Jak lexprivatum,+15.+Cipto+Genandi+Gonibala Edit
Jak lexprivatum,+15.+Cipto+Genandi+Gonibala Edit
4/Okt/2015
WAKAF ATAS TANAH MENURUT mengenai hukum perwakafan yang berlaku bagi
HUKUM ISLAM1 umat Islam Indonesia. Dari hasil penelitian
Oleh: Cipto Genandi Gonibala2 dapat ditarik kesimpulan bahwa perspektif
kompilasi Hukum Islam maupun hukum Islam
ABSTRAK pada umumnya, harta benda milik yang di-
Salah satu masalah di bidang keagamaan yang wakaf-kan tidak harus dalam bentuk benda
menyangkut pelaksanaan tugas-tugas tidak bergerak (benda tetap), misalnya tanah,
keagrarian adalah perwakafan tanah milik. namun benda pada umumnya dapat di-wakaf-
Praktik wakaf yang terjadi dalam kehidupan kan. Wakaf lazimnya diperuntukkan untuk
masyarakat belum sepenuhnya berjalan tertib kepentingan keagamaan sosial (umum) yang
dan efisien, sehingga dalam berbagai kasus dikelola oleh nadzir/nazhir terdiri dari satu
harta wakaf tidak terpelihara sebagaimana orang atau lebih. Wakaf hak milik atas tanah
mestinya, terlantar atau beralih ke tangan harus bersertifikat (diutamakan), dan
pihak ketiga dengan cara melawan hukum. didaftarkan melalui kantor kecamatan; kantor
Yang menjadi permasalahan dalam karya tulis agama dalam wilayahnya dan selanjutnya
ini yaitu bagaimana peralihan hak milik atas dibuat akte ikrar wakaf. Perwakafan atas tanah
tanah perspektif hukum Islam dan bagaimana hak milik menurut hukum Islam dan Kompilasi
perwakafan atas tanah menurut hukum Islam Hukum Islam, yang diperuntukkan keperluan
dan kompilasi hukum Islam. Penelitian ini suci, dan sosial keagamaan yang diakui dan
adalah merupakan penelitian hukum, karena dilindungi dan diatur dengan peraturan
ilmu hukum memiliki karakter yang khusus. perundang-undangan.
Penulis menggunakan pendekatan yuridis
normatif atau norma hukum yang berlaku pada A. PENDAHULUAN
objek penelitian sebagaimana dalam bahan Salah satu masalah di bidang keagamaan
hukum primer untuk tercapainya suatu tujuan yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas
penelitian sesuai dengan metode yang keagrarian adalah perwakafan tanah milik.
digunakan. Hasil penelitian menunjukkan Begitu pentingnya masalah perwakafan tanah
bahwa Hukum Islam dikenal beberapa titel milik tersebut ditinjau dari sudut Undang-
transaksi untuk memperoleh atau peralihan hak Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
milik, yaitu dari yang klasik sampai dengan Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Pada
cara-cara yang lazim dipraktikkan dewasa ini. waktu yang lampau, pengaturan tentang
Hukum Islam tidak secara khusus membedakan perwakafan tanah milik ini tidak diatur secara
mana titel memperoleh hak yang hanya untuk tuntas dalam bentuk suatu peraturan
tanah saja dan mana yang untuk benda lain perundang-undangan, sehingga memudahkan
non-tanah. Dengan adanya akad (perjanjian), terjadinya penyimpangan dari hakekat dan
seseorang dapat memperoleh hak, misalnya tujuan wakaf itu sendiri, terutama sekali
dengan melakukan perjanjian jual beli, sewa- disebabkan terdapatnya beraneka ragam
menyewa tukar menukar, dan sebagainya. bentuk perwakafan dan tidak adanya
Hukum Islam terdapat suatu pranata hukum keharusan untuk didaftarkannya benda-benda
yang dinamakan dengan wakaf, merupakan yang diwakafkan, sehingga banyaklah benda-
salah satu cara peralihan dan perolehan hak benda wakaf yang tidak diketahui lagi
atas tanah, di samping cara lainnya. Wakaf keadaannya.
sebagai sebuah pranata yang berasal dari Praktik wakaf yang terjadi dalam kehidupan
hukum Islam memegang peranan penting masyarakat belum sepenuhnya berjalan tertib
dalam kehidupan keagamaan dan sosial umat dan efisien, sehingga dalam berbagai kasus
Islam. Oleh karena itu, Pemerintah berupaya harta wakaf tidak terpelihara sebagaimana
untuk mempositifkan hukum Islam sebagai mestinya, terlantar atau beralih ke tangan
bagian dari hukum nasional. Pengaturan pihak ketiga dengan cara melawan hukum.
Keadaan demikian disebabkan tidak hanya
1
Atikel Skripsi karena kelalaian atau ketidakmampuan
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. nazhirdalam mengelola dan mengembangkan
090711440
120
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015
benda wakaf, melainkan juga sikap masyarakat discipline).3 Merupakan suatu penelitian untuk
yang kurang peduli atau belum memahami menganalisis peraturan perundang-undangan,4
status benda wakaf yang seharusnya dilindungi pada prinsipnya penelitian hukum berbeda
demi untuk kesejahteraan umum sesuai dengan dengan penelitian sosial.5 Untuk itu peneliti
tujuan, fungsi, dan peruntukan wakaf. menggunakan pendekatan yuridis normatif
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas atau norma hukum yang berlaku pada objek
dan untuk memenuhi kebutuhan hukum dalam penelitian sebagaimana dalam bahan hukum
rangka pembangunan hukum nasional perlu primer untuk tercapainya suatu tujuan
dibentuk Undang-Undang tentang Wakaf. penelitian sesuai dengan metode yang
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 digunakan tersebut di atas, diperoleh dari
tentang Wakaf memuat beberapa ketentuan kepustakaan seperti peraturan perundang-
dalam Pasal 14, Pasal 21, Pasal 31, Pasal 39, undangan yang terkait dengan apa yang diteliti
Pasal 41, Pasal 46, Pasal 66 dan Pasal 68 yang dan buku, jurnal, artikel. Adapun bahan hukum
perlu diatur lebih lanjut dengan Peraturan sekunder seperti yurisprudensi, makalah,
Pemerintah. Keseluruhan peraturan majalah sebagaimana digunakan dalam bahan
pelaksanaan tersebut diintegrasikan ke dalam penulisan penelitian dan bahan hukum tertier
satu peraturan pemerintah sebagai adalah bahan hukum yang memberikan
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun petunjuk terhadap bahan hukum primer dan
2004. Hal itu dimaksudkan untuk sekunder seperti kamus, ensiklopedia dan
menyederhanakan pengaturan yang mudah semacam atau sejenisnya.
dipahami masyarakat, organisasi dan badan
hukum, serta pejabat pemerintahan yang PEMBAHASAN
mengurus wakaf, BWI, dan LKS, sekaligus 1. Peralihan Hak Milik Atas Tanah Perspektif
menghindari berbagai kemungkinan perbedaan Hukum Islam
penafsiran terhadap ketentuan yang berlaku. Peralihan Hak Milik Dalam Perspektif Hukum
Sesuai dengan prinsip Undang-Undang Islam
Nomor 41 Tahun 2004 yang tidak memisahkan Menurut hukum Islam yang dimaksud
antara wakaf ahli yang pengelolaan dan dengan milik atau hak itu secara etimologis
pemanfaatan harta benda wakaf terbatas untuk adalah memiliki sesuatu dan sanggup bertindak
kaum kerabat (ahli waris) dengan wakaf khairi secara bebas terhadapnya.6 Adapun dari segi
yang dimaksudkan untuk kepentingan istilah yang dimaksud dengan milik atau hak
masyarakat umum sesuai dengan tujuan dan adalah suatu kekhususan terhadap sesuatu
fungsi wakaf, maka pernyataan kehendak Wakif yang memberi kemungkinan kepada
dalam Majelis Ikrar Wakaf harus dijelaskan pemangkunya menurut hukum Syara’ untuk
maksudnya, apakah Mauquf alaihadalah secara bebas bertindak hukum terhadap
masyarakat umum atau untuk karib kerabat sesuatu dimaksud serta mengambil manfaatnya
berdasarkan hubungan darah (nasab) dengan sepanjang tidak terdapat penghalang dari
Wakif. Ini berarti bahwa pengaturan mengenai Syar’iy.7
wakaf berlaku baik untuk wakaf khairimaupun Dengan demikian, seseorang yang telah
wakaf ahli. mendapat sesuatu secara khusus maka
3
B. PERUMUSAN MASALAH Philipus Hadjon, Pengkajian Ilmu Hukum, Makalah
1. Bagaimana peralihan hak milik atas tanah Pelatihan Metode Penelitian Hukum Normatif, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Ilmu Hukum, Lembaga
perspektif hukum Islam? Penelitian Airlangga bekerjasama dengan Fakultas Hukum
2. Bagaimana perwakafan atas tanah menurut Universitas Airlangga, 11-12 Juni 1997.
4
hukum Islam dan kompilasi hukum Islam? Peter Mahmud Marzuki, Jurisprudence as sui Generis
Dicipline, Yudika, Vol. 17 No. 4 Juli 2002, hal. 312-314.
5
C. METODE PENELITIAN Peter Mahmud Marzuki, Metodologi Penelitian Hukum,
2006, hal. 7.
Penelitian ini adalah merupakan penelitian 6
T.M. Hasbi Ash Shiddiq, Pengantar Fiqh Muamalah, Bulan
hukum, karena ilmu hukum memiliki karakter Bintang, Jakarta, 1984, hal. 8
7
yang khusus (merupakan suatu sui generis Zahri Hamid, Perwakafan Tanah Dalam Hukum Politik
Agraria Nasional, Bina Usaha, Yogyakarta, 1985, hal. 4
121
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015
8 11
Masjfuh Zuhdi, Studi Islam, Rajawali, Jakarta, 1988, hal. Abijani M. Alabij, Op Cit, hal. 15
12
88 Abijani M. Alabij, Ibid, hal. 15
9 13
Pasal 33 ayat (2) UUD 1945 T.M. Hasbi Ash Shiddiqey, Op Cit, hal. 9
10 14
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 Abijani M. Alabij, Op Cit, hal. 74
122
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015
123
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015
d. surat pengesahan dari Kantor Urusan secara tertulis atas permohonan perubahan
Agama Kecamatan setempat mengenai status tanah wakaf yang dimohonkan.
nadzir yang bersangkutan.17 Menurut ketentuan dalam Pasal 13 ayat (3)
Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun
Setelah menerima permohonan pendaftaran 1978, perubahan status tanah wakaf dapat
perwakafan tanah milik tersebut, Kepala Kantor diizinkan apabila diberikan penggantian yang
Pertanahan setempat mencatat perwakafan sekurang-kurangnya senilai dan seimbang
tanah milik yang bersangkutan pada buku dengan kegunaannya sesuai dengan ikrar
tanah dan sertifikatnya. wakaf.19
Menurut ketentuan dalam Pasal 7 ayat (2) Apabila terjadi perubahan status tanah milik
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 yang telah diwakafkan dan perubahan
Tahun 1977, terhadap tanah milik yang penggunaannya sebagai akibat dari
diwakafkan sebelum terdaftar di Kantor penyimpangan karena dilakukan dalam hal-hal
Pertanahan setempat, maka pencatatan yang tertentu, maka nadzir (nazhir) berkewajiban
dimaksudkan dilakukan setelah tanah tersebut untuk melaporkannya kepada Bupati/Walikota
dibuatkan sertifikatnya.18 c.q. Kepala Kantor Pertanahan setempat untuk
Berbagai penyimpangan dari ketentuan mendapatkan penyelesaian lebih lanjut.
tersebut dalam Pasal ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977, di samping 2. Perwakafan Atas Tanah Menurut Hukum
terkena sanksi seperti dimaksud dalam Pasal 15 Islam dan Kompilasi Hukum Islam
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977, Wakaf sebagai sebuah pranata yang berasal
juga perbuatan itu batal dengan sendirinya dari hukum Islam memegang peranan penting
menurut hukum. dalam kehidupan keagamaan dan sosial umat
Guna mengubah status dan penggunaan Islam. Oleh karena itu, Pemerintah berupaya
tanah wakaf, nadzi (nazhir) berkewajiban untuk mempositifkan hukum Islam sebagai
mengajukan permohonan kepada Kepala bagian dari hukum nasional. Pengaturan
KantorWilayah Departemen Agama c.q. Kepala mengenai hukum perwakafan yang berlaku bagi
Bidang Urusan Agama Islam melalui Kepala umat Islam Indonesia.
Kantor Urusan Agama dan Kepala Kantor Pengertian wakaf dirumuskan dalam
Departemen Agama secara hierarkhis kepada ketentuan Pasal 215 angka 1 Kompilasi Hukum
Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama c.q. Islam yang menyatakan bahwa wakaf adalah
Kepala Bidang Urusan Agama Islam dengar perbuatan hukum seseorang atau kelompok
disertai pertimbangan. Kepala Kantor Wilayah orang atau badan hukum yang memisahkan
Departemen Agama c.q. Kepala Bidang Urusan sebagian dari benda miliknyadan
Agama Islam diberi wewenang untuk memberi melembagakannya untuk selama-lamanya guna
persetujuan atau penolakan secara tertulis atas kepentingan ibadat atau keperluan umum
permohonan perubahan penggunaan tanah lainnya sesuai dengan ajaran agama. Ini berarti
wakaf. wakaf adalah suatu perbuatan hukum
Permohonan perubahan status tanah wakaf, yangdilakukan oleh seseorang, kelompok orang
Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama atau badan hukum dengan cara memisahkan
berkewajiban meneruskan kepada Menteri sebagian harta benda milik dan itu
Agama c.q. Direktorat Jenderal Bimbingan dilembagakan untuk selama-lamanya bagi
Masyarakat Islam dengan disertai kepentingan ibadat atau umum lainnya sesuai
pertimbangan. Kemudian Direktorat Jenderal dengan ajaran agama Islam.Benda milik yang
Bimbingan Masyarakat Islam diberi wewenang dimaksud tidak hanya benda tidak bergerak
untuk memberi persetujuan atau penolakan (benda tetap), tetapi juga dapat benda
bergerak asalkan benda yang bersangkutan
memiliki daya tahan yang tidak hanya sekali
17
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun pakai dan bernilai menurut ajaran Islam.
1961sebagaimana diganti dan disempurnakan dengan
19
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Pasal 13 ayat (13) Peraturan Menteri Agama No. 1
18
Pasal 7 ayat (2) Permendagri No. 6 Tahun 1977 Tahun 1978
124
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015
125
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015
126
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015
127
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015
128
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015
129