milik,
bahwa fungsi wakaf adalah mengekalkan yang bebas dari segala:
manfaat benda wakaf sesuai dengan tujuan - pembebanan,
wakaf. Dengan demikian fungsi wakafdisini - ikatan, dan
bukannya mengekalkan objek wakaf, melainkan - sengketa.24
mengekalkan manfaat benda milik yang telah - Untuk mengelola benda wakaf tersebut,
diwakafkan sesuai dengan peruntukan wakaf maka diadakan nadzir,yang menurut
yang bersangkutan. 21 ketentuan dalam Pasal 215 angka 5
Sesuai dengan fiqh Islam, maka dalam Kompilasi Hukum Islam, harus berbentuk
perspektif Kompilasi Hukum untuk adanya kelompok orang atau badan hukum
wakaf harus dipenuhi 4 (empat) unsur (rukun), yangdiserahi tugas pemeliharaan dan
yaitu: pengurusan benda wakaf.25
1. adanya orang yang berwakaf (waqif) Adapun nadzir yang perorangan menurut
sebagai subjek wakaf; ketentuan dalam Pasal 219 Kompilasi Hukum
2. adanya benda yang diwakafkan (mauquf); Islam harus memenuhi syarat-syarat sebagai
3. adanya penerima wakaf (sebagai subjek berikut:
wakaf) (nadzir); a. warga negara Indonesia;
4. adanya ‘aqad atau lafaz atau pernyataan b. beragama Islam;
penyerahan wakaf dari tangan wakif c. sudah dewasa;
kepada orang atau tempat berwakaf d. sehat jasmaniah dan rohaniah;
(simauqiifulaihi). e. tidak berada di bawah pengampuan;
Pengaturan unsur-unsur (rukun) dan syarat- f. bertempat tinggal di kecamatan tempat
syarat wakaf tersebut dapat dijumpai dalam letak benda yang diwakafkannya.26
ketentuan Pasal 217 sampai dengan Pasal
222Kompilasi Hukum Islam. Kemudian bila berbentuk badan hukum,
Ketentuan dalam Pasal 215 angka 2 maka nadzir harus memenuhi persyaratan
Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa sebagai berikut:
yang menjadi subjek wakaf atauyang a. badan hukum Indonesia dan
dinamakan denganwakif itubisa: berkedudukan di Indonesia
- orang;
- orang-orang; atau 22
Pasal 215 Angka 2, KHI
23
Pasal 217 Ayat (1), KHI
24
Pasal 217 Ayat (2), KHI
20 25
Pasal 215, Angka 4, Kompilasi Hukum Islam Pasal 215 Angka 5
21 26
Pasal 216 Kompilasi Hukum Islam Pasal 219 KHI

125
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

b. mempunyai perwakilan di kecamatan Kecamatan dan Camat setempat sesuai


tempat letak benda yang diwakafkan. dengan tata cara yang ditetapkan dalam
Baik nadzir perorangan maupun badan Peraturan Menteri Agama.28
hukum, sama-sama harus didaftarkan pada Adapun hak nadzir menurut Pasal 222
Kantor Urusan Agama Kecamatan setempat Kompilasi Hukum Islam yaitu mendapatkan
setelah mendengar saran dari Camat dan penghasilan dan fasilitas, yang jenis dan
Majelis Ulama Kecamatan untuk mendapatkan jumlahnyaditentukan berdasarkan kelayakan
pengesahan. atas saran Majelis Ulama Kecamatandan Kantor
Sebelum melaksanakan tugas, natzir harus Urusan Agama Kecamatan setempat.
mengucapkan sumpah dihadapan Kepala Kompilasi Hukum Islam tidak ditentukan
Kantor Urusan Agama Kecamatan disaksikan masa jabatan nadzir, tetapi dalam keadaan
sekurang-kurangnya oleh 2 (dua) orang saksi tertentu nadzir dapat diberhentikan oleh
dengan isi sumpah sebagai berikut: Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan yang
Demi Allah, saya bersumpah, bahwa saya bersangkutan. Ketentuan dalam Pasal 221
untuk diangkat menjadi Nadzir langsung Kompilasi Hukum Islam menentukan:
atau tidak langsung dengan nama atau dalih 1. Nadzi diberhentikan oleh Kepala Kantor
apa pun tidak memberikan atau menjanjikan Urusan Agama Kecamatan karena:
ataupun memberikan sesuatu kepada a. meninggal dunia, dengan catatan
siapapun juga. tidak dengan sendirinya diganti oleh
Saya bersumpah, bahsa saya untuk salah seorang ahli warisnya;
melakukan atau tidak melakukan sesuatu b. atas permohonan sendiri;
dalam jabatan ini tiada sekali-kali akan c. tidak dapat melakukan kewajibannya
menerima langsung atau tidak langsung dari lagi sebagai nadzir,
siapapun juga suatua janji atau pemberian. d. melakukan suatu kejahatan sehingga
Saya bersumpah, bahwa saya senantiasa dipidana.
akan menjunjung tinggi, tugas dan tanggung 2. Bilamana terdapat lowongan jabatan
jawab yang dibebankan kepada saya selaku nadzir, karena salah satu alasan di atas,
nadzir dalam pengurusan harta wakaf sesuai maka penggantinya diangkat oleh Kepala
dengan maksud dan tujuannya. KantorUrusan Agama Kecamatan dan
Mengenai jumlah nadzir yang diperbolehkan Camat Setempat.29
untuk satu unit perwakafan,ditentukan dalam
Pasal 219 ayat (5) Kompilasi Hukum Islam, yaitu Perbuatan wakaf tersebut ternyata harus
sekurang-kurangnya terdiri atas 3 (tiga) orang dinyatakan secara tegas oleh wakif kepada
dan sebanyak-banyaknya 10 (sepuluh) orang nadzir dihadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar
yang diangkat oleh Kepala Kantor Urusan Wakaf. Hal ini ditentukan dalam Pasal 218
Agama Kecamatan atas saran Majelis Ulama Kompilasi Hukum Islam, bahwa pihak yang
Kecamatan dan Camat setempat. 27 mewakafkan harus mengikrarkan kehendak
Apa yang menjadi kewajiban nadzir, lebih secara jelas dan tegas kepada nadzir di hadapan
lanjut ditentukan dalam Pasal 200 Kompilasi Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf, yang
Hukum Islam, yaitu: kemudian menuangkannya dalam bentuk Ikrar
1. mengurus dan bertanggung jawab atas Wakaf, dengan disaksikan oleh sekurang-
kekayaan wakaf serta hasilnya, dan kurangnya 2 orang saksi. Dalam keadaan
pelaksanaan perwakafan sesuai dengan tertentu, penyimpangan dari ketentuan
tujuannya menurut ketentuan-ketentuan tersebut dapat dilaksanakan setelah terlebih
yang diatur oleh Menteri Agama. dahulu mendapat persetujuan Menteri Agama.
2. membuat laporan secara berkala atas Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf berstatus
semua hal yang menjadi tanggung sebagai petugas pemerintah yang diangkat
jawabnya sebagaimana dimaksud di atas berdasarkan peraturan yang berlaku,
kepada Kepala Kantor Urusan Agama berkewajiban menerima ikrar dari wakif dan
28
Pasal 200 KHI
27 29
Pasal 219 ayat (5) KHI. Pasal 221 KHI

126
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

menyerahkannya kepadanadzir serta a. karena tidak sesuai lagi dengan tujuan


melakukan pengawasan untuk kelestarian wakaf seperti diikrarkan oleh wakif;
perwakafan,yang diangkat dan diberhentikan b. karena kepentingan umum.31
oleh Menteri Agama. Ikrar Wakaf berisikan Penyelesaian perselisihan benda wakaf
pernyataan kehendak dari wakif untuk menjadi kewenangan Pengadilan Agama
mewakafkan benda miliknya. Mengenai isi dan setempat. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 226
bentuk Ikrar Wakaf tersebut ditetapkan oleh Kompilasi Hukum Islam, bahwa penyelesaian
Menteri Agama. perselisihan sepanjang yang menyangkut
Dalam melaksanakan ikrar wakaf tersebut, persoalan benda wakafdan nadzir diajukan
menurut ketentuan dalam Pasal 223 ayat (4) kepada Pengadilan Agama setempat sesuai
Kompilasi Hukum Islam, pihak yang dengan ketentuan peraturan perundang-
mewakafkan diharuskan menyerahkan kepada undangan yang berlaku.
Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf, surat-surat Selanjutnya mengenai pengawasan benda
sebagai berikut: wakaf, ditentukan dalam Pasal 227 Kompilasi
a. tanda bukti pemilikan harta benda; Hukum Islam, bahwa pengawasan terhadap
b. jika benda yang diwakafkan berupa pelaksanaan tugas dan tanggung jawab nadzir
benda tidak bergerak, maka harus dilakukan secara bersama-sama oleh Kepala
disertai surat keterangan dari kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan, Majelis
desa, yang diperkuat oleh Camat Ulama Kecamatan dan Pengadilan Agama yang
setempat yang menerangkan pemilikan mewilayahinya. Ini berarti pengawasan
benda tidak bergerak dimaksud; terhadap benda wakaf tidak hanya dilakukan
c. surat atau dokumen tertulis yang oleh pihak eksekutif saja, tetapi bersama-sama
merupakan kelengkapan dari benda tidak antara pihak eksekutif dan yudikatif.32
bergerak yang bersangkutan.30
PENUTUP
Selanjutnya benda wakaf tadi harus A. Kesimpulan
didaftarkan di Kecamatan guna menjaga 1. Peralihan hak milik dari satu pihak ke
keutuhan dan kelestariannya. Pasal 224 pihak yang lain dengan bertujuan yang
Kompilasi Hukum Islam menentukan, bahwa suci; dan bagi pihak yang mengalihkan
setelah Akta Ikrar Wakaf dilaksanakan, maka hak milik dengan tulus ikhlas dengan
Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan atas harapan dikemudian hari setelah
nama nadzir yang bersangkutan diharuskan meninggal dunia akan memperoleh
mengajukan permohonan kepada Camat untuk pahala atas peralihan hak milik atas
mendaftar perwakafan benda yang tanah. Sebaliknya bagi si penerima hak
bersangkutan guna menjaga keutuhan dan milik atas tanah akan mengelola atau
kelestariannya. memanfaatkan sesuai amanat/tujuan
Pada dasarnya benda wakaf tidak dapat dari pemberi/pelepas hak milik atas
diubah atau dialihkan. Dalam Pasal 225 tanah; dalam hukum Islam dan Kompilasi
Kompilasi Hukum Islam ditentukan, bahwa Islam teristiwa tersebut di sebut “wakaf”.
benda yang telah diwakafkan tidak dapat Ini salah satu dari peralihan hak milik.
dilakukan perubahan atau penggunaan lain Wakaf lazimnya diperuntukkan untuk
daripada yang dimaksud dalam ikrar wakaf. kepentingan keagamaan sosial (umum)
Penyimpan dari ketentuan dimaksud hanya yang dikelola oleh nadzir/nazhir terdiri
dapat dilakukan terhadap hal-hal tertentu dari satu orang atau lebih.
setelah terlebih dahulu mendapatkan Wakaf hak milik atas tanah harus
persetujuan tertulis dari Kepala Kantor Urusan bersertifikat (diutamakan), dan
Agama Kecamatan berdasarkan saran dari didaftarkan melalui kantor kecamatan;
Majelis Ulama Kecamatan dan Camat setempat kantor agama dalam wilayahnya dan
dengan alasan: selanjutnya dibuat akte ikrar wakaf, bila
31
Pasal 225 KHI
30 32
Pasal 223 ayat (4) KHI Pasal 227 KHI

127
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

terjadi perubahan peruntukan tanah memelihara tanah wakaf, karena perwakafan


wakaf, maka nadzir harus mengajukan bagi nadzir telah menerima amanat
permohonan kepada kantor urusan sebagaimana tugas yang diemban untuk
agama yang berwenang untuk itu, bila kepentingan umat, keagamaan, dan sosial.
berubah penggunaan tanah wakaf maka
nadzir berkewajiban melapor kepada DAFTAR PUSTAKA
pemerintah. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah
2. Perwakafan atas tanah hak milik menurut Milik dan Kedudukan Tanah Wakaf di
hukum Islam dan Kompilasi Hukum Islam, Negara Kita, Alumni, Bandung, 1984.
yang diperuntukkan keperluan suci, dan Anshori Abdul Ghofur, Hukum dan Praktik
sosial keagamaan yang diakui dan Perwakafan di Indonesia, Pilar Media,
dilindungi dan diatur dengan peraturan Yogyakarta, 2005.
perundang-undangan yakni peraturan Asaf, A.A. Fyzee, Pokok-Pokok Hukum Islam,
perundang-undangan yakni Peraturan Tirta Mas, Jakarta, 1998.
Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang Basyir Ahma Azhar, Hukum Islam Tentang
Perwakafan Tanah Milik; Instruksi Wakaf, Al-Ma’arif, Jakarta, 1987
Presiden No. 1 Tahun 1991 jo. Keputusan Erniati Efendi, Hukum Islam, Sinar Grafika,
Menteri Agama No. 145 Tahun 1991; Jakarta, 2006.
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Fyzee Asaf A.A., Pokok-Pokok Hukum Islam,
tentang Pokok-Pokok Agraria, P.P. No. 24 Tirta Mas, Jakarta, 1966.
Tahun 1990 tentang Sertifikat Tanah Hadjon Philipus, Pengkajian Ilmu Hukum,
Wakaf, UU. No. 25 Tahun 2000 tentang Makalah Pelatihan Metode Penelitian
Program Pembangunan Nasional, UU No. Hukum Normatif, Pusat Penelitian dan
41 Tahun 2004 tentang Wakaf, LNRI Pengembangan Ilmu Hukum, Lembaga
Tahun 2004 No. 159 tambahan LNRI No. Penelitian Airlangga bekerjasama dengan
4459. P.P. No. 28 Tahun 1977 dan KHI Fakultas Hukum Universitas Airlangga, 11-12
Tahun 1991 terdapat perbedaan dan Juni 1997.
persamaan dengan UU No. 41 Tahun Hamid Zahri, Perwakafan Tanah Dalam Hukum
2004 tentang Wakaf, mengatur lebih luas Politik Agraria Nasional, Bina Usaha,
dan luwes, perwakafan tidak hanya Yogyakarta, 1985.
menyangkut bidang keagamaan, sosial Hasbi Ash Shiddiq T.M., Pengantar Fiqh
juga menyangkut bidang keagrariaan, Muamalah, Bulan Bintang, Jakarta, 1984
wakaf sebagai suatu lembaga keagamaan Manan Abdul, Aneka Masalah Hukum Perdata
salah satu sarana pengembangan Islam di Indonesia, Kencana Prenada Media
kehidupan beragama (agama Islam) Group, Jakarta, 2006.
untuk mencapai kesejahteraan spiritual Marzuki Peter Mahmud, Jurisprudence as sui
dan material, perwakafan diatur dengan Generis Dicipline, Yudika, Vol. 17 No. 4 Juli
UUPA yang bersandar pada PP No. 28 2002.
Tahun 1977 dan KHI Tahun 1991 dan UU Peter Mahmud Marzuki, Metodologi Penelitian
No. 4 Tahun 2004 tentang Wakaf. Hukum, 2006.
Prihatini Farida, Uswalum Hasanah dan
B. Saran Wirdyaningsih, Hukum Islam, Zakat dan
Kesempatan ini penulis menyampaikan Wakaf, FHUI, Jakarta, 2005.
saran sebagai berikut: Sangat diharapkan Rahmat Djatmiko, Wakaf Tanah, Al-Ikhlas,
kepada pihak yang mengalihkan hak milik atas Surabaya, 1992.
tanah (wakaf) hendaknya harus ikhlas lahir dan Usman Rachmadi, Hukum Perwakafan di
bathin sesuai tujuan yang suci karena “hillahi Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.
taala” secara lahiriah membantu masyarakat di Zuhdi Masjfuk, Studi Islam Muamalah, Rajawali,
bidang keagamaan, sosial sangat diharapkan Jakarta, 1988.
kepada pengelola atau nadzir khususnya dan
masyarakat hendaknya mampu menjaga,

128
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 tentang


Kewenangan Peradilan Agama
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang
Pokok-Pokok Agraria Jakarta
Kompilasi Hukum Islam
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1961sebagaimana diganti dan
disempurnakan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997

129

Anda mungkin juga menyukai