Dipterocarpacea adalah subfamili dengan jumlah spesies yang banyak dan persebaran yang
luas. Subfamili ini meliputi 13 marga dan 470 spesies, 9 diantaranya terdapat di Indonesia yaitu
Shorea, Dipterocarpus, Dryobalanops, Hopes, Vatica, Cotylelobium, Parashorea, Anisoptera dan
Upuna. Menyebar dari Afrika, Seychelles, Sri Lanka, India, China, Asia Tenggara (Burma,
Thailand, Malaysia dan india). Di Indonesia Dipterocarpaceae dapat ditemukan mulai dari
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Lombok/Bali, Sulawesi hingga Irian.
Sebagian besar spesies Dipterocarpaceae lebih menyukai tanah yang kering, asam-reaktif,
dalam, mudah larut dan liat. Di tanah asam, akar Dipterokarpa berasosiasi dengan ektomikoriza
untuk memastikan kelangsungan hidup mereka. Meskipun sebagian besar Diptera lebih
menyukai tanah yang kering dan asam, sejumlah kecil juga dapat tumbuh di tanah berkapur,
berpasir, dan gambut. Dipterocarpaceae merupakan salah satu komponen utama dari beberapa
hutan dataran rendah yang sebagian juga terdapat di pegunungan bawah. Itu ada dalam bentuk
pohon-pohon tinggi dengan tajuk yang sangat dominan. Tumbuhan dikotil yang ditemukan di
hutan Melanesia barat itu unik. Hal ini disebabkan karena adanya jenis dan marga pohon yang
besar, sehingga banyak anggota dari famili yang sama dapat ditemukan di satu tempat.
Secara umum, Dipterocarpaceae merupakan pohon besar dengan tajuk yang sangat dominan
dan banyak banir (hampir setiap genus memiliki banyak banir). Cangkang juga banyak jenisnya
di Dipterokarpa, misalnya cangkang Keruing memiliki banyak lentisel, sedangkan cangkang
Vatikan dan Cotylelobium biasanya cukup halus dan cangkang memiliki garis-garis mendatar
hampir mengelilingi batang. Diptorecarpaceae adalah damar yang biasanya berwarna putih,
kuning, coklat atau hitam.
Dipterocarpaceae dikenal memiliki bunga yang berbau harum. Saat mekar, biasanya
terdapat banyak bunga di bawah pohon. Bunga dari subfamili ini biasanya berukuran kecil (0,2 -
1,0 cm), hanya Dipterocarpus dan Ateria yang memiliki bunga lebih besar. Benih
Dipterocarpaceae biasanya bersayap dan berputar seperti helikopter saat jatuh dari pohon. Benih
memiliki dua sayap besar dan tiga bentuk kecil seperti sayap yang terpisah. Tapi di shorea dan
parashorea, tiga sayap memiliki panjang yang sama dan dua sayap lainnya pendek. Anisoptera
biasanya memiliki tiga urat longitudinal utama di sayapnya. Berbeda dengan Dryobalanops yang
memiliki lima sayap, kelima sayap tersebut memiliki ukuran yang sama sedangkan Vatica
sebagian besar tidak bersayap.
Kita tahu Dipterocarpacea adalah pohon besar yang mendominasi hutan dataran rendah
Asia Tenggara dan Afrika. Keberadaan subfamili ini sangat penting karena jumlahnya banyak
dan nilai ekonomi kayu/non kayu cukup tinggi. Keunikan Dipterocarpaceae terlihat pada sebaran
ekologisnya dan ciri-ciri pohon, bunga dan bijinya.